Anda di halaman 1dari 8

،ِ‫ْﻦ َو ْاﻟ َﻌ ِﻘ ْﯿ َﺪة‬ ُ ْ ‫ َوأَ ْﻓ َﻬ َﻤ َﻨﺎ ﻣ‬،‫ِﻌ َﻤ َﺔ ْاﻹ ْﯾ َﻤﺎن َو ْاﻹ ْﺳ َﻼم‬ َ ْ َ ْ ‫اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱢﷲ اﻟﱠﺬ‬

ِ ‫ِﻦ ُﻋﻠ ْﻮ ِم اﻟ ﱢﺪﯾ‬ ِ ِ ِ ِ ْ ‫ِي أﻧ َﻌ َﻤﻨﺎ ﻧ‬


.‫ِﺤ َﺔ‬
َ ‫اﻟﺼﺎﻟ‬‫ﺎل ﱠ‬ َ ‫ﻷ ْﻋ َﻤ‬ َ ‫ﻷ ْﺧ َﻼ َق ْاﻟ َﻜﺮ ْﯾ َﻤ َﺔ َو ْا‬ َ ‫ﱠﻦ ﻟََﻨﺎ َوأَ ْر َﺷ َﺪ َﻧﺎ ْا‬
َ ‫َو َﺑﯿ‬
ِ
‫ال َﯾ ْﻮ ِم‬ ِ ‫ِﻦ أَ ْﻫ َﻮ‬ ْ ‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ َﺷ َﻬﺎ َد ًة ﺗُ ْﻨ ِﺠ ْﯿ َﻨﺎ ِﺑ َﻬﺎ ﻣ‬ َ ‫ﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷ ِﺮﯾ‬ ‫أَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟ َﻪ إ ﱠ‬
ِ ِ
ُ
ُ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ َﺷﺎ ِﻓ ُﻊ ْاﻷ ﱠﻣ ِﺔ َو َﺧﯿ‬.ِ‫ْاﻟ ِﻘ َﯿﺎ َﻣﺔ‬
.ِ‫ْﺮ ْاﻟ َﺒ ِﺮﯾﱠﺔ‬
‫ْﻦ َﯾ ْﻌ َﻤﻠُ ْﻮ َن‬ َ ‫ﺻ َﺤ ِﺎﺑ ِﻪ اﻟﱠ ِﺬﯾ‬ ْ َ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َوأ‬ ‫ﱢ‬
ِ ‫ﺻﻞ َو َﺳﻠ ْﻢ َو َﺑ‬
‫اَﻟﻠﱡﻬ ﱠﻢ َ ﱢ‬
:ُ‫ أَ ﱠﻣﺎ َﺑ ْﻌﺪ‬.‫ﱠﺎت‬ ِ ‫ﺎت َو َﯾ ْﺠ َﺘ ِﻨﺒُ ْﻮ َن ْاﻟَﻤ ْﻨ ِﻬﯿ‬
ِ ‫ِﺤ‬
َ ‫اﻟﺼﺎﻟ‬
‫ﱠ‬
ُ‫ﺎل اﷲ‬ َ ‫ َﻓ َﻘ‬.‫ِﺤ ْﻮ َن‬ ُ ‫ﺎﻋ ِﺘ ِﻪ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗُ ْﻔﻠ‬
َ ‫ْﻜ ْﻢ َو َﻧ ْﻔ ِﺴ ْﻲ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى اﷲِ َو َﻃ‬ ُ ‫ﺻﯿ‬ ِ ‫َﻓ َﯿﺎ ِﻋ َﺒﺎ َد اﷲِ ! أُ ْو‬
.‫ﻻ َوأَﻧﺘُ ْﻢ ﱡﻣ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن‬ ‫ﻻ َﺗ ُﻤ ْﻮﺗُ ﱠﻦ إ ﱠ‬
ِ َ ‫ْﻦ َءا َﻣﻨُﻮا اﺗﱠ ُﻘﻮا اﷲَ َﺣ ﱠﻖ ﺗُ َﻘﺎ ِﺗ ِﻪ َو‬ َ ‫ َﯾﺎأَﯾﱡﻬَﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾ‬:‫َﺗ َﻌﺎﻟَﻰ‬

Ma’asyiral muslimin, rahiimakumullah,

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya yang
dilimpahkan kepada kita semua, sehingga kita dapat beribadah mengabdi kepada-Nya setiap
waktu. Solawat serta salam tercurahkan kepada nabi besar Muhammad s.a.w, kepada
sahabatnya, kerabatnya dan umatnya sekalian.

Melalui mimbar khutbah ini, khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada para jama’ah
sekalian, marilah kita bersama-sama selalu tadzakkur, tafakkur, memohon ampun,
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin, rahiimakumullah,

Saat ini kita berada pada bulan Sya’ban, tahun 1440 H. Sya’ban berasal dari bahasa arab
Sya‘ban’ berasal dari ‘Syâ‘a bâna yang bermakna terpancarnya keutamaan. Menurut ulama
lainnya, ‘Sya‘ban’ berasal dari kata ‘​As-syi‘bu​’ (dengan kasrah pada huruf syin), sebuah jalan di
gunung, yang tidak lain adalah jalan kebaikan. Sementara sebagian ulama lagi mengatakan,
‘Sya‘ban’ berasal dari kata ‘​As-sya‘bu​’ (dengan fathah pada huruf syin), secara harfiah
‘menambal’ di mana Allah menambal (menghibur atau mengobati) patah hati (hamba-Nya) di
bulan Sya’ban. ​Nama Sya'ban berarti 'pemisahan', disebut demikian karena orang-orang Arab
pagan berpencar dan berpisah pada bulan ini untuk mencari air.

Dengan datangnya bulan Sya’ban, artinya tidak lama lagi kita akan kedatangan lagi untuk yang
kesekian kalinya, alhamdulillh, yakni bulan Ramadhan, bulan agung untuk umat Islam. Bulan yang
mempersatukan umat Islam dunia, salam satu sifat dan kondisi yang sama yakni berpuasa.

