Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NAMA : ANGGI WULAN FEBRIANA J.S


JURUSAN : ILMU HUKUM
NIM : 044309304
UPBJJ- MALANG
1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
a. Hukum syariat dijelaskan dalah surat Al-‘Ankabut ayat 45, sebgai berikut :

ِ ‫شٓاءِ َوٱ ْل ُمن َك ِر ۗ َولَذ ِْك ُر ٱهَّلل‬


َ ‫صلَ ٰو َة َت ْن َه ٰى َع ِن ٱ ْل َف ْح‬ ِ ‫ٱ ْتل ُ َمٓا ُأوح َِى ِإلَ ْي َك مِنَ ٱ ْل ِك ٰ َت‬
َّ ‫ب َوَأق ِِم‬
َّ ‫ٱلصلَ ٰو َة ۖ ِإنَّ ٱل‬
َ‫ص َن ُعون‬ ْ ‫َأ ْك َب ُر ۗ َوٱهَّلل ُ َي ْعلَ ُم َما َت‬
Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Hukum syariat adalah segala ketentuan yang ditetapkan Allah Swt dan
diwahyukan kepada Rasulullah SAW. Cakupannya meliputi hukum publik dan
perorangan, akidah, serta ibadah yang bisa dijadikan pedoman bagi umat
manusia. Hukum Syariat menurut para ulama, adalah seperangkat aturan yang
berkaitan dengan tindakan manusia oleh pencipta Syariah (Allah SWT), yang
mengharuskan dipenuhinya suatu perintah atau penolakan terhadap suatu
larangan atau larangan, atau yang memberikan pilihan untuk melakukan atau
meninggalkan. Berdasarkan ayat di atas, perintah utama Allah SWT adalah
untuk membaca Al-Qur’an dan mendirikan shalat karena shalat merupakan
tiang agama. Manusia selalu menjaga shalatnya dengan penuh semangat dan
mengharap keridhaan Allah SWT, maka mereka terhindar dari perbuatan keji
dan munkar.
b. Lima macam hukum islam, antara lain :
1) Wajib, perbuatan yang apabila dikerjakan maka yang mengerjakan akan
mendapatkan pahala dan apabila ditinggalan maka akan mendapat siksa/
dosa. Hukum wajib sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu :
 Wajib ‘ain, kewajiban yang dibebankan oleh Allah SWT. kepada setiap
orang yang sudah baligh (mukallaf). Contoh : shalat, membayar zakat
dll.
 Wajib kifa’i (kifayah), kewajiban yang dibebankan dalam agama kepada
kelompok orang yang sudah baligh (mukallaf). Contoh : mendirikan
rumah sakit islam, mengurus jenazah sesuai dengan syariat islam dll.
Hukum wajib in juga dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183 dan An-
Nisaa’ ayat 59, sebagai berikut :
 Surat Al-Baqarah ayat 183

َ‫ٱلص َيا ُم َك َما ُكت َِب َعلَى ٱلَّذِينَ مِن َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتقُون‬ ۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن‬
ِّ ‫وا ُكت َِب َعلَ ْي ُك ُم‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa.
 Surat An- Nisaa’ ayat 59
‫سول َ َوُأ ۟ولِى ٱَأْل ْم ِر مِن ُك ْم ۖ َفِإن َت ٰ َن َز ْع ُت ْم فِى‬
ُ ‫ٱلر‬ َّ ‫وا‬ ۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن ٓو ۟ا َأطِ ي ُع‬
R۟ ‫وا ٱهَّلل َ َوَأطِ ي ُع‬
ٰ
‫ول ِإن ُكن ُت ْم ُتْؤ ِم ُنونَ ِبٱهَّلل ِ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱلْ َءاخ ِِر ۚ َذلِ َك َخ ْي ٌر‬ ِ ‫س‬ َّ ‫ش ْى ٍء َف ُردُّوهُ ِإلَى ٱهَّلل ِ َو‬
ُ ‫ٱلر‬ َ
ً ‫سنُ َتْأ ِويل‬
َ ‫َوَأ ْح‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
2) Sunnah, perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa/ dosa. Sunnah sendiri
terdapat dua macam yaitu ;
 Sunnah muakkad, perbuatan yang sering dilakukan Rosulullah SAW
bahkan yang jarang beliau tinggalkan, kecuali hanya beberapa kali saja.
Contoh : berkumur dalam wudhu, adzan dan iqamah dalam shalat
berjamaah, dll.
 Sunnah ghoiru muakkad, aktivitas atau perbuatan yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW tetapi tuntutannya tidak sekuat sunnah muakkad. Salah
satu alasannya adalah Nabi Muhammad SAW pernah mengerjakan
tetapi juga sering meninggalkannya. Contoh: shalat sunnah qobliyah
isya.
Sunnah juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 282 dan
283, sebgai berikut :

