Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERABARAT

Jl. Pasir Kandang No. 4 Koto Tangah (25172) Padang


Website: www.umsb.ac.id

Mata kuliah : AIK II Kode Mata Kuliah :


Dosen : Syamsurizal, S.H.I.,M.Ag Bobot sks : 2 Sks
Prodi : Semester II
Hari/Tanggal : ................................... Pukul :

Petunjuk!
1. Bacalah dan pahami soal dengan teliti.
2. Jawaban ditulis padakertas double folio yang telah disediakan.
3. Tulislah Identitas lengkap pada lembaran jawaban.
4. Tulis dengan tulisan yang rapi dan mhuudah terbaca (perhatikan penggunaan EYD).
5. Kerjakan secara individu, tidak dibenarkan bekerjasama

SOAL

1. Inti ibadah adalah ketaatan dan kepatuhan dan ke tundukan kepada Allah, tuliskan 5 ayat
alquran yang berkaitan dengan Ibadah! ( 20 % )

2. Muhammadiyah memiliki panduan sendiri dalam ibadah, jelaskan panduan Muhammadiyah


dalam hal thaharah, salat gerhana, dan penyelenggaraan jenazah (30)

3. Islam mewajibkan bekerja bagi setiap muslim agar bisa memenuhi kebutuhan dalam kehidupan,
tidak jarang terjadi berbagai permasalahan dalam dunia kerja, padahal islam telah punya
konsep yang jelas tentang pekerjaaan, kemukakanlah konsep islam tentang pekerjaan dan cara
menyelesaikan masalah dalam kehidupan ( 25 %)

4. ceritakan tentang pelaksanaan ibadah anda sehari-hari-hari dengan jujur ! (25 %)


Jawaban:

1.tuliskan 5 ayat alquran yang berkaitan dengan Ibadah! ( 20 % )

jawaban

 َّ ‫ َوأَقِي ُموا ال‬.


QS Al baqarah ayat 43 adalah َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬
Arti adalah "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku' .

 Qs Al baqarah ayat 183-184 adalah ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
َۙ‫تَتَّقُوْ ن‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

 Qs attaubah 103
‫هّٰللا‬
‫س ِم ْي ٌع َعلِ ْيم‬ َ ‫ص ٰلوتَ َك‬
َ ُ ‫س َكنٌ لَّ ُه ۗ ْم َو‬ َ َّ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِن‬ َ ‫ُخ ْذ ِمنْ اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َوتُ َز ِّك ْي ِه ْم بِ َها َو‬
Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui .

 QS Albaqorah 196
‫ى َم ِحلَّهۥُ ۚ فَ َمن‬ ُ ‫وس] ُك ْم َحت َّٰى يَ ْبلُ] َغ ٱ ْل َه] ْد‬
َ ‫]وا ُر ُء‬ ۟ ُ‫ْى ۖ َواَل ت َْحلِق‬ ِ ‫س] َر ِمنَ ٱ ْل َه]د‬
َ ‫ستَ ْي‬ ْ ‫ص ْرتُ ْم فَ َما ٱ‬ ۟ ‫َوأَتِ ُّم‬
ِ ‫وا ٱ ْل َح َّج َوٱ ْل ُع ْم َرةَ هَّلِل ِ ۚ فَإِنْ أُ ْح‬
‫س ۢ ٍك ۚ فَإ ِ َذٓا أَ ِمنتُ ْم فَ َمن تَ َمتَّ َع بِٱ ْل ُع ْم َر ِة إِلَى ٱ ْل َح ِّج فَ َما‬
ُ ُ‫ص َدقَ ٍة أَ ْو ن‬ َ ‫صيَ ٍام أَ ْو‬ِ ‫س ِهۦ فَفِ ْديَ ۭةٌ ِّمن‬ ِ ‫ضا أَ ْو ِب ِٓۦه أَ ۭ ًذى ِّمن َّر ْأ‬ ً ‫َكانَ ِمن ُكم َّم ِري‬
ٰ
ْ‫َش] َر ۭةٌ َكا ِملَ] ۭةٌ ۗ َذلِ] َك لِ َمن لَّ ْم يَ ُكن‬
َ ‫س] ْب َع ٍة إِ َذا َر َج ْعتُ ْم ۗ تِ ْل]]كَ ع‬ َ ‫ص]يَا ُم ثَ ٰلَثَ] ِة أَيَّ ۢ ٍام فِى ٱ ْل َح ِّج َو‬ِ َ‫ْى ۚ فَ َمن لَّ ْم يَ ِج ْد ف‬ ِ ‫س َر ِمنَ ٱ ْل َهد‬ َ ‫ستَ ْي‬
ْ ‫ٱ‬
ِ ‫ش ِدي ُد ٱ ْل ِعقَا‬
‫ب‬ َ َ ‫وا ٱهَّلل َ َوٱ ْعلَ ُم ٓو ۟ا أَنَّ ٱهَّلل‬
۟ ُ‫َوٱتَّق‬ ۚ ‫س ِج ِد ٱ ْل َح َر ِام‬ْ ‫ض ِرى ٱ ْل َم‬ ِ ‫أَ ْهلُهۥُ َحا‬
Artinya : Dan sempurnakanlah ibadah haji dan `umrah karena Allah. Jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan
jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada
di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya
berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman,
maka bagi siapa yang ingin mengerjakan `umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), wajiblah ia
menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan binatang korban atau
tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu
telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar
fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidilharam (orang-orang
yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
sangat keras siksaan-Nya.