Ma’asyiral muslimin, rahiimakumullah,

Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 213:


َ ‫ۡﻛ َﻢ َﺑﻲ‬
‫ۡن‬ ُ ‫ۡﺣ ﱢﻖ ﻟَِﯿﺢ‬
َ ‫ٰب ِﺑٱل‬ َ َ‫ﯾﻦ َوأ‬
َ ‫ﻧﺰ َل َﻣ َﻌ ُﻬ ُﻢ ٱلۡ ِﻛَﺘـ‬ َ ‫ﯾﻦ َو ُﻣﻨ ِﺬ ِر‬ َ ‫ٲﺣ َﺪ ًة۬ َﻓَﺒ َﻌ َﺚ ٱﷲﱠُ ٱﻟﱠﻨِﺒﱢﯿـ‬
َ ‫ۧن ُﻣَﺒ ﱢﺸ ِﺮ‬ ِ ‫ﺎس أُ ﱠﻣ ًﺔ۬ َو‬
ُ ‫ﺎن ٱﻟﱠﻨ‬َ ‫َﻛ‬
ۡ‫ۡيۢا َﺑﻲَۡﻧ ُﻬﻢ‬
ۖ ُ ‫ۡﻫ ُﻢ ٱلَۡﺑﱢﯿَﻨـ‬ ُ ‫ﯾﻦ أوُﺗﻮ ُه ِﻣﻦۢ َﺑﻊۡ ِد َﻣﺎ َﺟﺂ َءت‬ ُ َ ‫ﻒ ِﻓﯿ ِﻪ إِﱠﻻ ٱﻟﱠ ِﺬ‬ َ َ‫ﺎس ِﻓﯿ َﻤﺎ ٱخَۡﺗﻠَُﻔﻮاْ ِﻓﯿ ِۚﻪ َو َﻣﺎ ٱخَۡﺗﻠ‬
َ ‫ٰت َﺑﻎ‬ ِ ‫ٱﻟﱠﻨ‬
ٍ ‫ﺻ َﺮٲطٍ۬ ﱡﻣﺲَۡﺗ ِﻘ‬
) ‫ﯿﻢ‬ ِ ٰ ‫ۗﻪ َوٱﷲﱠُ َﯾﻪۡ ِدى َﻣﻦ َﯾ َﺸﺂ ُء إِﻟَﻰ‬ َ ‫ﯾﻦ َءا َﻣُﻨﻮاْ ﻟِ َﻤﺎ ٱخَۡﺗﻠَُﻔﻮاْ ِﻓﯿ ِﻪ ِﻣ َﻦ ٱل‬
‫ۡﺣ ﱢﻖ ِﺑِﺈذِۡﻧ ِۦ‬ َ ‫َﻓ َﻬﺪَى ٱﷲﱠُ ٱﻟﱠ ِﺬ‬
(٢١٣
Artinya: “Manusia itu (dahulunya) adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah
mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab
yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada
mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena
dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS Al-Baqarah ayat 213).

َ ‫( َوَﺗ َﻘ ﱠﻄ ُﻌﻮٓاْ أَم‬٩٢) ‫ون‬


‫ۡر ُﻫﻢ َﺑﻲَۡﻧ ُﻬﻢۡ ﱞ‬ َ ِ ‫ۤه أُ ﱠﻣُﺘ ُﻜﻢۡ أُ ﱠﻣ ًﺔ۬ َو‬
ِ ‫ۖ ڪُل إِﻟَﻲَۡﻧﺎ َر‬
َ ‫ٲﺟ ُﻌ‬
(٩٣) ‫ﻮن‬ ِ ‫ٲﺣ َﺪ ًة۬ َوأَﻧﺎ۟ َر ﱡبڪُمۡ َﻓٱعُۡﺑ ُﺪ‬ ‫ٰ ِذ ِۦ‬
‫إِ ﱠن َﻫـ‬
Artinya: “Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan aku
adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku. Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama)
mereka di antara mereka. Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali.” (QS
Al-Anbiya : 92-93).

ُ َ ِ ‫ۤه أُ ﱠﻣُﺘ ُﻜﻢۡ أُ ﱠﻣ ً۬ﺔ َو‬


ِ ‫ٲﺣ َﺪ ًة۬ َوأَﻧﺎ۟ َر ﱡبڪُمۡ َﻓٱﱠﺗﻘ‬
(٥٢) ‫ﻮن‬ ‫ٰ ِذ ِۦ‬
‫َوإِ ﱠن َﻫـ‬
Artinya: “Dan sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu,
dan Aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.” (QS Al-Mu’minun : 52).

Ma’asyiral muslimin, rahiimakumullah,

Ibn Kathir: Yaitu agama yang satu, Adam dan Hawa. Ibu Abbas mengatakan: Satu umat adalah
antara nabi Adam dan nabi Nuh.

Ibn ‘Abbas R.Anhuma dan muridnya seperti Mujahid dan Sa’id bin Jubair dalam menafsirkan
ayat ini mereka berkata: ‘’Agama kamu adalah agama yang satu’’.

Imam Hasan al-Basri pula berkata: Maksudnya adalah “Sunnah kamu adalah sunnah yang
satu’’. Rujuk Tafsir al-Quran al-Azhim, Ibn Kathir (5/373).

Syeikh Abd al-Rahman al-Sa’di pula menafsirkan ayat tersebut dengan katanya: Kesemua
mereka (iaitu para Rasul) berada di atas agama yang satu, jalan yang satu, serta Tuhan yang
satu. Lihat Taisir Karim al-Rahman, As-Sa’di (5/1083).

Pengarang Tarikh al-Kabir: Zaman Nabi Adam - Nabi Muhammad saw. Jumlah Nabi: 1420,
Rasul: 313.

‫ أي ﻓﻬﺪى اﷲ أﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ إﻟﻰ اﻟﺤﻖ ﺑﺄن ﺑﯿﻦ ﻟﻬﻢ ﻣﺎ اﺧﺘﻠﻒ ﻓﯿﻪ ﻣﻦ ﻛﺎن ﻗﺒﻠﻬﻢ‬، ‫​ﻋﻨﺎه أرﺷﺪ‬
Demikian tatkala nabi berhasil fathu Makkah, beliau kembali dari Madihan ke Mekkah dan
dalam Haji wa’da beliau menyampaikan, dalam kondisi yang heroik pesan pertama beliau
adalah menghapuskan pertumpahan darah yang sebelumnya pernah terjadi, al-sulh,

Namun memang, seiring berjalannya waktu pergantian kekhalifahan dan peradaban, mulai
zaman khulafa al-Rasyidin, Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan
Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di
Jazirah Arab dan sekitarnya (beribukota di Damaskus); serta dari 756 sampai 1031 di Cordoba,
Spanyol. Dilanjutkan Dinasti Abbasiyah (750-1517) 706 tahun berkuasa, Kekhalifahan
Utsmaniyah (1517–1924) berkuasa 407 tahun runtuh pada 23 Agustus 1944.

Dan terus menerus bertransformasi dengan berbagai situasi dan kondisi, pergolakan
sosial-politik, godaan dunia dan kekuasaan politik, maka kaum Muslimin menjadi terpecah
belah, atau dipecahbelah.

Ma’asyiral muslimin, rahiimakumullah,

Pada 12-13 Disember 2018 sebuah mu’tamar Internasional digelar, berjudul ‘’Kesatuan Islam:
Bahaya Berpecah Belah’’ bertempat di Makkah al-Mukarramah. Oleh Rabithah Al-‘Alam
Al-Islami. Melibatkan 1200 peserta yang terdiri dari para mufti, tokoh-tokoh agama dari 127
negara.

Tujuan mu’tamar ini adalah:

Pertama: Menghimpunkan pendapat para ulama, dai, dan tokoh-tokoh pemikir umat Islam serta
mentaqribkan sudut pandang sesama mereka, dengan pemahaman yang kuat menurut konsep
Islami dan juga peradaban madani terhadap sunnatullah terkait perbedaan dan juga
keseragaman. Juga memberikan penekanan bahawa menjadi tanggungjawab kepada semua
pihak untuk menyatukan saf umat Islam dari dalam berserta dengan husn al-ta’amul dan saling
membantu di kalangan bukan Islam, sebagaimana prinsip agama Islam yang cinta kasih dan
ketentraman serta menolak segala bentuk terorisme.

Kedua: Menguatkan awareness terhadap pentingnya menyebarkan prinsip wasathiyah dari


sudut keilmuan, pemikiran dan juga kemasyarakatan, serta menjelaskan hakikat agama Islam
yang benar kepada seluruh masyarakat.

Ketiga: Mengusulkan adanya aksi untuk menutup segala aktifitas yang membawa kepada
permusuhan, kebencian.

Keempat: Menerbitkan berita-berita yang dapat menghubungkan antara pengikut-pengikut


mazhab Islam dengan tujuan untuk membangun jambatan yang saling memahami serta saling
membantu atas asas kebersamaan umat Islam.

Kelima: Memberi penegasan terhadap prinsip Al-Wahdah Al-Islamiyyah (kesatuan Islam),

Keenam: Menghasilkan perasaan tsiqah (kepercayaan), saling memahami, serta saling tukar
pendapat dengan kalangan bukan Islam. Serta mengokohkan prinsip kenegaraan,
kekeluargaan, dan kemanusiaan yang satu yang diambil dari konsep kesatuan umat Islam
dalam menyebarkan kasih sayang dan kebaikan kepada semua golongan.
Ma’asyiral muslimin, rahiimakumullah,

Sebuah hadis menggambarkan keutuhan umat Islam, Rasulullah SAW bersabda:

‫َاﻋﻰ ﻟَ ُﻪ َﺳﺎِﺋ ُﺮ اﻟْ َﺠ َﺴ ِﺪ ِﺑ ﱠ‬


‫ﺎﻟﺴ َﻬ ِﺮ‬ َ ‫ﻀ ٌﻮ َﺗﺪ‬ ْ ‫ﺎﻃ ِﻔﻬ ْﻢ َﻣَﺜ ُﻞ اﻟْ َﺠ َﺴ ِﺪ إ َذا‬
ْ ‫اﺷَﺘ َﻜﻰ ِﻣ ْﻨ ُﻪ ُﻋ‬ ِ
ُ
ِ ‫اﺣ ِﻤ ِﻬ ْﻢ َوَﺗ َﻌ‬ َ ‫َﻣَﺜ ُﻞ اﻟْ ُﻤ ْﺆ ِﻣِﻨ‬
ُ ‫ﯿﻦ ِﻓﻲ َﺗ َﻮا ﱢد ِﻫ ْﻢ َوَﺗ َﺮ‬
‫َواﻟْ ُﺤ ﱠﻤﻰ‬
Perumpamaan golongan yang beriman pada sifat berkasih sayang, saling merahmati, dan
saling membantu adalah seperti suatu badan. Apabila ada anggota badan yang sakit,
menyebabkan keseluruhan tubuh badan tidak dapat tidur dan demam. Riwayat al-Bukhari
(5665), Muslim (2586), al-Tirmizi (1847), al-Nasa'ie (2525) dan Imam Ahmad (19188)

Imam Ibn Hajar Al-Asqalani mengomentari dengan kata-kata menarik, yang diulas oleh Imam
Ibn Abi Jamrah tatkala mengulas hadis ini: ‘’Secara kasat mata sifat saling merahmati, rahim
saling berkasih sayang dan al-tatuf meskipun mempunyai makna yang hampir sama, namun
hakikatnya berbeda. Saling merahmati, artinya Saling merahmati sesama mereka dengan
ukhuwwah (persaudaraan) keimanan. Adapun saling berkasih sayang sesama manusia yaitu
Connectiing each other menyatukan satu sama lain sehingga muncul rasa rahim, seperti saling
peduli (memahami) dan memberi hadiah. Sedangkan al-ta’athuf yaitu mereka saling membantu
antara satu sama lain.