‫ِب ِبٱ ْل َعدْ ِل ۚ َواَل‬ ٌ ۢ ‫س ًّمى َفٱ ْك ُت ُبوهُ ۚ َو ْل َي ْك ُتب َّب ْي َن ُك ْم َكات‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن ٓو ۟ا ِإ َذا َتدَا َين ُتم ِب َد ْي ٍن ِإلَ ٰ ٓى َأ َج ٍل ُّم‬
‫ِب َأن َي ْك ُت َب َك َما َعلَّ َم ُه ٱهَّلل ُ ۚ َف ْل َي ْك ُت ْب َو ْل ُي ْمل ِِل ٱلَّذِى َعلَ ْي ِه ٱ ْل َح ُّق َو ْل َي َّت ِق ٱهَّلل َ َر َّب ُهۥ َواَل‬ ٌ ‫َيْأ َب َكات‬
‫ضعِي ًفا َأ ْو اَل َي ْس َتطِ ي ُع َأن ُي ِمل َّ ه َُو‬ َ ‫سفِي ًها َأ ْو‬ َ ‫ش ْيـًٔا ۚ َفِإن َكانَ ٱلَّذِى َعلَ ْي ِه ٱ ْل َح ُّق‬ َ ‫س ِم ْن ُه‬ ْ ‫َي ْب َخ‬
ِ ‫ٱم َرَأ َت‬
‫ان‬ ْ ‫ش ِهي َد ْي ِن مِن ِّر َجالِ ُك ْم ۖ َفِإن لَّ ْم َي ُكو َنا َر ُجلَ ْي ِن َف َر ُجل ٌ َو‬ َ ‫ُوا‬R۟ ‫ش ِهد‬ ْ ‫ٱس َت‬ ْ ‫َف ْل ُي ْملِلْ َولِ ُّي ُهۥ ِبٱ ْل َعدْ ِل ۚ َو‬
‫ش َهدَٓا ُء ِإ َذا‬ ُّ ‫شهَدَٓاءِ َأن َتضِ ل َّ ِإ ْحدَ ٰى ُه َما َف ُت َذ ِّك َر ِإ ْح َد ٰى ُه َما ٱُأْل ْخ َر ٰى ۚ َواَل َيْأ َب ٱل‬ ُّ ‫ض ْونَ مِنَ ٱل‬ َ ‫ِم َّمن َت ْر‬
‫س ُط عِ ندَ ٱهَّلل ِ َوَأ ْق َو ُم‬ ٰ
َ ‫يرا ِإلَ ٰ ٓى َأ َجلِهِۦ ۚ َذلِ ُك ْم َأ ْق‬
ً ِ‫ِيرا َأ ْو َكب‬ ً ‫صغ‬ َ ُ‫وا ۚ َواَل َت ْسـَٔ ُم ٓو ۟ا َأن َت ْك ُت ُبوه‬ ۟ ‫َما ُد ُع‬
‫ح َأاَّل‬
ٌ ‫س َعلَ ْي ُك ْم ُج َنا‬ َ ‫ش ٰ َه َد ِة َوَأدْ َن ٰ ٓى َأاَّل َت ْر َتا ُب ٓو ۟ا ۖ ِإٓاَّل َأن َت ُكونَ ت ٰ َِج َر ًة َحاضِ َر ًة ُتدِي ُرو َن َها َب ْي َن ُك ْم َفلَ ْي‬ َّ ‫لِل‬
ۢ ۟ ُ‫ش ِهي ٌد ۚ َوِإن َت ْف َعل‬
ۗ ‫وق ِب ُك ْم‬ ٌ ‫س‬ ُ ُ‫وا َفِإ َّن ُهۥ ف‬ َ ‫ِب َواَل‬ ٌ ‫ٓار َكات‬َّ ‫ض‬ َ ‫ش ِهد ُٓو ۟ا ِإ َذا َت َبا َي ْع ُت ْم ۚ َواَل ُي‬ ْ ‫َت ْك ُت ُبوهَا ۗ َوَأ‬
‫ش ْى ٍء َعلِي ٌم‬ َ ِّ ‫وا ٱهَّلل َ ۖ َو ُي َعلِّ ُم ُك ُم ٱهَّلل ُ ۗ َوٱهَّلل ُ بِ ُكل‬
۟ ُ‫َوٱ َّتق‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang
akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu
tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan
(yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.

