Anda di halaman 1dari 19

Ayat-Ayat Hablum Minannas ( Hubungan antar Manusia )

A. Pengertian hubungan antar manusia


Hubungan antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi
seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antar
seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati.
Sedangkan menurut Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967), hubungan antar manusia adalah
suatu sosiologi konkrit karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah “interaksi” dengan
pengaruh psikologisnya.
Adapun yang dimaksud dengan hubungan antar manusia di dalam al Qur’an adalah
adanya penciptaan Allah yang berbeda-beda dalam kehidupan manusia seperti laki-laki dan
perempuan, suku-suku yang banyak , berbangsa-bangsa, bahasa yang berbeda-beda, serta warna
kulit yang tidak sama dan berbagai keanekaragaman lainnya agar manusia tersebut saling
mengenal satu sama lainnya dan bukan untuk menjelekkan perbedaan tersebut. Namun,
bagaimana mereka bisa bersatu dengan segala perbedaan tersebut untuk menciptakan sebuah
kehidupan yang harmonis yang penuh dengan kedamaian, karena manusia adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu sama lainnya dan mereka tidak akan bisa hidup dengan individu
mereka sendiri.. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat :

1. al Hujurȃt ayat 13:
Allah SWT berfirman:
‫ٰۤيا َ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَٓائِ َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۗ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقٮ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬
yaaa ayyuhan-naasu innaa kholaqnaakum min zakariw wa unsaa wa ja'alnaakum
syu'uubaw wa qobaaa`ila lita'aarofuu, inna akromakum 'indallohi atqookum, innalloha 'aliimun
khobiir
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat
13). * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

2. QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48

Allah SWT berfirman:

َ‫ ٓا َءك‬q‫ َوٓا َءهُ ْم َع َّما َج‬q ‫ب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه فَا حْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم بِ َم ۤا اَ ْنزَ َل هّٰللا ُ َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه‬
ِ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَ ْينَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ْال ِك ٰت‬ ِّ ‫ب بِا ْل َحـ‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬َ ‫َواَ ْنزَ ْلن َۤا اِلَ ْي‬
‫ت ۗ اِلَى‬ ِ ‫ْـر‬ٰ ‫ق ۗ لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َعةً َّو ِم ْنهَا جًا ۗ  َولَوْ َشٓا َء هّٰللا ُ لَ َجـ َعلَـ ُك ْم اُ َّمةً وَّا ِح َدةً و َّٰلـ ِك ْن لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َم ۤا ٰا ٰتٮ ُك ْم فَا ْستَبِقُوا ْالخَ ـي‬ ِّ ‫ِمنَ ْال َحـ‬
َ‫ ۙ هّٰللا ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم َج ِم ْيعًا فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم فِ ْي ِه ت َْختَلِفُوْ ن‬

wa anzalnaaa ilaikal-kitaaba bil-haqqi mushoddiqol limaa baina yadaihi minal-kitaabi wa


muhaiminan 'alaihi fahkum bainahum bimaaa anzalallohu wa laa tattabi' ahwaaa`ahum 'ammaa
jaaa`aka minal-haqq, likullin ja'alnaa mingkum syir'ataw wa min-haajaa, walau syaaa`allohu
laja'alakum ummataw waahidataw wa laakil liyabluwakum fii maaa aataakum fastabiqul-
khoiroot, ilallohi marji'ukum jamii'an fa yunabbi`ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuun

"Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan," (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48) * Via Al-Qur'an
Indonesia http://quran-id.com

3.  ‘Ali ‘Imrȃn ayat 112:


ِ ‫الذلَّةُ أَيْنَ َما ثُقِفُو ْا إِالَّ بِ َح ْب ٍل ِّمنْ هّللا ِ َو َح ْب ٍل ِّمنَ النَّا‬
‫س‬ ِّ ‫ض ِربَتْ َعلَ ْي ِه ُم‬
ُ
“ mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada
tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.....”.

4. surat ar Rȗm ayat 22:

ٍ ‫سنَتِ ُك ْم َوأَ ْل َوانِ ُك ْم إِنَّ فِي َذلِكَ آَل يَا‬


َ‫ت لِّ ْل َعالِ ِمين‬ ِ ‫اختِاَل فُ أَ ْل‬ ِ ‫ت َواأْل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫س َما َوا‬ ُ ‫ َو ِمنْ آيَاتِ ِه َخ ْل‬  ô
َّ ‫ق ال‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-
lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”.

5. al Ahzȃb ayat 62:

ُ ِ‫سنَّةَ هَّللا ِ فِي الَّ ِذينَ َخلَ ْوا ِمن قَ ْب ُل َولَن تَ ِج َد ل‬


‫سنَّ ِة هَّللا ِ تَ ْب ِدياًل‬ ُ

  “Sebagai sunnah Allah yang Berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan
kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah”.

6. al Mumtahanah ayat 8
Allah SWT berfirman:

َ‫اَل يَ ْن ٰهٮ ُك ُم هّٰللا ُ َع ِن الَّ ِذ ْينَ لَ ْم يُقَا تِلُوْ ُك ْم فِى ال ِّد ْي ِن َولَ ْم ي ُْخ ِرجُوْ ُك ْم ِّم ْن ِديَا ِر ُك ْم اَ ْن تَبَرُّ وْ هُ ْم َو تُ ْق ِسطُ ۤوْ ا اِلَ ْي ِه ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِط ْين‬

laa yan-haakumullohu 'anillaziina lam yuqootiluukum fid-diini wa lam yukhrijuukum min


diyaarikum an tabarruuhum wa tuqsithuuu ilaihim, innalloha yuhibbul-muqsithiin

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak
memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."(QS. Al-Mumtahanah 60: Ayat
8)* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

7. al Mumtahanah ayat 9

‫ولٓئِكَ هُ ُم‬ ٰ ُ ‫اِنَّ َما يَ ْن ٰهٮ ُك ُم هّٰللا ُ ع َِن الَّ ِذ ْينَ قَا تَلُوْ ُك ْم فِى ال ِّد ْي ِن َواَ ْخ َرجُوْ ُك ْم ِّم ْن ِديَا ر ُك ْم َوظَاهَرُوْ ا ع َٰۤلى اِ ْخ َرا ِج ُك ْم اَ ْن ت ََولَّوْ هُ ْم ۚ  َو َم ْن يَّت ََولَّهُ ْم فَا‬
ِ
ّ ٰ
َ‫الظلِ ُموْ ن‬

innamaa yan-haakumullohu 'anillaziina qootaluukum fid-diini wa akhrojuukum min diyaarikum


wa zhooharuu 'alaaa ikhroojikum an tawallauhum, wa may yatawallahum fa ulaaa`ika humuzh-
zhoolimuun

"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang
yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan,
mereka itulah orang yang zalim." (QS. Al-Mumtahanah 60: Ayat 9) * Via Al-Qur'an Indonesia
http://quran-id.com

8.  al Kȃfirȗn ayat 1 sampai 6:


