Anda di halaman 1dari 15

USWATUN HASANAH 200101080592

AMALIYA 200101080800
LISA ARIANTI 200101080538
MAR’ATUS SHALEHAH 200101080764
RISKA AMALIA 200101080559
KHUSNUL KHOTIMAH 200101080692
POKOK BAHASAN

A.Rasulullah Sebagai Pendidik


B.Sifat-Sifat Pendidik Rasulullah
a. Shidiq
b. Tablig
c. Amanah
d. Fathanah
A
Hadis Rasulullah SAW
Sebagai Guru/Pendidik:

. ‫ هوله ِكنَّ به َّعهثهنِي ُمعه ِلت ًما ُميهس ًرا‬،‫ّللاه لهمَّ يهبعهثنِي ُمعهنتًا هَّوَاله ُمتهعه ِنتتًا‬
َّٰ َّ‫إِن‬
٣٤ ،٢٩ ،‫طال ق‬: ‫ك‬: ‫رواه مسلم‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT. tidak mengutus saya kasar dan
sombong akan tetapi Allah mengutus saya sebagai guru/pendidik dan
selalu memudahkan”.
(HR. Oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya).
B
Sebagai seorang pendidik yang selalu
mengajar umatnya dengan berbagai
macam hal, beliau memiliki
karakteristik dan akhlak mulia yang
begitu kuat sebagai seorang guru,
sehingga maksud dari ajarannya dapat
tersampaikan dan dapat diamalkan
oleh murid-muridnya.

Sebagai seorang pendidik sudah sepatutnya


seorang guru menerapkan dan melaksanakan
karakteristik Rasulullah ini agar
pembelajaran yang dilakukannya berhasil
dengan baik.
SHIDIQ (JUJUR)
)119 : ‫ين (التوبة‬ َّ ‫ّللاَ َو ُكونُوا َم ََع ال‬
ََ ‫صا ِد ِق‬ ََ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
ََّ ‫ين آ َ َمنُوا اتَّقُوا‬

“Wahai orang – orang yang beriman, bertaqawalah kamu


sekalian dan hendaklah kamu sekalian bersama orang –
orang yang jujur”
(Q.S. At – Taubah [9]: 119).
Perintah bersikap benar atau jujur dalam Islam
sangat jelas, baik dalam al - Quran maupun as –
Sunnah. Begitu pentingnya kejujuran ini, hingga
Allah SWT, mensifatkanya kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagai seorang utusan dengan
sebutan ash – shiddiiq. Bagi seorang muslim
kejujuran semestinya telah menjadi karakter
internal dalam dirinya. Karena Allah SWT,
memerintahkan agar setiap muslim berada pada
sisi dan pilihan untuk jujur dan benar dalam
berbagai dimensi kehidupannya.
TABLIGH (Menyampaikan)
‫َر ٰسلَت َ ٗهَۗو‬
ِ ‫ت‬َ ‫َر ِب َكَ َۗواِ ْنَلَّ ْمَت َ ْفعَ ْلَفَ َماَبَلَّ ْغ‬ ِ ‫س ْو ُلَبَ ِل ْغَ َمآَٰا ُ ْن ِز َلَاِلَي َْك‬
َّ ‫َم ْن‬ َّ ‫ٰيٰٓاَيُّ َه‬
ُ ‫اَالر‬
ْ ‫ىَالقَ ْو َم‬
َ‫َال ٰك ِف ِري َْن‬ ْ ‫َّللا َََلَيَ ْه ِد‬ ۗ ِ َّ‫َم َنَالن‬
‫اسَاِ َّن ه‬ ِ ‫ص ُم َك‬
ِ ‫ّللاَُيَ ْع‬
‫ََ ه‬
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan ( apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.“
(Q. S. Al-Maidah ayat 67)
Nabi Muhammad SAW selalu menyampaikan ajaran
islam tanpa henti. Semua ajaran islam itu telah
disampaikan kepada para pengikutnya dalam berbagai
kesempatan. Firman-firman itu semua oleh para
pengikutnya kemudian dikumpulkan menjadi kitab suci
agama islam yang kita kenal sebagai Al-Qur’an. Dalam
sejarah Nabi, dalam kesempatan beliau menyampaikan/
tabligh kepada umat, beliau tidak segan-segan untuk
mengingatkan kepada umatnya agar tidak segan-segan
saling ingat mengingatkan.
AMANAH (Bisa Dipercaya)
ََ ‫ى أ َ ْه ِل َها َو ِإذَا َح َك ْمت ُ َْم بَي‬
ِ َّ‫ْن الن‬
َ‫اس‬ َِ ‫ن ت ُ َؤدُّوا ْاْل َ َمانَا‬
َٰ َ‫ت ِإل‬ َْ َ ‫ّللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك َْم أ‬
ََّ ‫ن‬ ََّ ‫ِإ‬
‫يرا‬
ً ‫ص‬ِ َ‫س ِميعًا ب‬
َ ‫ان‬ََ ‫ّللاَ َك‬ ََّ ‫ن‬ ُ ‫ّللاَ نِ ِع َّما يَ ِع‬
َۗ ‫ظ ُك َْم ِب َِه‬
ََّ ‫َ ِإ‬ ََّ ‫ن‬ ََّ ‫ل َ ِإ‬َِ ‫ن ت َ ْح ُك ُموا ِب ْالعَ ْد‬ َْ َ ‫أ‬
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada orang yang
berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara
manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah
sebaik-baik yang Memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat”.

(Q.S An Nisa ayat 58 )


Amanah artinya dapat
dipercaya. Sifat al-amanah
pada Rasulullah memiliki arti
bahwa Rasulullah dapat
dipercaya. Mulai dari
perkataannya, hingga
perbuatannya semua dapat
dipercaya.
FATHONAH (Cerdas)
ً ‫يَ َخي ًْراَ َك ِث‬
َ‫يرا‬ ‫ت‬
ِ ‫و‬ُ ‫َال ِح ْك َمةََفَقَ ْدَأ‬
ْ ‫ت‬ َ ْ‫َو َمنَيُؤ‬ ْ ‫يُؤْ ِت‬
َ ‫يَال ِح ْك َمةََ َمنَيَشَا ُء‬
َ
ْ ُ‫َو َماَيَذَّ َّك ُرَ ِإ ََّلَأُول‬
ِ ‫وَاْل َ ْلبَا‬
]٢:٢٦٩[َ‫ب‬
“Allah menganugerahkan al-hikmah (kepemahaman yang dalam tentang Al-
Qur’an dan as-Sunnah) kepada siapa yang dikehendakinya. Barang siapa
yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi karunia yang
banyak. Hanya orang-orang yang berakallah (ulul albab) yang dapat
mengambil pelajaran dari firman Allah.”

(Q.S. Al-Baqarah :269)[5]


Fathonah atau cerdas. Mustahil bagi Nabi Muhammad
memiliki sifat bodoh atau dungu. Rosululloh merupakan
orang yang cerdas dan berwawasan luas serta selalu
memutuskan sesuatu dengan pikiran jernih tanpa
melibatkan emosi. Sama aktivitas dengan Nabi, kita pun
harus memiliki kecerdasan dalam kehidupan sehari-hari,
namun jangan sekali-kali menyalahgunakan kecerdasan
kita untuk perbuatan buruk.

Dalam upaya memberi pendidikan dan pengajaran tentunya diperlukan


seorang pemimpin yang cerdas yang dapat memberi kepahaman kepada
muridnya ketika menyampaikan hal-hal yang akan disampaikan. Oleh
karena itu Allah telah menjadikan Nabi Muhammad saw. seorang yang
ummi dengan bahasa yang fasih dan dapat diterima oleh audiens menjadi
bukti bahwa kecerdasan yang diwujudkan dalam gaya memimpin Nabi yang
tidak akan pernah dimilik oleh manusia biasa seperti kita.

Anda mungkin juga menyukai