1
Artinya:
Dan Kami telah menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya,
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.
Ayat di atas menggambarkan ummah wahidah sebagai kondisi yang tidak terjadi,
namun jika allah menghendaki dia dapat saja menjadikan manusia sebagai ummah wahidah,
namun tetapi allah hendak menguji manusia terhadap pemberiannya. Ayat di atas
menggambarkan pula bahwa perbedaan-perbedaan yang ada dapat memicu terjadinya
kompetisi dalam kebaikan. Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa ummah wahidah
mengandung makna bahwa manusia walaupun memiliki perbedaan satu sama lain, baik dari
segi persepsi, ide dan pemikiran serta keinginan dan harapan yang merupakan sebab
terjadinya konflik, namun pada dasrnya mereka bisa bersatu dan menjadi ummah wahidah
yang bersatu untuk mencapai tujuan, harapan dan keinginan bersama, karena pada dasrnya
mereka memiliki lebih banyak persamaan dari pada perbedaan. Akan tetapi akan
kecendrungan manusia dalam menyikapi konflik sering kali mengarah kearah negatif, maka
perlu ada penengah agar konflik yang terjadi tidak meruncing ke arah perpecahan ummah.
Surat Al-Hujurat Ayat 11
2
2. Solusi Islam terhadap berbagai problem sosial
Dibagian sebelumnya telah digambarkan bagaimnan sikap sekelompok mausia
terhadap masalah sosial yang dihadapi. Masalah sosial memiliki bentuk yang sangat banyak,
mulai dari masalah yang kecil yang barang kali mudah diatasi, sampai pada masalah yang
besar yang sangat sulit bahkan tidak dapat diatsi. Masalh merupakan suatu keniscayaan,
dalam arti tidak ada manusia yng luput dari masalah. i. Islam mengajarka bagaimana
seharusnya menghadapi masalah sosial yang terjadi, seperti yang digambarkan dalam surah
Al-Ashr berikut.
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa memang allah ciptakan manusia itu memiliki perbedaan, baik
dari jenis kelaminnya maupun suku bangsanya. Hal ini dimaksudkan agar terjadi interaksi yang
kemudian membuat mereka saling mengenal perbedaan masing-masing, namun tetap saling
menghargai sesama manusia, seperti firman allah dalam surah Al-Hujurat ayat 13 berikut.
Al Hujurat Ayat 13
َّاس ِإنَّا َخلَ ْقنَ ا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوُأْنثَى َو َج َعلْنَ ا ُك ْم ُش عُوبًا َو َقبَاِئ َل لَِت َع َارفُو
ُ يَ ا َُّأي َه ا الن
يم َخبِ ٌيرالحجرات ِ ِ
ٌ َعل َنْ َد اللَّه َأْت َقا ُك ْم ِإ َّن اللَّه
Artinya :
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
3
ini terjadi hendaknya masyarakat kembali kepada pedoman (kitab suci) yang telah
diwahyukan kepada manusia melalui rasul-rasulnya.
4. Teori partisipasi sosial dalam perspektif Islam
Islam memerintahkan agar manusia berbuat baik kepada sesama, dalam surah An-Nisa’
ayat 36 manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, keluarga, kerabat,
anak yatim, orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh,dan teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahaya yang dimiliki.
Surah An Nisa’ Ayat 36
ِ ُسا ِكي ِن َوا ْل َج ا ِر ِذي ا ْلقُ ْربَى َوا ْل َج ا ِر ا ْل ُجن
ب َ سانًا َوبِ ِذي ا ْلقُ ْربَى َوا ْليَتَا َمى َوا ْل َم َ ش ْيًئا َوبِا ْل َوالِ َد ْي ِن ِإ ْح ْ َُوا ْعبُدُوا هَّللا َ َوال ت
َ ش ِر ُكوا ِب ِه
يل َو َما َملَ َكتْ َأ ْي َمانُ ُك ْم ِإنَّ هَّللا َ ال يُ ِح ُّب َمنْ َكانَ ُم ْختَاال فَ ُخو ًرا
ِ ِسب
َّ ب َوا ْب ِن الِ ب بِا ْل َج ْن
ِ صا ِح َّ َوال
Artinya:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan
berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan apa yang kamu
miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan
diri.
Dalama ayat tersebut islam mengajarkan umatnya untuk berpartisipasi dalam
masyarakat, baik dalam bentuk bantuan materi seperti memberikan sejumllah uang dalam
bentuk sedekah atau zakat kepada masyarakat yang mebutuhkan, ataupun dalam bentuk
bantuan fisik (tenaga) dan bantuan fisikis seperti memberi nasehat, mengingatkan seseorang
agar tidak melanggarkan larangan allah serta menjalankan perintah allah.
Penekanan terhadap partisipasi sosial dalam islam terlihat dari perintah untuk menjaga
diri sendiri dan keluarga dari api neraka, seperti perintah allah dalam susrah At-Tahrim ayat 6
berikut.
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, Q.S. A-Tahrim/66: 6
Maksud ayat di atas bahwa memelihara diri dan keluarga dari neraka berarti berusaha
agar diri sendiri dan keluarga berprilaku sesuai dengan aturan agama, yaitu islam.
Memelihara diri dan keluarga dari api neraka merupakan wujud partisipasi diri individu
4
sebagai anggota kelompoksosial yang ada, kaarena memelihara keluarga dari neraka berarti
menganjurkan dan mengupayakan agar mereka selalu berbuat sesuai dengan norma dan
aturan agama yang juga diberlakukan di masyarakat.