Kelompok 6: Konstruksi Sipil 1 A Muhammad Fathi Yusuf (121121023) Muh. Ramdhan (121121024) N. Sumarni (121121025) Nobianty Isnaya .T (121121026) Nurul Halimah (121121027) Rizky Subagja . R(121121028)
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb Puja serta puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah meridhoi pembuatan makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk mrmenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahan Bangunan. Makalah ini merupakan salah satu program mata kuliah bahan bangunan bagi mahasiswa jurusan Teknik Sipil khususnya pada semester 1. Makalah ini mempunyai tujuan agar mahasiswa jurusan Teknik Sipil dapat memahami dan lebih mengetahui apa saja unsur pembentuk Asbes dan sifat sifat apa yang di milikinya,agar kita mampu menerapkan dan melaksanakan apa yang telah dipelajari di kampus pada praktek kerja nantinya. Berbagai kesulitan dan masalah muncul dalam penyusunan laporan ini. Tanpa bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak sulit kiranya penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar khususnya untuk dosen bahan bangunan atas nasihat yang mana telah memberikan materi, bimbingan serta arahan kepada kami selama pembelajaran berlangsung dan selalu dilaksanakan dengan teratur sehingga laporan ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang. Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun,
ASBES Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.
Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11. Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus. Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah : 1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk : - Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain. - Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik. 2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas: - Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik - Asbes untuk atap; - Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik; - Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan tanur; - Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan asbes sebagai bubur. Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin.
Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.
Sifat-sifat Asbes
Berikut adalah beberapa sifat bahan serat asbes:
Kekuatan dan mulur asbes bervariasi, tergantung dari jenis, cara penambangan, dan pengambilan serat batunya. Mulur serat asbes sangat rendah yaitu 13%. Serat asbes hanya sedikit menyerap air. Serat asbes bersifat sangat tahan terhadap panas dan api. Asbes tahan terhadap asam. Penghantar listrik dan panas yang jelek. Tahan terhadap gesekan dan cuaca. Menyerap suara, terutama untuk frekuensi tinggi. Serat asbes digunakan antara lain untuk benang sehingga dapat dibuat jadi kain, untuk bahan pencampur atap, bahan pembungkus, bahan penahan panas dan api dan bahan pelapis rem dan kopling.
Jenis asbes
1. Chrysotile yang warnanya kuning hingga hijau lemah. 2. Anthophyllite yang berwarna putih, abu-abu dan cokelat muda. 3. Amosite yang berwarna abu-abu muda sampai cokelat muda. 4. Actinolite berwarna hijau pucat sampai hijau tua. 5. Tremolite berwarna putih hingga abu-abu. 6. Crocidolite berwarna biru. Diantara 6 itu yang paling berbahaya adalah Crocidolite atau asbes biru. Sementara itu, saat ini yang paling banyak beredar dipasaran adalah asbes jenis Chrysolite.
Pemakaian Asbes
NationalHealthand - dalam debu di bawah 2.5%) 600 partikel/cm3 (kadar asbes dalam debu berkisar antara 2.5-15%)-
150 partikel/cm3 (kadar asbes dalam debu di atas 50%)Amosit 2.0 f/mlBelgia Januari 980 Krisotil 2.0 f/mlKrosidolit 0.2 f/mlSpanyol Tahun 1982 Semua tipe asbes: 2.0 f/mlIndonesia Amosit 1.0 f/mlKrisotil 1.0 f/mlAsbes bentuk lain: 4.0 f/mlNb : -Tidak ada standar yang ditetapkan untuk krosidolit, namun secara umum diketahui bahwa pemakaian krosidolit dilarang di Indonesia. -Perangkat peraturan Pemerintah mengenai pemakaian asbes belum ada di keluarkan sampai saat ini
Pengukuran panjang dan lebar mempergunakan meteran baja yang dapat mengukur sampai mm b. Pengukuran tinggi dan jarak gelombang
Pengukuran tinggi dan jarak gelombang rnempergunakan mister ingsut yang sesuai c. Pengukuran tebal
Tebal lembaran diukur di puncak dan lembah gerombang dengan menggunakan alat pengukur mister ingsut yang dapat mengukur sampai ketelitian 0,1 mm. Jarak titik tempat pengukuran ke sisi lembaran tidak boleh kurang dari 25 mm. Tebal lembaran adalah harga rata- rata hasil 8 kali pengukuran di empat tempat, empat tempat di puncak dan empat tempat di lembah. d. Kesikuan
Ukur panjang kedua diagonal dengan alat pengukur rol meter sampai ketelitian 1mm. Hitung kesikuan sebagai berikut: Kesikuan = selisih dua diagonal diagonal terpendek x 100%
2. Pengujian lentur Bencla uji dipotong dari lembaran yang lurus dengan panjang minimum 1,20 m. Sedapat
mungkin lernbaran dengan lebar penuh diuji sesudah pemotongan tepi gelombang yang tidak bertumpu, seperti Gambar2. Lebar benda uji sesuai dengan lebar dari pada lembaran setelah dipotong kedua sisinya sepanjang sumbu dari lembah yang paling luar
Sebelum pengujian benda uji harus direndam dahulu selama minimum 24 jam. Benda uji di letakkan pada 2 (dua) buah penumpu melintang yang kaku, rata sejajar, lebarnya 5 (lima) cm dan jarak sisi terdekat kedua penumpu 1,10 m. Benda uji dibebani pada tengah- tengah jarak tumpua dengan mepergunakan batang kaku, lebar 23 cm, yang diletakkan sejajar dengan penumpu dan dapat bergerak gerak sehingga pembebanannya merata. Potongan- potongan karet yang tidak lebih tebal dari 1 cm ditempatkan di antara potongan contoh lembaran dan penumpu, dan di bawah balok beban. Kekerasan (6 5) derajat shore A . Kecepatan pembebanan harus disesuaikan agar contoh dapat retak sesudah sekurang- kurangnya 30 detik. Lihat Gambar 3.
