Anda di halaman 1dari 13

Yuk,

dukung
dakwah.id
dengan
berbelanja buku
di sini

www.bukubagus.id
Ingin berlangganan materi khutbah Jumat
yang akan langsung dikirim
ke nomer WhatsApp?

Caranya mudah.

Sentuh nomor whatsApp berikut ini:

0895-8060-18090
Atau, bisa juga langsung chat WA ke nomor di atas.
‫‪www.dakwah.id‬‬

‫‪MATERI KHUTBAH JUMAT‬‬

‫‪TANDA ORANG BAHAGIA‬‬


‫‪DUNIA AKHIRAT‬‬
‫‪Pemateri: Mubin Amrulloh, Lc., M.S.I‬‬

‫ات َأ ْ َا ِل َنا‪َ ،‬منْ‬ ‫ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ  َ‬ ‫َ ُ‬ ‫ƒ ْ َ ْ َ ƒ €َ ُ َ َ ُ ُ َ َ ْ‬


‫„ ْ‚ َمد ُه َون ْست ِع ْينه َون ْستغ ِف ُر ُه‪َ ،‬ون ُعوذ ِِ ِمن و ِر أنف ِسنا و ِمن سيئ ِ‬ ‫ِإن ا…مد ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫‰ ُد‬ ‫’ َو ْح َد ُه َŽ َ ْي َك َ ُŠ َوأ ْ َ‬ ‫‰ ُد أ ْن َŽ إ َ َŠ إ ƒŽ ُ‬ ‫’ َف َ— ُم ِض ƒل َ ُŠ َو َم ْن ُي ْض ِل ْل َف َ— َه ِاد َي َ ُŠ‪ .‬أ ْ َ‬ ‫œَ ْž ِد ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َأ ƒن ُ َ‪ƒ £‬م ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُŠُ‬
‫َ‬ ‫آŠ َوَأ ْ َ‬
‫¨ ِاب ِه َو َم ْن ت ِب َ ُ‪ْ ¥‬م‬
‫ƒ َ‬ ‫َ ƒُ ƒ َ  َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َُ ƒ َ ƒ ُ َ‬
‫’ َعل ْي ِه َو َس َ« َو َع‪ِ ِ ª‬‬ ‫اللهم صل وس« ع‪ ª‬ن ِبينا ورسوِلنا ‪£‬م ٍد ص‪ª‬‬
‫ ْح َسان إ َ‪َ ³‬ي ْوم ‬
‫الد ْœ ِ €‪±‬‬ ‫ِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ِ ِ ´‬
‫َ َ َ ُ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ €ْ َ َ ْ َ َ َ َ ƒ €ْ ُ َ َ ً‬ ‫َ َ‪ƒ ْ ُ ƒ َ ُƒ ُ ƒ َÂ‬‬
‫احد ٍة وخلق ِم¶ا زو ¸ا وبث ِم¶ما ِرجاŽ‬ ‫œ أ œžا الناس اتقوا ر ب¾ ال ِذي خلق¾ ِمن نف ٍس و ِ‬
‫َ ً َ َ ً َ ƒ ُ ƒ َ ƒ َ َ َ َ ُ َ َ ‪ً َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ƒ ƒ َ َ ْ َÅ‬‬
‫ك ِث œ‪È‬ا و ِنساء واتقوا ا„ ال ِذي تتساءلون ِب ِه واŽرحام ِإن ا„ ‪Ä‬ن علي¾ ر ِقيبا‬
‫َ‬ ‫َ َ ‪ْ َ ƒ ƒ€ ُÌ ُ َÌ َ َ َ ُ ƒ َ َ ƒ ُ ƒ ُ َ َ َ€ ƒ َ Â‬‬
‫و‪ِ ±‬إŽ َوأن ‪ُ Íْ ُÌ‬م ْس ِ ُ‪Ë‬ون‬ ‫œ أ œžا ال ِذ œ‪ ±‬آمنوا اتقوا ا„ حق تقا ِت ِه وŽ ‪Î‬‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ‪ُ َ ُ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ْ ُ ً َ ً ْ َ ُ ُ َ َ ƒ ُ ƒ ُ َ َ َ€ ƒ َ Â‬‬
‫œ أ œžا ال ِذ œ‪ ±‬آمنوا اتقوا ا„ وقولوا قوŽ س ِديدا‪ ،‬يص ِلح ل¾ أال¾ ويغ ِفر ل¾ ذنوب¾ ومن ي ِط ِع‬
‫ƒ َ َ َ ُ َُ ََ َ َ َ ً‬
‫وŠ فق ْد فاز ف ْوزا َع ِظ œى ًما‬ ‫ا„ ورس‬

