Anda di halaman 1dari 4

Kajian Online Mentari Hati

Topik : TInggi Mulia

Pemateri : Ustadz Hari Sanusi

Tanggal : Rabu, 28 Sya’ban 1441H/ 22 April 2020

- Dua proses dalam Program Akademi Hijrah Mentari Hati, yaitu:


1. Proses solving disisi keabdillahan
2. Proses solving disisi kekhlaifahan
- Preparation menuju ramadhan, senantiasa memahami QS. Al-baqarah : 183 -187

1. ْ‫ب َع َلى الَّ ِذي َْن ِمن‬


َ ‫ص َيا ُم َك َما ُك ِت‬ َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ُك ِت‬
ِّ ‫ب َع َل ْي ُك ُم ال‬
‫َق ْبلِ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َّتقُ ْو ۙ َن‬
yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum
la'allakum tattaqụn

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

2. ْ‫ان ِم ْن ُك ْم م َِّر ْيضًا اَ ْو َع ٰلى َس َف ٍر َف ِع َّدةٌ مِّن‬ َ ‫ت َف َمنْ َك‬ ٍ ۗ ‫اَيَّامًا مَّعْ ُد ْو ٰد‬
‫ْن َف َمنْ َت َط َّو َع‬ ٍ ۗ ‫َّام ا ُ َخ َر ۗ َو َع َلى الَّ ِذي َْن ي ُِط ْيقُ ْو َن ٗه ِف ْد َي ٌة َط َعا ُم ِمسْ ِكي‬
ٍ ‫اَي‬
‫َخيْرً ا َفه َُو َخ ْي ٌر لَّ ٗه ۗ َواَنْ َتص ُْوم ُْوا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِانْ ُك ْن ُت ْم َتعْ َلم ُْو َن‬
ayyāmam ma'dụdāt, fa mang kāna mingkum marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin
ukhar, wa 'alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa'āmu miskīn, fa man taṭawwa'a khairan fa huwa
khairul lah, wa an taṣụmụ khairul lakum ing kuntum ta'lamụn
(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan
(lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa
itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib
membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan
hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.

3. ‫ت م َِّن‬ ٍ ‫اس َو َبي ِّٰن‬


ِ ‫ان الَّ ِذ ْٓي ا ُ ْن ِز َل ِف ْي ِه ْالقُرْ ٰانُ ُه ًدى لِّل َّن‬ َ ‫ض‬ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
‫ان‬َ ‫ان َف َمنْ َش ِهدَ ِم ْن ُك ُم ال َّشه َْر َف ْل َيصُمْ ُه ۗ َو َمنْ َك‬ ِ ۚ ‫ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ َق‬
‫َّام ا ُ َخ َر ۗ ي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ ِب ُك ُم ْاليُسْ َر‬
ٍ ‫ي‬ َ ‫ا‬ ْ‫ِّن‬
‫م‬ ٌ ‫ة‬‫د‬َّ ‫ع‬
ِ َ
‫ف‬ ‫ر‬
ٍ َ
‫ف‬ ‫س‬
َ ‫ى‬ ‫ل‬ ٰ ‫َمر ْيضًا اَ ْو َع‬
ِ
‫هّٰللا‬
‫َواَل ي ُِر ْي ُد ِب ُك ُم ْالعُسْ َر ۖ َولِ ُت ْك ِملُوا ْال ِع َّد َة َولِ ُت َك ِّبرُوا َ َع ٰلى َما‬
‫َه ٰدى ُك ْم َو َل َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر ُْو َن‬
syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān,
fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa
'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa
litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar
dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu
bersyukur.

4. ‫اع ِا َذا‬
ِ ‫ْب ۗ ا ُ ِجيْبُ دَ عْ َو َة ال َّد‬ ٌ ‫َو ِا َذا َسا َ َل َك ِع َبا ِديْ َع ِّنيْ َف ِا ِّنيْ َق ِري‬
ُ ْ‫ان َف ْل َيسْ َت ِج ْيب ُْوا لِيْ َو ْليُْؤ ِم ُن ْوا ِبيْ َل َعلَّ ُه ْم َير‬
‫ش ُد ْو َن‬ ِ ۙ ‫دَ َع‬
wa iżā sa`alaka 'ibādī 'annī fa innī qarīb, ujību da'watad-dā'i iżā da'āni falyastajībụ lī walyu`minụ
bī la'allahum yarsyudụn
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar
mereka memperoleh kebenaran.