 Qs dzariyat 56

َ ‫ َواإْل ِ ْن‬  َّ‫ َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجن‬ 


ِ ‫لِ َي ْع ُبد‬  ‫س إِاَّل‬
‫ُون‬
Artinya:(Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku).
2. Muhammadiyah memiliki panduan sendiri dalam ibadah, jelaskan panduan Muhammadiyah
dalam hal thaharah, salat gerhana, dan penyelenggaraan jenazah.

Jawaban:

( Dalam hal thaharah)

Alat yang digunakan untuk bersuci terdiri dari air, debu dan batu atau benda padat lainnya (seperti:
daun, tisu) yang bukan berasal dari najis/kotoran. Benda padat tersebut digunakan khususnya ketika
tidak ada air. Namun jika ada air yang bisa digunakan bersuci, maka disunnahkan untuk lebih dahulu
menggunakan air. Tapi tidak semua air dapat digunakan untuk bersuci.

Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah: 1) Air muthlaq yaitu air yang suci lagi mensucikan,
seperti: air mata air, air sungai, zamzam, air hujan, salju, embun, air laut; 2) Air musta`mal yaitu air
yang telah digunakan untuk wudlu dan mandi (Muttafaq `alayh, dari Jabir). Sedangkan air yang tidak
dapat digunakan untuk bersuci antara lain: 1) Air mutanajjis yaitu air yang sudah terkena najis, kecuali
dalam jumlah yang besar yakni minimal dua kulah (‫قُلَّتَ ْي ِن‬. HR. Tirmidzi, Nasa’i, dll.) atau sekitar 500
liter Iraq, dan tidak berubah sifat kemutlakannya yakni berubah bau, rasa dan warnanya; 2) Air suci
tetapi tidak dapat mensucikan, seperti air kelapa, air gula (teh atau kopi), air susu, dan semacamnya.
Namun air yang bercampur dengan sedikit benda suci lainnya –seperti air yang bercampur dengan
sedikit sabun, kapur barus atau wewangian–, selama tetap terjaga kemutlakannya, maka hukumnya
tetap suci dan mensucikan. Tapi jika campurannya banyak hingga tidak layak lagi disebut sebagai air
mutlak, maka hukumnya suci tapi tidak mensucikan.
RELATED POST
Abdul Mu’ti Beberkan Penyebab Masyarakat Abaikan Kebijakan Pandemi
Berkah Pandemi Menurut Abdul Mu’ti: Pemahaman Agama yang Moderat Meningkat

Najis dan Hadats
Najis adalah segala kotoran seperti tinja, kencing, darah (termasuk nanah), daging babi, bangkai
(kecuali bangkai ikan, belalang dan sejenisnya), liur anjing, madzi (yakni air berwarna putih cair yang
keluar dari kemaluan laki-laki yang biasanya karena syahwat seks, tetapi bukan air mani), wadi (yaitu
air putih agak kental yang keluar dari kemaluan biasanya setelah kencing dan karena kecapekan), dan
semacamnya. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah najis hakiki. Najis ini harus dihilangkan
lebih dahulu dari badan dan pakaian, sebelum melakukan aktifitas thaharah selanjutnya.