Beliau berkata lagi: Nabi SAW memberikan perumpamaan iman dikorelasikan dengan tubuh,
karena iman punya pangkal yaitu tubuh. Sedangkan cabangnya adalah panca indra dan
anggota tubuh. Seandainya seseorang itu mengabaikan cabang maka tentu memberi dampak
kepada pokok bangunannya. Demikian jugalah jasad adalah asal seperti pohon dan
anggota-anggota badan lain seperti dahan-dahan pokok. Apabila satu anggota terasa sakit
maka sakitlah jua keseluruhan badan. Rujuk Fath al-Bari, Ibn Hajar Al-Asqalani (10/439).

Firman Allah SWT:

‫ْﻞ ﱠ‬
‫اﷲِ َﺟ ِﻤﯿ ًﻌﺎ َو َﻻ َﺗ َﻔ ﱠﺮ ُﻗﻮا‬ ِ ‫اﻋَﺘ‬
ِ ‫ﺼ ُﻤﻮا ِﺑ َﺤﺒ‬ ْ ‫َو‬
Maksudnya: Berpegang teguhlah kamu seluruhnya dengan tali Allah dan janganlah kamu
berpecah belah. Surah Ali Imraan (103)

Imam al-Qurtubi Rahimahullah dalam tafsirnya menyebut: ‘’Iaitu janganlah kamu berpecah
belah di dalam agama kamu seperti berpecahnya golongan Yahudi dan Nasrani dalam agama
mereka’’. Kemudian beliau berkata lagi: ‘’Boleh juga berarti janganlah kamu berpecah belah
dengan mengikuti hawa nafsu dan kehendak yang berbeda, dan jadilah bersaudara di dalam
agama Allah. Maka yang demikian itu akan menghalang kamu dari berpecah belah dan saling
bermusuhan’’. Lihat Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran, Al-Qurtubi (4/151).

Begitu juga sebuah hadis riwayat ‘Arfajah bin Shuraih bahawa Rasulullah SAW bersabda:

‫ﺾ‬ َ ‫ﺎر َق اﻟْ َﺠ َﻤ‬


ُ ‫ﺎﻋ َﺔ َﯾ ْﺮ ُﻛ‬ َ ‫ﺎن َﻣ َﻊ َﻣ ْﻦ َﻓ‬ َ ‫اﻟﺸﯿ‬
َ ‫ْﻄ‬ ‫ﺎﻋ ِﺔ َﻓﺈ ﱠن ﱠ‬ ْ َ ‫ﱠ‬
ِ َ ‫َﻓِﺈ ﱠن َﯾ َﺪ اﷲِ َﻋﻠﻰ اﻟ َﺠ َﻤ‬
Sesungguhnya tangan Allah bersama dengan al-jama’ah. Dan sesungguhnya syaithan itu akan
berlari bersama dengan mereka yang memisahkan diri dari jamaah (kelompok umat Islam).
Riwayat Al-Nasa’ie (4020)

Selain penjelasan diatas, beberapa nasehat para tokoh sebagaimana berikut perlu kita
perhatikan:

Pertama: Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi

Samahah Al-Syeikh Abdul Aziz bin Abdillah Aalu Syeikh menyebutkan beberapa perkara
berikut:

Menjadi tanggungjawab kepada atas umat Islam untuk beriltizam (berpegang teguh) dengan
agama mereka yang menghilangkan segala bentuk batas pemisah sesama manusia serta
(agama). Kita semua agar mengabaikan semua jenis pembeda baik warna kulit, perbedaan
bahasa, maupun keturunan.

Menyerukan lagi semangat ijtima’ (kesatuan dan kesepakatan) dan mengajak seluruh umat
Islam untuk bersatu dalam kalimah tauhid dan juga merapatkan saf di bawah payung Islam
sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Kitab dan Al-Sunnah

Kedua: Mufti Besar Mesir

Fadhilah Al-Syeikh Prof. Dr. Shauqi Ibrahim ‘Allam dalam presentasinya menyatakan:

Terjadinya berbagai kejadian yang mencederai keharmonisan kesatuan umat Islam perlu
menjadi perhatian para ulama, pemikir, serta peneliti untuk meneliti dan mencari jalan keluar
terbaik kepada umat Islam dari terjebak kepada segala bentuk fitnah.

Sesungguhnya bahaya itu bukanlah pada perbedaan pendapat selama ia (perselisihan) itu
dihasilkan dari ijtihad dan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun bahaya yang
sesungguhnya adalah terletak pada budaya yang selalu menghukum orang lain dengan
tuduhan kafir dan saling memberi gelaran yang buruk.

Solusinya adalah bagi para pendakwah agar mempelajari fiqh al-ikhtilaf (perbedaan pendapat)
yang sahih serta menjauhkan umat dari bahaya kelompok-kelompok yang memecahbelahkan
kesatuan (umat Islam).

Ketiga: Majlis Fatwa Uni Emirat Arab

Al-‘Allamah Al-Syeikh Abdullah bin Bayyah menyebut:

Kesatuan adalah pilihan. yang harus diperjuangkan secara terus menerus dengan melihat
kepada konteks waktu, tempat, dan juga manusia.

Pemahaman kesatuan tidaklah bermakna seluruh umat Islam berada di bawah suatu
administrasi yang sama. Sistem pemerintahan adalah perkara yang maslahi (melihat kepada
maslahah) dan bukannya ta’abbudi. Inilah yang menjadi acuan para cendekiawan hari ini dalam
mendirikan banyak organisasi dan ormas untuk saling membantu dan bekerjasama.
Keseragaman pemerintahan negara-negara Islam dan para pemerintah mereka adalah hal
biasa menurut sejarah.
‫اﻟﺬ ْﻛ ِﺮ ْاﻟ َﺤ ِﻜﯿ ِْﻢ‪ .‬أَُﻗ ْﻮ ُل‬
‫ﺎت َو ﱢ‬ ‫ِﻦ ْاﻵ َﯾ ِ‬ ‫ِﻲ َوإﯾ ُ‬
‫ﱠﺎﻛ ْﻢ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﯿ ِﻪ ﻣ َ‬ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ ْاﻟ ُﻘ ْﺮ ْ‬
‫آن اﻟ َﻌ ِﻈﯿ ِْﻢ‪َ ،‬و َﻧ َﻔ َﻌﻨ ْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﺎر َك اﷲُ ﻟ ْ‬
‫َﺑ َ‬
‫ِﺮ ْو ُه إِﱠﻧ ُﻪ ُﻫ َﻮ ْاﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر ﱠ‬
‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬ ‫ﺎﺳ َﺘ ْﻐﻔ ُ‬ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻟ ِْﻠ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ َﻓ ْ‬ ‫ِﻲ َﻫ َﺬا َوأَ ْﺳ َﺘ ْﻐﻔ ُ‬
‫ِﺮ اﷲَ ﻟ ْ‬ ‫َﻗ ْﻮﻟ ْ‬

