Mengawali khutbah jum’at ini marilah kita buka dengan sama-sama memanjatkan puja
dan puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang Ia beri, dari mulai nikmat paling
kecil hingga paling besar, yang tidaklah dapat kita hitung betapa banyaknya nikmat yang diberi.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan pada panutan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umat ini dari kegelapan pengetahuan dan peradaban
kepada zaman yang terang benderang seperti saat ini, pada keluarganya, sahabatnya, tabit
tabiinnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa melalui mimbar ini juga khatib mengajak pada diri pribadi dan umumnya
pada kita semua untuk sama-sama meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita sehingga
kemudian layak menjadi penghuni surgaNya, karena tentunya disanalah tempat kembali yang
paling diinginkan dan dicita-citakan oleh kita semua.
Pada bulan ini Allah syariatkan bagi kita umat islam untuk melakukan ibadah puasa
selama 1 bulan penuh, dengan harapan hamba-hambaNya ini kelak menjadi hamba yang
bertaqwa. Sebagaimana firman Allah SWT Q.S Al-Baqarah: 183
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Lalu apakah taqwa itu? Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pengertian taqwa
adalah mengerjakan segala apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan segala yang Allah
larang. Pertanyaannya selanjutnya adalah sudahkah kita bersikap yang demikian itu? Apa tanda
atau ciri-cirinya jika kita sudah bertaqwa?
Di dalam firman Allah, banyak sekali penjelasan tentang ciri-ciri orang bertaqwa,
diantaranya ada di dalam Q.S Al-Baqarah:2-4
32. dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka.
dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu memahaminya?
Jamaah rahimani wa rahimakumullah
Sebagai penutup pada khutabah pertama ini mari kita renungkan firman Allah berikut ini:
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S AL-Hasyr:18)
Sebagai mu’min yang bertaqwa maka tentulah kita akan bijak dalam berkehidupan ini,
yaitu senantiasa mengevaluasi diri dalam segala aktivitasnya, agar kehidupan dunia tidaklah
menggelapkan mata, lupa bahwa disuatu hari nanti akan ada hari dimana setiap apa yang kita
lakukan akan dimintai pertanggung jawaban dari sang Kholiq. Sebagaimana Imam An-Nawawi
mengatakan bahwa diantara beberapa hal yang bisa membantu kita untuk terus ada dalam
ketaqwaan adalah dengan mengahadirkan perasaan bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi
hamba-hambaNya dalam segala keadaan.
بارك هللا لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من االيات والذكر الحكيم وتقبل هللا منى
ومنكم تالوته انه هو السميع العليم
َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاَ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْیكَ لَهُ تَ ْع ِظ ْی ًما لِ َشْأنِ ِه،ال َح ْم ُد هلِل ِ َعلَى ِإحْ َسانِ ِه َو ْال ُش ْك ُر لَهُ َعلَى تَوْ فِ ْیقِ ِه َو ا ْمتِنَانِ ِه
ِهrِری ِْم َو َعلَى آلr ِ r َذا النَّبِ ِّي ْال َكrَلِّ ْم َعلَى هrلِّ َو َسrصَ َوانِ ِه اللَّهُ َّمrض ْ َّدا ِع ْي ِإلَى ِرrوْ لُهُ الrَو َأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا عَبْ ُدهُ َو َر ُس
. َأ َّمابعد. َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى یَوْ م ال ِّدی ِْن