‫‪1‬‬
www.dakwah.id
Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang
telah menganugerahkan segala nikmat-Nya yang tiada batas kepada kita
semua.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita
yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarganya,
para sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti sunnah beliau dengan
penuh keikhlasan dan kesabaran.
Khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah shalat
Jumat sekalian, marilah kita senantiasa berusaha bertakwa kepada Allah
Ta’ala di mana pun kita berada, dengan melaksanakan perintah-Nya
semaksimal kemampuan kita dan juga dengan menjauhi segala larangan-
Nya.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Setiap manusia dengan ragam profesi yang digelutinya senantiasa
mencari dan mengupayakan kebahagiaan. Kedudukan dan posisi yang
diupayakannya tiada lain adalah dalam rangka mencari kebahagiaan.
Jerih payah seorang pebisnis, penjual makanan, minuman, pakaian, dan
ragam profesi lainnya dalam mengumpulkan uang, adalah dalam rangka
mencari kebahagiaan. Karena itu, kebahagiaan merupakan orientasi
utama setiap manusia dalam menjalani setiap episode kehidupan ini.
Sungguh telah banyak orang berbicara tentang apa yang menjadi sebab
seseorang dapat memperoleh kebahagiaan, bagaimana metode, cara, dan
jalan untuk menempuhnya. Akan tetapi, sedikit di antara mereka yang
membicarakan tentang tanda-tanda kebahagiaan itu sendiri.
Tanda-tanda tersebut merupakan suatu petunjuk yang apabila ditemukan
pada diri seorang hamba, maka sungguh ia telah memperoleh arti
kebahagiaan yang sesungguhnya.

2
www.dakwah.id
Di antara sedikit orang yang membicarakan tanda-tanda kebahagiaan
adalah Syaikh Abu ‘Ali al-Hasan bin ‘Ali al-Jaujazaniy, salah seorang
ulama Ahlussunnah wal Jamaah, ulama tasawuf di abad ke-4 Hijriyah,
rahimahullah, beliau mengatakan,
ْ َÅ ُ ُ ْ ُ َْ € ƒ  ُ ََ َ ُ َ َْ َ َ ƒ ُ َْ ْ َ ْ َ َ َ َ ƒ َ
‫ و¨بته ِŽه ِل‬،Š‫ا‬َ َ َ
ِ ِ ‫ أفع‬՜ ِ ‫ وموافقة السن ِة‬،‫ الطاع ِة علي ِه‬Ȝ ‫ تي ِس‬:‫ العب ِد‬ª‫ات السعاد ِة ع‬ ِ ‫ِم ْن َع— َم‬
ُ‫ َو ُم َر َاع ُاته‬،Øَ€ Ëِ ‫ ْس‬Ëُ ْ ‫ى َم ُام ُه ل‬Ì ‫ َو ْاه‬،‫ َو َب ْذ ُل َم ْع ُروفه ل ْل َخ ْلق‬،‫ َو ُح ْس ُن َأ ْخ َ—قه َم َع ْ ´اŽ ْخ َوان‬،‫الص َ—ح‬ ƒ
œ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ ِ َ َÅ
‫Ž ْوقا ِت ِه‬.ِ
“Di antara tanda orang bahagia adalah: Pertama, dimudahkan baginya untuk
menjalani ketaatan; kedua, senantiasa menyelaraskan amalan-amalan sunah
dalam perbuatan sehari-harinya; ketiga, bersahabatnya ia dengan orang-
orang baik; keempat, berakhlak baik terhadap saudara-saudaranya; kelima,
perjuangannya dalam mengupayakan kebaikan bagi segenap makhluk;
keenam, perhatiannya terhadap kaum muslimin; dan ketujuh, penjagaannya
terhadap waktu.” (Al-I’tisham, Imam asy-Syatibi, 2/152)

