Anda di halaman 1dari 4

1.

Misi utama Al-Quran dan agama lslam dalam kehidupan bermasyarakat adalah untuk
menegakkan
prinsip persamaan (egalitarianisme) dan mengikis habis segala bentuk fanatik menggolongkan
atau kelompok. Bagaimana menurut pendapat saudara, terhadap ungkapan tersebut? Jelaskan
dengan landasan A-Quran dan Hadist

Jawab

Dalam Kehidupan bermasyarakat umat islam berpegangan teguh dengan Al-Quran dan hadis,
sudah menjadi hal yang mutlak sebagai umat islam yang taat. Dalam prinsip persamaan
agama islam sangat jelas telah mengaturnya yang tercantum dalam al-quran dan hadist, dalam
historis, telah banyak prilaku yang terjadi tidak seimbang, dalam perspektif (gender) antara
penempatan perempuan dengan laki-laki, perempuan slalu ditempatkan pada posisi yang lebih
rendah dibandingkan laki-laki. Dalam hal ini laki-laki selalu mendominasi peran di
masyarakat.
Sering terjadi dalam suatu hubungan suami istri, peran suami istri sudah jelas tercantum
dalam ayat QS. An-Nisa' (1)

ِ ‫بِس ِْم ٱهَّلل ِ ٱلرَّحْ َم ٰـ ِن ٱلر‬


‫َّح ِيم‬

ْ‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِ ْيرًا َّونِ َس ۤا ًء ۚ َواتَّقُوا هّٰللا َ الَّ ِذي‬ َّ َ‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب‬ ٍ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف‬
َ َ‫س وَّا ِح َد ٍة َّو َخل‬
‫هّٰللا‬
‫تَ َس ۤا َءلُوْ نَ بِ ٖه َوااْل َرْ َحا َم ۗ اِ َّن َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang
satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”

Dalam ayat di atas sudah jelas, bahwasannya perempuan di ciptakan dari laki-laki (adam) ,
ada dalil yang memperjelas lagi yaitu Q.S An-Nisa: 34 “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita) dank karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka”.
Dalam kesetaraanya, dalam Alquran pun memerintahkan bahwasanya laki-laki dan
perempuan harus bersikap adil, ter dapat dalam (QS Al-Nahl [16]

‫اِ َّن هّٰللا َ َيْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َسا ِن‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

Bahkan bisa dikatakan bahwa al-Qur‘an merupakan buku pertama yang memperkenalkan
hukum-hukum kemasyarakatan. Berkaitan dengan egalitarianisme, al-Qur‘an mengisyaratkan
dalam QS. Al-Hujuraat [49]: 13

‫َر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬
ٍ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذك‬

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
2. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21, Allah SWT menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah "Uswatun Hasanah. Sehingga jelas kalau hanya Nabi Muhammad SAW yang
mendapatkan gelar tersebut. Mengapa hanya Beliau yang mendapatkan gelar tersebut?
Bukankah para nabi dan para rasul yang lain juga manusia pilihan yang akhlaknya juga baik?
Jelaskan pendapat saudara beserta dalil naqlinya!

Jawab

Sebetulnya sudah jelas mengapa nabi Muhammad Saw di beri gelar “ Uswatun Hasanah” dari
artinya saja sudah jelas,yaitu memiliki arti “Teladan yang baik” atau “Suri Tauladan yang
Baik. Nabi Muhammad diberikan gelar Uswatun Hasanah dikarena Nabi Muhammad Saw
memiliki perilaku atau akhlak yang sangat baik. Sehingga Nabi Muhammad patut untuk
menjadi teladan bagi seluruh umat manusia khususnya bagi umat islam dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Beberapa dalil yang menyatakan bahwasanya Nabi Muhammad Saw.,
mempunyai gelar uswatun hasanah.

Al-Ahzab ayat 21, yang berbunyi:

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذك ََر هَّللا َ َكثِيرًا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab : 21)

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Rasulullah Saw adalah teladan bagi manusia
dalam segala hal, termasuk ketika perang. Telah terdapat ada pada diri Rasulullah Saw itu suri
teladan yang baik dalam semua ucapan dan perilakunya, baik dalam hal masa damai ataupun
dalam masa perang. Tetapi, keteladannya hanya berlaku bila orang-orang hanya mengharap
kepada Allah Swt, tidak berharap keduniawian dan berlaku bagi orang-orang yang banyak
mengingat Allah Swt karena dengan begitu seseorang bisa kuat meneladani Rassullah.

3. Kontribusi yang diberikan oleh agama Islam dalam kehidupan politik cukup banyak, di
antaranya adalah kriteria dalam memilih pemimpin yang ideal. Jelaskan kriteria pemimpin
yang ideal dalam Islam beserta dalil naqlinya!

Jawab

Ada beberapa kriteria pemimpin yang di sebutkan dalam al-Quran, seorang pemimpin

- “amanah” dalam arti menjalankan apa yang ia janjikan, dalam (QS. an-Nisa’: 58)

َ‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا ِب ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكان‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا‬
ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬
ِ َ‫َس ِميعًا ب‬
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat."

- Pemimpin juga haruslah orang yang berilmu, berakal sehat, agar dapat mengendalikan
kepemimpinan dan memikul tanggung jawab. Dalam hal ini ada ayat dalam alQuran yang
menjelaskannya yaitu (QS.An-Nisa’: 83)
َ‫اس َأ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكان‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن تَُؤ ُّدوا اَأْل َمانَا‬
ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا وَِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬ِ َ‫َس ِميعًا ب‬
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat."

- Shidiq, yaitu pemimpin harus bersikap kebenaran dan kesungguhan , berucap dan bertindak
di dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam Qs Al Ahzab ayat 70 Allah SWT berfirman
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيد ًۙا‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar”
- Fathonah, yang berarti memiliki kecerdasan, cakap, dan handal ayang mempunyai
kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul, dalam hal ini Qs Al-
Baqarah ayat 269

۟ ُ‫يُْؤ تِى ْٱل ِح ْكمةَ من يَشَآ ُء ۚ َومن يُْؤ تَ ْٱل ِح ْكمةَ فَقَ ْد ُأوتِى َخ ْيرًا َكثِيرًا ۗ َوما يَ َّذ َّك ُر آَّل ُأ ۟ول‬
ِ َ‫وا ٱَأْل ْل ٰب‬
‫ب‬ ‫ِإ‬ َ َ َ َ َ َ

“Allah menganugerahkan al hikmah (kepahaman yang dalam tentang Alquran dan As


Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang barakallah
yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”

- Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang
diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan)
dan melindungi (kesalahan).

Abū Ḥamid Muḥammad ibn Muḥammad ibn Muḥammad al-Ghazālī al-Ṭūsī al-Ṣāfi’i, dikenal
sebagai al-Ghazālī seorang hujjah Islam (1058-1111 M) dengan konsep pemikiran pemimpin
yang lebih mendalam, menekankan pada aspek substansial nilai ajaran agama daripada segi-
segi formal-simbolik, menyatukan apa yang telah dipisahkan dari sosok pemimpin, pemimpin
haruslah datang dari rakyat dengan pilihan rakyat. Tipe pemimpin ideal menurut al-Ghazālī
adalah pemimpin yang memiliki intelektualitas, agama, dan akhlak, mampu memengaruhi
lingkungan yang dipimpin, serta mampu mengobati kehancuran dan kerusakan dalam diri
bangsa atau organisasi, serta membawa masyarakat yang adil dan makmur dengan
menjunjung tinggi keilmuan, juga moral yang bersendikan agama.

4. Islam adalah agama yang sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan. Islam menegaskan
bahwa
manusia sebagai manusia tidak dilihat ras, etnis, bahasa, dil, melainkan dilihat dari
ketakwaannya.
Jelaskan, bagaimana konsep penghormatan nilai-nilai kemanusiaan dalam islam?

Jawab

Dalam agama Islam kita diajarkan bila melihat seseorang itu dari hatinya tidak dari
tampilannya,jabatannya,uangnya,ras,agama,dan lain sebagainya, dalam hal ini Qs.An-nisa
(152)
‫هّٰللا‬ ٰۤ ُ ْ
ِ ‫ك سَوْ فَ يُْؤ تِ ْي ِه ْم اُجُوْ َرهُ ْم َۗو َكانَ ُ َغفُوْ رًا ر‬
‫َّح ْي ًما‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫ࣖ والَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو ُر ُسلِ ٖه َولَ ْم يُفَرِّ قُوْ ا بَ ْينَ اَ َح ٍد ِّمنهُ ْم ا‬
َ
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-
bedakan di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada mereka.
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. “
Kita diwajibkan sebagai muslim taat harus menghargai sesama manusia terutama pada orang
yang lebih tua dari kita. Sudah sepatutnya harus menghormatinya dalam hal ini Qs An-nisa 82
‫هّٰللا‬
ْ ‫َواِ َذا ُحيِّ ْيتُ ْم بِتَ ِحيَّ ٍة فَ َحيُّوْ ا بِاَحْ سَنَ ِم ْنهَٓا اَوْ ُر ُّدوْ هَا ۗ اِ َّن َ َكانَ ع َٰلى ُك ِّل ش‬
‫َي ٍء َح ِس ْيبًا‬
“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan)
dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.”
dan bila berbeda keyakinan sudah sepatutnya kita harus bertoleransi dengan tidak baik, karna
dalam alQuraan disebutkanbahwa
‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬
َ‫قُلْ ٰيٓاَيُّهَا ْال ٰكفِرُوْ ۙن‬
َ‫ٓاَل اَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدوْ ۙن‬
ۚ‫وٓاَل اَ ْنتُ ْم ٰعب ُدوْ نَ مٓا اَ ْعبُ ُد‬
َ ِ َ
‫َوٓاَل اَن َ۠ا عَابِ ٌد َّما َعبَ ْدتُّ ۙ ْم‬
‫َوٓاَل اَ ْنتُ ْم ٰعبِ ُدوْ نَ َمٓا اَ ْعبُ ۗ ُد‬
‫ࣖ لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َولِ َي ِد ْي ِن‬
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Anda mungkin juga menyukai