‫لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم‬ .‫ ُد‬rُ‫ا أَ ْعب‬rr‫دُونَ َم‬rِ‫ َواَل أَنتُ ْم عَاب‬ .‫دتُّ ْم‬rrَ‫ َواَل أَنَا عَابِ ٌد َّما َعب‬ .‫ َواَل أَنتُ ْم عَابِدُونَ َما أَ ْعبُ ُد‬ . َ‫اَل أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُدُون‬ . َ‫قُ ْل َيا أَيُّ َها ا ْل َكافِرُون‬
‫َولِ َي ِدي ِن‬
 “Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

9. al An’ȃm ayat 108:

‫ا‬rr‫ ِّل أُ َّم ٍة َع َملَ ُه ْم ثُ َّم إِلَى َربِّ ِهم َّم ْر ِج ُع ُه ْم فَيُنَبِّئُ ُهم ِب َم‬r‫ َذلِ َك زَ يَّنَّا لِ ُك‬r‫سبُّو ْا هّللا َ َع ْد ًوا ِب َغ ْي ِر ِع ْل ٍم َك‬
ُ َ‫سبُّو ْا الَّ ِذينَ يَ ْدعُونَ ِمن دُو ِن هّللا ِ فَي‬
ُ َ‫ َوالَ ت‬  
َ‫َكانُو ْا يَ ْع َملُون‬

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena
mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah
Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan
merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka
kerjakan”.

10.  at Taubah ayat 4

‫ َّدتِ ِه ْم إِنَّ هّللا َ يُ ِح ُّب‬r‫ َد ُه ْم إِلَى ُم‬r‫أَتِ ُّمو ْا إِلَ ْي ِه ْم َع ْه‬rrَ‫ دًا ف‬r‫ا ِه ُرو ْا َعلَ ْي ُك ْم أَ َح‬rrَ‫ ْيئًا َولَ ْم يُظ‬r‫ش‬ ُ ُ‫ ِر ِكينَ ثُ َّم لَ ْم يَنق‬r‫ش‬
َ ‫و ُك ْم‬r‫ص‬ ْ ‫دتُّم ِّمنَ ا ْل ُم‬rr‫إِالَّ الَّ ِذينَ عَا َه‬
َ‫ا ْل ُمتَّقِين‬
  “kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka)
dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka
membantu seseorang yang memusuhi kamu, Maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya
sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa”.
11. at Taubah ayat 6:

َ‫س َم َع َكالَ َم هّللا ِ ثُ َّم أَ ْبلِ ْغهُ َمأْ َمنَهُ َذلِ َك بِأَنَّ ُه ْم قَ ْو ٌم الَّ يَ ْعلَ ُمون‬
ْ َ‫ست ََجا َر َك فَأ َ ِج ْرهُ َحتَّى ي‬ ْ ‫َوإِنْ أَ َح ٌد ِّمنَ ا ْل ُم‬
ْ ‫ش ِر ِكينَ ا‬

  “Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka
lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat
yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”.

12. al Mȃ’idah ayat 5:

َ‫نَاتُ ِمنَ الَّ ِذين‬r‫ص‬َ ‫ت َوا ْل ُم ْح‬ ِ ‫صنَاتُ ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِمنَا‬ َ ‫ا ْليَ ْو َم أُ ِح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّبَاتُ َوطَ َعا ُم الَّ ِذينَ أُوتُو ْا ا ْل ِكت‬  
َ ‫َاب ِح ٌّل لَّ ُك ْم َوطَ َعا ُم ُك ْم ِح ُّل لَّ ُه ْم َوا ْل ُم ْح‬
ُ‫ه‬rُ‫طَ َع َمل‬rِ‫ ْد َحب‬rَ‫ا ِن فَق‬rr‫ر بِا ِإلي َم‬rْ rُ‫سافِ ِحينَ َوالَ ُمت َِّخ ِذي أَ ْخدَا ٍن َو َمن يَ ْكف‬ َ ‫صنِينَ َغ ْي َر ُم‬ ِ ‫ورهُنَّ ُم ْح‬ َ ‫َاب ِمن قَ ْبلِ ُك ْم إِ َذا آتَ ْيتُ ُموهُنَّ أُ ُج‬
َ ‫أُوتُو ْا ا ْل ِكت‬
ِ ‫َو ُه َو فِي اآل ِخ َر ِة ِمنَ ا ْل َخا‬
‫س ِرين‬

“Pada hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-orang yang
diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan Dihalalkan
mangawini) wanita yang menjaga kehormatan, diantara wanita-wanita yang beriman dan
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum
kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan
maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir
sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di
hari kiamat Termasuk orang-orang merugi.

13. ar Ra’du ayat 11

ْ rَ‫ ِه ْم َوإِ َذا أَ َرا َد هّللا ُ ِبق‬r‫س‬


‫و ٍم‬r ِ ُ‫ا بِأ َ ْنف‬rr‫و ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُرو ْا َم‬r
ْ rَ‫ا ِبق‬rr‫ ِر هّللا ِ إِنَّ هّللا َ الَ يُ َغيِّ ُر َم‬r‫هُ ِمنْ أَ ْم‬rَ‫لَهُ ُم َعقِّبَاتٌ ِّمن بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َو ِمنْ َخ ْلفِ ِه يَ ْحفَظُون‬
‫سو ًءا فَالَ َم َر َّد لَهُ َو َما لَ ُهم ِّمن دُونِ ِه ِمن َوا ٍل‬ ُ

  “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah
Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

14.  al Anfȃl ayat 53

َ َ ‫س ِه ْم َوأَنَّ هّللا‬
‫س ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ ِ ُ‫َذلِ َك بِأَنَّ هّللا َ لَ ْم يَ ُك ُم َغيِّ ًرا نِّ ْع َمةً أَ ْن َع َم َها َعلَى قَ ْو ٍم َحتَّى يُ َغيِّ ُرو ْا َما ِبأَنف‬

  “yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu
nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa
yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui”.
15.  al Hujurȃt ayat 11

‫ زُوا‬r‫ ًرا ِّم ْن ُهنَّ َواَل تَ ْل ِم‬r‫سى أَن يَ ُكنَّ َخ ْي‬ َ ‫ساء َع‬ َ ِّ‫ساء ِّمن ن‬ َ ِ‫سى أَن يَ ُكونُوا َخ ْي ًرا ِّم ْن ُه ْم َواَل ن‬ ْ َ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل ي‬
َ ‫س َخ ْر قَو ٌم ِّمن قَ ْو ٍم َع‬
َ‫ق بَ ْع َد اإْل ِ ي َما ِن َو َمن لَّ ْم يَت ُْب فَأ ُ ْولَئِ َك ُه ُم الظَّالِ ُمون‬
ُ ‫سو‬ُ ُ‫س ُم ا ْلف‬
ْ ‫اال‬
ِ ‫ْس‬َ ‫ب ِبئ‬ ِ ‫س ُك ْم َواَل تَنَابَزُوا بِاأْل َ ْلقَا‬
َ ُ‫أَنف‬

  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok olok kaum yang lain, boleh
Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah
suka mencela dirimu sendiridan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah imandan Barangsiapa yang
tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

16. al Hujurȃt ayat 12:

‫ َل لَ ْح َم‬r‫ ُد ُك ْم أَن يَأْ ُك‬r‫ا أَيُ ِح ُّب أَ َح‬r‫ض‬ ُ ‫وا َواَل يَ ْغتَب بَّ ْع‬r‫س‬
ً ‫ ُكم بَ ْع‬r‫ض‬ َّ ‫ض الظَّنِّ إِ ْث ٌم َواَل ت ََج‬
ُ ‫س‬ َ ‫اجتَنِبُوا َكثِي ًرا ِّمنَ الظَّنِّ إِنَّ بَ ْع‬ ْ ‫َيا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬
ٌ ‫أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ َواتَّقُوا هَّللا َ إِنَّ هَّللا َ تَ َّو‬
‫اب َّر ِحي ٌم‬

  “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena


sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

17. QS. Al-Anfal 8: Ayat 1

Allah SWT berfirman:

َ‫ك َع ِن ااْل َ ْنفَا ِل ۗ قُ ِل ااْل َ ْنفَا ُل هّٰلِل ِ َوا ل َّرسُوْ ِل ۚ فَا تَّقُوا هّٰللا َ َواَ صْ لِحُوْ ا َذا تَ بَ ْينِ ُك ْم ۖ  َواَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َو َرسُوْ لَهٗۤ اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّم ْؤ ِمنِ ْين‬
َ َ‫يَسْــئَلُوْ ن‬

yas`aluunaka 'anil-anfaal, qulil-anfaalu lillaahi war-rosuul, fattaqulloha wa ashlihuu zaata


bainikum wa athii'ulloha wa rosuulahuuu ing kuntum mu`miniin

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang.


Katakanlah, Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan
Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu,
dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anfal
8: Ayat 1) * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

18. QS. An-Nisaa: 114

َ‫ ْوف‬r‫س‬ َ ‫ا َء َم ْر‬rr‫ َك ا ْبتِ َغ‬rِ‫ ْل َذل‬r‫س َو َمنْ يَ ْف َع‬


َ َ‫ا ِة هَّللا ِ ف‬r‫ض‬ ِ ‫الح بَيْنَ النَّا‬
ٍ r‫ص‬ْ ِ‫وف أَ ْو إ‬
ٍ ‫ ُر‬r‫ َدقَ ٍة أَ ْو َم ْع‬r‫ص‬
َ ِ‫ َر ب‬r‫ال َخ ْي َر فِي َكثِي ٍر ِمنْ نَ ْج َوا ُه ْم إِال َمنْ أَ َم‬
‫نُؤْ تِي ِه أَ ْج ًرا ع َِظي ًما‬
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keredhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa:
114)

19. QS. Al-A’raf: 170

ْ ‫ضي ُع أَ ْج َر ا ْل ُم‬
َ‫صلِ ِحين‬ َّ ‫ب َوأَقَا ُموا ال‬
ِ ُ‫صالةَ إِنَّا ال ن‬ ِ ‫س ُكونَ بِا ْل ِكتَا‬
ِّ ‫َوالَّ ِذينَ يُ َم‬

“Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan al-kitab serta mendirikan shalat, (akan diberi
pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
mengadakan perbaikan.” (QS. Al-A’raf: 170).

20. QS. Al-A’raf: 142

ِ ‫سبِي َل ا ْل ُم ْف‬
َ‫س ِدين‬ ْ َ‫َوأ‬
َ ‫صلِ ْح َوال تَتَّبِ ْع‬

“Dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat
kerusakan.” (QS. Al-A’raf: 142).

21. QS. Al-A’raf: 35

ْ َ‫صونَ َعلَ ْي ُك ْم آ َياتِي فَ َم ِن اتَّقَى َوأ‬


َ‫صلَ َح فَال َخ ْوفٌ َعلَ ْي ِه ْم َوال ُه ْم يَ ْح َزنُون‬ ُ ‫َيا َبنِي آ َد َم إِ َّما يَأْتِيَنَّ ُك ْم ُر‬
ُّ ُ‫س ٌل ِم ْن ُك ْم يَق‬

“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan
kepadamu ayat-ayat-Ku, maka Barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan,
tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-
A’raf: 35).

22. QS. Al-An’am: 48

ْ َ‫ش ِرينَ َو ُم ْن ِذ ِرينَ فَ َمنْ آ َمنَ َوأ‬


َ‫صلَ َح فَال َخ ْوفٌ َعلَ ْي ِه ْم َوال ُه ْم يَ ْح َزنُون‬ َ ‫س ُل ا ْل ُم ْر‬
ِّ َ‫سلِينَ إِال ُمب‬ ِ ‫َو َما نُ ْر‬

“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan
memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-An’am: 48).

Dan ishlah (mendamaikan) bisa dilakukan diantara pasangan suami istri terhadap perselisihan


mereka dengan sesuatu yang menjamin hak masing-masing. Allah berfirman,
23. QS. An-Nisa: 35

ِ ِّ‫الحا يُ َوف‬
‫ق هَّللا ُ بَ ْينَ ُه َما إِنَّ هَّللا َ َكانَ َعلِي ًما َخبِي ًرا‬ ً ‫ص‬ ْ ِ‫ق بَ ْينِ ِه َما فَا ْب َعثُوا َح َك ًما ِمنْ أَ ْهلِ ِه َو َح َك ًما ِمنْ أَ ْهلِ َها إِنْ يُ ِريدَا إ‬ ِ ‫َوإِنْ ِخ ْفتُ ْم‬
َ ‫شقَا‬

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang
pendamai dari keluarga laki-laki dan seorang pendamai dari keluarga perempuan. Jika kedua
orang pendamai itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. An-Nisa:
35).

24. QS. An-Nisa: 128

‫ َّح‬r ‫الش‬
ُّ ‫س‬ ُ ُ‫ت األ ْنف‬ِ ‫ َر‬r ‫ض‬ ِ ‫الص ْل ُح َخ ْي ٌر َوأُ ْح‬
ُّ ‫ص ْل ًحا َو‬ ْ ُ‫اح َعلَ ْي ِه َما أَنْ ي‬
ُ ‫صلِ َحا بَ ْينَ ُه َما‬ ً ‫َوإِ ِن ا ْم َرأَةٌ َخافَتْ ِمنْ بَ ْعلِ َها نُشُوزًا أَ ْو إِ ْع َرا‬
َ َ‫ضا فَال ُجن‬
‫سنُوا َوتَتَّقُوا فَإِنَّ هَّللا َ َكانَ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ًرا‬
ِ ‫َوإِنْ ت ُْح‬

“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka
tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan
perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan
jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap
tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
An-Nisa: 128).

25. QS. Al-Hujurat: 10

َ‫صلِ ُحوا بَيْنَ أَ َخ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُْر َح ُمون‬


ْ َ ‫إِنَّ َما ا ْل ُمؤْ ِمنُونَ إِ ْخ َوةٌ فَأ‬

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah


hubungan) antara kedua saudaramu itu. Dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10).

