Anda di halaman 1dari 7

ِ ِ ‫هِل‬ ِ َّ ِ ِ

ُ‫ اَ ْش َه ُد اَ ْن اَل ِإلَهَ ِإالَّ اهلل‬,ُ‫ى لَ ْوآَل َأ ْن َه َدانَا ٱهلل‬ َ ‫حْلَ ْم ُد لله ٱلذى َه َدانَا ـَٰ َذا َو َم ا ُكنَّا لَن ْهتَد‬
ِ ِ‫ص م ب‬ ِ ٍ ِ ٍ
‫اهلل َف َق ْد‬ ْ َ‫ َو َم ْن َي ْعت‬,‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬ ,ُ‫يك لَ ه‬
َ ‫َو ْح َدهُ اَل َش ِر‬
ِ َّ ِ ‫ىِف‬ ِ ٍ ِ ِ ‫ه ِد‬
‫ين َآمنُوا َّات ُق وا‬ َ ‫ يَا َأيُّ َه ا الذ‬.‫ق آَ َل اَهللُ َت َع آيَل ا لْ ُق ْرآن الْ َك ِرمي‬ .‫ي اىَل صَراط ُم ْس تَقْي ٍم‬ َ ُ
‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل‬ ِ َّ ِ ‫ِإ‬ ِِ
َ ‫ يَا َأيُّ َها الذ‬.‫اللَّهَ َح َّق ُت َقاته َواَل مَتُوتُ َّن اَّل َوَأْنتُ ْم ُم ْسل ُمو َن‬
‫اللَّهَ َو َر ُس ولَهُ َف َق ْد فَ َاز‬ ‫ِر لَ ُك ْم ذُنُ وبَ ُك ْم َو َم ْن يُطِ ِع‬ ِ ‫ ي‬.‫يدا‬ ِ
ْ ‫َأع َم الَ ُك ْم َو َي ْغف‬
ْ ‫ص ل ْح لَ ُك ْم‬ْ ُ ً ‫َس د‬
ِ ‫اُو ِصي ُكم واِيآي بَِت ْقوي‬ ‫اهلل‬
‫اهلل َف َق ْد فَ َاز الْ ُمَّت ُق ْو َن‬ ِ ِ ِ
َ َ َْ ْ ‫عبَ َاد‬ .‫ اََما َب ْع ُد‬.‫يما‬ ً ‫َف ْو ًزا َعظ‬
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah,
Mari kita pertahankan dan tingkatkan derajat keimanan dan ketakwaan kita di mata
Allah. Kalau sebelumnya kita baru menjadi Muslim yang formalitas—yakni orang-orang
yang keislamannya hanya pada status formalnya,—sekarang mari kita tingkatkan
derajatnya menjadi Muslim yang sejati.
Yakni orang yang keimanannya telah kokoh, tertanam kuat di dalam dadanya, tidak ada
ragu sedikit pun terhadap kebenaran ajaran agama yang dibawa oleh Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬.

Dahulu pernah ada suatu kaum yang mengira dirinya telah menjadi orang mukmin.
Namun Allah mengoreksi anggapan mereka, dengan mengatakan bahwa mereka
barulah dalam tahapan sebagai Muslim.
Allah koreksi anggapan mereka, karena iman mereka belum menghunjam kuat di dalam
hatinya. Masih ada keraguan di hati mereka terhadap kebenaran ajaran Islam.