5. ‫اس لَّ ُك ْم َواَ ْن ُت ْم‬ ٌ ‫ث ِا ٰلى ِن َس ۤا ِٕى ُك ْم ۗ هُنَّ لِ َب‬ ُ ‫ص َيام الرَّ َف‬
ِ ِّ ‫ا ُ ِح َّل َل ُك ْم َل ْي َل َة ال‬
‫هّٰللا‬
‫اب َع َل ْي ُك ْم َو َع َفا‬ َ ‫اس لَّهُنَّ ۗ َعلِ َم ُ اَ َّن ُك ْم ُك ْن ُت ْم َت ْخ َتا ُن ْو َن اَ ْنفُ َس ُك ْم َف َت‬ ٌ ‫لِ َب‬
‫ب هّٰللا ُ َل ُك ْم ۗ َو ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا‬ َ ‫اشر ُْوهُنَّ َوا ْب َت ُغ ْوا َما َك َت‬ ِ ‫َع ْن ُك ْم ۚ َف ْالـٰٔ َن َب‬
‫ْط ااْل َسْ َو ِد ِم َن ْال َفجْ ۖ ِر ُث َّم‬ ِ ‫ْط ااْل َ ْب َيضُ ِم َن ْال َخي‬ ُ ‫َح ٰ ّتى َي َت َبي ََّن َل ُك ُم ْال َخي‬
‫اشر ُْوهُنَّ َواَ ْن ُت ْم َعا ِكفُ ْو ۙ َن ِفى‬ ِ ‫ص َيا َم ِا َلى الَّي ۚ ِْل َواَل ُت َب‬ ِّ ‫اَ ِتمُّوا ال‬
‫اس‬ ‫ن‬َّ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ت‬
ٖ‫ِه‬ ‫ي‬ٰ ‫ا‬ٰ ‫ْالم ٰسجد ۗ ت ْلك ُح ُد ْو ُد هّٰللا َفاَل َت ْقرب ُْوه ۗا َك ٰذلك ُيبيِّنُ هّٰللا‬
ِ ِ ُ َ َ ِ َ َ ِ َ ِ ِِ َ
‫َل َعلَّ ُه ْم َي َّتقُ ْو َن‬
uḥilla lakum lailataṣ-ṣiyāmir-rafaṡu ilā nisā`ikum, hunna libāsul lakum wa antum libāsul lahunn,
'alimallāhu annakum kuntum takhtānụna anfusakum fa tāba 'alaikum wa 'afā 'angkum, fal-āna
bāsyirụhunna wabtagụ mā kataballāhu lakum, wa kulụ wasyrabụ ḥattā yatabayyana lakumul-
khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl, wa lā
tubāsyirụhunna wa antum 'ākifụna fil-masājid, tilka ḥudụdullāhi fa lā taqrabụhā, każālika
yubayyinullāhu āyātihī lin-nāsi la'allahum yattaqụn

Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian
bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat
menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah
hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika
kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa .

Satu hari sebelum Ramdhan dinamakan yaumul sab yaitu hari ragu-ragu, dimana pada saat ini
dilarang untuk berpuasa.
- Akhlak yang ikhsan yaitu yang paling baik dari derajat kebaikan yang mencakup semua
kebaikan di dalam al-qur’an yaitu mu’min, sholeh, ma’rut, at-thoyibah.
- Sebagai Abdillah, sebagai manusia pilihan kita sudah dipilihkan oleh Allah Subhanahu
Wata’ala, manusia itu lebih agung dibandingkan dengan dunia dan seisinya. Manusia itu
lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain, baik Malaikat,
Iblis, Jin, maupun Makhluk Allah yang lain. Seorang manusia yang memiliki tauhid tidak
takut terhadap setan. Manusia adalah ciptaan terbaik.
“positioning kita adalah abdillah yang diberikan mandate sebagai khalifah oleh Allah
SWT. Dimana kita lebih luhur dan agung disbanding malaikta, jin, setan dan makhluk
Allah lainnya”
Output nya yaitu senantiasa selalu melakukan kebiakan (orang yang baik).

*hidup kita adalah mengabdi kepada Allah SWT. Senantiasa selalu mempersembahakan dan
memberukan yang terbaik kepada Allah SWT.

* Orang yang merasa kehilangan atau putus asa terhadap rahmat Allah belum menjadi seorang
Abdillah maupun Khalifah. Dalam menjaga amanah yang Allah berikan kepada kita, maka kita
harus yakin kepada ketetapan Allah. Manusia yang hina adalah manusia yang hanya memiliki
konteks dalam mengejar dunia. Maka berbuat baiklah, sampai kebaikan itu mencapai derajat
kebaikan yang tinggi.

*Sebuah kebaikan Dimulai dari mana?

Qolbu  yang dijaga oleh iman (sesuatu yang tidak bisa diakali, dijawab dengan Iman, karena
Iman adalah sesuatu hal yang ghaib). Iman adalah yang menjaga kita agar tetap tenang dalam
menghadapi ketetapan Allah. Hidayah didapat dari Al-Qur’an, barometer keimanan kuat yaitu
Al-Qur’an dan mengikuti Sunnah Rasullullah Shallallahu Alaihi Wasallam dimana dalam qolbu
yaitu bagian lub disinilah terdapat cahaya dari Allah SWT.

*Jika kita merasa resah, galau, tidak tenang bagian hati suduur itu lah yang terpapar  jika hak
ini terjadi obati dengan iman dimana qolbu yaitu lub (dimana cahaya Allah ada)  lalu dengan
cara apa? Dengan cara dzikrullah (mengingat Allah)

*Seorang manusia mencapai derajat tinggi dan sukses adalah orang yang beriman. Seperti
dalam Surah Al-Mukminun, qad aflahal mu'minuun (“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman”).

“Kita Menjadi Tinggi Karena Kita Memiliki Iman, Tugas Kita adalah memberikan kebaikan
kepada orang lain, dengan hal itu orang lain akan dapat menerima kebaikan dari Allah SWT”

Anda mungkin juga menyukai