Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum. Wr. Wb, baik izin menjawab untuk diskusi ketiga ini.

1.  Jelaskan secara singkat asal usul pembentukan masyarakat?


 Menurut Q.S Al Hujarat ayat 13
‫ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َع ِلي ٌم خَ ِبي ٌر‬
َ ‫َر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل ِلتَ َع‬ ٰ ٓ
ٍ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْقنَ ُكم ِّمن َذك‬

Yang artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari laki-laki dan perempuan untuk saling
mengenal dan membentuk kumpulan atau kelompok (suku dan bangsa). Oleh itu terbentuklah
masyarakat yang tergabung dari sejumlah individu yang hidup berdampingan karena sudah fitrahnya
manusia membutuhkann orang lain untuk hidup (makhluk sosial).

 Manusia pada dasarmya di lahirkan seorang diri, namun dalam proses kehidupan selanjutnya,
manusia membutuhkan manusia lain di sekelilingnya. Ini menunjukan manusia adalah mahluk
sosial, yaitu mahluk yang hidup bersama. Keinginan manusia untuk bersama dengan orang lain
merupakan fitrah. Menurut Soejono Soekanto : “ Di dalam diri manusia pada dasarnya telah
terdapat keinginan, yaitu keinginan untuk mejadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan
untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya .”

 Intinya dari penjelasan tersebut : “ Pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia untuk
bersama dari orang lain. Lalu terbentuklah hubungan sosial yang melahirkan aturan atau norma
di masyarakat tersebut

( SUMBER : MKDU 4221/ MODUL 3/HAL 3.5 & 3.7 )

2. Jelaskan kelima prinsip dari keadilan, supremasi hukum, egalitarianisme (persamaan),


pluralisme, pengawas sosial !

 Keadilan
Keadilan di dalam Al-Quran
merupakan sikap yang paling dekat dengan takwa dan juga sebagai hukum keseimbangan. Oleh
sebab itu Al-Quran mengutuk keras ketidakadilan karena merupakan suatu bentuk
penyelewengan dari hakikat kemanusiaan. Allah mencipatakan manusia dan alam semesta
dengan prinsip keadilan jadi alangkah baiknya kita juga tetap menjunjung tinggi nilai keadilan.

Sesuai dengan Q.S Al-Hadid (57):25


‫اس َو ِليَ ْعلَ َم هّٰللا ُ َم ْن‬ ‫ْأ‬ ِۚ ‫ب َو ْال ِميْزَ انَ ِليَقُوْ َم النَّاسُ ِب ْال ِقس‬
ِ َّ‫ْط َواَ ْنزَ ْلنَا ْال َح ِد ْي َد ِف ْي ِه بَ سٌ َش ِد ْي ٌد َّو َمنَا ِف ُع ِللن‬ َ ‫ت َواَ ْنزَ ْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِك ٰت‬
Hِ ‫قَ ْد اَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا ِب ْالبَي ِّٰن‬
‫َز ْي ٌز‬‫ع‬ ٌّ‫ي‬ ‫و‬ َ ‫ق‬ ‫بانَّ هّٰللا‬Hۗ ‫صر ُٗه و ُر ُسلَهٗ ب ْال َغ ْي‬ُ ْ
‫ن‬ َّ ‫ي‬
ِ ِ َ ِِ ِ َ
yang artinya "Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan
kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan
Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan
agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah)
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa."

 Supremasi Hukum

Salah satu bentuk keadilan yaitu menegakkan hukum yang adil dan jujur. Hukum itu berlaku
kepada semua orang tanpa pandang bulu. Baik itu orang kaya, miskin, mau itu adek, kakak,
kerabat, teman maupun orang tua sekalipun jika melakukan kesalahan harus mendapatkan
hukuman sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya.

Surah An-nisa (4) :58

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ۙ ٓ ‫انَّ هّٰللا يْأم ُر ُكم اَ ْن تَُؤ دُّوا ااْل َمٰ ٰن‬
ِ َ‫ًا ب‬Hۢ‫اس اَ ْن تَحْ ُك ُموْ ا ِب ْال َع ْد ِل ۗ اِنَّ َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم ِب ٖه ۗ اِنَّ َ َكانَ َس ِم ْيع‬
‫صيْرً ا‬ ِ َّ‫ت اِ ٰلى اَ ْهلِهَا َواِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَيْنَ الن‬
ِ ْ ُ َ َ ِ

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan
adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat"

 Egalitarianisme (persamaan)

Kita memandang dan menghargai seseorang bukan karena kedudukannya, bukan dari keturunan
mana dia berasal, bukan dari ras, etnis melainkan dilihat dari prestasi (takwa) dan
kemampuannya. Dengan prinsip ini akan terwujud keterbukaan dan masyarakat dapat ikut
berpartisipasi dalam memilih pemimpinnya dan menentukan kebijakan-kebijakan publik.

Surah Az -zumar :6

‫ت‬ ٍ ‫م خَ ْلقًا ِّم ۢن بَ ْع ِد خَ ْل‬Hْ ‫ون ُأ َّم ٰهَتِ ُك‬


ٍ ‫ق فِى ظُلُ ٰ َم‬ ٍ ‫س ٰ َو ِح َد ٍة ثُ َّم َج َع َل ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوَأنزَ َل لَ ُكم ِّمنَ ٱَأْل ْن ٰ َع ِم ثَ ٰ َمنِيَةَ َأ ْز ٰ َو‬
ِ ُ‫ج ۚ يَ ْخلُقُ ُك ْم فِى بُط‬ ٍ ‫خَ لَقَ ُكم ِّمن نَّ ْف‬
ُ ُ َّ ‫َأ‬ ‫اَّل‬ َ ٰ
َ‫ك ۖ ٓاَل ِإلهَ ِإ ه َُو ۖ فَ ن ٰى تصْ َرفون‬ ْ ْ َ ُ ‫هَّلل‬ ُ
ُ ‫ث ۚ ذلِك ُم ٱ ُ َربُّك ْم لهُ ٱل ُمل‬َ ٰ ٍ ‫ثل‬َ ٰ َ

Arti: "Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan
Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?"

 Pluralisme

Sikap kita dalam menerima setiap perbedaan dan juga sikap toleransi. Seperti contohnya kita
tinggal di Negara Indonesia yang memiliki keberagaman baik itu dalam segi agama, bahasa, adat-
istiadat, suku, budaya, ras dll. Nah dalam prinsip pluralisme ini kita dituntut untuk saling
menghargai dan juga toleransi kepada sesama manusia yang mempunyai perbedaan dengan kita.
Kita tidak boleh membeda-bedakan dan mengolok-ngolok agama, budaya, ras, suku, bahasa
orang lain.

 surah Al-An’aam:108

۟ ُ‫ُّوا ٱهَّلل َ َع ْد ۢ ًوا ب َغيْر ِع ْل ٍم ۗ َك ٰ َذلِكَ زَ يَّنَّا ِل ُكلِّ ُأ َّم ٍة َعملَهُ ْم ثُ َّم ِإلَ ٰى َربِّ ِهم َّمرْ ِج ُعهُ ْم فَيُنَبُِّئهُم بما كَان‬
‫وا‬ ۟ ‫ُّوا ٱلَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ ِمن دُون ٱهَّلل ِ فَيَ ُسب‬
۟ ‫َواَل تَ ُسب‬
َِ َ ِ ِ ِ
ُ
َ‫يَ ْع َملون‬
Arti: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah,
karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada
Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu
mereka kerjakan."

 Pengawas Sosial

Sebagai bentuk pengawasan terhadap manusia agar tetap berada di fitrahnya dan tidak
melakukan penyelewengan karena pada dasarnya secara fitrah manusia itu baik dan suci, dan
ketika dia melakulan kejahatan itu bisa terjadi karena pengaruh dari luar, maka dari itu
diperlukan yang namanya pengawasan sosial. Selain itu pengawasan sosial juga berfungsi untuk
mencegah penyelewengan terhadap orang-orang yang memiliki kekuatan uang maupun
kekuasaan agar mereka tidak dapat memanfaatkan uang dan kekuasaaan mereka untuk membeli
hukum.

 surah Al ashr:1-3

‫َو ْال َعصْ ۙ ِر‬

ٍ ۙ ‫اِنَّ ااْل ِ ْنسَانَ لَفِ ْي ُخس‬


‫ْر‬

‫صب ِْر‬ ِّ ‫ت َوت ََواصَوْ ا ِب ْال َح‬


َّ ‫ق ەۙ َوت ََواصَوْ ا ِبال‬ ٰ ‫اِاَّل الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوْ ا َو َع ِملُوا‬
ِ ‫الصّ ِل ٰح‬

"Demi masa sesungguh manusia itu ada dalam kerugian kecuali orang orang yang beriman dan
beramal shaleh dan saling berwasiat dengan kesabaran"

( SUMBER : MODUL MKDU4221 /MODUL 3 /HAL.3.10-3.14 )

3. Jelaskan bagaimana Peran yang dapat dilakukan oleh umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat madani?

 Menumbuhkan sikap saling pengertian antara sesama umat beragama


Peran ini dapat dilaksanakan menciptakan dialog intensif. Dengan contoh, mempertemukan para
pemuka agama yang berbeda, dialog berfungsi untuk menghilangkan rasa tidak percaya atau
takut kepada sesama. Nantinya, perdamaian akan tercapai dengan dialog yang telah dilakukan.

 Melaksanakan studi-studi agama.


Mempelajari berbagai macam agama yang ada didunia maupun lokal mempunyai beberapa
tujuan diantaranya, menghayati ajaran agama masing-masing, membangun suasana iman yang
dialogis, menumbuhkan etika pergaulan antar umat beragama, menumbuhkan kesadaran
pluralisme,dsb.

 Melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis, pluralisme hingga toleransi


kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan.
Manusia memiliki keharusan untuk melakukan pendakwaan kepada sesamanya, terutama
pendidikan dengan tujuan untuk mencerdaskan masyarakat.

 Mengerahkan energi bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama membangun masyarakat


madani.
Masyarakat harus saling bekerjasama untuk mencapai cita-cita masyarakat madani. yaitu
masyarakat yang disemengati oleh nilai-nilai ketuhanan untuk kebaikan sesama.

( SUMBER : www.fivser.com )

Anda mungkin juga menyukai