Tim Ushuluddin 15
2018
CAHAYA IMAN
Tim Ushuluddin 15 Institut PTIQ Jakarta
Muhammad Ihsan | M. Rasyid Ridha | M. Muti’ur Ridho | M. Iqbal as-Surur |
Umair Abdul Aziz | M. Jihad Abdullah | Sofyan Solehuddin | M. Irfan Hidayat |
Dwiki Arief Rahmadi |Kasis Darmawan | Septi Aji Fitra Jaya| M. Sidiq Purwanto
| M. Nur Asshiddiq Wijaya | M. Ade Septian | M. Syukron bin Makmur | Nur
Ilham Arifuddin | M. Fadhlan Saefuddin | M. Syukron Ali Habibie | M. Rifqi
Anisul Fuad
Penasehat
Andi Rahman, MA.
x + 197 hlm
Teruntuk kepada kedua orangtua dan seluruh guru-guru
kami di Institut PTIQ Jakarta
خريكم من تعلم القران و علمه
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Karena dengan
nikmat dan rahmatnya-lah kami dapat menyelesaikan buku ini. Yang mana buku
ini merupakan kumpulan makalah Mahasiswa pada mata kuliah Tafsir Tahlili
juz 16-20 di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an. Dan juga kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak “Andi Rahman, MA” Selaku dosen
mata kuliah ini yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan
tugas ini. Dengan besar harapan semoga buku ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca umumnya
dan kepada teman-teman di PTIQ khususnya.
Kami sadar bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami berharap kepada semua pihak agar bisa memberikan
masukannya kepada kami untuk kebaikan buku ini. Dan pada akhirnya hanya
kepada Allah kita berharap, agar kiranya selalu membimbing kita dan memberi
kita pemahaman yang mendalam dalam memahami disiplin-disiplin ilmu yang
ada. Aamiin
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
x
1
S I FAT - S I FAT O R A N G M U K M I N
ين ُه ْم َع ِن َّ ِ قَ ْد أَفْ لَح الْم ْؤِمنُو َن ( )1الَّ ِذين هم ِِف ِِ ِ
ص ََلِت ْم َخاشعُو َن (َ )2والذ َ
َ َ ُْ َ ُ
وج ِه ْم لزَكاةِ فَ ِ
اعلُو َن ( )4والَّ ِذين ُهم لِ ُفر ِ ين ُه ْم لِ َّ َّ ِ اللَّغْ ِو ُم ْع ِر ُ
َ َ ْ ُ ضو َن (َ )3والذ َ
ني ()6 ِ ِ َّ حافِظُو َن ( )5إََِّّل َعلَى أَ ْزو ِ
اج ِه ْم أ َْو َما َملَ َك ْ
ري َملُوم َ
ت أ َْْيَا ُُنُ ْم فَإُنُ ْم غَ ْ ُ َ َ
َ ِأُوَٰلَئ
yang lain berpendapat 117 karena pada ayat 10 dan 11 yang berbunyi ك ُه ُم
ال َْوا ِرثُو َنdan س ُه ْم فِ َيها َخالِ ُدو َن ِ ِ الَّ ِذdihitung sebagai satu ayat.1
َ ين يَرثُو َن الْف ْرَد ْو
َ
1
Quraish Shihab. 2012. Tafsir al-Lubab. Jakarta : Lentera Hati. Jilid: 2, Hal:535.
2
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ َّ صلَّى
ْ الو ْح ُي ُُس َع ع ْن َد َو ْج ِهه َك َد ِو ِي الن
َّح ِل فَأُنْ ِز َل َ اَّللُ َعلَْيه َو َسل َم إ َذا أُنْ ِز َل َعلَْيه َ َِّب ُّ َِكا َن الن
َ اللَّ ُه َّم ِز ْد ََن َوَّل:ال ِ اعةً فَس ِري َع ْنه فَاست ْقبل
َ َالق ْب لَةَ َوَرفَ َع يَ َديْ ِه َوق ِ
َ َ َ ْ ُ َ ُ َ َعلَْيه يَ ْوًما فَ َم َكثْ نَا َس
ِ ِ ِ ِ ِ
،ض َعنَّا َ َو ْارضنَا َوا ْر، َوآث ْرََن َوَّلَ تُ ْؤث ْر َعلَْي نَا، َوأَ ْعطنَا َوَّلَ ََتْ ِرْمنَا، َوأَ ْك ِرْمنَا َوَّلَ ُِتنَّا،صنَا ْ تَ ْن ُق
ٍ أُنْ ِز َل َعلَ َّي َع ْشر آَي:اَّلل َعلَي ِه وسلَّم َّ َ ال
{قَ ْد:َ ُُثَّ قَ َرأ،َ َم ْن أَقَ َام ُه َّن َد َخ َل اجلَنَّة،ت َ ُ َ َ َ ْ َُّ صلى َ َُُثَّ ق
.ت ٍ أَفْ لَح الْم ْؤِمنُو َن} ح ََّّت َختَم َع ْشر آَي
َ َ َ َ ُ َ
“Jika ada wahyu turun kepada Rasulullah saw, maka terdengar suara seperti
suara dengungan lebah di wajah beliau. Jika begitu, maka kami berhenti sesaat
hingga kondisi yang meliputin beliau itu hilang, lalu Rasulullah saw.
Menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya seraya berucap, ‘Ya Allah,
tambahilah kami dan janganlah Engkau kurangi, muliakanlah kami dan
janganlah Engkau hinakan, berilah kami dan janganlah Engkau tidak memberi
kami, prioritaskanlah kami dan janganlah Engkau prioritaskan pihak lain atas
kami, ridhailah kami dan jadikanlah kami ridha dan puas.’ Kemudian beliau
bersabda, ‘Sungguh telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat yang barangsiapa
menegakkan dan mengamalkan isisnya, maka ia masuk surga.’ Kemudian beliau
membacakan ayat satu hingga ayat sepuluh surah al-Mu’minun”2
2
Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, Beirut: Dar al-Garb al-Ismaly. Juz:5, Hal:179,
No:3173
3
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
Kata aflaha berarti memperoleh apa yang diharapkan, atau meraih secara
optimal kebaikan yang diinginkan. Oleh karena itulah seorang petani disebut
dengan falah, suatu hasil panen merupakan pencapaian dari aktivitas pertanian
yang dilakukan secara maksimal.4
3
Wahbah al-Zuhaili. 1997. Tafsir al-Munir. Dar al-Fikr : Damaskus. Juz:18,
Hal:11.
4
Mutawalli al-Sya’rawi. 1997. Tafsir asy-Sya’rawi. Maktabah Syamilah. Juz:16,
Hal:9960
4
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
ِ ِ َ َن رس ِ
َ َصلَّى َرفَ َع ب
ُص َره َ صلَّى هللاُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َكا َن إِذَا
َ ول هللا ُ َ َّ َع ْن أَِِب ُه َريْ َرةَ َرض َي هللاُ َع ْنهُ أ
5
Abu Bakr al-Baihaqi. Sunan al-Kubra. Beirut: DKI. Juz:2 , Hal:402, No:3542
6
Wahbah al-Zuhaili. 1997. Tafsir al-Munir. Damaskus: Dar al-Fikr. Juz:18,
Hal:11.
7
Mustafa al-Maraghi. 1946. Tafsir al-Maraghi. Mesir: Mustofa al-Babi al-Halabi.
Juz:5, Hal:18
8
Baca QS. Muhammad ayat:24
5
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
Qur’an. Kedua, untuk senantiasa mengingat Allah dan takut kepada ancamannya,
karena orang khusyuk menurut beliau adalah orang-orang yang menghinakan
dan menundukkan diri kepada Allah serta takut kepada azabNya. Ketiga, Shalat
tanpa kekhusyukan bagaikan jasad tanpa ruh, karena sesungguhnya orang yang
mengerjakan shalat itu sedang bermunajat kepada Allah, dan berbicara dalam
keadaan lengah sama sekali tidak bisa disebut sedang bermunajat.
Dalam ayat ini tidak dinyatakan bahwa ciri seorang mukmin adalah mereka
yang khusyuk dalam shalatnya, tidak dinyatakan ‘Mereka yang melaksanakan
shalat’. Ini menandakan bahwa yang lebih ditekankan adalah bagaimana
kesempurnaannya, bukan persoalan melaksanakan atau tidak. Sebagaimana
orangtua memberi nasehat kepada anaknya tidak dengan perkataan, “Pergi ke
sekolah dan ikuti pelajaran” akan tetapi mereke mengatakan “Perhatikan apa
yang diajarkan gurumu, jangan banyak berbicara, tapi diam dan dengarkan!”.
Sebagai contoh, ada dua orang yang pergi mempelajari ilmu tentang mesin
dan listrik di dalam suatu lembaga pembelajaran yang sama. Orang pertama
ketika belajar senantiasa mengikuti pelajaran dengan serius dan memperhatikan
apa yang diajarkan oleh gurunya dengan baik, sedangkan orang kedua cenderung
hanya melakukan formalitas sebagai siswa terdaftar dan tidak menunjukkan
keseriusan dalam mengikuti pelajaran. Hasil yang didapat kemudian terlihat
setelah mereka lulus, orang pertama akan cenderung memiliki keterampilan yang
lebih matang dibandingkan orang kedua.
6
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
Orang yang menghindar dari hal-hal yang tidak berguna merupakan tanda
bahwa ia merupakan seseorang yang memiliki kesungguhan dalam menyibukkan
diri. Jika di dalam shalat seseorang harus berpaling dari segala sesuatu kecuali
Tuhannya, maka wajarlah jika diluar shalat pun manusia harus berpaling dari
segala hal yang tidak bermanfaat.10
Semua hal yang tidak bermanfaat alangkah lebih baik untuk ditinggalkan
walaupun perbuatan tersebut tidak sampai masuk kepada kategori yang
9
QS: Al-Ankabut ayat 45
10
Mustafa al-Maraghi. 1946. Tafsir al-Maraghi. Mesir: Mustofa al-Babi al-Halabi.
Juz:5, Hal:18
7
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
Hal ini bukan berarti bahwa seorang mukmin harus selalu serius, tidak
mengenal senyum ataupun gurau. Karena dalam beberapa riwayat juga
disebutkan bahwa Rasulullah saw pun bergurau dan tertawa. 11
Jika hal tersebut tidak diharamkan kenapa seorang mukmin diminta untuk
menjauhkan diri darinya? Karena kondisi seperti itu rawan untuk terjerumus
kepada keadaan yang mengakibatkan dosa. Imam al-Ghazali menyebutkan
dalam awal kitab bidayatul hidayah bahwa Syaitan memiliki tujuan untuk
memperdaya manusia agar mereka melakukan suatu keburukan sedangkan ia
sendiri mengira telah melakukan perbuatan yang baik. 12
11
Quraish Shihab. 2012. Tafsir al-Lubab. Jakarta : Lentera Hati. Jilid: 2,
Hal:538.
12
Abu Hamid al-Ghazali. Bidayatul Hidayah. Kairo : Maktabah Makbouly. Hal:
26.
8
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
ِ َلزَكاةِ ف
اعلُو َن َّ ِين ُه ْم ل ِ َّ
َ َوالذ
4. Dan mereka yang mengenai zakat, adalah para pelaksana.
13
Lihat QS: al-An’aam:141
14
Wahbah al-Zuhaili.1997. Tafsir al-Munir. Damaskus: Dar al-Fikr. Juz:18,
Hal:12.
15
Lihat QS: al-Syams: 9
16
Mutawalli al-Sya’rawi. 1997. Tafsir asy-Sya’rawi. Maktabah Syamilah. Juz:16,
Hal:9964
9
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
17
Muslim. Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya al-Turats. Juz: 4, Hal:2046, No:2657.
10
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
Pemeliharaan akan alat reproduksi diatur sedemikian rupa oleh Islam agar
tidak digunakan dalam yang diluar koridor atau melampaui batas. 19 Alat
reproduksi merupakan organ yang sangat penting dalam diri manusia, karena dari
alat reproduksi lah akan dihasilkan keturunan-keturunan yang akan menjadi
generasi penerus.
18
Quraish Shihab. 2012. Tafsir al-Lubab. Jakarta : Lentera Hati. Jilid: 2,
Hal:538.
11
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
hati dalam aktivitas yang menggunakan tangannya. Begitu juga seorang mukmin
akan senantiasa menjaga alat reproduksinya agar selalu digunakan hanya pada
hal yang dihalalkan, karena penggunaan yang tidak pada tempatnya tentu akan
mendatangkan banyak kemudharatan seperti datangnya penyakit atau konflik
sosial.
Menahan ajakan nafsu jauh lebih ringan daripada menanggung akibat dari
menanggung perbuatan dari zina. Oleh karena itulah manusia diperintahkan
untuk menundukkan pandangannya.
20
َوإِ َذا ْاؤَُتِ َن َخان،ف
َ َ َوإِ َذا َو َع َد أَ ْخل،ب ٌ َآيَةُ املُنَافِ ِق ثََل
َ إِذَا َحد:ث
َ َّث َك َذ
“Tanda orang munafik ada tiga, Pertama, jika berbicara ia berdusta. Kedua,
jika berjanji ia tidak menepatinya. Ketiga, jika dipercaya(diberi amanah) ia
mengkhianatinya”
20
Muhammad bin Ismail al-Bukhari. Shahih Bukhari. Beirut : Dar Thouq Al-
Najah. Juz: 1, Hal:16, No:33.
12
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
beserta flora dan fauna yang ada di dalamnya, dengan dirinya sendiri seperti
kesehatan jasmani dan rohani.
‘Ahd adalah janji yang harus dipenuhi antara manusia dan bukan dalam
kemaksiatan. Saat membuat janji dengan seseorang itu berarti adanya satu ikatan
yang harus dipenuhi antara satu orang dengan orang yang lain. Jika ada salah
satu pihak yang melanggar perjanjian tersebut maka akan merusak kepentingan
pihak lainnya.
Sebagai contoh, pada suatu perusahaan terdapat dua pekerja yang memiliki
keterampilan sama dalam bekerja, tetapi berbeda dalam melaksanakan amanat
dan janji. Mereka berdua masing-masing diberi tugas untuk menyelesaikan 3
jenis pekerjaan oleh bosnya, lalu sesuai kesepakan mereka akan menyelesaikan
semuanya dalam waktu satu minggu. Setelah satu minggu pekerja pertama
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sedangkan pekerja kedua tidak
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Maka ketika kemudian sang bos
ingin memberikan promosi jabatan tentu ia akan lebih memilih orang pertama
karena mampu memelihara amanat dan janjinya dengan baik.
Setelah pada ayat kedua dijelaskan tentang satu aspek dalam shalat yaitu
kekhusyukan, pada ayat ini dijelaskan aspek lainnya yaitu perlunya memlihara
waktu beserta rukun, syarat, dan sunatnya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
13
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
،»الصَلَةُ َعلَى َوقْتِ َها َِّ ب إِ ََل ُّ أ:صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم
َّ « :ال َ َاَّلل؟ ق َ الع َم ِل أ
ُّ َح َ َي َ َِّبَّ ِْت الن
ُ َسأَل
َِّ يل َ َالوالِ َديْ ِن» ق
:ال
َ َاَّلل» ق ُ «اجلِ َه:ال
ِ ِاد ِِف َسب َ ََي؟ قٌّ ُُثَّ أ:ال ِ
َ « ُُثَّ ب ُّر:ال َ ََي؟ ق ٌّ ُُثَّ أ:الَ َق
21 ِ ِِ
ادن ْ َولَ ِو،َح َّدثَِِن ِب َّن
َ استَ َز ْدتُهُ ل ََز
“Saya bertanya kepada Rasulullah saw. ‘Ya Rasulullah, perbuatan apakah yang
paling disukai oleh Allah?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya’ Kemudian
saya bertanya, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada dua
orangtua’. Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab,
‘Berjihad di jalan Allah’.”
Ayat ini juga mengindikasikan agar seorang mukmin memiliki sifat disiplin
atas waktu. Seorang atlet akan senantiasa disiplin dalam mengalokasikan waktu
untuk berlatih dan menjaga kondisi fisiknya setiap hari, jika ia tidak disiplin
dalam berlatih tentu akan berpengaruh pada kondisinya ketika pertandingan.
Begitu pula seorang mukmin tentu akan disiplin dalam melaksanakan sholat pada
waktunya, karena ibadah merupakan kebutuhan rohani yang harus ditunaikan
oleh setiap orang.
21
Muhammad bin Ismail al-Bukhari. Shahih Bukhari. Beirut : Dar Thouq al-
Najah. Juz: 1, Hal:112, No:527.
14
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
dalam ayat di atas, mereka itulah para pewaris surga al-Firdaus, mereka kekal
dan menempati tempat mulia di dalamnya.
Dari sebelas ayat pertama surah al-Mu’minun ini dapat diambil kesimpulan
bahwa sifat orang mu’min yang mendapat keberuntungan berlebih di dunia dan
di akhirat ada tujuh.22
22
Quraish Shihab. 2012. Tafsir al-Lubab. Jakarta : Lentera Hati. Jilid: 2,
Hal:537.
15
I | SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN
23
An-Nasai.Sunan Kubro. Beirut: Resalah Publisher. Juz 10 hal.193 no.11287
16
2
P E N C I P TA A N M A N U S I A
24
Ahmad Musthafa Al-Maraghi. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi jus 18.
Semarang: PT. Karya Thoha
18
II | PENCIPTAAN MANUSIA
19
II | PENCIPTAAN MANUSIA
diciptakan dari tanah, seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-
Nya:
Abu Daud dan Turmuzi telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari
Auf Al-A'rabi dengan lafaz yang semisal dan sanad yang sama. Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
20
II | PENCIPTAAN MANUSIA
Dhamir yang terdapat di dalam ayat ini kembali kepada jenis manusia, sama
halnya dengan apa yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Yakni air mani yang lemah. Sama dengan yang djsebutkan oleh firman-
Nya:
Maksudnya, masa yang telah dimaklumi dan batas waktu yang telah
ditentukan hingga bentuknya menjadi kokoh, dan mengalami perubahan dari
suatu keadaan kepada keadaan yang lain dan dari suatu bentuk kepada bentuk
yang lain. Karena itulah dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
Yakni kemudian Kami jadikan air mani yang terpancarkan dari tulang sulbi
laki-laki dan dari tulang dada perempuan segumpal darah mereka yang berbentuk
memanjang.
21
II | PENCIPTAAN MANUSIA
}ًضغَة
ْ {فَ َخلَ ْقنَا ال َْعلَ َقةَ ُم
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. (Al Mu’minun: 14)
Yaitu berupa segumpal daging yang tidak berbentuk dan tidak pula beralur.
Artinya, Kami beri bentuk sehingga mempunyai kepala, dua tangan dan dua
kaki berikut tulang-tulangnya, otot-ototnya, dan urat-uratnya.
Di dalam kitab sahih disebutkan melalui Abuz Zanad, dari Al-A'raj dari
Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
ِ ِ ِ َّ ب
ُ م ْنهُ ُخل َق َوم ْنهُ يُ َرَّك،الذنَب
"ب ِ َ س ِد ابْ ِن
ُ آد َم يَ ْب لَى إ ََّّل َع ْج َ " ُك ُّل َج
Semua jasad anak Adam hancur kecuali bagian bawah dari tulang
punggungnya, karena dari tulang itu dia diciptakan dan dari tulang itu pula dia
akan dibangkitkan kembali.
}آخ َر
َ شأ ََْنهُ َخ ْل ًقا
َ ْ{ُثَّ أَن
ُ
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. (Al Mu’minun: 14)
22
II | PENCIPTAAN MANUSIA
ِِ ْ اَّلل أَحسن
}ني
َ اْلَالق ُ َ ْ َُّ {فَ تَ بَ َار َك
Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Al Mu’minun: 14)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul
Husain, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Musafir, telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Hassan, telah menceritakan kepada kami An-Nadr ibnu
Kasir maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ali, dari
ayahnya, dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yang mengatakan, bahwa apabila nutfah (di
dalam rahim) telah menjalani masa empat bulan, Allah memerintahkan malaikat
untuk meniupkan roh ke dalam janin yang berada di dalam tiga kegelapan (tiga
lapis pelindungnya). Yang demikian itulah makna yang dimaksud oleh firman-
Nya: Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. (Al
Mu’minun: 14) Yakni Kami tiupkan roh ke dalamnya.
Telah diriwayatkan pula dari Abu Sa'id Al-Khudii, bahwa makna yang
dimaksud ialah peniupan roh ke dalam tubuh janin.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Asy-Sya'bi, Al-
Hasan, Abul Aliyah, Ad-Dahhak, Ar-Rabi' ibnu Anas, As-Saddi, dan Ibnu Zaid,
kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
23
II | PENCIPTAAN MANUSIA
lain hingga terlahirlah ia dalam rupa bayi. Lalu ia tumbuh menjadi anak-anak,
kemudian mencapai usia balig, lalu menjadi dewasa, dan selanjutnya memasuki
usia tua, kemudian usia pikun.
24
II | PENCIPTAAN MANUSIA
perbuatan ahli surga sehingga tiada jarak antara dia dan surga selain hanya
satu hasta, tetapi suratan takdir telah mendahuluinya (bahwa dia termasuk ahli
neraka), maka pada akhirnya ia mengerjakan perbuatan ahli neraka dan
dimasukkanlah dia ke dalamnya. Dan sesungguhnya seseorang di antara kalian
benar-benar mengerjakan amal perbuatan ahli neraka, sehingga tiada jarak
antara dia dan neraka selain satu hasta, tetapi suratan takdir telah men-
dahuluinya (bahwa dia termasuk ahli surga), maka pada akhirnya ia
mengamalkan perbuatan ahli surga dan dimasukkanlah dia ke dalamnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu
Sinan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy dari
Abu Khaisamah yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud r.a. pernah
berkata, "Sesungguhnya nutfah itu bila telah memasuki rahim, maka
menyebarlah ia ke segenap rambut dan kuku, lalu tinggal selama empat puluh
hari, setelah itu ia turun ke dalam rahim dan berubah menjadi 'alaqah."
