1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
Terjemah :
Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan
tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang
lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
ayat di atas menerangkan bahwa Allah memberikan tuntutan agar mengerjakan sholat
sehingga berdasarkan ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hukum syariat
memiliki pengertian yaitu sebagai seperangkat aturan yang berasal dari Allah SWT yang
mana aturan tersebut memiliki hubungan dengan perbuatan manusia, yang bersifat
menuntun untuk dikerjakan ataupun meninggalkan.
Wajib, hukum ini bersifat wajib untuk dikerjakan dan apabila meninggalkan maka
akan mendapatkan dosa. Suatu atura dalam al-quran maupun hadist dapat
dikatakan menjadi wajib apabila terdapat beberapa hal, diantaranya adalah:
Menunjukan suatu keharusan yang harus dikerjakan, contoh ayat al- quran
ini adalah surat al-baqarah 2:183
Terjemah :
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.
َ ْ س ْو َل َواُولِى
َ اﻻ ْم ِر مِ ْن ُك ۚ ْم فَا ِْن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِ ْي
ش ْيءٍ فَ ُرد ْﱡوهُ اِلَى ُ الرٰ ٓياَيﱡ َها ﱠال ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اَطِ ْيعُوا ﱣ َ َواَطِ ْيعُوا ﱠ
س ُن ت َأ ْ ِوي ًْﻼ
َ اﻻخِ ۗ ِر ٰذلِكَ َخي ٌْر ﱠوا َ ْح
ٰ ْ س ْو ِل ا ِْن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ مِ نُ ْونَ ِبا ﱣ ِ َو ْال َي ْو ِم
ُ الر
ࣖ ﱣ ِ َو ﱠ
Terjemah :
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi
Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-
Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari
Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di
dunia dan di akhirat).
Bentuk kalimat berupa perintah pada ayat ini berupa kalimat اَطِ ْيعُواyang
berati taatilah, sehingga dengan adanya kalimat tersebut menjadikan taat
kepada Allah, Rasul, dan ulil amri merupakan suatu kewajiban.
Terjemah :
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kemarilah! Aku akan
membacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu, (yaitu)
janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baiklah
kepada kedua orang tua, dan janganlah membunuh anak-anakmu
karena kemiskinan. (Tuhanmu berfirman,) ‘Kamilah yang memberi
rezeki kepadamu dan kepada mereka.’ Janganlah pula kamu
mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi. Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan
Allah, kecuali dengan alasan yang benar. Demikian itu Dia
perintahkan kepadamu agar kamu mengerti.
II. Terdapat larangan yang berbentuk kata kerja yang disertai dengan
qarinah. Salah satu contohnya ialah ayat al-quran surat al-Israa’
17:32
َ س ۤا َء
س ِبي ًْﻼ َ شةً َۗو ّ ِ َو َﻻ ت َ ْق َربُوا
َ ِالز ٰن ٓى اِنﱠهٗ َكانَ فَاح
Terjemah :
Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah
perbuatan keji dan jalan terburuk.
Terjemah :
Demikianlah (petunjuk dan perintah Allah). Siapa yang
mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (ḥurumāt). Maka
itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Semua hewan ternak
telah dihalalkan bagi kamu, kecuali yang diterangkan kepadamu
(keharamannya). Maka, jauhilah (penyembahan) berhala-berhala
yang najis itu dan jauhi (pula) perkataan dusta.
Terjemah :
Orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan yang
baik-baik dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka
deralah mereka (para penuduh itu) delapan puluh kali dan janganlah
kamu menerima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka
itulah orang-orang yang fasik,
Suatu perbuatan dapat dikatakan makruh apabila melihat dari berbagai sisi,
diantarnya ialah:
Terjemah :
Tidak ada dosa bagimu atas kata sindiran untuk meminang
perempuan-perempuan atau (keinginan menikah) yang kamu
sembunyikan dalam hati.
ii. Terdapat petunjukan untuk melakukan tetapi terdapat qarinah yang
menunjukan bahwa perintah tersebug bersifat mubah.