‫‪Khutbah ke 2‬‬

‫ﺎل‬‫ِي َﻗ َ‬ ‫ﻹ ْﺳ َﻼ ِم ْاﻟ َﺤِﻨ ْﯿ ِﻒ ْاﻟ ُﻬﺪَى َواﻟﻨﱡ ْﻮ ِر‪ ،‬اَﻟﱠﺬ ْ‬ ‫ِي َﺟ َﻌ َﻞ ﻓِﻲ ْا ِ‬ ‫اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﷲِ ْاﻟ َﻌ ِﺰ ْﯾ ِﺰ ْاﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ِر‪ ،‬اَﻟﱠﺬ ْ‬
‫ﺎﻋَﺘَﺒ َﺮ‪،‬‬ ‫ﺎع ْاﻟ ُﻐ ُﺮ ْو ِر{‪َ ،‬ﻧ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُه ُﺳ ْﺒ َﺤﺎَﻧ ُﻪ َوَﺗ َﻌﺎﻟَﻰ َﺣ ْﻤ َﺪ َﻣ ْﻦ َﻧ َﻈ َﺮ َﻓ ْ‬ ‫ﻟﺤَﯿﺎ ُة اﻟ ﱡﺪ ْﻧَﯿﺎ إِ ﱠﻻ َﻣَﺘ ُ‬ ‫}و َﻣﺎ ْا َ‬
‫َ‬
‫ﻻ إِﻟ َﻪ إِ ﱠﻻ‬ ‫َار َﻣ َﻘ ّﺮ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َ‬ ‫َﺟ َﺮ‪َ َ ،‬‬
‫وﻋﻠِ َﻢ أ ﱠن اﻟ ﱡﺪ ْﻧَﯿﺎ ﻟَ ْﯿ َﺴ ْﺖ ِﺑﺪ ِ‬ ‫يء َو ْ‬
‫ازد َ‬ ‫ﺎو ِ‬ ‫ﻒ َﻋ ِﻦ ْاﻟ َﻤ َﺴ ِ‬ ‫َو َﻛ ﱠ‬
‫ﻻ َﯾ ُﻔ ْﻮ ُت َو ُﻫ َﻮ َﺣ ﱞﻲ َﻻ‬ ‫ﺎق َ‬ ‫اﷲُ َﺧﻠَ َﻖ ْاﻟ َﺨ َﻼﺋِﻖ َوأَ ْﺣ َﻜﺎ َﻣ َﻬﺎ‪َ ،‬و َﻗ ﱠﺪ َر ْ َ‬
‫َﻫﺎ‪َ ،‬و ُﻫ َﻮ َﺑ ٍ‬ ‫ﺎر َو َﺣ ﱠﺪد َ‬ ‫اﻷ ْﻋ َﻤ َ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫اﻻ ْﺳﺘ ِْﻌﺪَا ِد ﻟَِﯿ ْﻮ ِم‬
‫ﺎء‪َ ،‬و ِ‬ ‫َﯾ ُﻤ ْﻮ ُت‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ًﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟ ُﻪ‪ ،‬أ َﻣ َﺮ ِﺑَﺘﺬ ِﻛ ْﯿ ِﺮ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت َواﻟ َﻔَﻨ ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ﺎء َوْاﻟـ ُﻤ ْﺮ َﺳﻠِ ْﯿ َﻦ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ ﱠ‬
‫اﻟﻄﯿﱢِﺒ ْﯿ َﻦ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَﻰ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﺧﺎِﺗ ُﻢ ْا َ‬
‫ﻷ ْﻧِﺒَﯿ ِ‬ ‫اء‪َ .‬‬‫ﺠﺰ ِ‬ ‫ْاﻟَﺒ ْﻌ ِﺚ َوْاﻟَ َ‬
‫ﺎر أَ ْﺟ َﻤ ِﻌ ْﯿ َﻦ‪ .‬أَ ﱠﻣﺎ َﺑ ْﻌ ُﺪ‪:‬‬ ‫َْ‬ ‫َوأَ ْ‬
‫ﺻ َﺤ ِﺎﺑ ِﻪ اﻷ ْﺧَﯿ ِ‬
‫ِﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ُذﻧُﻮَﺑ ُﻜ ْﻢ‬‫ِﺢ ﻟَ ُﻜ ْﻢ أَ ْﻋ َﻤﺎﻟَ ُﻜ ْﻢ َوَﯾ ْﻐﻔ ْ‬
‫ﺼﻠ ْ‬ ‫اﷲَ َو ُﻗﻮﻟُﻮا َﻗ ْﻮﻻ َﺳﺪِﯾ ًﺪا * ﯾُ ْ‬ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا اﺗﱠ ُﻘﻮا ﱠ‬ ‫َﯾﺎأَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ َ‬
‫ﺎز َﻓ ْﻮ ًزا َﻋ ِﻈﯿ ًﻤﺎ‬ ‫اﷲَ َو َر ُﺳﻮﻟَ ُﻪ َﻓ َﻘ ْﺪ َﻓ َ‬ ‫َو َﻣ ْﻦ ﯾُ ِﻄﻊ ﱠ‬
‫ِ‬

