Anda di halaman 1dari 6

‫ت َأعْ َمالِ َنا‪،‬‬

‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َو ِمنْ َس ِّيَئ ا ِ‬ ‫هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغ ِف ُرهُ‪َ ،‬و َنع ُْو ُذ ِبا ِ‬
‫هلل ِمنْ ُ‬ ‫ِإنَّ ْال َحمْدَ ِ‬
‫هّٰللا‬
‫ِي َلهُ‪ ،‬أ ْش َه ُد أنْ الَ ِإ ٰله إالَّ ُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري َ‬
‫ْك َل ُه‬ ‫َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفاَل مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد َ‬
‫َ‪.‬وَأ ْش َه ُ‪2‬د َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ك‬‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬ ‫ت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫َم ِج ْي ٌد‪َ .‬و َب ِ‬
‫‪.‬ح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫َ‬
‫هلل م َِن‬‫ك َو َت َعا َلى‪َ ،‬أع ُْو ُ‪2‬ذ ِبا ِ‬ ‫ْث َقا َل َت َب َ‬
‫ار َ‬ ‫هللا َع َّز َو َج َّل َحي ُ‬ ‫هللا‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬ ‫عِ َبادَ ِ‬
‫ان الرَّ ِجي ِْم‬ ‫‪:‬ال َّشي َ‬
‫ْط ِ‪2‬‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل‬ ‫س َواحِدَ ٍ‪2‬ة َو َخ َل َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب َّ‬ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخ َل َق ُك ْم ِمنْ َن ْف ٍ‬
‫ان َع َل ْي ُك ْم َرقِيبًا‬‫ون ِب ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإنَّ هَّللا َ َك َ‬ ‫َك ِثيرً ا َون َِسا ًء َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي َت َسا َءلُ َ‬
‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا‪ 2‬يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغ ِفرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم‬ ‫َو َقا َل‪َ :‬يا َأ ُّي َها الَّذ َ‬
‫از َف ْو ًزا عَظِ يمًا‬ ‫َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف َ‬
‫َأمَّا َبعْ د‬

‫‪Kaum muslimin yang dirahmati Allah,‬‬

‫‪bertakwalah kepada-Nya. Bersyukurlah atas nikmat yang telah Dia berikan, di antaranya‬‬
‫‪adalah nikmat anak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan.‬‬

‫‪Ketahuilah bahwa nikmat ini juga sekaligus merupakan ujian bagi seorang hamba. Anak pula‬‬
‫‪merupakan anugerah yang menjadi penyejuk pandangan di dunia dan akhirat. Ia juga bisa‬‬
‫‪membuat hati berbunga-bunga bahagia dan jiwa terasa lapang. Anak bisa menjadi penolong‬‬
‫‪dalam mengarungi kehidupan dunia dan doa ketika memasuki gerbang akhirat. Mereka‬‬
‫‪yang berkumpul dengan anak-anaknya di dunia dalam keadaan taat, maka akan‬‬
‫‪dikumpulkan Allah di akhirat dalam kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman,‬‬

‫اه ْم ِم ْن َع َملِ ِه ْم ِم ْن َش ْي ٍء ۚ ُك ُّل‬


‫ْح ْقنَا بِ ِه ْم ذُ ِّر َّيَت ُه ْم َو َما َألَْتنَ ُ‬ ‫والَّ ِذين آمنُوا و َّاتبع ْت ُهم ذُ ِّر َّي ُت ُهم بِِإ ٍ‬
‫يمان َأل َ‬
‫ْ َ‬ ‫َ َ َ َ ََ ْ‬
‫ين‬ ‫ام ِرٍئ بِما َكس ِ‬
‫ب َره ٌ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ْ‬
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi
sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur: 21).

Yaitu, apabila salah satu dari mereka berada di derajat yang tinggi dan satu lagi di bawah,
maka Allah kumpulkan di derajat yang tinggi. Sehingga mereka bisa berkumpul
sebagaimana mereka dahulu di dunia dikumpulkan.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Dalam Islam, masyarakat yang bahagia dan sejahtera itu tidak hanya diukur dari

pencapaian-pencapaian urusan duniawi, namun juga keberhasilan dalam perkara ukhrawi.

Sebuah tatanan masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika mereka

gagal dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang ada di dalamnya.

Dan jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan berbicara tentang

salah satu unsur terpenting dalam keluarga yang bernama: Anak.

Kalau kita bercermin pada keluarga Ibrahim ‘alaihissalam, sang anak itu “diperankan” oleh

sosok Isma’il ‘alaihissalam.

Inilah sosok anak saleh teladan sepanjang zaman yang kemudian diangkat menjadi seorang

nabi oleh Allah ’azza wajalla. Bahkan melalui keturunan Isma’il ’alaihissalam inilah kemudian

lahir sosok nabi dan rasul paling mulia sepanjang sejarah manusia dan alam semesta, yaitu

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Karena itu, di kesempatan mulia ini, marilah kita merenung sejenak untuk belajar dari

ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Belajar tentang betapa

pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai anak saleh bagi orang

tuanya di dunia dan akhirat.

Allah berfirman:

‫ص َل َعلَّ ُه ْم َي َت َف َّكر ُْو َن‬ َ ‫ُص ْال َق‬


َ ‫ص‬ ِ ‫َفا ْقص‬
“Maka ceritakanlah hai Muhammad, kisah-kisah  (orang terdahulu)  agar mereka mau

berfikir.” (QS. Al-A’raf: 176)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mencetak dan menghasilkan generasi saleh bukanlah perkara yang ringan, akan tetapi ia

adalah perkara yang sungguh sangat berat dan butuh banyak sekali pengorbanan-

pengorbanan.

Namun yakinlah siapa pun yang memiliki kesungguhan merealisasikannya, Allah Ta’ala

akan menunjukkan jalan mudah bagi kita.

Sebagaimana dalam firman-Nya,

َ ‫ِين ٰ َج َه ُدو ْا فِي َنا َل َنه ِد َي َّنهُم‌ ُس ُب َل َن ۚا َوِإنَّ ٱهَّلل َ َل َم َع ٱلمُحسِ ن‬


‫ِين‬ َ ‫َوٱلَّذ‬
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam  (mencari keridhaan)  kami, maka

kami  (Allah) akan menunjukkan pada jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama

orang-orang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut: 69)

Sesuai dengan judul khutbah kita pada siang hari ini, yaitu;
Meretas Generasi Soleh

Maka, di antara upaya untuk mewujudkan hal di atas adalah sebagai berikut:

Pertama: Orang tua terlebih dahulu berusaha untuk menjadi saleh.

Karena siap menjadi orang tua artinya siap menjadi teladan untuk keluarga, bukan sekedar

memberi makan, pakaian, dan mencukupi kebutuhan anak.

Keberhasilan Ibrahim ’alaihissalam mendapatkan karunia anak saleh seperti

Isma’il ’alaihissalamadalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya

menjadi seorang hamba yang saleh. Allah ’azza wajalla menegaskan:

َ ‫ت َل ُك ْم ُأسْ َوةٌ َح َس َن ٌة فِي ِإب َْراهِي َم َوالَّذ‬


‫ِين َم َع ُه‬ ْ ‫َق ْد َكا َن‬

“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang

bersamanya.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Pujian Allah ’azza wajalla untuk Ibrahim ’alaihissalam  ini tentu saja didapatkannya setelah ia

berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah ’azza wajalla.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kedua: Bersungguh-sungguhlah meminta dan mencita-citakan kepada Allah ‘azza

wajalla anugerah berupa anak saleh.

Allah Ta’ala mengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tentang hal itu di dalam al-

Quran:

َ ‫َربِّ َهبْ لِي م َِن الصَّالِح‬


‫ِين‬

“Wahai Rabbku, karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang saleh.” (QS.

al-Shaffat: 100)

‫ص َل ٰو ِة َومِن ُذرِّ َّيتِى َر َّب َنا َو َت َق َّب ْل ُد َعآ ِء‬


َّ ‫َربِّ اجْ َع ْلنِى ُمقِي َم ال‬

“Wahai Rabbku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku.  Wahai

Rabb  kami, kabulkanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Ini semua menunjukkan akan kesungguhan seorang ayah yaitu nabi Ibrahim dan juga cita-

cita besarnya.

Mungkin banyak di antara kita yang sekedar mau memiliki anak yang saleh. Tapi siapa di

antara kita yang sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan mata yang

berderai air mata?

Siapa di antara kita yang secara konsisten melangitkan doa-doa terbaiknya untuk keluarga

dan anak-anaknya?

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ketiga: Konsisten mencari rezeki yang halal untuk keluarga

Dalam pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh

terhadap perilakunya.
Karena itu, Islam mewajibkan kepada setiap orangtua untuk memberikan hanya makanan

halal yang diperoleh melalui harta yang halal kepada anak-anak mereka. Bahkan nafkah

yang halal untuk keluarga akan dinilai sebagai sedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫صدَ َق ًة‬ ْ ‫ َأ ْن َف َق َع َلى َأهْ لِ ِه َكا َن‬2‫ِإنَّ ْالمُسْ لِ َم ِإ َذا‬


َ ‫ت َل ُه‬
“Sesungguhnya seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya, maka itu akan

menjadi sedekah untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani)

Usaha memberi nafkah yang halal tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.

Dan untuk itu, kita harus selalu mengingat peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam tentang tantangan tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫اس َز َمانٌ الَ ُي َبالِي ْال َمرْ ُء َما َأ َخ َذ ِم ْن ُه َأم َِن ْال َحالَ ِل َأ ْم ِمنْ ْال َح َر ِام‬ ‫ْأ‬
ِ ‫َي تِي َع َلى ال َّن‬
“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi peduli apa yang ia

kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari yang haram?” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah juga telah berpesan:

‫ ال َّنا ُر َأ ْو َلى ِب ِه‬،ِ‫ت م َِن السُّحْ ت‬


َ ‫اَل َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة َلحْ ٌم َن َب‬

“Tidak akan masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas

untuknya.”  (HR. Al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikian materi khutbah Jumat tentang meretas/mencetak anak saleh yang dapat kami

sampaikan pada siang hari yang mulia ini, semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita

kekuatan untuk senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

ْ ‫ َف‬،ٍ‫اِئر ْالمُسْ لِ ِمي َْن ِمنْ ُك ِّل َذ ْنب‬


‫ َت ْغ ِفر ُْوهُ ِإ َّن ُه‬22‫اس‬ َ ‫َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ هذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر‬
ِ ‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم َول َِس‬
‫ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬.
‫‪KHUTBAH KEDUA ‬‬

‫ْك َلهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُ‪2‬د َأنَّ َن ِب َّي َنا‬


‫َأحْ َم ُد َربِّي َوَأ ْش ُك ُرهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُ‪2‬د َأنْ اَل ِإ َل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري َ‬
‫م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُ‪2‬ه‬
‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬ ‫ص ِّل َع َلى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس ٍ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫ِش َما َظ َه َر َو َما َب َطنْ ‪.‬‬ ‫الى‪َ .‬و َذ ُرو‪ْ 2‬ال َف َواح َ‬ ‫هللا َت َع َ‬‫اَمَّا َبعْ ُد‪َ :‬ف َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ! ِا َّتقُوا َ‬
‫هللا اَ َم َر ُك ْم ِبَأمْ ٍر َبدَ َأ‬‫اعةِ‪َ .‬واعْ َلم ُْوا‪َ 2‬أنَّ َ‬ ‫اع ِة َو ُحض ُْو ِر ْالجُمْ َع ِة َو ْال َج َم َ‬ ‫الط َ‬‫لى َّ‬ ‫ِظ ْوا َع َ‬ ‫َو َحاف ُ‬
‫الى َو َل ْم َي َز ْل َقاِئالً َعلِ ْيمًا‪ :‬اِنَّ َ‬
‫هللا َو َمالَِئ َك َت ُه‬ ‫ِف ْي ِه ِب َن ْفسِ هِ‪َ .‬و َث َّنى ِب َمالَِئ َك ِة قُ ْدسِ هِ‪َ .‬ف َقا َل َت َع َ‬
‫صلُّ ْوا‪َ 2‬ع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‬ ‫لى ال َّن ِبي َيا َأ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬ ‫ي َ‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪،‬‬ ‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫صلَّي َ‬‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى‬ ‫ار ْك َ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬و َب ِ‬ ‫ِإ َّن َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬ ‫ِ‬
‫ت ِإ َّن َ‬
‫ك‬ ‫مْوا ِ‬‫ت اَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأل َ‬ ‫ت َوالمْؤ ِم ِني َْن َوالمْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اغ ِفرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َ‪ْ2‬ن َوالمسْ لِ َما ِ‬ ‫الل ُه َّم ْ‬
‫َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّدعْ َو ِ‪2‬ة‬
‫ت‬‫الظلُ َما ِ‬ ‫ات َب ْي ِن َنا‪َ ،‬واهْ ِد َنا ُس ُب َل ال َّساَل م‪َ ،‬و َنجِّ َنا م َِن ُّ‬
‫ِ‬ ‫وب َنا‪َ ،‬وَأصْ ل ْ‪ِ2‬ح َذ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َألِّفْ َبي َْن قُلُ ِ‬
‫اركْ َل َنا فِي َأسْ مَاعِ َنا‪،‬‬ ‫ِش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪َ ،‬و َب ِ‬ ‫ور‪َ ،‬و َج ِّن ْب َنا ْال َف َواح َ‪2‬‬ ‫ِإ َلى ال ُّن ِ‬
‫ت ال َّتوَّ ابُ الرَّ حِي ُم‪،‬‬ ‫ك َأ ْن َ‬ ‫وب َنا‪َ ،‬وَأ ْز َوا ِج َنا‪َ ،‬و ُذرِّ يَّا ِت َنا‪َ ،‬و ُتبْ َع َل ْي َنا ِإ َّن َ‬ ‫ار َنا‪َ ،‬وقُلُ ِ‬ ‫ْص ِ‬‫َوَأب َ‬
‫ِين َل َها‪َ ،‬وَأ ِت ِممْ َها َع َل ْي َنا‬ ‫ْك‪َ ،‬ق ِابل َ‬ ‫ِك م ُْث ِني َْن ِب َها َع َلي َ‬ ‫ين لِن َِعم َ‬‫َواجْ َع ْل َنا َشاك ِِر َ‬
‫ِين ِإ َمامًا‬ ‫َر َّب َنا َهبْ َل َنا ِمنْ َأ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُرَّ َة َأعْ ي ٍُن َواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتق َ‬
‫اف‪ ،‬وال ِغ َنى‬ ‫والع َف َ‬‫ك الهُدَ ى‪ ،‬وال ُّت َقى‪َ ،‬‬ ‫اللَّ ُه َّم إ َّنا َنسْ َألُ َ‬
‫اب ال َّن ِ‬
‫ار‬ ‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ال ّد ْين‪2‬‬
‫صحْ ِب ِه و َ َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس ٍ‬‫صلَّى هللاُ َع َلى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو َ‬ ‫َو َ‬
‫َوآ ِخ ُر دَعْ َوا َنا َأ ِن ْال َحمْ ُد هلل َربِّ ْال َعا َل ِمي َْن‬

‫آء َوا ْل ُمن َك ِر َوا ْل َب ْغيِ‬ ‫ش ِ‬ ‫ان َوِإي َت آِئ ذِي ا ْلقُ ْر َبى َو َي ْن َهى َع ِن ا ْل َف ْح َ‬ ‫هللا َي ْأ ُم ُر ُك ْم ِبا ْل َع دْ ِل َو ْاِإل ْح َ‬
‫س ِ‬ ‫عِ َب ادَ هللاِ‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ‫اسَألُ ْو ُه مِنْ َف ْ‬
‫ضلِ ِه ُي ْعطِ ُك ْم َو َل ِذ ْك ُر ِ‬ ‫هللا ا ْل َعظِ ْي َم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬
‫‪َ .‬ي ِع ُظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّك ُر ْونَ ‪َ .‬ف ْاذ ُك ُروا َ‬

Anda mungkin juga menyukai