‫ضا َف ْل ُيَؤ دِّ ٱلَّذِى‬ ً ‫ َب ْع‬R‫ض ُكم‬ُ ‫وض ٌة ۖ َفِإنْ َأمِنَ َب ْع‬ َ ‫ُوا َكاتِ ًبا َف ِر ٰ َهنٌ َّم ْق ُب‬ ۟ ‫س َف ٍر َولَ ْم َت ِجد‬ َ ‫َوِإن ُكن ُت ْم َعلَ ٰى‬
‫ش ٰ َه َد َة ۚ َو َمن َي ْك ُت ْم َها َفِإ َّن ُهۥٓ َءاثِ ٌم َق ْل ُب ُهۥ ۗ َوٱهَّلل ُ ِب َما‬ ۟ ‫ٱْؤ ُتمِنَ َأ ٰ َم َن َت ُهۥ َو ْل َي َّت ِق ٱهَّلل َ َر َّب ُهۥ ۗ َواَل َت ْك ُت ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
‫َت ْع َملُونَ َعلِي ٌم‬
Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
3) Haram, perbuatan yang apabila ditinggalkan akan mendaptakan pahal dan
apabila kerjakan akan mendapat siksa/ dosa. Terdapat beberapa surat
yang menjelaskan tentang haram, sebagai berikut :
 Surat Al-An’aam ayat 151

‫س ًنا ۖ َواَل َت ْق ُتلُ ٓو ۟ا‬


َ ٰ ‫ش ْيـًٔا ۖ َو ِبٱ ْل ٰ َولِدَ ْي ِن ِإ ْح‬
َ ‫وا ِبهِۦ‬ ۟ ‫ش ِر ُك‬
ْ ‫ُقلْ َت َعالَ ْو ۟ا َأ ْتل ُ َما َح َّر َم َر ُّب ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم ۖ َأاَّل ُت‬
‫ِش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َطنَ ۖ َواَل‬ ۟ ‫َأ ْو ٰلَدَ ُكم ِّمنْ ِإ ْم ٰلَ ٍق ۖ َّن ْحنُ َن ْر ُزقُ ُك ْم َوِإ َّيا ُه ْم ۖ َواَل َت ْق َر ُب‬
َ ‫وا ٱ ْل َف ٰ َوح‬
ٰ
َ‫م َت ْعقِلُون‬Rْ ‫ص ٰى ُكم بِهِۦ َل َعلَّ ُك‬ َّ ‫س ٱلَّتِى َح َّر َم ٱهَّلل ُ ِإاَّل بِٱ ْل َح ِّق ۚ َذلِ ُك ْم َو‬ ۟ ُ‫َت ْق ُتل‬
َ ‫وا ٱل َّن ْف‬
Artinya : Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas
kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu
dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan,
Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan
kepadamu supaya kamu memahami(nya).
 Surat Al-Baqarah ayat 228

‫صنَ بَِأنفُسِ ِهنَّ َث ٰلَ َث َة قُ ُر ٓو ٍء ۚ َواَل َي ِحل ُّ لَ ُهنَّ َأن َي ْك ُت ْمنَ َما َخلَ َق ٱهَّلل ُ ف ِٓى‬ ُ ‫َوٱ ْل ُم َطلَّ ٰ َق‬
ْ ‫ت َي َت َر َّب‬
‫َأ ْر َحا ِم ِهنَّ ِإن ُكنَّ ُيْؤ مِنَّ ِبٱهَّلل ِ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱلْ َءاخ ِِر ۚ َو ُب ُعولَ ُت ُهنَّ َأ َح ُّق ِب َردِّ هِنَّ فِى ٰ َذلِ َك ِإنْ َأ َراد ُٓو ۟ا‬
‫ال َعلَ ْي ِهنَّ َد َر َج ٌة ۗ َوٱهَّلل ُ َع ِزي ٌز َحكِي ٌم‬ ِ ‫ِلر َج‬ِّ ‫ف ۚ َول‬ ِ ‫ص ٰلَ ًحا ۚ َولَ ُهنَّ ِم ْثل ُ ٱلَّذِى َعلَ ْي ِهنَّ ِبٱ ْل َم ْع ُرو‬ ْ ‫ِإ‬
Artinya : Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa
yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam
masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan
para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
 Surat Al-Israa’ ayat 32

ً ‫سبِيل‬
َ ‫ٓاء‬
َ ‫س‬ َ ‫ٱلز َن ٰ ٓى ۖ ِإ َّن ُهۥ َكانَ ٰ َف ِح‬
َ ‫ش ًة َو‬ ۟ ‫َواَل َت ْق َر ُب‬
ِّ ‫وا‬
Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
 Surat Al-Hajj ayat 30

ِ ‫ٰ َذلِ َك َو َمن ُي َع ِّظ ْم ُح ُر ٰ َم‬


ۖ ‫ت ٱهَّلل ِ َف ُه َو َخ ْي ٌر لَّ ُهۥ ِعندَ َر ِّبهِۦ ۗ َوُأ ِحلَّ ْت لَ ُك ُم ٱَأْل ْن ٰ َع ُم ِإاَّل َما ُي ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم‬
ٰ
‫ور‬
ِ ‫ٱلز‬ ُّ َ ‫وا َق ْول‬ ْ ‫س مِنَ ٱَأْل ْو َث ِن َو‬
۟ ‫ٱج َتنِ ُب‬ َ ‫ٱلر ْج‬ ِّ ‫وا‬۟ ‫ٱج َتنِ ُب‬
ْ ‫َف‬
Artinya : Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa
mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah
lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu
semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu
dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.
 Surat An-Nuur ayat 4

