POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Aspal Topik : Pengujian Penetrasi Aspal No. Uji : 2 Halaman :
5
I. REFERENSI AASHTO T 49 (Standard Method of Test for Penetration of Bituminous Materials) SNI 06 2456 1991 (Bahan aspal, Metode pengujian penetrasi) RSNI S - 01 2003 (Spesifikasi Aspal Keras Berdasarkan Penetrasi)
II. TUJUAN Menyeragamkan cara pengujian untuk pengendalian mutu bahan dalam pelaksanaan pembangunan.
III. PERALATAN DAN BAHAN 3.1 Peralatan No Nama Alat Spesifikasi/Keterangan 1 Penetrometer Manual Terdiri dari : - pemegang jarum seberat (47,50,05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat penetrasi untuk peneraan - pemberat dari (50 0,05) gram atau (100 + 0,05) gram masing- masing dipergunakann untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram; - jarum pentrasi dibuat dari stainless steel tanda (grade) 140 o C atau HRC 54 sampai 60. Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung dengan berat jarum 2,5 0,05 gram 2 Cawan Terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata berukuran sebagai berikut :
3 Bak Perendam (water bath) Bak untuk merendam cawan yang berisi benda uji dengan air 4 Tissue Digunakan untuk membersihkan ujung jarum dengan larutan CCl 4
5 Kompor dan wajan Digunakan untuk mencairkan aspal
3.2 Bahan 1. Aspal Keras 2. Air Suling 3. Larutan CCl 4 (Toluen)
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Aspal Topik : Pengujian Penetrasi Aspal No. Uji : 2 Halaman :
6
IV. LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan 2. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup air untuk dapat dituangkan; untuk aspal tidak lebih dari 90 o C di atas titik lembek ; Setelah cukup cair, isikan aspal kedalam cawan sisakan 5mm dari permukaan atasnya lalu dinginkan 1-1,5 jam. waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit; aduklah perlahan-lahan agar udara tidak masuk ke dalam contoh; 3. Masukkan benda uji ke dalam bak perendam yang telah ditempatkan plat cawan di dalamnya dengan suhu 25 C selama 1 1,5 jam. 4. Ambil jarum penetrasi, lalu bersihkan dengan pelarut CCl 4 dan dilap dengan tissue sampai kering setelah itu pasang pemegangnya dengan baik. 5. Pasang pemberat 50 gram pada penjepit jarum penetrasi, dimana dari pemberat (50 gram) + penjepit + jarum penetrasi adalah 100 gram. 6. Pindahkan benda uji dari dalam bak perendam dengan membuang sedikit air yang mengisi wadah tersebut lalu letakkan di bawah jarum penetrasi. 7. Turunkan jarum penetrasi perlahan lahan hingga menyentuh permukaan benda uji. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melihat bayangan jarum pada benda uji bersentuhan dengan jarum penetrasi seperti pada Gambar 1.
Gambar 1 ( Pengaturan jarum penetrasi agar menempel pada permukaan aspal )
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Aspal Topik : Pengujian Penetrasi Aspal No. Uji : 2 Halaman :
7
8. Tekan bagian atas dial hingga menyentuh bagian tangkai pemegang jarum (lihat Gambar 2)
Gambar 2. (Tangkai pemegang jarum disentuh) 9. Baca dan catat jarum pada manometer = H 1
10. Tekan tombol agar jarum menusuk kedalam aspal selama 5 detik. Kemudian didapat bacaan pada jarum manometer = H 2 . 11. Lakukan dengan cara yang sama minimal 5 kali untuk benda uji yang sama dengan titik yang berbeda. Yaitu minimal 1 cm antar titik dan minimal 1 cm dari dindingn cawan. 12. Hitung selisih antara H 1 dan H 2 kemudian dirata ratakan hingga didapat angka penetrasi.
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Aspal Topik : Pengujian Penetrasi Aspal No. Uji : 2 Halaman :
8
V. DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENETRASI BAHAN ASPAL/BITUMEN (SNI 06-2456-1991/AASHTO T-49-1986/ASTM D-5-1997PA.0301-76)
Contoh : Aspal Dikerjakan : Kel. 3 KS-2A Asal : Lab uji bahan Diperiksa : Rochaeti ST.,MT Tanggal Uji : 3 Maret 2014 Tanggal : 3 Maret 2014
NOMOR CONTOH I* II* III Penetrasi pada pengamatan ke 1 0.1 mm 32 35 27 Penetrasi pada pengamatan ke 2 0.1 mm 34 33 30 Penetrasi pada pengamatan ke 3 0.1 mm 34 33 28 Penetrasi pada pengamatan ke 4 0.1 mm 31 27 Penetrasi pada pengamatan ke 5 0.1 mm Rata rata Penetrasi 0.1 mm 33.3 33 28 33.15 28
Catatan : 1. Pengamatan penetrasi dengan berat jarum+beban 100 gram selama 5 detik. 2. Untuk kelompok 1 dan 2 menguji dengan suhu 27 o C dan kelompok 3 dengan suhu 21 o C 3. 1 DIVISI = 0.1 mm. 4. Angka yang berwarna merah menunjukan kurang atau lebih dari angka toleransi,sehingga tidak dimasukan kedalam perhitungan. 5. Persyaratan penetrasi berdasarkan RSNI 03-01-2003 : Pen 40 = angka penetrasi antara 40 59 Pen 60 = angka penetrasi antara 60 - 79 Pen 80 = angka penetrasi antara 80 99 Pen 120 = angka penetrasi antara 120 - 150 Pen 200 = angka penetrasi antara 200 - 300
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Aspal Topik : Pengujian Penetrasi Aspal No. Uji : 2 Halaman :
9
VI. KESIMPULAN Dari pengujian penetrasi aspal di laboratorium menunjukan bahwa hasil rata - rata penetrasi untuk kelompok 1 dan 2 sebesar 33.15 dan kelompok 3 sebesar 28. Jadi, aspal yang diuji termasuk kedalam PEN <40
Bandung, 5 Maret 2014 Penanggung Jawab, Pembimbing