Hukum syariat adalah segala ketentuan yang ditetapkan Allah Swt dan
diwahyukan kepada Rasulullah SAW. Cakupannya meliputi hukum publik dan
perorangan, akidah, serta ibadah yang bisa dijadikan pedoman bagi umat
manusia. Hukum Syariat menurut para ulama, adalah seperangkat aturan yang
berkaitan dengan tindakan manusia oleh pencipta Syariah (Allah SWT), yang
mengharuskan dipenuhinya suatu perintah atau penolakan terhadap suatu
larangan atau larangan, atau yang memberikan pilihan untuk melakukan atau
meninggalkan. Berdasarkan ayat di atas, perintah utama Allah SWT adalah
untuk membaca Al-Qur’an dan mendirikan shalat karena shalat merupakan
tiang agama. Manusia selalu menjaga shalatnya dengan penuh semangat dan
mengharap keridhaan Allah SWT, maka mereka terhindar dari perbuatan keji
dan munkar.
b. Lima macam hukum islam, antara lain :
1) Wajib, perbuatan yang apabila dikerjakan maka yang mengerjakan akan
mendapatkan pahala dan apabila ditinggalan maka akan mendapat siksa/
dosa. Hukum wajib sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu :
Wajib ‘ain, kewajiban yang dibebankan oleh Allah SWT. kepada setiap
orang yang sudah baligh (mukallaf). Contoh : shalat, membayar zakat
dll.
Wajib kifa’i (kifayah), kewajiban yang dibebankan dalam agama kepada
kelompok orang yang sudah baligh (mukallaf). Contoh : mendirikan
rumah sakit islam, mengurus jenazah sesuai dengan syariat islam dll.
Hukum wajib in juga dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183 dan An-
Nisaa’ ayat 59, sebagai berikut :
Surat Al-Baqarah ayat 183
َٱلص َيا ُم َك َما ُكت َِب َعلَى ٱلَّذِينَ مِن َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتقُون ۟ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن
ِّ وا ُكت َِب َعلَ ْي ُك ُم
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa.
Surat An- Nisaa’ ayat 59
سول َ َوُأ ۟ولِى ٱَأْل ْم ِر مِن ُك ْم ۖ َفِإن َت ٰ َن َز ْع ُت ْم فِى
ُ ٱلر َّ وا ۟ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن ٓو ۟ا َأطِ ي ُع
R۟ وا ٱهَّلل َ َوَأطِ ي ُع
ٰ
ول ِإن ُكن ُت ْم ُتْؤ ِم ُنونَ ِبٱهَّلل ِ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱلْ َءاخ ِِر ۚ َذلِ َك َخ ْي ٌر ِ س َّ ش ْى ٍء َف ُردُّوهُ ِإلَى ٱهَّلل ِ َو
ُ ٱلر َ
ً سنُ َتْأ ِويل
َ َوَأ ْح
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
2) Sunnah, perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
apabila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa/ dosa. Sunnah sendiri
terdapat dua macam yaitu ;
Sunnah muakkad, perbuatan yang sering dilakukan Rosulullah SAW
bahkan yang jarang beliau tinggalkan, kecuali hanya beberapa kali saja.
Contoh : berkumur dalam wudhu, adzan dan iqamah dalam shalat
berjamaah, dll.
Sunnah ghoiru muakkad, aktivitas atau perbuatan yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW tetapi tuntutannya tidak sekuat sunnah muakkad. Salah
satu alasannya adalah Nabi Muhammad SAW pernah mengerjakan
tetapi juga sering meninggalkannya. Contoh: shalat sunnah qobliyah
isya.
