Anda di halaman 1dari 7

NAMA : CANDRA WENDY RUKMANA

NIM : 045297391

PRODI : ILMU ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG

TUGAS 2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah
pada tempat yang telah disediakan:

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-


’Ankabut/29:45!
b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!
c. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!
d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi
kandungan An-Nisaa’/4:59!

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka
pendidikan dan pembinaan akhlak manusia.

a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-
Nahl/16:125!
b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS.
Al-Ahzab/33:21!

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan
fenomenanya, dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkannya. QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan
dan ditundukkan Allah untuk manusia.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13


b. Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Selamat mengerjakan tugas


JAWAB :

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia

a. Pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-`Ankabut 29;45

Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia

َ ‫ص ٰلوِة َ ت َ ْنهٰ ى‬
‫عنِ ْالفَحْ ش َۤا ِء‬ َّ ‫ن ال‬ َِّ ‫ص ٰلوِة َ ا‬
َّ ‫ْك منَِ ْالك ٰتبِ َواَقمِ ال‬ َِ ‫ل َماِ ا ُ ْوح‬
َِ ‫ي الَي‬ ِْ ُ ‫ا‬
ُِ ‫ت‬
ْ َ ‫ّللاُ يَ ْعلَ ُِم َما ت‬
َِ‫صنَعُ ْون‬ ِٰ ‫َو ْال ُم ْن َكرِ ۗ َولَذ ْك ُِر‬
ِٰ ‫ّللا ا َ ْكبَ ُِر ۗ َو‬
Artinya ; Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al – Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah
sholat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamannya dari ibadat-ibadat lain) dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Yang dimaksud dengan hukum syariat menurut para
ulama adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syariat (Allah SWT) yang berhubungan
dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu
larangan atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau
meninggalkan. Berdasarkan ayat di atas, perintah Allah SWT yang utama di antara ibadah-ibadah lain
adalah menegakan sholat. Karena orang senantiasa menegakan sholat secara khusuk dan dengan
mengharap Ridha Allah SWT maka ia akan terhindar dari perbuatan – perbuatan keji dan munkar.

b. penjelasan lima macam hukum Islam

a. Wajib Yang disebut wajib adalah; suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang, maka orang
yang mengerjakan akan mendapat pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan maka akan
mendapat siksa. Salah satu ayat yang secara tegas perintah Allah SWT untuk harus dikerjakan adalah
sebagai berikut firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183

ِ‫ن قَبْل ُك ْم‬ِْ ‫علَى الَّذيْنَِ م‬ َِ ‫علَ ْي ُك ُِم الص َيا ُِم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َِ ‫ٰياَيُّ َها الَِّذيْنَِ ٰا َمنُ ْوا ُكت‬
َ ‫ب‬
َِ‫لَعَلَّ ُك ِْم تَتَّقُ ْون‬
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. kata yang menunjukkan perintah tegas dalam ayat
tersebut adalah kata”kutiba” (diwajibkan), walaupun tidak disebutkan perintah tegas berpuasa apa,
tetapi jumhur ulama sepakat perintah berpuasa pada ayat tersebut adalah kewajiban berpuasa di
bulan Ramadhan untuk orang -orang yang beriman.

b. Sunnah (mandub) Yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan maka orang yang meninggalkan hal-hal tersebut tidak
akan mendapat siksa. Secara garis besar hukum sunnah dapat menjadi dua bagian, yaitu sebagai
berikut ;

a. Sunnah muakkad yaitu perbuatan yang amat sering dilakukan oleh Rasulullah SAW, bahkan jarang
sekali beliau tinggalkan, kecuali hanya beberapa kali saja. Contoh hukum sunnah ini dalam beribadah
adalah berkumur dalam wudhu dan adzan dan iqamah dalam shalat berjamah.
b. Sunnah ghoiru muakkad adalah suatu aktivitas atau perbuatan yang dianjurkan oleh Rasulullah
SAW tetapi tuntutannya tidak sekuat sunnah muakkad. Salah satu alasannya adalah Nabi
Muhammad SAW pernah mengerjakan tetapi juga sering meninggalkannya. Contohnya adalah shalat
sunnah qobliyah isya`.

c. Haram Adalah segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapatkan
pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut mendapat siksa. Kata haram ada yang
jelas dan tegas misalnya dengan kata harrama sesuai pernyataan Allah dalam surat Al – An`aam/6 ;
151

‫سانًۚا‬ ِۚ ‫شيْـًٔا َّو ِب ْال َوا ِلدَي‬


َ ‫ْن ا ِْح‬ ۚ َّ َ‫علَ ْي ُك ْۚم ا‬
َ ‫ّل ت ُ ْش ِر ُك ْوۚا ِب ۚه‬ َ ‫ل َما َح َّر َۚم َربُّ ُك ْۚم‬ ْۚ ُ‫ق‬
ُۚ ْ‫ل تَ َعالَ ْوا اَت‬
Artinya ; Katakanlah “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu;
janganlah kamu mempersatukan sesuatu dengan Dia,...

d. Makruh Suatu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan itu ditinggalkan maka orang yang
meninggalkan perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala dan apabila dikerjakan maka orang
tersebut tidak mendapatkan siksa.

e. Mubah Yang disebut mubah adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang
mengerjakan tidak mendapatkan pahala dan apabila meninggalkannya tidak berdosa.

c. Penjelasan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam

a. Prinsip Tauhid Prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada di bawah ketetapan yang sama
sebagai hamba Allah. Sesuai ayat di bawah ini Q.S Al-A`raaf/7;172

ِ‫ظ ُه ْوره ِْم ذُريَّت َ ُه ْم‬ُ ‫ن‬ ِْ ‫ي ٰا َد َِم م‬ ِْ ‫ن بَن‬ ِْ ‫ُّك م‬ َِ ‫َوا ِْذ ا َ َخذَِ َرب‬
ِ‫ع ٰلى ا َ ْنفُسه ِْم اَلَ ْستُِ ب َرب ُك ِْم قَالُ ْوا بَ ٰلى‬ َ ‫َوا َ ْش َه َد ُه ِْم‬
‫ن ٰهذَا‬ َ ‫ن تَقُ ْولُ ْوا يَ ْو َِم ْالق ٰي َمةِ انَّا ُكنَّا‬
ِْ ‫ع‬ ِْ َ ‫شَه ْدنَا ۗا‬
َِ‫ ٰغفليْن‬Artinya ; Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanaka Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman); “Bukankan
Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab;”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”.(kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan ;”Sesungguhnya Kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. Dari ayat tersebut nampak
jelas bahwa seluruh manusia pada awalnya ketika belum lahir ke dunia (alam ruh) telah mengakui
ke-esaan Allah SWT. Maka dalam pandangan Islam pada dasarnya semua manusia mempunyai
potensi dan kualitas yang sama yaitu potensi bertauhid di mana hal tersebut pernah
dikukuhkan/diakui sebelumnya.

b. Prinsip keadilan Prinsip keadilan ini mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengatur
persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip keadilan yang meliputi
hubungan antara individu dengan diri sendir, individu dengan manusia dan masyarkatnya serta
hubungan antara individu dengan lingkungannya. Ayat yang menerangkan prinsip keadilan ini adalah
Q.S AlMaai`sudah;5/8
ِ‫شن َٰا ُن‬ َِ ‫ش َه َد ۤا َِء ب ْالقسْطِ َو‬
َ ‫ل َي ْجر َمنَّ ُك ِْم‬ ِٰ َِ‫ٰياَيُّ َها الَّذيْنَِ ِٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّواميْن‬
ُ ‫لِل‬
َِّ ‫ّللا ۗا‬
‫ن‬ ُِ ‫ل تَ ْعدلُ ْوا ۗاعْدلُ ْواِ ُه َِو اَ ْق َر‬
َِٰ ‫ب للت َّ ْق ٰوىِ َواتَّقُوا‬ َِّ َ‫ع ٰلى ا‬َ ِ‫قَ ْوم‬
َِ‫ّللا خَبيْرِ ب َما تَ ْع َملُ ْون‬
َِٰ
Artinya ; Hai orang-orang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

c. Prinsip amar makruf nahi munkar Prinsip ketiga merupakan konsekuensi dari prinsip pertama dan
kedua. Amar ma`ruf ini mengandung arti bahwa Hukum Islam ditegakan untuk menjadikan umat
manusia dapat melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT.
sedangkan nahi munkar mengandung arti hukum tersebut ditegakkan untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang buruk yang dapat meruntuhkan kehidupan bermasyarakat. Paparan Al-Qur`an yang
menjelaskan prinsip tersebut adalah Q.S Ali Imron/3;104

ۚ‫ن ْال ُم ْن َك ِر‬ َ َۚ‫ف َويَ ْن َه ْون‬


ِۚ ‫ع‬ ِۚ ‫ْر َويَأ ْ ُم ُر ْونَۚ بِ ْال َم ْع ُر ْو‬
ِۚ ‫ع ْونَۚ اِلَى ْال َخي‬ ْۚ ‫َو ْلتَ ُك‬
ُ ‫ن ِم ْن ُك ْۚم ا ُ َّمةۚ يَّ ْد‬
ٰۤ
ۚ َۚ‫ك ُه ُۚم ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬َۚ ‫َواُول ِٕى‬
Artinya ; Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.

d. Prinsip al-Huriyah (kebebasan dan kemerdekaan) Prinsip ini mengandung maksud bahwa hukum
Islam tidak ditetapkan berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan penjelasan yang baik dan
argumentatif yang dapat meyakinkan. Apakah manusia pada akhirnya menolak atau menerima
sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing individu. Ayat Al-Qur`an yang menjelaskan prinsip ini
adalah sebagai berikut; Q.S Al-Baqarah/2;256

ِ‫غ ْوتِ َويُؤْ م ْن‬ َّ ‫ن يَّ ْكفُ ِْر ب‬


ُ ‫الطا‬ ِْ ‫الر ْش ُِد منَِ ْالغَيِ ِۗ فَ َم‬ ُّ َِ‫ل ا ْك َراِهَ فى الديْنِ قَ ِْد ت َّ َبيَّن‬
َِ
ِ‫عليْم‬
َ ِ‫سميْع‬ ِٰ ‫ام لَ َها ۗ َو‬
َ ُ‫ّللا‬ َِ ‫ص‬ َ ‫ل ا ْنف‬ َِ ‫ك ب ْالعُ ْر َوةِ ْال ُوثْ ٰقى‬ َ ‫الِل فَقَدِ ا ْستَ ْم‬
َِ ‫س‬ ِٰ ‫ب‬
Artinya ; Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

e. Prinsip musawah (persamaan/egaliter) Prinsip persamaan mengandung arti bahwa pada dasarnya
semua manusia adalah sama meskipun faktanya berbeda dalam hal lahiriyahnya, baik warna kulit,
bahasa, suku, bangsa dan lain-lain. Kesamaan tersebut, terutama dalam hal nilai kemanusiannya.
Hukum Islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak menjadikan manusia berbeda dari segi
kemanusiannya. Ayat Al-Qur`an yang menjelaskan prinsip ini adalah sebagai berikut, Q.S Al-
Hujuraat/49;13
ۚ‫ارفُ ْۚوۚا ۚ ا َِّن‬
َ ‫ل ِلتَ َع‬ َۚ ‫شعُ ْوبًا َّوقَ َب ٰۤا ِٕى‬ ُ ‫ن ذَ َكرۚ َّوا ُ ْنثى َو َج َع ْلن ُك ْۚم‬ ُۚ َّ‫يٰٓاَيُّ َها الن‬
ْۚ ‫اس اِنَّا َخلَ ْقن ُك ْۚم ِم‬
‫ع ِليْمۚ َخ ِبي ْۚر‬
َ َ‫ّللا‬
ٰۚ ‫ِن‬ َّۚ ‫ّللا اَتْقى ُك ْۚم ا‬ ِٰۚ َ‫اَ ْك َر َم ُك ْۚم ِع ْن ۚد‬
Artinya ; Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Dari ayat
tersebut juga terlihat bahwa yang membedakan nilai manusia dalam padangan Hukum Islam adalah
bukan karena ras, warna kulit, dan sisi lahiriyah lainnya, melainkan faktor ketaqwaanya.

f. Prinsip ta`awun (tolong-menolong) Prinsip ini mengajarkan bahwa sesam warga masyarakat harus
saling menolong demi tercapainya kemaslahatan bersama. Ayat yang menjadi landasan prinsip
tersebut adalah surat Al-Maa`idah/5 ; 2

ِ‫ى ْاْلثْمِ َو ْالعُد َْوان‬


ِ َ‫عل‬
َ ‫اونُ ْوا‬ َِ ‫ى ْالبرِ َوالت َّ ْق ٰوىِ َو‬
َ َ‫ْل تَع‬ ِ َ‫عل‬
َ ‫اونُ ْوا‬
َ َ‫َوتَع‬
Artinya ;”... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...”

g. Prinsip tasamuh (toleransi) Prinsip ini mengerjakan bahwa hukum Islam mengharuskan kepada
umatnya untuk hidup penuh dengan suasana damai dan toleran. Toleransi ini harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum Islam dan hak umat Islam. Di antara ayat yang menjelaskan prinsip ini adalah
Q.S AlMumtahanah/60;8

ِ‫عنِ الَّذيْنَِ لَ ِْم يُقَاتلُ ْو ُك ِْم فى الديْنِ َولَ ِْم يُ ْخر ُج ْو ُك ِْم م ْن‬ ِٰ ‫ا َي ْن ٰهى ُك ُِم‬
َ ُ‫ّللا‬
َِ‫ّللا يُحبُِّ ْال ُم ْقسطيْن‬ َِٰ ‫ن‬ ُ ‫ن تَ َب ُّر ْو ُه ِْم َوت ُ ْقس‬
َِّ ‫ط ْوا الَيْه ِْم ا‬ ِْ َ‫د َيار ُك ِْم ا‬
Artinya ; Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orangorang yang berlaku adil.

d. Penjelasan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan Q.S An-
Nisaa` 14;59

ۚ‫ى ْاّلَ ْم ِۚر ِم ْن ُك ْۚم فَا ِْن‬


ۚ ‫ل َواُو ِل‬ َۚ ‫س ْو‬ ٰۚ ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَۚ ا َمنُ ْٰٓوا اَ ِط ْيعُوا‬
َّ ‫ّللاَ َواَ ِط ْيعُوا‬
ُ ‫الر‬
ٰۚ ‫ۚن ُك ْنت ُ ْۚم تُؤْ ِمنُ ْونَۚ ِب‬
ِ‫اّلل‬ ْۚ ِ‫ل ا‬ِۚ ‫س ْو‬
ُ ‫الر‬ ِٰۚ ‫ش ْيءۚ فَ ُرد ُّْو ۚهُ اِلَى‬
َّ ‫ّللا َو‬ ْۚ ِ‫تَنَازَ ْعت ُ ْۚم ف‬
َ ‫ي‬
‫ل‬ ًۚ ‫ن تَأ ْ ِو ْي‬
ُۚ ‫س‬َ ‫ك َخيْرۚ َّواَ ْح‬ َۚ ‫َو ْال َي ْو ِۚم ْاّل ِخ ِۚر ذ ِل‬
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Yang dimaksud dengan kalimat “kembali kepada Allah dan Rasul” menurut mayoritas mufassir
adalah mengembalikan segara urusan kepada tuntunan AlQur`an dan Sunnah Rasul. Terlihat
dalam ayat tersebut bahwa orang beriman juga wajib taat kepada ulil amri, namun dalam ayat
tersebut tidak disertai kata athi`u/taalah kepada ulil amri (penguasa) adalah bersyarat, yaitu
sepanjang penguasa tersebut juga taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia a. Penjelasan sumber
moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. AnNahl/16:125!

ِ‫ي‬ َ ‫يه‬ ِْ ‫سنَةِ َو َجاد ْل ُه ِْم بالَّت‬ َ ‫ظةِ ْال َح‬َ ‫ك ب ْالح ْك َمةِ َو ْال َم ْوع‬ َِ ‫سبيْلِ َرب‬ َ ‫ع ا ٰلى‬ ُِ ‫ا ُ ْد‬
َِ‫سبيْلهِ َو ُه َِو اَ ْعلَ ُِم ب ْال ُم ْهتَديْن‬َ ‫ن‬ ِْ ‫ع‬ َِّ ‫ض‬
َ ‫ل‬ َ ‫ن‬ ِْ ‫َّك ُه َِو اَ ْعلَ ُِم ب َم‬
َِ ‫ن َرب‬َِّ ‫ن ا‬ َ ‫اَ ْح‬
ُِ ‫س‬
Artinya ; “Serulah (manusia ) ke jalan (agama ) Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan pengajaran
yang baik, dan berbantahlah (berdebatlah ) dengan mereka dengan (jalan ) yang terbaik.

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita agar mengajak manusia kepada kebenaran itu dengan
cara hikmah. Termasuk ke dalam makna hikmah adalah cara penyampaian yang tidak
menyakitkan orang yang didakwahinya dengan cara bertahap disesuaikan dengan kemampuan
objek dakwah dan dilakukan tidak sekaligus. Ayat ini juga mengindisikan keharusan memahami
kondisi sosiokultural masyarakat, termasuk tradisi yang diwarisinya. Selama adat itu tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syara`; maka ia bisa menjadi bagian yang harus dilaksanakan
termasuk perihal akhlak. Islam sangat menghargai budaya suatu masyarakat. Menurut sejarah
keberhasilan agama Islam dalam menyebarkan ajarannya di nusantara karena Islam sangat
menghormati budaya setempat bahkan budaya setempat bisa dijadikan sumber hukum selama
budaya itu tidak menyimpang. Kalau pun adat lokal menyimpang, Islam mengajarkan kepada
umatnya agar mengubahnya tidak sekaligus melainkan seacara bertahap.

Kesimpulannya adat istidat dan budaya lokal dapat dijadikan sumber moral dalam Hukum Islam
selama tidak menyimpang.

b. Penjelasan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. AlAhzab/33:21!

ِ‫ّللا َو ْاليَ ْو َم‬ َ ‫ّللا اُس َْوةِ َح‬


ِْ ‫سنَةِ ل َم‬
َِٰ ‫ن َكانَِ يَ ْر ُجوا‬ ِٰ ِ‫س ْول‬ ِْ ‫لَقَ ِْد َكانَِ لَ ُك ِْم ف‬
ُ ‫ي َر‬
‫ّللا َكثي ًْرِا‬ ْٰ
َِٰ ‫الخ َِر َوذَ َك َِر‬
Artinya ; “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu
bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia, salah satunya, sebagai sumber akhlak.
Agama yang diyakini sebagai wahyu dari Tuhan sangat efektif dan memiliki daya tahan yang kuat
dalam mengarahkan manusia agar tidak melakukan tindakan amoral. Berbeda dengan akal
manusia yang tidak memiliki daya tekan karena sifatnya yang relatif sehingga moral yang
dihasilkannya akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan waktu dan tempat. Hal ini
dirasakan oleh manusia modern di mana akhlak yang ditentukan oleh akal telah membuat
kehilangan arah, orientasi hidup dan tujuan luhur sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah
SWT.

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya a. ayat dan
terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13
َ َ َّ ‫َ ً أ‬ َ‫أ‬ َّ ‫َو َس َّخ َر َل ُكم َّما ف ٱ‬
‫يعا ِّمنه ۚ ِإن ِف ذ َٰ ِلك‬‫لس َم َٰ َ َٰو ِت َو َما ِف ٱْل أرض ج ِم‬ ِ
َ َّ َ َ َ ‫َ َ َ َٰ ِّ َ أ‬
‫لءاي ت لقوم يتفكرون‬
Arab-Latin: Wa sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi jamī'am min-h, inna fī żālika
la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn

Artinya: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

b. Penjelasan potensi pengembangan teknologi menurut Q.S Al – Jaatsiyah 45;13 Para sarjana
muslim berpendangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan
(knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz
yang disampaikan kepada kita melalui Al-Qur`an dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu
manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka
dapatlah kita pahami, bahwa Al-Qur`an itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu
pengetahuan manusia (knowledge and science).

Seandainya penggunaan suatu hasil teknologi telah melalaikan dari zikir dan tafakur serta
mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusian maka ketika itu bukan hasil
teknologi yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia
yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan
mansuia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh Islam.
Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan
kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemiliharaan nilai-nilai fitrahnya.

Sumber ; Buku Materi Pokok MKDU4221

Anda mungkin juga menyukai