‫ﺻﻠﱡ ْﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢ ُﻤ ْﻮا‬‫ْﻦ َءا َﻣﻨُ ْﻮا َ‬ ‫ﺼﻠﱡ ْﻮ َن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠِﺒ ﱢﻲ‪َ ،‬ﯾﺎ أَﯾﱡﻬَﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾ َ‬ ‫ﻼ ِﺋ َﻜ َﺘ ُﻪ ﯾُ َ‬ ‫إِ ﱠن اﷲَ َو َﻣ َ‬
‫ض اَﻟﻠﱡﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ‬ ‫ار َ‬ ‫آل ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو ْ‬ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ﱠو َﻋﻠَﻰ ِ‬ ‫َﺗ ْﺴﻠِ ْﯿ ًﻤﺎ‪ .‬اَﻟﻠﱡﻬ ﱠﻢ َ ﱢ ﱢ‬
‫ﺻﻞ َو َﺳﻠ ْﻢ َو َﺑ ِ‬
‫ﺎب‬‫ﺻ َﺤ ِ‬ ‫ِﺮ أَ ْ‬ ‫ِﻲ َو َﻋ ْﻦ َﺳﺎﺋ ِ‬ ‫ﺎن َو َﻋﻠ ﱟ‬ ‫ْﻦ َﺳﯿﱢﺪ َﻧﺎ اَِﺑﻰ َﺑ ْﻜ ٍﺮ َو ُﻋ َﻤ َﺮ َو ُﻋ ْﺜ َﻤ َ‬ ‫اﺷ ِﺪﯾ َ‬ ‫ْاﻟ ُﺨﻠَ َﻔﺎ ِء ﱠ‬
‫اﻟﺮ ِ‬
‫ْﻦ‬‫ﻟﻰ َﯾ ْﻮ ِم اﻟ ﱢﺪﯾ ِ‬ ‫ﺎن اِ َ‬‫ﺈﺣ َﺴ ٍ‬‫ْﻦ َو َﻣ ْﻦ َﺗ ِﺒ َﻌ ُﻬ ْﻢ ِﺑ ْ‬ ‫ْﻦ َو َﺗ ِﺎﺑﻌِﻰ اﻟﺘﱠ ِﺎﺑ ِﻌﯿ َ‬ ‫ْﻦ َو َﻋ ِﻦ اﻟﺘﱠ ِﺎﺑ ِﻌﯿ َ‬ ‫َﻧ ِﺒﯿﱢ َﻚ اَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ﻷ ْﺣ َﯿﺎ ِء ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ‬ ‫ﺎت ْا َ‬ ‫ْﻦ َو ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣ َﻨ ِ‬ ‫ﺎت َو ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ِﻨﯿ َ‬ ‫ْﻦ َو ْاﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ َﻤ ِ‬ ‫ِﺮ ﻟ ِْﻠ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫اﻏﻔ ْ‬‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﺟ َﻌ ْﻞ َﺗ َﻔ ﱡﺮ َﻗ َﻨﺎ ﻣ ْ‬
‫ِﻦ َﺑ ْﻌ ِﺪ ِه‬ ‫اﺟ َﻌ ْﻞ َﺟ ْﻤ َﻌ َﻨﺎ َﻫ َﺬا َﺟ ْﻤ ًﻌﺎ َﻣ ْﺮ ُﺣ ْﻮ ًﻣﺎ‪َ ،‬و ْ‬ ‫ات‪ .‬اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬ ‫ﻷ ْﻣ َﻮ ِ‬ ‫َو ْا َ‬
‫ﺼ ْﻮ ًﻣﺎ‬ ‫َﺗ َﻔ ﱡﺮ ًﻗﺎ َﻣ ْﻌ ُ‬
‫ﺎف َواﻟ ِﻐ َﻨﻰ‬ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ َﻧ ْﺴَﺄﻟُ َﻚ ْاﻟ ُﻬﺪَى َواﻟﱡﺘ َﻘﻰ َواﻟ َﻌ َﻔ َ‬
‫ﺎﺷ ًﻌﺎ ُﻣ ِﻨ ْﯿ ًﺒﺎ‪،‬‬‫ِﺮا‪َ ،‬و َﻗ ْﻠ ًﺒﺎ َﺧ ِ‬ ‫ِﻗﺎ َذاﻛ ً‬ ‫ﺻﺎد ً‬ ‫ﻼ ِﻣﻨﱠﺎ ﻟ َ‬
‫ِﺴﺎ ًﻧﺎ َ‬ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ َﻧ ْﺴَﺄﻟُ َﻚ أَ ْن َﺗ ْﺮ ُز َق ُﻛ ‪‬‬
‫ِ‬
‫ﺻﺎدِﻗﺎً‬ ‫َ‬
‫اﺳ ًﺨﺎ ﺛ ِﺎﺑ ًﺘﺎ‪َ ،‬و َﯾ ِﻘ ْﯿ ًﻨﺎ َ‬ ‫ْ‬
‫ِﺤﺎ َزا ِﻛ ًﯿﺎ‪َ ،‬و ِﻋﻠ ًﻤﺎ َﻧﺎ ِﻓ ًﻌﺎ َرا ِﻓ ًﻌﺎ‪َ ،‬وإِ ْﯾ َﻤﺎ ًﻧﺎ َر ِ‬ ‫ﺻﺎﻟ ً‬ ‫ﻼ َ‬ ‫َو َﻋ َﻤ ً‬
‫اﻹ ْﻛ َﺮ ِام‬ ‫َ ْ َ‬ ‫ﻻ َﻃﯿﱢًﺒﺎ َو ِ‬ ‫ﻼً‬‫ِﺼﺎ‪َ ،‬و ِر ْز ًﻗﺎ َﺣ َ‬‫َﺧﺎﻟ ً‬
‫اﺳ ًﻌﺎ‪َ ،‬ﯾﺎ ذا اﻟ َﺠﻼ ِل َو ِ‬
‫ِﻊ َﻛﻠِ َﻤ َﺘ ُﻬ ْﻢ َﻋﻠَﻰ‬ ‫ﺻ ُﻔ ْﻮ َﻓ ُﻬ ْﻢ‪َ ،‬وأَ ْﺟﻤ ْ‬‫ْﻦ‪َ ،‬و َو ﱢﺣ ِﺪ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ُ‬ ‫ﻼ َم َو ْاﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ِﻋ ﱠﺰ اﻹ ْﺳ َ‬
‫ِ‬
‫ِﯿﻦ‪.‬‬
‫ِك أ ْﺟ َﻤﻌ َ‬‫َ‬ ‫َ‬
‫ﻼ َم َواﻷ ْﻣ َﻦ ﻟِﻌِﺒﺎد َ‬ ‫ِﯿﻦ‪َ ،‬و ْاﻛﺘُ ِﺐ ﱠ‬
‫اﻟﺴ َ‬ ‫ﱠ‬
‫اﻟﺤ ﱢﻖ‪َ ،‬و ْاﻛ ِﺴ ْﺮ َﺷ ْﻮ َﻛ َﺔ اﻟﻈﺎﻟِﻤ َ‬ ‫َ‬