iii. Terdapat kemudahan karena adanya kaidah fiqh yang berbunyi “al-
ashlu fil asy-yaa-i al-ibahah” ( )اﻷصل في اﻷشياء اﻹباحةyang
merupakan salah satu kaidah fiqih yang dipegang oleh jumhur
ulama, termasuk kalangan Syafi'iyyah, yang artinya dalam bahasa
Indonesia, “Hukum asal dari segala sesuatu adalah mubah”
1) Tauhid, pada prinsip ini dijelaskan bahwa pada awal sebelum manusia lahir ke
dunia atau masih di dalam alam ruh manusia telah mengakui adanya keesaan
Allah SWT. Dimana pada prinsip ini dijelaskan bahwa manusia berada di bawah
kekuasaan Allah SWT. Didasarkan pada hal tersebutlah maka segala suatu bentuk
pelaksanaan maupun pengamalan hukum islam bersifat ibadah. Dimana ibadah
meempunyai arti sebagai bentuk pengakuan terhadap keesaan Allah. Dari hal
tersebutlah dapat ditarik beberapa prinsip khusus, diantarnya ialah:
i. Prinsip yang berhubungan langsung dengan Allah tanpa adanya perantara.
Q.S 2:186
Terjemah :
Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang
Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi
(perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.
ii. Beban hukum yang diciptakan oleh Allah mempunyai tujuan untuk
kemaslahatan manusia.
Q.S 17:7
Terjemah :
Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri.
Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada
dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami
bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki
masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan
untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.
2) Prinsip keadilan, pada prinsip ini dimaksudkan bahwa hukum islam berperan bagi
segala persoalan yang dihadapi oleh manusia, dimana bagi hukum islam segala
sesuatu harus dilandaskan pada keadilan baik antar individu maupun individu
dengan lingkungan.
Q.S 5:8
ُع ٰلٓى ا َ ﱠﻻ تَ ْع ِدلُ ْوا ۗاِ ْع ِدلُ ْو ۗا ه َُو ا َ ْق َرب َ ش َهدَ ۤا َء بِ ْال ِقسْطِۖ َو َﻻ يَ ْج ِر َم ﱠن ُك ْم
َ شن َٰانُ قَ ْو ٍم ُ ِ ٰيٓاَيﱡ َها الﱠ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ ﱠوامِ يْنَ ِ ﱣ
َلِلت ﱠ ْق ٰو ۖى َواتﱠقُوا ﱣ َ ۗا ﱠِن ﱣ َ َخبِي ۢ ٌْر بِ َما ت َ ْع َملُ ْون
Terjemah :
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah
(dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil)
itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
3) Amar Ma’ruf Nahi Munkar, prinsip ini pada dasarnya ialah hasil konsekuensi
daripada prinsip pertama dan kedua. Dimana amar ma’ruf berfungsi sebagai
penegak umat manusia sehingga dapat melaksanakan hal yang baik dan benar
sebagaimana mestinya. Sedangkan nahi munkar berperan sebagai pencegah
terjadinya hal-hal buruk yang mempunyai potensi untuk menghancurkan kehidupan
bermasyarakat.
Q.S 3:110
Terjemah :
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama)
kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.
Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
fasik.
Q.S 2:256
َ ت َويُؤْ مِ ۢ ْن ِبا ﱣ ِ َفقَ ِد ا ْست َ ْم
سكَ ِب ْالعُ ْر َوةِ ْال ُوثْ ٰقى َﻻ ُ طا
ِ غ ْو ّ َالر ْشدُ مِ نَ ْالغ
ي ِ ۚ فَ َم ْن يﱠ ْكفُ ْر ِبال ﱠ ﻻ اِ ْك َرا َه فِى ال ِدّي ۗ ِْن قَدْ ت ﱠ َبيﱠنَ ﱡ
َٓ
ع ِل ْي ٌم َ ُ ام َل َها َۗو ﱣ
َ سمِ ْي ٌع َ صَ ا ْن ِف
Terjemah :
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan
yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut(162) dan beriman
kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak
akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
5) Persamaan, pada prinsip ini dijelaskan bahwa pada dasarnya manusia adalah sama
yang membedakan hanyalah tingkat ketuhaan mereka terhadap tuhannya.
Q.S 17:70
Q.S 5:2
Terjemah :
Dan Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
7) Toleransi, dalam prinsip ini hukum islam dalam penerapannya sehari-hari haruslah
hidup dengan damai dan toleransi, yang mana dalam hal ini harus terjamin tidak
adanya pelanggaran hukum islam dan hak umat islam.
Q.S 60:8
ط ْٓوا اِلَ ْي ِه ۗ ْم ا ﱠِن ﱣ َ يُحِ بﱡ ِ َع ِن الﱠ ِذيْنَ لَ ْم يُقَاتِلُ ْو ُك ْم فِى ال ِدّي ِْن َولَ ْم يُ ْخ ِر ُج ْو ُك ْم ِ ّم ْن ِدي
ُ ار ُك ْم ا َ ْن تَبَ ﱡر ْوهُ ْم َوت ُ ْق ِس َ ُ َﻻ يَ ْنهٰ ى ُك ُم ﱣ
َْال ُم ْقسِطِ يْن
Terjemah :
Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari
kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku
adil.
d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-
Nisaa’/4:59!
Q.S 4:59
Terjemah :
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad)
serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu
beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih
bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).
Pada ayat di atas diterangkan bahwa taat kepada hukum Allah ialah dengan menaati Allah,
rasul, serta ulil amri. Jika pada suatu hal terjadi hal yang menyebabkan seorang mukmin
berbeda pendapat dengan ulil amri maka hendaknya menggunakan Al-Qur’an dan Hadist
sebagai pendoman.
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan
pembinaan akhlak manusia.
a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125!
َ ع ْن
سبِ ْيل ِٖه َوه َُو َ س ۗ ُن ا ﱠِن َربﱠكَ ه َُو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن
َ ض ﱠل َ سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم بِالﱠتِ ْي ه
َ ِي ا َ ْح َ ظ ِة ْال َح
َ سبِ ْي ِل َربِّكَ بِ ْالحِ ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع َ ا ُ ْدعُ ا ِٰلى
َاَ ْع َل ُم ِب ْال ُم ْهت َ ِديْن
Terjemah :
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta
debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling
tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang
mendapat petunjuk.
Berdasarkan pada ayat tersebut maka sumber moral dan akhlaq kita didasarkan pada Al-
Quran dan hadist,sehingga perilaku serta perbuatan yang kita lakukan harus sesuai dengan
Al-Quran dan hadist. Berdasarkan ayat tersebut pula jika kita tidak menyetujui suatu hal
maka hendaklah kita mendebatnya dengan cara yang baik.
b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21!
اﻻخِ َر َوذَك ََر ﱣ َ َكثِي ًْر ۗا
ٰ ْ سنَةٌ ِلّ َم ْن َكانَ َي ْر ُجوا ﱣ َ َو ْال َي ْو َم
َ س ْو ِل ﱣ ِ اُس َْوة ٌ َح
ُ لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر
Terjemah :
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang
banyak mengingat Allah.
Berdasarkan ayat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa agama memiliki peran sebagai
sumber akhlaq dimana ajaran agama berperan sebagai pendorong manusia dalam bertindak
dan bertingkah laku sehingga sesuai dengan ajaran agama. dan bagi kita umat islam
Rasullah merupakan suri tauladan yang dapat kita contoh dan tiru akhlaqnya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya, dan
yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. QS. Al-
Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia.
Terjemah :
Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Terjemah :
Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa perkembangan teknologi berasal dari langit dan bumi.
Sehingga manusia sebagai khalifah di bumi hendaknya mengelola dan mengembangkan nya
dengan baik yang mana Allah menciptakan potensi tersebut dengan tujuan agar bermanfaat bagi
umat manusia dan makhluk sekkitarnya. Melalui hal tersebutlah Allah sebagai pencipta dan
penguasa langit dan bumi menunjukkan tanda kebesaranya, sehingga sudah sepatutnya kita
sebagai manusia agar bersyukur terhadap hal tersebut.
Sumber:
Ali Nurdin, S. M. (2022). Pendidikan Agama Islam (BMP); 1-9 / MKDU4221. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
https://quran.kemenag.go.id/