۟ ُ‫ٱجلِدُو ُه ْم َث ٰ َمنِينَ َج ْلدَ ًة َواَل َت ْق َبل‬


‫وا‬ ْ ‫َٓاء َف‬ ُ ‫وا بَِأ ْر َب َع ِة‬
َ ‫ش َهد‬ ِ ‫ص ٰ َن‬
۟ ‫ت ُث َّم لَ ْم َيْأ ُت‬ َ ‫َوٱلَّذِينَ َي ْر ُمونَ ٱ ْل ُم ْح‬
ٰ ٓ
َ‫ش ٰ َه َد ًة َأ َبدًا ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ َك ُه ُم ٱ ْل َفسِ قُون‬
َ ‫لَ ُه ْم‬
Artinya : Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan
mereka itulah orang-orang yang fasik.
4) Makruh, apabial perbuatan tersebut ditinggalkanakan mendapatkan
pahala dan apabil dikerjakan tidak akan mendapat siksa/ dosa. Pada Al-
qur’an dijelaskan sebagai berikut :
 Surat Al-Maidah ayat 101

۟ ُ‫سْؤ ُك ْم َوِإن َت ْسـَٔل‬


َ‫وا َع ْن َها حِين‬ ُ ‫ٓاء ِإن ُت ْب َد لَ ُك ْم َت‬ ْ ‫وا َعنْ َأ‬
َ ‫ش َي‬ ۟ ُ‫وا اَل َت ْسـَٔل‬۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن‬
‫ُي َن َّزل ُ ٱ ْلقُ ْر َءانُ ُت ْبدَ لَ ُك ْم َع َفا ٱهَّلل ُ َع ْن َها ۗ َوٱهَّلل ُ َغفُو ٌر َحلِي ٌم‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan
kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di
waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu,
Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyantun.
 Surat An-Nahl ayat 43

ِّ َ ‫س ْل َنا مِن َق ْبلِ َك ِإاَّل ِر َجااًل ُّنوح ِٓى ِإلَ ْي ِه ْم ۚ َف ْسـَٔلُ ٓو ۟ا َأهْ ل‬
َ‫ٱلذ ْك ِر ِإن ُكن ُت ْم اَل َت ْعلَ ُمون‬ َ ‫َو َمٓا َأ ْر‬
Artinya : Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-
orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah
kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui.
5) Mubah, perbuatan yang apabila dikerjakan tidak mendapat pahal dan
apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa/dosa. Dalam Al-Qur’an
dijelaskan sebagai berikut :
 Surat Al-Baqarah ayat 235

ُ ‫ض ُتم ِبهِۦ مِنْ خ ِْط َب ِة ٱل ِّنسَٓاءِ َأ ْو َأ ْك َنن ُت ْم ف ِٓى َأنفُسِ ُك ْم ۚ َعلِ َم ٱهَّلل‬ ْ ‫َواَل ُج َنا َح َعلَ ْي ُك ْم فِي َما َع َّر‬
۟ ‫وا َق ْواًل َّم ْع ُرو ًفا ۚ َواَل َت ْع ِز ُم‬
‫وا‬ ۟ ُ‫س َت ْذ ُك ُرو َن ُهنَّ َو ٰلَكِن اَّل ُت َواعِ دُوهُنَّ سِ ًّرا ِإٓاَّل َأن َتقُول‬ َ ‫َأ َّن ُك ْم‬
ۚ ُ‫ٱح َذ ُروه‬ ْ ‫ٱعلَ ُم ٓو ۟ا َأنَّ ٱهَّلل َ َي ْعلَ ُم َما ف ِٓى َأنفُسِ ُك ْم َف‬ْ ‫ب َأ َجلَ ُهۥ ۚ َو‬ ٰ
ِ ‫ُع ْقدَ َة ٱل ِّن َك‬
ُ ‫اح َح َّت ٰى َي ْبلُ َغ ٱ ْل ِك َت‬
‫ٱعلَ ُم ٓو ۟ا َأنَّ ٱهَّلل َ َغفُو ٌر َحلِي ٌم‬ ْ ‫َو‬
Artinya : Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu
dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini
mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan
menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu
mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf.
Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah,
sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah
mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-
Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.
 Surat Al-Maidah ayat 2

‫ى َواَل ٱ ْل َق ٰ ٓلَِئدَ َوٓاَل‬ َ ‫ش ٰ َٓع‬


َّ ‫ِئر ٱهَّلل ِ َواَل ٱل‬
َ ْ‫ش ْه َر ٱ ْل َح َرا َم َواَل ٱ ْل َهد‬ ۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن‬
۟ ُّ‫وا اَل ُت ِحل‬
َ ‫وا‬
۟ ‫ٱص َطاد‬
‫ُوا ۚ َواَل‬ ْ ‫ض ٰ َو ًنا ۚ َوِإ َذا َحلَ ْل ُت ْم َف‬ ْ ‫َءٓا ِّمينَ ٱ ْل َب ْي َت ٱ ْل َح َرا َم َي ْب َت ُغونَ َف‬
ْ ‫ضاًل ِّمن َّر ِّب ِه ْم َو ِر‬
۟ ‫ُوا ۘ َو َت َع َاو ُن‬
‫وا َعلَى ٱ ْل ِب ِّر‬ ۟ ‫صدُّو ُك ْم َع ِن ٱ ْل َم ْس ِج ِد ٱ ْل َح َرام َأن َت ْع َتد‬
َ ‫ش َنـَٔانُ َق ْو ٍم َأن‬َ ‫َي ْج ِر َم َّن ُك ْم‬
ِ
َ
ِ ‫شدِي ُد ٱ ْل ِعقا‬
‫ب‬ ‫هَّلل‬ ‫هَّلل‬
َ َ ‫وا ٱ َ ۖ ِإنَّ ٱ‬ ۟ ٰ ۟
R ‫َوٱل َّت ْق َو ٰى ۖ َواَل َت َع َاو ُنوا َعلَى ٱِإْلث ِم َوٱ ْل ُعدْ َو ِن ۚ َوٱ َّتق‬
ُ ْ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan
haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan
binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-
orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia
dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
c. Ada 7 prinsip umum hukum islam, yaitu :
1) Tauhid, bahwa seluruh umat manusia berada di bawah ketetapan yang
sama sebagai hamba Allah swt. Hal ini dijelaskan dalam surat Al – A’raf
ayat 172 dan surat Ali – Imron ayat 64 :

۟ ُ‫ت بِ َر ِّب ُك ْم ۖ َقال‬


‫وا‬ ُ ‫م َألَ ْس‬Rْ ‫ش َهدَ ُه ْم َعلَ ٰ ٓى َأنفُسِ ِه‬ْ ‫ور ِه ْم ُذ ِّر َّي َت ُه ْم َوَأ‬
ِ ‫َوِإ ْذ َأ َخ َذ َر ُّب َك م ِۢن َبن ِٓى َءا َد َم مِن ُظ ُه‬
ٰ
َ‫وا َي ْو َم ٱ ْلقِ ٰ َي َم ِة ِإ َّنا ُك َّنا َعنْ ٰ َه َذا َغفِلِين‬
۟ ُ‫ش ِهدْ َنٓا ۛ َأن َتقُول‬
َ ۛ ‫َبلَ ٰى‬
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)",

‫ش ْيـًٔا َواَل‬
َ ‫ش ِر َك ِبهِۦ‬ ْ ‫ٓاء َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ْم َأاَّل َن ْع ُبدَ ِإاَّل ٱهَّلل َ َواَل ُن‬
ٍ ۭ ‫س َو‬ ِ ‫ُقلْ ٰ َٓيَأهْ ل َ ٱ ْل ِك ٰ َت‬
َ ‫ب َت َعالَ ْو ۟ا ِإلَ ٰى َكلِ َم ٍة‬
َ‫ُوا ِبَأ َّنا ُم ْسلِ ُمون‬
۟ ‫ش َهد‬ ْ ‫وا ٱ‬ ۟ ُ‫ُون ٱهَّلل ِ ۚ َفِإن َت َولَّ ْو ۟ا َفقُول‬ ِ ‫ضا َأ ْر َبا ًبا ِّمن د‬ ً ‫ض َنا َب ْع‬ ُ ‫َي َّتخ َِذ َب ْع‬
Artinya : Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu,
bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian
yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)".
Dari kedua ayat tersebut dapat di katakan bahwa dari prinsip ini
berhubungan langsung dengan Allah SWT tanpa perantara, beban hukum
yang diciptakan oleh Allah SWT bertujuan untuk kemaslahatan manusia
sendiri, sehingga Allah SWT tidak akan membebani hamba-NYA diluar
kamampuannya.
2) Prinsip keadilan, hukum islam mengatur persoalan manusia dari berbagai
aspek yang dilandaskan dengan keadilan,yang meliputi hubungannya
dengan individu dengan dirinya sendiri, individu dengan orang lain dan
masyarakatnya, serta hubungan antara individu dengan lingkungannya. Hal
ini dijelaskan dalam surat Al – Maai’dah ayat 8 dan surat Al – An’aam ayat
152 :

۟ ُ‫ش َنـَٔانُ َق ْوم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل َت ْع ِدل‬


ۚ ‫وا‬ ٍ َ ‫ش َهدَٓا َء ِبٱ ْلق ِْسطِ ۖ َواَل َي ْج ِر َم َّن ُك ْم‬ ُ ِ ‫وا َق ٰ َّومِينَ هَّلِل‬۟ ‫وا ُكو ُن‬ ۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن‬
َ‫وا ٱهَّلل َ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َخ ِبي ۢ ٌر ِب َما َت ْع َملُون‬
۟ ُ‫ب لِل َّت ْق َو ٰى ۖ َوٱ َّتق‬ ُ ‫وا ه َُو َأ ْق َر‬
۟ ُ‫ٱع ِدل‬
ْ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

۟ ُ‫شدَّ هُۥ ۖ َوَأ ْوف‬ ُ ‫سنُ َح َّت ٰى َي ْبلُ َغ َأ‬ َ ‫ِيم ِإاَّل بِٱلَّتِى ه َِى َأ ْح‬ ۟
ۖ ِ‫ِيزانَ بِٱ ْلق ِْسط‬
ٰ
َ ‫وا ٱ ْل َك ْيل َ َوٱ ْلم‬ ِ ‫َواَل َت ْق َر ُبوا َمال َ ٱ ْل َيت‬
‫ص ٰى ُكم‬ ۟ ُ‫وا َولَ ْو َكانَ َذا ُق ْر َب ٰى ۖ َو ِب َع ْه ِد ٱهَّلل ِ َأ ْوف‬
َّ ‫وا ۚ َذلِ ُك ْم َو‬ ۟ ُ‫ٱع ِدل‬
ْ ‫سا ِإاَّل ُو ْس َع َها ۖ َوِإ َذا قُ ْل ُت ْم َف‬ ً ‫ف َن ْف‬ ُ ِّ‫اَل ُن َكل‬
َ‫ِبهِۦ لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّك ُرون‬
Artinya : Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah
takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada
sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata,
maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar
kamu ingat.
3) Prinsip amar ma’ruf nahi munkar, amar ma’ruf memiliki makna bahwa
hukum islam ditegakkan untuk menjadikan umat manusia dapat
melaksanakan hal – hal yang benar sebagai mana yang di kehendaki oleh
Allah SWT. Sedangkan nahi munkar bermakna bahwa hukum ditegakkan
untuk mecegah hal – hal buruk yang bisa menjatuhkan kehidupan
masyarakat. Prinsip ini dijelaskan dalam surat Ali – Imran ayat 104 dan
110 :
ٓ
‫ف َو َي ْن َه ْونَ َع ِن ٱ ْل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ َك ُه ُم‬
ِ ‫َو ْل َت ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّم ٌة َيدْ ُعونَ ِإلَى ٱ ْل َخ ْي ِر َو َيْأ ُم ُرونَ بِٱ ْل َم ْع ُرو‬
َ‫ٱ ْل ُم ْفلِ ُحون‬
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

‫اس َتْأ ُم ُرونَ ِبٱ ْل َم ْع ُروفِ َو َت ْن َه ْونَ َع ِن ٱ ْل ُمن َك ِر َو ُتْؤ ِم ُنونَ ِبٱهَّلل ِ ۗ َولَ ْو‬ ِ ‫ُكن ُت ْم َخ ْي َر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج ْت لِل َّن‬
ٰ ِ ‫َءا َمنَ َأهْ ل ُ ٱ ْل ِك ٰ َت‬
َ‫ب لَ َكانَ َخ ْي ًرا لَّ ُهم ۚ ِّم ْن ُه ُم ٱ ْل ُمْؤ ِم ُنونَ َوَأ ْك َث ُر ُه ُم ٱ ْل َفسِ قُون‬
Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.
4) Prinsip kemerdekaan dan kebebasan, hukum islam tidak diterapkan
berdasarkan paksaan tetapi berdasarkan pada penjelasan yang baik dan
argumentatif yang meyakinkan. Prinsip ini dijelaskan dalam surat Al –
Baqarah ayat 256 :
ٰ
ْ ‫ت َو ُيْؤ م ِۢن بِٱهَّلل ِ َف َق ِد‬
َ ‫ٱس َت ْم‬
‫س َك‬ ِ ‫ش ُد مِنَ ٱ ْل َغ ِّى ۚ َف َمن َي ْكفُ ْر بِٱل َّط ُغو‬ ُّ َ‫ين ۖ َقد َّت َب َّين‬
ْ ‫ٱلر‬ ِ ‫ٓاَل ِإ ْك َرا َه فِى ٱل ِّد‬
‫سمِي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ُ ‫ِصا َم لَ َها ۗ َوٱهَّلل‬
َ ‫ِبٱ ْل ُع ْر َو ِة ٱ ْل ُو ْث َق ٰى اَل ٱنف‬
Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
5) Prinsip persamaan, pada dasarnya semua manusia adalah sama meskipun
faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa suku bangsa
dan lain-lain. Kesamaan tersebut, terutama dalam hal nilai kemanusiannya.
Hukum Islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak menjadikan
manusia berbeda dari segi nilai kemanusiannya. Prinsip ini dijelaskan
dalam surat Al – Hujuraat ayat 13:

ِ ‫م عِ ن َد ٱهَّلل‬Rْ ‫ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك‬ ُ ‫م‬Rْ ‫ ِّمن َذ َك ٍر َوُأن َث ٰى َو َج َع ْل ٰ َن ُك‬R‫اس ِإ َّنا َخلَ ْق ٰ َن ُكم‬
َ ‫ش ُعو ًبا َو َق َبٓاِئل َ لِ َت َع‬ ُ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱل َّن‬
‫َأ ْت َق ٰى ُك ْم ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر‬
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.
6) Prinsip tolong – menolong, sesama makhluk hidup harus saling tolong –
menolong demi tercapainya kemaslahatan. Prinsip ini terdapat pada surat
Al – Maai’dah ayat 2 :
ٓ
َ‫ى َواَل ٱ ْل َق ٰلَِئدَ َوٓاَل َءٓا ِّمين‬َ ْ‫ش ْه َر ٱ ْل َح َرا َم َواَل ٱ ْل َهد‬ َّ ‫ِئر ٱهَّلل ِ َواَل ٱل‬َ ‫ش ٰ َٓع‬ ۟ ُّ‫وا اَل ُت ِحل‬
َ ‫وا‬ ۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن‬
َ ‫ُوا ۚ َواَل َي ْج ِر َم َّن ُك ْم‬
ُ‫ش َنـَٔان‬ ۟ ‫ٱص َطاد‬ ْ ‫ض ٰ َو ًنا ۚ َوِإ َذا َحلَ ْل ُت ْم َف‬
ْ ‫ضاًل ِّمن َّر ِّب ِه ْم َو ِر‬ ْ ‫ٱ ْل َب ْي َت ٱ ْل َح َرا َم َي ْب َت ُغونَ َف‬
۟ ‫وا َعلَى ٱ ْل ِب ِّر َوٱل َّت ْق َو ٰى ۖ َواَل َت َع َاو ُن‬
‫وا‬ ۟ ‫ُوا ۘ َو َت َع َاو ُن‬
۟ ‫صدُّو ُك ْم َع ِن ٱ ْل َم ْس ِج ِد ٱ ْل َح َرام َأن َت ْع َتد‬ َ ‫َق ْو ٍم َأن‬
ِ
ِ ‫شدِي ُد ٱ ْل ِع َقا‬
‫ب‬ َ َ ‫وا ٱهَّلل َ ۖ ِإنَّ ٱهَّلل‬
R۟ ُ‫َعلَى ٱِإْل ْث ِم َوٱ ْل ُعدْ ٰ َو ِن ۚ َوٱ َّتق‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-
syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah
sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
7) Prinsip toleransi, mengharuskan umatnya untuk hidup dengan suasana
damai dan toleran, dengan toleransi maka harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum islam dan hak umat islam. Prinsip ini dijelaskan dakam
surat Al – Mumtahanah ayat 8 :

ٰ
ِ ‫اَّل َي ْن َه ٰى ُك ُم ٱهَّلل ُ َع ِن ٱلَّذِينَ َل ْم ُي َقتِلُو ُك ْم فِى ٱل ِّد‬
‫ا‬R۟‫ين َولَ ْم ُي ْخ ِر ُجو ُكم ِّمن ِد ٰ َي ِر ُك ْم َأن َت َب ُّرو ُه ْم َو ُت ْقسِ ُط ٓو‬
ُّ ‫ِإلَ ْي ِه ْم ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ ُيح‬
َ‫ِب ٱ ْل ُم ْقسِ طِ ين‬
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil.
d. Taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan surat An – Nisaa’ ayat 59,
sebagai berikut :

َ ‫سول َ َوُأ ۟ولِى ٱَأْل ْم ِر مِن ُك ْم ۖ َفِإن َت ٰ َن َز ْع ُت ْم فِى‬


ُ‫ش ْى ٍء َف ُردُّوه‬ ُ ‫ٱلر‬ َّ ‫وا‬ ۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن ٓو ۟ا َأطِ ي ُع‬
R۟ ‫وا ٱهَّلل َ َوَأطِ ي ُع‬
ٰ
‫سنُ َتْأ ِوياًل‬ َ ‫ول ِإن ُكن ُت ْم ُتْؤ ِم ُنونَ ِبٱهَّلل ِ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱلْ َءاخ ِِر ۚ َذلِ َك َخ ْي ٌر َوَأ ْح‬ ِ ‫س‬ َّ ‫ِإلَى ٱهَّلل ِ َو‬
ُ ‫ٱلر‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Taat berarti tunduk atau patuh kepada seseorang atau sesuatu, setia dan tidak
melanggar aturan. Dari surat tersebut diatas jelas bahwa orang yang beriman
wajib taat kepada ulil amri (penguasa). Ketaatan mutlak kepada Allah SWT
dan Rasul-nya tidak bisa ditawar-tawar karena ketaatan itu harga mati.
2.Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka
pendidikan dan pembinaan akhlak manusia.
a. Sumber moral dan akhlak dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 125, sebagai
berikut :