Beban Patah = P kg/m I Keterangan : P adalah beban pada waktu benda r uji patah, dinyatakan dalam kg (N) I adalah lebar benda uji, dalam meter Nilai beban patah adalah hasil uji rata- rata dari semua contoh.
3. Pengujian kedap air Bejana yang pada sisi dasarnya mempunyai bentuk sesuai dengan bentuk gelombang benda yang akan diuji, direkatkan di atas benda uji pada permukaan tersebut apabila diisi dengan air. Perekat yang digunakan dapat berupa paraffin atau aspal atau dapat menggunakan jenis perekat lain. Ukuran bejana panjang 40 cm, tinggi10 cm dan lebar sesuai dengan jumlah gelombang seperti pada Tabel 2. Air bersih diisikan ke dalam bejana dengan ketinggian 2 cm dari puncak gelombang yang tertinggi, air tesebut selalu dijaga jangan sampai berkurang ketinggiannya. Benda uji di letakkan di atas penyangga sehingga memudahkan untuk di amati bila terjatdi tetesan- tetesan air dibagian permukaan bawah. Pengamatan ini dilakukan selama 24 jam (lihat Gambar 4).
4. Pengujian kepadatan (Density) Benda uji berukuran 10 x 20 cm yang dipotong dari contoh, dibersihkan dari serpihserpih sisa pemotongan, kemudian dikeringkan di dalam alat pengering pada suhu 105oC sampai mencapai berat tetap, lalu ditimbang. Berat kering lemari pengering dicatat (A gram). Benda uji direndam selama 24 jam kemudian ditimbang di dalam air (B gram) lalu dikeluarkan dari perendaman dan air yang berlebih dihilangkan dengan memakai lap bersih, dan segera ditimbang (C gram) Kepadatan= A C-B Keterangan : A adalah berat kering setelah dikeringkan dalam lemari pengerin105 oC B adalah berat dalam air C adalah berat basah gram/cm3
Terhindar dari dampak negatif akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan dinding. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan lembaran asbes semen, debu yang ada pada lembaran asbes semen akibat gesekan terlebih dahulu dibersihkan. Hidarai adanya pemahatan/ pemotongan/ pelubangan lembaran asbes semen yang telah terpasang. Pada penyimpanan lembaran asbes semen, agar tumpukan menggunakan bantalan yang rata, diantara lembaran dihindari adanya batu, puing, dan potongan kayu.
2. Pelaksanaan Pemasangan Atap Asbes 1.Sedapat mungkin gunakan alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Selain mengurangi penyerapan panas, juga untuk menghindari tampias. Misalnya, jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng, alumunium berfungsi sebagai tameng bagi atap sehingga air akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah." 2.Cermati segi elevasi (sudut kemiringan) materi genteng guna membentuk ketahanan terhadap hujan. Misalnya, genteng keramik membutuhkan elevasi lebih dari 30 derajat, sedangkan asbes butuh lebih dari 15 derajat. Jika tak diindahkan, air hujan tetap bisa masuk lewat genteng. mengatasinya, gunakan overstek (lidah atap) sepanjang 1,2 meter untuk melindungi lantai teras dan dinding dari tampias hujan angin. 3.Pemasangan baut atau paku pada asbes harus diperhatikan. Asbes tidak bisa direkatkan dengan paku biasa, karena jika dipalu mudah pecah. Asbes harus dibor dulu, dipasang paku yang dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya.
3. Pelaksanaan pemasangan lantai asbes 1. Tampias air hujan atau atap bocor, bisa merusak lantai. Cara menanggulanginya, buat overstek dan pilih lantai yang kuat. Jangan gunakan lantai materi indoor untuk ruangan outdoor. 2. Banjir juga merusak lantai. Air merembes lewat sela-sela pintu dan jendela. Untuk itu ban pada lantai, pintu, dan jendela, sebaiknya dibuat dari materi alumunium berlapis karet. 3. Lantai dalam rumah sebaiknya juga lebih tinggi daripada teras. 4. Jika pintu dan jendela terbuat dari kayu, sebaiknya diberi finishing duco ketimbang melamik. Kusen jendela serta pintu pun harus dirawat dengan menyemprotkan clear gloss.
