Anda di halaman 1dari 3

MUHAMMAD BAGUS DARMAWAN / 048636885 / IAN – UPBJJ Malang

**MASALAH PERTAMA**
Yang dimaksud hukum syariat adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat
syariat yakni Allah SWT. Hukum tersebut berhubungan dengan perbuatan manusia yang
menuntut agar suatu perintah dilakukan atau ditinggalkan. Kemudian ada juga suatu
larangan yang dilakukan atau ditinggalkan.
Q.S. Al-‘Ankabut (29): 45

‫ تَ ْنهَ ٰى ع َِن ْٱلفَحْ َشٓا ِء َو ْٱل ُمن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر‬5َ‫صلَ ٰوة‬ ِ َ‫ك ِمنَ ْٱل ِك ٰت‬
َّ ‫ب َوَأقِ ِم ٱل‬
َّ ‫صلَ ٰوةَ ۖ ِإ َّن ٱل‬ َ ‫ٱ ْت ُل َمٓا ُأو ِح َى ِإلَ ْي‬
َ‫ٱهَّلل ِ َأ ْكبَ ُر ۗ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَعُون‬
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

**MASALAH KEDUA**

Ketujuh prinsip hukum islam adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Tauhid, maksudnya semua manusia berada pada ketetapan yang sama sebagai
hamba Allah. Pelaksanaan dan pengalaman hukum adalah sebuah bentuk ibadah
penghambaan manusia terhadap Allah SWT. Hal tersebut tercantum pada ayat
berikut,
Q.S. Ali ‘Imran (3): 64

‫ك بِ ِهۦ َش ْيـًٔا‬ ِ َ‫ٰيََٓأ ْه َل ْٱل ِك ٰت‬


َ ‫ب تَ َعالَوْ ۟ا ِإلَ ٰى َكلِ َم ٍة َس َوٓا ۭ ٍء بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم َأاَّل نَ ْعبُ َد ِإاَّل ٱهَّلل َ َواَل نُ ْش ِر‬ ْ‫قُل‬
۟ ‫وا ٱ ْشهَ ُد‬
َ‫وا بَِأنَّا ُم ْسلِ ُمون‬ ۟ ُ‫ضنَا بَ ْعضًا َأرْ بَابًا ِّمن ُدون ٱهَّلل ِ ۚ فَ ن ت ََولَّوْ ۟ا فَقُول‬ ُ ‫يَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬ ‫َواَل‬
‫ِإ‬ ِ
Artinya: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika
mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
2. Prinsip Keadilan, hukum islam yang mengatur persoalan manusia dari beragam aspek
harus dilandaskan pada prinsip keadilan. Keadilan tersebut meliputi hubungan antara
individu dengan dirinya, individu dengan orang lain, dan individu dengan yang
lainnya. Bahkan Islam menganjurkan tidak hanya berlaku adil di muka hukum, namun
juga pada musuhnya sekalipun. Prinsip ini tercantum pada sebuah ayat berikut,
Q.S. Al-Maai’dah (5): 8

‫ان قَوْ ٍم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل‬


ُ َٔ‫ْط ۖ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَـ‬ ۟ ُ‫وا ُكون‬
ِ ‫وا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ْٱلقِس‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ
ۢ ‫هَّلل‬ ‫هَّلل‬ ۟
َ‫وا هُ َو ْق َربُ لِلتَّ ْق َو ٰى ۖ َوٱتَّقُوا ٱ َ ۚ ِإ َّن ٱ َ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬ ‫َأ‬ ۟ ُ‫وا ۚ ٱ ْع ِدل‬
۟ ُ‫تَ ْع ِدل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
MUHAMMAD BAGUS DARMAWAN / 048636885 / IAN – UPBJJ Malang

3. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar, amar ma’ruf memiliki arti bahwa hukum islam
harus ditegakkan agar manusia dapat melakukan hal-hal yang baik dan benar sesuai
kehendak Allah SWT. Sedangkan nahi munkar memiliki arti hukum tersebut
ditegakkan untuk mencegah perilaku buruk manusia yang dapat meruntuhkan
kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan pada suatu ayat yang berbunyi,
Q.S. Ali Imron (3): 110

ۗ ِ ‫ُوف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْٱل ُمن َك ِر َوتُْؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل‬ ِ ‫اس تَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ْ ‫ُكنتُ ْم َخي َْر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ خَ ْيرًا لَّهُم ۚ ِّم ْنهُ ُم ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ َوَأ ْكثَ ُرهُ ُم ْٱل ٰفَ ِسقُون‬
ِ َ‫َولَوْ َءا َمنَ َأ ْه ُل ْٱل ِك ٰت‬
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
4. Prinsip Kebebasan dan Kemerdekaan, maksudnya hukum Islam tidak diterapkan
sebagai paksaan, tetapi berdasarkan kesepakatan dan argumentatif bersama yang
dijelaskan secara baik-baik dan meyakinkan. Keputusan diterima atau tidaknya
tergantung oleh tiap individu. Prinsip ini dijelaskan pada suatu ayat yang berbunyi,
Q.S. Al-Baqarah (2): 256
ٰ
ِ ‫َى ۚ فَ َمن يَ ْكفُرْ بِٱلطَّ ُغو‬
‫ت َويُْؤ ِم ۢن بِٱهَّلل ِ فَقَ ِد‬ ِّ ‫ٓاَل ِإ ْك َراهَ فِى ٱلدِّي ِن ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّ ْش ُد ِمنَ ْٱلغ‬
َ ِ‫ٱ ْستَ ْم َسكَ بِ ْٱلعُرْ َو ِة ْٱل ُو ْثقَ ٰى اَل ٱنف‬
‫صا َم لَهَا ۗ َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
5. Prinsip Permasaan, maksudnya adalah semua manusia pada dasarnya sama
meskipun faktanya mereka berbeda dalam beragam aspek seperti warna kulit,
bahasa, suku bangsa, dan sebagainya. Kesamaan antar manusia yaitu dalam hal nilai
kemanusiannya. Menurut surat Al-Hujarat ayat 13 dijelaskan yang membedakan
manusia hanyalah faktor ketaqwaan pada Allah SWT. Ayat tersebut berbunyi,
Q.S. Al-Hujuraat (49): 13

‫َأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم‬
‫ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
6. Prinsip Tolong Menolong, maksudnya prinsip ini mengajarkan bahwa sesama
manusia dalam lingkungan masyarakat harus rukun dengan cara saling tolong
menolong demi tercapainya kesejahteraan bersama. Prinsip ini disebutkan dalam
sebuah ayat yang berbunyi,
Q.S. Al-Maa’idah (5): 2
۟ ُ‫وا َعلَى ْٱلب ِّر َوٱلتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َعا َون‬
‫وا َعلَى ٱِإْل ْث ِم َو ْٱل ُع ْد ٰ َو ِن‬ ۟ ُ‫اون‬
َ ‫َوتَ َع‬
ِ
MUHAMMAD BAGUS DARMAWAN / 048636885 / IAN – UPBJJ Malang

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran
7. Prinsip Toleransi, maksudnya hukum Islam mengharuskan kepada umatnya untuk
hidup penuh dengan kedamaian dan toleransi. Toleransi haurs menjamin tidak
dilanggarnya hukum Islam serta hak sebagai umat manusia bersama. Dalam sebuah
ayat dijelaskan sebagai berikut,
Q.S. Al-Mumtahanah (60): 8

‫اَّل يَ ْنهَ ٰى ُك ُم ٱهَّلل ُ ع َِن ٱلَّ ِذينَ لَ ْم يُ ٰقَتِلُو ُك ْم فِى ٱلدِّي ِن َولَ ْم ي ُْخ ِرجُو ُكم ِّمن ِد ٰيَ ِر ُك ْم َأن تَبَرُّ وهُ ْم‬
َ‫َوتُ ْق ِسطُ ٓو ۟ا ِإلَ ْي ِه ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ ي ُِحبُّ ْٱل ُم ْق ِس ِطين‬
Artinya: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir
kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

**MASALAH KETIGA**
Setelah membaca dari materi PAI modul ke-4, untuk menjalankan hukum Islam saya
seharusnya menjalankan ketujuh prinsip diatas. Meskipun prinsip tersebut berlaku dengan
umat beragama Islam, tidak ada salahnya untuk menyaring kehidupan bermasyarakat yang
sesuai dengan syariat Islam. Hal ini dimulai dengan menghormati segala keragaman mulai
dari agama, suku, bahasa, dan budaya. Oleh karena itu saya harus menghindari sikap
SARA, dan semestinya menjunjung sikap kebersamaan dan keadilan agar tercipta
kesataraan antar masyarakat dari beragam kolongan. Contohnya memberi kesempatan
umat beragam lain untuk beribadah dan merayakan hari besar mereka tanpa ikut campur
tangan yang dinilai buruk.

Anda mungkin juga menyukai