‫ِﻚ ‪،‬‬ ‫ﺎﻋﺘ َ‬‫ِﻚ ‪َ ،‬و ْاﻟَﺘ َﻘ ْﺖ َﻋﻠَﻰ َﻃ َ‬ ‫اﺟَﺘ َﻤ َﻌ ْﺖ َﻋﻠَﻲ َﻣ َﺤﺒﱠﺘ َ‬ ‫اَﻟﻠﱡﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠ َﻚ َﺗ ْﻌﻠَ ُﻢ أَ ﱠن َﻫ ِﺬ ِه ْاﻟ ُﻘﻠُ ْﻮ َب ‪َ ،‬ﻗ ِﺪ ْ‬
‫ِﻚ ‪َ ،‬ﻓ َﻮﺛﱢ ِﻖ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َر ِاﺑ َﻄَﺘ َﻬﺎ ‪َ ،‬وأَ ِد ْم‬ ‫ﺼ َﺮ ِة َﺷ ِﺮ ْﯾ َﻌﺘ َ‬ ‫َت َﻋﻠَﻰ ﻧُ ْ‬ ‫ﺎﻫﺪ ْ‬‫ِﻚ ‪َ ،‬وَﺗ َﻌ َ‬ ‫َﻋ َﻮﺗ َ‬‫َت َﻋﻠَﻰ د ْ‬ ‫َوَﺗ َﻮ ﱠﺣﺪ ْ‬
‫ﻻ َﯾ ْﺨﺒُ ْﻮا ‪َ ،‬و ْ‬ ‫ِي َ‬ ‫ﻸ َﻫﺎ ِﺑﻨُ ْﻮ ِر َك اﻟﱠﺬ ْ‬ ‫ِﻫﺎ ُﺳﺒُﻠَ َﻬﺎ ‪َ ،‬و ْاﻣ ََ‬
‫ﺾ‬ ‫ﺻ ُﺪ ْو َر َﻫﺎ ِﺑ َﻔ ْﯿ ِ‬‫اﺷ َﺮ ْح ُ‬ ‫اﻫﺪ َ‬ ‫ُو ﱠد َﻫﺎ‪َ ،‬و ْ‬
‫ِﻚ‬‫ِﻲ َﺳِﺒ ْﯿﻠ َ‬ ‫ِﻚ‪َ ،‬وأَ ِﻣ ْﺘ َﻬﺎ َﻋﻠَﻰ ﱠ‬
‫اﻟﺸ َﻬﺎ َد ِة ﻓ ْ‬ ‫ﺎن ِﺑ َﻚ ‪َ ،‬و َﺟ ِﻤ ْﯿ ِﻞ اﻟﺘﱠ َﻮ ﱡﻛ ِﻞ َﻋﻠَ ْﯿ َﻚ ‪َ ،‬واَ ْﺣِﯿ َﻬﺎ ِﺑ َﻤ ْﻌ ِﺮ َﻓﺘ َ‬ ‫ِْ‬
‫اﻹ ْﯾ َﻤ ِ‬
‫ﺻ ﱢﻞ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻋﻠَﻰ َﺳﯿﱢ َﺪَﻧﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ‬ ‫ﺼ ْﯿ ِﺮ ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ِﻣ ْﯿ َﻦ َو َ‬‫‪ ،‬إِﻧﱠ َﻚ ﻧ ِْﻌ َﻢ ْاﻟ َﻤ ْﻮﻟَﻰ َوﻧ ِْﻌ َﻢ اﻟﻨﱠ ِ‬
‫ﺻ ْﺤِﺒ ِﻪ َو َﺳﻠﱢ ْﻢ‬ ‫َو َ‬

‫‪Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini, sesungguhnya telah‬‬
‫‪berhimpun atas dasar kecintaan terhadapmu, bertemu atas dasar ketaatan kepada-Mu dan‬‬
‫‪bersatu atas jalan dakwah kepada-Mu, mengikat janji kesetiaan atas dasar meninggikan‬‬
‫‪syariat-Mu.‬‬

‫‪Oleh karena itu, kokohkn ikatannya Ya Allah, tetapkan ikatan hati-hati ini, tunjukkanlah hati-hati‬‬
‫‪ini akan jalan yang benar, serta penuhkanlah hati-hati ini dengan cahaya Rabbani-Mu yang‬‬
‫‪tidak pernah padam, lapangkanlah hati-hati dengan limpahan keimanan serta keindahan‬‬
‫‪tawakkal kepada-Mu, hidup suburkanlah hati-hati ini dengan makrifah-Mu dan jika engkau‬‬
‫‪takdirkan kami mati maka matikanlah hati-hati ini sebagai para syuhada dalam perjuangan‬‬
‫‪agama-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.‬‬