‫اب َامنَّا ۗ قُ ْل مَّلْ ُتْؤ ِمُن ْوا َوٰل ِك ْن ُق ْولُ ْوا اَ ْس لَ ْمنَا َولَ َّما يَ ْد ُخ ِل ااْلِ مْيَا ُن يِف ْ ُقلُ ْوبِ ُك ْم‬ ِ
ُ ‫قَالَت ااْل َ ْع َر‬
‫ۗ َواِ ْن تُ ِطْيعُوا ال ٰلّهَ َو َر ُس ْولَهٗ اَل يَلِْت ُك ْم ِّم ْن اَ ْع َمالِ ُك ْم َشْيـًٔا ۗاِ َّن ال ٰلّهَ َغ ُف ْوٌر َّر ِحْي ٌم‬
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka),
“Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami baru berislam’ karena iman (yang
sebenarnya) belum masuk ke dalam hatimu. Jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-
Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu.”
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“ (QS; Al-Hujurat [49]: 14)

Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah,


Lantas apa kriteria seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin?
kriteria pertama orang yang imannya telah tertanam di hatinya, dijelaskan pada
lanjutan ayat tersebut, yakni tidak ragu-ragu dalam mengimani Allah dan Rasulullah ‫ﷺ‬.
ِِ ِ‫هِل‬ ِ ِٰ ِ ِ ِ
َ ‫امَّنَا الْ ُمْؤ مُن ْو َن الَّذيْ َن اٰ َمُن ْوا بِاللّ ه َو َر ُس ْولهٖ مُثَّ مَلْ َي ْرتَ ابُ ْوا َو َج‬
ْ ‫اه ُد ْوا بِاَْم َوا ْم َواَْن ُفس ه ْم يِف‬
‫الص ِد ُق ْو َن‬ ۤ ٰ
ّٰ ‫ك ُه ُم‬ َ ‫َسبِْي ِل اللّ ِه ۗ اُوٰل ِٕى‬
“Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sebenarnya) hanyalah mereka yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang
benar.” (QS: Al-Hujurat [49]: 15)
Implementasi dari sikap tidak ragu-ragu dalam mengimani Allah dan Rasulullah ‫ﷺ‬
adalah tidak meragukan perintah dan larangan-Nya. Tidak mempertanyakan, kenapa
begini dan kenapa begitu.
Senantiasa dalam kondisi siap untuk menjalankan perintah-Nya, dengan kemampuan
yang dia miliki, baik harta maupun jiwanya. 

kriteria kedua, adanya sambung rasa antara dirinya dengan Allah. Sebagaimana firman
Allah
‫ت َعلَْي ِه ْم آيَاتُ هُ َز َاد ْت ُه ْم ِإميَانًا‬ ِ ِ ‫ِإمَّنَا الْمْؤ ِمنُ و َن الَّ ِذ ِإ‬
ْ َ‫ت ُقلُ وبُ ُه ْم َوِإ َذا تُلي‬
ْ َ‫ِر اللَّهُ َوجل‬
َ ‫ين َذا ذُك‬
َ ُ
ِ ‫مِم‬ ِ ‫﴾الَّ ِذ‬٢﴿ ‫وعلَى رهِّبِم يتو َّكلُ و َن‬
‫ك‬َ ‫﴾ُأولَِٰئ‬٣﴿‫اه ْم يُْنف ُق و َن‬ ُ َ‫الص اَل َة َو َّا َر َز ْقن‬ َّ ‫يم و َن‬ ُ ‫ين يُق‬َ َ ََ ْ َ ٰ َ َ
ِ ِ ِ ‫هم الْمْؤ ِمنُو َن حقًّا ۚ هَل م درج‬
ٌ‫ات عْن َد َرهِّب ْم َو َم ْغفَرةٌ َو ِر ْز ٌق َك ِرمي‬
ٌ َ َ َ ُْ َ ُ ُُ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allâh ,
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya keimanan  mereka
bertambah, dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal.
(Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki
yang kami berikan kepada mereka.
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb mereka dan ampunan serta rezki (nikmat) yang
mulia.” (QS: al-Anfâl [8]:2-4].
Jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Dalam surat al-mu’minun Allah memberikan kabar gembira kepada orang mukmin,
kabar gembira ini merupakan keberuntungan atau kesuskesan diakhirat,
sebagian orang beranggapan bahwa orang yang sukses itu adalah orang yang memiliki
kedudukan tinggi di masyarakat, yang berharta banyak, rumah mewah dsb,
Akan tetapi kesuksesan itu hanyalah kesuksesan sementara yang kemudian akan
ditinggalkannya. Adapun kesuksesan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang
masuk ke dalam surga dan terhindar dari api neraka Allah SWT

Dalam surat al-mukminun ini Allah menyebutkan 6 ciri orang mukmin yang sukses
meraih surganya Allah SWT. Dimulai dengan ayat pertama
 ‫قَ ْد َأْفلَ َح الْ ُمْؤ ِمنُو َن‬
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman.”
Kenapa beruntung? Karena memiliki sifat-sifat yang menjadi modal untuk memperoleh
kesuksesan dalam menjalani ujian kehidupan di dunia.
Adapun ciri-ciri orang yang beruntung yang disebutkan oleh Allah adalah

Ciri pertama,
ِ ‫الَّ ِذين هم يِف صاَل هِتِم خ‬
‫اشعُو َن‬ َ ْ َ ُْ َ
“yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
Dengan shalat khusyu’ kita dapat terhindar dari golongan orang-orang yang lalai dalam
shalatnya sebagaimana disebutkan di dalam surat Al-Maun ayat 4-6:
‫ين ُه ْم يَُراءُو َن‬ ِ َّ ِ‫ الَّ ِذين هم عن هِت‬, ‫َفويل لِْلمصلِّني‬
َ ‫الذ‬. ‫اهو َن‬
ُ ‫صاَل ْم َس‬
َ َْ ُْ َ َ َ ُ ٌَْ
“…Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,
orang-orang yang berbuat riya…,”

Para mufasir menjelaskan bahwa yang dimaksud “orang yang lalai dalam


shalatnya” adalah mereka yang shalatnya hanya sekedar menggugurkan kewajiban.
Shalat hanya sekedar ketika dilihat oleh orang (riya). Sehingga shalatnya tidak
memberikan dampak positif dalam kehidupannya.

Ciri kedua,
ِ َّ
ُ ‫ين ُه ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو ُم ْع ِر‬
‫ضو َن‬ َ ‫َوالذ‬
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak
berguna.”

orang mukmin itu, tidak hanya meninggalkan segala hal yang diharamkan, tetapi juga
meninggalkan segala yang tidak berguna, yang manfaatnya kecil, yang tidak tergolong
amal shalih, yang tidak menambah pahala buat kita, sekalipun tidak haram.

Orang mukmin sangat menjaga lidahnya. Tidak hanya menghindari kedustaan,


pergunjingan, hasutan, dan perkataan dosa lainnya, tapi menghindari perbincangan
yang tidak bermanfaat.

Mereka mengamalkan pesan Nabi SAW:


ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫َو َم ْن َكا َن يُْؤ م ُن بِاهلل َوالَْي ْوم اْآلخ ِر فَليَ ـ ُق ْل َخـ ـ ْـيًرا َْأو ليَـص ـ ُـمـ‬
‫ـت‬
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau
diam.” [HR Bukhari]
Ciri ketiga,
ِ َ‫والَّ ِذين هم لِ َّلز َك ِاة ف‬
‫اعلُو َن‬ ُْ َ َ
“Dan orang-orang yang menunaikan zakat.” (QS: Al-Mukminun: 4)
Orang mukmin selalu bersemangat dalam menolong sesama dengan menyisihkan
hartanya, dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, wakaf, serta hadiah.

Ciri keempat,
‫وج ِه ْم َحافِظُو َن‬
ِ ‫والَّ ِذين هم لُِفر‬
ُ ُْ َ َ
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.” (QS:Al-Mukminun: 5)
Orang mukmin akan menjauhkan diri, menahan diri, dari perbuatan-perbuatan zina.
Perbuatan-perbuatan yang mendekatkan dirinya kepada perzinahan
Allah berfirman:
‫ك َْأز َك ٰى هَلُ ْم ۗ ِإ َّن ٱللَّهَ َخبِريٌۢ مِب َا‬ ِ ِ ٰ ‫قُل لِّْلم ِمنِني يغُضُّوا۟ ِمن َأب‬
َ ‫وج ُه ْم ۚ َٰذل‬
َ ‫ص ِره ْم َوحَيْ َفظُوا۟ ُفُر‬
َْ ْ َ َ ‫ُ ْؤ‬
‫صَنعُو َن‬
ْ َ‫ي‬
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat”. (QS. An-Nur: 30)
ً‫ٱلزىَنٰ ۖ ِإنَّهُۥ َكا َن ٰفَ ِح َشةً َو َسآءَ َسبِيال‬
ِّ ۟‫َواَل َت ْقَربُوا‬
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)