26. QS. Al-Jatsiyah: 15

َ َ‫س ِه َو َمنْ أ‬
َ‫سا َء فَ َعلَ ْي َها ثُ َّم إِلَى َربِّ ُك ْم ت ُْر َجعُون‬ ِ ‫صالِ ًحا فَلِنَ ْف‬
َ ‫َمنْ َع ِم َل‬

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri. Kemudian
kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Jatsiyah: 15).

27. QS. Al-Baqarah: 223

ِّ َ‫س ُك ْم َواتَّقُوا هَّللا َ َوا ْعلَ ُموا أَنَّ ُك ْم ُمالقُوهُ َوب‬


َ‫ش ِر ا ْل ُمؤْ ِمنِين‬ ِ ُ‫َوقَ ِّد ُموا أل ْنف‬
“Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah
bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”
(QS. Al-Baqarah: 223).

28. QS. Al-Baqarah: 197

ِ ‫ون َيا أُولِي األ ْلبَا‬


‫ب‬ ِ ُ‫َو َما تَ ْف َعلُوا ِمنْ َخ ْي ٍر َي ْعلَ ْمهُ هَّللا ُ َوتَ َز َّودُوا فَإِنَّ َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َوى َواتَّق‬

“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah,
dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-
orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197).

29. QS. Al-Muzammil: 20

ْ ‫س ُك ْم ِمنْ َخ ْي ٍر تَ ِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ُه َو َخ ْي ًرا َوأَ ْعظَ َم أَ ْج ًرا َوا‬


‫ستَ ْغفِ ُروا هَّللا َ إِنَّ هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬ ِ ُ‫َو َما تُقَ ِّد ُموا أل ْنف‬

“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh
(balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.”
(QS. Al-Muzammil: 20).

30. QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 13

َ‫ ۙ لِتَ ْست َٗوا ع َٰلى ظُهُوْ ِر ٖه ثُ َّم ت َْذ ُكرُوْ ا نِ ْع َمةَ َربِّ ُك ْم اِ َذا ا ْستَ َو ْيتُ ْم َعلَ ْي ِه َوتَقُوْ لُوْ ا ُسب ْٰحنَ الَّ ِذيْ َس َّخ َر لَنَا ٰه َذا َو َما ُكنَّا لَهٗ ُم ْق ِرنِ ْين‬

litastawuu 'alaa zhuhuurihii summa tazkuruu ni'mata robbikum izastawaitum 'alaihi wa taquuluu
sub-haanallazii sakhkhoro lanaa haazaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin "agar kamu duduk di
atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya;
dan agar kamu mengucapkan, Maha Suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami,
padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya," (QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 13) * Via
Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

31. QS. Asy-Syura 42: Ayat 15

‫ت اِل َ ْع ِد َل بَ ْينَ ُك ُم ۗ هّٰللَا ُ َربُّنَا َو َربُّ ُك ْم ۗ لَـن َۤا‬


ُ ْ‫ۚ واُ ِمر‬
َ  ‫ب‬ ٍ ‫ت بِ َم ۤا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ ِم ْن ِك ٰت‬
ُ ‫ع ۚ  َوا ْستَقِ ْم َك َم ۤا اُ ِمرْ تَ  ۚ  َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه َوٓا َءهُ ْم ۚ  َوقُلْ ٰا َم ْن‬
ُ ‫فَلِ ٰذلِكَ فَا ْد‬
‫هّٰللَا‬
ِ ‫ ۗ اَ ْع َما لُـنَا َولَـ ُك ْم اَ ْع َما لُ ُك ْم ۚ اَل ُح َّجةَ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُم ۗ  ُ يَجْ َم ُع بَ ْينَنَا ۚ  َواِ لَ ْي ِه ْال َم‬
‫ص ْي ُر‬

fa lizaalika fad', wastaqim kamaaa umirt, wa laa tattabi' ahwaaa`ahum, wa qul aamantu bimaaa
anzalallohu ming kitaab, wa umirtu li`a'dila bainakum, allohu robbunaa wa robbukum, lanaaa
a'maalunaa wa lakum a'maalukum, laa hujjata bainanaa wa bainakum, allohu yajma'u bainanaa,
wa ilaihil-mashiir

"Karena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana
diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan
katakanlah, Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar
berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan
bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 15) *
Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

32. QS. Ali 'Imran 3: Ayat 64

ُ ‫ب تَ َعا لَوْ ا اِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َوٓا ۢ ٍء بَ ْينَـنَا َوبَ ْينَ ُك ْم اَ اَّل نَـ ْعبُ َد اِاَّل هّٰللا َ َواَل نُ ْش ِركَ بِ ٖه َشيْــئًا َّواَل يَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬ ۤ
‫ا ِّم ْن ُدوْ ِن‬qqً‫ا ب‬qqَ‫ا اَرْ ب‬q‫ْض‬ ً ‫ضنَا بَع‬ ِ ‫قُلْ ٰيـا َ ْه َل ْال ِك ٰت‬
َ‫هّٰللا ِ ۗ فَا ِ ْن تَ َولَّوْ ا فَقُوْ لُوا ا ْشهَ ُدوْ ا بِا َ نَّا ُم ْسلِ ُموْ ن‬

qul yaaa ahlal-kitaabi ta'aalau ilaa kalimatin sawaaa`im bainanaa wa bainakum allaa na'buda
illalloha wa laa nusyrika bihii syai`aw wa laa yattakhiza ba'dhunaa ba'dhon arbaabam min
duunillaah, fa in tawallau fa quulusy-haduu bi`annaa muslimuun

"Katakanlah (Muhammad), Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat
(pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan
kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu
sama yang lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada
mereka), Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 64) * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

33. QS. An-Nisa' 4: Ayat 23

ٰ ُ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم اُ َّم ٰهتُ ُك ْم َوبَ ٰنتُ ُك ْم َواَ خَ ٰوتُ ُك ْم َو َع ٰ ّمتُ ُك ْم َو ٰخ ٰلتُ ُك ْم َوبَ ٰن‬
‫ا‬qq‫َّض‬ َ ْ‫ت َواُ َّم ٰهتُ ُك ُم الّتِ ۤ ْي اَر‬
َ ‫ض ْعنَ ُك ْم َواَ خَ ٰوتُ ُك ْم ِّمنَ الر‬ ِ ‫ت ااْل ُ ْخ‬ ُ ‫خ َوبَ ٰن‬ ِ َ ‫ت ااْل‬ ْ ‫حُ ِّر َم‬
ٰ ٰ
َ  ‫ت نِ َسٓائِ ُك ْم َو َربَآئِبُ ُك ُم الّتِ ْي فِ ْي ُحجُوْ ِر ُك ْم ِّم ْن نِّ َسٓائِ ُك ُم الّتِ ْي َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن ۖ فَا ِ ْن لَّ ْم تَ ُكوْ نُوْ ا َدخَ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم‬
‫ ُل‬q ِ‫ۖ و َحٓاَل ئ‬ ُ ‫َع ِة َو اُ َّم ٰه‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ ۙ اَ ْبنَٓائِ ُك ُم الَّ ِذ ْينَ ِم ْن اَصْ اَل بِ ُك ْم ۙ  َواَ ْن تَجْ َمعُوْ ا بَ ْينَ ااْل ُ ْختَي ِْن اِاَّل َما قَ ْد َسلَفَ  ۗ اِ َّن َ َكا نَ َغفُوْ رًا ر‬
‫َّح ْي ًما‬

