َم ْن يَ ْه ِد،ت َأ ْع َمالِنَا ِ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا،ُِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره
َأ ْشهَ ُد َأ َّن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن.ُي لَه
َ ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد ِ هللاُ فَالَ ُم
ُُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه
ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهIُ ََأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ ْشه
صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن َ اَللَّهُ َّم
َ ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو
م َو َمن ي ُِط ْعIْ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ الً َس ِديداً يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك
ً هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ زاً َع ِظيما
Bersyukur kita kepada Allah, atas anugerah dan nikmatnya yang Allah
berikan kepada kita semua, kita masih di beri kesempatan oleh Allah untuk
melaksanakan salah satu yang Allah fardukan kepada kita yaitu melaksanakan salah
fardu jum’at.
Dan marilah kita senantiasa meningkatakan taqwa kita kepada Allah, yang
hakikat taqwa itu adalah melakukan ketaatan keapada Allah. Pertama kita tidak
melakukan maksiyat kepada-Nya yang kedua taqwa itu adalah bagaimana kita selalu
ingat kepada Allah dan tidak melupakannya dan yang ketiga adalah kita senantiasa
bersyukur dan tidak menjadi kufur akan nikmat Allah.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad Bin Hambal yaitu: Ada
empat sifat yang apabila semuanya ada pada dirimu, maka tidak akan menjadi sebab
kalian ditimpa kesusahan, empat sifat tersebut adalah:
1. Menjaga Amanah
2. Bicara jujur
3. Berakhlak mulia
4. Senantiasa menjaga kesucian
Bagaimana kiat untuk membersihkan hati, dan mengembalikan kepada fitrah, yaitu 3
hal penting yang harus kita lakukan:
Pertama : Berdo’a kepada Allah
Kedua : Menghilangkan Al-Ghaflah (Kelalaian)
Ketiga : Melakukan Tazkiyatun Nafs (pensucian jiwa), yaitu senantiasa Tawaddu’ di
jalan Allah.
Jama’ah rahimakumullah
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah bersabda yang artinya Semua bayi yang
(baru lahir) dilahirkan diatas fitrah (cenderung kepada Islam) lalu kedua orang
tuanyalah yang menjadikan orang Yahudi, Nashrani atau Majusi.
ُ م ع َٰلٓى اَ ْنفُ ِس ِه ۚ ْم اَلَسIُْم َواَ ْشهَ َدهIُْك ِم ۢ ْن بَنِ ْٓي ٰا َد َم ِم ْن ظُهُوْ ِر ِه ْم ُذرِّ يَّتَه
ْم قَالُوْ ا بَ ٰل ۛى َش ِه ْدنَاIْۗت بِ َربِّ ُك َ َُّواِ ْذ اَ َخ َذ َرب
َۛاَ ْن تَقُوْ لُوْ ا يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة اِنَّا ُكنَّا ع َْن ٰه َذا ٰغفِلِ ْي ۙن
“Dan ingatlah ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam, dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian dari terhadap diri mereka (seraya berfirman)
“Bukankah aku ini RabbMu” mereka menjawab “Betul (engkau Rabb kami) kami
menjadi saksi “(Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan: sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lalai dalam
terhadap ini (Iman dan Tauhid keapada Allah).
ِ بَا َركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ أ ِن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ االَيَا
َ ت َو ِذ ْك ِر
ْم َو تَقَب ََّل هللاُ ِمنِّيIِالح ِكي
م تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِي ِْمIْ َو ِم ْن ُك
ِ اِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر,ر هللاَ ال َع ِظيْم لِي َولَ ُك ْمIُ ِ ه َذا َوا ْستَ ْغفIاَقُوْ ُل قَوْ لِي
َّحي ِْم