5. Bisa juga terjadi, tiba-tiba air menggenangi lantai meski tak ada hujan. Ini terjadi karena desakan air yang keluar dari bawah lantai rumah. Biasanya, di rumah-rumah yang dibangun di atas lahan yang kandungan airnya besar serta dibangun dengan ketinggian di ba- wah badan jalan. Sedapat mungkin, rumah harus dibangun lebih tinggi dibanding level jalan. setidaknya, setengah meter lebih tinggi. Informasi tentang level jalan dan level banjir bisa dilihat di Pemerintah Kota.
Syarat mutu
STANDARISASI PEMASANGAN ASBES 1. Metode Memperbaiki Bahan Bangunan Fiber Semen. No : Pt M-01-2000-C, Kategori : Petunjuk Teknik Fiber semen merupakan bahan alternatif sebagai pengganti kayu yang potensinta semakin berkurang penggunaan fiber semen lebih aman dibandingkan dengan asbes semen yang ada karena kadar asbesnya lebih kecil dari 5 %.
2.Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Penutup Atap Pada Bangunan Rumah dan Gedung. No : SNI 03-2840-2002, Kategori : SNI Tata cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan penutup atap. 3. Ukuran Toleransi 3.1 Tebal nominal sebagai berikut : gelombang dangkal : 3,0 ; 4,0 mm gelombang sedang : 4,0 ; 5,0 ; 6,0 mm gelombang dalam : 4,0 ; 5,0 ; 6,0 mm 3.2 Toleransi Toleransi ukuran sebagai berikut : Panjang : + 5m -10m Lebar : +10m -5m Tebal : Ketebalan sampai dengan 0,60 cm 10 % Ketebalan lebih dari 0,60 cm 0,6 mm
Keuntungan Asbes
1. Bahannya ringan sehingga tidak membutuhkan konstruksi gording yang khusus. 2. Tidak mudah rusak atau jebol. 3. Pemasangannya mudah. 4. Mudah diperbaiki jika terjadi kerusakan 5. Mudah didapat. 6. Rumah menjadi lebih terasa sejuk karena sifat asbes yang tidak menyerap panas(dari matahari). 7. Tentunya juga harganya yang cenderung lebih murah dibandingkan bahan bangunan yang lain.
terganggu. Sel yang telah menjadi abnormal akan membelahtak terkendali, kemudian berekspansi dan merusak jaringan di sekitarnya. yangselain mengenai orang yang bekerja pada lingkungan dengan konsentrasi asbestinggi bisa juga menyerang keluarga yang tinggal serumah dengan orang yang terkena atau yang tinggal di dekat sumber pencemaran asbes. 3. Kanker paru-paru Dapat muncul apabila seseorang terus menerus bekerja d a l a m lingkungan yang terkontaminasi asbes. Para perokok cenderung lebih beresiko dibandingkan yang bukan perokok apabila menghisap debu asbes. Mekanisme timbulnya kanker paru-paru akibat debu asbes hampir sama dengan kanker m e s o t h e l i o m a . B e d a n y a , y a n g t e r k e n a a d a l a h d i n d i n g s a l u r a n n a p a s (bronchiolus).Awalnya kerusakan hanya terbatas pada paru-paru, kemudian pada stadium lanjut dapat bermetastasis ke organ tubuh lainnya. Di Negara Negara maju, asbes putih digolongkan sebagai karsinogen (bahan penyebab kanker). Asbes yang dihirup bisa menyebabkan "kanker" 20 hingga 30 tahun kemudian. Karena bahayanya ini, beberapa negara mengatur regulasi khusus tentang penggunaan asbes sebagai bahan bangunan. Bahkan, The European Union melarang pemakaian semua jenis asbes, termasuk ekstraksi, pembuatan, hingga pengolahan produk asbes. Negara-negara maju membuat undang-undang tentang penggunaan asbes, misalnya Australia, Brazil, Kanada dan banyak negara lainnya. Agar terhindar dari serat yang terkandung dalam asbes yang merugikan kesehatan tubuh, maka pada bagian bawah asbes,harus melapisinya dengan plafon jika asbes digunakan dalam ruang tertutup. Asbes perlu diganti dalam kurun waktu 4-5 tahun, meskipun asbes masih terlihat bagus. Hal ini bertujuan supaya terhindar dari bahan serat asbes yang membahayakan tubuh.
Tambang asbes terdapat di beberapa tempat di Indonesia yakni, Kuningan (Jawa Barat), JawaTengah, pulau Halmahera dan pulau Seram (Maluku) serta Papua.