Anda di halaman 1dari 4

1. Dalam ajaran agama islam sering kita kenal istilah syariat islam, menurut para ulama.

         Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah syariat ?

2. Beberapa prinsip dalam hukum Islam yang secara umum dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Yang dimaksud dengan prinsip umum
adalah prinsip keseluruhan hukum Islam yang bersifat universal. Sedangkan prinsip
khusus adalah prinsip-prinsip setiap cabang hukum Islam. Secara garis besar prinsip
umum hukum Islam ada tujuh prinsip,

       Jelaskan ketujuh prinsip Hukum Islam tersebut!

3.  Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam beragama,


sebagai seorang muslim yang baik

Bagaimana anda menjalankan syariat islam di Indonesia?

1. Yang dimaksud dengan hukum syariat menurut para ulama adalah seperangkat aturan yang
berasal dari pembuat syari'at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang
menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau memberikan
pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.

Contoh: Q.S Al-Ankabut/29:45

َ‫َر ۗ َولَ ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ َأ ْكبَ ُر ۗ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُون‬


ِ ‫صلَ ٰوةَ تَ ْنهَ ٰى ع َِن ْٱلفَحْ شَٓا ِء َو ْٱل ُمنك‬ ِ َ‫ك ِمنَ ْٱل ِك ٰت‬
َّ ‫ب َوَأقِ ِم ٱل‬
َّ ‫صلَ ٰوةَ ۖ ِإ َّن ٱل‬ ِ ‫ٱ ْت ُل َمٓا ُأ‬
َ ‫وح َى ِإلَ ْي‬

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat ini berisi tuntunan dari Allah SWT agar mengerjakan sholat, maka hal tersebut kemudian
disebut dengan hukum syariat.

2. Terdapat 7 prinsip Hukum Islam, yaitu Prinsip Tauhid, Prinsip Keadilan, Prinsip Amar Makruf Nahi
Munkar, Prinsip Al-Hurriyah (kebebasan dan kemerdekaan), Prinsip Musawah
(persamaan/egaliter), Prinsip Ta’awun (tolong-menolong), Prinsip Tasamuh (toleransi)
Berikut penjelasan ke 7 prinsip tersebut:
a. Prinsip Tauhid, prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada di bawah ketetapan yang
sama sebagai hamba Allah. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang prinsip ini yaitu S urat
Ali-imron /3:64
ُ ‫ب تَ َعالَوْ ا اِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َو ۤا ۢ ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم اَاَّل نَ ْعبُ َد اِاَّل هّٰللا َ َواَل نُ ْش ِركَ بِ ٖه َش ْيـًٔا َّواَل يَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
‫ضنَا‬ ِ ‫قُلْ ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت‬
َ‫بَ ْعضًا اَرْ بَابًا ِّم ْن ُدوْ ِن هّٰللا ِ ۗ فَاِ ْن ت ََولَّوْ ا فَقُوْ لُوا ا ْشهَ ُدوْ ا بِاَنَّا ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Artinya:
katakanlah: " hai ahli kitab,marilah [berpegang] kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak ada yang kita sembah selain allah dan
tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun dan (tidak pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai tuhan selain allah." jika mereka berpaling maka katakanlah kepada
mereka " saksikanlah,bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada allah).

Berdasarkan prinsip tauhid tersebut maka pelaksanaan dan pengalaman hukum Islam
merupakan suatu ibadah, yaitu penghambaan manusia kepada Allah SWT. Selain itu, sudah
semestinya kalua manusia mengikuti dan menetapkan hukum kehidupannya sesuai dengan
apa yang digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

b. Prinsip Keadilan, prinsip ini mengandung pengertian bahwa hukum Islam yang mengatur
persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip keadilan yang
meliputi hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, individu dengan manusia dan
masyarakatnya serta hubungan antara individu dengan lingkungannya. Prinsip keadilan ini
dijelaskan di dalam beberapa Surat salah satunya itu Surat Al-Maai’dah/5:8

‫ْط ۖ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَوْ ٍم َعلَ ٰى َأاَّل تَ ْع ِدلُوا ۚ ا ْع ِدلُوا هُ َو‬
ِ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِس‬
َ‫َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dari prinsip keadilan ini maka lahirlah kaidah dalam hukum Islam yang menyatakan bahwa
hukum Islam dalam prakteknya dapat beradaptasi sesuai ruang dan waktu.

c. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar, prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip tauhid dan
prinsip keadilan. Amar Ma’ruf ini mengandung arti bahwa Hukum Islam ditegakkan untuk
menjadikan umat manusia dapat melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana
dikehendaki oleh Allah SWT. Sedangkan Nahi Munkar mengandung arti bahwa hukum
tersebut ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang dapat meruntuhkan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini dijelaskan dalam surat Ali-Imron/3:110

‫ف َوتَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ ۗ َولَوْ ٰا َمنَ اَ ْه ُل‬
ِ ْ‫اس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ َخ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬ ِ ‫ْال ِك ٰت‬

Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah
orang-orang fasik”

d. Prinsip Kemerdekaan dan Kebebasan, prinsip ini mengandung maksud bahwa hukum Islam
tidak ditetapkan berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan penjelasan yang baik dan
argumentatif yang dapat meyakinkan. Keputusan untuk menerima atau menolak sepenuhnya
diserahkan kepada masing-masing individu. Hal ini dijelaskan dalam QS Al-Baqarah (2:256)
‫ت َويُْؤ ِم ۢ ْن بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َسكَ بِ ْالعُرْ َو ِة‬
ِ ْ‫ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّدي ۗ ِْن قَ ْد تَّبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
‫صا َم لَهَا َۗوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
َ ِ‫ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬

Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada
Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang
sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”

e. Prinsip Persamaan, yaitu pada dasarnya semua manusia adalah sama meskipun faktanya
berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa suku bangsa dan lain-lain. Kesamaan
tersebut, terutama dalam hal nilai kemanusiaannya. Hal ini dijelaskan dalam surat dalam QS
Al-Hujuraat (49:38)

‫ارفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن‬


َ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َع‬
‫هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”

Dari ayat tersebut terlihat bahwa yang membedakan nilai manusia dalam pandangan hukum
Islam adalah bukan karena ras, warna kulit dan sisi lahiriyah lainnya, melainkan faktor
ketaqwaannya.

f. Prinsip Tolong-Menolong, prinsip ini mengajarkan bahwa sesame warga masyarakat harus
saling menolong demi tercapainya kemaslahatan bersama. Diantar ayat yang menjadi
landasan prinsip tersebut adalah QS Al-Maai’dah (5:2)

۟ ُ‫وا َعلَى ٱ ْث ِم َو ْٱل ُع ْد ٰ َون ۚ َوٱتَّق‬


ِ ‫وا ٱهَّلل َ ۖ ِإ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ْٱل ِعقَا‬
‫ب‬ ۟ ُ‫اون‬ ۟ ُ‫َوتَ َعا َون‬
َ ‫وا َعلَى ْٱلبِرِّ َوٱلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َع‬
ِ ‫ِإْل‬
Artinya: “…. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran….”

g. Prinsip Toleransi, prinsip ini mengajarkan bahwa hukum Islam mengharuskan kepada umatnya
untuk hidup penuh dengan suasana damai dan toleran. Toletansi ini harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum Islam dan hak umat Islam. Hal ini dijelaskan dalam QS Al-Mumtahanah
(60:8)

‫ار ُك ْم اَ ْن تَبَرُّ وْ هُ ْم َوتُ ْق ِسطُ ْٓوا اِلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن‬ ‫هّٰللا‬


ِ َ‫اَل يَ ْن ٰهى ُك ُم ُ َع ِن الَّ ِذ ْينَ لَ ْم يُقَاتِلُوْ ُك ْم فِى ال ِّد ْي ِن َولَ ْم ي ُْخ ِرجُوْ ُك ْم ِّم ْن ِدي‬
َ‫هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِط ْين‬

Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
3. Cara menjalankan syariat Islam di Indonesia, yaitu dengan menerapkan dan mematuhi hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Adapun hukum islam yang diterapkan terbagi menjadi 5
macam secara garis besar yaitu:
a. Wajib, yaitu suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang maka orang yang
mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan maka akan
mendapat siksa.
b. Sunnah, yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat
pahala dan apabila ditinggalkan, maka orang yang meninggalkan tersebut tidak mendapat
siksa.
c. Haram, yaitu segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat pahala
sedangkan apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa.
d. Makruh, yaitu apabila perbuatan tersebut ditinggalkan maka orang yang meninggalkan
mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka orang tersebut tidak mendapat siksa.
e. Mubah, yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang mengerjakan tidak
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.

Anda mungkin juga menyukai