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Inilah tujuh hal yang menjadi tanda kebahagiaan pada diri seorang
hamba. Maka pada kesempatan yang mulia ini izinkan khatib untuk
menguraikannya satu persatu.
Tujuh Tanda Orang Bahagia Dunia Akhirat

Pertama: Dimudahkan untuk menjalani ketaatan


Ma’asyiral muslimin, pertama, seorang hamba yang melekat pada dirinya
kebahagiaan adalah manakala dimudahkan jasadnya untuk menjalani
ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Hal itu karena taat kepada Allah merupakan sumber paling penting untuk
memperoleh kebahagiaan, bahkan tidak ada kebahagiaan tanpa ketaatan,
sebagaimana firman Allah,

3
www.dakwah.id
َْ َ  َ َ َ َ ُ َ َ ƒ َ َ€
Ýٰ Ì ‫اى ف— َي ِضل َوŽ َيش‬ ‫ ِن ٱتبع هد‬â
“Maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka.” (QS. Thāhā: 123)
Dan Allah subhanahu wata’ala jika menghendaki kebaikan pada diri
seorang hamba, maka Allah bukakan baginya jalan menuju ketaatan, Allah
mudahkan ia untuk melaluinya, dan kemudian Allah bentengi dirinya dari
hal-hal yang diharamkan.
Hal ini juga menjadi isyarat bahwa seorang hamba seyogianya untuk
senantiasa memohon kepada Allah pertolongan agar dimudahkan untuk
menjalani ketaatan, sebagaimana ayat yang biasa kita baca dalam shalat
kita, firman Allah Ta’ala,
َ َ َ َ
Øُ€ œ ‫ِإ ƒ œك ن ْع ُب ُد َو ِإ ƒ œك ن ْس َت ِع‬
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah
kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fātihah: 5)
Maka barang siapa yang Allah karuniai iman dalam hatinya, kemudian
Allah mudahkan ia untuk melakukan ketaatan, maka dibukakan baginya
pintu-pintu kebahagiaan, hal ini karena kuatnya hubungan antara dirinya
dengan Rabbnya.

Kedua: Menjaga amalan sunah


Tanda orang bahagia di dunia kedua, seorang hamba yang menghiasi
amal salehnya dengan amalan-amalan sunah yang diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hal demikian menjadi sebab hadirnya ketenangan dalam hati dan
penyebab datangnya kebahagiaan dalam kehidupan seorang hamba.
Karena, Allah subhanahu wata’ala melapangkan dadanya Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana dalam firman-Nya,
َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ
‫ح لك صدرك‬ä‫ ن‬å‫أ‬

4
www.dakwah.id
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?” (QS. Al-Insyirāh:
1)
Dan para pengikut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari
kalangan sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin, adalah generasi yang Allah
anugerahkan kepada mereka dada yang lapang tersebab ketaatan dan
menjalankan sunah Nabinya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
sebagaimana Rasul pernah mengingatkan dengan sabdanya,
َ َ ْ ±َ€ œ ‫الر ِاش ِد‬ ُ€ ْ ‫ َو ُس ƒن ِة‬èÌ ‫¾ ب ُس ƒن‬
ƒ ‫ا… َل َف ِاء‬ ُ َْ َ َ
‫ضوا َعل œْ َ¶ا ِ ƒلن َو ِاج ِذ‬ ‫ َع‬Øَ€ œ ‫ ْه ِد ي‬æ‫ا‬ œِ ِ ْ ‫فعلي‬
“Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran
Khulafaurasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan
kuat) dengan geraham.” (HR. Abu Daud No. 4607; HR. Ibnu Majah No. 42;
HR. Ahmad No. 16694. Hasan shahih)

