NIM : 857029783
SOAL
1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
JAWABAN :
a. Yang dimaksud dengan hukum syari’at menurut para ulama adalah seperangkat aturan
yang berasaal dari pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan
manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau di tinggalkan suatu larangan
atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.
Q.S. Al-‘Ankabut/29: 45
صلَ ٰوةَ تَ ْنهَ ٰى َع ِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ َأ ْكبَ ُر ۗ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َما ِ َك ِمنَ ْٱل ِك ٰت
َّ ب َوَأقِ ِم ٱل
َّ صلَ ٰوةَ ۖ ِإ َّن ٱل َ ٱ ْت ُل َمٓا ُأو ِح َى ِإلَ ْي
َتَصْ نَعُون
Artinya : bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
1. Wajib
Yang disebut wajib adalah suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang,
maka orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila perbuatan
itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa.
2. Sunnah (mandub)
Yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat
pahala dan apabila ditinggalkan, maka orang yang meninggalkan tersebut tidak
mendapat siksa.
3. Haram
Adalah segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat
pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa.
4. Makruh
Satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan tersebut ditinggalkan maka
orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan maka orang
tersebut tidak mendapat siksa.
5. Mubah
Yang disebut mubah adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang
mengerjakan tidak mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
c. Secara garis besar prinsip umum hukum islam ada tujuh macam :
1. Prinsip Tauhid
Prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada dibawah ketetapan yang sama
sebagai hamba Allah. Beberapa ayat yang menjelaskan tentang prinsip ini di antaranya
adalah :
Surat Al-A'raaf/7: 172
۟ ُوا بَلَ ٰى ۛ َش ِه ْدنَٓا ۛ َأن تَقُول ۟ ُْت ب َربِّ ُك ْم ۖ قَال
وا يَوْ َم ِ ُ ُور ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َوَأ ْشهَ َدهُ ْم َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس ِه ْم َألَس َ ُّوَِإ ْذ َأ َخ َذ َرب
ِ ك ِم ۢن بَنِ ٓى َءا َد َم ِمن ظُه
َْٱلقِ ٰيَ َم ِة ِإنَّا ُكنَّا ع َْن ٰهَ َذا ٰ َغفِلِين
" Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dan sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukanlah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini(keesaan Tuhan). "
Dari ayat tersebut nampak jelas bahwa seluruh manusia pada awalnya yaitu ketika belum
terlahir ke dunia (alam ruh) telah mengakui ke-esaan Allah SWT. Maka dalam
pandangan Islam pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi dan kualitas yang
sama yaitu potensi bertauhid di mana hal tersebut pernah dikukuhkan/diakui sebelumnya.
Surat Ali-Imron/3: 64
ضنَا بَ ْعضًا اَرْ بَابًا ِّم ْن ُ ب تَ َعالَوْ ا اِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َو ۤا ۢ ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم اَاَّل نَ ْعبُ َـد ِااَّل هّٰللا َ َواَل نُ ْش ِركَ بِ ٖه َش ْيـًٔا َّواَل يَتَّ ِخ َذ بَ ْع
ِ قُلْ ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت
َُدوْ ِن هّٰللا ِ ۗ فَا ِ ْن ت ََولَّوْ ا فَقُوْ لُوا ا ْشهَ ُدوْ ا بِاَنَّا ُم ْسلِ ُموْ ن
" Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling Maka
Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah). "
Berdasarkan prinsip tauhid tersebut, maka pelaksanaan dan pengalaman hukum Islam
merupakan suatu ibadah, yaitu penghambaan manusia kepada Allah SWT. Dan
berdasarkan tauhid itu juga maka sudah semestinya kalau manusia mengikuti dan
menetapkan hukum dalam kehidupannya sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah
SWT dan Rasul-Nya.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengatur persoalan
manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip keadilan yang meliputi
hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, individu dengan manusia dan
masyarakatnya serta hubungan antara individu dengan lingkungannya.
Beberapa ayat yang menjelaskan prinsip keadilan ini di antaranya adalah :
Surat Al-Maai'dah/5: 8
ۖ وا ه َُو َأ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۟ ُوا ۚ ٱ ْع ِدل ۟ ُوا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء ب ْٱلقِ ْس ِط ۖ َواَل يَجْ رمنَّ ُك ْم َشنَـَٔانُ قَوْ ٍم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل تَ ْع ِدل ۟ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن
۟ ُوا ُكون
َِ ِ َ
۟
ََوٱتَّقُوا ٱهَّلل َ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ خَ بِي ۢ ٌر بِ َما تَ ْع َملُون
" Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. "
Bahkan terhadap kerabat sekalipun maka keadilan itu harus tetap ditegakkan. Hal ini
diisyaratkan dalam :
Surat Al-An'aam/6: 152
" ... dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil, Kendatipun ia adalah
kerabat(mu)... "
Dari prinsip keadilan ini maka lahirlah kaidah dalam hukum Islam yang menyatakan
bahwa "Masalah-masalah dalam hukum Islam apabila telah menyempit maka menjadi
meluas, apabila masalah-masalah tersebut telah meluas maka kembali menyempit. "
ب لَ َكانَ خَ ْيرًا ِ َُوف َوتَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْٱل ُمن َك ِر َوتُْؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل ِ ۗ َولَوْ َءا َمنَ َأ ْه ُل ْٱل ِك ٰت
ِ اس تَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر ْ ُكنتُ ْم َخ ْي َر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج
ِ َّت لِلن
َلَّهُم ۚ ِّم ْنهُ ُم ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ َوَأ ْكثَ ُرهُ ُم ْٱل ٰفَ ِسقُون
" Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. "
ٓ
َ ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ
َك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون ِ َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر
" Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung. "
ٰ
َ ِك بِ ْٱلعُرْ َو ِة ْٱل ُو ْثقَ ٰى اَل ٱنف
ۗ صا َم لَهَا ِ ٓا ِإ ْك َراهَ فِى ٱلدِّي ِن ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّ ْش ُد ِمنَ ْٱل َغ ِّى ۚ فَ َمن يَ ْكفُرْ بِٱلطَّ ُغو
َ ت َويُْؤ ِم ۢن بِٱهَّلل ِ فَقَ ِد ٱ ْستَ ْم َس
َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم
" Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut [162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. "
surat Al-Hujuraat/49: 13
ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر
" Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. "
Dalam ayat tersebut juga terlihat bahwa yang membedakan nilai manusia dalam
pandangan hukum Islam adalah bukan karena ras, warna kulit dan sisi lahiriyah lainnya,
melainkan faktor ketaqwaannya. Dalam ayat lainnya lebih tegas Allah menyatakan
bahwa manusia adalah mahluk yang lebih dimuliakan dibanding jenis makhluk lainnya.
Hal ini ditegaskan dalam :
Surat Al-Israa'/17: 70
ِ ت َوفَض َّْل ٰنهُ ْم ع َٰلى َكثِي ٍْر ِّم َّم ْن خَ لَ ْقنَا تَ ْف
ض ْياًل ِ َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰنهُ ْم فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْق ٰنهُ ْم ِّمنَ الطَّيِّ ٰب
" Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan. "
Surat Al-Maai'dah/5: 2
۟ ُاون
وا َعلَى ٱِإْل ْث ِم َو ْٱل ُع ْد ٰ َو ِن ۟ َُوتَ َعا َون
َ وا َعلَى ْٱلبِ ِّر َوٱلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َع
" ... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ... "
Surat Al-Mumtanah/60: 8
َار ُك ْم اَ ْن تَبَرُّ وْ هُ ْم َوتُ ْق ِسطُ ْٓوا ِالَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن هّٰللا َ يُ ِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِط ْين هّٰللا
ِ َاَل يَ ْن ٰهى ُك ُم ُ َع ِن الَّ ِذ ْينَ لَ ْم يُقَاتِلُوْ ُك ْم فِى ال ِّد ْي ِن َولَ ْم ي ُْخ ِرجُوْ ُك ْم ِّم ْن ِدي
" Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.