25
II | PENCIPTAAN MANUSIA
menanyainya tentang sesuatu yang tidak diketahui oleh seorang pun kecuali
hanya oleh seorang nabi." Orang Yahudi itu datang kepada Nabi Saw. dan
duduk di dalam majelisnya, lalu bertanya, "Hai Muhammad, dari apakah
manusia diciptakan ?" Maka Nabi Saw. menjawab: Hai orang Yahudi, manusia
diciptakan dari gabungan antara air mani laki-laki dan air mani perempuan. Air
mani laki-laki berbentuk kental, darinya tercipta tulang dan otot-otot;
sedangkan air mani perempuan berbentuk encer, darinya tercipta daging dan
darah. Maka si Yahudi itu berkata, "Memang demikianlah dikatakan oleh orang-
orang (para nabi) sebelum kamu."
26
II | PENCIPTAAN MANUSIA
ِِ ْ اَّلل أَحسن
}ني
َ اْلَالق ُ َ ْ َُّ {فَ تَ بَ َار َك
Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Al Mu’minun: 14)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu
Habib, telah menceritakan kepada kami Abu Daud, telah menceritakan kepada
27
II | PENCIPTAAN MANUSIA
kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid,
dari Anas yang mengatakan bahwa Umar ibnul Khattab pernah mengatakan,
"Aku bersesuaian dengan Tuhanku dalam empat perkara. Ketika ayat ini
diturunkan, yaitu firman-Nya: 'Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari saripati (berasal) dari tanah' (Al Mu’minun: 12), hingga akhir ayat.
Maka aku berkata, 'Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik.' Lalu
turunlah firman selanjutnya, yaitu: 'Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang
paling baik'. (Al Mu’minun: 14)
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Adam ibnu Abu Iyas, telah menceritakan
kepada kami Syaiban, dari Jabir Al-Ju'fi, dari Amir Asy-Sya'bi, dari Zaid ibnu
Sabit Al-Ansari yang mengatakan, bahwa Rasulullah Saw. mengimlakan
kepadanya ayat ini, yaitu firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. (Al Mu’minun: 12)
sampai dengan firman-Nya: Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. (Al Mu’minun: 14). Maka Mu'az berkata, "Maka
Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik." Lalu Rasulullah Saw. tertawa,
dan Mu'az bertanya, "Wahai Rasulullah Saw., mengapa engkau tertawa ?"
Rasulullah Saw. menjawab: Dengan kalimat itulah ayat ini diakhiri, yaitu: "Maka
Mahasucilah Allah sebaik-baiknya Pencipta.”25
Di dalam sanad hadis ini terdapat Jabir ibnu Zaid Al-Ju'fi, sedangkan dia
orangnya daif sekali, dan di dalam beritanya ini terkandung Nakarah yang parah.
Demikian itu karena surat ini Makkiyyah, sedangkan Zaid ibnu Sabit
menjadi juru tulis wahyu hanyalah setelah Rasulullah Saw. di Madinah.
25
Salim Bahreiysi dan Said Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir.
Surabaya: PT. Bina Ilmu. Jilid V
28
II | PENCIPTAAN MANUSIA
Demikian pula masuk islamnya sahabat Mu'az ibnu Jabal, hanyalah setelah
Rasulullah Saw. berada di Madinah. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Artinya sesudah penciptaan pertama dari tiada menjadi ada, maka sesudah
itu kalian akan mati
Yakni dalam penciptaan yang terakhir di hari akhirat nanti. Sama halnya
dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Yaitu di hari berbangkit dan semua roh kembali kepada jasadnya masing-
masing, lalu semua makhluk menjalani hisabnya, dan setiap orang yang beramal
akan dibalasi sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amalnya baik, maka
balasannya baik, dan jika amalnya buruk, maka balasannya buruk pula.
29
II | PENCIPTAAN MANUSIA
Allah SWT menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah,
yang kemudian dijadikan air mani, kemudian segumpal darah, kemudian
segumpal daging yang jadi pembungkus tulang. Kemudian setelah ditupkan
rohnya menjadi manusia yang sempurna, yang semuanya itu terjadi dalam tempat
penyimpanan kokoh yaitu rahim. Setelah manusia mengalami masa ciptaannya
yang pertama pasti akan mati dan akan dibangkitkan dari kuburnya pada hari
kiamat untuk dihisab tentang segala amal perbuatan. Proses kejadian manusia
dalam QS. Al-Mukminun:12-16, membuktikan bahwa apa yang dijelaskan
dalam ayat tersebut sejalan/sesuai dengan analisis ilmu pengetahuan. Agar
timbul kesadaran pada manusia bahwa dirinya adalah makhluk diciptakan oleh
Allah SWT yang banyak memiliki potensi seperti kecenderungan beragama,
bermasyarakat, memiliki harta, penghargaan, kedudukan,pengetahuan dan teman
hidup lawan jenis. Dengan kata lain, ayat ini menyuruh manusia mempelajari
asal kejadiannya ini atau ilmu perkembangan manusia.
Demikianlah mukjizat kitab yang menakjubkan dan kekal dan tidak pernah
musnah, bahwa sumber ilmu dan ilham yang ada padanya tidak pernah lemah
dan tidak pernah kering, dan bahwa dunia akan senantiasa menguak daripadanya
ufuk demi ufuk, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga
mengetahui bahwa di dalam kitab yang mulia ini banyak tersimpan isyarat dan
petunjuk.
30
3
M E N JA D I M U S L I M YA N G S E H AT
ني (َ )17وأَنْ َزلْنَا ِم َن ِِ َولََق ْد َخلَ ْقنَا فَ ْوقَ ُك ْم َس ْب َع طََرائِ َق َوَما ُكنَّا َع ِن ْ
اْلَل ِْق غَافل َ
اب بِ ِه لََق ِ َّ ِ
اد ُرو َن ()18 ض َوإِ ََّن َعلَى ذَ َه ٍ اء بَِق َد ٍر فَأ ْ
َس َكنَّاهُ ِِف ْاِل َْر ِ الس َماء َم ً
ريةٌ َوِم ْن َها ََتْ ُكلُو َنِ ِ ِ ٍ َّات ِم ْن ََِن ٍ
يل َوأَ ْعنَاب لَ ُك ْم ف َيها فَ َواكهُ َكث َ
شأ ََْن لَ ُكم بِ ِه جن ٍ
ْ َ فَأَنْ َ
18. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.
19. Lalu dengan (air) itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan
anggur; di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan
sebagian dari (buah-buahan) itu kamu makan,
20. Dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai,
yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-
orang yang makan.
21. Dan sungguh, pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu.
Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya], dan
padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya
kamu makan,
22. Dan di atas punggung hewan ternak, dan (juga) di atas kapal-kapal kamu
diangkut.
Hal yang sama disebutkan pula dalam permulaan surat As-Sajdah yang
dibaca oleh Rasulullah Saw. pada pagi hari jumat, pada permulaannya
disebutkan penciptaan langit dan bumi. Kemudian dijelaskan tentang penciptaan
32
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
manusia yang berasal dari saripati yang berasal dari tanah liat, sebagaimana
disebutkan pula di dalam surat As-Sajdah itu tentang hari berbangkit dan
masalah-masalah penting lainnya.
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud adalah tujuh lapis langit. Ayat
ini sama dengan ayat lain yang mengatakan:
ات ِطبَاقًا
ٍ اَّلل سبع َُسَاو
َ َ ْ َ َُّ ف َخلَ َق
َ أَََلْ تَ َرْوا َك ْي
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit
bertingkat-tingkat? (Nuh: 15)
َّ َن
اَّللَ َعلَى َّ اِلم ُر بَ ْي نَ ُه َّن لِتَ ْعلَ ُموا أ
ْ نزلُ َض ِمثْ لَ ُه َّن يَت ِ ٍ ِ َّ
ْ اَّللُ الَّذي َخلَ َق َس ْب َع َُسَ َاوات َوم َن
ِ اِلر
ط بِ ُك ِل َش ْي ٍء ِعل ًْما
َ َحا َّ َن
َ اَّللَ قَ ْد أ َّ ُك ِل َشي ٍء قَ ِد ٌير َوأ
ْ
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pada bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kalian mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu, dan sesungguh-nya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu. (Ath-Thalaq: 12)
33
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh jalan (tujuh
buah langit), dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). (Al Mu’minun:
17)
Dan tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu” (QS. Maryam
[19]: 64).
26
Alamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, Penerjemah Ahsin
Muhammad, Cet 1, 2006, Jakarta: Al-Huda.
34
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
karena itulah tulisnya penutup ayat di atas menyatakan: Dan Kami terhadap
ciptaan tidaklah lengah.27
Yakni Allah mengetahui segala sesuatu yang masuk ke dalam bumi dan
yang keluar darinya, dan mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang
naik ke atasnya. Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada, dan Allah
Maha Mengetahui semua yang kalian kerjakan. Dia Yang Mahasuci, tiada
terhalang dari pengetahuan-Nya tingginya langit dan tebalnya bumi, juga
besarnya gunung, melainkan Dia mengetahui semua yang terdapat di dalamnya.
Tiada suatu laut pun, melainkan Dia mengetahui segala sesuatu yang ada di
dasarnya. Dia mengetahui semua bilangan makhluk yang ada di gunung-gunung,
lereng-lereng, padang-padang pasir, lautan, hutan-hutan, dan rimba belantara.28
(Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan)
yakni tujuh langit; lafal Tharaaiq ini adalah bentuk jamak dari lafal Thariiqah,
dikatakan demikian karena ia adalah jalan-jalan bagi para Malaikat (dan tidaklah
Kami terhadap makhluk) yang berada di bawah tujuh langit itu (melupakannya)
dengan membiarkan langit itu runtuh menimpa mereka, sehingga mereka binasa
semuanya, akan tetapi Kami menahannya supaya jangan runtuh; sebagaimana
27
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Cet 1, 2002, Jakarta: Lentera Hati.
28
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu
Katsir, Cet 1, 1414 H, Mesir: Mu’assah Daar Al-Hilal Kairo.
35
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
yang telah disebutkan dalam firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan Dia menahan
(benda-benda) langit jatuh ke bumi." (Q.S. Al-Hajj, 65).29
sempurna.
29
As-Suyuti Jalaluddin Abd. Rahman. 2003. Tafsir Jalalain, Cet. 1. Beirut: Darul
Kutub al-amaliyah.
36
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
yang tandus. Allah mengalirkan kepadanya Sungai Nil yang membawa lumpur
merah yang hanyut bersama alirannya dari negeri Habsyah di musim
penghujannya. Maka air datang dengan membawa tanah merah dan menyirami
negeri Mesir, sedangkan tanah merah itu menetap di negeri Mesir pada
kedua.tepinya, sehingga tanah mesir menjadi subur dan dapat ditanami oleh
penduduknya, karena se-sungguhnya sebagian besar tanah Mesir terdiri atas
pasir. Mahasuci Allah Yang Mahalembut, Mahawaspada, Maha Penyayang lagi
Maha Pemaaf.30
Artinya, Kami jadikan air itu bila telah diturunkan dari awan menetap di
bumi dan Kami jadikan bumi dapat menerimanya dan menyerapnya sehingga
semua bebijian dan bibit-bibit yang ada padanya dapat beroleh makanan dari air
itu.
ِ اب بِ ِه لََق
اد ُرو َن ٍ َوإِ ََّن َعلَى ذَ َه
dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkan-nya. (Al
Mu’minun: 18)
30
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu
Katsir, Cet 1, 1414 H, Mesir: Mu’assah Daar Al-Hilal Kairo.
37
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
tandus, hutan belantara, dan tempat-tempat lainnya yang tak berpenghuni. Dan
seandainya Kami menghendaki, tentulah Kami dapat mengubah rasanya menjadi
asin sehingga tidak dapat diminum dan tidak dapat dijadikan pengairan, dan
Kami dapat melakukannya. Seandainya Kami menghendaki tidak sekali-kali air
hujan di turunkan ke bumi melainkan menggenang di permukaannya, tentulah
Kami dapat melakukannya. Dan seandainya Kami menghendakinya tidak sekali-
kali turun ke bumi melainkan masuk ke dalam perut bumi sampai jarak yang
tidak terjangkau oleh kalian sehingga kalian tidak dapat memanfaatkannya,
tentulah Kami dapat melakukannya. Tetapi berkat kelembutan dan rahmat Allah,
Dia menurunkan air hujan dari langit berupa air yang tawar, menyegarkan, dan
mudah diminum. Lalu Dia menempatkannya di bumi dan mengalirkannya
menjadi sumber-sumber air yang pada akhirnya terbentuklah mata air-mata air
dan sungai-sungai yang mengalir, sehingga dapat dijadikan sebagai pengairan
tanam-tanaman dan pohon-pohonan yang berbuah. Dari air itu kalian minum,
demikian pula hewan ternak serta hewan peliharaan kalian; kalian mandi,
bersuci, dan membersihkan diri dengan air tersebut. Akhirnya segala puji bagi
Allah atas semua karunia-Nya.31
(Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran) berdasarkan
kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya
Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika demikian mereka pasti akan
mati bersama dengan hewan ternak mereka karena kehausan. 32
31
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu
Katsir, Cet 1, 1414 H, Mesir: Mu’assah Daar Al-Hilal Kairo.
32
As-Suyuti Jalaluddin Abd. Rahman. 2003. Tafsir Jalalain, Cet. 1. Beirut: Darul
Kutub al-amaliyah
38
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
Maksudnya, Kami keluarkan bagi kalian melalui air hujan yang Kami
turunkan dari langit ke kebun-kebun dan taman-taman.
ٍ ِم ْن ََِن
ٍ َيل َوأَ ْعن
اب
kurma dan anggur. (Al Mu’minun: 19)
Yakni di dalam kebun-kebun itu terdapat pohon kurma dan pohon anggur.
Hal ini berdasarkan kondisi geografi yang adadi negeri Hijaz, dan tidak ada
bedanya pula dengan yang terjadi di kawasan lainnya; semua buah-buahan yang
39
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
ada pada mereka termasuk sebagian dan nikmat Allah yang membuat mereka
tidak mampu mensyukurinya dengan syukur yang sebenar-benarnya.
ٌريةِ ِ ِ
َ لَ ُك ْم ف َيها فَ َواكهُ َكث
di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak. (Al
Mu’minun: 19)
Yaitu dari semua buah-buahannya. Ayat ini semakna dengan apa yang
disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
(Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma
dan anggur) kedua jenis buah-buahan ini kebanyakan terdapat di negeri Arab (di
dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian
dari buah-buahan itu kalian makan) di waktu musim panas dan musim dingin. 33
33
As-Suyuti Jalaluddin Abd. Rahman. 2003. Tafsir Jalalain, Cet. 1. Beirut: Darul
Kutub al-amaliyah
40
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
Ini menjadi petunjuk tafsir Al-Qur’an yang sesuai dengan sunnah yang
telah diajarkan oleh Rasulullah dalam urutan minum dan makan dalam berbuka
puasa, pertama minum air secukupnya sebagai pelepas dahaga, kedua makan tiga
buah kurma sebagai tenaga untuk sholat maghrib, karena dari riset penelitian
ilmiah membuktikan kandungin kalori kurma yang lebih besar dan lebih baik
dari pada karbohidrat padi dan gandum, kemudian ketiga makan buah dan
keempat sayuran, keduanya sebagai sebagi pelumas dan kedua komponen ini
lebih cepat diserap sari-sarinya oleh lambung dan usus serta kebutuhan vitamin
dan zat besi sebagai asupan pertama yang dibutuhkan dalam tubuh.
ِ و َشجرةً ََتْر
َج م ْن طُوِر َس ْي نَاء
ُ ُ ََ َ
dan pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon zaitun). (Al Mu’minun: 20)
Yang dimaksud adalah pohon zaitun, sedangkan tur artinya bukit. Sebagian
ulama mengatakan, sesungguhnya bukit dinamakan tur bila padanya terdapat
41
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
pohon-pohonan; tetapi jika tidak ada pohon-pohonan, maka disebut bukit atau
gunung, bukan tur. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Tursina ali
as Tur Sinin adalah nama bukit yang padanya Musa diajak bicara langsung
oleh Allah Swt. begitu pula semua bukit yang ada di sekitarnya yang padanya
terdapat pohon zaitun.34
ْ ت ِِبلد
ُّه ِن ُ ُتَ ْن ب
Yang menghasilkan minyak. (Al Mu’minun: 20)
Sebagian ulama mengatakan bahwa huruf ba yang ada dalan lafaz ayat ini
adalah zaidah, bentuk aslinya ialah tanbutudduhna (tanpa memakai ba). Seperti
halnya yang terdapat di dalam ucapan orang-orang Arab, "Alqa Fulanun
Biyadihi," artinya si Fulan memukulkan tangannya, yakni yadahu (tanpa
memakai ba).
نيِِ ِ ِ
َ َوص ْب ٍغ لْلكل
dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan. (Al Mu’minun: 20)
34
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu
Katsir, Cet 1, 1414 H, Mesir: Mu’assah Daar Al-Hilal Kairo.
42
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
Dengan kata lain, buah zaitun itu mengandung manfaat; darinya dapat
dihasilkan minyak dan juga dapat dijadikan pelezat makanan. Seperti yang
dikatakan oleh Imam Ahmad, bahwa:
Abdur Rahman ibnu Humaid mengatakan di dalam kitab musnad dan kitab
tafsirnya:
43
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
(Dan) Kami tumbuhkan pula (pohon kayu yang asal tumbuhnya dari
Thursina) dapat dibaca Sina dan Saina dengan tidak menerima Tanwin karena
menjadi 'Alamiyah, artinya nama sebuah bukit. Jika tidak menerima tanwin
karena Illat Ta'nits, maka berarti nama suatu lembah (yang menghasilkan) dapat
dibaca Tunbitu dan Tanbutu (minyak) bila menurut bacaan Tunbitu maka huruf
Ba dianggap huruf Zaidah, bila menurut bacaan yang kedua yaitu Tanbutu maka
huruf Ba dianggap sebagai huruf Ta'diyah yang menggandengkan Fi'il dengan
Maf'ul; pohon yang dimaksud adalah pohon Zaitun (dan sebagai penyedap bagi
orang-orang yang makan) lafal ini di'athafkan kepada lafal Bid Duhni, sehingga
dibaca Wa Shibghin Lil Aakiliina. Artinya, sebagai penyedap suapan yang
dicelupkan kepadanya kemudian dimakan, yang dimaksud adalah minyak Zaitun
tersebut.35
ْ ِِبلدberarti minyak
protein nabati seperti tahu dan tempe. Kemudian term ُّهن
konteksnya adalah lemak pun dibutuhkan dalam tubuh sebagai sumber energi
utama selain protein dan karbohidrat yang dibutuhkan bagi tubuh manusia.
Lemak berasal dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Fungsi lemak salah
35
As-Suyuti Jalaluddin Abd. Rahman. 2003. Tafsir Jalalain, Cet. 1. Beirut: Darul
Kutub al-amaliyah
44
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
satunya sebagai pelindung tubuh dari benturan dan pelarut vitamin yang hanya
bisa diserap melalui lemak.
Firman Allah.Swt.:
Allah Swt. menyebutkan berbagai manfaat yang Dia jadikan pada binatang
ternak buat manusia, bahwa mereka dapat minum dari air susunya yang
dikeluarkan di antara tahi dan darah, mereka dapat makan dari dagingnya, dapat
memakai pakaian dari bulunya, serta menaiki punggungnya dan membawa
muatannya ke atas punggungnya menuju negeri yang jauh dari tempat tinggal
mereka. Hal ini disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya:
ُ اها ََلُ ْم فَ ِم ْن َها َرُك ِ ِ ْ َأَوََل ي روا أ َََّن َخلَ ْقنَا ََلم ِِمَّا َع ِمل
وِبُ ْم َ َ َوذَلَّلْن.ت أَيْدينَا أَنْ َع ًاما فَ ُه ْم ََلَا َمال ُكو َن ُْ ْ ََ ْ َ
ب أَفََل يَ ْش ُك ُرو َن ُ شا ِرَ َوََلُ ْم ف َيها َمنَاف ُع َوَم.َوِم ْن َها ََيْ ُكلُو َن
ِ ِ
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan
binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan
45
III | MENJADI MUSLIM YANG SEHAT
Sehingga inilah sebagai 7 komponen 7 sehat 7 sempurna yang harus ُُْت َملُون
46
4
N A B I N U H D A N K A U M N YA
)30( ني ِ
َ لَ ُم ْب تَل
23. “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
(kepada-Nya)?"
24. Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab:
"Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud
hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah
menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah
kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami
yang dahulu.
25. “la tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka
tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu".
26. Nuh berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan
aku".
27. Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan
petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah
memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari
tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih
dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah
kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena
sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
28. Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas
bahtera itu, maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang telah
menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim".
29. Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang
diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat".
30. Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa tanda
(kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada
kaum Nuh itu).
48
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
ternak yang dapat memberikan banyak manfaat dan hal ini menjadi sebuah dalil
tauhid pada nikmat dan karunia Allah Swt kemudian pada ayat selanjutnya Allah
Swt menjelaskan tentan kisah nabi Nuh As. dan kaumnya yang mengabaikan
ketauhidan Allah Swt
ريهُ ۖ أَفَ ََل تَتَّ ُقو َن ٍ ِٰ ِ َّ ال ََي قَ ْوِم ا ْعبُ ُدوا
ُ ْ َاَّللَ َما لَ ُك ْم م ْن إلَه غ َ وحا إِ َ َٰل قَ ْوِم ِه فَ َق
ً َُولَ َق ْد أ َْر َسلْنَا ن
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (Qs.
Al-Mukminun: 23)
Allah Swt menerangkan dalam ayat ini tentang utusan yang bernama Nuh
As. yang menyeru kepada kaumnya agar tidak menyembah selain kepada Allah
Swt. Tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah Swt. Hujan tidak akan
turun, buah-buahan tidak aka keluar dari pohonnya, hewan-hewan tidak akan
memberikan manfaat, melainkan atas izin dan kuasa Allah Swt. Tidak ada yang
bisa menyelamatkan dan membinasakan seseoarang melainkan Allah Swt. maka
dari itu tidakkah kita bertaqwa kepada Allah Swt?!
Maka dengan adanya nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita,
baik yang kita minta ataupun tidak. Agar kita bertakwa kepada Allah Swt,
mengikuti apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang dilarang.
49
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
ِ َ ال الْم ََلُ الَّ ِذين َك َفروا ِمن قَوِم ِه ما ٰه َذا إََِّّل ب
َ ش ٌر مثْ لُ ُك ْم يُ ِري ُد أَ ْن يَتَ َفض
َّل َعلَْي ُك ْم َول َْو َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ فَ َق
ِ ِ اَّلل َِلَنْ ز َل م ََلئِ َكةً ما َُِس ْعنَا ِِبٰ َذا ِِف
ني
َ آِبئنَا ْاِل ََّول
َ َ َ َ َ َُّ اء َ َش
Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang
ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi
seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia
mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan
yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. (Qs. Al-
mukminun: 24)
Para pembesar-pembesar dari kaum nabi Nuh As. sepakat untuk kufur atas
nabi Nuh As. mereka tidak setuju dengan nabi Nuh As. sebagai utusan dari Allah
Swt. mereka meremehkan utusan Allah Swt. mereka menuduh nabi Nuh As
bahwasanya dia menginginkan derajat yang lebih tinggi diantara kaumnya serta
dituduh bahwa adanya keinginan untuk memimpin mereka dengan cara
mengaku-ngaku sebagai utusan tuhan.
Kaumnya tidak mempercayai bahwa ada utusan dari Allah Swt dari
kalangan manusia. Mereka berkata: Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia
mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang
seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Mereka merasa
sombong dan merasa jauh lebih baik dari pada nabi Nuh As. sehingga mereka
amat sangat meremehkan nabi Nuh As.
Jika kita perhatikan ayat ini, kaum nabi Nuh As. bukan menyalahkan seruan
yang dibawa atau sesuatu yang disampaikan oleh nabi Nuh As. mereka tidak
memperhatikan benar atau salahnya sesuatu yang disampaikan nabi Nuh As.
Akan tetapi mereka meremehkan serta menolak yang membawa risalah itu yaitu
nabi Nuh As. menurut mereka, kalau saja seruan ini benar datangnya dari Allah
Swt, mengapa tidak malaikat saja yang menyampaikan seruan ini. Ini semua
menunjukkan bahwa mereka mempunyai sifat sombong karena merasa lebih baik
dari pada nabi Nuh As.
50
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
Dari ayat diatas dapat kita ambil pelajaran bahwasanya dianjurkan bagi kita
untuk mendengarkan dan mematuhi segala perkataan yang baik, bukan melihat
dari sapa yang perkataan itu keluar. Selama perkataan itu baik maka ikutilah
walaupun keluar dari pada orang yang tidak dikagumi, dan jika perkataan itu
tidak baik maka jauhilah walaupun perkataan tersebut keluar dari orang yang
dikagumi.
ٍ َّت ِح
ني ٰ َّ صوا بِ ِه َح ِ ِِ
ََ َإِ ْن ُه َو إََِّّل َر ُج ٌل به جنَّةٌ ف
ُ ََّتب
“la tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah
(sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu".(Qs. Al-Mukminun: 25)
Bukan hanya saja mereka menolak nabi Nuh As. akan tetapi mereka
menganggap nabi Nuh sebagai orang yang gila atau orang yang tertutup akalnya
yang menginginkan perubahan. Maka tunggulah dia mati atau sembuh dari
kegilaannya36.
Dalam ayat ini kita bisa ambil pelajaran tentang dasar-dasar ilmu
masyarakat. Jika suatu masyarakat yang mempunyai kebiasaan atau ideologi
yang salah dan kesalahan itu sudah menjadi satu-kesatuan dengan masyarakat
tersebut, kemudian seseoarang yang belum dikenal di masyarakat tersebut
muncul untuk menyampaikna kebenaran, maka penduduk situ akan langsung
menolaknya dan berat menerimanya. Bahkan akan ada tuduhan-tuduhan yang
menyakitkan hati dari penduduk tersebut.
36
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009) Vol. 8, Hal.
355
51
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
Nuh berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku".
(Qs. Al-Mukminun: 26)
Maka dari itu, nabi Nuh As kecewa terhadap balasan dari kaumnya, beliau
bersabar atas kaumnya sekitar 950 tahun, akan tetapi yang beriman hanya sedikit
saja, maka beliau berdoa kepada Allah Swt untuk meminta pertolongan Allah
38
Swt dari kamunya dan kehancuran kaumnya karena mendustakannya .
Sebagaimana firman Allah Swt:
ِ َوب فَانْ ت
ص ْر ٌ ُفَ َدعا َربَّهُ أَِن َمغْل
“Maka dia (Nuh) mengadu kepada tuhannya, Sesungguhnya aku telah
dikalahkan, maka tolonglah” (Qs. Al-Qamar: 10).
Dari ayat diatas dapat kita ambil pelajaran bahwasanya jika kita
menginginkan pertolongan maka minta lah pertolongan kepada Allah Swt.
jangan meminta pertolongan kepada selain-Nya seperti dukun, dsb
37
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Singapura: Kertajaya Printing Industries, 2003) Hal.
4782
38
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munir, (Dimaskus: Dar Al-Fikar Al-Maasir 1418 H)
Jild. 18 Hal 34
52
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
Allah Swt memberikan petunjuk dan arahan agar nabi Nuh As. dan
kaumnya untuk membuat bahtera. Dalam tafsir Al-Azhar bahwasanya konon
nabi Nuh As. membuat bahteranya di tempat yang jauh dari air. Sehingga
bertambah kuatlah tuduhan gila atau kurangnya akan dari para pemuka-pemuka
kaumnya39. Akan tetapi hati nabi Nuh As. tetap teguh dan yakin karena semua
yang belia lakukan adalah perintah Allah Swt.
Nabi Nuh As. membuat bahtera atas petunjuk dan pengawasan Allah Swt.
Allah Swt memberikan petunjuk dalam pembuatan bahtera tersebut serta
mengawasi pembuatannya. Karena pembuatan bahtera atau perahu pada saat itu
belum populer, bahkan belum dikenal. Beliau membuat perahu tersebut sampai
selesai.
39
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Hal. 4783
53
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
bawah bumi dan hujanpun turun dari langit. Maka, semua yang ada didalam
behtera tersebut akan aman dan selamat.
Sedangkan orang-orang yang tidak beriman dari keluarga nabi Nuh As.
seperti anak dan istrinya tidak dapat memasuki bahtera tersebut40. Dan tidak ada
satupun yang dapat menolong mereka. Bahkan, nabi Nuh As. pun tidak dapat
memberikan pertolongannya. Dan mereka yang tidak beriman akan tenggelam.
Ketika nabi Nuh As. beserta orang yang beriman kepada Allah Swt dan
binatang-binatang yang berada di dalam kapal akan selamat. Maka janganlah
lupa bersyukur kepada Allah swt dan mengucapkan: “Segala puji bagi Allah
yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim”
Dapat kita ambil pelajaran dari ayat ini bahwasanya ketika kita
mendapatkan suatu anugrah dalam bentuk apapun, maka teteplah selalu ingat
siapa yang memberi kita nikmat, janganlah kufur atas nikmat yang telah Allah
40
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Adhim, (Beirut: Dar Al-Fikr 2009) Hal. 1271
41
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munir, (Dimaskus: Dar Al-Fikar Al-Maasir 1418 H)
Jild. 18 Hal 35
54
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
Swt anugrahkan untuk kita. Bersyukurlah terhadap apa yang telah Allah swt
anugrahkan.
ِ ِ َوقُل َر
َ ري ال ُْم ْن ِزل
ني َ ْب أَنْ ِزل ِِْن ُم ْن َزًَّل ُمبَ َارًكا َوأَن
ُ ْ ت َخ ْ
Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan
Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat". (Qs. Al-Mukminun: 29)
Karena yang ahli untuk menentukan suatu tempat berlabuh bukanlah dari
orang lain, melainkan hanya Allah Swt yang dapat menentukan tempat berlabuh
yang baik dan diridhai, maka dari itu serahkanlah segala urusan dan tawakkalah
kepada Allah Swt.
55
IV | NABI NUH DAN KAUMNYA
Kemenangan bagi siapa saja yang beriman kepada nabi Nuh As. dan
kehancuran kaumnya yang yang mendustakannya adalah suatu tanda kebenaran
nabi atas apa yang beliau bawa dari Allah Swt. Allah Swt dapat melakukan segala
sesuatu atas kehendaknya dan Allah Swt dan maha berkuasa atas segalah hal,
serta Maha mengetahui akan segalanya. 42
Nabi Nuh As diutus oleh Allah Swt kepada kaumnya agar mereka
menyembah Allah Swt, akan tetapi mereka menolak dan mendustakan nabi Nuh
As, bahkan mereka sampai mencela nabi Nuh As sebagai orang gila atau kurang
akal.
Nabi Nuh As diperintahkan oleh Allah Swt untuk membuat suatu bahtera
yang akan diisi oleh binatang-binatang baik yang jinak ataupun yang liar dan
juga siapa saja yang beriman. yang bertujuan untuk menyelamatkan orang-orang
yang beriman dari adzab yang akan ditimpakan kepada kaumnya yang
mendustakannya.
42
Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Adhim, (Beirut: Dar Al-Fikr 2009) Hal. 1272
56
5
PEL A JARAN DARI KAUM
TERDAHULU
ُّم َوُك ْن تُ ْم تُ َر ًاِب َو ِعظَ ًاما أَنَّ ُك ْم ُُمَْر ُجو َن ()35 ِ ِ ِ
َْلَاس ُرو َن ( )34أَيَع ُد ُك ْم أَنَّ ُك ْم إِذَا مت ْ
وت َوََْنيَا َوَما وع ُدو َن ( )36إِ ْن ِه َي إََِّّل َحيَاتُنَا ُّ
الدنْيَا ََنُ ُ ات لِ َما تُ َ
ات َه ْي َه َ
َه ْي َه َ
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
43
Maksudnya: dikeluarkan dalam Keadaan hidup sebagai waktu di dunia.
44
Maksudnya: di samping sebagian dari manusia meninggal dunia, Maka ada
manusia yang lain dilahirkan.
58
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
39. Rasul itu berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka
mendustakanku."
40. Allah berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan
menjadi orang-orang yang menyesal."
41. Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan
hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjirMaka 45
kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.
42. kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat yang lain.46
43. tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat
pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu).
Siksa yang terjadi atas umat yang membangkang Nabi Nuh as itu bukanlah
suatu kebetulan. Akan tetapi, itu adalah ketetapan Allah yang berlaku atas
45
Maksudnya: demikian buruknya akibat mereka, sampai mereka tiada berdaya
sedikitpun, tak obahnya sebagai sampah yang dihanyutkan banjir, Padahal tadinya mereka
bertubuh besar-besar dan kuat-kuat.
46
Maksudnya: kaum Nabi saleh, kaum Nabi Luth, dan kaum Nabi Syu'aib.
59
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
masyarakat yang membangkang kepada Nabi dan Rasul. Hal inilah yang
dijelaskan oleh ayat di atas dan ayat-ayat berikutnya.
)32( اَّللَ َما لَ ُك ْم ِم ْن إِل ٍَه غَ ْريُهُ أَفَ ََل تَتَّ ُقو َن ِ فَأَرسلْنَا فِي ِهم رسوًَّل ِم ْن هم أ
َّ َن ا ْعبُ ُدوا ُْ َُ ْ َْ
Para mufassir memberikan beberapa pendapat tentang Nabi siapa yang
di utus, ada yang mengatakan bahwasanya ia adalah Nabi Shaleh as, hal tersebut
dikarnakan kaum Nabi Shaleh juga di timpa oleh suara yang mengguntur, dan
mereka binasa atasnya, seperti yang Allah katakan dalam akhir kisah mereka.
47
Ibnu ‘Abbas, tanwiru al-Miqbas min tafsiri ibni ‘Abbas, Maktabah Syamella hal 286
48
Muhammad abdul lathif bin al-khatib, audhahu tafasir, maktabah syamela, juz
1 hal 415
60
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
Mereka beralasan dengan firman Allah yang terdapat dalam surat al-a’raf ayat
69;49
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َاء ُك ْم ذ ْك ٌر م ْن َرب ُك ْم َعلَى َر ُج ٍل م ْن ُك ْم ليُ ْنذ َرُك ْم َواذْ ُك ُروا إ ْذ َج َعلَ ُك ْم ُخلَ َفاء
َ أ ََو َعج ْب تُ ْم أَ ْن َج
َِّ آَّلء
اَّلل ل ََعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحو َن ٍ ُِم ْن بَ ْع ِد قَ ْوِم ن
ْ وح َوَزا َد ُك ْم ِِف
َ َ اْلَل ِْق بَ ْسطَةً فَاذْ ُك ُروا
Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan
dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi
peringatan kepadamu? dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah
menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah
lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan
perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.
Dalam ayat ini Allah menggunakan redaksi “fie” dalam berbagai ayat kita
temukan Allah menggunakan redaksi “ila” , hal ini mengidentikasi bahwa rasul
yang datang adalah orang yang dekat dengan kalian, kalian mengenalnya,
mengetahui perangannya.51
49
Muhammad Sayyid Thantowi, Tafsir al-wasith lil qur’ani al-karim, Mesir; der an-
Nahdhah, cet 1, juz 10 hal 30
50
Syeikh Mutawalli as-Sya’rawi, Tafsir as-Sya’rawi, maktabah syamella, juz 16
hal 344
51
Abu thayyib Muhammad shadiq khan,Fathu al-bayan fie maqashidi al-qur’an,
(Bairut; al-‘asriyyah pres), juz 9 hal 116
61
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
َاب َوا َْلِ ْك َمة ِ ِ ِ ِ َكما أَرسلْنَا فِي ُكم رسوًَّل ِم ْن ُكم ي ْت لُو َعلَي ُكم
َ َآَيتنَا َويُ َزكي ُك ْم َويُ َعل ُم ُك ُم الْكت
َ ْ ْ َ ْ َُ ْ َْ َ
َويُ َعلِ ُم ُك ْم َما ََلْ تَ ُكونُوا تَ ْعلَ ُمو َن
sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan
Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Sama halnya apa yang terjadi pada kaum ‘Ad, Allah mengutus Nabi Hud
as. Tak lain tak bukan untuk menyerukan kepada kaumnya meng-esakan Allah
semata. Seraya berkata kepada kaumnya; "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian,
sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak
bertakwa (kepada-Nya).” Nabi Hud as menyerukan kaumnya untuk menyembah
Allah, karna tidak ada tuhan selainNya. Dan mengapa kalian tidak takut kepada
Allah dengan sebenar-benarnya takut? karna sesungguhnya ‘adzab Allah itu
nyata.52
52
Muhammad as-Syirazi al-Baidhawi, Anwaru at-Tanzil wa asraru at-Takwil, Dar
ihyau at-turats pres, juz 4 hal 86
62
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
kepada hari akhir, dan mencintai dunia yang mengedepankan hawa nafsu mereka
belaka, serta meremehkan dan tidak mempercayai utusan Allah. 53
53
Fakhruddin ar-Razi, Mafatihu al-Ghaib, Maktabah Syamella, juz 23 hal 275
54
Mukhtashar fii tafsiri al-Qur’an al-Karim, Maktabah Syamella, juz 1 hal 344
63
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
ِ َ ات هي ه ِ ِ ِ
وع ُدو َن
َ ُات ل َما ت َ ْ َ َ ) َه ْي َه35( أَيَع ُد ُك ْم أَنَّ ُك ْم إِ َذا مت ُّْم َوُك ْن تُ ْم تُ َر ًاِب َوعظَ ًاما أَنَّ ُك ْم ُُمَْر ُجو َن
َتىََ ْ) إِ ْن ُه َو إََِّّل َر ُج ٌل اف37( ني
ِ ُ ُ) إِ ْن ِه َي إََِّّل َحيَاتُنَا الدُّنْ يَا ََن36(
َ وت َوََْنيَا َوَما ََْن ُن ِِبَْب عُوث
ِِ ِ َِّ َعلَى
)38( ني َ اَّلل َكذ ًِب َوَما ََْن ُن لَهُ ِِبُْؤمن
Lebih dan lebih lagi, para pemuka mereka terus memberikan hasutan-
hasutan yang membuat sebagian dari mereka ragu akan kenabian yang dibawa
oleh Nabi Hud as. Mereka melanjutkan dengan mengatakan; “Apakah ia
menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah
menjadi tanah dan tulang belulang, kamu Sesungguhnya akan dikeluarkan (dari
kuburmu)?” dengan alasan bahwa hal demikian mustahil akan terjadi, sungguh
sangat tidak masuk akal dan belum pernah terjadi sebelumnya. Yang nampak
adalah orang yang mati tidak akan bangkit lagi, mengapa kalian akan percaya
tentang kebangkitan tersebut?. Terlebih keadaan kalian setelah kematian menjadi
tulang belulang dan debu kemudian kalian di bangkitkan seperti keadaan sedia
kala. Dengan itu nampak sangat jelas bahwa mereka mengingkari perihal akan
terjadinya hari kebangkitan, yang mana itu merupakan janji Allah, bahwa setiap
manusia kelak akan di bangkitkan. Allah menegaskan dalam firmannya;
55
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan dan keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal 366
56
Al-Qur’an surat Taha ayat 15
64
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
57
Muhammad ibnu Jarir at-Thabari, Jami’u al-Bayan fi Takwili al-Qur’an,
Maktabah Syamella, juz 19 hal 29
58
Maksudnya: di samping sebagian dari manusia meninggal dunia, Maka ada
manusia yang lain dilahirkan
59
Tanwiru al-Miqbas min Tafsiri Ibni ‘Abbas, hal 287
60
Ibrahim al-Qhattan, Taysir at-tafsir li al-Qhattan,Maktabah Syamella, juz 2 hal
476
65
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
Apakah rahasia dari ayat di atas yang menghilangkan huruf panggilan “ya
annida”?, bahkan kita tidak akan menjumpai “ya annida” yang bersangkutan
dengan doa kepada Allah dalam al-Qur’an. Dalam kaedah ilmu Balaghah, arti
dari “nida” adalah menghendaki menghadapnya seseorang dengan
menggunakan huruf yang mengganti lafadz saya memanggilmu, Salah satunya
“yaa”. Kata “yaa” dalam kaedah Balaghah memiliki arti panggilan terhadap
orang yang jauh.62 Sementara di dalam al-Qur’an semua lafadz doa huruf “Yaa”
di buang, itu mengidentifikasi bahwasanya Allah itu dekat, bahkan Allah
menjelaskan bahwa diriNya lebih dekat dari urat nadi manusia.
61
Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili, Tafsir al-Munir, Maktabah Syamella, juz 17
hal 43
62
Ali al-Tarim dan Musthafa Amin, terjemahan al-Balaghatu al-Wadhihah,
Bandung, sinar baru algensindo, 2016, hal 299
66
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
Setelah Nabi Hud as merasa dirinya tak sanggup lagi atas perilaku yang di
lakukan kaumnya terhadap dirinya, tentu sebagai sifat manusiawi ingin rasanya
keluar dengan secepat cepatnya dari zona yang tidak nyaman. Allah pun
menjawab Do’a Nabi Hud as, : "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan
menjadi orang-orang yang menyesal." Allah seakan berkata; “sabarlah dan
jangan kau tergesa-gesa, karna sebentar lagi dalam waktu dekat mereka semua
akan merasakan penyesalan atas apa yang mereka perbuat terhadapmu dahulu
kala”63
ِ ِ ِ
َ اء فَ بُ ْع ًدا ل ْل َق ْوم الظَّال ِم
)41( ني ُ َالص ْي َحةُ ِِب َْلَ ِق فَ َج َعلْن
ً َاه ْم غُث َّ َخ َذ ِْتُ ُم
َ فَأ
Maka mereka di musnahkan dengan adzab yang tidak ada bandingnya,
yaitu dihancurkan suara yang mengguntur dengan dahsyatnya. Mereka dijadikan
seakan sampah banjir besar yang tidak berfaedah sama sekali, maka orang-orang
dzalim itu menjadi binasa. Dalam surat al-Haqqah ayat enam sampai delapan
Allah mengambarkan kebinasaan kisah kaum ‘Ad;
وما
ًس ٍ ِ ٍ
ُ َّرَها َعلَْي ِه ْم َس ْب َع لَيَال َوَثََانيَةَ أ َََّيم ُح
ٍِ
َ ) َسخ6( ص ٍر َعاتيَةَ ص ْر َ يح ٍ َوأ ََّما َعا ٌد فَأ ُْهلِ ُكوا بِ ِر
)8( ) فَ َه ْل تَ َرى ََلُْم ِم ْن َِبقِيَ ٍة7( از ََنْ ٍل َخا ِويٍَة
ُ ص ْر َعى َكأ ََُّنُ ْم أَ ْع َج ِ
َ َتى الْ َق ْو َم ف َيها
ََ َف
6. Adapun kaum 'Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat
dingin lagi Amat kencang,
7. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu
mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah
kosong (lapuk).
8. Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka 64
63
Ni’matillah bin Mahmud an-Nakhjuwani, fawatihu al-ilahiyyah wa mafatihu al-
Ghaibiyah, juz 1 hal 569
64
Maksudnya: mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya
keturunan.
67
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
َ آخ ِر
)42( ين ً شأ ََْن ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم قُ ُر
َ وَن َ ُُْثَّ أَن
” patah tumbuh hilang berganti” itulah pribahasa yang mendekati benar
adanya apa yang Allah kehendaki di alam jagat raya ini, setelah Allah
membinasakan kaum ‘Ad akibat perbuatan kedzaliman yang mereka perbuat,
Allah menciptakan umat-umat lainnya. Beberapa Mufassirin berpendapat umat
tersebut adalah umat Bani Israil. Ada juga yang mengatakan umat tersebut adalah
kaum Stamud kaumnya Nabi Shaleh, dan kaum Madyan yaitu kaumnya Nabi
Syu’aib. Dan setiap umat memiliki kadar waktu yang telah di tentukan, tidak
akan dipercepat kehancuranya dan tidak pula di perlama keberadaanya. 66 Ibnu
‘abbas berpendapat bahwa kadar satu “qarn” menyamai dengan delapan puluh
tahun lamanya67
65
Muhammad Ali as-Shabuni, Shafwatu at-Tafasir, juz 2 hal 283
66
Ibrahim al-Qhattan, Taysir at-tafsir li al-Qhattan, juz 2 hal 477
67
Tanwiru al-Miqbas min Tafsiri Ibni ‘Abbas, hal 287
68
Maksudnya: tiap-tiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau
keruntuhan.
68
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
dapat (pula) memajukannya.” Semua itu berlaku sesuai dengan ketentuan Allah
saw yang maha kuasa, yang mengatur alam ini dengan segala isinya dengan
tertib, teratur dan lancar. 69 Sudah pasti yang kekal hanyalah Dzat Allah yang
maha abadi, seluruh ciptaanya pasti akan binasa dan hancur.
Hidup mewah dan makmur seharusnya bukan menjauhkan kita dari dzat
yang maha kaya, akan tetapi sudah seharusnya menjadikan kita menjadi semakin
dekat kepada sang pemilik jagat raya. Jika Allah telah menggambarkan tentang
keadaan kaum terdahulu yang binasa akibat kedzaliman yang mereka perbuat,
alangkah ruginya jika termasuk kedalam golongan yang sama derajatnya dengan
mereka. Allah mengisahkan kisah-kisah umat terdahulu bukanlah menjadikan al-
Qur’an sebagai kitab sejarah, akan tetapi agar kaum setelahnya dapat mengambil
pelajaran berharga darinya dan semoga kita dapat mengambil hikmah di balik
kisah Nabi Hud as dan kaعةnya.
69
Muhammad Sayyid Thantowi, Tafsir al-wasith lil qur’ani al-karim, juz 10 hal 36
69
V | PELAJARAN DARI KAUM TERDAHULU
70
6
E T I K A D A K WA H
ُ ُ) فَ َك َّذب47( ش َريْ ِن ِمثْلِنَا َوقَ ْوُم ُه َما لَنَا َعابِ ُدو َن
وُهَا فَ َكانُوا َ َ) فَ َقالُوا أَنُ ْؤِم ُن لِب46(
45. kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa
tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata
46. kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, Maka mereka ini takbur
dan mereka adalah orang-orang yang sombong.
47. dan mereka berkata: "Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang
manusia seperti kita (juga), Padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah
orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?"
48. Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah
Termasuk orang-orang yang dibinasakan.
49. dan Sesungguhnya telah Kami berikan Al kitab (Taurat) kepada Musa,
agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.
50. dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti
yang nyata bagi (kekuasaan kami), dan Kami melindungi mereka di suatu
tanah Tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan
sumber-sumber air bersih yang mengalir.
اه ْم
ُ َضا َو َج َعلْن َ اء أ َُّمةً َر ُسوَُلَا َك َّذبُوهُ فَأَتْ بَ ْعنَا بَ ْع
ً ض ُه ْم بَ ْع َ َتى ُك َّل َما َج
َ ْ َُُثَّ أ َْر َسلْنَا ُر ُسلَنَا ت
)44( يث فَ بُ ْع ًدا لِ َق ْوٍم ََّل يُ ْؤِمنُو َن ِ أَح
َ اد َ
44. kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) Rasul-rasul Kami berturut-
turut. tiap-tiap seorang Rasul datang kepada umatnya, umat itu
mendustakannya, Maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian
yang lain. dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), Maka
kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.
Pada Ayat ini Allah SWT mengenceritakan bahwa telah datang umat-
umat secara bergantian begitu pula dengan Rasul yang mendampingi tiap umat.
Dan pada saat itu pula setiap rosul pasti akan berhadapan dengan orang-orang
yang menentangnya. Maka Rosul akan berjuang untuk terus menyebarkan
dakwah kepada umatnya walaupun dicerca dan ditentang oleh kaum yang
Zhalim. Karena setiap masing-masing umat itu ada yang mendustakan Rasul-
Nya, Maka Allah membinasakan mereka dengan. Terus menerus seperti itu
hingga masa Rasulullah SAW. Kemudian kisah-kisah yang tertinggal dari
mereka menjadi sebuah hikayat dan pelajaran bagi umat-umat setelahnya.
72
VI | ETIKA DAKWAH
Dengan memahami ayat ini kita dapat mengetahui bahwasanya Jika kita
mengeluh akan pertentangan dari oknum-oknum terhadap dakwah kita, maka
sepatutnya kita mencamkan dalam diri kita bahwasanya dari sejak dahulu
pertentangan dari orang-orang yang diajak kepada kebaikan memang sudah
terjadi berturut-turut dari masa ke masa. Sehingga mengukuhkan hati dan niat
seorang pendakwah untuk menjadi tahan banting dan kokoh daripada gangguan
pihak lain. Sebagaimana tercantum dalam banyak ayat di Al-Qur’an, Allah SWT
memerintahkan Rasulallah saw.untuk banyak bersabar dalam menanggapi
perkataan dari orang - orang kafir :
73
VI | ETIKA DAKWAH
ش َريْ ِن ِمثْلِنَا
َ َ) فَ َقالُوا أَنُ ْؤِم ُن لِب46( .نيِ
َ ْبوا َوَكانُوا قَ ْوًما َعال
َُ استَ ْك
ِِ ِ
ْ َ إ ِِ َ َٰل ف ْر َع ْو َن َوَملَئه ف#
Pertama, Karena memandang sisi Zhohir seorang Nabi yang mana mereka
adalah seorang manusia, ini merupakan pemahaman mereka yang keliru, karena
74
VI | ETIKA DAKWAH
mereka menafikan sifat kemanusiaan dari kerasulan dan Nubuwwah. Inilah yang
menampakkan kebodohan mereka terhadap cabang-cabang dari hakikat sifat
kemanusiaan dan tingkatannya, bagaimana mungkin mereka tidak ridho akan
kenabian seorang manusia tetapi mereka ridho akan terhadap tuhan yang hanya
terbuat dari kayu, batu dll.
Oleh karena itu, ayat ini mengajarkan kita untuk tidak pernah
menganggap remeh seseorang atas dasar apapun. Karena sesungguhnya allah
maha tau kelebihan seeorang itu daripada kita. Kita tidak berhak untuk
menghakimi seseorang hanya arena permasalahan penampilan zhahir atau latar
belakang seseorang. Dalam surat Al Hujurat, Allah Ta’ala memberikan kita
petunjuk dalam berakhlak yang baik,
س ٍاء ِ ِ َِي أَيُّها الَّ ِذين آَمنُوا ََّل يس َخر قَوٌم ِمن قَ وٍم َعسى أَ ْن ي ُكونُوا َخ ْريا ِم ْن هم وََّل ن
َ ساءٌ م ْن ن
َ َ ُْ ً َ َ ْ ْ ْ ْ َْ َ َ َ َ
ِ
ريا م ْن ُه َّن
ً ْ سى أَ ْن يَ ُك َّن َخ
َ َع
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11).
Ayat ini pula mengajarkan kita untuk tidak belaku sombong, karena
sifat Sombong rentan akan penyakit hati-penyakit hati yang lain seperti ujub,
riya, hasud dll. Tentu kita ingat bahwa Kesombongan adalah awal maksiat yang
ada.dan tidak heran kesombongan menjadi salah satu penyebab menentangnya
umat terdahulu terhadap dakwah rasul mereka. Rasulullah Saw bersabda dalam
75
VI | ETIKA DAKWAH
hadist: Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
اُهَا إِ َ َٰل ِ
َ َو َج َعلْنَا ابْ َن َم ْرََيَ َوأ َُّمهُ آيَةً َو.)49(اب ل ََعلَّ ُه ْم يَ ْهتَ ُدو َن
ُ َآويْ ن َ َوسى الْكت
َ َولَ َق ْد آتَ ْي نَا ُم
ِ رب وةٍ َذ
ٍ ات قَ را ٍر َوَم ِع
.)50(ني َ َ َْ
49. dan Sesungguhnya telah Kami berikan Al kitab (Taurat) kepada Musa, agar
mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.
50. dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang
nyata bagi (kekuasaan kami), dana Kami melindungi mereka di suatu tanah
Tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan
sumber-sumber air bersih yang mengalir.
76
VI | ETIKA DAKWAH
فإذا جئتهم فادعهم أن يشهدوا أن َّل إله إَّل هللا وأن، إنك ستأيت قوما من أهل الكتاب
فإن هم أطاعوك بذلك فأخْبهم أن هللا قد فرض عليهم مخس صلوات، َمم ًدا رسول هللا
فإن هم أطاعوا لك بذلك فأخْبهم أن هللا قد فرض عليهم صدقة، ِف كل يوم وليلة
، فإن هم أطاعوا لك بذلك فإَيك وكرائم أمواَلم، تؤخذ من أغنيائهم فَتد على فقرائهم
واتق دعوة املظلوم ؛ فإنه ليس بينها وبني هللا حجاب
77
VI | ETIKA DAKWAH
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum Ahli Kitab. Ketika engkau
datangi mereka, maka ajaklah mereka untuk bersyahadat laailaha illallah wa
anna muhammadan rasulullah. Jika mereka mau menaatinya, maka setelah itu
kabarkanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka
shalat lima waktu setiap hari. Jika mereka mau menaatinya, maka kabarkanlah
kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat yang
diambil dari orang-orang kaya untuk diberikan kepada orang-orang miskin. Jika
mereka mau menaati hal itu maka berhati-hatilah engkau terhadap harta
berharga mereka, dan hindarilah doanya yang dizhalimi, karena sungguh tidak
ada penghalang antara dia dengan Allah” (HR. Bukhari 1458, Muslim 19).
78
7
M A S YA R A K AT I D E A L
ِ ِ ات وا ْعملُوا
ِ ِ
ٌ صاَلًا إِِن ِِبَا تَ ْع َملُو َن َعل
) َوإِ َّن51( يم َ َ َ َالر ُس ُل ُكلُوا م َن الطَّيِب
ُّ ََيأَيُّ َها
ِ ه ِذ ِه أ َُّمت ُكم أ َُّمةً و
ِ اح َد ًة وأ َََن ربُّ ُكم فَاتَّ ُق
) فَ تَ َقطَّعُوا أ َْم َرُه ْم بَ ْي نَ ُه ْم ُزبُ ًرا ُك ُّل52( ون ْ َ َ َ ْ ُ َ
سبُو َن أ َََّنَا ٍ ) فَ َذ ْرُه ْم ِِف غَ ْمرِِتِ ْم َح ََّّت ِح53( ب ِِبَا لَ َديْ ِه ْم فَ ِر ُحو َن
ٍ ِح ْز
َ َُي
َْ ) أ54( ني َ
ِ اْلَ ْري
) إِ َّن56( ات بَ ْل ََّل يَ ْشعُ ُرو َن ٍ َُنِ ُّد ُهم بِ ِه ِم ْن َم
َ ِال َوبَن
َ ْ سارِعُ ََلُ ْم ِِف
َ ُ) ن55( ني ْ
)58( ت َرِبِِ ْم يُ ْؤِمنُو َن
ِ ) والَّ ِذين ُهم ِِبَي57( الَّ ِذين ُهم ِمن َخ ْشي ِة رِبِِم م ْش ِف ُقو َن
َ ْ َ َ ُْ َ َ ْ ْ َ
Lebih dalam dari pada itu, ada dua visualisasi yang ditawarkan oleh
alquran untuk membentuk konsep masyarakat ideal. Konsep ini lebih kepada
perbaikan intern perorangan terlebih dahulu sebelum terjun pada perbaikan
masyarakat tersebut.
80
VII | MASYARAKAT IDEAL
keruhanian yaitu dengan beramal yang baik seperti solat puasa maupun amal-
amal kebajikan yang lainnya.
Mari kita kaji dan Analisa, yang dicita-citakan oleh masyarakat adalah
keadilan, kedamaian, kesejahteraan. Itu semua dapat dibantu dan diwujudkan
salah satunya dengan terlebih dahulu memperhatikan perbaikan diri. Berbicara
tentang perbaikan diri bukan lagi berbicara tentang penyebab orang tersebut
susah berbuat baik karena sejatinya semua orang itu punya naluri baik sehingga
dapat disimpulkan bahwa awal yang terlintas dalam pikiran dan naluri manusia
itu baik. Jadi sekarang kita lebih menekankan dan masuk pada persoalan
mekanisme atas langkah-langkah yang benar untuk membentuk kepribadian
yang baik. Yaitu diawali dengan mengkonsumsi hal-hal yang dihalalkan lagi baik
dan bergizi.
81
VII | MASYARAKAT IDEAL
masyarakat yang nantinya akan ada titik puncak yaitu membentuk masyarakat
ideal. Itu semua hanya dilihat dari satu sisi. Yaitu konsep jasmaniyah.
Melihat dari konsep kedua tadi dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
ada harapan membuat masyarakat ideal dengan memperbaiki problematika
dirinya terlebih dahulu.
82
VII | MASYARAKAT IDEAL
Jika persatuan tidak dijalankan dan dijaga dengan baik maka yang
terjadi adalah tinggal tunggu bom waktu yang akan meledak menghancurkan
tatanan norma dan nilai dalam bermasyarakat. Kondisi inilah yang merusak
konsep masyarakat ideal.
Jika manusia tidak bisa memahami amanah anak dan harta ini maka
yang ada akan berefek buruk pada masyarakat. Persatuan dan kesatuan akan
hancur hanya karena pembelaan terhadap anak dan harta yang terlalu berlebihan
apalagi tidak menjalankan amanah yang baik atas pemberian anak dan harta tadi.
83
VII | MASYARAKAT IDEAL
menggapai masyarakat ideal. Ada tiga karakteristik yang ada pada masyarakat
ideal yaitu:
Sebagai mana pada ayat 57 yaitu orang-orang yang karena takut (azab)
tuhan mereka sangat berhati-hati. Isyarat ayat ini adalah orang yang menyadari
konsekuensi pelanggaran hukum akan berhati-hati melakukan kejahatan
sehingga dengan sikap seperti ini bisa membantu mewujudkan masyarakat ideal.
Menaati hukum
Pada ayat 58 yang artinya mereka yang beriman pada ayat-ayat tuhannya
(alquran), merupakan gambaran sikap manusia yang baik yaitu beriman pada
ayat-ayat tuhan sedangkan kalau ditarik pada ranah masyarakat ideal, mereka
berkarakter selalu taat dan mengindahkan hukum tersebut. Setiap peraturan
hukum atau norma yang ada di dalam masyarakat diindahkan dan ditaati maka
dapat membuat suasana masyarakat yang ideal.
Makhluk teosentris
Hal yang juga mendukung supaya membuat suasana masyarakat yang ideal
adalah menjadi hamba yang sangat yakin akan pertolongan tuhannya sehingga
tidak ada kata putus asa dalam menapaki kehidupan. Itu adalah salah satu ciri-
ciri mahluk teosentris (mahluk yang berketuhanan)
84
8
S T R AT E G I J I T U D A L A M
B E R KO M P E T I S I
) أَفَ لَ ْم يَ َّدبَّ ُروا الْ َق ْو َل أ َْم67( ين بِ ِه َس ِام ًرا َِتْ ُج ُرو َن
َ ) ُم ْستَ ْكِ ِْب66( صو َن
ِ
ُ تَ ْنك
86
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
87
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
Dia tidak mempersekutukan Allah dengan apapun. Dia tahu bahwa hal itu
adalah kezaliman terbesar terhadap Zat yang memeliharanya dan memberikan
semua kebaikan kepadanya.
Dia memberikan kepada orang lain apa yang dia bisa berikan dari berbagai
kebaikan. Betapapun demikian hatinya masih tidak tenang, karena kawatir Allah
tidak berkenan dengan apa yang dia lakukan.
ِ اْلَ ْري
ات َو ُه ْم ََلَا َسابُِقو َن َ ِأُولَئ
َ ْ سا ِرعُو َن ِِف
َ ُك ي
61. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah
orang-orang yang segera memperolehnya.
Amal qalbi atau getaran hati yang penuh dengan keimanan sangat
berpengaruh dalam perilaku dan mendapat apresiasi yang besar dari Allah.
Merekalah yang berada di garda terdepan dari hamba-hamba Allah yang akan
beruntung di akhirat nanti.
Maksud dari kelima ayat di atas adalah menjelskan ciri-ciri orang mukmin
yang dapat diaplikasikan kepada prinsip hidup menjadi orang nomor satu.
88
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
Pertama takut kepada Allah, kedua iman kepada Allah dan ayat-ayat Allah,
ketiga tidak menyekutukan Allah, keempat bersedekah, kelima menjadi garda
terdepan. Jadi apabila kita jadikan konsep prinsip kehidupan untuk menjadi
orang nomor satu adalah kita harus sigap (hati-hati) karena takut, lalu percaya
kepada diri sendiri dan kepada apapun yang menjadi penopang diri, selanjutnya
kita harus fokus (tidak menyekutukan) serta berbagi peluang supaya kita dapat
mengevaluasi diri dan yang terakhir semangat disipin yang tinggi.
89
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
Oleh karena itu, janganlah mereka mengira bahwa azab tidak akan
menimpa mereka, karena Allah memberi tangguh mereka agar bertambah dosa
mereka sehingga mereka mendapatkan balasan yang sempurna.
90
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
ِ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
ُ قَد َكانَت َءايَٰ َِّت تُت لَ ٰى َعلَي ُكم فَ ُكنتُم َعلَ ٰٰٓى أَع َقٰبِ ُكم تَنك
صو َن
66. Sesungguhnya ayat-ayatKu (Al Quran) selalu dibacakan kepada kamu
sekalian, Maka kamu selalu berpaling ke belakang,
91
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
ۡ ً۬ ۡ ۡ
ين بِ ِهۦ َسٰ ِم ًرا َِت ُج ُرو َنِ ِ
َ َُمست
ْب ك
67. Dengan menyombongkan diri terhadap Al Quran itu dan mengucapkan
perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam
hari.
92
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
kebaikan dan melindungi dari keburukan, dan tidak ada yang menghalangi
mereka untuk mentadabburinya melainkan karena hati mereka terkunci.
93
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
ۡ ۡ ۡ
ٰٓء ُهم بِٱَلَ ِق َوأ ْكثَ ُرُه ۡم لِل َح ِق َكٰ ِرُهو َن ۡ ِ ِِ
َ أَم يَ ُقولُو َن بهۦ جنَّةُ بَل َجا
70. Atau (apakah patut) mereka berkata: "Padanya (Muhammad) ada penyakit
gila." sebenarnya Dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan
kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu.
94
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
Jika seorang bertanya, “Mengapa kebenaran itu tidak selalu sesuai dengan
keinginan mereka agar mereka beriman dan segera tunduk?” Maka jawabannya
adalah ayat di atas.
Bagaimana tidak binasa dan hancur jika yang satu berkeinginan begini,
sedangkan yang satu lagi berkeinginan begitu. Di samping itu, hawa nafsu atau
keinginan mereka cenderung untuk bersenang-senang tidak memperhatikan
maslahat kedepan, pengetahuan mereka terbatas, bahkan nafsu itu biasanya
menyuruh kepada kejahatan dan kezaliman, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Allah. Oleh karena itu, jika kebenaran itu menuruti keinginan mereka tentu
hancurlah dunia.
95
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
imbalan dari Allah adalah rezeki yang dianugrahkan Allah di dunia, dan pahala
di akhirat.
ً۬ ِ ۡ
ص َرٲ ٍط ُّم ۡستَ ِق ًٍ۬يم وه ۡم إِ َ َٰل َ ََّوإِن
ُ ك لَتَد ُع
73. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang
lurus.
Oleh karena itu, jalan manakah yang mereka tempuh jika tidak mengikuti
orang yang berada di atas jalan yang lurus? Jelas sekali, jika mereka menempuh
jalan selainnya, maka mereka telah menyimpang dari jalan yang lurus sehingga
mereka tersesat. Yaitu agama Islam, di mana jika diamalkan ajaran-ajarannya,
maka akan dapat menyampaikan seseorang kepada Allah dan kepada surga-Nya.
96
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
Maksud dari dua belas ayat di atas (QS al-Mu’minun: 62-73) adalah Kami
tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya; bahwa pada
sisi Kami ada suatu Kitab yang menguji Kebenaran sehingga mereka tidak
diperlakukan zalim, tetapi kalbu orang-orang kafir itu berada dalam pertentangan
tentang hal demikian bahkan mereka banyak melakukan tindakan-tindakan jahat
yang terus mereka lakukan; sampai ketika Kami timpakan Azab terhadap orang-
orang yang hidup mewah di antara mereka, serta merta mereka menjerit meminta
pertolongan, “Janganlah kalian memekik minta tolong pada hari ini sungguh
kalian takkan mendapat pertolongan dari Kami, Sungguh ayat-ayatKu telah
diserukan kepada kalian, namun kalian berpaling menjauh sambil
menyombongkan diri terhadap hal yang demikian lalu kalian mempergunjingkan
hal yang demikian secara mendustakan” maka belumkah mereka memperhatikan
perkataan ini ataukah telah tersampaikan kepada mereka, hal-hal yang tidak
pernah tersampaikan kepada leluhur mereka terdahulu? ataukah mereka tidak
mengenali Rasul mereka, sehingga mereka memungkiri orang itu? ataukah
mereka mengatakan: “pada dirinya ada kesintingan” yang sebenarnya orang itu
membawa Kebenaran kepada mereka, namun sebagian besar mereka membenci
Kebenaran tersebut,
Ataukah kamu menuntut upah dari mereka? maka karunia dari Tuhanmu
adalah yang terbaik sebab Dialah Pemberi karunia Terbaik, bahwasanya kamu
benar-benar mengajak mereka menuju Jalan Lurus, sungguh orang-orang yang
tidak mengimani Akhirat benar-benar menyimpang terhadap Jalan tersebut,
sekiranya Kami belas kasihani mereka sehingga Kami hapuskan kesukaran pada
diri mereka, tentulah mereka akan terus terhuyung-huyung dalam penyimpangan
97
VIII | STRATEGI JITU DALAM BERKOMPETISI
mereka, bahwa telah Kami timpakan Azab kepada mereka namun mereka tidak
tunduk kepada Tuhan mereka, serta mereka tidak merendah diri, sampai apabila
Kami bukakan untuk mereka suatu gerbang Azab yang teramat keras, seketika
mereka berputus asa.
98
9
B A L A S A N K E PA D A K A U M
PEMBANGKANG
اه ْم َوَك َش ْفنَا ِ وإِ َّن الَّ ِذين ََّل ي ْؤِمنُو َن ِِب ْآل ِخرةِ َع ِن ِ ِ ِ
الص َراط لَنَاكبُو َن (َ )74ولَ ْو َرْحْنَ ُ َ َ ُ َ
َخ ْذ ََن ُه ْم ِِبل َْع َذ ِ
اب فَ َما َما ِبِِ ْم ِم ْن ُ
ض ٍر لَلَ ُّجوا ِِف طُغْيَاُنِِ ْم يَ ْع َم ُهو َن (َ )75ولََق ْد أ َ
اب َش ِد ٍ
يد استَ َكانُوا لَِرِبِِ ْم َوَما يَتَ َ
ض َّرعُو َن (َ )76ح ََّّت إِذَا فَتَ ْحنَا َعلَْي ِه ْم َِب ًِب ذَا َع َذ ٍ ْ
ص َار َو ْاِلَفْئِ َد َة سو َن (َ )77و ُه َو الَّ ِذي أَنْ َ ِِ ِ ِ
الس ْم َع َو ْاِلَبْ َ
شأَ لَ ُك ُم َّ إ َذا ُه ْم فيه ُم ْبل ُ
قَلِ ًيَل َما تَ ْش ُك ُرو َن (َ )78و ُه َو الَّ ِذي ذَ َرأَ ُك ْم ِِف ْاِل َْر ِ
ض َوإِلَْي ِه َُتْ َ
ش ُرو َن ()79
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
) بَ ْل قَالُوا80( َّها ِر أَفَ ََل تَ ْع ِقلُو َن ُ َِو ُه َو الَّ ِذي ُُْييِي َوُْي
ُ يت َولَهُ ا ْختِ ََل
َ ف اللَّْي ِل َوالن
) قَالُوا أَإِ َذا ِم ْت نَا َوُكنَّا تُ َر ًاِب َو ِعظَ ًاما أَإِ ََّن لَ َم ْب عُوثُو َن81( ال ْاِل ََّولُو َن
َ َِمثْ َل َما ق
)83( نيِ ِ ) لََق ْد و ِع ْد ََن ََْنن وآِب ُؤََن ه َذا ِمن قَبل إِ ْن ه َذا إََِّّل أ82(
َ َساطريُ ْاِل ََّول
َ َ ُْ ْ َ َ َُ ُ
74. Dan sungguh orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat benar-benar
telah menyimpang dari jalan (yang lurus).
75. Dan sekiranya mereka Kami kasihani, dan Kami lenyapkan malapetaka
yang menimpa mereka, pasti mereka akan terus menerus terombang-
ambing dalam kesesatan mereka.
76. Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi
mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan
diri.
77. Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang sangat
keras, seketika itu mereka menjadi putus asa.
78. Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan,
dan hati nurani. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.
79. Dan Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi dan
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
80. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang
(mengatur) pergantian malam dan siang. Tidakkah kamu mengerti?
81. Bahkan mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan apa yang
diucapkan oleh orang-orang terdahulu.
82. Mereka berkata, "Apakah betul, apabila Kami telah mati dan telah menjadi
tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?
83. Sungguh, yang demikian ini sudah dijanjikan kepada kami dan kepada
nenek moyang kami sejak dahulu, ini hanyalah dongeng orang-orang
terdahulu! "
84. Katakanlah (Muhammad), "Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di
dalamnya, jika kamu mengetahui?"
ِ الصر
اط لَنَاكِبُو َن ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ
َ َوإِ َّن الذ
َ ين ََّل يُ ْؤمنُو َن ِبآلخ َرة َع ِن
“Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat
benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus).” (Al Mu’minun: 74)
100
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
ِ الصر
اط ِ
َ : ia adalah jalan yang lurus yang mengarahkan ke tujuan dengan usaha
yang lebih sedikit, waktu yang lebih sedikit dan membawa kepada sebaik-
baiknya tujuan
lurus/seimbang70
ِ
ُ ش ْفنَا َما ِبِِ ْم ِم ْن
ض ٍر لَلَ ُّجوا ِِف طُ ْغيَاُنِِ ْم يَ ْع َم ُهو َن َ اه ْم َوَك
ُ ََول َْو َرْحْن
“Andai kata Kami belas kasihani mereka, dan Kami lenyapkan kemudaratan
yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing
dalam keterlaluan mereka.” (Al Mu’minun: 75)
لَلَ ُّجوا: dapat diartikan dengan متادواyang artinya tetap pada tuntutanya atau
melanjutkan.
طُغْيَاِنِِ ْم: melewati batas
Kata اللجواbersal dari kata لyang berarti tetap, terus menerus kendati tidak
berubah dan berulang-ulang. Dari sini, ombka dan gelombang dinamai جلةkarena
70
Mutawalli Al-Sya’rawi, Tafsir As-Sya’rawi. Maktabah Syamilah, hal:6212
101
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
kaum musyrikin itu hingga petaka yang menimpa mereka tidak berperan dama
dekali dan tidak mengubah pola hidup mereka.71
Allah SWT menjadikan pada semua hal memiliki keputusan atas batasan-
batasanya tidak kurang bdan tidak lebih. Apabila kta mengikuti keputusan atas
batasan yang Allah berikan dan kita istiqomah didalamnya maka alur hidup kita
akan lurus dan lancar tanpa hambatan. Dan apabila melampaui batas pada satu
hal saja, maka akan rusak alur hidup itu. Bahakan air pun yang Allah ciptakan
sebagai sumber kehidupan, jika melampaui batas, maka akan meneggelamkan
dan menghancurkan keseimbangan dari hidup72
ِِ ِ ِ ِ ِ
َ ب ِِب ََيت َربِنَا َونَ ُكو َن م َن ال ُْم ْؤمن
.ني َ َول َْو تَ َرى إِ ْذ ُوق ُفوا َعلَى النَّا ِر فَ َقالُوا ََي ل َْي تَ نَا نُ َر ُّد َوَّل نُ َكذ
ِ ادوا لِما ُُنُوا َع ْنهُ وإِ َُّنُم لَ َك
َوقَالُوا إِ ْن.اذبُو َن ِ
ْ َ َ ُ بَ ْل بَ َدا ََلُ ْم َما َكانُوا ُيُْفو َن م ْن قَ ْب ُل َول َْو ُردُّوا ل ََع
ِ ِ
َ ه َي إَِّل َحيَاتُنَا الدُّنْ يَا َوَما ََْن ُن ِِبَْب عُوث
ني
71
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Lentera Hati: Ciputat,2010) jilid.8, hal
397
72
Mutawalli Al-Sya’rawi, Tafsir As-Sya’rawi. Maktabah Syamilah, hal 6213
102
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu
mereka berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan
ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman, "(tentulah
kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah
nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya.
Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa
yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta-pendusta. Dan tentu mereka akan mengatakan (pula), "Hidup
hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan
dibangkitkan.” (Al-An'am: 27-29)
Hal ini termasuk ke dalam ilmu Allah yang mengetahui segala sesuatu yang
tidak akan terjadi, dan bagaimanakah akibatnya seandainya hal itu terjadi.
103
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
terhadap mereka. Yaitu jika perlakuan Allah terhadap mereka seperti yang
disebut diatas sudah menunjukan kebaikan Allah.73
Maka hal itu tidak membuat mereka sadar dari kekafirannya dan sikap
mereka yang menentang, bahkan mereka berkelanjutan dalam kesesatannya
selama mereka berada. Dengan kata lain, mereka tidak pernah tunduk patuh.
ض َّرعُو َن
َ ََوَما يَت
“dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri.” (Al
Mu’minun: 76)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul
Husain, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Hamzah Al-Marwazi,
telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada
kami ayahku, dari Yazid An-Nahwi, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang
mengatakan bahwa Abu Sufyan datang kepada Rasulullah Saw., lalu berkata,
"Hai Muhammad, saya memohon kepadamu demi Allah dan demi pertalian
persaudaraan, sesungguhnya kami telah memakan 'alhaz (yakni bulu unta dan
darah karena paceklik yang berkepanjangan)." Maka Allah Swt. menurunkan
firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada
mereka, maka mereka tidak tunduk. (Al Mu’minun: 76).74
73
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Lentera Hati: Ciputat,2010) jilid.8, hal
398
74
Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir. Maktabah Syamilah. Hal 487
104
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai dari Muhammad ibnu
Aqil, dari Ali ibnul Husain, dari ayahnya dengan sanad yang sama. Asal hadis
berada pada kitab Sahihain, disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah
mendoakan kebinasaan atas kaum Quraisy ketika mereka membangkang yaitu:
ِ ِ َّ
"ف
َ وس
ُ ُس ْب ِع ي َ "الل ُه َّم أَع ِِن َعلَْي ِه ْم ب
َ س ْب ٍع َك
Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi mereka dengan (menimpakan)
musim tujuh tahun paceklik seperti pacekliknya Nabi Yusuf (kepada mereka).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul
Husain, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Syabib, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ibrahim, dari Umar ibnu Kisan, telah
menceritakan kepadaku Wahb ibnu Umar ibnu Kaisan yang mengatakan bahwa
Wahb ibnu Munabbih pernah ditahan. Maka berkatalah seorang laki-laki dari
kalangan anak-anaknya, "Maukah aku bangunkan sebuah tenda dari kain bulu,
hai Abu Abdullah?" Ia menjawab bahwa dirinya sedang mengalami suatu jenis
dari azab Allah, dan Allah telah berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah pernah
menimpakan azab kepada mereka, maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan
mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri. (Al
Mu’minun: 76)
105
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
ِ ِِ ٍِ ِ ٍ ِ
ُ َح ََّّت إذَا فَ تَ ْحنَا َعلَْي ِه ْم َِب ًِب ذَا َع َذاب َشديد إذَا ُه ْم فيه ُم ْبل
سو َن
“Hingga apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu yang ada azab yang
amat sangat (di waktu itulah) tiba-tiba mereka menjadi putus asa.” (Al
Mu’minun: 77)
Yakni manakala datang menimpa mereka perintah (azab) Allah dan kiamat
datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong, yang menyebabkan mereka
mengalami azab Allah tanpa mereka duga-duga sebelumnya, tiba-tiba mereka
merasa putus asa dari semua kebaikan dan putus harapan dari semua keadaan
yang mengenakkan, serta terputuslah semua cita-cita dan harapan mereka.75
75
Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir. Maktabah Syamilah. Hal 487
76
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Lentera Hati: Ciputat,2010) jilid.8, hal
398
106
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
Artinya alangkah sedikitnya syukur kalian kepada Allah atas semua nikmat
yang dilimpahkan-Nya kepada kalian. Sama pengertiannya dengan apa yang
disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:
ِِ َ ص
َ ت ِِبُْؤمن
ني ِ َوَما أَ ْكثَ ُر الن
ْ َّاس َول َْو َح َر
Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat
menginginkannya. (Yusuf: 103)
Pada ayat diatas bahkan disetiap kalimat pada Al-Quran urutan kata
Sam’un di awal dan kemudian diikuti dua kalimat setelahnya yaitu Bashor dan
Fuad. Karena itu adalah perurutan yuang sangat tepat, bahwa dalam ilmu
kedokteran pendegaranlah yang berfungsi terlebih dahulu mendahului indar
pengelihatan, dimana indra pengelihatan baru berfungsi pada bulan ketiga dan
menjad sempuran saat menginjak bulan keenam. Begitu juga hati atau Fuad yang
berfungsi jauh setelah kedua indra tersebut, dimana yang berfungsi sebagai
pemilah yang baik dan buruk.
Dipilihnya bentuk jamak pada kalimat Bashor dan Fuad yaitu bahwa
dalam pendengaran semu orang akan mendegar hal yang sama, tetapi saat
melewati taham pengelihatan akan terlahir persepektif dan pandagan yang
berbeda, entah dari latar belakang atau sebagainya. Begitu juga cara kerja hati
107
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
manusia yang tidak berpatok pada satu keadaan, dimana ada saat senang dan
sedih. Urutan tersebut juga dapat dipahami menjadi jalur manusia dalam menilai
suatu hal.77
ُ َِولَهُ ا ْخت
َ َلف اللَّْي ِل َوالن
َّها ِر
dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. (Al-Mu’minun: 80)
77
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Lentera Hati: Ciputat,2010) jilid.8, hal
405
108
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
yang menyela-nyelai keduanya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
قَالُوا أَئِ َذا ِم ْت نَا َوُكنَّا تُ َر ًاِب َو ِعظَ ًاما أَئِنَّا ل ََم ْب عُوثُو َن.اِلولُو َن
َّ الَ َبَ ْل قَالُوا ِمثْ َل َما ق
“Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan
yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala. Mereka berkata, "Apakah betul,
apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang,
apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan?” (Al Mu’minun:
81-82)
109
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
نيِ َّ اطري
ِ لَ َق ْد و ِع ْد ََن ََْنن وآِب ُؤََن ه َذا ِمن قَبل إِ ْن ه َذا إَِّل أ
َ اِلول ُ َسَ َ ُْ ْ َ َ َ ُ ُ
"Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini
dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang dahulu
kala.” (Al Mu’minun; 83)
ِ
ُب لَنَا َمثََل َونَ ِس َي َخ ْل َقه
َ ض َر
َ َو.ني ٌ ِيم ُمب ِ ٍ
ٌ سا ُن أ َََّن َخلَ ْقنَاهُ م ْن نُطْ َفة فَِإذَا ُه َو َخص
َ ْأ ََوََلْ يَ َر اإلن
ِ ِ ٍ َ ْيم قُ ْل ُُْييِ َيها الَّ ِذي أَن ِ ِ َال من ُُييِي ال ِْعظ
ٌ شأ ََها أ ََّو َل َم َّرة َو ُه َو ب ُك ِل َخل ٍْق َعل
يم ٌ ام َوه َي َرم
َ ْ ْ َ َ َق
78
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Lentera Hati: Ciputat,2010) jilid.8, hal
413
79
Mutawalli Al-Sya’rawi, Tafsir As-Sya’rawi. Maktabah Syamilah, hal 6227
110
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
Allah telah memberi banyak nimat, bahkan sekalipun setelah kaum yang
diazdab, Allah masih berfikir untuk melihat perubahan hambanya, tapi jika kita
terjebak dalam taqlid buta kepada leluhur kita yang terdahulu, maka
sesungguhnya, pendegaran, pengelihatan bahkan hatipun tidak akan menoleh
kepada kebenaran
111
IX | BALASAN KEPADA KAUM PEMBANGKANG
112
10
SANGGAHAN TERHADAP ORANG
KAFIR
ار َعلَْي ِه ِ ٍ قُ ْل أَفَ ََل تَتَّ ُقو َن ( )87قُ ْل َم ْن بِيَ ِد ِه َملَ ُك ُ
وت ُك ِل َش ْيء َو ُه َو َُي ُ
ري َوََّل َُيَ ُ
اه ْم ِِب َْلَ ِق إِ ْن ُك ْن تم تَعلَمو َن ( )88سي ُقولُو َن َِِّ
ََّن تُ ْس َح ُرو َن ( )89بَ ْل أَتَ ْي نَ ُ
َّلل قُ ْل فَأ َّ ََ ُْ ْ ُ
ب ُك ُّل ِ ٍِِ اذبو َن ( )90ما َّاَتَ َذ َّ ِ ٍ
ِ
َوإِ َُّنُ ْم لَ َك ُ
اَّللُ م ْن َولَد َوَما َكا َن َم َعهُ م ْن إلَه إ ًذا لَ َذ َه َ َ
84. Katakanlah (Muhammad), "Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di
dalamnya, jika kamu mengetahui?"
85. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "Maka apakah kamu
tidak ingat?"
86. Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang
memiliki 'Arsy yang agung?"
87. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "Maka mengapa kamu
tidak bertakwa?"
88. Katakanlah, "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala
sesuatu. Dia melindungi, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-
Nya, jika kamu mengetahui?"
89. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "(Kalau demikian),
maka bagaimana kamu sampai tertipu?"
90. Padahal Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, tetapi mereka
benar-benar pendusta.”
91. Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya,
(sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa
makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan
mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka
sifatkan itu,
92. (Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak,
Mahatinggi (Allah) dari apa yang mereka persekutukan.
)85( َّلل قُ ْل أَفَ ََل تَ َذ َّك ُرو َن َِِّ ) سي ُقولُو َن84( قُل لِم ِن ْاِلَرض ومن فِيها إِ ْن ُك ْن تم تَعلَمو َن
ََ ُ ْ ُْ َ ْ ََ ُ ْ َ ْ
ِ ِ ِ
) َسيَ ُقولُو َن ََّّلل قُ ْل أَفَ ََل تَتَّ ُقو َن86( ش ال َْعظ ِيم ِ ب ال َْع ْرُّ الس ْب ِع َوَر ِ
َّ الس َم َاوات َّ ب ُّ قُ ْل َم ْن َر
ٍ
)88( ار عَلَْي ِه إِ ْن ُك ْن تُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن ِ
ُ وت ُك ِل َش ْيء َو ُه َو َُي
ُ َري َوََّل َُي ُ ) قُ ْل َم ْن بِيَ ِدهِ َملَ ُك87(
)89( ََّن تُ ْس َح ُرو َن َِِّ سي ُقولُو َن
َّ َّلل قُ ْل فَأ ََ
84. Katakanlah (Muhammad), "Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di
dalamnya, jika kamu mengetahui?"
85. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "Maka apakah kamu
tidak ingat?"
86. Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang
memiliki 'Arsy yang agung?"
87. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "Maka mengapa kamu
tidak bertakwa?"
88. Katakanlah, "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala
sesuatu. Dia melindungi, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-
Nya, jika kamu mengetahui?"
114
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
115
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
80
M. Quraish Shihab, Tafsir Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 415.
116
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
Kata (وت
ُ ) َملَ ُكmalaktut asalnya dari kata ( )ملكmilk/kepemilikan. Patron kata
itu tidak dikenal dalam kaidah bahasa Arab. Bahasa aslinya menggunakan patron
tersebut untuk menunjukkan kemantapan dan kekukuhan. Atas dasar itu, kata
malakut dipahami dalam arti kekuasaan dan kepemilikan yang amat kukuh,
mantap, lagi sempurna.
Kepemilikan Allah terhadap langit dan bumi, yakni seluruh alam raya,
mengandung juga makna kekuasaan dan wewenang penuh dalam mengaturnya
serta tidak dapat dialihkan atau dicabut oleh pihak lain. sebagaimana
kepemilikan makhluk. Kalaulah kita berkata bahwa manusia memiliki matanya,
itu berarti dia sendiri yang menggunakannya. Dia melihat atas perintah yang
bersumber dari dirinya. Jika ada yang memintanya melihat tetapi dia enggan, dia
tidak akan melihatnya. Kalau kita berkata demikian, itulah ilustrasi kepemilikan
wewenang dan pengaturan yang tentu saja tidak sepenuhnya sama dengan makna
kepemilikan Allah swt. yang jauh lebih besar daripada segala yang besar.
Dalam QS. Yasin (36]: 83, Allah menegaskan bahwa "Mahasuci Allah
yang dalam genggaman tangan-Nya malakut segala sesuatu. "Hal itu demikian
karena sebagaimana dijelaskan oleh ayat sebelumnya bahwa: "Sesungguhnya
Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya jadilah maka
terjadilah ia.”
117
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
karena telah didahului oleh bukti kekuasaan-Nya yang mereka akui sendiri, yakni
yang disebut oleh ayat sebelumnya.
118
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
81
M. Quraish Shihab, Tafsir Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 419.
119
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
92. (Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak,
Mahatinggi (Allah) dari apa yang mereka persekutukan.
Ayat di atas terlebih dahulu menafikan adanya anak bagi Allah, baru
kemudian menafikan adanya sekutu. Ini, menurut Ibn 'Asyur, karena walaupun
82
M. Quraish Shihab, Tafsir Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 419.
120
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
sebagian besar kaum musyrikin Arab mempersekutukan Allah dan hanya sedikit
di antara mereka yang percaya bahwa malaikat adalah anak- Nya, karena dalih
yang percaya tentang adanya anak bagi-Nya relatif lebih kuat daripada dalih yang
mempersekutukan-Nya dengan berhala-berhala, yang relatif lebih kuat dalihnya
itulah yang didahulukan. Kekuatan dalih itu disebabkan malaikat yang mereka
percaya sebagai anak-anak Tuhan adalah tersembunyi sehingga sulit dibuktikan
kemakhlukan dan hudust kebaharuannya, yakni sulit dibuktikan bahwa satu
ketika mereka pernah tiada atau pasti akan tiada. Ini berbeda dengan berhala-
berhala yang disaksikan keadaannya dalam kehidupan nyata.
mengunakan dalam arti anak secara mutlak, baik laki-laki mapun perempuan.
Dalam konteks kepercayaan musyrikin Mekkah yang mereka maksud dengan
akan adalah malaikat-malaikat yang juga mereka duga berjenis kelamin feminim.
Menurut Ibn Asyur, firman-Nya pada ayat 92: "Dia Maha Mengetahui
semua yang gaib dan semua yang nampak bertujuan menampik dugaan siapa
yang boleh jadi berkata: "Kemandirian setiap tuhan dengan ciptaannya tidak
mengharuskan adanya keunggulan dan ketinggian satu tuhan atas tuhan yang ain
akibat adanya satu tuhan yang mengatur dan mengendalikan sesuatu yang
bersifat tinggi jika dibandingkan dengan tuhan yang mendapat tugas untuk
mengatur sesuatu yang berada di bawahnya. Ia tidak mengharuskan keunggulan
dan ketinggian itu karena boleh jadi tuhan-tuhan itu tidak mengetahui adanya
keunggulan tersebut karena masing-masing sibuk dengan ciptaannya. Dugaan ini
ditampik oleh ayat 92 itu yang seakan-akan berkata: Kalaupun masing-masing
121
X | SANGGAHAN TERHADAP ORANG KAFIR
tuhan tidak mencipta apa yang diciptakan oleh tuhan lain, tuhan mestinya tidak
mungkin tidak mengetahui karena pengetahuan tidak bertabrakan (yakni tidak
mustahil saya mengetahui apa yang Anda juga ketahui, berbeda dengan ciptaan).
(Mustahil Anda mandiri menciptakan satu hal yang juga secara mandiri sesuatu
itu diciptakan oleh pencipta lain Nah, jika demikian, tuhan A tidak mungkin tidak
mengetahui ciptaan tuhan B dan tidak mungkin juga dia tidak mengetahui
keunggulan keunggulan yang ada, dan tentu saja yang mengetahui
keunggulannya akan merasa lebih tinggi daripada tuhan yang mengetahui pula
ketidakunggulannya dan keunggulan tuhan yang lain. Dengan demikian, ayat 92
di atas adalah lanjutan dari argumentasi ketiadaan sekutu bagi Allah dan karena
itu ia ditutup dengan kata maka yang disusul dengan natijah terakhirnya yaitu
Mahatinggi Dia dari apa yang mereka peresekutukan.
122
11
T U N T U N A N D A N H A R A PA N
MANUSIA KELAK
ِ ِ
ب فَ ََل ََتْ َعل ِِْن ِِف الْ َق ْوم الظَّال ِم َ
ني ()94 ب إِ َّما تُ ِريَِِن َما يُ َ
وع ُدو َن (َ )93ر ِ قُل َر ِ
ْ
ِ ِ وإِ ََّن َعلَى أَ ْن نُ ِري َ ِ
السيِئَ َة ََْن ُن ك َما نَع ُد ُه ْم لََقاد ُرو َن ( )95ا ْدفَ ْع ِِبلَِِّت ه َي أ ْ
َح َس ُن َّ َ َ
الشي ِ ِ ب أَعوذُ بِ َ ِ أَ ْعلَم ِِبَا ي ِ
اط ِ
ني (َ )97وأَعُوذُ ك م ْن َُهَ َزات َّ َ ص ُفو َن (َ )96وقُ ْل َر ِ ُ ُ َ
ب ارِجع ِ ِ ب أَ ْن َُْي ُ ِ بِ َ
ونال َر ِ ْ ُ
ت قَ َ
َح َد ُه ُم ال َْم ْو ُ
اء أ َ
ض ُرون (َ )98ح ََّّت إذَا َج َ ك َر ِ
94. Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golongan orang-
orang zalim."
95. Dan sungguh, Kami kuasa untuk memperlihatkan kepadamu (Muhammad)
apa yang Kami ancamkan kepada mereka.
96. Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik, Kami
lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah).
97. Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari
bisikan-bisikan setan,
98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, agar mereka tidak
mendekati aku."
99. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata, "Ya Tuhanku,
kembalikanlah aku (ke dunia),
100. Agar aku dapat berbuat amal saleh yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada barzakh (dinding) sampal pada hari mereka dibangkitkan.
ِٰ ِ ِ ِ
َْ ِْن ِِف الْ َق ْوم الظل ِم
)٩٤( ني ِ
ْ َِقُ ْل َّرب ا َّما تُ ِري
ْ ِ ) َرب فَ ََل ََتْ َعل٩٣( ۙ ِن َما يُ ْو َع ُد ْو َن
Katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, seandainya Engkau hendak
memperlihatkan kepadaku apa (azab) yang diancamkan kepada mereka. Ya
Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golongan orang-orang
zalim.
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar berdoa
memohon kepadanya supaya dijauhkan dari orang-orang kafir yang aniaya itu
bila hendak mengazab mereka, jangan dibinasakan bersama mereka, agar
diselamatkan dari siksaan dan kemurkaannya, dan menjadikannya golongan
orang yang diridhai. Perintah supaya berdoa seperti ini diajarkan Allah karena
musibah dan malapetaka yang ditimpakan Allah kepada orang-orang durhaka
dan aniaya kadang-kadang juga menimpa orang-orang yang tidak bersalah,
124
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
karena mereka hidup bersama dalam masyarakat atau suatu negara. Ini sesuai
dengan firman Allah:
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang
yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-
Nya.(Al-Anfal (8): 25)
125
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
ِ
َ ََوا ََّن َع ٰلٰٓى اَ ْن نُّ ِري
)٩٥( ك َما نَعِ ُد ُه ْم لَ ٰق ِد ُرْو َن
Dan sungguh, Kami kuasa untuk memperlihatkan kepadamu (Muhammad) apa
yang Kami ancamkan kepada mereka.
126
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
Pemusnahan total hanya terjadi bila ilmu Allah mengatakan bahwa tidak
ada lagi gunanya menyeru mereka, bahkan keturunan setelah mereka. Inilah yang
terjadi pada kaum Nabi Nuh AS;
Penggunaan bentuk jamak dengan kata Kami pada ayat di atas untuk
mengisyaratkan adanya keterlibatan selain Allah dalam memperlihatkan
siksaannya itu. Siksa tersebut boleh jadi melalui malaikat atau kaum muslimin,
dan juga bisa melalui cara-cara lain yang beranekaragam. Sedangkan kata Kami
yang dikaitkan dengan ancaman, antara lain untuk menunjukkan keterlibatan
Rasulullah SAW melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berbicara
tentang ancaman itu.
127
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
mungkin kesempatan yang membawa kepada tindakan seperti itu dan hendaklah
dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketabahan.
Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu
dan dia akan seperti teman yang setia. (Q.S. Fussilat (41): 34)
Lalu Allah katakan: Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan,
wahai Muhammad, kami tahu segala apa yang telah mereka lakukan kepadamu,
bahkan telah kami hitung secara detail. Telah kami siapkan balasan yang
setimpal bagi mereka, kamu tidak perlu ambil pusing lagi. Dengan begini, Allah
ingin menjauhkan Nabi Muhammad dari beban psikilogis dan bereaksi secara
negatif. Bukankah ketika ada yang bersikap buruk atas kita, kita berusaha
mengumpulkan keberanian untuk membalasnya, padahal bukan sifat kita
membahas keburukan dengan keburukan. Ini tentu menjadi satu beban psikis
yang berat bagi kita.
128
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
Allah ingin Nabinya tetap tenang dan rileks, maka urusan orang-orang yang
buruk terhadap beliau, biar Allah yang tangani, karena Allah lebih mengetahui
tetang segala rencana mereka.
Ayat ini jika dikontekstualisasikan pada saat ini dengan pendekatan tafsir
maqosid dapat kita ambil hikmah dan pelajaran yang berharga bagi kita semua,
contohnya dalam hal perdagangan atau dalam hal jual-beli anatara pedagang dan
pembeli. Nabi Muhammad SAW beliau adalah seorang pedagang, dagangan
beliau laris dan orang senang untuk berinteraksi dengannya hal ini tidak lain
karena sifat beliau yang ramah dan sabar juga jujur terhadap pelanggannya.
Pernyataan ini sesuai dengan ayat (97) yaitu sifat yang baik terhadap pembelinya,
melayani dengan senang hati sehingga berdampak positif terhadap perdagangan
beliau.
Hal serupa seperti ini juga sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-
hari, ketika kita hendak berbelanja tentunya kita mempunyai alasan kenapa kita
lebih memilih toko A dari pada toko B atau toko C. Dari sisi penyambutan
terhadap pembeli mungkin Toko A lebih ramah dibanding toko yang lain, atau
dari sisi tempat dan penyajian barang belanjaan lebih memadai dan baik menerut
si pembeli Fulan, tetapi menurut yang lain tidak. Ini menandakan bahwa berbuat
baik dan ramah kepada siapa saja orang yang kita kenal sangatlah penting, dalam
Islam juga diajarkan bahwa memuliakan tamu tergolong adab Islam, akhlaq para
nabi dan tata krama orang-orang mulia.
Dengan ini marilah kita jadikan diri kita sebagai orang yang mulia, salah
satu caranya dengan memuliakan tamu, bersifat baik kepada siapa saja orang
yang kita kenali.
129
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-
bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar
mereka tidak mendekati aku.
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya dia
selalu berlindung kepada-Nya dari bisikan-bisikan setan dan dari godaan-
godaannya, dan supaya setan itu selalu jauh daripadanya dan tidak dapat masuk
ke dalam hatinya untuk memperdayakannya.
Setan selalu ingin turut campur, menunjukkan bahwa dia selalu bersama
kita, dia dengki atas kebaikan yang kita buat, maka dia mendorong dan
membujuk kita untuk membalas dendam terhadap orang yang berbuat buruk
kepada kita. Manakala setan menyusup dengan bisikan mautnya, kita harus
berlindung kepada Allah agar terhindar darinya. Tapi demi lebih berhati-hati
lagi, kita bahkan harus berlindung pada Allah dari sekedar kehadiran setan,
meskipun tidak mengganggu dan menggoda. Jangan pernah mau setan hadir
bersamamu.
Kata hamazat adalah bentuk jamak dari kata hamazatu, yang pda mulanya
berarti menolak atau mendorong dengan tangan. Hamazat asy-syayathin berarti
dorongan-dorongan setan, yakni bisikan-bisikannya yang muncul dalam benak
guna mendorong kepada keburukan. Memang setan saat menggoda dan merayu,
mendorong seseorang dengan keras untuk melakukan pelanggaran. Itu sebabnya
sehingga yang terdorong dinamai juga terjerumus dalam kesulitan,dosa, bahkan
ke neraka. Penggunaan bentuk jamak di sini memberi kesan bahwa setan, bila
datang merayu, itu dilakukannya bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali. Jika ia
gagal di kali pertama, ia akan melanjutkannya. Dan jika di kali pertama ia
berhasil, ia pun akan melanjutkan rayuannya sehingga kedurhakaan manusia
beralih dari satu tinggkat ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Itu pula yang mungkin
diisyaratkan oleh kata Khutwat asy-syaithan, langkah-langkah setan, yakni yang
berpindah dari satu posisi ke posisi yang lain.
130
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
Sedangkan pengulangan kata Rabbi pada ayat ini sama halnya dengan ayat
sebelumnya, yakni merupakan upaya pendekatan diri permohonan kepada Allah
SWT.
Pada ayat ini Allah memberitahukan tentang kata-kata yang diucapkan oleh
orang kafir ketika menghadapi maut, walaupun kata-kata itu tidak dapat didengar
oleh orang-orang yang hadir ketika itu. Orang kafir itu meminta kepada Allah
supaya dia jangan dimatikan dahulu dan dibiarkan hidup seperti sediakala agar
dia dapat bertobat dari kesalahan dan kedurhakaannya dan dapat beriman dan
mengerjakan amal yang baik yang tidak dikerjakannya selama hidupnya.
131
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
kehidupan dunia ini tidak hanya terjadi kepada orang-orang kafir saja, tetapi
orang mukmin juga demikian.
Dalam kehidupan sehari penyesalan selalu ada di akhir karena di awal itu
pendaftaran, dengan ini kami memberikan sub judul dengan segudang harapan
manusia di hari kelak. Kenapa yang di khitobkan di sini adalah manusia? Padahal
ayat ini sedang berbicara mengenai kaum kafir, dengan pendekatan tafsir
maqosid yang terkandung pada kedua ayat ini akan kami uraikan.
Pada hari akhir kelak bukan saja orang-orang kafir yang akan memohon
kepada Allah untuk diberi kesempatan hidup di dunia untuk memperbaiki amalan
perbuatannya, karena penyesalan ketika menyia-nyiakan waktu kesempatan
hidup di dunia untuk berbuat baik. Hal ini juga akan terjadi kepada kita umat
muslim yang mungkin ketika di dunia belum merasa maksimal dalam berbuat
amal kebaikan, jikalau penyesalan itu di tempatkan di awal maka tidak akan ada
orang yang menyia-nyiakan kesempatan hidup di dunia untuk beramal shaleh,
kita semua akan berbondong-bondong untuk berbuat kebajikan karena kita sudah
mengetahui hasil penyesalannya, maka marilah kita selalu waspada dalam
menjalani kehidupan sehari-hari menggunakan kesempatan sebaik mungkin
semaksimal mungkin.
Dalam kegiatan keseharian sering kita tidak maksimal dan ini mungkin kita
tidak menyadarinya, ayat ini bermaksud bahwa kejadian yang telah berlalu kita
jalani tidak akan dapat kemabali terulang, dan barulah kita menyadari
132
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
133
XI | TUNTUTAN DAN HARAPAN MANUSIA KELAK
134
12
S TA N D A R D A N TO L A K U K U R
K E S E L A M ATA N D I A K H I R AT
136
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
Pada ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa pada saat sangkakala
ditiup, tiupan pertama, semua yang hidup segera mati dan tiupan yang kedua,
semua manusia dibangkitkan dari kuburnya, yakni alam barzakh, maka mereka
akan datang sendiri-sendiri, ayah melupakan anak dan istrinya, istri dan anaknya
pun demikian. Tidak ada lagi pertalian nasab diantara mereka yang mereka bisa
banggakan atau menjadi sarana untuk saling membantu. Dan tidak pula mereka
saling bertanya karena mereka sibuk dengan diri mereka sendiri atau saling
membantu satu sama lain karena telah jelas segala sesuatu akan kembali kepada
Allah SWT.
Ketika Al-Qur’an menjelaskan pada saat sangkakala ditiup tidak ada lagi
pertalian nasab pada hari itu, menurut Asy-sya’rawi, bukan meniadakan pertalian
137
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
nasab dalam hal ikatan darah. Memang pada saat itu tidak ada lagi istilah ayah
dengan anak, namun yang dimaksud adalah kegunaan dan fungsi dari ikatan
nasab itu sendiri. Sebagaimana di dunia ayah menjaga anaknya, saudara menjaga
saudara lainnya, dan sebagainya. Namun di Akhirat tidak lagi berlaku hal seperti
itu.83
Namun ketiadaan fungsi nasab itu sendiri tidak berlaku bagi Rasulullah
SAW, sebagaimana hadits yang dirujuk dalam tafsir Al-Munir, 84
تنقطع القيامة يوم اِلنصاب وإن ينشطها ما ينشطنيو يغيظها ما يغيظِن مِن بضعة فاطمة
صهري و سبِب و نسِب غري
“Fathimah adalah bagian dari diriku, apa yang membuatnya marah dan benci
itu juga yang membuatku marah dan benci, dan apa yang membuatku bahagia
itu juga yang membuatku bahagia. Dan sesungguhnya pertalian nasab terputus
pada hari kiamat kecuali nasabku, ikatan kekerabatanku, dan ikatan
mushaharahku”.
83
Mutawalli Sya’rawi, terjemahan Tafsir Sya’rawi, (Medan : Duta Azhar, 2011)
hlm : 517
84
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir, (Beirut: Darul Fikr, 1991) hlm: 105
138
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
amal buruknya meskipun terpaut satu amal kebaikan mereka itulah orang-orang
yang beruntung yang mendapatkan apa yang diinginkan dan dicari. Mereka
selamat dari neraka dan mereka dimasukkan ke dalam surga.
Dan barang siapa yang amalan-amalan buruknya lebih berat dari amalan-
amalan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang merugi dan celaka. Karena
hal itu mereka dimasukkan kedalam nereka dan kekal selama-lamanya. Dalam
hal ini terdapat petunjuk yang jelas tentang pengertian keabadian orang-orang
kafir di neraka. 85
Khasiru amfusahum terambil dari kata khasira yakni merugi. Ayat ini
menyatakan bahwa orang-orang kafir merugikan dirinya sendiri. Kerugian itu
terjadi akibat hilangnya keuntungan yang diharapkan dan puncaknya hilangnya
modal. Dalam hal ini modalnya adalah diri sendiri. Jika mereka kehilangan
modal itu berarti mereka tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Penggalan ayat
ini bermaksud melukiskan bagaimana sirnanya harapan orang musyrikin
terhadap perolehan syafaat dari apa yang mereka sembah selain Allah swt. 87
Karena kerugian yang mereka raih karena diri mereka sendiri, maka Allah
mengecam mereka, dan melemparkan tanggung jawab perbuatan mereka sendiri
terhadap diri mereka sendiri. Azab ini terjadi bukan tanpa aba-aba, tetapi terjadi
setelah adanya peringatan dari Rasulullah SAW yang membawa ajaran tentang
85
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir, (Beirut: Darul Fikr, 1991) hlm: 106
86
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm: 446
87
Ibid hlm: 449
139
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
pahala kepatuhan dan balasan penyelewengan, namun semua ini tidak mereka
indahkan.
Ayat ini membuktikan bahwa mereka sendirilah yang bersalah terhadap diri
mereka sendiri, karena apa yang ditimpakan kepada mereka bukan sesuatu hal
yang mengejutkan, sebab semua telah diinformasikan sebelumnya malalui rasul
yang diutus oleh Allah SWT. Bukankah peringatan yang buruk adalah sesuatu
bentuk nikmat.
88
Mutawalli Sya’rawi, terjemahan Tafsir Sya’rawi, (Medan : Duta Azhar, 2011)
hlm : 526
140
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
) َربَّنَا أَ ْخ ِر ْجنَا ِم ْن َها فَِإ ْن ُع ْد ََن فَِإ ََّن106( نيِ َ ت علَي نا ِش ْقوتُنا وُكنَّا قَ وما
َ ضال ً ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َقَالُوا َربَّنَا غَلَب
)107( ظَالِ ُمو َن
“Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami,
dan kami adalah orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami
darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada
kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zhalim.” (Al-Mu’minun
106-107)
Kata Syiqwah pada ayat ini diartikan dengan kesengsaraan antonim dari
kebahagian. Kata ini menggunakan patron yang menunjukkan keadaan. Sebelum
kata ini terdapat kata ghalabat yang berarti mengalahkan sehingga penggalan
ayat ini berarti bahwa kesengsaraan yang melekat pada diri mereka mengalahkan
kebahagiaan. Menurut Quraish Shihab, penggalan ayat ini berarti sebuah
pengakuan bahwa sebenarnya diri mereka berpotensi untuk memperoleh
kebahagiaan. Akan tetapi terjadi pertarungan antara keduanya, dalam hal ini
kesengsaraan, mampu menundukkan kebahagiaan. Hal tersebut tentu saja karena
mereka mengikuti rayuan setan dan hawa nafsu serta mengabaikan panggilan dan
tuntunan ilahi.89
Maka dari itu mereka meminta agar dikeluarkan dari neraka sehingga
mereka bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah mereka lakukan
sebelumnya. Jika mereka mengulangi kesalahan yang sama, mereka berkata, “
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zdalim. Namun dalam ayat lain
Allah telah menerangkan sifat mereka,
89
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm: 450
141
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
Lalu Allah SWT pun menanggapi perkataan mereka itu. Allah SWT berkata
kepada orang-orang kafir ketika mereka memohon agar bisa keluar dari neraka
dan kembali lagi ke dunia, “ tetaplah kalian tinggal di dalam neraka dalam
keadaan hina dina. Diamlah kalian semua dan tidak usah meminta-minta hal itu
lagi sebab tidak ada jawaban untuk kalian, tidak akan dipenuhi permintaan kalian
itu, dan tidak ada yang kembali lagi ke dunia”.
90
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm: 452
142
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
Ucapan dan doa kaum mukminin yang direkam ayat ini , pada hakikatnya,
adalah taubat dan permohonan ampun serta limpahan rahmat khusus berupa
surga. Para pendurhaka sebelum ini bermohon juga telah bertaubat dan
mengharapkan pengampunan ilahi serta mendambakan surgany. Hanya saja,
kaum mukmin memohon ketika mereka masih hidup di dunia sambil
mempersiapkan bekal dan dengan menghiasi diri dengan kesabaran. 91
Dari ayat ini kita bisa mngambil pelajaran bahwa bagaimana kekuatan doa
itu sangat luar biasa, namun disisi lain kita juga harus berusaha agar doa yang
kita panjatkan sesuai dengan amal perbuatan yang kita kerjakan.
91
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm: 452
143
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
diyakini oleh orang-orang yang mereka olok-olok. Inilah makna dari ayat ini
bahwa “kesibukan kalian mengejek mereka menjadikan kalian melupakan aku.92
)30( ) َوإِذَا َم ُّروا ِبِِ ْم يَتَ غَ َام ُزو َن29( ض َح ُكو َن ِ َّ ِ ِ َّ
ْ َآمنُوا ي
َ ين
َ َج َرُموا َكانُوا م َن الذ َ إِ َّن الذ
ْ ين أ
‘‘Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu
menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang
yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan
matanya.” (Al-Muthaffifin 29-30)
)111( ْبوا أ ََُّنُ ْم ُه ُم الْ َفائُِزو َن َ إِِن َج َزيْ تُ ُه ُم الْيَ ْو َم ِِبَا
َُ ص
”sesungguhnya pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena
kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang memperoleh
kemenangan”. (Al-Mu’minun 111)
Kata bi dalam kata bima shabaru tidak dipahami dalam arti sebab kerena
anugrah surga dan aneka nikmatnya bukanlah disebabkan amal perbuatan
seseorang , sebagaimana hadits yang dirujuk dalam tafsir al-Mishbah, bahwa
Rasulullah menegaskan hal ini ketika bersabda “ tidak seorangpun yang masuk
92
Mutawalli Sya’rawi, terjemahan Tafsir Sya’rawi, (Medan : Duta Azhar, 2011)
hlm : 528
93
Mutawalli Sya’rawi, terjemahan Tafsir Sya’rawi, (Medan : Duta Azhar, 2011)
hlm : 529
144
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
94
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm: 454
145
XII | STANDAR DAN TOLAK UKUR KESELAMATAN
146
13
TUJUAN HIDUP MANUSIA
ض يَ ْوٍم
ني ( )112قَالُوا لَبِثْ نَا يَ ْوًما أ َْو بَ ْع َ
ِ
ض َع َد َد سنِ َ
ال َك ْم لَبِثْ تُ ْم ِِف ْاِل َْر ِ
قَ َ
اَّللُ ال َْملِ ُ
ك أَفَ َح ِس ْب تُ ْم أ َََّنَا َخلَ ْقنَا ُك ْم َعبَ ثًا َوأَنَّ ُك ْم إِلَْي نَا ََّل تُ ْر َجعُو َن ( )115فَ تَ َع َاَل َّ
114. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan hanya sebentar
saja, jika kamu benar-benar mengetahui."
115. Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main
(tanpa ada maksud), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?
116. Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Dia, Tuhan (yang memiliki) 'Arsy yang mulia.
117. Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak
ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada
Tuhannya. Sungguh, orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.
118. Dan katakanlah (Muhammad), "Ya Tuhanku, berilah ampun dan berilah
rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik."
ين ِ ِ َ) قَالُوا لَبِثْ نَا ي وما أَو ب عض ي وٍم ف112( ض َع َد َد ِسنِني ِ ال َك ْم لَبِثْ تُ ْم ِِف ْاِل َْر
َ اسأَل ال َْعاد
ْ َْ َ ْ َ ْ ً َْ َ َ َق
)114( ال إِ ْن لَبِثْ تُ ْم إََِّّل قَلِ ًيَل ل َْو أَنَّ ُك ْم ُك ْن تُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن
َ َ) ق113(
112. Allah berfirman, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
113. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka
tanyakanlah kepada mereka yang menghitung."
114. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan hanya sebentar
saja, jika kamu benar-benar mengetahui."
yang berarti hidup didunia . memang kita hidup didunia ini hanya lah sementara
hanya sebuah singgahan dalam perjalanan.
Allah Swt. berfirman, mengingatkan kepada mereka tentang apa yang tekah
mereka sia-siakan dalam usia mereka yang pendek itu selama di dunia, bahwa
95
Ahmad warson munawwir, Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
( Surabaya : Pustaka Progressif, 1997) Hal. 1247
148
XIII | TUJUAN HIDUP MANUSIA
mereka tidak mau taat kepada Allah Swt. dan tidak mau menyembah-Nya
semata. Seandainya mereka bersabar dalam menger-jakan perintah tersebut
selama di dunia yang waktunya relatif pendek itu, tentulah mereka memperoleh
keberuntungan sama dengan apa yang diperoleh oleh kekasih-kekasih Allah Swt.
yang bertakwa. 96
Yakni kalau kalian mengetahui, tentulah kalian tidak akan memilih dunia
yang fana dengan meninggalkan akhirat yang kekal97, tentulah kalian tidak akan
memperlakukan diri kalian dengan perlakuan seburuk ini, dan tentulah kalian
tidak berhak mendapat murka Allah dalam waktu yang relatif pendek itu. Dan
seandainya kalian bersabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah dan
menyembah-Nya seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman,
tentulah kalian akan beruntung memperoleh keberhasilan yang sama seperti
mereka.
96
Ibnu Katsir, Lubaabut Tafsiir Min ibni Katsiir, ( Bogor : Pustaka imam Syafi’I,
2007 ) Hal. 613
97
Imam Jalaluddin Al-Mahaly dan Assuyuti, Tafsir Jalalain, ( Bandung : Sinar
Baru Algensindo, 2006 ) Hal. 222
98
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, ( Jakarta : Lentera Hati, 2002 ) Hal.
268
99
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 6, ( Singapore: Pustaka Nasional, 200 3
) Hal. 4849
149
XIII | TUJUAN HIDUP MANUSIA
100
Ibnu Katsir, Lubaabut Tafsiir Min ibni Katsiir, ( Bogor : Pustaka imam Syafi’I,
2007 ) Hal. 614
150
XIII | TUJUAN HIDUP MANUSIA
tempat yang lain seperti pada ayat 86 dengan al-'azhim. Perbedaan itu karena
perbedaan konteks. Pada ayat ini konteksnya adalah limpahan anugerah Allah,
sehingga lebih digunakan kata ( ) َك ِرميkarim yang mengandung makna keutamaan,
Pada Penutup Surat ini datanglah seruan Allah Kepada Rasul agar
dibukanya inti kaji yang sebenanya, dengan berupa permohonan kepada Tuhan.
Surat ini diberi nama "Al-Mu'minun", sejak dari awal sampai ke ujung
membicarakan tentang alat perjuangan kaum yang percaya.
Sebab itu tidaklah heran jika di akhir Surat dibukakan rahasia yang se-
benarnya. Yaitu bahwasanya ampunan dan kasih Tuhan melebihi dari segala-
galanya. Jika pun Tuhan mengancam akan menyiksa, namun pintu ampun dai
kasih masih tetap terbuka. Dan lagi orang yang beriman, betapa pun ancaman
siksa karena dosanya, imannya kepada Tuhan menyebabkan dia selalu men-
dekati Tuhan juga.
101
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, ( Jakarta : Lentera Hati, 2002 ) Hal.
271
151
XIII | TUJUAN HIDUP MANUSIA
seorang yang 'ashi berbuat durhaka, yang dipergunakannya mencari jalan ialah
akal dari Allah juga. 102
Bila ditinjau dari jalur periwayatannya hadis ini berpredikat mursal. Akan
tetapi, Abu Isa At-Turmuzi di dalam kitab Jami'-nya telah meriwayatkannya
dengan menyandarkannya kepada Imran ibnul Husain, dari ayahnya, dari
Rasulullah Saw., lalu disebutkan hal yang semisal.
}ني ِ ِ الر
َ اْح َ ْب ا ْغ ِف ْر َو ْار َح ْم َوأَن
َّ ُت َخ ْري ِ {وقُل َر
ْ َ
Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau
adalah Pemberi rahmat yang paling baik.” (Al Mu’minun: 118)
Melalui ayat ini Allah memberi petunjuk kepada Nabi-Nya tentang apa
yang harus diucapkan dalam berdoa kepada-Nya. Ampunan artinya Allah
menghapus dosa-dosanya dan menyembunyikannya dari manusia. Rahmat
artinya diberikan bimbingan dan taufik oleh Allah dalam semua ucapan dan
perbuatannya. Dan ulama menjadikan objek pengampunan dan diberinya
Rahmat oleh Allah adalah orang-orang yang mukmin.
102
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 6, ( Singapore: Pustaka Nasional, 200 3
) Hal. 4855
152
XIII | TUJUAN HIDUP MANUSIA
Kemudian dikemukakan apa yang telah dialami oleh para nabi dan kaum-
kaum kepada siapa mereka diutus; orang-orang yang mengikuti nabi selalu
mendapat pertolongan dari Allah, sedang orang-orang yang mengingkari nabi
dihancurkan dan dimusnahkan Allah agar menjadi i'tibar bagi umat-umat yang
datang kemudian.
153
XIII | TUJUAN HIDUP MANUSIA
154
14
D A K WA H E R A M I L L E N I A L
ِ َِّ َجل ِ ِ
َّر لَ ْو
ُ اء ََّل يُ َؤخ
َ اَّلل إ َذا َج
ِ
َ َ س امى إ َّن أ َ لَ ُك ْم م ْن ذُنُوبِ ُك ْم َويُ َؤخ ْرُك ْم إِ ََل أ
َ َج ٍل ُم
) فَ لَ ْم يَ ِز ْد ُه ْم5( ت قَ ْوِمي لَْي ًَل َو َُنَ ًارا
ُ ب إِِن َد َع ْو
ِ ال َر
َ َ) ق4( ُك ْن تُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن
Ayat ini diawali dengan lafadz إِ ََّّن أ َْر َسلْنَاyang mana kata inna merupakan
bentuk jamak. Artinya kita dianjurkan untuk berjamaah. Bahwasanya hidup ini
tidak bisa sendirian, manusia adalah makhluk sosial artinya butuh satu dengan
yang lainnya. Orang yang berjamaah itu mendapat keuntungan lebih besar
daripada sendirian. Lihat saja dalam perkara ibadah solat, semakin banyak
jamaah maka semakin baik untuk diri kita, mengapa demikian? karena apabila
satu orang saja khusyuk dalam solat berjamaah maka yang lain akan mendapat
pahala khusyuk tersebut. Sebaliknya jika kita solat sendiri hanya akan mendapat
satu pahala saja, kalau kita benar-benar khusyuk. Bagaimana kalau tidak?
Dalam hal berdakwah kita juga dianjurkan untuk berjamaah, tidak bisa
sendirian. Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Nuh as. Untuk
memberi peringatan kepada kaumnya. Karena ketika indzar (peringatan) telah
disampaikan kepada kaumnya, apabila mereka tidak mengikuti maka akan
mendapat siksa yang pedih. Mengingat bahwa Nabi Nuh lahir dari kalangan
156
XIV | DAKWAH ERA MILLENIAL
biasa, maka kaum Nya banyak yang lebih memilih mengikuti pembesar-
pembesar mereka yang kaya raya.103
Jika kita merujuk pada konteks zaman now sekarang, maka dalam
menyampaikan dakwah kepada umat hendaklah memiliki kekuatan lahir dan
bathin. Tidak membedakan siapa saja pendengarnya, baik golongan atas,
menengah, maupun orang miskin. Setiap Ustadz juga harus kuat dalam hal
berdakwah kepada orang kelas atas (kaya) meskipun Ustadz tersebut dari
kalangan orang biasa. Jangan gengsi berdakwah kepada orang-orang kaya
meskipun ketika berdakwah ke tempat mereka kita hanya menggunakan motor
butut, bukan mobil.
ِ
ٌ ِال ََي قَ ْوم إِِن لَ ُك ْم نَ ِذ ٌير ُمب
)2( ني َ َق
Artinya: “Nuh berkata: ‘Hai kaumku, Sesungguhnya aku adalah pemberi
peringatan yang menjelaskan kepada kamu,”(2)
103
Wahbah Al-Zuhaili, Tafsir al-Munir¸ Terjemahan: Abdul Hayyie al-Kattani,
dkk., (Jakarta: Gema Insani), Jilid 15, h. 163
104
Shohih Muslim
157
XIV | DAKWAH ERA MILLENIAL
harus bilmau’idzoh al-hasanah (nasehat yang baik) dan tidak memaksa agar
tidak terjadi perdebatan yang berlanjut pada pertumpahan darah.
Selanjutnya terdapat lafadzh قَ ْوِمartinya Nabi Nuh as. diperintahkan untuk
berdakwah menyampaikan peringatan ( )نَ ِذيرhanya pada kaumnya saja. Jika kita
melihat sekarang bahwa seorang Kiai harus fokus dalam berdakwah kepada
Pondok Pesantren dan masyarakat serta bangsa. Seandainya seorang Kiai
mengikuti politik legislatif secara tidak langsung ia akan kehilangan fokus, akan
sibuk dengan politik. Kalau sudah seperti ini siapa yang mengisi pengajian di
Pondok Pesantren dan Masyarakat?
ِ
ِ َطيع ِأ
)3( ونُ اَّللَ َواتَّ ُقوهُ َوأ
َّ َن ا ْعبُ ُدوا
Artinya: “(yaitu) Sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah
kepadaKu.”(3)
Pada ayat ketiga surah Nuh ini diperintahkan kepada kaumnya untuk
menyembah dan bertakwa kepada Allah dan taat kepada Nabi Nuh. Ayat ini
menggunakan huruf ‘athaf waw yang salah satu maknanya limuthlaq al-jam’i
yakni masing-masing kata ayat diatas tidak bisa dipisahkan dan
158
XIV | DAKWAH ERA MILLENIAL
diprioritaskan. 105 Yang menjadi pertanyaan dalam ayat ini adalah mengapa
dalam hal ketaatan mereka diperintahkan untuk mentaati Nabi Nuh bukan Allah?
Taat adalah perintah yang dilaksanakan dengan sepenuh hati. Taat itu boleh
selain Allah yakni kepada Rasul.106 Artinya kalau seseorang sudah taat kepada
Rasul maka otomatis ia melaksakan perintahkan Allah yakni dengan bentuk
melaksanakan ibadah dan senantiasa bertakwa. Jika kita kontekstualkan dalam
hal berdakwah, artinya sebagai muslim kita selayaknya mengikuti pedoman al-
Qur’an melalui Ulama setempat sebagai penerus risalah kenabian.
ِ َِّ َجل ِ ِ ِ ِ
َ يَ ْغف ْر لَ ُك ْم م ْن ذُنُوبِ ُك ْم َويُ َؤخ ْرُك ْم إِ ََل أ
َّر ل َْو ُك ْن تُ ْم
ُ اء ََّل يُ َؤخ
َ اَّلل إذَا َج َ َ س امى إ َّن أ
َ َج ٍل ُم
)4( تَ ْعلَ ُمو َن
Artinya: “Niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan
menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya
ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu
Mengetahui.”(4)
105
Ahmad Husnul Hakim, Kaidah-kaidah Penafsiran, (Depok: Lingkar Studi al-
Qur’an, cet. 2017), h. 10
106
Al-Jurjani, At-Ta’rifaat, (Daar Ibn al-Jauzi: Kairo, 2018), h. 151
159
XIV | DAKWAH ERA MILLENIAL
sedangkan kita yang mengisi setiap gerbong-gerbong yang ada, karena mereka
yang mengerti kemana Kereta Api harus pergi.
Ayat kelima berbicara tentang curhat (curahan hati) seorang Nabi yakni
Nuh as. bahwa ia sudah melaksanakan dakwah siang dan malam. Artinya Nabi
telah memberikan peringatan kepada kaumnya. Ada yang mentaati dan ada yang
mengingkari. Lailalan wa Naharon maksudnya sebagai pendakwah hendaklah
bersungguh-sungguh dalam berdakwah, baik siang maupun malam. Karena
sejatinya pendakwah itu harus ikhlas. Salah satu makna keikhlasan bagi seorang
pendakwah ialah, mampu menempatkan pengikut dan pencela di tempat yang
sama, artinya tidak ada kesan yang timbul di dalam hati si pendakwah disaat
sebagian orang taat kepadanya, sementara yang lain meningkarinya.
160
15
B E R D A K WA H K A R E N A A L L A H
َصابِ َع ُه ْم ِ ِ ِ ِ
َ ) َوإِِن ُكلَّ َما َد َع ْو ُِتُ ْم لتَ غْف َر ََلُ ْم َج َعلُوا أ6( فَ لَ ْم يَ ِز ْد ُه ْم ُد َعائي إََِّّل ف َر ًارا
Yaitu setiap kali aku seru mereka untuk mendekati perkara yang hak, maka
mereka makin lari darinya dan makin jauh menyimpang darinya. Sehingga
dakwah Beliau tidak ada faedahnya, karena faedah yang diharapkan dari dakwah
adalah tercapainya maksud atau sebagiannya.
Yakni mereka menutupi telinganya agar tidak dapat mendengar seruan yang
aku tujukan kepada mereka. jika mereka memenuhi seruan itu Engkau akan
mengampuni mereka. Hal ini menunjukkan, bahwa maslahatnya adalah untuk
mereka sendiri, tetapi mereka menolaknya dan tetap di atas kebatilan. Seperti
halnya yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy, yang disebutkan oleh
firman-Nya:
162
XV | BERDAKWAH KARENA ALLAH
َص ُّروا
َ َوأ
dan mereka tetap (mengingkari)
Mereka menolak, tidak mau mengikuti perkara yang hak dan tidak mau
tunduk kepadanya karena mereka benci kepada Beliau dan kepada apa yang
Beliau serukan.
ت ََلُ ْم إِ ْس َر ًارا
ُ َس َرْر
ْ َوأ
dan dengan diam-diam.
163
XV | BERDAKWAH KARENA ALLAH
Nuh dalam seruannya memakai cara yang beragam dengan maksud agar
seruannya lebih berkesan pada mereka. Setelah melakukan dakwah secara diam-
diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil, maka Nabi
Nuh ‘alaihis salam melakukan kedua cara itu sekaligus. Ini menunjukkan
perhatian dan sikap nasihat dalam diri Beliau serta menggunakan berbagai cara
agar mereka mau menerima dakwahnya.
164
16
M E M P E R K U AT I M A N D E N G A N
AYAT K E B E S A R A N A L L A H
ٍ ( وْيُْ ِد ْد ُكم ِِبَمو ٍال وبنِني وََْيعل لَ ُكم جن11) السماء َعلَْي ُكم ِم ْدرارا ِ
َّات َ ْ ْ َ َ َ ََ َْ ْ َ ًَ ْ َ َ َّ يُ ْرس ِل
َِِّ ( ما لَ ُكم ََّل تَرجو َن12) وََيعل لَ ُكم أ َُْنَارا
( َوقَ ْد َخلَ َق ُك ْم13) َّلل َوقَ ًارا ُْ ْ َ ً ْ ْ َْ َ
(14)أَط َْو ًارا
11. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
12. dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?
14. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa
tingkatan kejadian.
(Niscaya Dia akan mengirimkan hujan) pada saat itu mereka sedang
mengalami kekeringan karena terlalu lama tidak ada hujan (kepada kalian
dengan lebat) dengan deras.107
Maksudnya, hujan yang terus-menerus dan sangat lebat; karena itulah maka
disunatkan membaca surat ini dalam salat istisqa (memohon hujan) mengingat
maknanya sangat relevan dengannya.
Hal yang sama telah dilakukan oleh Amirul Mu’minin Umar ibnul Khattab
r.a., bahwa dia menaiki mimbar untuk memanjatkan doa istisqa, maka tiada yang
dibacanya selain dari istigfar dan membaca beberapa ayat dalam istigfarnya yang
antara lain adalah ayat ini: maka aku berkata (kepada mereka),’ ‘Mohonlah
ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,
niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (Nuh: 10-
11)
107
Tafsir Jalalain, hal. 474
166
XVI | MEMPERKUAT IMAN DENGAN AYAT KEBESARAN ALLAH
Semuanya itu dengan syarat apabila kamu bertobat kepada Allah dan
memohon ampun kepada-Nya serta taat kepada-Nya, maka Dia akan
memperbanyak rezeki kalian dan menyirami kalian dengan keberkahan dari
langit dan menumbuhkan bagi kalian keberkatan bumi sehingga bumi menjadi
subur menumbuhkan tetanamannya, dan menyuburkan bagi kalian air susu
ternak kalian dan memberimu banyak harta dan anak-anak dan menjadikan bagi
108
Tafsir Ibnu Katsir, hal. 233
109
M. Quraish Shihab, Juz 14, hal. 346
110
Tafsir Jalalain, hal. 474
111
Tafsir Ibnu Katsir, 4, hal. 233
167
XVI | MEMPERKUAT IMAN DENGAN AYAT KEBESARAN ALLAH
112
Tafsir Ibnu Katsir, hal. 233
113
M. Quraish Shihab, Juz 14, hal. 346
168
XVI | MEMPERKUAT IMAN DENGAN AYAT KEBESARAN ALLAH
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah dari nutfah, kemudian
menjadi ‘alaqah, kemudian menjadi segumpal daging. Demikianlah menurut apa
yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, Qatadah, Yahya ibnu Rafi’, As-Saddi,
dan Ibnu Zaid.115
114
) Tafsir Jalalain, hal. 474
115
) Tafsir Ibnu Katsir, hal. 233
116
) M. Quraish Shihab, Juz 14, hal. 346
169
XVI | MEMPERKUAT IMAN DENGAN AYAT KEBESARAN ALLAH
170
17
FENOMENA-FENOMENA
KEALAMAN
ِ ِ ٍ
س
َ الش ْم ً ُ) َو َج َع َل الْ َق َم َر في ِه َّن ن15( اَّللُ َس ْب َع َُسَ َاوات طبَاقًا
َّ ورا َو َج َع َل َّ ف َخلَ َق
َ أَََلْ تَ َرْوا َك ْي
)16( اجا ِ
ً س َر
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah men- ciptakan tujuh langit
berlapis-lapis? (15) dan di sana Dia telah menciptakan bulan yang bercahaya
dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?(16)”.
Ayat-ayat dalam pembahasan ini adalah kelanjutan dari dakwah Nabi Nuh
yang mana pada ayat-ayat sebelumnya Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk
memperhatikan dirinya. Pada ayat 15-16 ini Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk
memperhatikan alam raya, yang dimulai dengan langit.
Dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan tujuh langit
dengan berlapis-lapis. Makna dari tujuh langit itu sendiri merupakan sesuatu
yang belum jelas hakikatnya bagi sebagian besar masyarakat. Beragam
penjelasan yang dikemukakan para mufassir ketika mereka menguraikan
maknanya, masing-masing menerangkan artinya sesuai dengan pengetahuan dan
keyakinannya. Misalnya saja Al-Maraghi, dalam karyanya Tafsirul Maraghi,
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tujuh langit itu adalah tujuh planet
dalam tata surya kita, selain bumi dan bulan. Sedangkan Hamka, dalam Tafsir
Al-Azhar, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh adalah untuk
menunjukkan adanya benda-benda langit yang sangat banyak jumlahnya.
Dengan demikian, tujuh itu bukan untuk menunjukkan bilangan enam ditambah
satu, tetapi untuk menunjukkan sesuatu yang sangat banyak.
172
XVII | FENOMENA-FENOMENA KEALAMAN
Thibaqan dalam ayat ini merupakan hal (penjelas keadaan) yang dapat
diartikan dalam beberapa makna. Kata ini dapat disebut untuk menyatakan
keadaan benda-benda di alam raya yang jumlahnya sangat banyak, dan dapat
pula diartikan sebagai keadaan benda-benda yang diciptakan itu bertingkat-
tingkat. Makna yang lebih sesuai dari kata tersebut pada ayat ini adalah bahwa
Allah telah menciptakan benda-benda di alam raya ini yang jumlahnya tidak
sedikit “dalam keadaan bertingkat-tingkat”. Pengertiannya, yang satu lebih jauh
dari lainnya, karena yang satu berada lebih atas dari lainnya. Jadi, benda-benda
di alam raya ini, atau langit yang berada diatas kita, pada hakikatnya adalah yang
satu lebih jauh tingkat keberadaannya dari yang lain.
Dapat kita pahami bahwa adanya perbedaan antara sinar dan cahaya, sinar
merupakan sesuatu yang terpancar langsung dari benda yang terbakar, sehingga
memiliki sinar dengan sendirinya. Sedangkan cahaya merupakan sesuatu yang
terpancar akibat pantulan benda yang terkena sinar tersebut. Jika dilihat secara
umum, sinar dan cahaya sama-sama digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
memancar dari benda-benda yang terang, dan membantu manusia untuk dapat
melihat benda-benda yang dilalui oleh pancaran tersebut.
Hanya saja, pada siang hari matahari menyinari kehidupan manusia, sesuai
dengan sinar yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup, baik itu manusia,
tumbuhan, maupun hewan. Dan bulan bercahaya di malam hari, sehingga dapat
memberi cahaya di kala kegelapan, dan menempatkan tempat peredaran yang
dilaluinya, di setiap malamnya berada pada satu orbit.
173
XVII | FENOMENA-FENOMENA KEALAMAN
Kenapa kita dapat melihat bulan pada malam hari? Itu karena pada saat itu,
posisi belahan bumi membelakangi matahari, sehingga kita berhadap ke bulan,
dan hanya terpancar pantulan bulan yang berasal dari sinar matahari. Begitu juga
ketika siang hari, kita menghadap ke arah matahari, sinar matahari lebih kuat
daripada cahaya pantulan bulan yang berasal dari sinar matahari.
Dari pemaparan diatas dapat kita pahami bahwa sinar lebih dahsyat
daripada cahaya, sebagaimana halnya matahari dan bulan. Sinar lebih besar
pengaruhnya atas penglihatan, sedangkan bulan lebih mudah direspon.Bisa
dikatakan matahari lebih tajam dan bulan penuh kelembutan.
Oleh karena itu, dapat kita ibaratkan bahwa petunjuk Allah seperti halnya
bulan, yang penuh dengan kelembutan, petunjuk Allah dalam hal kekafiran
ibaratkan cahaya pada kegelapan, sehingga ada yang mengikuti cahaya tersebut
dan ada pula yang tidak (sesat).
Jika seandainya petunjuk Allah seperti matahari, maka tidak akan ada orang
kafir satu orang pun, karena sinar matahari tidak akan menyisakan suatu tempat
untuk gelap, berbeda dengan cahaya yang dipancarkan oleh bulan. Dari ayat
tersebut Allah menjelaskan bahwa begitu besar kekuasaanNya, Allah
menjelaskan keadaan matahari dan bulan, dan juga menjelaskan penetapan
waktu, adanya pergantian waktu, sehingga didapatkan manfaat adanya
pergantian siang dan malam.
174
XVII | FENOMENA-FENOMENA KEALAMAN
Setelah dalam ayat sebelumnya, yakni ayat 15-16 Allah SWT menyinggung
kuasa-Nya dalam penciptaan langit dan pembahasan mengenai bulan dan
matahari, dalam ayat ini Allah menyinggung bumi dalam konteks yang
berhubungan langsung dengan penciptaan serta pertumbuhan manusia.
175
XVII | FENOMENA-FENOMENA KEALAMAN
176
18
A N A L O G I K E H I D U PA N K E I M A N A N
وث
اعا َوََّل يَغُ َ م ْكرا ُكبَّارا ( )22وقَالُوا ََّل تَ َذر َّن ِ
آَلَتَ ُك ْم َوََّل تَ َذ ُر َّن َوداا َوََّل ُس َو ً ُ َ َ ً ً
ض ََل ًَّل (ِِ )24مَّا
ني إََِّّل َ ِ ِ
ريا َوََّل تَ ِزد الظَّال ِم َوي عو َق ونَسرا ( )23وقَ ْد أ َ ُّ ِ
َضلوا َكث ً َ ََُ َ ْ ً
ون ََِّخ ِطيئَاِتِِم أُ ْغ ِرقُوا فَأُ ْد ِخلُوا ََنرا فَ لَم ََِي ُدوا ََلُم ِمن ُد ِ
ال اَّلل أَنْ َ
ص ًارا (َ )25وقَ َ ْ ْ ً ْ ْ
ك إِ ْن تَ َذرُهم ي ِ
ضلُّوا ين َد ََّي ًرا ( )26إِنَّ َ ِ ب ََّل تَ َذر علَى ْاِلَر ِ ِ
وح َر ِ
ْ ُْ ض م َن الْ َكاف ِر َ ْ ْ َ نُ ٌ
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
ب إِ َُّنُ ْم
ِ وح َر ِ ِ ِ ِ َ اَّللُ َج َعل لَ ُكم ْاِل َْر
ٌ ُال ن
َ َ) ق20( اجا ً ) لتَ ْسلُ ُكوا م ْن َها ُسبُ ًَل ف َج19( ساطًا َ ضب ُ َ َّ َو
ِ
)22( ) َوَم َك ُروا َم ْك ًرا ُكبَّ ًارا21( س ًارا َ ص ْوِن َواتَّبَ ُعوا َم ْن ََلْ يَ ِز ْدهُ َمالُهُ َوَولَ ُدهُ إ ََّّل َخ
َ َع
19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,
20. agar kamu dapat pergi kian-kemari di jalan-jalan yang luas.
21. Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka
kepada(perintah)ku, dan mereka mengikuti orang-orang yang harta dan
anak-anaknya hanya menambah kerugian baginya,
22. dan mereka melakukan tipu-daya yang sangat besar.”
178
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
Apa yang ingin ditekankan pada ayat ini adalah bagaimana Tuhan
menjadikan Bumi ini bagai hamparan (datar) bagi mahkluk yang berjalan
diatasnya, meski dengan bentuk bumi yang bundar. Apabila ditelisik lebih dalam,
maka kita dapat menemukan pelajaran bahwa Tuhan sedang mengajarkan kita
tentang perbedaan hakikat dan perspektif dengan ayat ini. Apabila dikaitkan
dengan ilmu ketauhidan. Maka ayat ini menjadi alasan yang kuat akan adanya
Zat Tuhan, yang diluar jangakauan panca indra manusia.
Dengan ini maka Tuhan mencoba mengajarkan manusia suatu cara untuk
menjangkau wujudNya dengan cara selain akal, yakni jalan spiritual. Inilah
pesan yang diajarkan Nabi Nuh kepada manusia, tidak hanya kepada kaumnya.
Ajaran seperti ini adalah hal yang tidak mengenal kata usang. Baik manusia
zaman dahulu sampai sekarang, sudah menjadi naluri mereka untuk
mengembangkan kemampuan akal mereka. Oleh sebab itu risalah Tuhan turun
guna membantu manusia untuk menemukan cahaya iman.
179
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
sehingga kita melihat dunia ini bagai hamparan walau dalam bentuknya yang
tidak datar.
1. Rasa Keanggotaan
2. Coping Strategy
180
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
Ini ada kaitannya dengan poin satu, dimana sikap komunal daripada umat
beragama cenderung memicu rasa kebahagiaan. Sudah terbukti secara ilmiah
bahwasanya apabila orang-orang berkumpul pada suatu tempat, manusia dalam
kondisi tersebut cenderung melepaskan enzim oxitocine. Rasa solidaritas antara
umat beragama juga mendorong umat beragama senantiasa tolong menolong
antara sesama.
Namun argumentasi diatas sering disalah artikan, kala agama pada saat ini
sering diidentikkan dengan keburukan pemeluknya. Terlebih dengan banyaknya
konflik sektarian antar agama. Maka hal yang perlu digaris bawahi adalah agama
117
Lukman Hakim Sektiawan, Kejaiban Sholat Menurut Ilmu Kesehatan Cina,
Jakarta: Mizania, hal 185
181
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
tidak bisa secara sembarangan dinilai hanya dengan mengambil sampel perilaku
pemeluknya. Karena agama adalah konsep yang diberikan Tuhan kepada
manusia untuk diimplementasikan dengan mudah terkena berbagai macam bias.
Sebagaimana agama sering kali dijadikan kendaraan politik, atau motivasi
separatisme, terorisme. Namun apabila ditelisik kembali, motifasi negatif para
pelaku kejahatan atas dasar agama adalah orang-orang yang terindikasi
menganut ideologi-ideologi radikal yang mereka gunakan untuk menafsirkan
ajaran agama.118
َضلُّوا ِ
َ ) َوقَ ْد أ23( وث َويَعُو َق َونَ ْس ًرا َ ُاعا َوََّل يَغ ً َوقَالُوا ََّل تَ َذ ُر َّن آَلَتَ ُك ْم َوََّل تَ َذ ُر َّن َوداا َوََّل ُس َو
) ِِمَّا َخ ِطيئَاِتِِ ْم أُ ْغ ِرقُوا فَأُ ْد ِخلُوا ََن ًرا فَ لَ ْم ََِي ُدوا ََلُ ْم24( ض ََل ًَّل َ ني إََِّّل ِ ِ
َ ريا َوََّل تَ ِزد الظَّال ِم
ِ
ً َكث
)25( ص ًارا َِّ ون ِ ِمن ُد
َ ْاَّلل أَن ْ
23. Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaghuts,
Ya'uq dan Nasr".
24. Dan sungguh, mereka telah menyesatkan banyak orang; dan janganlah
Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.
25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu
dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain
Allah.
Pada ayat ini, dijelaskan tentang umat Nabi Nuh as., yang kukuh dalam
kesesatan mereka, yang dengan kekukuhan mereka maka kesesatan itu
mengkristal di diri mereka.
Ayat ini masih memiliki kaitan dengan ayat sebelumnya, yakni ayat 23
tentang
118
Arvund Sharma, The World's Religion After September 11, London:
Greenwood. hal 94
182
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
Ayat 23 surah Nuh menjelaskan tentang tradisi ibadah kaum Nuh dan nenek
moyangnya. Dalam Tafair Ibnu Katsir dijelaskan bahwasanya nama-nama
berhala diatas adalah nama sesembahan orang arab pada masa kaum Nuh. Dan
adapun narasi ayat diatas adalah ajaran atau tradisi yang diajarkan orang tua pada
keturunannya guna menjunjung tradisi penyembahan berhala.
Begitu pula yang terjadi pada manusia umumnya, mereka akan mengikuti
ajaran agama yang diamalkan oleh orang tua mereka. Dan semua orang
menginginkan anak mereka memeluk ajaran yang sama dengan mereka, bukan
ajaran benar (kalau itu bertentangan dengan ajaran mereka). Maka kita melihat
banyak sekali orang tua musyrik yang anaknya masuk islam pada zaman Baginda
Nabi saw., yang mati-matian mengerahkan segala cara guna mengembalikan
anak mereka pada ajaran nenek moyang. Bagi mereka, ini adalah bukti kasih
sayang orang tua terhadap anak karena mereka tidak menginginkan berpisah atau
berseberangan dengan anak mereka. Misal diantaranya adalah sosok sahabat
Saa'd bin Abi Waqqash yang ibunya bersumpah untuk berpuasa guna menarik
simpati anaknya yang sudah masuk islam.
Dalam masyarakat pada masa kini, orang tua banyak mengorbankan materi
guna membangun fondasi keimanan pada anak-anak mereka. Orang-orang tua
dari umat muslim mengirim anak-anak mereka ke pesantren dan sekolah agama
dengan harapan anak mereka menjadi muslim. Begitu pula dengan umat Yahudi,
183
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
Walau dalam ajaran islam, sikap doktrin itu adalah dilarang dan setiap
individu memiliki kebebasan dan tanggung jawab atas perbuatan mereka. Sikap
doktrin adalah bertentangan dengan pokok ajaran agama yakni 'tidak memaksa'
sebagaiamana yang didengungkan Al-Quran;
Terlebih dengan adanya pesta demokrasi tahun depan yang pasti akan
memecah kesatuan umat menjadi kubu-kubu pendukung calon tertentu, maka hal
yang telah jerjadi di Car Free Day minggu kemari seharusnya tidak terjadi.
Sangat ironis dimana sesama muslim melakukan persekusi atas muslim lainnya
hanya kerena berbeda pilihan politik.
184
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
Pada masa kini, para pendoktrin dan para fanatik Agama sekarang
mendapat stigma negatif di masyarakat umum disebabkan geliat mereka tang
meresagkan dan cara penyampaian ajaran mereka yang jauh dari prinsip akhlak
mulia. Ini merupakan hukuman sosio-psikologis bagi mereka golongan ekstrimis
baik golongan Kanan maupun Kiri.
Pada ayat ini, dijelaskan tentang doa Nabi Nuh atas kaumnya yang ingkar.
Sekilah kita mengangkap nada keputus-asaan pada ayat ini, namun kita tidak
selayaknya berasumsi bahwa Nabi Nuh adalah Nabi yang cepat berputus asa.
Doa ini adalah doa yang dipanjatkan Nabi Nuh diujung nafas terakhir dakwahnya
kepada kaum yang diamanatinya, selama 950 tahun.
185
XVIII | ANALOGI KEHIDUPAN KEIMANAN
186
19
B E R I TA PA L S U
)(QS.NUR 11-20
”“M. Rifqy Anisul Fuad
صبَةٌ ِم ْن ُك ْم ََّل ََتْ َسبُوهُ َش ارا لَ ُك ْم بَ ْل ُه َو َخ ْريٌ لَ ُك ْم إن الَّ ِذين جاءوا ِِبإلفْ ِ
ك ُع ْ َ َ ُ َّ
يم (َ )15ولَ ْوَّل ِِبَفْ و ِاه ُكم ما لَيس لَ ُكم بِ ِه ِعلْم وََتْسبونَه هيِنًا وهو ِع ْن َد َِّ ِ
اَّلل َعظ ٌ ٌ َ َُ ُ َ َ َُ َ َْ ْ َ ْ
XIX | BERITA PALSU
)16( يم ِ َ َإِ ْذ َُِس ْعتُ ُموهُ قُلْتُ ْم َما يَ ُكو ُن لَنَا أَ ْن نَتَ َكلَّ َم ِِبَ َذا ُس ْب َحان
ٌ ك َه َذا ُِبْتَا ٌن َعظ
ِ اَّلل لَ ُكم اآلَي ِ ِ ِ ِ ُ اَّلل أَ ْن تَع ِ
ت َ ُ َُّ ني َ ِودوا ل ِمثْله أَبَ ًدا إِ ْن ُك ْن تُ ْم ُم ْؤمن
ُ َِ) َويُب17( ني ُ َُّ يَعظُ ُك ُم
ِ َّ ِ ِ ِ ) إِ َّن الَّ ِذ18( اَّلل َعلِيم ح ِكيم
آمنُوا ََلُ ْم َ يع الْ َفاح َشةُ ِِف الذ
َ ين َ ين ُُيبُّو َن أَ ْن تَش
َ ٌ َ ٌ َُّ َو
ِ الدنْيا و
َّ اآلخ َرةِ َو ِ َع َذ
ض ُل
ْ َ) َولَ ْوَّل ف19( اَّللُ يَ ْعلَ ُم َوأَنْ تُ ْم ََّل تَ ْعلَ ُمو َن َ َ ُّ يم ِِف
ٌ اب أَل
ٌ
ِ ٌ اَّلل رء َِّ
َّ اَّلل َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَتُهُ َوأ
)20( يم
ٌ وف َرحُ َ ََّ َن
11. Sesungguhnya orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi
kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan
mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barang siapa di
antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang
diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula).
12. Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka
terhadap diri mereka sendiri ketika kamu mendengar berita bohong itu
dan berkata, "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."
13. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak datang membawa empat
orang saksi? Oleh karena mereka tidak membawa saksi-saksi, maka
mereka itu dalam pandangan Allah orang-orang yang berdusta.
14. Dan seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya
kepadamu di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang
besar, disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang hal itu (berita
bohong itu).
15. (Ingatlah) ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut
dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit
pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan
Allah itu soal besar.
16. Dan mengapa kamu tidak berkata, ketika mendengarnya, "Tidak pantas
bagi kita membicarakan ini. Mahasuci Engkau, ini adalah kebohongan
yang besar."
17. Allah menasehati kamu agar (jangan) kembali mengulangi seperti itu
selama-lamanya, jika kamu orang beriman.
18. Dan Allah menjelaskan ayat-ayat-(Nya) kepada kamu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha bijaksana.
188
XIX | BERITA PALSU
189
XIX | BERITA PALSU
Haditsul ifki telah memberi pelajaran yang sangat berharga bagi masyarakat
muslim dalam menjaga akhlaknya dari ketergelinciran. Dalam peristiwa itu pula
terjadi pembuangan kebiasan buruk masyarakat dalam menyebarkan berita tanpa
ada ilmu dan keyakinan yang pasti. Firman Allah:
Peristiwa haditsul ifki yang kelihatan sangat merugikan itu tetap memiliki
nilai positif bagi kaum mu’minin, yaitu :
190
XIX | BERITA PALSU
Dan umat Islam dapat keluar dari semua serangan itu dengan kemenangan
besar. Menahan luka yang dalam, memelihara kesabaran dengan kebesaran jiwa.
Serangan isu yang sedemikian dahsyatnya tidak mampu mempengaruhi
kesabaran dan pertahanan mereka. Penderitaan dan kepedihan yang dialami
Nabi, Aisyah, Abu Bakar, dan kaum muslimin pada waktu itu bisa dinggap
sebagai penderitaan terberat dalam sejarah hidup mereka. Dan haditsul ifki
adalah ancaman terbesar yang dihadapi Islam dalam sejarahnya. Peristiwa seperti
ini akan mudah diredam, jika saja kaum muslimin memiliki cara efektif dalam
menghadapai persoalan seperti ini. Cara efektif menghadapi persoalan seperti ini
dengan dua hal penting yaitu bertanya kepada hati nurani, dan mencari
pembuktian faktual.
Jika seandainya kaum muslimin mau bertanya kepada diri sendiri pada
waktu itu, dengan kembali kepada fitrahnya yang lurus, maka persoalannya akan
lain. Firman Allah:
ٌ ِك ُمب
ٌ ْريا َوقَالُوا َه َذا إِف ِ ِ ُ َلَوََّل إِ ْذ َُِسعتموهُ ظَ َّن الْم ْؤِمنُو َن والْم ْؤِمن
ني ً ْ ات ِبَنْ ُفس ِه ْم َخ ُ َ ُ ُ ُْ ْ
191
XIX | BERITA PALSU
ٌض الظَّ ِن إِ ُْث ِ َِي أَيُّها الَّ ِذين آَمنوا اجتنِبوا َكث
َ ريا م َن الظَّ ِن إِ َّن بَ ْع
ً ُ َ ْ َُ َ َ َ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. (QS. Al Hujurat/49: 12)
Maka sangat tidak logis dan sangat tidak realistis ketika masalah yang
sebesar itu dapat lolos dan beredar di tengah-tengah masyarakat tanpa saksi yang
kuat dan bukti nyata. Firman Allah :
192
XIX | BERITA PALSU
Dua langkah ini, yaitu: bertanya kepada hati nurani dan pengukuhan dengan
bukti dan saksi, dilupakan kaum muslimin pada saat mereka menghadapi
haditsul-ifki. Konspirasi jahat untuk menghujat Rasulullah dan keluarganya
dapat menyebar di Madinah selama satu bulan penuh.
Jika saja bukan karena rahmat dan kasih sayang Allah, tentulah kaum
muslimin layak mendapatkan azab yang pedih karena kelalaian mereka dalam
menyikapi persoalan ini.
Dari itulah Allah memperingatkan agar hal serupa tidak terjadi di kemudian
hari. Firman Allah :
Allah menasehati dengan cara yang halus dan mendidik, sesuai dengan
keadaan kaum muslimin yang sangat peka terhadap teguran, setia dengan
perintah dan cerdas mengambil pelajaran. Kesetiaan untuk tidak mengulang
kesalahan itu dikaitkan dengan iman sebagai garansinya.
193
XIX | BERITA PALSU
ِ
َِخرة ِ شةُ ِِف الَّ ِذين آَمنوا ََلم ع َذ ِ إِ َّن الَّ ِذين ُُِيبُّو َن أَ ْن تَ ِشيع الْ َف
َ يم ِِف الدُّنْ يَا َو ْاآل
ٌ اب أَل
ٌ َ ُْ ُ َ َ َ اح َ َ
َّ َو
اَّللُ يَ ْعلَ ُم َوأَنْ تُ ْم ََّل تَ ْعلَ ُمو َن
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji
itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih
di dunia dan akhirat. Dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
(QS. An Nur/24: 19)
194
DAF TAR PUS TAKA
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih Bukhari. Beirut : Dar Thouq Al-
Najah.
Bahreiysi, Salim dan Said Bahreisy. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir
.Surabaya: PT. Bina Ilmu
Bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh , Abdullah bin Muhammad. 1414 H.
Tafsir Ibnu Katsir. Mesir: Mu’assah Daar Al-Hilal Kairo.
Faqih Imani, Kamal. 2006. Tafsir Nurul Qur’an, Penerjemah Ahsin Muhammad.
Jakarta: Al-Huda.
196
Katsir,Ibnu. Tafsir Al-Quran Al-Adhim, Beirut: Dar Al-Fikr
Muhammad shadiq khan, Abu Thayyib. Fathu al-bayan fie maqashidi al-qur’an.
Bairut; al-‘asriyyah
Sayyid Thantowi, Muhammad. Tafsir al-wasith lil qur’ani al-karim. Mesir; Der
an-Nahdhah
197