Ciri kelima,
‫َأِلمانَاهِتِ ْم َو َع ْه ِد ِه ْم َراعُو َن‬
َ ‫ين ُه ْم‬
ِ َّ
َ ‫َوالذ‬
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
Orang mukmin konsekuen dan komintmen menunaikan amanah dan janjinya. Orang
mukmin pantang mengkhianati  amanah dan janjinya, karena dia tahu betul bahwa
amanah dan janji adalah hutang yang abadi. Jika tidak ditunaikan di dunia maka akan
ditagih di akhirat.
Allah berfirman:
ۙ‫ٰت اِىٰل اَ ْهلِ َها‬
ِ ‫اِ َّن ال ٰلّهَ يَْأ ُم ُر ُك ْم اَ ْن ُتَؤ ُّدوا ااْل َ ٰمن‬
Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya…” (QS. An-Nisa’: 58)
‫َواَْو ُف ْوا بِالْ َع ْه ِدۖ اِ َّن الْ َع ْه َد َكا َن َم ْسـُْٔواًل‬
Artinya: “…dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta
pertanggungjawabannya”. (QS. Al-Isra’: 34)

Ciri keenam,
‫صلَ َواهِتِ ْم حُيَافِظُو َن‬
َ ‫ين ُه ْم َعلَ ٰى‬
ِ َّ
َ ‫َوالذ‬
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”
Orang Mukmin konsisten dan disiplin mendirikan shalat pada waktu-waktu yang telah
ditentukan. Apabila tiba waktu shalat maka ia akan menyegerakan diri untuk
mendirikan shalat.
Tidak lalai, tidak mengundurkan diri, apalagi sengaja meninggalkan shalat.  Mereka juga
menjaga kesempurnaannya dengan memperhatikan tata cara yang baik dan benar
sesuai dengan yang dianjurkan syariat. Karena mereka tahu shalat itu yang akan
menyelamatkan hidupnya diakhirat kelak.
Rasulullah SAW bersabda:

ِِ ِِ ِ ِ ‫إن ََّأو َل ما حُي اس‬


‫ َف َق ْد َأْفلَ َح‬،‫ت‬
ْ ‫صلُ َح‬َ ‫ فَإ ْن‬،ُ‫صاَل تُه‬ َ ‫ب بِه‬
َ ‫العْب ُد َي ْو َم القيَ َامة م ْن َع َمله‬ ُ َ َ َ َّ
–‫ب‬ ُ ‫الر‬َّ ‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ٌ‫ضتِ ِه َش ْيء‬ ِ ‫ فَِإ ِن ا ْنَت َق‬،‫ َف َق ْد خاب وخ ِسر‬،‫ وإ ْن فَس َدت‬،‫وَأجْن ح‬
َ ْ‫ص م ْن فَ ِري‬
َ َ ََ َ َ ْ َ َ ََ َ
َّ‫ض ِة ؟ مُث‬ ِ ‫ َفي َك َّمل ِمْنها ما ا ْنت َق‬،‫ اُنْظُروا هل لِعب ِدي ِمن تَطَُّو ٍع‬: – ‫عَّز وج َّل‬
َ ْ‫ص م َن ال َف ِري‬َ َ َ َ ُ ُ ْ ْ َْ ْ َ ْ ُ ََ َ
.‫أع َمالِِه َعلَى َه َذا‬
ْ ‫تَ ُك ْو ُن َساِئُر‬
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari
kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan
berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang
sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku
memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya.
Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)

 Jama’ah Shalat Jumat Rahimakumullah


Itulah enam orang-orang yang beruntung yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Semoga
keenam ciri-ciri tersebut ada pada diri kita. Dengan demikian, semoga kita termasuk
orang yang disebutkan di dalam ayat ke-10 dan 11 dari surat Al-Mukminun ini, yaitu:
ۤ
َ ‫اُوٰل ِٕى‬
‫ك ُه ُم الْ ٰو ِرثُ ْو َن‬
Mereka itulah orang yang akan mewarisi
‫س ُه ْم فِْي َها ٰخلِ ُد ْو َن‬
‫الَّ ِذيْ َن يَِرثُ ْو َن الْ ِف ْر َد ْو َ ۗ‬
‫‪(yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.‬‬

‫‪Demikian ciri-ciri orang-orang mukmin yang terdapat di dalam Kitabullah. Semoga Allah‬‬
‫‪berkenan memudahkan kita untuk menerapkannya, dan menjadikan kita sebagai‬‬
‫‪hamba-Nya yang mukmin, muttaqin, dan mukhlishin.‬‬
‫آن الْع ِظي ِم و َن َفعيِن وِإيَّا ُكم مِب َ ا فِي ِه ِمن اْآلي ِ‬
‫ات َوال ِّذ ْك ِر‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ‬ ‫بَ َار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم يِف الْ ُق ْر َ ْ َ َ ْ َ ْ‬
‫َأس َت ْغ ِفر اهللَ يِل ولَ ُكم ولِس اِئِر الْمس لِ ِمنْي َ ِم ْن ُك ِّل ذَنْ ٍ‬ ‫ِِ‬
‫ب‬ ‫ُْ‬ ‫َْ َْ َ‬ ‫احْلَكْيم‪َ .‬أُق ْو ُل َق ْويِل ْ َه َذا َو ْ ُ‬
‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر َّ‬
‫الر ِحْي ُم‪.‬‬ ‫فَ ْ‬
‫‪Khutbah Jumat kedua‬‬
‫ابِه الْ ُمبِنْي ِ َو َج َع َل الْ ُق ْرآ َن ِش َفاءً لِ َم ا‬
‫احْل م َد هلل الَّ ِذي َأنَار ُقلُ وب ِعب ِاد ِه الْمت َِّق بُِن و ِر كِتَ ِ‬
‫ُ نْي َ ْ‬ ‫َ ْ َ َ‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫مِت‬ ‫الص ُد ْو ِر َو ُه َدى َو َرمْح َ ةً لِْل ُم ْؤ ِمنِنْي َ َو َّ‬
‫الس الَ ُم َعلَي َخ ا ِ اَْألنْبِيَ اء َوالْ ُم ْر َس لنْي َ‬ ‫الص الَةُ َو َّ‬ ‫يِف ُّ‬
‫ُألمنِّي اَلَّ ِذي َفتَح اللهب ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ص ًّما َو ُقلُ ْوبَاً َغ ْلف اً‬‫َأعيُن اً عُ ْمي اً َوَأ َذان اً ُ‬
‫ِه ْ‬ ‫َ ُ‬ ‫َّيب الْ َع َريِب ِّ اْ ِّ َ‬
‫َس يِّد نَا حُمَ َّمد الن ِّ‬
‫ث َو‬ ‫ات ِإيَل النُّو ِر‪ .‬ص الًَة وس الَماً داِئم ِ علَيهِ ِإيل ي وِم الْبع ِ‬ ‫بِه النَّاس ِمن الظُّلُم ِ‬ ‫وَأخرج ِ‬
‫َ َ نْي َ ْ َ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ َ ََ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ َْ َ‬
‫ان ِإيَل َي ْوِم الدِّيْ َن‬ ‫ُّشو ِر وعلَىآلِِه الطَّيِّبِ اَْألطْه ِر وَأصحابِِه اَْألبرا ِر ومن تَبِعهم بِإحس ٍ‬