Ketiga: Bersahabatnya ia dengan orang-orang saleh


Bersahabat dengan orang-orang saleh menjadi sebab kita memperoleh
kebahagiaan. Orang-orang saleh akan membentengi kita dari perbuatan-
perbuatan buruk yang membinasakan, orang-orang saleh mengingatkan
kita dikala lupa, menegur kita dikala lalai, dan mengajari kita tentang apa
yang belum kita ketahui.
Jika kita menemukan orang dengan kriteria seperti itu, maka Allah
perintahkan kepada kita untuk bersahabat dengannya.
Allah berfirman dalam QS. Al-Kahfi ayat 28,
َ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ  َ ْ َ َ َ ْ ْ ُ ƒ َ َ ُ ْ َ َ€ ƒ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ
‫ ُيد‬ëِ ُÌ ‫¸ ُه ۖ َوŽ ت ْع ُد َع ْي َناك َع €ْ ُ¶ ْم‬ ‫ يدون و‬ëِ œ í
œ ِ ‫ يدعون ر žم ِلغد ِاة والع‬±œ ‫ نفسك مع ال ِذ‬Èِ ‫واص‬
ْ Â ََْ َ َ
‫الدن َيا‬ ‫ِز ينة ا…ي ِاة‬
“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru
Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan kehidupan dunia.”

5
www.dakwah.id
Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Keempat: Berakhlak baik terhadap saudara-saudaranya


Kemudian tanda orang bahagia dunia akhirat yang keempat, berakhlak
baik terhadap saudara-saudaranya.
Berakhlak baik terhadap sesama saudara merupakan amalan yang berat
timbangan pahalanya, dan bahkan ia menjadi misi utama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam diutus kepada seluruh makhluk, sebagaimana
dalam sabdanya,
َ ْ َÅ ْ َ ِ َ َ  َÌ ُÅ ُ ْ ُ َ ƒ€
‫ اŽخ— ِق‬ï‫م صا‬Ύِ ‫ا ب ِعثت‬Î‫ِإ‬
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kesalehan akhlak.”
(HR. Ahmad No. 8729)
Ma’asyiral muslimin, orang yang berperangai baik selalu disukai banyak
orang, dengan begitu ia akan bahagia karenanya sebagaimana banyak
orang yang menjadi bahagia karena kehadirannya.
Sebaliknya, perangai yang buruk hanya mendatangkan malapetaka,
bahkan ia menjadi wasilah datangnya permusuhan dan kehancuran,
bukan hanya untuk dirinya, bahkan untuk orang lain di sekitarnya. Wal
‘iyaadzu billaah.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kelima: mengupayakan kebaikan untuk makhluk


Tanda orang bahagia dunia akhirat yang kelima adalah sikap
mengupayakan kebaikan untuk makhluk.
Sikap tersebut menjadi bagian dari perilaku ihsan, dan di dalam perilaku
ihsan kepada manusia terdapat kenikmatan yang agung, karena ia bernilai
sedekah di jalan Allah.

6
www.dakwah.id
Sikap mengupayakan kebaikan ini dapat kita realisasikan dengan
ragam kebaikan, hatta yang kita anggap sepele seperti halnya sikap
menampakkan wajah yang berseri-seri, karena Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
ْ َ ْ َ َ َ َ َÌ ْ َ ْ َ ْ َ َ ً ْ َ َ ْ ‫َ ْ‚ ِق َر ƒن ِم ْن‬Ì Žَ
‫ أخاك ِبوج ٍه طل ٍق‬Ý‫وف شيئا ولو أن تل‬ ِ ‫ ْع ُر‬æ‫ا‬
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun hanya
dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri.” (HR. Muslim
No. 2626)
Dan sikap mengupayakan perlakuan baik itu akan menjaga seseorang
dari munculnya pertikaian, dan tentunya ia pun dapat mengantarkan
seseorang kepada kebahagiaan yang sejati, baik di dunia maupun di
akhirat.

Keenam: peka terhadap urusan kaum muslimin


Kemudian dari tanda prang bahagia dunia akhirat yang keenam adalah
sikap peka terhadap urusan kaum muslimin.
Kenapa demikian? Ma’asyiral muslimin, hal ini karena ikatan paling kuat
antara seorang muslim yang satu dengan yang lainnya adalah ikatan
iman, bahkan ia memiliki derajat lebih tinggi daripada ikatan karena
nasab atau keturunan, ikatan kebahasaan, dan kesukuan.
Dalam al-Quran Allah subhanahu wata’ala menjadikan kalimat al-wilâyah
(tolong menolong) antara orang-orang beriman. Allah berfirman dalam
QS. At-Tawbah ayat 71,

‫ض‬ ‫ع‬ْ ‫ ْم َأ ْوِل َي ُاء َب‬ô


ُ ِ ُ ْ ‫ون َو‬
ُ ‫ ْؤم َن‬æ‫ا‬
ُ€ ‫ات َب ْع‬ َ ُ ْ ُْ َ
‫ؤ ِمن‬æ‫وا‬
ٍ
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka
menjadi penolong bagi sebagian yang lain.”
Bukan hanya itu, bahkan Allah subhanahu wata’ala membatasi ukhuwwah
itu hanya dalam perkara iman, dalam firman-Nya QS. Al-Hujurāt ayat 10,

7
www.dakwah.id
ٌ ْ َ ُ ْ ‫ا‬Îَ ƒ€ ‫إ‬
‫ ْؤ ِم ُنون ِإخ َوة‬æ‫ا‬ ِ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
Maka, orang-orang yang peduli dan respons terhadap urusan kaum
muslimin, ia akan merasakan sukacita manakala saudara muslimnya
sedang bersukacita.
Pun sebaliknya, ia akan terluka dan berduka manakala saudara muslimnya
terluka dan dirundung duka, rasa itu akan terus bersemayam dalam
dadanya selama iman itu kuat melekat walau jasad dibatasi jarak. Inilah
kebahagiaan yang hakiki bagi seorang muslim.

Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ketujuh: Mampu menjaga waktu


yang ketujuh, tanda orang bahagia adalah manakala ia mampu menjaga
waktu-waktunya.
Bagi seorang muslim, waktu adalah umur, dan umur adalah lumbung
amalnya. Maka apabila umur tersebut diisi dengan ketaatan, jaminannya
adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, manakala umur
itu ia sia-siakan dengan perkara yang tidak bermanfaat, hilanglah
kebahagiaan itu, yang tersisa hanyalah penyesalan dan penyesalan.
Sebagaimana perkataan Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu,
َ َ
ْªœ ِ َ َ ‫ ْد ِف ْي ِه‬ëِ € œ َ åْ َ ‫ َو‬ªœْ ِ ‫ ُس ُه َن َق َص ِف ْي ِه أ َج‬øْ ‫ َي ْو ٍم َغ َر َب ْت‬ªَ ‫ َع‬ú ْ َ Å ْ ‫ َش‬ªَ ‫َما َند ْم ُت َع‬
ِœ ‫ ند‬è ٍœ ِ
“Aku tidak pernah memiliki penyesalan yang demikian mendalam
dibandingkan dengan penyesalanku akan berlalunya satu hari yang amalku
tidak bertambah pada hari itu, padahal ajalku makin dekat. (Qîmah az-Zaman
‘inda al-’Ulamâ’, Abdulfattah Abu Ghudah, 27)

8
‫‪www.dakwah.id‬‬
‫‪Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah‬‬
‫‪Demikian tujuh tanda orang bahagian dunia akhirat sebagaimana yang‬‬
‫‪disampaikan oleh Syekh Abu ‘Ali al-Hasan bin ‘Ali al-Jaujazaniy, semoga‬‬
‫‪Allah subhanahu wa ta’ala merahmati diri kita, menyelamatkan kita, dan‬‬
‫‪menganugerahkan kebahagiaan kepada kita baik ketika kita di dunia‬‬
‫‪maupun saat kita berada di akhirat kelak.‬‬

‫الذ ْكر ْ َ‬ ‫َ َ َ ُ ْ ََ ُ ْ € ُْ ْ َْ ْ َََ َ € َ ƒ ُ ْ َ ْ َ ‪ َ َü‬‬


‫ا… ِك ْœ ِ‪،Í‬‬ ‫رك ’ ِ œ‪ ³‬ول¾ ِ œ‪ Õ‬القر ِآن الع ِظ œ ِ‪ ،Í‬ونفع ِ œْ‪ è‬و ِإ œ َ ‪Îِ ý‬ا ِفي ِه ِمن اŽ œ ِت و ِ‬
‫¾‬ ‫الس ِم ْي ُع ْال َع ِل ْœ ُ‪ .Í‬أ ُق ْو ُل َق ْو ْ‪َ ³‬ه َذا َو ْاس َت ْغ ِف ُر َ‬
‫’ ْال َع ِظ ْœ َ‪َ ³ْ ِ Í‬وَل ُ ْ‬ ‫ƒ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫¾ ت َ— َو َت ُه إ ƒن ُه ُ‬
‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ ƒ َ € ْ َ ْ ُ‬
‫وتقبل ِم œ‪ è‬و ِمن‬
‫œ‬ ‫ِœ‬ ‫ِ‬
‫َف ْاس َت ْغ ِف ُر ْو ُه‪ِ ،‬إ ƒن ُه ُه َو ْال َغ ُف ْو ُر ƒ‬
‫الر ِح ْœ ُ‪Í‬‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ ًاجا‬ ‫الس َم ِاء ُ  ُ‪ْ ë‬و ًجا َو َج َع َل ِف œْ َ¶ا ِ َ‬ ‫„ ƒال ِذ ْي َ‪َ Ä‬ن ب ِع َب ِاد ِه َخب ْœ ً‪È‬ا َب ِص ْœ ً‪È‬ا‪َ ،‬ت َب َار َك ƒال ِذ ْي َج َع َل ِ €‪ƒ Õ‬‬ ‫ِ‬
‫َ َْ ْ ُ ƒ‬
‫ا…مد ِ‬
‫œ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ‬ ‫َ‬
‫َ ‪ƒ ُ ُ ُ َ ُ ُ ُ ْ َ ً ƒ َ ُ ƒ َ ُ َ ْ ُ ƒ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ً ْ ُ ً َ َÌ‬‬ ‫َ‬
‫وŠ ال ِذ ْي َب َعث ُه ِ َ… ق َب ِش ْœ ً‪È‬ا‬ ‫و‪â‬را م ِن œ‪È‬ا‪ .‬أ‰د ان Ž ِإŠ ِإŽ ’ وأ‰د ان ‪£‬مدا عبده ورس‬
‫ ًاجا ُم ِن ْœ ً‪È‬ا‬ ‫ا… ق ِ ´ ْذ ِن ِه َو ِ َ‬
‫َو َن ِذ ْ œ ً‪ë‬ا‪َ ،‬و َد ِاع َيا إ َ‪َ ْ ³‬‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫الد ْœ ِ €‪ .±‬أما‬ ‫¨ابه َو َم ْن َتب َ ُ‪ْ ¥‬م  ْح َسان إ َ‪َ ³‬ي ْوم ‬ ‫َ‬ ‫آŠ َوَأ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ª‬‬
‫َ ْ َ ََ‬
‫ع‬ ‫و‬ ‫‪þ‬‬ ‫œ‬ ‫ر‬ ‫الك‬ ‫‪è‬‬ ‫ّالل ُه ƒم َص ل َو َس  ْ« َع َ‪َ ª‬ه َذا ƒ‬
‫الن‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫´‬ ‫‬
‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ œ ِ‬
‫‪:‬بعد‬
‫َ‬ ‫َ َ َ ‪€ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ Ìُ ْ َ َ ƒ ƒ€ Ìُ ْ ُ َÌ َ َ َ ُ ƒ َ َ ْ ُ ƒ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ Â‬‬
‫فيا ا œžا ا‪æ‬س ِ‪Ë‬ون‪ ،‬اِ تقوا ’ حق تقا ِته وŽ ‪Î‬و‪ِ ±‬إŽ وأنـ‪ Í‬مس ِ‪Ë‬ون فقد قال ’ تعا‪ِ ՜ ِ ³‬كت ِاب ِه‬
‫ْ َ ْ َ َ ‪َ ْ ُ ْ ُ ْ ُÌ ْ َ َ ƒ ƒ€ ُÌ ْ ُ َÌ َ َ َ ُ ƒ َ َ ْ ُ ƒ ْ ُ َ َ€ ْ ƒ َ Â‬‬
‫الك ِر œ ِ‪ œ þ‬ا œžا ال ِذ œ‪ ±‬آمنوا اتقوا ’ حق تقا ِت ِه وŽ ‪Î‬و‪ِ ±‬إŽ وأن‪ Í‬مس ِ‪Ë‬ون‪ ،‬وقال‪:‬‬
‫َ‬
‫الن ‪ ü œ َ è‬أ œ‪žَ Â‬ا ƒال ِذ ْœ €َ‪َ ±‬آم ُن ْوا َص ‪Â‬ل ْوا َع َل ْي ِه َو َس  ُ‪ْ Ë‬وا َت ْس ِل œْىماً‬ ‫’ َو َم ‪—ü‬ئ َك َت ُه ُي َص ‪Â‬ل ْو َن َع َ‪ƒ ª‬‬
‫ِ‬ ‫إ ƒن َ‬
‫ِ‬
‫ِ œ‬
‫َ‬ ‫ƒ‬
‫¨ ِاب ِه‬ ‫ا‪ْ æ‬ه ِد ي ْ œ €َ‪َ Ø‬وأ ْ َ‬‫الر ِاش ِد ْœ €َ‪َ ْ ±‬‬ ‫آŠ َو َع َ‪ُ ª‬خ َل َفا ِئ ِه ƒ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ ُ‬ ‫ ‬
‫ال ُله ƒم َصل َو َس ْ« َو َ  ِرك َع‪ ª‬ن ِب ي َنا َ‪ƒ £‬م ٍد َو َع‪ِ ِ ª‬‬
‫ا{ ْ €‪َØ‬‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ƒ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ ْ €َ َ َ ْ َ َ َ َ €َ ْ ْ َ َ ْ َ ‪َ ْ Ì‬‬
‫ƒ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫€‬ ‫ْ‬
‫أ { ِع œ‪ Ø‬ومن سار ع‪ِ ž ª‬ج ِهم وط ِر يق ِ ِ¶م ِإ‪ ³‬يو ِم الد œ ِ‪ ±‬وارض عنا م‪¥‬م ِ‪ِ {ë‬تك œ أر[ الر ِ ِ œ‬ ‫ْ‬

