Adapun pengertian dalil Naqli adalah dalil yang bersumber dari Al qur’an, As Sunnah
dan Ijma’ para ulama yang diambil dari intisari Al qur’an dan As sunnah. Dalil ini
merupakan dalil pokok yang menjadi dasar dalam penetapan hukum islam dan Aqidah.
Contoh dalil naqli tentang iman kepada Allah SWT:
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
(QS.an-Nisaa’ [4]:136)
َّ ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا ا ت َّق ُ وا
َّللا َ َو آ ِم ن ُ وا ب ِ َر سُ و لِ ِه ي ُ ْؤ ت ِ كُ ْم ِك فْ ل َ يْ ِن ِم ْن َر ْح َم ت ِ ِه
ٌور َر ِح ي م ٌ ُ َّللا ُ غَ فَّ َو ي َ ْج ع َ ْل ل َ كُ ْم ن ُو ار ا ت َ ْم شُ و َن ب ِ ِه َو ي َ غْ فِ ْر ل َ كُ ْم ۚ َو
28. Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah
kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan
untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.al-Hadiid [57] : 28).
2. Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan
kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-
kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. (QS.Muhammad [47]:2).
ۚ ه ُ َو ال َّ ِذ ي أ َنْ زَ َل ال سَّ ِك ي ن َ ة َ ف ِ ي ق ُل ُ و بِ الْ ُم ْؤ ِم ن ِ ي َن لِ ي َ ْز د َا د ُوا إ ِ ي َم ا ن ا ا َم َع إ ِ ي َم ا ن ِ ِه ْم
َّ ض ۚ َو كَ ا َن
َّللا ُ عَ لِ ي ام ا َح ِك ي ام ا ِ اْل َ ْرْ ت َو ِ او ا َ َو ِ ََّّلل ِ ُج ن ُو د ُ ال سَّ َم
4. Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan
mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara
langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS.al-Fath [48]:4).
16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan
nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS at-taghaabun [64]:16)
1
1
Dr.Muhammad syahrur,Islam dan iman (Yogyakarta:IRCiSoD,2015)Hal.54
ق َو الْ َم غْ ِر بِ َو ٰل َ ِك َّن الْ ب ِ َّر ِ ش ِر ْ ْس الْ ب ِ َّر أ َ ْن ت ُ َو ل ُّوا ُو ُج و هَ كُ ْم ق ِ ب َ َل الْ َم
َ ل َي
اَّلل ِ َو الْ ي َ ْو ِم ْاْل ِخ ِر َو الْ َم ََل ئ ِ كَ ِة َو الْ ِك ت َا بِ َو ال ن َّ ب ِ ي ِ ي َن َو آ ت َى
َّ ِ َم ْن آ َم َن ب
الْ َم ا َل عَ ل َ ٰى ُح ب ِ ِه ذ َ ِو ي الْ ق ُ ْر ب َ ٰى َو الْ ي َ ت َا َم ٰى َو الْ َم سَ ا ِك ي َن َو ا بْ َن ال سَّ ب ِ ي ِل
الز كَ ا ة َ َو الْ ُم و ف ُو َن َّ ص ََل ة َ َو آ ت َى َ َ الر ق َا بِ َو أ َق
َّ ام ال ِ َو ال سَّ ا ئ ِ لِ ي َن َو ف ِ ي
ص ا ب ِ ِر ي َن ف ِ ي الْ ب َأ ْسَ ا ِء َو ا ل ض ََّّر ا ِء َو ِح ي َن َّ ب ِ ع َ ْه ِد ِه ْم إ ِ ذ َا عَ ا هَ د ُوا ۚ َو ال
ك هُ مُ ا لْ ُم ت َّق ُو َنَ ِ ص د َق ُوا ۚ َو أ ُو ٰل َ ئ َ ك ال َّ ِذ ي َنَ ِ الْ ب َأ ْ ِس ۚ أ ُو ٰل َ ئ
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan
dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-
orang yang bertakwa. (QS.al-baqoroh [1]:177).2
2
Agus hidayatullah,Lc.,M.A.,Al-qur’an transliterasi per kata dan terjemah per kata(Bekasi:Cipta bagus
segara,2011)Hal.27.
DALIL AQLI TENTANG IMAN KEPADA ALLAH SWT
Adapun pengertian dalil aqli adalah dalil yang didasarkan akal pikiran manusia. Dalil ini tidak
bisa dijadikan sandaran mutlak. Namun dalil ini seringkali digunakan untuk memperkuat dalil-
dalil naqli yang ada.
Katakanlah olehmu (wahai Sufyan, jika kamu benar-benar hendak memeluk Islam): Saya telah
beriman akan Allah; kemudian berlaku luruslah kamu. (HR. Taisirul Wushul, 1: 18).
Manusia yang paling bahagia memperoleh syafaat-Ku di hari kiamat, ialah: orang yang
mengucapkan kalimat La ilaha illallah. (HR. Muslim, Taisirul Wushul, 1: 12).
Barangsiapa mati tidak memperserikatkan Allah dengan sesuatu, pasti masuk surga. Dan
barangsiapa mati tengah memperserikatkan Allah dengan sesuatu, pasti masuk neraka. (HR.
Muslim, Taisirul Wushul, 1: 12.3
3
Syaikh Abdurrahman bin hasan alu asy-syaikh,Fath majid(Jakarta:Darul haq,2009)Hal.169
Cara Beriman Kepada Allah SWT. (Ijmali dan Tafshili)
Beriman kepada Allah SWT adalah akar atau pokok dari keseluruhan isi dari rukun iman.
Bila seseorang iman kepada Allah, maka orang tersebut juga wajib beriman kepada malaikat,
rasul, kitab Allah, qada, dan qadar, serta hari kiamat.
Semua adalah satu kesatuan, untuk itu beriman kepada Allah haruslah tertanam dengan
benar. Jika tidak, kesalahan juga akan berimbas pada keimanan yang lain. Bila tak segera
dibenarkan akan merusak ibadah seorang mukmin secara keseluruhan.
Contohnya, ditengah masyarakat tak jarang kita menjumpai seorang atau sekelompok
mukmin yang beribadah menyalahi ajaran Islam. Padahal orang tersebut beriman kepada Allah
dan mengaku seorang muslim.
Iman kepada Allah, ada dua pandangan umum dan khusus mengenai cara-cara tersebut. Di
antaranya:
1. Ijmali
2. Tafshili
Ini merupakan cara beriman kepada Allah secara lebih terperinci.
Maksudnya, kita wajib percaya bahwa Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan
makhluk ciptaan-Nya.
Iman kepada Allah secara tafsili, artinya percaya dengan sepenuh hati kepada Allah SWT.
secara mendalam dalam hal ini dengan mengetahui sifat wajib, sifat mustahil, dan jaiz bagi-Nya
bedasarkan dalil naqli ataupun dalil aqli (pemikiran murni).
Salah satu buktinya ialah Asmaul Husna. Nama-nama Allah yang dianjurkan untuk
disebutkan dalam doa dan dihafalkan untuk diresapi makna yang terkandung di dalamnya.
c. ُ( فِ ْع ُل ُك ِل ُم ْم ِك ٍن أ َ ْو ت َ ْر ُكهFi’lu kulli mumkinin au tarkuhu). Sifat yang mungkin bagi Allah
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai kehendak-Nya. Dengan kata lain, apapun
yang Allah lakukan tidak ada yang menyuruh ataupun melarang.
4
Abdullah Zakiy al Kaaf & Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, (Bandung: CV Pustaka Setia,1999) hal 86-
100
Iman Kepada Allah SWT dan Aplikasinya dalam Kehidupan Sehari-hari
Menurut pengertian secara bahasa, kata iman adalah percaya atau membenarkan.
Menurut ilmu tauhid, iman berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati,
diikrarkan secara lisan, dan direalisasikan dalam perbuatan. Berdasarkan pengertian itu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa Iman Kepada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini dalam
hati sanubari, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan amal saleh.
Ada banyak sekali contoh perilaku iman kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti :
1. Mendirikan Sholat
2. Memberi kepada orang lain sebagian rejeki yang diperoleh
3. Bersedekah di kala lapang maupun sempit
4. Tidak mudah marah
5. Mudah memaafkan kesalahan orang lain
6. Berhenti melakukan perbuatan keji dan bertaubat
7. Beriman Kepada Kita Allah
8. Selalu berbuat kebajikan
9. Melaksanakan perintah Allah dari segi ibadah
10. Mempercayai dengan benar rukum iman
Hikmah Beriman Kepada Allah SWT
Setelah kita mempelajari tujuh Asmaul Husnadi atas, ada beberapa pelajaran/hikmah yang dapat
kita petik dari keimanan kepada Allah melalui pemahaman terhadapt Asmaul Husna. Hikmah-
hikmah tersebut antara lain:
2. Allah memiliki Asmaul Husnadan kita diperintah untuk berdoa dengannya, maka
pelajarilah 99 Asmaul Husna Allah dan berdo’alah dengannya.
3. Mendorong kepada kita agar dapat mewujudkan sifat-sifat mulia Allah dalam perilaku
kita sehari-hari.
4. Allah maha mulia (al-Kariim), maka jadilah khalifah Allah yang memiliki keluhuran budi.
5. Allah maha memberi keamanan (al-Mu’miin), maka jadilah khalifah Allah yang dapat
memberikan keamanan untuk mahkluk lain.
6. Allah maha menolong (al-Wakiil), maka hiduplah dengan optimis karena Allah akan
7. Allah maha kuat/kokoh (al-Matiin), maka jadilah khalifah Allah yang teguh
pendirian dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran.
9. Allah maha adil (al-’Adl), jadilah khalifah yang yakin bahwa Allah maha tahu apa yang kita
butuhkan, sehingga kita menjadi manusia yang siap mendapat ujian syukur ataupun ujian sabar
dari Allah.
10. Allah maha akhir (al-Akhir), jadilah khalifah yang siap bertanggungjawab terhadap apa
yang kita lakukan dalam rangka menjalani tugas sebagai khalifah ini.5
5
Mohammad Nuh, Pendidikan Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2014)
hal 16
KESIMPULAN
Menurut pengertian secara bahasa, kata iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu
tauhid, iman berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara lisan,
dan direalisasikan dalam perbuatan.
Menunjukan Tanda-Tanda adanya Allah SWT
a. Meyakinkan hati bahwa Allah itu ada
b. Mengamati dan Memikirkan Ciptaan Allah
c. Menunjukan adanya Allah melalui Dalil Naqli
Beriman kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan cara meyakini dalam hati, diucapkan
dengan lisan, dan diwujudkan dalam bentuk sikap dan tindakan nyata. Untuk mewujudkan hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara mengenali dan memahami sifat-sifat Allah SWT serta
mengamalkannya dalam bentuk tindakan nyata, antara lain:
1. Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Apalah artinya
meyakini adanya Allah SWT tetapi tidak melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya. Hal yang terpenting dari iman adalah mewujudkan dalam bentuk tindakan nyata.
2. Meneladani sifat-sifat Allah serta menampilkannya dalam perilaku sehari-hari dalam
bentuk ucapan, sikap, maupun tindakan.
Setiap orang beriman yang menghayati sifat-sifat Allah SWT, tentu dalam kehidupan sehari-hari
ia akan senantiasa berusaha agar mampu membiasakan diri dengan sikap dan berperilaku terpuji
yang diridhoi Allah SWT dan menjauhkan diri dari sikap perilaku tercela yang dimurkai-Nya.
DAFTAR PUSTAKA