Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH 1

TEKS KHUTBAH JUMAT SINGKAT TENTANG HAKIKAT IMAN DAN TANDA-TANDANYA

‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد‬ ِ ‫اَحْل م ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي أَمرنَا بِاْ ِال ْعتِص ِام حِب ب ِل‬
َ ْ‫ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬،‫اهلل‬ َْ َ ََ ْ َْ
‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن تَبِ َع‬ ِِ ٍ
َ ‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آله َو‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫ َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ الَ نَيِب َّ َب ْع َده‬6‫َن حُمَ َّم ًدا‬
َّ ‫أ‬
‫ َّات ُقوا‬6‫ يَاأَيُّهاَ الَّ ِذيْ َن ءَ َامنُوا‬: ‫ال اهللُ َت َعاىَل‬ ِ ‫ أُو ِصي ُكم بَِت ْقوى‬،‫اهلل‬
َ ‫ َف َق‬،‫اهلل‬ َ ْ ْ ْ
ِ ‫ أ ََّما بع ُد؛ َفيا ِعباد‬.‫ه َداه‬
َ َ َ َْ ُ ُ
‫اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن‬. 

Jama’ah Jum’at Yang InsyaAllah di Rahmati Allah Swt

Wahai kaum Muslimin, marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,


menolong agama-Nya dan selalu berbuat taat kepada-Nya agar Dia memberikan
pertolongan dan pahala-Nya kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

َّ ‫ض أَ َقامُوا ال‬
‫صالَ َة‬ ِ ْ‫ِين إِن َّم َّك َّنا ُه ْم فِي ْاألَر‬
َ ‫الَّذ‬.  ‫هللا َل َق ِويٌّ َع ِزي ٌز‬
َ َّ‫ص ُرهُ إِن‬ ُ ‫َو َل َينص َُرنَّ هللاُ َمن َين‬
ُ َ
ِ ‫الز َكا َة َوأ َمرُوا ِب ْال َمعْ رُوفِ َو َن َه ْوا َع ِن ْالمُن َك ِر َوهَّلِل ِ َعاقِ َب ُة ْاألم‬
‫ُور‬ َّ ‫َو َءا َتوُ ا‬
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang
yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan
shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan
yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Qs al-Hajj/22:41-42)

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya iman itu tidak diperoleh hanya dengan berangan-


angan, tidak pula dengan berhias secara fisik, akan tetapi iman adalah apa yang terukir
dan tertanam di dalam hati. Dan bukti kejujuran iman itu adalah dengan mengerjakan
berbagai ketaatan dan menjauhi berbagai maksiat. Setiap orang bisa mengaku seorang
Muslim, bahkan lebih dari itu yaitu mengaku Mukmin. Setiap orang bisa
mengucapkan asyhadu allâ ilâha illallâh wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh.
Orang-orang munafik juga menyebut Allah Subhanahu wa Ta’ala , padahal mereka
berada di neraka yang paling dasar. Mereka datang kepada Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan, “Kami bersaksi bahwa
engkau adalah utusan Allah.” Mereka bersumpah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para Sahabatnya bahwa mereka beriman kepada beliau, padahal
sebenarnya mereka tidaklah demikian. Akan tetapi syahadat dan iman mereka tidaklah
bermanfaat bagi mereka dan mereka berada di neraka yang paling bawah, di bawah
orang-orang Musyrik, Atheis, Yahudi dan Nasrani. Karena syahadat dan iman mereka
tidak bersumber dari keyakinan dan keimanan, tidak pula karena sikap menerima dan
tunduk ke pada Allah Swt.

Allah Swt Berrfirman:

َ ‫اس َمنْ َيقُو ُل َءا َم َّنا ِباهَّلل ِ َوال َي ْو ِم األَخ ِِر َو َما هُم ِبم ُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ ِ ‫َوم َِن ال َّن‬
Di antara manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Qs al-
Baqarah/2:8)

Iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu. Iman itu membuahkan
perkataan yang baik dan amal shaleh. Iman juga menghasilkan kecintaan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti Rasul-Nya. Iman adalah kesungguhan,
amalan, ketekunan, kesabaran, menahan dan mencegah diri dari sesuatu disukai
maupun yang tidak disukai semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sesungguhnya iman memiliki tanda-tanda yang banyak. Allah Subhanahu wa
Ta’ala banyak menyebutkannya dalam al-Qur`ân dan Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa
sallam banyak menyebutkannya dalam haditsnya. Di antara contohnya adalah firman
Allah Swt Berfirman:

‫ت َع َلي ِْه ْم َءا َيا ُت ُه َزا َد ْت ُه ْم إِي َما ًنا َو َع َلى َرب ِِّه ْم‬ ْ ‫ِين إِ َذا ُذك َِر هللاُ َو ِج َل‬
ْ ‫ت قُلُو ُب ُه ْم َوإِ َذا ُتلِ َي‬ َ ‫إِ َّن َما ْالم ُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون الَّذ‬
‫ات‬ٌ ‫ًقا لَّ ُه ْم د ََر َج‬onًّ ‫ون َح‬
َ ‫ِك ُه ُم ْالم ُْؤ ِم ُن‬ َ ‫ أ ُ ْو َلئ‬. ‫ون‬
َ ُ‫صالَ َة َو ِممَّا َر َز ْق َنا ُه ْم يُنفِق‬ َّ ‫ُون ال‬َ ‫ِين ُيقِيم‬َ ‫ الَّذ‬. ‫ون‬َ ُ‫َي َت َو َّكل‬
‫عِ ن َد َرب ِِّه ْم َو َم ْغف َِرةٌ َو ِر ْز ٌق َك ِري ٌم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakal. (yaitu) Orang-
orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb-nya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia.” (Qs al-Anfâl/8:2-4)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman berfirman:

َ ‫ُورةٌ َف ِم ْنهُم مَّن َيقُو ُل أَ ُّي ُك ْم َزادَ ْت ُه َه ِذ ِه إِي َما ًنا َفأَمَّا الَّذ‬ ُ
‫ِين َءا َم ُنوا َف َزا َد ْت ُه ْم إِي َما ًنا َو ُه ْم‬ َ ‫تس‬ ِ ‫َوإِ َذا َمآأ‬
ْ ‫نز َل‬
. ‫ُون‬ َ ‫وب ِهم م ََّرضٌ َف َزادَ ْت ُه ْم ِرجْ سًا إِ َلى ِرجْ سِ ِه ْم َو َما ُتوا َو ُه ْم َكافِر‬ ِ ُ‫ِين فِي قُل‬ َ ‫ َوأَمَّا الَّذ‬. ‫ُون‬
َ ‫َيسْ َت ْبشِ ر‬
َ ‫ُون َوالَ ُه ْم َي َّذ َّكر‬
‫ُون‬ ِ ‫ون فِي ُك ِّل َع ٍام مَّرَّ ًة أَ ْو َمرَّ َتي‬
َ ‫ْن ُث َّم الَ َي ُتوب‬ َ ‫أَ َوالَ َي َر ْو َن أَ َّن ُه ْم ُي ْف َت ُن‬
“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik)
ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan
(turunnya) surat ini?” adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati
mereka ada penyakit, maka dengan suroh itu bertambah kekafiran mereka, di samping
kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. Dan tidaklah
mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali
setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil
pelajaran? (Qs at-Taubah/9:124-126)

Jama’ah Jum’at Yang InsyaAllah di Rahmati Allah Swt

Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, adakah di antara kita yang menyandang kedudukan


sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas? Adakah dari kita, ketika nama
Allah Subhanahu wa Ta’ala disebut, hatinya menjadi takut kemudian mengagungkan-
Nya. Adakah  dari kita, ketika ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dibacakan, imannya
menjadi bertambah dan mereka merasa gembira karena telah merasakan manisnya
bisa membenarkan dan mengamalkan hukum-hukumnya? Adakah dari kita yang
mewujudkan tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? hanya bersandar
kepada-Nya serta tidak menggantungkan diri kepada selain-Nya? Adakah dari kita yang
mengerjakan shalat sesuai yang tuntutan agama, dengan cara menjaga shalat itu dan
menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya? Adakah dari kita yang
menginfakkan sebagian rezekinya yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan cara membayar zakat dan menutup kekurangan kaum kerabat dan
orang-orang fakir miskin?

Wahai  Jama’ah Jum’at Yang InsyaAllah di Rahmati Allah Swt

Marilah sejenak kita memikirkan keadaan saudara kita sesama Muslim. Jika kita
perhatikan keadaan mereka saat ini – tidak hanya di daerah kita saja, akan tetapi di
seluruh daerah islam atau wilayah Islam, kita sering menemukan mereka bukanlah
Muslim dan Mukmin sejati, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah Swt. Mulai
yang kaya hingga yang miskin, mereka meremehkan (agama) dan tidak menunaikan
hak-hak Allah Swt yang menjadi kewajiban mereka sebagai hamba-Nya. Penyepelean
dalam perkara keimanan maupun keyakinan dan penyepelean dalam akhlak dan
pemeliharaanya. banyak umat Islam yang meremehkan masalah keimanan dan
keyakinan sebagaimana mereka juga  meremehkan masalah akhlak dan penjagaannya
serta meremehkan amalan. Mereka menyepelekan keimanan dengan menjadikan
mahluk sebagai kholik; kita dapati dalam hati mereka ada keraguan terhadap berita dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya berupa perkara-perkara ghaib. Mereka ragu
dengan keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak merasa ragu dengan
keberadaan diri mereka. Padahal, orang yang ragu dengan keberadaan
Allah Subhanahu wa Ta’ala, seharusnya dia ragu dengan keberadaan dirinya dengan
alasan karena tidak satu pencipta pun selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagian
kaum Muslimin sekarang ini jika nama Allah Swt disebut di sisinya, hatinya tidak
bergetar sedikit pun, seolah-olah sesuatu yang disebut di sisinya itu tidak lebih hanya
sesuatu yang membuat hatimereka takut. Apabila ayat-ayat Allah Subhanahu wa
Ta’ala dibacakan kepada mereka, iman mereka tidak bertambah, bahkan hatinya
bertambah semakin kotor. Mereka mengolok-olok ayat-ayat Allah Swt dan bersikap
sombong  terhadap hukum-hukumnya. Sebagian kaum Muslimin saat ini, tidak
bertawakal kepada Allah Swt, bahkan sebaliknya, mereka  bersandar pada sebab-
sebab yang bersifat serba materi secara utuh. Karena itulah, kita dapati mereka tidak
mengikuti syariat Islam dalam mencari rezeki. Mereka beranggapan bahwa cara-
cara syar`i hanya akan mempersempit pintu rezeki. Sehingga, mereka mencari rezeki
dengan cara apapun, tidak peduli itu halal atau haram. Sebagian umat Islam ada juga
mencari keamanan dan keselamatan kepada kuburan, dukun dan bentuk musuh-musuh
Allah Swt lainnya, sehingga hal itu  mengakibatkan mereka loyal kepada mereka pada
sebagian perkara yang menyelisihi syariat Islam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
‫ك‬ َ ِ‫ َذل‬. ‫ارهِم مِّن َبعْ ِد َما َت َبي ََّن َل ُه ُم ْالهُدَى ال َّش ْي َطانُ َس َّو َل َل ُه ْم َوأَ ْم َلى َل ُه ْم‬ َ
ِ ‫ِين ارْ َت ُّدوا َع َلى أ ْد َب‬َ ‫إِنَّ الَّذ‬
‫ْف إِ َذا‬ َ ‫ض ْاألَم ِْر َوهللاُ َيعْ َل ُم إِسْ َر‬
َ ‫ َف َكي‬. ‫ار ُه ْم‬ ِ ْ‫ِين َك ِرهُوا َما َن َّز َل هللاُ َس ُنطِ ي ُع ُك ْم فِي َبع‬ َ ‫ِبأ َ َّن ُه ْم َقالُوا لِلَّذ‬
‫هللا َو َك ِرهُوا ِرضْ َوا َن ُه‬ َ ‫ َذل َِك ِبأ َ َّن ُه ُم ا َّت َبعُوا َمآأَسْ َخ َط‬. ‫ار ُه ْم‬ َ ‫ُون وُ جُو َه ُه ْم َوأَ ْد َب‬ َ ‫َت َو َّف ْت ُه ُم ْال َمالَ ِئ َك ُة َيضْ ِرب‬
‫َفأَحْ َب َط أَعْ َما َل ُه ْم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah
petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa)
dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya
mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa
yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi), ‘Kami akan mematuhi kamu dalam
beberapa urusan’, sedang Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan
mereka) apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka
mereka dan punggung mereka? Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka
membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (Qs
Muhammad/25-28)

Mereka adalah orang-orang yang berloyal kepada musuh-musuh Islam pada sebagian
perkara yang menyelisihi syariat. Mereka menempuh jalan yang menyimpang ini tiada
lain karena lemahnya tawakal mereka kepada Allah Swt dan kuatnya tawakal mereka
kepada selain-Nya. Mereka membela musuh-musuh Allah Swt habis-habisan karena
mereka kuat dalam hal materi. Mereka mengira segala sesuatu bisa mereka raih.
Mereka lupa bahwa yang menciptakan mereka lebih dahsyat kekuatannya dari pada
orang-orang yang mereka bela. Sesungguhnya kekuatan yang mereka kagumi dari
musuh-musuh Allah Swt tersebut bisa mereka dapatkan jika mereka mau bertawakal
kepada Allah Swt dan mengerjakan sebab-sebab yang menyebabkan datangnya
pertolongan Allah Swt dengan cara menegakkan agama-Nya dan menerapkan syariat
itu pada diri-diri mereka dan orang-orang yang loyal kepada  mereka. Karena, jika
mereka mengerjakan yang demikian, maka Allah Swt akan bersama mereka. Dan siapa
yang bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia akan menang. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman.

‫ان َعلِيمًا َق ِديرً ا‬ ِ ْ‫ت َوالَفِي ْاألَر‬


َ ‫ض إِ َّن ُه َك‬ ِ ‫ان هللاُ لِيُعْ ِج َزهُ مِن َشىْ ٍء فِي ال َّس َم َاوا‬
َ ‫َو َما َك‬
Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (Qs Fâthir:44)
Saat ini ada sebagian kaum Muslimin yang tidak menegakkan shalat dan tidak pula
menjaganya. Mereka tidak menunaikannya sesuai dengan sunnah Rosulullah, tidak
menyempurnakan syarat-syarat dan rukun-rukunnya serta kewajiban-kewajibannya.
Mereka tidak memperhatikan masalah thaharah, sudahkah mereka telah
menyempurnakan thaharah itu ataukah belum. Mereka tidak mengerjakan shalat tepat
waktu, tidak pula menunaikannya dengan tuma`ninah, baik ketika duduk, ruku`, maupun
sujudnya. Bahkan sebagian mereka yang mengaku Muslim, ada yang tidak
melaksanakan shalat sama sekali, bahkan lebih dari itu, mereka mengolok-olok orang-
orang yang mengerjakan shalat. Ada juga sebagian kaum Muslimin mereka yang
pekerjaannya hanya mengumpulkan harta benda saja dan menahan diri mereka untuk
berinfak. Mereka tidak menunaikan zakat, sedekah maupun infak sama sekali kepada
orang-orang yang berhak. Mereka membelanjakan sebagian besar hartanya untuk hal-
hal yang tidak bermanfaat. Bahkan terkadang untuk sesuatu yang diharamkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ِّ ‫ت َو‬
‫الذ ْك ِر‬ ِ ‫ َو َن َف َع ِنيْ َوإِيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن ْاآل َيا‬،‫آن ْال َعظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
ْ
‫ال َح ِكي ِْم‬.
َ ‫أَقُو ُل َق ْو لِي َه َذا َوأَسْ َت ْغ ِف ُر‬.
‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ ِا َّن ُه ه َُو ْال َغفُو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬

Anda mungkin juga menyukai