STUDENT CENTER
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas PAI.A
Anggota Kelompok 4 :
Dosen Pengampu :
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah
memberi nikmat, rahmat, dan taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pola Pembelajaran Berbasis Teacher
dan Student Center” dengan lancar dan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat,
keluarga, dan pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan rahmatan lil’alamin.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi materi maupun cara penulisannya.namun
demikian, tim penulis telah berupaya sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan terbuka menerima masukan, saran
dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, tim
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca..
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
B. Pendahuluan
a. Pengertian pola pembelajaran
b. Peran Guru dalam Pembelajaran
c. Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Guru
d. Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student Center
e. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center
f. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center
g. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Teacher
Center dan Student Center
C. Penutup
a. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian pola pembelajaran?
2. Apa Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center?
3. Apa Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center?
4. Apa saja Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis
Teacher Center dan Student Center?
1
Fauziah Nuraini,Pengaplikasian Studen Center Learning Dari Teacher, 2009, Volum 28 Nomor 2.
Hlm 109
B. Pembahasan
a. Pengertian pola pembelajaran
Pola adalah bentuk atau model rancangan yang bisa dipakai untuk
membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu,
khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang
sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana
sesuatu itu dikatakan memamerkan pola.2
3
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3,(Jakarta:
Balai Pustaka, 2003, Hal. 85.
4
Ahmad susanto, teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. (Jakarta:fajar interpratama
mandiri, 2013),Hal 1-3
Jadi dapat disimpulkan bahwa pola pembelajaran adalah
seperangkat prosedur yang sistematis sebagai perancang bagi para
pengajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut R.Gegne (1989), belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme beruba
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Sementara Hamalik (2003) menjelaskan bahwa belajar
adalah modifikasi atau perteguhan perilaku melalui pengalaman Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan
merupkan suatu hasil atau tujuan.
5
Chotimah, H. 2008 Guru Ideal Abad 21. Koran Pendidikan Edisi 209/11/20-26 Mei. Hal.65
6
Bahri, Saiful Djamarah 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta. Hal.27
7
DePoner, Bobby: Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2003. Quantum Teaching.
Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung Kaifa. Cet. XI.Hal.53
Dalam bahasa Jawa guru juga memiliki pengertian orang yang
digugu dan ditiru. Dalam konteks ini, berarti kata-katanya didengarkan,
dipercaya atau dipatuhi, dan tingkah lakunya dapat dijadikan teladan oleh
peserta didik. (Herawati Susilo dan Husnul Chotimah, 2009).8
Caregiver (Pembimbing)
8
Chotimah, H. 2008 Guru Ideal Abad 21. Koran Pendidikan Edisi 209/11/20-26 Mei. Hal.72
9
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional. 2009. Bahan Belajar Mandiri Peta Kompetensi Guru Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah. Hal. 53
harus diberikan kepada semuanya tanpa ada pilihan, ketika ada
siswa yang berprestasi atau berbuat baik.
Model (Contoh)
Mentor (Penasihat)
10
DePorter, Bobby dan Mike Hernacki. 2003, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman
Menyenangkan Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa. cet XVII. Hal.32
c. Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Guru
Dengan sifat tulus, seorang guru dengan senang hati akan mendidik
siswanya. Ia akan mendidik siswanya. Ia akan menunjukan kasih
sayangnya terhadap siswa-siswa seperti menyayangi anak-anaknya sendiri.
Agar siswa-siswanya sukses, ia tidak akan memperhitungkan waktu dan
tenaga dalam memdampingi mereka, meskipun di luar jam kerja. Bukan
hanya menasihati langsung, namun ia juga akan mendoakan siswa-
siswanya agar menjadi anak yang sukses dan shalih. Penulis berkeyakinan
bahwa guru yang tulus akan diperlakukan siswa-siswanya sebagai orang
tua, bahkan lebih dari orng tuanya. (A.Qadri Azizy, 2001)11
11
Aqib, Zainal, 2009, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung: Yrama Widya.Cet 1.
Hal 71
12
Fauziah Nuraini,Pengaplikasian Studen Center Learning Dari Teacher Center Pembelajaran
Mata Pelajaran Kesehatan Pada Program Studi Penjas, 2009,Volum 28 Nomor 2. Hlm 109.
ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini
hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Siswa
hamper tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas
sesuai dengan minat dan keinginanya.13
19
DePorter, Bobby 1999. Quantam Bussines. Bandung: Kaifa. Hal. 25
20
Kurdi, Fauziah Nuraini Penggunaan Student Centered Learning dari Teacher..Hal.111
21
Ibid.112
Pembelajaran Student Center pada saat ini diusulkan menjadi
model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut:
Kekurangan
a) Pembelajaran Berbasis Teacher Center
22
Ibid.114
23
Baharuddin,pendidikan psikologi perkembangan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Hal.202
Siswa yang masih pasif
Sulit diimplementasikan pada kelas besar
Memerlukan waktu lebih banyak
Tidak cocok untuk sewa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan
demokratis.24
C. Penutup
a. Kesimpulan
24
Kurdi, Fauziah Nuraini,Penggunaan Student Centered Learning Dari Teacher Centered..Hal.117
Pembelajaran berbasis teacher center lebih berfokus pada guru, one
way traffic, guru sebagai sumber ilmu utama dan siswa diberi materi
pembelajran oleh guru. Sedangkan pembelajaran berbasis student center
berfokus pada siswa, two way traffic, guru sebagai fasilitator dan mitra
pembelajaran dan siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya dan
menciptakan kemitraan antara siswa dan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Chotimah, H. 2008 Guru Ideal Abad 21. Koran Pendidikan Edisi 209/11/20-26
Mei
DePoner, Bobby: Reardon Mark; Singer Sarah dan Nourie. 2003. Quantum
Teaching. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung Kaifa. Cet. XI
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi 3, 2003. Jakarta: Balai Pustaka