‫سنُ ۚ ِإنَّ َر َّب َك ه َُو َأ ْعلَ ُم ِب َمن‬


َ ‫س َن ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْل ُهم ِبٱلَّتِى ه َِى َأ ْح‬ َ ‫يل َر ِّب َك ِبٱ ْل ِح ْك َم ِة َوٱ ْل َم ْو‬
َ ‫عِظ ِة ٱ ْل َح‬ ِ ‫س ِب‬َ ‫ٱدْ ُع ِإلَ ٰى‬
َ‫س ِبيلِهِۦ ۖ َوه َُو َأ ْعلَ ُم ِبٱ ْل ُم ْه َتدِين‬
َ ‫ضل َّ َعن‬ َ
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Ayat tersebut memberitahu kita untuk menyeru manusia kepada kebenaran
dengan kebijaksanaan. Makna hikmah meliputi cara penyampaian yang tidak
merugikan orang yang dikhotbahkan dengan menyesuaikan secara bertahap
dengan kemampuan subjek dakwah dan tidak sekaligus. Ayat ini juga
menunjukkan perlunya memahami kondisi sosial budaya suatu masyarakat,
termasuk tradisi-tradisi yang diwariskannya. Selama adat tersebut tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syara; maka ini bisa menjadi bagian yang
harus dilaksanakan, termasuk masalah moral. Islam sangat menjunjung tinggi
budaya masyarakat. Menurut sejarah, Islam berhasil menyebarkan ajarannya di
Nusantara karena Islam sangat menghargai budaya lokal, bahkan budaya lokal
dapat dijadikan sebagai sumber hukum, asalkan budaya tersebut tidak
menyimpang. Sekalipun adat istiadat setempat berbeda, Islam mengajarkan
manusia untuk mengubahnya tidak sekaligus, tetapi secara bertahap.
b. Peran agama sebagai sumber akhlak dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-
Ahzab ayat 21, sebagai berikut :

ً ‫وا ٱهَّلل َ َوٱ ْل َي ْو َم ٱلْ َءاخ َِر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكث‬


‫ِيرا‬ َ ‫ول ٱهَّلل ِ ُأ ْس َوةٌ َح‬
۟ ‫س َن ٌة لِّ َمن َكانَ َي ْر ُج‬ ِ ‫س‬ُ ‫لَّ َقدْ َكانَ لَ ُك ْم فِى َر‬
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia dan salah satunya
adalah sumber moralitas. Agama yang dianggap sebagai wahyu dari Tuhan
sangat efektif dan memiliki daya juang yang kuat untuk membimbing manusia
agar tidak melakukan perbuatan asusila. Berbeda dengan pikiran manusia,
yang karena sifatnya relatif tidak memiliki kekuatan untuk memaksakan,
sehingga moralitas yang dihasilkan berubah seiring dengan perubahan waktu
dan tempat. Hal ini dirasakan oleh masyarakat modern dimana akhlak yang
didikte oleh akal telah menyebabkan mereka kehilangan arah, arah dan tujuan
mulia dari ciptaan Allah SWT.
3.Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya,
dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkannya.
a. Dalam surat Al-Jaatsiyah ayat 13, sebagai berikut :

ٍ ‫ض َجمِي ًعا ِّم ْن ُه ۚ ِإنَّ فِى ٰ َذلِ َك ل َ َءا ٰ َي‬


َ‫ت لِّ َق ْو ٍم َي َت َف َّك ُرون‬ ِ ‫ت َو َما فِى ٱَأْل ْر‬
ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬
َّ ‫س َّخ َر لَ ُكم َّما فِى ٱل‬
َ ‫َو‬
Artinya : Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir.
b. Penjelasan tentang kemungkinan-kemungkinan perkembangan teknologi
menurut ayat surat Al-Jaatsiyah Para ulama Islam meyakini bahwa apa yang
disebut ilmu tidak hanya sebatas ilmu dan ilmu saja, tetapi ilmu Allah itu
dirumuskan dalam lauhulmahfudzi, yang ditransmisikan. . kepada kami dalam
Al-Qur'an dan As-Sunnah. Pengetahuan Allah meliputi pengetahuan manusia
tentang alam semesta dan manusia itu sendiri. Jadi jika kita mengikuti cara
berpikir ini, kita memahami bahwa Al-Qur'an adalah sumber ilmu dan
pengetahuan manusia. Jika penggunaan suatu produk teknologi melalaikan
zikir dan renungan serta menyebabkan runtuhnya nilai-nilai kemanusiaan, maka
hasil teknologi tersebut tidak boleh dibuang, tetapi pengguna teknologi harus
diperingatkan dan dibimbing. Jika sejak dini diyakini bahwa hasil teknologi
dapat menjauhkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaannya sejak dini,
maka Islam pun menolak kehadirannya. Oleh karena itu, dari sudut pandang
harkat dan martabat manusia, pertanyaan besarnya adalah bagaimana
memadukan keterampilan mekanik untuk menciptakan teknologi dengan
pelestarian nilai-nilai alam.

Anda mungkin juga menyukai