Selain najis hakiki, dikenal pula istilah najis hukmi atau hadats itu sendiri yakni sesuatu yang diperbuat
oleh anggota badan yang menyebabkan ia terhalang untuk melakukan shalat. Hadats ini ada dua
macam, yaitu hadats kecil dan hadats besar. Hadats kecil adalah suatu keadaan di mana seorang
muslim tidak dapat mengerjakan shalat kecuali dalam keadaan wudlu atau tayammum. Yang termasuk
hadats kecil adalah buang air besar dan air kecil, kentut, menyentuh kemaluan tanpa pembatas, dan
tidur nyenyak dalam posisi berbaring. Sedangkan hadats besar (seperti: junub dan haid) harus
disucikan dengan mandi besar, atau bila tidak memungkinkan untuk mandi maka cukup berwudlu’
atau tayammum.

Wudlu’
Dalil tentang wajibnya wudlu’ terdapat dalam Qs. al-Ma’idah/5: 6 dan hadis Nabi saw:

َ ‫ضأ‬ َ ُ ‫الَ َي ْق َبل ُ هَّللا‬


َ ‫صالَ َة أَ َح ِد ُك ْم إِ َذا أَ ْح‬
َّ ‫دَث َح َّتى َي َت َو‬
“Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhadats sampai ia berwudlu.”  (HR.
al-Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad)
Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah/5: 6 hanya menyebutkan empat anggota wudlu’
yang wajib dibasuh, khususnya ketika sangat sulit dan terbatasnya air untuk bersuci.
(solat gerhana)

Tatacara Pelaksanaan
Untuk memudahkan dalam memahami, tatacara pelaksanaan Shalat gerhana akan dijelaskan dalam
bentuk urutan sebagai berikut;

1. Niat. Cukup menyengaja dalam hati, tidak harus dilafalkan.


2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah. Doa iftitah yang dibaca bebas, bisa memilih yang pendek, pertengahan maupun
yang panjang asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih. Doa iftitah dibaca pelan
4. Membaca Ta’awudz. Ta’awudz juga dibaca dengan pelan
5. Membaca surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah dibaca dengan keras
6. Membaca surat. Jika mampu membaca surat Al-Baqoroh atau surat lain yang panjangnya kira-kira
sama. Jika tidak mampu surat Al-Baqoroh, maka bebas memilih surat yang lain, baik yang panjang
maupun yang pendek.
7. Ruku’. Ruku’ dilakukan dengan lama, kira-kira selama orang membaca 100 ayat. Bacaan Tasbih saat
Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih
8. I’tidal. Pada saat ini, bacaan Tasmi’ () Dilafalkan
9. Membaca Al-Fatihah kedua. Selesai membaca Tasmi’ tangan disedekapkan lagi lalu membaca Al-
Fatihah untuk yang kedua kali. Inilah yang membedakan dengan Shalat-Shalat biasa. Jika pada
Shalat biasa setelah I’tidal langsung Sujud, maka pada Shalat gerhana setelah I’tidal berdiri lagi
untuk membaca.
10. Membaca surat. Jika mampu membaca surat Ali Imran atau surat lain yang panjangnya kira-kira
sama. Jika tidak mampu surat Ali Imran, maka bebas memilih surat yang lain baik yang panjang
maupun yang pendek.
11. Ruku’. Ruku’ dilakukan dengan lama, tetapi lebih pendek sedikit daripada Rukuk yang pertama.
Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih
12. I’tidal. Pada saat ini, bacaan Tasmi’ () Dilafalkan
13. Sujud. Setelah I’tidal dan membaca Tasmi’ , Sujud langsung dilakukan. Sujud juga diusahakan lama.
Sujud dilakukan dua kali yang disela-selai duduk diantara dua Sujud sebagaimana Shalat biasa
14. Berdiri dari Sujud untuk melakukan Rokaat yang kedua. Pada Rokaat yang kedua ini yang dilakukan
sama persis dengan Rokaat yang pertama, hanya saja durasi waktunya lebih pendek. Al-Fatihah dan
surat dibaca, lalu Rukuk, lalu I’tidal lalu membaca lagi Al-Fatihah dan surat lalu Rukuk lalu I’tidal.
Sebagaimana dalam Rokaat pertama dilakukan dua kali berdiri dan dua kali Rukuk, maka pada
Rokaat yang kedua ini juga dilakukan dua kali berdiri dan dua kali Rukuk.
15. Sujud. Setelah I’tidal, maka gerakan dilanjutkan dengan Sujud dua kali yang disela-selai duduk
diantara dua Sujud. Sujud pada Rokaat yang kedua ini juga lama, tetapi lebih pendek daripada Sujud
pada Rokaat pertama
16. Salam

(penyelenggaraan jenazah)

PERSIAPAN
Dipersiapkan alat untuk mengkafani diantaranya ; kain kafan, kapur barus, kapas, minyak wangi,
bedak, dll.

Ukurlah tinggi tubuh jenazah kemudian kain diukur lebih panjang 2 genggaman tangan dari tubuh
jenazah.

Buat tali pengikat kain kafan yang panjangnya di sesuaikan dengan lebar tubuh jenazah.

Dipersiapkan sebanyak tujuh utas tali pengikat atau ganjil sedangkan untuk bayi cukup tiga utas tali.

Dipersiapkan kain penutup aurat jenazah yang dibentuk seperti popok bayi. Besarnya disesuaikan
dengan lebar dan besar tubuh jenazah.
Persiapkan juga kain kafan yang telah diukur tadi.  Untuk jenazah laki-laki dengan 3 helai kain kafan,
sedang untuk jenazah perempuan dengan 5 helai kain kafan dengan rincian 1 helai kerudung, 1 helai
baju kurung, 1 helai kain basahan dan 2 helai kain untuk menutup seluruh tubuhnya.
Untuk baju kurung cara membuatnya ; ukurlah mulai dari pundak sampai betis jenazah, kemudian
ukuran tersebut dibuat dua. Lalu buat potongan kerah tepat di tengah-tengah kain dan di sobek agar
baju kurung tersebut mudah dimasukkan melalui kepala.

JENAZAH LAKI-LAKI
Letakkan tali pengikat sejumlah tujuh atau ganjil di atas meja yang panjang atau dipan dengan jarak
yang sama.

Letakkan di atas tali pengikat tadi, 3 helai kain kafan (tanpa gamis dan surban) yang diberi kapur barus
dan wangi-wangiain di antara kain kafan tersebut.

Kemudian letakkan kain penutup aurat di atas kain kafan tepat di tempat bokong jenazah dengan diberi
kapas, kapur barus dan wangi-wangian secukupnya.

Pindahkan jenazah (yang masih tertutup dengan kain penutup aurat) di atasnya dengan hati-hati dan
lembut serta diberi kapas dan kapur barus pada lobang-lobang tubuhnya seperti mata, hidung, telinga
dan mulut. Juga pada lipatan-lipatan tubuhnya serta taburi tubuhnya dengan bedak.

Tutuplah kain penutup aurat seperti menutup popok bayi dengan baik agar dapat mencegah
kemungkinan keluarnya kotoran dari perut jenazah yang dapat mengotori kain kafannya, sehingga
kebersihan kain kafan dapat terjaga sampai penguburan.

Balut tubuh jenazah dengan tiga helai kain kafan tersebut. Mulailah dengan melipat lembaran kain
kafan sebelah kanan, balut dari kepala sampai kakinya secara merata. Kemudian lipat lembaran
pertama kain kafan sebelah kiri jenazah. Balut dari kepala sampai kakinya secara merata sambil
menarik kain penutup aurat.

Demikianlah lakukan dengan kafan yang kedua dan ketiga. Setelah sempurna tariklah kain kafan
tersebut di arah kaki dan kepala agar kencang.

Kemudian ikat dengan tali pengikat dimulai dari atas kepala jenazah dan bagian bawah kaki jenazah.
Ikat kelima tali yang lainnya dengan jarak yang sama rata. Perlu diperhatikan, mengikat tali tersebut
jangan terlalu  kencang dan diusahakan ikatannya terletak disebelah kiri tubuh jenazah, agar mudah
dibuka ketika jenazah dibaringkan ke sisi  kanan di dalam kubur.

3. Islam mewajibkan bekerja bagi setiap muslim agar bisa memenuhi kebutuhan dalam
kehidupan, tidak jarang terjadi berbagai permasalahan dalam dunia kerja, padahal islam telah
punya konsep yang jelas tentang pekerjaaan, kemukakanlah konsep islam tentang pekerjaan
dan cara menyelesaikan masalah dalam kehidupan.

Jawaban:

Dalam al-Qur’ān digunakan beberapa istilah yang berarti kerja: ‘amal (kerja), kasb (pendapatan),
sakhkhara (untuk mempekerjakan atau mengguna), ajr (upah atau penghargaan), ibtighā’a fadl Allah
(mencari keutamaan Allah) (Al-Fārūqī dkk., 1995: 93). Dalam hadiś banyak menyebut kata amal
dengan arti kerajinan tangan atau perbuatan jasmaniah pada umumnya. Dan dalam ayat al-Qur’ān
banyak penggunaan kata “iman” diikuti dengan kata “amal shaleh” yang berarti bahwa iman yang
tertanam dalam hati hanya akan berarti apabila membuahkan perbuatan lahiriah yang nyata sesuai
dengan tuntunan iman itu sendiri. Dalam pandangan Yusuf Qardhawi kerja adalah segala usaha
maksimal yang dilakukan manusia, baik melalui gerak tubuh ataupun akal untuk menambah kekayaan,
baik dilakukan secara perorangan ataupun secara kolektif, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain
(Qardhawi, 1997: 104). Oleh sebab itu pekerja dapat dikelompokan menjadi dua, pekerja khas dan
musytarak. Pekerja khas (pekerja tetap) adalah seorang yang bekerja pada satu majikan dalam jangka
waktu tertentu dan tidak boleh bekerja pada pihak lain. Sedangkan pekerja musytarak (pekerja
serabutan) adalah orang yang bekerja pada beberapa majikan dan bebas untuk bekerja dengan siapa
saja (Al-Zuhailī, t.th., juz. V: 3845). Selain itu pekerjaan pejabat negara juga termasuk ’amal. Ibnu
Taimiyah meriwayatkan pada suatu waktu seorang ulama besar bernama Abu Muslim Al-Khaulani
masuk ke tempat Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan mengucapkan “assalamu’alaika ayyuha al-ajīr”.
Mendengar ucapan salam tersebut orang disekitar memperingatkannya agar mengucapkan “ayyuha al-
amīru”. Namun teguran tersebut tidak merubah pendirian Abu Muslim, sebab ia berpendapat bahwa
kepala negara termasuk ajīr, orang yang bekerja untuk kepentingan orang lain dengan mendapatkan
imbalan upah (Ibnu Taimiyah, 1419H: 11). Istilah ‘kerja’ dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk
kepada mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang maupun
malam, dari pagi hingga sore, terus menerus tidak mengenal lelah, tetapi kerja mencakup segala
bentuk amalan atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan
masyarakat sekelilingnya serta negara. Dengan kata lain, orang yang berkerja adalah mereka yang
menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat maupun negara tanpa
menyusahkan dan menjadi beban bagi orang lain.

4. ceritakan tentang pelaksanaan ibadah anda sehari-hari-hari dengan jujur !

jawaban

 selalu mengerjakan solat subuh walupun engk tepat waktu


 selalu ikutt pengajian siap solat isya
 mengerjkan solat lima waktu
 berpuasa sunah (senin kamis)

Selamat dan sukses

Anda mungkin juga menyukai