Anda di halaman 1dari 16

POLA PEMBELAJARAN BERBASIS TEACHER CENTER DAN

STUDENT CENTER

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi


Pembelajaran

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Kelas PAI.A

Anggota Kelompok 4 :

Dima Akhaliya ( 2110202009 )

Isdaria Mawarni (2110202010)

Dosen Pengampu :

Dr. Mardeli, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah
memberi nikmat, rahmat, dan taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pola Pembelajaran Berbasis Teacher
dan Student Center” dengan lancar dan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat,
keluarga, dan pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan rahmatan lil’alamin.

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam


kehidupan manusia, yang mana pendidikan merupakan investasi manusia untuk
mendapatkan peradaban yang maju di masa yang akan datang. Salah satu
komponen yang terpenting dalam pendidikan ialah Guru. Guru menjadi tonggak
ampuh dalam mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
langsung kepada peserta didik, sehingga guru diharapkan dapat mengajar dengan
metode dan strategi yang tepat untuk setiap peserta didik yang secara garis besar
memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Itulah mengapa, dalam bahasan di
dalam makalah ini akan membahas mengenai metodologi pembelajaran atau cara
dan metode dalam mengajar.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi materi maupun cara penulisannya.namun
demikian, tim penulis telah berupaya sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan terbuka menerima masukan, saran
dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, tim
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca..

Palembang, 8 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
B. Pendahuluan
a. Pengertian pola pembelajaran
b. Peran Guru dalam Pembelajaran
c. Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Guru
d. Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student Center
e. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center
f. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center
g. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Teacher
Center dan Student Center
C. Penutup
a. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

pola pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang sistematis


sebagai perancang bagi para pengajar untuk mencapai tujuan belajar.
Perkembangan arah pengajaran di indonesia yang benuasa kompetitif dan
menghargai poses belajar yang berdampak pada penguasaan kompetensi
serta berbagai kebijakan pendidikan yang dilakukan juga sering berawal
dari langah- langkah yang telah dilakukan oleh negara lain. Model dan
pola pendidikan yang serba diseragamkan, mulai bergeser menuju
paradigma desentralisasi. Demikian juga dengan pendekantan
pembelajaran yang selama ini lebih bersifat normative, lebih
mengutamakan aspek kognitif secara afektif dan psikomotorik, perlahan-
perlahan mulai ditata secara utuh melalui pola pembelajaran yang
bernuansa pembelajaran aktif yang lebih memberikan pengalaman belajar
bagi siswa.

Dari sinilah kemudian berkembang konsep pembelajaran yang


lebih berorientasi pada kebutuhan siswa dan tidak lagi berorientasi pada
guru semata. Nuansa dialogis dalam proses pembelajaran semakin
dikembangkan untuk membentuk karakter siswa yang berani, jujur,
bertanggung jawab dan mampu beragumentasi secara ilmiah. Uraian di
atas menunjukkan bahwa model pembelajaran pada perguruan tinggi terus
mengalami perubahan. Salah satu hentuk perubahan yang dimaksud adalah
perubahan dari bentuk Teacher Centered Learning (TCL) ke Student
Centered Learning (SCL) Oleh sebab itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenal pola pembelajaran teacher center dan student center. Dan akan
kami jelaskan juga mengenal sistem yang dapat digunakan dalam kedua
metode ini dan mengenal kelebihan dan kekurangannya dalam keduanya.1

2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian pola pembelajaran?
2. Apa Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center?
3. Apa Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center?
4. Apa saja Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis
Teacher Center dan Student Center?

1
Fauziah Nuraini,Pengaplikasian Studen Center Learning Dari Teacher, 2009, Volum 28 Nomor 2.
Hlm 109
B. Pembahasan
a. Pengertian pola pembelajaran

Pola adalah bentuk atau model rancangan yang bisa dipakai untuk
membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu,
khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang
sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana
sesuatu itu dikatakan memamerkan pola.2

Desain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kerangka


bentuk, rancangan. Menurut Hamdani (2011: 172) desain berarti membuat
sketsa, pola, outline, atau rencana pendahuluan.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pola


memiliki arti yang sama dengan desain yaitu suatu bentuk atau rancangan
yang dibuat untuk menghasilkan sesuatu. Pola juga bisa disebut metode
dan juga dimaknai sebagai cara kerja.3

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang


dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. Dalam arti
luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru)
dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan
suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta
didik, baik di kelas maupun diluar kelas, dihadiri guru secara fisik atau
tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Zaenal Arifin,
2009: 10). Sedangkan pengertian pembelajaran menurut UU RI tahun
2003 Bab 1. pasal 1, ayat 20 adalah adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.4

Desain pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2005: 136) adalah


pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara
khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran
yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.

3
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3,(Jakarta:
Balai Pustaka, 2003, Hal. 85.
4
Ahmad susanto, teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. (Jakarta:fajar interpratama
mandiri, 2013),Hal 1-3
Jadi dapat disimpulkan bahwa pola pembelajaran adalah
seperangkat prosedur yang sistematis sebagai perancang bagi para
pengajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut R.Gegne (1989), belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme beruba
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Sementara Hamalik (2003) menjelaskan bahwa belajar
adalah modifikasi atau perteguhan perilaku melalui pengalaman Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan
merupkan suatu hasil atau tujuan.

b. Peran Guru dalam Pembelajaran

Perkembangan pesat teknologi informasi saat ini kiranya


menumbuhkan tantangan tersendiri bagi guru. Mengingat, guru sudah
bukan lagi satu-satunya sumber informasi sehingga muncul pendapat
bahwa pendidikan bisa berlangsung tanpa guru. Hal ini benar jika
pendidikan diartikan sebagai proses memperoleh pengetahuan, tetapi
pendidikan juga media pendewasaan. Oleh karena itu, prosesnya tidak
dapat berlangsung tanpa kehadiran guru (Chotimah, 2008). Untuk lebih
memahami tentang bagaimana peran guru dalam pembelajaran perlu
dipaparkan lebih dahulu pengertian guru sebagai salah satu tenaga
profesional di dunia pendidikan.5

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa, guru


adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik. Guru adalah tenaga yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada anak didik di sekolah (Saiful Bahri Djamarah, 2002).6 Selain
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, guru juga bertugas menanamkan
nilai-nilai dan sikap kepada anak didik agar anak didik memiliki
kepribadian yang paripurna. Dengan keilmuan yang dimilikinya, guru
membimbing anak didik dalam mengembangkan potensinya. (Pupuh
Fathurrahohman dan Sobry Sutikno, 2009).7

5
Chotimah, H. 2008 Guru Ideal Abad 21. Koran Pendidikan Edisi 209/11/20-26 Mei. Hal.65
6
Bahri, Saiful Djamarah 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta. Hal.27
7
DePoner, Bobby: Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2003. Quantum Teaching.
Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung Kaifa. Cet. XI.Hal.53
Dalam bahasa Jawa guru juga memiliki pengertian orang yang
digugu dan ditiru. Dalam konteks ini, berarti kata-katanya didengarkan,
dipercaya atau dipatuhi, dan tingkah lakunya dapat dijadikan teladan oleh
peserta didik. (Herawati Susilo dan Husnul Chotimah, 2009).8

Ada banyak peran yang harus dimainkan guru dalam proses


pembelajaran. Peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :9

 Caregiver (Pembimbing)

Predikat sebagai pembimbing bukanlah hal yang mudah.


Predikat ini erat sekali kaitannya dengan praktik keseharian.
Seseorang tidak mungkin disebut sebagai pembimbing jika dalam
realisasinya tidak mampu menjalankan tugas-tugasnya sebagai
pembimbing. Untuk dapat disebut sebagai pembimbing, guru harus
mampu memperlakukan siswanya dengan respek dan sayang (atau
juga cinta).

Berikut ini beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh


guru kepada anak didiknya, karena akan meruntuhkan semangat
anak dalam belajar, yang akhirnya akan menggagalkan proses
pembelajaran.

1) Tidak boleh meremehkan/merendahkan siswa. Meskipun siswanya


dari keluarga miskin atau dari kampung, tidak boleh diremehkan.
Semua siswa harus merasa diperlakukan dengan respek. Guru tidak
boleh membuat salah seorang siswa sebagai bahan olok-olok atau
joke (guyonan).
2) Tidak boleh memperlakukan kurang adil terhadap sebagian siswa.
Siswa-siswa harus tidak ada yang merasa dianaktirikan. Semua
siswa harus merasa disayang oleh gurunya.

Guru harus memberi perhatian yang wajar dan cukup


kepada semua siswanya. Ketika ada siswa yang diberi hukuman
karena melanggar sesuatu, hukuman tersebut harus pula berlaku
untuk semua siswa yang melanggar. Demikian pula, jika ada siswa
yang diberi hadiah ketika berprestasi, pemberian hadiah ini juga
harus dilakukan kepada semuanya yang berprestasi. Jadi, pujian

8
Chotimah, H. 2008 Guru Ideal Abad 21. Koran Pendidikan Edisi 209/11/20-26 Mei. Hal.72
9
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional. 2009. Bahan Belajar Mandiri Peta Kompetensi Guru Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah. Hal. 53
harus diberikan kepada semuanya tanpa ada pilihan, ketika ada
siswa yang berprestasi atau berbuat baik.

3) Tidak boleh membenci pada sebagian siswa.

Guru tidak boleh mengeluarkan kata-kata membenci


kepada sebagian siswa. Guru dapat bersikap tegas atau bahkan
keras ketika menerapkan hukuman/sanksi. Namun, hal ini harus
berlaku bagi semua siswa yang melanggar ketentuan. Jadi tidak ada
tindakan guru kepada sebagian siswa yang didasari kebencian.10

 Model (Contoh)

Gerak gerik guru sebenarnya selalu diperhatikan oleh setiap


siswa. Tindak tanduk, perilaku dan bahkan gaya guru mengajar
pun akan sulit dihilangkan dalam ingatan setiap siswa. Lebih besar
lagi, karkter guru juga selalu diteropong sekaligus dijadikan cermin
oleh siswa-siswanya. Pada intinya, guru akan dicontoh siswanya,
baik kebiasaan baik maupun kebiasaan buruknya. Kedisiplinan,
kejujuran, keadilan, kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan
dan kehati-hatian akan selalu direkam oleh siswa-siswanya dan
dalam batas-batas tertentu akan diikuti oleh siswanya. Demikian
pula sebaliknya, kejelekan-kejelekan gurunya akan pula direkan
oleh siswanya; dan biasanya akan lebih mudah dan cepat diikuti
oleh siswa-siswanya. Semuanya akan menjadi contoh bagi siswa.
(Jamal Ma’mur Asmani, 2011).

 Mentor (Penasihat)

Adanya hubungan batin atau emosional antara siswa dan


gurunya, menyebabkan guru harus berperan sebagai penasihat
(mentor). Pada dasarnya, guru tidak sekadar menyampaikan
pelajaran di kelas, tanpa memperdulikan apakah siswanya paham
atau tidak, seolah-olah tidak mempunyai tanggungjawab untuk
menjadikan siswa pandai dalam materi pelajaran (ilmu) dan dalam
menjaga nilai-nilai moralitas bangsa. Lebih dari itu, guru harus
sanggup menjadi penasihat pribadi masing-masing siswa. Erat
sekali kaitannya dengan peran pembimbing, guru harus sanggup
memberi nasihat ketika siswa membutuhkan.

10
DePorter, Bobby dan Mike Hernacki. 2003, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman
Menyenangkan Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa. cet XVII. Hal.32
c. Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Guru

Disamping peran guru sebagai caregiver, role model dan mentor di


atas, ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh guru, jika ingin
pendidikan kita sukses. Sifat-sifat guru tersebut antara lain :

1) memahami perannya sendiri,


2) tulus,
3) bangga dan puas jika melihat anak didik sukses,
4) sabar dan tekun (telaten)
5) paham dan menguasai apa yang diajarkan,
6) selalu belajar,
7) ada panggilan untuk mendidik,
8) kerja keras dan sebagainya.

Dengan sifat tulus, seorang guru dengan senang hati akan mendidik
siswanya. Ia akan mendidik siswanya. Ia akan menunjukan kasih
sayangnya terhadap siswa-siswa seperti menyayangi anak-anaknya sendiri.
Agar siswa-siswanya sukses, ia tidak akan memperhitungkan waktu dan
tenaga dalam memdampingi mereka, meskipun di luar jam kerja. Bukan
hanya menasihati langsung, namun ia juga akan mendoakan siswa-
siswanya agar menjadi anak yang sukses dan shalih. Penulis berkeyakinan
bahwa guru yang tulus akan diperlakukan siswa-siswanya sebagai orang
tua, bahkan lebih dari orng tuanya. (A.Qadri Azizy, 2001)11

d. Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student Center


1. Pembelajaran Berbasis Teacher Center

Di indonesia sistem pembelajaran masih bersifat satu arah,


yaitu pemberian materi oleh guru/dosen yang dikenal dengan
teacher center.12

Pendekatan pembelajaran pada guru yaitu pembelajaran


yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan
belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan
diri sebagai orang yang serba tahu dan satu-satunya sumber belajar.

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru


memiliki ciri bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran

11
Aqib, Zainal, 2009, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung: Yrama Widya.Cet 1.
Hal 71
12
Fauziah Nuraini,Pengaplikasian Studen Center Learning Dari Teacher Center Pembelajaran
Mata Pelajaran Kesehatan Pada Program Studi Penjas, 2009,Volum 28 Nomor 2. Hlm 109.
ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini
hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Siswa
hamper tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan minat dan keinginanya.13

2. Pembelajaran Berbasis Student Center

Pada sistem pembelajaran student center siswa dituntut aktif


mengerjakan tugas dan mendiskusikan dengan guru sebagai
fasilitator. Dengan aktifnya siswa, maka kreativitas siswa akan
terpupuk.14

Student Center merupakan salah satu pendekatan dalam


pembelajaran. Pendekatan ini memberikan kebebasan kepada siswa
untuk memiliki kesempatan dan fasilitas menggali sendiri ilmu
pengetahuan sehingga akan dapat pengetahuan yang mendalam
(deep learning) dan mampu meningkatkan kualitas siswa.15

Dalam pendekatan yang berpusat pada siswa pembelajaran


bersifat tidak langsung dan siswa belajar dengan cara mencari dan
menemukan sendiri melalui pengalaman langsung secara
konstekmal, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi
pengalaman kerjanya.16

Menurut Harsono, Student Center merupakan pendekatan


dalam pembelajaran yang memfasilitasi pembelajar untuk terlibat
dalam proses Experiential Learning (pengalaman belajar).17

e. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student


Center
 Pembelajaran Berbasis Teacher Center
a) Pengetahuan ditransfer dari pendidik ke peserta didik
b) Peserta didik menerima pengetahuan secara pasif.
13
Rusman,Model-Model Pembelajaran menghasilkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:PT
Rajagrafindo Persada,2014), Hal.381
14
Fauziah Nuraini, Penerapan Student Center Learning Dari Teacher Center Learning..Hlm 109.
15
Reza Rindy, "Proses Pembelajaran Berbasis Student Center Learning (Deskriptip Siswa Di
Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul 'Izzah, Nganjuk)", Biokultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni
2014, Hal.251.
16
Fauziah Nuraini Kurdi,Penerapan Student Centered Learning Dari Teacher Centered Learning
Mata Ajar Ilmu Kesehatan Pada Program Studi Penjaskes. Forum Kependidikan Volume 28 No. 2
Maret 2009, Hal. 110
17
Ibid.111
c) Menekankan pada penguasaan materi.
d) Bisa memanfaatkan media tunggal.
e) Fungsi pendidik sebagai pemberi informasi utama dan evaluator.
f) Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara terpisah.
g) Menekankan pada jawaban yang benar.
 Pembelajaran Berbasis Student Center
a) Peserta didik aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajarainnya.
b) Peserta didik aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.
c) Tidak hanya menekankan pada penguasaan materi, tetapi juga
mengembangkan karakter peserta didik (Life-Long Learning).
d) Memanfaatkan banyak media (multimedia).
e) Fungsi pendidik sebagai fasilitator dan evaluasi dilakukan bersama
dengan peserta didik.
f) Proses pembelajaran dan asesmen dilakukan secara
berkesinambungan dan terintegrasi.
g) Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan. Kesalahan
dinilai dan dijadikan sumber pembelajaran.

f. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student


Center
 Pembelajaran Berbasis Teacher Center memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a) Memakai pendekatan berpusat pada guru, yakni Pergeseran
peran guru dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran
modern, gurulah yang harus menjadi pusat dalam
pembelajaran.
b) Siswa ditempatkan sebagal objek belajar siswa dianggap
sebagai organisme yang pasif, sebagai penerima informasi yang
diberikan guru.
c) Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu.
Siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain
sedemikian rupa sebagai tempat belajar.18
d) Guru mengajar, murid belajar
e) Guru bercerita, murid mendengarkan
f) Guru adalah subjek dalam pembelajaran, murid adalah objek
g) Guru menentukan peraturan, murid diatur
18
Parwati, A.Rani. Pergeseran peran guru dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran
modern,http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/perge seran-peran-guru-dari-pembelajaran.
html, diakses 3 maret 2023.
h) Guru berbuat (pengalaman pribadi),murid hanya bisa
membayangkan perbuatan yang dilakukan guru
i) Guru memilih bahan dan isi pelajaran, murid hanya bisa
menyesuaikan.19
 Pembelajaran Berbasis Student Center memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a) Siswa belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk
membangun keterampilan siswa.
b) Siswa tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi
kompeten dalam pengetahuan belajar.
c) Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru,
yang mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi
pada siswa.
d) Belajar lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat
(lifelong learning), suatu keterampilan yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.
e) Belajar termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia.20

g. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Teacher Center


dan Student Center
 Kelebihan
a) Pembelajaran Berbasis Teacher Center

Pembelajaran Teacher Center pada saat ini diusulkan menjadi


model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut :

Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu singkat


Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar siswa
Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar,
dan irama pembelajaran
 Merupakan mimbar utama bagi pengajar
 Bila pembelajaran diberikan dengan baik, menimbulkan
Inspirasi dan stimulasi bagi siswa Metode penilaian
(assessment) cepat dan mudah.21
b) Pembelajaran Berbasis Student Center

19
DePorter, Bobby 1999. Quantam Bussines. Bandung: Kaifa. Hal. 25
20
Kurdi, Fauziah Nuraini Penggunaan Student Centered Learning dari Teacher..Hal.111
21
Ibid.112
Pembelajaran Student Center pada saat ini diusulkan menjadi
model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut:

 Peserta didik dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi


miliknya sendiri, karena diberi kesempatan yang luas untuk
berpartisipasi.
 Peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
 Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran, sehingga
terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar membelajarkan di
antara siswa.
 Menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru karena
sesuatu yang dialami dan disampaikan belum diketahui
sebelumnya oleh guru.
 Keunggulan-keunggulan yang dimiliki model pembelajran
Student Center tersebut akan mampu mendukung upaya ke arah
pembelajaran yang efektif dan efisien.
 Mengaktifkan siswa.22

 Kekurangan
a) Pembelajaran Berbasis Teacher Center

Pembelajaran Teacher Center pada saat ini diusulkan menjadi


model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki beberapa
kekurangan sebagai berikut:

 Kesulitan menhadapi adanya perbedaan individu peserta didik


 Kesulitan dalam menentukan materi yang cocok dengan anak yang
dihadapinya
 Kesulitan dalam memilih metode yang cocok
 Kesulitan dalam mengadakan evaluasi karena kadang-kadang
kekurangan waktu.23
b) Pembelajaran Berbasis Student Center