‫َْ َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ‬ ‫نْي َ َ َ ْ َ‬ ‫الن ُ ْ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬ ‫ِئ‬
‫ين ءَ َامنُ َ ُّ‬
‫واصلوا َعلَْيه َو َسلِّ ُموا تَ ْسل ً‬
‫يم‬ ‫صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَآَأيُّ َها الذ َ‬ ‫ِإ َّن اهللَ َو َمالَ َكتَهُ يُ َ‬
‫ان ِإىَل َي ْوِم‬ ‫آلِه وأص حابِِه ومن تَبِع ه بِإحس ٍ‬
‫لى حُمَ َّمد َو َعلَى َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِّ‬
‫ص ِّل‪َ  ‬و َسل ْم َو بَار ْك َع َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫الْ ِقيَ َام ِة‬
‫ات‪،‬‬ ‫ات اَْألحي ِاء ِمْنهم واَْألم و ِ‬ ‫ات‪ ،‬والْم ْؤ ِمنِ والْمْؤ ِمنَ ِ‬ ‫اَللَّه َّم ا ْغفِر لِْلمس لِ ِم والْمس لِم ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬ ‫َّك مَسِ يع قَ ِري ِ‬
‫ت‬‫وبنَ ا َوِإ ْس َرا َفنَا يِف َْأم ِرنَ ا َوثَبِّ ْ‬ ‫ِر لَنَ ا ذُنُ َ‬‫ب ال ّد َع َوات‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْ‬ ‫ب جُم ْي ُ‬ ‫ن َ ٌْ ْ ٌ‬
‫ِإ‬
‫ب لَنَ ا ِمن‬ ‫ِإ‬ ‫ِ ِ‬
‫ين ‪.‬اَللَّ ُه َّم الَتُ ِز ْغ ُقلُ َ‬
‫وبنَ ا َب ْع َد ْذ َه َد ْيَتنَا َو َه ْ‬ ‫ص ْرنَا َعلَى الْ َق ْوم الْ َك اف ِر َ‬ ‫َأقْ َد َامنَا َوانْ ُ‬
‫اب‪.‬‬‫َأنت الْ َو َّه ُ‬‫َّك َ‬ ‫نك َرمْح َةً ِإن َ‬ ‫لَّ ُد َ‬
‫اب‪.‬‬ ‫ؤمنِني يوم ي ُق ِ‬ ‫اَللَّه َّم ا ْغ ِفر لَناَ ولِوالِديناَ ولِ ِ‬
‫وم احل َس ُ‬ ‫لم َ َ َ َ ُ‬ ‫ََ ْ َ ُ‬ ‫ُ‬
‫الر ِحْي ِم‪.‬‬ ‫الس ِم ِ‬
‫ب َّ‬ ‫ت الت ََّّو ُ‬ ‫ب َعلَْينَا ِإن َ‬
‫َّك َأنْ َ‬ ‫يم َوتُ ْ‬
‫يع الْ َعل ُ‬
‫ت َّ ُ‬ ‫َّك َأنْ َ‬‫َربَّنَا َت َقبَّ ْل ِمنَّا ِإن َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َر َبنَا ءَاتنَا يِف ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اَْألخَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النّا ِر‬
‫ان َوِإيتَ ِاء ِذي الْ ُق ْرىَب َو َيْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء‬ ‫ِعب اد اهلل‪ِ،‬إ َّن اللَّه ي ْأمر بِالْع ْد ِل واِإْل حس ِ‬
‫َ َ ُُ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ‬
‫اش ُكروا علَى نِعم ِ‬ ‫ِ‬
‫ِه‬ ‫َوالْ ُمْن َك ِر َوالَْب ْغ ِي يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرو َن‪ .‬فَ اذْ ُك ُر ْوا اهللَ يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ ُ ْ َ َ‬
‫ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‬ ‫َ َْ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai