Anda di halaman 1dari 10

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َج َع َل أُ َّمتَنَا أُ َّمةَ ا ِإل ْساَل ِم َخ ْي ُر أُ َّم ٍة‪َ ،‬وبَ َع َ‬
‫ث إِلَ ْينَا َرسُوْ الً يَ ْتلُوْ َعلَ ْينَا آيَاتِ ِه َويُزَ ِّك ْينَا‬
‫ك لَهُ أَ ْك َم َل لَنَا ال ِد ْينَ َوأَتَ َّم َعلَ ْينَا‬ ‫َاب َوال ِح ْك َمةَ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬ ‫َويُ َعلِّ ُمنَا ال ِكت َ‬
‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه‬ ‫ث لِ ْل َعالَ ِم ْينَ هُدًى َو َرحْ َمةً‪َ ،‬‬ ‫النِ ْع َمةَ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َم ْبعُوْ ُ‬
‫‪َ .‬و َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع ْينَ‬

‫‪:‬أَ َّما بَ ْع ُد أَيُّهَا ال ُم ْؤ ِمنُوْ نُ ِعبَا َد هللاِ‬

‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم‬ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫ين آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬
‫ُم ْسلِ ُم َ‬
‫ون‬

‫ق ِم ْنهَا‬
‫س َوا ِح َد ٍة َو َخلَ َ‬‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُ َ‬
‫ون‬ ‫َز ْو َجهَا َوبَ َّ‬
‫بِ ِه َواأْل َرْ َحا َم إِ َّن هَّللا َ َك َ‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬

‫ين آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم‬ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬

‫‪Jamaah Jumah rahimakumullah‬‬

‫‪Hamba yang dhoif, hamba yang fakir selaku khatib pada hari ini izinkan‬‬
‫‪untuk berwasiat terutama kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian‬‬
‫‪agar senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam setiap keadaan.‬‬
‫‪Dalam keadaan sendiri maupun di tengah keramaian. Dalam keadaan‬‬
‫‪tersembunyi maupun terang-terangan. Dalam keadaan pandemic‬‬
‫‪ataupun new normal. Allah Ta’ala berfirman,‬‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-


benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.” [Quran Ali Imran: 102].

Berdasarkan ayat ini, kita diperintahkan untuk bersungguh-sungguh


dalam meniti jalan takwa. Menaati perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan firman Allah
“Janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”,
maksudnya, jagalah Islam saat kalian sehat dan dalam keadaan aman
sehingga kalian wafat dalam keadaan Islam.

Dari sini bisa kita ketahui, orang-orang yang wafat dalam keadaan
membaca Alquran, sedang shalat, sedang mempelajari agama, bukanlah
sesuatu yang sifatnya insidental, tapi ini merupakan kebiasaan dalam
hidup mereka sehingga Allah wafatkan mereka dalam keadaan tersebut.
Husnul khotimah.

Sebaliknya, orang-orang yang wafat dalam keadaan berdosa. Sedang


berzina, berjudi, meminum khamr, mencuri kemudian dipukuli dan
mati, itu adalah kebiasaan mereka. Sehingga Allah wafatkan mereka
dalam keadaan su-ul khotimah. Semoga Allah melindungi kita dari yang
demikian.

Kita kita berada di masa yang diistilahkan new normal. Adaptasi


kenormalan baru. Meskipun aktifitas mulai berjalan, masih banyak
kendala dan keterbatasan. Sebagian masih bekerja dari rumah (WFH,
work from home), pendidikan juga diselenggarakan dengan cara belajar
dari rumah (LFH, learn from home). Pandemi memang merupakan masa
sulit.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Alhamdulillah hari ini kita masih bisa menyelenggarakan Sholat Jumat


dan sholat idul adha 1441 H. Maka sepatutnya kita bersyukur kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memanjangkan umur kita dan
menganugerahkan demikian banyak nikmat kepada kita. Semoga Allah
menjaga kita semua dan segera mengangkat virus corona dari dunia.

Saat ini kita berada di masa yang diistilahkan new normal. Adaptasi
kenormalan baru. Meskipun aktifitas mulai berjalan, masih banyak
kendala dan keterbatasan. Sebagian masih bekerja dari rumah (WFH,
work from home), pendidikan juga diselenggarakan dengan cara belajar
dari rumah (LFH, learn from home). Pandemi memang merupakan masa
sulit.

Lalu apa yang perlu menjadi agenda khusus kita di masa sulit?
Beruntunglah kita sebagai umat Islam. Bertabur demikian banyak
contoh dan keteladanan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Termasuk bagaimana beliau menghadapi masa sulit. Setidaknya, ada
tiga amal yang kita dapatkan dari agungnya keteladanan beliau.

1. Meningkatkan Iman dan Kesabaran

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Agenda utama kita di masa sulit, termasuk masa new normal ini, adalah
meningkatkan iman dan kesabaran. Wabah atau pandemi, yang dalam
bahasa hadits disebut tha’un, merupakan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.

َ ‫أَنَّهُ َك‬
ً‫ فَ َج َعلَهُ هَّللا ُ َرحْ َمة‬، ‫ان َع َذابًا يَ ْب َعثُهُ هَّللا ُ َعلَى َم ْن يَ َشا ُء‬
َ ِ‫لِ ْل ُم ْؤ ِمن‬
‫ين‬

“Sesungguhnya ia (thaun) adalah adzab yang dikirim Allah kepada


siapa yang dikehendaki-Nya. Lalu Allah menjadikannya rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (HR. Bukhari)

Ia menjadi ujian, yang harus disikapi dengan meningkatkan iman dan


kesabaran. Dimulai dari keyakinan bahwa kita dari Allah dan akan
kembali kepada-Nya. Demikian pula segala yang kita miliki, semuanya
adalah pemberian Allah. Dialah pemilik sejati yang sewaktu-waktu bisa
mengambilnya kembali.

ِ ‫ص ِم َن اأْل َ ْم َو‬
‫ال‬ ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ِ ‫ف َو ْالج‬ ِ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِم َن ْال َخ ْو‬
ٌ‫صيبَة‬ َ َ‫ين إِ َذا أ‬
ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُم‬ َ ‫ الَّ ِذ‬. ‫ين‬ ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬
َ ‫ت َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِر‬ ِ ُ‫َواأْل َ ْنف‬
‫ُون‬
َ ‫اجع‬ ِ ‫قَالُوا إِنَّا هَّلِل ِ َوإِنَّا إِلَ ْي ِه َر‬

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
“Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al Baqarah: 155-156)

Termasuk di antara tanda kesabaran di masa pandemi, meyakini bahwa


tidak ada yang bisa menimpa kita kecuali apa yang ditetapkan Allah.
Keyakinan ini menjadi salah satu syarat mendapat pahala mati syahid di
masa pandemi. Sebagaimana lanjutan hadits di atas:

‫ يَ ْعلَ ُم أَنَّهُ لَ ْن‬، ‫صابِرًا‬ ُ ‫ْس ِم ْن َع ْب ٍد يَقَ ُع الطَّا ُع‬


ُ ‫ون فَيَ ْم ُك‬
َ ‫ث فِى بَلَ ِد ِه‬ َ ‫فَلَي‬
‫ان لَهُ ِم ْث ُل أَجْ ِر ال َّش ِهي ِد‬
َ ‫ إِالَّ َك‬، ُ‫ب هَّللا ُ لَه‬
َ َ‫صيبَهُ إِالَّ َما َكت‬
ِ ُ‫ي‬

“Tidak seorang pun hamba yang ditimpa thaun lalu tetap tinggal di
negerinya dalam keadaan sabar dan mengetahui tidak ada yang
menimpa dirinya kecuali apa yang ditetapkan Allah untuknya, maka
baginya seperti pahala mati syahid.” (HR. Bukhari)

2. Menumbuhkan Optimisme

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,


Amal kedua yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
di masa-masa sulit adalah menjaga optimisme. Beliau mengajarkan
sikap optimis kepada para sahabat.

Misalnya saat terjadi perang Ahzab. Saat itu, 10.000 pasukan koalisi
(ahzab) gabungan dari kafir Quraisy, Ghatafan dan kabilah-kabilah lain
hendak menyerbu Madinah. Padahal di Madinah, jumlah seluruh laki-
laki hanya ada 3.000 orang.

Maka untuk menahan laju serangan pasukan ahzab, dibuatlah parit besar
(khandaq) atas usulan Salman Al Farisi. Perang itu kemudian juga
dikenal dengan nama perang khandaq.

Masa-masa membuat khandaq adalah masa-masa sulit. Waktunya


sangat terbatas karena pasukan ahzab sudah bergerak dan mengepung
Madinah. Demikian sulitnya waktu itu, sampai-sampai tidak ada waktu
sholat. Hingga pernah sholat Zhuhur, Ashar, Maghrib dan isya’ dijamak
dalam satu waktu.

Semua sahabat turut bekerja keras membangun parit pertahanan.


Menggali dan menghancurkan bebatuan. Saat menghadapi batu besar
yang mereka tidak mampu memecahkannya, para sahabat meminta
bantuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah memang
andalan dalam segala hal, termasuk kekuatan.

Maka Rasulullah memukul batu itu dengan kapak. Ketika berhasil


memecahkan sepertiganya, memancar kilatan api dan beliau
mengucapkan, “Allaahu akbar! Aku telah diberi kunci-kunci Syam.
Demi Allah, sekarang saya melihat istana yang merah.”

Beliau melanjutkan dengan pukulan kedua. Keluar kilatan api saat


beliau berhasil menghancurkan sepertiga berikutnya. “Allaahu akbar!
Aku telah diberi kunci-kunci Persia. Demi Allah, saya melihat istananya
yang putih.”

Beliau melanjutkan dengan pukulan kedua. Kembali keluar kilatan api


saat beliau berhasil menghancurkan batu itu. “Allaahu akbar! Aku telah
diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah, kulihat pintu-pintu Shan’a dari
tempatku ini.”

Lihatlah bagaimana Rasulullah di masa sulit yang untuk buang air kecil
saja tidak sempat, beliau mengabarkan kemenangan demi kemenangan
Islam. Lihatlah bagaimana Rasulullah di masa sulit yang untuk sholat
saja harus dijamak, beliau mengabarkan penaklukan demi penaklukan.

Optimisme para sahabat juga bangkit. Jangka pendek, Allah


memenangkan mereka di perang Ahzab itu. Jangka panjang, Syam,
Persia dan Yaman semuanya futuh. Yaman menjadi negeri muslim
dengan dai utamanya Mu’adz bin Jabal. Syam yang semula dikuasai
Romawi kemudian menjadi negeri Islam khulafaur rasyidin. Bahkan
Persia taklut dalam perang qadisiyah di masa Umar bin Khattab.

Optimisme ini harus selalu hadir. Harapan itu masih ada. Dan dua ayat
dalam surat Al Insyirah menjadi inspirasi kita.

ِ ‫ إِ َّن َم َع ْال ُعس‬. ‫ْر يُ ْسرًا‬


‫ْر يُ ْسرًا‬ ِ ‫فَإِ َّن َم َع ْال ُعس‬
Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah:
5-6)

Optimis ini harus hadir dalam jiwa kita. Bahwa pandemi akan berlalu.
Kemudahan akan datang. Pertolongan Allah akan tiba.

3. Meningkatkan Kapasitas

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Amal ketiga yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam


di masa-masa sulit adalah meningkatkan kapasitas. Kita bisa melihat
saat beliau menghadapi masa sulit di Makkah. Saat terjadinya
pemboikotan.
Waktu itu, Bani Hasyim yang melindungi Rasulullah diboikot oleh kafir
Quraisy. Diliputi amarah permusuhan kepada Rasulullah dan kegeraman
atas perlindungan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib, orang-orang
musyrikin Makkah berkumpul di kediaman Bani Kinanah pada
Muharram tahun ketujuh kenabian. Mereka membuat kesepakatan
bersama. Sebuah pakta perjanjian yang penuh kezaliman. Memboikot
Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib.

Pakta perjanjian itu ditulis oleh Baghid bin Amir bin Hisyam pada
sebuah shahifah. Isinya adalah poin-poin sebagai berikut:

 Tidak boleh melakukan jual beli dengan Bani Hasyim dan Bani
Abdul Muthalib
 Tidak boleh menikah dengan mereka
 Tidak boleh mengunjungi, bertamu, berbicara dan berinteraksi
dengan mereka
 Tidak boleh menerima perjanjian damai dengan mereka
 Tidak boleh berbelas kasihan kepada mereka

Pemboikotan membuat Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib


mengalami penderitaan yang mengenaskan. Mereka terpaksa memakan
apa saja demi bertahan hidup. Termasuk dedaunan dan kulit binatang.
Pernah mereka menemukan kulit unta. Lalu dibersihkan dan dibakar,
setelah itu dilunakkan agar bisa disimpan dan dijadikan makanan untuk
tiga hari.

Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah terus mentarbiyah para sahabat.


Jadilah kapasitas para sahabat nabi meningkat pesat. Rasulullah juga
tetap melanjutkan dakwahnya, memanfaatkan setiap waktu untuk
mengajak manusia hanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semestinya, masa-masa sulit saat pandemi juga kita isi dengan


meningkatkan kapasitas. Ketika kita banyak di rumah dan banyak waktu
luang, pelajari hal-hal baru. Banyak tilawah, banyak tadabbur, banyak
membaca, bahkan kalau perlu ikuti pelatihan-pelatihan online. Kelak
ketika masa kembali normal dan muncul banyak peluang, kita sudah
siap menyambutnya dengan kapasitas kita.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Semoga kita semua dimudahkan Allah dan senantiasa dijaga-Nya.
Menjadi hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa serta meningkatkan
kesabaran.

Di masa pandemi ini, kita tetap optimis dan menjaga optimisme. Serta
Allah mudahkan kita untuk meningkatkan kapasitas sehingga kelak kita
keluar dari masa sulit menjadi pribadi-pribadi yang siap berkontribusi
lebih untuk umat dan peradaban.

Dan semoga dengan tiga amalan tadi, Allah merahmati kita dan kelak
memasukkan kita ke dalam surga-Nya. Amin ya Robbal Alamin.
‫‪Khutbah Kedua dari Khutbah Jumat New Normal‬‬

‫ق لِي ْ‬
‫ُظ ِه َرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه‬ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي أَرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُدَى َو ِدي ِن ْال َح ِّ‬
‫ك لَهُ‪ ،‬وأشه ُد‬ ‫أن ال إلَهَ إال هللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِري َ‬ ‫َولَوْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكونَ ‪ .‬أَ ْشهَ ُد ْ‬
‫ار ْك َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫ورسُولُه‪ .‬اَللَّهُ َّم َ‬ ‫أن ُم َح َّمدًا ع ْب ُده َ‬ ‫َّ‬
‫أَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن إِلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬

‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمونَ‬


‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬

‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َما قَ َّد َم ْ‬
‫ت لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ‬
‫خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُونَ‬

‫ُصلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا َ‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه‬ ‫إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ ي َ‬
‫َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬

‫صلَّيْتَ عَل َى إِب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى ِ‬


‫آل‬ ‫َلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ َ‬
‫صلِّ عَل َى ُم َح َّم ٍد َوع َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫إِب َْرا ِه ْي َم إِنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّهُ َّم با َ ِر ْك ع َ‬
‫َلى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫َلى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم إِنـ َّ َ‬ ‫با َ َر ْكتَ ع َ‬
‫َلى إِب َْرا ِه ْي َم َوع َ‬

‫ت‪ ،‬األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت‪ ،‬إِنَّكَ َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال ُّدعَا ِء‪َ .‬ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوإِل ِ ْخ َوانِنَا‬ ‫َواألَ ْم َوا ِ‬
‫الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِاإْل ِ ي َما ِن َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاًّل لِلَّ ِذينَ آَ َمنُوا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫ك‬
‫ك َرحْ َمةً‬‫وف َر ِحي ٌم ‪َ .‬ربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬
‫َر ُء ٌ‬
‫إِنَّكَ أَ ْنتَ ْال َوهَّابُ‬

‫صفُوْ فَهُ ْم‪َ ،‬وأَجْ ِم ْع َكلِ َمتَهُ ْم َعلَى‬


‫اإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪َ ،‬و َوحِّ ِد اللَّهُ َّم ُ‬
‫اللَّهُ َّم أَ ِع َّز ِ‬
‫ب ال َّسالَ َم َواألَ ْمنَ لِ ِعبا ِدكَ أَجْ َم ِعينَ ‪.‬‬
‫ال َحقِّ‪َ ،‬وا ْك ِسرْ َشوْ َكةَ الظَّالِ ِمينَ ‪َ ،‬وا ْكتُ ِ‬
‫ت األَرْ ِ‬
‫ض‪،‬‬ ‫ت ال َّس َماء َوأَ ْخ ِرجْ لَنَا ِم ْن َخ ْي َرا ِ‬
‫اللَّهُ َّم أَ ْن ِزلْ َعلَ ْينَا ِم ْن بَ َر َكا ِ‬
‫ارنَا َو ُزرُوْ ِعنَا و ُك ِّل أَرزَ اقِنَا يَا َذا ْال َجالَ ِل َوا ِإل ْك َر ِام ‪.‬‬
‫ار ْك لَنَا في ثِ َم ِ‬
‫َوبَ ِ‬
‫َربَّنَا آتِنَا في ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬

‫ِعبَا َد هللاِ ‪:‬إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوا ِإلحْ َسا ِن َوإِ ْيتَا ِء ِذي القُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ‬

Anda mungkin juga menyukai