Pembelajaran Student Center pada saat ini diusulkan menjadi


model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki beberapa
kekurangan sebagai berikut:

22
Ibid.114
23
Baharuddin,pendidikan psikologi perkembangan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Hal.202
 Siswa yang masih pasif
 Sulit diimplementasikan pada kelas besar
 Memerlukan waktu lebih banyak
 Tidak cocok untuk sewa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan
demokratis.24

C. Penutup
a. Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa pola pembelajaran merupakan suatu


rancangan yang didalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis teacher center merupakan suatu pengajaran dimana
guru menggunakan pelajaran langsung dan trstruktur dengan arahan dan
kendali darinya. Pola pembelajaran Student Center merupakan salah satu
pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan ini memberikan kebebasan
kepada siswa untuk memiliki kesempatan dan fasilitas menggali sendiri
ilmu pengetahuan sehingga akan dapat pengetahuan yang mendalam (deep
learning) dan mampu meningkatkan kualitas siswa.

24
Kurdi, Fauziah Nuraini,Penggunaan Student Centered Learning Dari Teacher Centered..Hal.117
Pembelajaran berbasis teacher center lebih berfokus pada guru, one
way traffic, guru sebagai sumber ilmu utama dan siswa diberi materi
pembelajran oleh guru. Sedangkan pembelajaran berbasis student center
berfokus pada siswa, two way traffic, guru sebagai fasilitator dan mitra
pembelajaran dan siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya dan
menciptakan kemitraan antara siswa dan guru.

Pembelajaran Berbasis Teacher Center memiliki ciri-ciri sebagai


berikut : Memakai pendekatan berpusat pada guru, yakni Pergeseran peran
guru dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran modern, gurulah yang
harus menjadi pusat dalam pembelajaran. Siswa ditempatkan sebagal
objek belajar siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, sebagai
penerima informasi yang diberikan guru. Dan kegiatan pembelajaran
terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya belajar manakala ada
kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
Sedangkan pembelajaran Berbasis Student Center memiliki ciri-ciri
sebagai berikut : Siswa belajar baik secara individu maupun berkelompok
untuk membangun keterampilan siswa. Siswa tidak sekedar kompeten
dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten dalam pengetahuan belajar.
Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang
mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa. Dan
Belajar lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat (lifelong learning),
suatu keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad susanto,2013. teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar.


Jakarta:fajar interpratama mandiri

Asmani, Jamal Ma'mur 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembeajaran Aktif,


Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press, Cet I

Aqib, Zainal, 2009, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung:


Yrama Widya.Cet 1

Baharuddin, 2009. pendidikan psikologi perkembangan, Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media
Bahri, Saiful Djamarah 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta

Chotimah, H. 2008 Guru Ideal Abad 21. Koran Pendidikan Edisi 209/11/20-26
Mei

DePorter, Bobby dan Mike Hernacki. 2003, Quantum Learning Membiasakan


Belajar Nyaman Menyenangkan Diterjemahkan oleh Alwiyah
Abdurrahman. Bandung: Kaifa. cet XVII

DePoner, Bobby: Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2003. Quantum
Teaching. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung Kaifa. Cet. XI

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen


Pendidikan Nasional. 2009. Bahan Belajar Mandiri Peta Kompetensi
Guru Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah

Fauziah Nuraini Kurdi, 2009. Penerapan Student Centered Learning Dari


Teacher Centered Learning Mata Ajar Ilmu Kesehatan Pada Program
Studi Penjaskes. Forum Kependidikan Volume 28 No. 2

Rusman, 2004. Model-Model Pembelajaran menghasilkan Profesionalisme Guru,


Jakarta:PT Rajagrafindo Persada

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi 3, 2003. Jakarta: Balai Pustaka

Parwati, A.Rani. Pergeseran peran guru dari pembelajaran tradisional ke


pembelajaran
modern,http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-
guru-dari-pembelajaran. html, diakses 3 maret 2023.

Anda mungkin juga menyukai