‫‪9‬‬
‫‪َÅ‬‬ ‫‪w wَ w . d a k w a h . i d‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ƒ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫‪Å‬‬ ‫ƒ ُ ƒ ْ ْ ْ ُ ْ ْ €َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ €َ َ ْ‬
‫ات‪ِ ،‬إنك ِ‪ْ ø‬ي ٌع‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫م‬‫ْ‬ ‫اŽ‬ ‫و‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫م‬ ‫ُ‬
‫¶‬ ‫€‬ ‫م‬ ‫آء‬
‫ِ ِ‬ ‫ي‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫اŽ‬ ‫ات‬ ‫ِ‬ ‫‪Ë‬‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫س‬‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ا‪æ‬‬ ‫ات وا‪æ‬س ِ ِ‪ ؜ Ë‬و‬ ‫اللهم اغ ِفر ِل‪Ë‬ؤ ِم ِن œ‪ Ø‬وا‪æ‬ؤ ِمن ِ‬
‫ات‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ع‬ ‫َقر ْي ٌب َ‪ْ £‬ي ُب ƒ‬
‫الد‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ƒ ُ ƒ َ ƒ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ €َ َ َ  ƒ ُ ƒ ُ ُ ْ €َ ُ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ‪َ َ ْ َ ْ ْ َ  َ َ َ ْ ُ Ì‬‬
‫اللهم أ ِعز ِ´اŽس—م وا‪æ‬س ِ ِ‪ ،؜ Ë‬ووح ِد اللهم صفو@م‪ ،‬وأ  ِ{ع ِ`¶م ع‪ ª‬ا…ق‪ ،‬واك ِ‪ ä‬شوكة‬
‫َ َ‬ ‫َ َ ‪َÅ‬‬ ‫ƒ‬
‫{ ِع €‪َØ‬‬ ‫َ‬
‫بادك أ œ‬‫ْ‬ ‫‬ ‫الس—م َواŽمن ِل ِع ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ا‪َ ،Øَ€ œ æ‬و ْاك ُتب ƒ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫الظ‬
‫ِ‬
‫ا‪ْ€ æ‬ح ِلص ْ €‪َØ‬‬ ‫ُ‬ ‫ƒ ُ ƒ َ ƒ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ €َ َ ƒ  ْ َ َ ْ ُ ْ ْ €َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ  ْ €َ ْ‬ ‫َ‬
‫ِ œ‬ ‫‪ِ ä‬ك œ‪ Ø‬وان= ِعبادك ا‪æ‬وح ِد œ‪±‬‬ ‫اللهم أ ِعز ِ´اŽس—م وا‪æ‬س ِ ِ‪ ؜ Ë‬وأ ِذل ال‪ä‬ك وا‪ِ æ‬‬
‫`ات َك إ َ‪َ ³‬ي ْوم ‬
‫الد ْœ‪€±‬‬ ‫َ‬
‫َ‬
‫َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ €َ َ  ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ  ْ € ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫واخذل من خذل ا‪æ‬س ِ ِ‪ ؜ Ë‬ودمر أعدآئنا وأعدآء الد œ ِ‪ ±‬وأع ِل ِ ِ ِ‬
‫ا ْœ €َ‪±‬‬ ‫{ َنا َل َن ُك ْو €َ €ƒ‪ ±‬م َن € َِ‬
‫ا…‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫‪ë‬‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫‪Ì‬‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫َر ƒب َنا َظ َ ْ‪َ Ë‬نا َأ ْن ُف َس َنا َوإ ْن َ ْ‪َ å‬ت ْغف ْر َل َ‬
‫ن‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫اب‬ ‫الو ƒه ُ‬ ‫{ ًة‪ ،‬إ ƒن َك أ ْن َت َ‬ ‫َر ƒب َنا Ž ‪ْ ë€ ُÌ‬غ ُق ُل ْو َب َنا َب ْع َد إ ْذ َه َد ْي َت َنا‪َ ،‬و َه ْب َل َنا ِم ْن َل ُد ْن َك َر ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الن ِار‬ ‫اب ƒ‬ ‫اŽ ِخ َر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬ ‫َ ƒَ َ € ‪ü € َ ً َ َ َ َْ Â‬‬
‫ر بنا آ ِتنا œ‪ Õ‬الدنيا حسنة و œ‪Õ‬‬
‫¨به و ََم ْن َتب َ ُ‪ْ ¥‬م  ْح َسان إ َ‪َ ³‬ي ْوم ّ‬ ‫آŠ َو َ ْ‬ ‫َ َ ƒ ُ َ َ َ َ َُ ƒ َ َ َ‬
‫الد ْœ €‪±‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫´‬ ‫‬
‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫‪ª‬‬ ‫وص‪ ’ ª‬ع‪ ª‬ن ِبينا ‪£‬م ٍد وع‬
‫ْ َ‬
‫ا… ْم ُد  َر ب ال َع ِا‪Øَ€ œ ْ /‬‬ ‫آخ ُر َد ْع َو €َا َأ ِن ْ َ‬‫َو ِ‬
‫ْ‬ ‫ُ ْ َ َ َ €ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ƒ َ َ ‪ْ ُ ُ ْÅ‬‬
‫ِع َب َاد ’ِ ‪ِ ،‬إن ’ œمر ِلعد ِل و ِ´اŽحس ِان و ِإيت ِاء ِذي القر ‪ ,‬وي‪ -‬ع ِن الفحش ِاء وا‪æ‬نك ِر والب œ‪.‬‬
‫€‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫َ ُ ُْ ََƒ ُْ ََ ƒُ ْ َ‬
‫ي ِعظ¾ لعل¾ تذكرون‬

‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai