Anda di halaman 1dari 10

HALAQAH TARBAWIYAH

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Nur Hidayat, M.Ag.

Disusun oleh:
Arif Rohman

15480086

Nazula Nur Azizah

15480092

Imtihaniyah Mufidah

15480111

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari
kesalahan. Semua yang dilakukan manusia dalam kehidupan ini adalah
mencari kebahagiaan, karena esensi dari kehidupan

sejatinya dalah

mencari kebahagiaan. Tidak ada manusia yang melakukan kesalahan untuk


menyengsarakan kehidupannya. Semua kesalahan yang dilakukan adalah
proses untuk mencari kebahagiaan, karena jalan dan metode yang
dilaluinya berbeda-beda. Dari kesalahan tersebut seseorang dapat belajar
untuk instropeksi diri dan memperbaikinya agar menjadi benar dan baik.
Terkadang kita dapat memeberikan solusi terhadap orang lain, kita
bisa menyampaikan tausiyah di atas mimbar, kita dapat mengajar muridmurid kita dengan baik, tapi apakah kita dapat mengajar diri kita sendiri,
apakah kita dapat mentausiyah diri kita agar selalu terbina untuk mencapai
kebenaran.

Dalam dunia tasawuf istilah pendidikan diri sendiri dapat

dikenal dengan istilah Taskiyat al-Nafs, Tarbiyah al-Dzatiyah dan


Halaqah Tarbawiyah.
Dalam makalah yang singkat ini akan dipaparkan secara jelas
mengenai pendidikan diri sendiri yang berkaitan dengan hambatan dalam
merealisakan tarbiyah dzatiyah, dengan perlunya halaqah tarbawiyah agar
kita disiplin, konsisten, jujur terhadap diri sendiri, dan lebih bersemangat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Halaqah Tarbawiyah?.
2. Apa saja fungsi dan tujuan dari adanya Halaqah tarbawiyah?.
3. Bagaimana manfaat adanya Halaqah Tarbawiyah?.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertin dari Halaqah Tarbawiyah.
2. Mengetahui fungsi serta sarana kegiatan Halaqah Tarbawiyah.
3. Memahami manfaat adanya Halaqah Tarbawiyah.
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HALAQAH TARBAWIYAH

Betapapun tarbiyah dzatiyah merupakan faktor terpenting dalam


pembinaan akhlak, akan tetapi dalam realitas kehidupan seseorang akan
menghadapi kendala yang sangat besar untuk bisa merealisasikan tarbiyah
dzatiyah.1
Halaqah

secara

lughawi

artinya

lingkaran

dimana

orang

menghimpun diri didalamnya dengan dipandu oleh seseorang murabbi


bersama-sama membina diri mereka baik dari segi penambahan ilmu
maupun pengamalan.

Dapat diartikan halaqah tarbawiyah adalah

membina diri sendiri melalui bantuan orang lain dengan cara membuat
suatu kelompok kecil, dengan tujuan mengadakan kegiatan-kegiatan yang
bisa memupuk spiritualitas.
Pada umumnya setiap orang mempunyai forum yang berkaitan
dengan orang lain baik yang berkaitan dengan bidang profesi pedagang,
petani, pegawai dan lain-lain. Berbeda jika forum yang terkait dengan
kegiatan sosial, politik, keluarga, dan lain-lain. Akan tetapi sangatlah
sedikit orang yang mempunyai forum internalisasi keimanan. Di kalangan
pengamal thariqah yang merupakan bagian dari kegiatan sebagian
kalangan tasawuf dikenal dengan adanya seorang mursyid. Seorang
mursyid biasanya menjadi rujukan para pengamal thariqah khususnya di
dalam menjalankan wirid-wirid. Bahkan idealnya seorang mursyid juga
menjadi pembimbing dan berperilaku agar sesuai dengan akhlak karimah
yang disebut dengan suluk. Apa yang dinamakan para pengamal thariqah
dalam menghimpun diri pada sebuah kelompok thariqah dengan
bimbingan seorang mursyid jika dikaitkan dengan beberapa hadits Nabi
SAW dan tradisi yang dilakukan para sahabat dalam membina keimanan
secara jamai (kolektif) dapat diadopsi secara masal sebagai konsep
pembinaan akhlak tasawuf dalam bentuk halaqah. 2
1Alwan Khoiri dkk, Akhlak Tasawuf, (Yogyakarta : Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga, 2005), hlm 158
2Alwan Khoiri dkk, Akhlak Tasawuf, (Yogyakarta : Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga, 2005), hlm 159

Kegiatan halaqah ini berbentuk pertemuan rutin minimal sekali


dalam seminggu dengan agenda kegiatan, antara lain :
1. Tadarus Al-Quran
2. Pemberian materi
3. Internalisasi dalam pengamalan
4. Dialog permasalahan umat
5. Evaluasi diri (muhasabah)
6. Penutup3
B. MACAM-MACAM HALAQAH TARBAWIYAH
1. Halaqah Muntijah
Halaqah muntijah adalah halaqah yang memiliki 2 kriteria;
tercapainya

dinamisasi

sehingga

halaqah

berjalan

dengan

menggairahkan (tidak menjemukan) dan tercapainya produktifitas


sehingga tujuan halaqah terwujud dengan baik.
Dari sini halaqah bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelompok;
a. halaqah muntijah, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya tinggi
sekaligus produktifitasnya juga tinggi,
b. halaqah tipe paguyuban, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya
tinggi namun produktifitasnya rendah;
c. halaqah tipe sedang, yakni jika halaqah tersebut memiliki faktor
dinamisasi dan produktifitas sedang,
d. halaqah tipe jenuh, yakni halaqah yang produktifitasnya tinggi
namun faktor dinamisasinya rendah, dan
e. halaqah tipe rendah, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya
rendah sekaligus faktor produktifitasnya rendah pula.
Kadang-kadang dua faktor penentu ini tidak diperhatikan.
Padahal kesuksesan halaqah ditentukan dari sana; dinamis sebagai
prosesnya dan produktif sebagai tujuannya. Dalam dunia manajemen
hal ini disebut sebagai management by process dan management by
objective. Istilah terkahir ini dalam bahasa dakwah lebih dikenal
dengan sebutan at-tarbiyah bil ahdaf.
Tidak terperhatikannya kedua faktor itu sehingga berujung
halaqah tidak muntijah seringkali disebabkan oleh murabbi karena:
3Ibid, hlm 160

a. Terjebak rutinitas, bahwa halaqah adalah kegiatan rutin pekanan


b.
c.
d.
e.
f.

saja
Sibuk dengan aktifitas dakwah ammah yang lebih "gegap gempita"
Kesibukan urusan duniawi
Terpesona dengan jumlah (kuantitas)
Merasa bahwa halaqahnya tidak ada masalah
Kurangnya motivasi dan pengingatan dari jamaah atau ikhwah di

sekelilingnya
g. terlena dengan nostalgia masa lalu
2. Halaqah Dinamis
Halaqah dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan
bergerak secara berubah-ubah (tidak monoton) sehingga menimbulkan
kegairahan dan menghilangkan kejenuhan. Karena halaqah dilakukan
sepanjang hayat, maka dinamisasi ini sangat perlu sekaligus menjadi
sesuatu hal yang cukup sulit dilakukan.
Kejenuhan dalam halaqah sebagai lawan dari halaqah dinamis bisa
disebabkan oleh dua faktor: intern dan ekstern. Faktor intern adalah
kurangnya

keikhlasan,

maksiat,

dan

kurangnya

pemahaman.

Sedangkan faktor ekstern bisa disebabkan karena suasana yang


monoton, ketiadaan keteladanan, kurangnya upaya saling memotivasi,
dan konflik berkepanjangan. Sedangkan ciri halaqah dinamis adalah
halaqah

yang

suasananya

inovatif,

ada

komentar-komentar

"kerinduan", ingin berlama-lama dalam halaqah, kehadiran dan yang


rutin.
3. Halaqah Produktif
Halaqah produktif adalah halaqah yang mampu mencapai tujuantujuan yang telah direncanakan. Semakin banyak tujuan yang tercapai,
semakin produktif sebuah halaqah. Produktifitas di sini bisa dilihat dari
dua sisi: kuantitas dan kualitas. Tujuan (sasaran) halaqah dalam
konteks

produktifitas

ini

setidaknya

ada

tiga:

tercapainya

muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru,


dan tercapainya pengembangan potensi.
Tidak tercapainya halaqah produktif juga disebabkan dua faktor:
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi murabbi yang tidak
memahami tujuan halaqah, terlena dengan proses, kurangnya semangat

bersaing, dan salah dalam memahami takdir. Sedangkan faktor


eksternal meliputi kurangnya motivasi baik murabbi maupun
mutarabbi, dan kurangnya penjelasan tentang tujuan halaqah.4
C. TUJUAN HALAQAH TARBAWIYAH
Tujuan halaqah secara umum adalah membentuk syakhshiyyah
islamiyyah daiyah. Tujuan khusus halaqah dijabarkan dalam sasaran
halaqah

yaitu:

Tercapainya

10

muwashafat/kifayah

tarbawiyyah

(kompetensi tarbawi):
a. Salimul aqidah (beraqidah lurus)
b. Shahihul ibadah (beribadah dengan benar)
c. Matinul khuluq (berakhlaq kokoh)
d. Qadirun alal kasbi (Mampu berpenghasilan)
e. Mutsaqqaful fikri (Memiliki pikiran yang berwawasan)
f. Qawiyyul jismi (Bertubuh sehat dan kuat)
g. Mujahidun Linafsihi ( Mampu memerangi hawa nafsu)
h. Munazhamun Fi syuunihi (Mampu mengatur rapi segala urusan)
i. Harishun ala waqtihi (Mampu mengatur waktu)
j. Nafiun Lighairihi (Bermanfaat untuk orang lain).
Masing-masing muwashafat di atas kemudian dirinci sesuai marhalah
halaqah.

4 Yusi Hoerotunnisa, Halaqah Tarbiyah, diakses dari


http://yusihoerotunnisa.blogspot.co.id/2013/04/betapapuntarbiyahdzatiyah-merupakan.html, pada tanggal 9 Desember 2015 pikul 8.15

1. Tersampaikannya ilmu-ilmu marhalah (bidang studi) dengan baik dan


tercapainya tujuan setiap bidang studi tersebut pada diri peserta
halaqah.
2. Tercapainya tujuan, karakter dan definisi marhalah pada diri peserta
halaqah5
D. MANFAAT HALAQAH TARBAWIYAH
a. Tertanamnya keyakinan keimanan kuat kepada akidah dan kebenaran
islam.
b. Terbentuknya akhlak al-karimah secara nyata dalam wujud perbuatan
baik dalam ruang lingkup individu, keluarga dan masyarakat termasuk
di dalamnya di lingkungan kampus.
c. Terciptanya roh ukhuwahislamiah di dalam kehidupan sosial.
d. Optimalisasi amal untuk mendakwah keislaman khususnya melalui
keislaman khususnya melalui Qadwah atau tasawuf.
e. Terpeliharanya kepribadian dan amal dari berbagai pengaruh yang bisa
merusak dan melemahkannya.
f. Mengoreksi dan memperbaiki berbagai bentuk kesalahan dan
penyimpangan melalui tausiyah dan mauidzah khasanah.6

5Ibid
6 Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Yogyakarta,

hlm. 164.

Penerbit Ombak, 2013),

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari halaqah
tarbawiyah adalah membina diri sendiri melalui bantuan orang lain dengan cara
membuat suatu kelompok kecil, dengan tujuan mengadakan kegiatan-kegiatan
yang bisa memupuk spiritualitas. Adapun macam-macam halaqah tarbawiyah
diantaranya halaqah muntijah, halaqah dinamis, dan halaqah produktif. Halaqah
muntijah adalah halaqah yang memiliki 2 kriteria; tercapainya dinamisasi
sehingga halaqah berjalan dengan menggairahkan (tidak menjemukan) dan
tercapainya produktifitas sehingga tujuan halaqah terwujud dengan baik. Halaqah
dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan bergerak secara berubah-ubah
(tidak monoton) sehingga menimbulkan kegairahan dan menghilangkan
kejenuhan. Halaqah produktif adalah halaqah yang mampu mencapai tujuantujuan yang telah direncanakan.
Tujuan dari halaqah secara umum adalah membentuk syakhshiyyah
islamiyyah daiyah. Sedangkan Tujuan umum halaqah dijabarkan dalam sasaran
halaqah yaitu:Tercapainya 10 muwashafat/kifayah tarbawiyyah (kompetensi
tarbawi). Dan diantara manfaat halaqah tarbawiyah yaitu tertanamnya keyakinan
keimanan yang kuat kepada akidah, terbentuknya akhlak al-karimah, terciptanya
roh ukhuwahislamiah di dalam kehidupan sosial, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Nur. 2013. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Khoiri, Alwan, dkk. 2005. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta : Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga.
http://yusihoerotunnisa.blogspot.co.id/2013/04/betapapuntarbiyah-dzatiyahmerupakan.html

10

Anda mungkin juga menyukai