‫اﺣ َﻔ ْﻆ أَ ْو َﻃﺎ َﻧ َﻨﺎ َوأَ ِﻋ ﱠﺰ ُﺳ ْﻠ َﻄﺎ َﻧ َﻨﺎ َوأَﯾﱢ ْﺪ ُه ِﺑ ْﺎﻟ َﺤ ﱢﻖ َوأَﯾﱢ ْﺪ ِﺑ ِﻪ ْاﻟ َﺤ ﱠﻖ َﯾﺎ َر ﱠب‬‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َرﺑﱠَﻨﺎ ْ‬
‫ْﻦ ﻟَ َﻚ ﻓﻲ‬ ‫اﺟ َﻌ ْﻠ َﻨﺎ ﻣ َ ﱠ‬ ‫ْ‬ ‫ْﻦ‪ .‬اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َرﺑﱠَﻨﺎ ْ‬
‫ِﺮﯾ َ‬
‫ِﻦ اﻟﺬاﻛ ِ‬ ‫ار‪َ ،‬و ْ‬ ‫ْﻀ َﻚ اﻟ ِﻤ ْﺪ َر ِ‬ ‫ِﻦ َﻓﯿ ِ‬‫اﺳ ِﻘ َﻨﺎ ﻣ ْ‬ ‫اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ْﻦ ﻟَ َﻚ ِﺑﺎﻟ َﻌ ِﺸ ﱢﻲ َواﻷ ْﺳ َﺤ ِ‬
‫ﺎر‬ ‫ِﺮﯾ َ‬ ‫ﺎر‪ ،‬اﻟ ُﻤ ْﺴ َﺘ ْﻐﻔ ِ‬‫ْﻞ َواﻟﻨﱠ َﻬ ِ‬ ‫اﻟﻠَﯿ ِ‬
‫ﺎر ْك‬
‫ض‪َ ،‬و َﺑ ِ‬
‫ْﺮ ِ َ‬
‫ات اﻷ ْر ِ‬ ‫ِﻦ َﺧﯿ َ‬‫اﻟﺴ َﻤﺎء َوأَ ْﺧ ِﺮ ْج ﻟََﻨﺎ ﻣ ْ‬ ‫ﺎت ﱠ‬ ‫ِﻦ َﺑ َﺮ َﻛ ِ‬ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْﻧ ِﺰ ْل َﻋﻠَ ْﯿ َﻨﺎ ﻣ ْ‬
‫اﻹ ْﻛ َﺮ ِام‪.‬‬ ‫َ ْ َ‬ ‫وﻛ ﱢﻞ أَ َ‬‫ﺎر َﻧﺎ َو ُز ُر ْو ِﻋ َﻨﺎ ُ‬ ‫ﻟََﻨﺎ ﻓﻲ ِﺛ َﻤ ِ‬
‫رزا ِﻗ َﻨﺎ َﯾﺎ ذا اﻟ َﺠﻼ ِل َو ِ‬
‫ِﻦ ﻟَ ُﺪ ْﻧ َﻚ َر ْﺣ َﻤ ًﺔ‪ ،‬إِﻧﱠ َﻚ أَ ْﻧ َﺖ َ‬
‫اﻟﻮ ﱠﻫ ُ‬
‫ﺎب‪.‬‬ ‫َرﺑﱠَﻨﺎ ﻻ ﺗُ ِﺰ ْغ ُﻗﻠُ ْﻮ َﺑ َﻨﺎ َﺑ ْﻌ َﺪ إِ ْذ َﻫ َﺪ ْﯾ َﺘ َﻨﺎ‪َ ،‬و َﻫ ْﺐ ﻟََﻨﺎ ﻣ ْ‬
‫ْﻦ‬
‫ﺎﺳ ِﺮﯾ َ‬ ‫ِﻦ َ‬
‫اﻟﺨ ِ‬ ‫َرﺑﱠَﻨﺎ َﻇﻠَ ْﻤ َﻨﺎ أَ ْﻧ ُﻔ َﺴ َﻨﺎ َوإِ ْن ﻟَ ْﻢ َﺗ ْﻐﻔ ْ‬
‫ِﺮ ﻟََﻨﺎ َو َﺗ ْﺮ َﺣ ْﻤ َﻨﺎ ﻟََﻨ ُﻜ ْﻮ َﻧ ﱠﻦ ﻣ َ‬
‫اب اﻟﻨﱠ ِ‬
‫ﺎر‬ ‫اﻵﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴ َﻨ ًﺔ َو ِﻗ َﻨﺎ َﻋ َﺬ َ‬ ‫َرﺑﱠَﻨﺎ آ ِﺗ َﻨﺎ ﻓﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧ َﯿﺎ َﺣ َﺴ َﻨ ًﺔ َوﻓﻲ ِ‬

‫ﺎن َوإِ ْﯾ َﺘﺎ ِء ذِى ْا ُﻟﻘ ْﺮ َﺑﻰ‬


‫ﻹ ْﺣ َﺴ َ‬ ‫ِﻋ َﺒﺎ َد اﷲِ ! إ ﱠن اﷲَ َﯾ ْﺄ ُﻣ ُﺮ ﺑ ْﺎﻟ َﻌ ْﺪ ِل َو ْ‬
‫ا‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َو َﯾ ْﻨ َﻬﻰ َﻋ ِﻦ ْاﻟ َﻔ ْﺤ َﺸﺎ ِء َو ْاﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َو ْاﻟَ ْ‬
‫ﺒﻐ ِﻲ‬
‫ِﻈ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ َﺗ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ ْو َن‪،‬‬
‫َﯾﻌ ُ‬
‫َﻓ ْﺎذ ُﻛ ُﺮوااﷲَ َﯾ ْﺬ ُﻛ ْﺮ ُﻛ ْﻢ‪,‬‬
‫اﺷ ُﻜ ُﺮ ْوا َﻋﻠَﻰ ِﻧ َﻌ ِﻤ ِﻪ َﯾ ِﺰ ْد ُﻛ ْﻢ‬ ‫َو ْ‬
‫ِﻛ ُﺮاﷲِ أَ ْﻛ َﺒ ُﺮ‪.‬‬
‫َوﻟَﺬ ْ‬
‫أَ ِﻗ ْﯿ ُﻤﻮا ﱠ‬
‫اﻟﺼ َﻼ َة‬

Anda mungkin juga menyukai