hurrimat 'alaikum ummahaatukum wa banatukum wa akhowaatukum wa 'ammaatukum wa


khoolaatukum wa banatul-akhi wa banatul-ukhti wa ummahaatukumullaatiii ardho'nakum wa
akhowaatukum minar-rodhoo'ati wa ummahaatu nisaaa`ikum wa robaaa`ibukumullaatii fii
hujuurikum min-nisaaa`ikumullaatii dakholtum bihinna fa il lam takuunuu dakholtum bihinna fa
laa junaaha 'alaikum wa halaaa`ilu abnaaa`ikumullaziina min ashlaabikum wa an tajma'uu
bainal-ukhtaini illaa maa qod salaf, innalloha kaana ghofuuror rohiimaa

"Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-


saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara
ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-
anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu,
saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari
istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika
kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu
(menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan
(diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali
yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 23) * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
34. QS. Ta-Ha Ayat 29-30

‫ ۙ وا جْ َعلْ لِّ ْي َو ِز ْيرًا ِّم ْن اَ ْهلِ ْي‬


َ

waj'al lii waziirom min ahlii

"dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,"

(QS. Ta-Ha 20: Ayat 29) * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

ٰ
‫ ۙ هرُوْ نَ اَ ِخى‬

haaruuna akhii

"(yaitu) Harun, saudaraku," (QS. Ta-Ha 20: Ayat 30)

35. QS. Sad 38: Ayat 23

َ ‫اِ َّن ٰه َذ ۤا اَ ِخ ْي ۗ لَهٗ تِ ْس ٌع َّوتِ ْسعُوْ نَ نَ ْع َجةً َّولِ َي نَع‬


ِ ‫ْجةٌ وَّا ِح َدةٌ ۗ فَقَا َل اَ ْكفِ ْلنِ ْيهَا َو َع َّزنِ ْي فِى ْال ِخطَا‬
‫ب‬

inna haazaaa akhii, lahuu tis'uw wa tis'uuna na'jataw wa liya na'jatuw waahidah, fa qoola
akfilniihaa wa 'azzanii fil-khithoob

"Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan
aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia
mengalahkan aku dalam perdebatan."

(QS. Sad 38: Ayat 23) * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

36. QS. Al-A'raf 7: Ayat 65

َ‫َواِ ٰلى عَا ٍد اَ َخاهُ ْم هُوْ دًا ۗ قَا َل ٰيقَوْ ِم ا ْعبُدُوا هّٰللا َ َما لَـ ُك ْم ِّم ْن اِ ٰل ٍه َغ ْير ُٗه ۗ اَفَاَل تَتَّقُوْ ن‬

wa ilaa 'aadin akhoohum huudaa, qoola yaa qoumi'budulloha maa lakum min ilaahin ghoiruh, a
fa laa tattaquun

"Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata, Wahai kaumku!
Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka, mengapa kamu tidak
bertakwa?" (QS. Al-A'raf 7: Ayat 65)* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

37. QS. Al-An'am 6: Ayat 36

َ‫ۗ وا ْل َموْ ٰتى يَـ ْب َعثُهُ ُم هّٰللا ُ ثُ َّم اِلَ ْي ِه يُرْ َجعُوْ ن‬
َ   َ‫اِنَّ َما يَ ْستَ ِجيْبُ الَّ ِذ ْينَ يَ ْس َمعُوْ ن‬

innamaa yastajiibullaziina yasma'uun, wal-mautaa yab'asuhumullohu summa ilaihi yurja'uun

"Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang
yang mati, kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 36)* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com


38. QS. Al-Hasyr 59: Ayat 9
ۤ
‫ُـؤثِرُوْ نَ ع َٰلى‬ ْ ‫وْ ا َوي‬qqُ‫ ةً ِّم َّم ۤا اُوْ ت‬q‫ ا َج‬q‫ ُدوْ ِر ِه ْم َح‬q‫ص‬ُ ‫ ُدوْ نَ فِ ْي‬q‫ َر اِلَ ْي ِه ْم َواَل يَ ِج‬q‫ا َج‬qqَ‫َوا لَّ ِذ ْينَ تَبَ َّو ُؤ ال َّدا َر َوا اْل ِ ْي َما نَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم يُ ِحبُّوْ نَ َم ْن ه‬
َ‫ولٓئِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
ٰ ُ ‫ق ُش َّح نَـ ْف ِس ٖه فَا‬ َ ْ‫صةٌ ۗ  َو َم ْن يُّو‬َ ‫صا‬ َ ‫ ۚ اَ ْنفُ ِس ِه ْم َولَوْ َكا نَ بِ ِه ْم َخ‬

wallaziina tabawwa`ud-daaro wal-iimaana ming qoblihim yuhibbuuna man haajaro ilaihim wa


laa yajiduuna fii shuduurihim haajatam mimmaaa uutuu wa yu`siruuna 'alaaa anfusihim walau
kaana bihim khoshooshoh, wa may yuuqo syuhha nafsihii fa ulaaa`ika humul-muflihuun

"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka.
Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun
mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 9) * Via Al-Qur'an Indonesia
http://quran-id.com

39. QS. Saba' 34: Ayat 24

‫هّٰللا‬
َ ‫ض ۗ قُ ِل ُ ۙ  َو ِانَّ ۤا اَوْ اِيَّا ُك ْم لَ َع ٰلى هُدًى اَوْ فِ ْي‬
‫ض ٰل ٍل ُّمبِي ٍْن‬ ِ ْ‫ت َوا اْل َ ر‬
ِ ‫قُلْ َم ْن يَّرْ ُزقُ ُك ْم ِّمنَ السَّمٰ ٰو‬

qul may yarzuqukum minas-samaawaati wal-ardh, qulillaahu wa innaaa au iyyaakum la'alaa


hudan au fii dholaalim mubiin "Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang memberi rezeki
kepadamu dari langit dan dari bumi? Katakanlah, Allah, dan sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata."(QS.
Saba' 34: Ayat 24)

40. QS. Saba' 34: Ayat 25

َ‫قُلْ اَّل تُسْــئَلُوْ نَ َع َّم ۤا اَجْ َر ْمنَا َواَل نُسْـئَـ ُل َع َّما تَ ْع َملُوْ ن‬

qul laa tus`aluuna 'ammaaa ajromnaa wa laa nus`alu 'ammaa ta'maluun

"Katakanlah, Kamu tidak akan dimintai tanggung jawab atas apa yang kami kerjakan dan kami
juga tidak akan dimintai tanggung jawab atas apa yang kamu kerjakan."(QS. Saba' 34: Ayat
25)* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
Hadits Hablum Minannas ( Hubungan antar Manusia )

1. Diantara dalil akan keutamaan mendamaikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam,

ِ ‫سا َد َذا‬
ُ‫ت ا ْلبَ ْي ِن ِه َي ا ْل َحالِقَة‬ ِ ‫صالَ ُح َذا‬
َ َ‫ت ا ْلبَ ْي ِن فَإِنَّ ف‬ َ : ‫ قَا َل‬،‫ بَلَى‬: ‫ص َدقَ ِة؟ قَالُوا‬
َّ ‫صالَ ِة َوال‬
َّ ‫صيَ ِام َوال‬ َ ‫أَالَ أُ ْخبِ ُر ُك ْم بِأ َ ْف‬
ِّ ‫ض َل ِمنْ َد َر َج ِة ال‬

“Maukah aku kabarkan kepada kalian yang lebih baik daripada derajat puasa, sholat, dan

sedekah?”. Mereka berkata, “Tentu”. Baiknya hubungan diantara sesama, karena rusaknya

hubungan diantara sesama mengikis habis (agama).” (HR. At-Tirmidzi no 2509, dan dishahihkan

at-Tirmidzi) dan terdapat tambahan.

2. ُ ِ‫ش ْع َر َولَ ِكنْ ت َْحل‬


َ‫ق ال ِّديْن‬ ُ ِ‫ِه َي ا ْل َحالِقَةُ الَ أَقُ ْو ُل ت َْحل‬
َّ ‫ق ال‬

“Rusaknya hubungan di antara sesama adalah mengikis, dan tidaklah aku berkata mengikis habis

rambut, akan tetapi mengikis habis agama.”

3. Dari Aisyah –semoga Allah meridhoinya- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

ُ‫صلَهُ هللاُ َو َمنْ قَطَ َعنِي قَطَ َعهُ هللا‬


َ ‫صلَنِي َو‬ ِ ‫ال َّر ِح ُم ُم َعلَّقَةٌ بِا ْل َع ْر‬
َ ‫ َمنْ َو‬: ‫ش تَقُ ْو ٌل‬

“Ar-Rahim (kekerabatan) bergantung di ‘Arsy, ia berkata, “Barangsiapa yang

menyambungku maka Allah akan menyambungnya (dengan kebaikan), dan barangsiapa yang

memutuskan aku maka Allah akan memutuskannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

4. Dan dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam beliau bersabda

ُ‫ص ْل َر ِح َمه‬ َ ‫ َوأَنْ يُ ْن‬،‫سطَ له في ِر ْزقِ ِه‬


ِ َ‫سأ في أثَ ِر ِه؛ فَ ْلي‬ َ ‫س َّرهُ أن يُ ْب‬
َ ‫من‬

“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka

hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. al-Bukhari).

5. Dan dari Amr bin Sahl –semoga Allah meridhoinya- ia berkata,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‫سأَةٌ فِي اأْل َ َج ِل‬
َ ‫ال َم َحبَّةٌ فِي األَه ِْل َم ْن‬
ِ ‫صلَةُ ا ْلقَ َرابَ ِة م ْث َراةٌ فِي ا ْل َم‬
ِ

“Menyambung silaturahmi adalah memperbanyak harta, menambah kecintaan keluarga, dan

memperpanjang umur.” (Hadits shahih riwayat at-Thabrani).

6. Dari Jubair bin Muth’im dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ِ َ‫الَ يَد ُْخ ُل ا ْل َجنَّةَ ق‬


‫اط ُع َر ِح ٍم‬

“Tidak akan masuk surga pemutus silaturahmi.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

7. Dan dari Abu Bakrah –semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwasanya beliau bersabda,

‫احبِ ِه ا ْل ُعقُوبَةُ َم َع َما يدخر له؛ من البغى وقطيعة الرحم‬


ِ ‫ص‬َ ِ‫ب أَ ْج َد ُر أَنْ يُ َع َّج َل ل‬
ٍ ‫َما ِمنْ َذ ْن‬

“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan hukumannya atas pelakunya disertai

hukuman yang disimpan untuknya daripada berbuat zalim dan memutuskan silaturahmi.” (HR.

Abu Daud dan at-Tirmidzi dan ia berkata : Shahih).

8. Dari Asiyah –semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

bahwa beliau bersabda :

‫صينِي بِا ْل َجا ِر َحتَّى ظَنَ ْنتُ أَنَّهُ سيورثه‬


ِ ‫َما َزا َل ِج ْب ِري ُل يُو‬

“Jibril terus mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetangga, hingga aku menyangka bahwa

Jibril akan memberikan hak waris kepada tetangga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

9. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ rُ‫ ِر فَط‬r‫ق لِ ْل َخ ْي‬


‫ ِر َعلَى‬r‫اتِ ْي َح ا ْل َخ ْي‬rrَ‫ َل هللاُ َمف‬r‫وبَى لِ َمنْ َج َع‬r َّ ‫س َمفَاتِ ْي َح لِل‬
َ ‫ش ِّر َمغاَلِ ْي‬ ِ ‫ش ِّر َوإِنَّ ِمنَ النَّا‬ َ ‫س َمفَاتِ ْي َح لِ ْل َخ ْي ِر َم َغالِ ْي‬
َّ ‫ق لِل‬ ِ ‫إِنَّ ِمنَ النَّا‬

َّ ‫يَ َد ْي ِه َو َو ْي ٌل لِ َمنْ َج َع َل هللاُ َمفَاتِ ْي َح ال‬


‫ش ِّر َعلَى يَ َد ْي ِه‬

“Sesungguhnya diantara manusia ada orang-orang yang merupakan pembuka pintu-pintu

kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan, dan diantara manusia orang-orang yang merupakan

pembuka pintu-pintu keburukan dan penutup pintu-pintu kebaikan, maka beruntunglah orang

yang Allah menjadikan kunci-kunci kebaikan pada kedua tangannya, dan celaka orang yang
Allah jadikan kunci-kunci keburukan pada kedua tangannya.” (Hadits shahih riwayat Ibnu

Majah)

10. Dasar  tersebut di atas mengacu pada  hadist Rasulullah SAW, yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Muslim :

  ”Qola Rasulullahi Sallallahu Alaihi Wassalam ” Man kana yuminu billahi wal yaumil
ahiri, fala yudi jarohu, waman kana yuminu billahi wal yaumil ahiri falyukrim dofahu, waman
kana yu’minu billahi wal yaumil ahiri fal yaqul hoirul auliyaamut”

Yang artinya :

Rasulullah bersabda : ”Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akir, maka janganlah
dia menyakiti tetangganya; dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akir, maka
hendaklah memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akir, maka
hendaklah dia berkata yang baik atau diam” (HR ; Bukhari dan Muslim).

11. Imam Syafi’i rahimahullah berkata:

‫ق عند من يُرجى ويُخاف‬ ُ ‫ والور‬، ‫ الجو ُد من قِلَّة‬: ‫أعز األشياء ثالثة‬


ِّ ‫ وكلمةُ الح‬، ‫ع في خَ لوة‬ ُّ : ‫وقال الشافعي‬

“Perkara yang paling berat itu ada 3, dermawan saat memiliki sedikit harta, meninggalkan hal
yang haram saat sendirian dan mengatakan kebenaran saat berada di dekat orang yang
diharapkan kebaikannya atau ditakuti kejahatannya” (Jami’ Ulum wa Hikam 2/18).