Sunnah juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 282 dan
283, sebgai berikut :
ِب ِبٱ ْل َعدْ ِل ۚ َواَل ٌ ۢ س ًّمى َفٱ ْك ُت ُبوهُ ۚ َو ْل َي ْك ُتب َّب ْي َن ُك ْم َكات َ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن ٓو ۟ا ِإ َذا َتدَا َين ُتم ِب َد ْي ٍن ِإلَ ٰ ٓى َأ َج ٍل ُّم
ِب َأن َي ْك ُت َب َك َما َعلَّ َم ُه ٱهَّلل ُ ۚ َف ْل َي ْك ُت ْب َو ْل ُي ْمل ِِل ٱلَّذِى َعلَ ْي ِه ٱ ْل َح ُّق َو ْل َي َّت ِق ٱهَّلل َ َر َّب ُهۥ َواَل ٌ َيْأ َب َكات
ضعِي ًفا َأ ْو اَل َي ْس َتطِ ي ُع َأن ُي ِمل َّ ه َُو َ سفِي ًها َأ ْو َ ش ْيـًٔا ۚ َفِإن َكانَ ٱلَّذِى َعلَ ْي ِه ٱ ْل َح ُّق َ س ِم ْن ُه ْ َي ْب َخ
ِ ٱم َرَأ َت
ان ْ ش ِهي َد ْي ِن مِن ِّر َجالِ ُك ْم ۖ َفِإن لَّ ْم َي ُكو َنا َر ُجلَ ْي ِن َف َر ُجل ٌ َو َ ُواR۟ ش ِهد ْ ٱس َت ْ َف ْل ُي ْملِلْ َولِ ُّي ُهۥ ِبٱ ْل َعدْ ِل ۚ َو
ش َهدَٓا ُء ِإ َذا ُّ شهَدَٓاءِ َأن َتضِ ل َّ ِإ ْحدَ ٰى ُه َما َف ُت َذ ِّك َر ِإ ْح َد ٰى ُه َما ٱُأْل ْخ َر ٰى ۚ َواَل َيْأ َب ٱل ُّ ض ْونَ مِنَ ٱل َ ِم َّمن َت ْر
س ُط عِ ندَ ٱهَّلل ِ َوَأ ْق َو ُم ٰ
َ يرا ِإلَ ٰ ٓى َأ َجلِهِۦ ۚ َذلِ ُك ْم َأ ْق
ً ِِيرا َأ ْو َكب ً صغ َ ُوا ۚ َواَل َت ْسـَٔ ُم ٓو ۟ا َأن َت ْك ُت ُبوه ۟ َما ُد ُع
ح َأاَّل
ٌ س َعلَ ْي ُك ْم ُج َنا َ ش ٰ َه َد ِة َوَأدْ َن ٰ ٓى َأاَّل َت ْر َتا ُب ٓو ۟ا ۖ ِإٓاَّل َأن َت ُكونَ ت ٰ َِج َر ًة َحاضِ َر ًة ُتدِي ُرو َن َها َب ْي َن ُك ْم َفلَ ْي َّ لِل
ۢ ۟ ُش ِهي ٌد ۚ َوِإن َت ْف َعل
ۗ وق ِب ُك ْم ٌ س ُ ُوا َفِإ َّن ُهۥ ف َ ِب َواَل ٌ ٓار َكاتَّ ض َ ش ِهد ُٓو ۟ا ِإ َذا َت َبا َي ْع ُت ْم ۚ َواَل ُي ْ َت ْك ُت ُبوهَا ۗ َوَأ
ش ْى ٍء َعلِي ٌم َ ِّ وا ٱهَّلل َ ۖ َو ُي َعلِّ ُم ُك ُم ٱهَّلل ُ ۗ َوٱهَّلل ُ بِ ُكل
۟ َُوٱ َّتق
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang
akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu
tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan
(yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
ضا َف ْل ُيَؤ دِّ ٱلَّذِى ً َب ْعRض ُكمُ وض ٌة ۖ َفِإنْ َأمِنَ َب ْع َ ُوا َكاتِ ًبا َف ِر ٰ َهنٌ َّم ْق ُب ۟ س َف ٍر َولَ ْم َت ِجد َ َوِإن ُكن ُت ْم َعلَ ٰى
ش ٰ َه َد َة ۚ َو َمن َي ْك ُت ْم َها َفِإ َّن ُهۥٓ َءاثِ ٌم َق ْل ُب ُهۥ ۗ َوٱهَّلل ُ ِب َما ۟ ٱْؤ ُتمِنَ َأ ٰ َم َن َت ُهۥ َو ْل َي َّت ِق ٱهَّلل َ َر َّب ُهۥ ۗ َواَل َت ْك ُت ُم
َّ وا ٱل
َت ْع َملُونَ َعلِي ٌم
Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
3) Haram, perbuatan yang apabila ditinggalkan akan mendaptakan pahal dan
apabila kerjakan akan mendapat siksa/ dosa. Terdapat beberapa surat
yang menjelaskan tentang haram, sebagai berikut :
Surat Al-An’aam ayat 151
صنَ بَِأنفُسِ ِهنَّ َث ٰلَ َث َة قُ ُر ٓو ٍء ۚ َواَل َي ِحل ُّ لَ ُهنَّ َأن َي ْك ُت ْمنَ َما َخلَ َق ٱهَّلل ُ ف ِٓى ُ َوٱ ْل ُم َطلَّ ٰ َق
ْ ت َي َت َر َّب
َأ ْر َحا ِم ِهنَّ ِإن ُكنَّ ُيْؤ مِنَّ ِبٱهَّلل ِ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱلْ َءاخ ِِر ۚ َو ُب ُعولَ ُت ُهنَّ َأ َح ُّق ِب َردِّ هِنَّ فِى ٰ َذلِ َك ِإنْ َأ َراد ُٓو ۟ا
ال َعلَ ْي ِهنَّ َد َر َج ٌة ۗ َوٱهَّلل ُ َع ِزي ٌز َحكِي ٌم ِ ِلر َجِّ ف ۚ َول ِ ص ٰلَ ًحا ۚ َولَ ُهنَّ ِم ْثل ُ ٱلَّذِى َعلَ ْي ِهنَّ ِبٱ ْل َم ْع ُرو ْ ِإ
Artinya : Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa
yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam
masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan
para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Surat Al-Israa’ ayat 32
ً سبِيل
َ ٓاء
َ س َ ٱلز َن ٰ ٓى ۖ ِإ َّن ُهۥ َكانَ ٰ َف ِح
َ ش ًة َو ۟ َواَل َت ْق َر ُب
ِّ وا
Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
Surat Al-Hajj ayat 30
ِّ َ س ْل َنا مِن َق ْبلِ َك ِإاَّل ِر َجااًل ُّنوح ِٓى ِإلَ ْي ِه ْم ۚ َف ْسـَٔلُ ٓو ۟ا َأهْ ل
َٱلذ ْك ِر ِإن ُكن ُت ْم اَل َت ْعلَ ُمون َ َو َمٓا َأ ْر
Artinya : Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-
orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah
kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui.
5) Mubah, perbuatan yang apabila dikerjakan tidak mendapat pahal dan
apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa/dosa. Dalam Al-Qur’an
dijelaskan sebagai berikut :
Surat Al-Baqarah ayat 235
ُ ض ُتم ِبهِۦ مِنْ خ ِْط َب ِة ٱل ِّنسَٓاءِ َأ ْو َأ ْك َنن ُت ْم ف ِٓى َأنفُسِ ُك ْم ۚ َعلِ َم ٱهَّلل ْ َواَل ُج َنا َح َعلَ ْي ُك ْم فِي َما َع َّر
۟ وا َق ْواًل َّم ْع ُرو ًفا ۚ َواَل َت ْع ِز ُم
وا ۟ ُس َت ْذ ُك ُرو َن ُهنَّ َو ٰلَكِن اَّل ُت َواعِ دُوهُنَّ سِ ًّرا ِإٓاَّل َأن َتقُول َ َأ َّن ُك ْم
ۚ ُٱح َذ ُروه ْ ٱعلَ ُم ٓو ۟ا َأنَّ ٱهَّلل َ َي ْعلَ ُم َما ف ِٓى َأنفُسِ ُك ْم َفْ ب َأ َجلَ ُهۥ ۚ َو ٰ
ِ ُع ْقدَ َة ٱل ِّن َك
ُ اح َح َّت ٰى َي ْبلُ َغ ٱ ْل ِك َت
ٱعلَ ُم ٓو ۟ا َأنَّ ٱهَّلل َ َغفُو ٌر َحلِي ٌم ْ َو
Artinya : Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu
dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini
mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan
menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu
mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf.
Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah,
sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah
mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-
Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.
Surat Al-Maidah ayat 2
ش ْيـًٔا َواَل
َ ش ِر َك ِبهِۦ ْ ٓاء َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ْم َأاَّل َن ْع ُبدَ ِإاَّل ٱهَّلل َ َواَل ُن
ٍ ۭ س َو ِ ُقلْ ٰ َٓيَأهْ ل َ ٱ ْل ِك ٰ َت
َ ب َت َعالَ ْو ۟ا ِإلَ ٰى َكلِ َم ٍة
َُوا ِبَأ َّنا ُم ْسلِ ُمون
۟ ش َهد ْ وا ٱ ۟ ُُون ٱهَّلل ِ ۚ َفِإن َت َولَّ ْو ۟ا َفقُول ِ ضا َأ ْر َبا ًبا ِّمن د ً ض َنا َب ْع ُ َي َّتخ َِذ َب ْع
Artinya : Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu,
bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian
yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)".
Dari kedua ayat tersebut dapat di katakan bahwa dari prinsip ini
berhubungan langsung dengan Allah SWT tanpa perantara, beban hukum
yang diciptakan oleh Allah SWT bertujuan untuk kemaslahatan manusia
sendiri, sehingga Allah SWT tidak akan membebani hamba-NYA diluar
kamampuannya.
2) Prinsip keadilan, hukum islam mengatur persoalan manusia dari berbagai
aspek yang dilandaskan dengan keadilan,yang meliputi hubungannya
dengan individu dengan dirinya sendiri, individu dengan orang lain dan
masyarakatnya, serta hubungan antara individu dengan lingkungannya. Hal
ini dijelaskan dalam surat Al – Maai’dah ayat 8 dan surat Al – An’aam ayat
152 :
۟ ُشدَّ هُۥ ۖ َوَأ ْوف ُ سنُ َح َّت ٰى َي ْبلُ َغ َأ َ ِيم ِإاَّل بِٱلَّتِى ه َِى َأ ْح ۟
ۖ ِِيزانَ بِٱ ْلق ِْسط
ٰ
َ وا ٱ ْل َك ْيل َ َوٱ ْلم ِ َواَل َت ْق َر ُبوا َمال َ ٱ ْل َيت
ص ٰى ُكم ۟ ُوا َولَ ْو َكانَ َذا ُق ْر َب ٰى ۖ َو ِب َع ْه ِد ٱهَّلل ِ َأ ْوف
َّ وا ۚ َذلِ ُك ْم َو ۟ ُٱع ِدل
ْ سا ِإاَّل ُو ْس َع َها ۖ َوِإ َذا قُ ْل ُت ْم َف ً ف َن ْف ُ ِّاَل ُن َكل
َِبهِۦ لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّك ُرون
Artinya : Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah
takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada
sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata,
maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar
kamu ingat.
3) Prinsip amar ma’ruf nahi munkar, amar ma’ruf memiliki makna bahwa
hukum islam ditegakkan untuk menjadikan umat manusia dapat
melaksanakan hal – hal yang benar sebagai mana yang di kehendaki oleh
Allah SWT. Sedangkan nahi munkar bermakna bahwa hukum ditegakkan
untuk mecegah hal – hal buruk yang bisa menjatuhkan kehidupan
masyarakat. Prinsip ini dijelaskan dalam surat Ali – Imran ayat 104 dan
110 :
ٓ
ف َو َي ْن َه ْونَ َع ِن ٱ ْل ُمن َك ِر ۚ َوُأ ۟و ٰلَِئ َك ُه ُم
ِ َو ْل َت ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّم ٌة َيدْ ُعونَ ِإلَى ٱ ْل َخ ْي ِر َو َيْأ ُم ُرونَ بِٱ ْل َم ْع ُرو
َٱ ْل ُم ْفلِ ُحون
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
اس َتْأ ُم ُرونَ ِبٱ ْل َم ْع ُروفِ َو َت ْن َه ْونَ َع ِن ٱ ْل ُمن َك ِر َو ُتْؤ ِم ُنونَ ِبٱهَّلل ِ ۗ َولَ ْو ِ ُكن ُت ْم َخ ْي َر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج ْت لِل َّن
ٰ ِ َءا َمنَ َأهْ ل ُ ٱ ْل ِك ٰ َت
َب لَ َكانَ َخ ْي ًرا لَّ ُهم ۚ ِّم ْن ُه ُم ٱ ْل ُمْؤ ِم ُنونَ َوَأ ْك َث ُر ُه ُم ٱ ْل َفسِ قُون
Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.
4) Prinsip kemerdekaan dan kebebasan, hukum islam tidak diterapkan
berdasarkan paksaan tetapi berdasarkan pada penjelasan yang baik dan
argumentatif yang meyakinkan. Prinsip ini dijelaskan dalam surat Al –
Baqarah ayat 256 :
ٰ
ْ ت َو ُيْؤ م ِۢن بِٱهَّلل ِ َف َق ِد
َ ٱس َت ْم
س َك ِ ش ُد مِنَ ٱ ْل َغ ِّى ۚ َف َمن َي ْكفُ ْر بِٱل َّط ُغو ُّ َين ۖ َقد َّت َب َّين
ْ ٱلر ِ ٓاَل ِإ ْك َرا َه فِى ٱل ِّد
سمِي ٌع َعلِي ٌم َ ُ ِصا َم لَ َها ۗ َوٱهَّلل
َ ِبٱ ْل ُع ْر َو ِة ٱ ْل ُو ْث َق ٰى اَل ٱنف
Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
5) Prinsip persamaan, pada dasarnya semua manusia adalah sama meskipun
faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa suku bangsa
dan lain-lain. Kesamaan tersebut, terutama dalam hal nilai kemanusiannya.
Hukum Islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak menjadikan
manusia berbeda dari segi nilai kemanusiannya. Prinsip ini dijelaskan
dalam surat Al – Hujuraat ayat 13:
ِ م عِ ن َد ٱهَّللRْ ارفُ ٓو ۟ا ۚ ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ُ مRْ ِّمن َذ َك ٍر َوُأن َث ٰى َو َج َع ْل ٰ َن ُكRاس ِإ َّنا َخلَ ْق ٰ َن ُكم
َ ش ُعو ًبا َو َق َبٓاِئل َ لِ َت َع ُ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱل َّن
َأ ْت َق ٰى ُك ْم ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.
6) Prinsip tolong – menolong, sesama makhluk hidup harus saling tolong –
menolong demi tercapainya kemaslahatan. Prinsip ini terdapat pada surat
Al – Maai’dah ayat 2 :
ٓ
َى َواَل ٱ ْل َق ٰلَِئدَ َوٓاَل َءٓا ِّمينَ ْش ْه َر ٱ ْل َح َرا َم َواَل ٱ ْل َهد َّ ِئر ٱهَّلل ِ َواَل ٱلَ ش ٰ َٓع ۟ ُّوا اَل ُت ِحل
َ وا ۟ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن
َ ُوا ۚ َواَل َي ْج ِر َم َّن ُك ْم
ُش َنـَٔان ۟ ٱص َطاد ْ ض ٰ َو ًنا ۚ َوِإ َذا َحلَ ْل ُت ْم َف
ْ ضاًل ِّمن َّر ِّب ِه ْم َو ِر ْ ٱ ْل َب ْي َت ٱ ْل َح َرا َم َي ْب َت ُغونَ َف
۟ وا َعلَى ٱ ْل ِب ِّر َوٱل َّت ْق َو ٰى ۖ َواَل َت َع َاو ُن
وا ۟ ُوا ۘ َو َت َع َاو ُن
۟ صدُّو ُك ْم َع ِن ٱ ْل َم ْس ِج ِد ٱ ْل َح َرام َأن َت ْع َتد َ َق ْو ٍم َأن
ِ
ِ شدِي ُد ٱ ْل ِع َقا
ب َ َ وا ٱهَّلل َ ۖ ِإنَّ ٱهَّلل
R۟ َُعلَى ٱِإْل ْث ِم َوٱ ْل ُعدْ ٰ َو ِن ۚ َوٱ َّتق
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-
syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah
sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
7) Prinsip toleransi, mengharuskan umatnya untuk hidup dengan suasana
damai dan toleran, dengan toleransi maka harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum islam dan hak umat islam. Prinsip ini dijelaskan dakam
surat Al – Mumtahanah ayat 8 :
ٰ
ِ اَّل َي ْن َه ٰى ُك ُم ٱهَّلل ُ َع ِن ٱلَّذِينَ َل ْم ُي َقتِلُو ُك ْم فِى ٱل ِّد
اR۟ين َولَ ْم ُي ْخ ِر ُجو ُكم ِّمن ِد ٰ َي ِر ُك ْم َأن َت َب ُّرو ُه ْم َو ُت ْقسِ ُط ٓو
ُّ ِإلَ ْي ِه ْم ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ ُيح
َِب ٱ ْل ُم ْقسِ طِ ين
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil.
d. Taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan surat An – Nisaa’ ayat 59,
sebagai berikut :