12. Allah Ta’ala berfirman,

َ‫َوتُوبُوا إِلَى هَّللا ِ َج ِميعًا أَيُّهَا ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu
beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

Hadits di atas juga menjelaskan bahwa dosa atas perbuatan buruk kita dapat terhapus dengan
melakukan perbuatan baik. Namun dosa yang terhapus hanyalah dosa-dosa kecil saja, karena
dosa besar hanya terhapus jika pelakunya benar-benar telah bertaubat atau taubat nasuha.

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

‫ت ْال َكبَائِ ُر‬


ِ َ‫ات َما بَ ْينَه َُّن إِ َذا اجْ تُنِب‬ َ ‫ات ْال َخ ْمسُ َو ْال ُج ُم َعةُ إِلَى ْال ُج ُم َع ِة َو َر َمضاَنُ إِلَى َر َم‬
ٌ ‫ضانَ ُم َكفِّ َر‬ ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫ال‬

“Shalat 5 waktu, dari Jumat ke Jumat selanjutnya, serta Ramadhan ke Ramadhan adalah sebagai
penghapus dosa di antara waktu itu, selama menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim No. 233).

13. (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).

ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
‫ق َح َس ٍن‬ َ َّ‫ق الن‬
ِ ِ‫َو َخال‬

Wasiat yang terakhir yaitu perintah untuk memiliki akhlak yang mulia dalam hubungan sesama
manusia. Contoh yang paling mudah dalam berakhlak mulia yaitu senyuman yang diiringi wajah
yang berseri ketika bertemu dengan orang lain dan bertegur sapa.

Oleh karenanya Rasulullah mengkaitkan antara akhlak mulia dengan iman yang sempurna.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫أَ ْك َم ُل ْال ُم ْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا أَحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.” Dari An-
Nu’man bin Basyir r.a 

berkata, Rosulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang- orang yang beriman dalam
hal saling mencintai, saling menyayangi dan kasih mengasihi adalah seperti satu tubuh, dimana
apabila ada salah satu anggota tubuh yang mangaduh kesakitan maka anggota-anggota tubuh
yang lainnya ikut merasakannya yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (H.R
Bukhari Muslim).

Menutupi aib dan melindungi kehormatannya

Islam adalah ajaran agama yang paling indah dan sempurna dimana islam mengajarkan umatnya
untuk saling tidak membuka aib saudaranya yang hanya akan membuat saudaranya terhina. Dan
Allah SWT pun memberikan balasan kepada umatnya yang menutupi aib saudaranya sesama
muslim diantaranya Allah akan menutupi aibnya didunia dan diakahirat kelak. Adapun hadits
yang menjelaskan adalah

14. (HR. Muslim)


‫ستَ َرهُ هَّللا ُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة‬
َ ‫ستُ ُر َع ْب ٌد َع ْبدًا فِي ال ُّد ْنيَا إِاَّل‬
ْ َ‫اَل ي‬
“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya
di hari kiamat kelak.” 
15. Hadits berikutnya:
 ‫ َواآْل ِخ َر ِة‬ ‫ست ََرهُ هَّللا ُ ِفي ال ُّد ْنيَا‬ ْ ‫ستَ َر ُم‬
َ ‫سلِ ًما‬ َ ْ‫ َمن‬   
“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di
dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Sebaliknya siapa yang mengumbar aib saudaranya maka Allah akan membuka aib hingga aib
rumah tangganya.

16. (HR. Ibnu Majah)

‫ا‬rr‫ َحهُ بِ َه‬r‫ض‬َ ‫هُ َحتَّىيَ ْف‬rَ‫فَ هَّللا ُ ع َْو َرت‬r‫ش‬ ْ ‫ ِه ا ْل ُم‬r‫و َرةَ أَ ِخي‬r
َ ‫لِ ِم َك‬r‫س‬ َ ‫ ِة َو َمنْ َك‬r‫ستَ َر هَّللا ُ ع َْو َرتَهُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم‬
ْ r‫فَ َع‬r‫ش‬ ْ ‫ست ََر ع َْو َرةَ أَ ِخي ِه ا ْل ُم‬
َ ‫سلِ ِم‬ َ ْ‫َمن‬
‫ َب ْيتِ ِه‬ ‫ ِفي‬            “
“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari
kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar
aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” 

17. Dari Abu Hurairah ra,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan
dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat.
Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh
Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa
menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh
senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.
Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan
menuju Surga…….”.(Muttafaq ‘alaih)
18.  (HR. Muslim)

Sedangkan Rosulullah saw. bersabda: “ setiap muslim atas muslim itu haram atas darahnya,
hartanya dan kehormatannya”. 

19. Tidak boleh ada rasa hasad (dengki, iri) yang menimbulkan hasud dan kebencian
Sikap hasad bisa terjadi diantara kalangan kaum muslimin dimana hasad adalah merasa tidak
suka terhadap nikmat orang lain. Hal ini sudah termasuk katagori hasad menurut Imam Ibnu
Taimiyah walau tidak menginginkan nikamt tersebut hilang. Ibnu Taimiyah berkata:
ُ ‫ا ْل َم ْح‬ ‫ال‬
‫سود‬ ْ ‫ض َوا ْل َك َرا َهةُ لِ َما يَ َراهُ ِمنْ ُح‬
ِ ‫س ِن َح‬ ُ ‫س َد ه َُو ا ْلبُ ْغ‬
َ ‫ا ْل َح‬ 
“Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadapa kebaikan yang ada pada orang yang
dihasad”.(Majmu Al fatawa 10:1)

20. ”( HR.Bukhari )
“Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang yang Allah anugrahkan padanya harta
lalu ia infakan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu ( Al-Quran dan As-
sunnah) ia menunaikan dan mengajarkannya.

21. (HR.At-Tarmidzi, Ibnu Hibban, Al-Bukhari, Ibnu Majah, Ahmad dan Al- Hakim)
Rosulullah saw. pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak menjadi penyebab masuknya
manusia ke neraka,lalu beliau bersabda,”perkara itu adalah mulut dan kemaluan.

22. Abu Hurairah ra, menuturkan bahwa Rosulullah saw. pernah bersabda:
“Janganlah kalian saling dengki,jangan saling menipu, jangan saling menjauhi dan jangan
sebagian kalian membeli diatas pembelian orang lain. Jadilah kalian sebagai hamba-ahamba
Allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak boleh
menzholiminya, enggan membelanya, membohonginya dan menghinanya. Takwa itu disini-Rosul
menunjuk dada beliau tiga kali. Keburukan paling keterlaluan seseorang adalah ia menghina
saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya.”(HR. Muslim dan Ahmad)

23. Dari Abu Jabirah bin adh-Dhahak yang berkata:


 “Nabi saw. datang kepada kami,  ketika itu tidak ada seorang laki-laki pun di antara kami
kecuali memiliki satu atau dua laqab (julukan). Ketika beliau memanggil dengan salah
satu  laqab-nya.Kami berkata,“Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia tidak suka dengan
(panggilan) itu.” (HR. Ahmad). Riwayatsenada juga disampaikan oleh(Abu Dawud, Ibnu
Majah, dan at-Tirmidzi)

24. [HR Bukhari dan Muslim]

“Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian hingga dia mencintai saudaranya
sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”.

25. Abu Hurairah 

berkata telah bersabda Rasululloh saw. ”Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) karena
sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan,(hati)”.(HR. Muttafaq Alaih).
26. Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu 
dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian saling dengki,
saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual
sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak
menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu
disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan
buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram
darahnya, hartanya dan kehormatannya”.(HR. Muslim)

27. Janganlah kalian saling dengki


“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala
sebagaimana api memakan kayu.” (HR. Abu Dawud)

28. Jangan saling menipu


“Kenapa engkau tidak meletakkannya di atas agar bisa dilihat oleh pembeli . Barang siapa
yang menipu, ia bukan termasuk golonganku.”(HR. Muslim dan At-Tirmidzi)

29. Jangan saling marah dan saling memutuskan hubungan


“Orang yang kuat bukanlah dengan bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang
mampu mengendalikan dirinya ketika marah”. (HR. Al-Bukhari)

Namun dalam kondisi tertentu, Baginda Rasulullah saw. pun bisa marah, tentu semata-mata
karena Allah SWT.
30. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ada riwayat yang menyatakan: “Sesungguhnya Nabi saw. tidak pernah marah terhadap sesuatu.
Namun, jika larangan-larangan Allah dilanggar, ketika itu tidak ada sesuatu pun yang dapat
menghalangi rasa marahnya”. 

31. Abu Hurairah Radhiallahu’anhu berkata,

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:“Tidak halal seorang muslim


memutuskan hubungan dengan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari, barang siapa
memutuskan lebih dari tiga hari dan meninggal maka ia masuk neraka”.  (HR. Abu Dawud)

32. Janganlah menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain.
Dari Ibnu ‘Umar ra, ia berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda; “Janganlah seseorang di
antara kalian menjual di atas jualan saudaranya”. (HR. Bukhari no. 2139)

33. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya


Sesungguhnya orang islam adalah saudara dengan orang islam lainnya, meskipun kita tidak
saling mengenal satu dengan yang lainnya. Rosulullah saw. bersabda: “perumpamaan orang
islam yang saling mengasihi dan mencintai antara satu sama lain adalah ibarat satu tubuh, bila
salah satu anggota tubuh merasa sakit maka seluruh tubuh pun merasa sakit”. (HR.Bukhari)
34. Tidak mendustakannya dan tidak menghinanya.
“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia”. (HR. Muslim).
Maksud dari hadits ini adalah  meremehkan/menghina dan menganggapnya kerdil. Hal ini karena
meremehkan orang lain adalah suatu yang diharamkan karena bisa jadi yang diremehkan lebih
mulia di sisi Allah SWT. Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina
saudaranya yang muslim. “Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya”. (HR. Muslim)
 
35. (HR. Muslim).
Rasulullah saw. bersabda :“Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: (1)Jika engkau
bertemu dengannya, maka ucapkan salam, dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah, (3)
jika dia minta nasihat kepadamu berilah nasihat, (4) jika dia bersin dan mengucapkan
hamdalah maka balaslah (dengan doa: Yarhamukallah), (5) jika dia sakit maka kunjungilah,
dan (6) jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan).”  

36. Ucapkan salam

Mengucapkan salam (Assalamu’alaikum = semoga anda berada dalam keselamatan) adalah


sunnah yang sangat dianjurkan karena dia merupakan penyebab tumbuhnya rasa cinta dan dekat
dikalangan kaum muslimin sebagaimana yang diajarkan oleh Rosulullah saw:

“Demi Allah tidak akan masuk surga hingga kalian beriman dan tidak beriman hingga kalian
saling mencintai. Maukah kuberitahukan sesuatu yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan
rasa cinta diantara kalian?, sebarkan saalam diantara kalian”. ( HR.Muslim)
37. Memenuhi undangan
Apabila seseorang mengundangmu dalam hal kebaikan: jamuan makan, memberikan bantuan
atau pertolongan dan lainnya maka penuhilah dan memenuhi undangan adalah sunnah
mu’akkadah (sunnah yang disarankan dan apabila tidak dilaksanakan tidak membawa mudharat).
Pengaruh memenuhi undangan bisa menciptakan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama
muslim. Dikecualikan dari hal tersebut adalah undangan pernikahan, sebab memenuhi undangan
pernikahan adalah wajib dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh syariat islam. “ Dan
siapa yang tidak memenuhi (undangannya) maka dia telah maksiat kepada Allah dan Rosul-
Nya.”(HR.Bukhari dan Muslim)

38. Memberi nasehat


Memberikan nasehat kepada seseorang yang meminta dalam menyelesaikan suatu perkara maka
nasehatilah. Begitupula seseorang datang kepadamu tidak untuk meminta nasehat tetapi terdapat
bahaya dalam dirinya atau adanya perbuatan dosa yang akan atau sedang dilakukannya maka
wajib untuk menasehatinya. Hal ini termasuk dalam menghilangkan bahaya dan kemungkaran
dari kaum muslimin. “Agama adalah nasehat: kepada Allah,Kitab-Nya, dan Rosul-Nya dan
kepada para pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya.”(HR.Muslim)
39. Membesuknya saat sakit
Adab dalam menjenguk orang yang sedang sakit haruslah dipahami. Adapun cara membesuk
orang yang sedang sakit sangatlah tergantung orang yang sakit dan penyakitnya. Ada kondisi
yang menuntut untuk sering dikunjungi maka yang utama adalah memperhatikan keadaannya.
Disunnahkan bagi yang menjenguk orang sakit untuk menanyakan keadaannya, mendoakannya
serta menghiburnya dan memberinya harapan karena hal tersebut dapat mendatangkan
kesembuhan n kesehatan tergantung jenis penyakitnya. Layak juga untuk mengingatkan akan
taubat dengan cara yang bijak seperti sabda Rosulullah saw. : “ Tidaklah menimpa seorang
mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit dan juga kesedihan, bahkan sampai
kesusahan yang menyusahkan, melainaka akan dihapuskan dengannya dosa-
dosanya.”(HR.Muslim)
40. Mengantarkan Jenazah
Hal ini juga bagian dari hak seorang muslim atas saudaranya yang meninggal dunia untuk
mengantarkan ke kuburan dan di dalamnya terdapat pahala yang besar. Rosulullah saw.
bersabda: “Siapa yang mengantarkan jenazah hingga mensholatkannya maka baginya pahala
satu Qhirath, dan siapa yang mengantarkannya hingga dimakamkan maka baginya pahala dua
Qhirath”, beliau ditanya: “Apakah yang dimaksud Qhirath?”, beliau menjawab:” bagaikan
dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai