Anda di halaman 1dari 3

Rezeki itu ada dua macam yaitu rezeki pada badan dan rezeki pada hati.

Rezeki pada badan yaitu rezeki yang diberikan kepada hewan, manusia, jin dengan ketentuan
dari Allah Yang Maha Pemurah. Rezeki ini umum pada siapa saja, tidak ada spesialnya untuk
muslim dan kafir. Rezeki ini kita rasakan berupa rumah, kendaraan, dan makan, serta nikmat
lahiriyah lainnya. Allah Ta’ala berfirman,

‫ين‬
ٍ ‫ب م ُِب‬ ِ ْ‫َو َما مِنْ دَا َّب ٍة فِي اأْل َر‬
ٍ ‫ض إِاَّل َعلَى هَّللا ِ ِر ْزقُ َها َو َيعْ لَ ُم مُسْ َت َقرَّ َها َومُسْ َت ْودَ َع َها ُك ٌّل فِي ِك َتا‬

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Huud: 6)

Rezeki pada hati yaitu rezeki berupa tauhid dan iman yang Allah berikan kepada siapa saja
yang Allah kehendaki. Rezeki semacam ini yang dibawa oleh para nabi dan rasul serta para
da’i ilallah. Rezeki ini diberikan kepada orang-orang spesial dan orang-orang yang khusus.

Rezeki terbesar adalah masuk surga

Setiap rezeki yang Allah sebutkan bagi hamba-hamba-Nya, maka umumnya yang
dimaksudkan adalah surga itu sendiri. Hal ini sebagaimana maksud dari firman Allah Ta’ala,

َ ‫ت أُولَئ‬
‫ِك لَ ُه ْم َم ْغف َِرةٌ َو ِر ْز ٌق َك ِري ٌم‬ ِ ‫ِين آَ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬
َ ‫ي الَّذ‬
َ ‫لِ َيجْ ِز‬
“Supaya Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh. mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia.”
(QS. Saba’: 4). Rezeki yang mulia adalah surga.

Dalam ayat lain disebutkan pula,

َ ‫ت َتجْ ِري مِنْ َتحْ ِت َها األَ ْن َها ُر َخالِد‬


‫ِين فِي َها أَ َب ًدا َق ْد أَحْ َس َن هللاُ لَ ُه ِر ْز ًقا‬ ٍ ‫صالِحً ا ي ُْدخ ِْل ُه َج َّنا‬
َ ‫هلل َو َيعْ َم ْل‬
ِ ‫َو َمنْ ي ُْؤمِنْ ِبا‬
“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah
akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang
baik kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq: 11). Rezeki yang dimaksud di sini adalah surga.

 Mintalah surga Firdaus

Surga Firdaus adalah surga yang paling utama dan paling tinggi. Disebutkan dalam hadits
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

،‫ض‬ ِ ْ‫ْن َما َب ْي َن ُه َما َك َما َبي َْن ال َّس َما ِء َواألَر‬ِ ‫ ُك ُّل د ََر َج َتي‬، ‫ِين فِى َس ِبيلِ ِه‬ َ ‫إِنَّ فِى ْال َج َّن ِة مِا َئ َة د ََر َج ٍة أَ َع َّد َها هَّللا ُ ل ِْلم َُجا ِهد‬
‫ َو ِم ْن ُه َت َفجَّ ُر أَ ْن َها ُر‬، ‫ َو َف ْو َق ُه َعرْ شُ الرَّ حْ َم ِن‬، ‫ط ْال َج َّن ِة َوأَعْ لَى ْال َج َّن ِة‬ُ ‫ َفإِ َّن ُه أَ ْو َس‬، ‫س‬َ ‫َفإِ َذا َسأ َ ْل ُت ُم هَّللا َ َف َسلُوهُ ْالفِرْ د َْو‬
‫ْال َج َّن ِة‬

“Sesungguhnya di surga itu ada 100 tingkatan yang telah Allah janjikan bagi para mujahid
di jalan Allah. Jarak antara dua tingkatan adalah bagaikan jarak antara langit dan bumi.
Jika kalian ingin meminta pada Allah, mintalah surga Firdaus. Surga Firdaus adalah surga
yang paling utama dan paling tinggi, di atasnya adalah ‘Arsy Ar-Rahman, darinya pula
mengalir sungai surga.” (HR. Bukhari, no. 7423)

Kiat memasuki surga Firdaus adalah dengan melakukan enam amalan seperti yang
disebutkan dalam ayat:

‫ِين ُه ْم‬ َ ‫) َوالَّذ‬3( ‫ُون‬ َ ‫ِين ُه ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو مُعْ ِرض‬ َ ‫) َوالَّذ‬2( ‫ُون‬َ ‫صاَل ت ِِه ْم َخاشِ ع‬ َ ‫ِين ُه ْم فِي‬ َ ‫) الَّذ‬1( ‫ون‬ َ ‫َق ْد أَ ْفلَ َح ْالم ُْؤ ِم ُن‬
‫ت أَ ْي َما ُن ُه ْم َفإِ َّن ُه ْم َغ ْي ُر‬
ْ ‫) إِاَّل َعلَى أَ ْز َوا ِج ِه ْم أَ ْو َما َملَ َك‬5( ‫ون‬
َ ‫ِظ‬ ُ ‫ِين ُه ْم لِفُرُو ِج ِه ْم َحاف‬ َ ‫) َوالَّذ‬4( ‫ون‬ َ ُ‫ِلز َكا ِة َفاعِ ل‬
َّ ‫ل‬
َ ‫) َوالَّذ‬8( ‫ُون‬
‫ِين‬ َ ‫ِين ُه ْم أِل َ َما َنات ِِه ْم َو َع ْه ِد ِه ْم َراع‬ َ ‫) َوالَّذ‬7( ‫ون‬َ ‫ك ُه ُم ْال َعا ُد‬َ ‫ك َفأُولَ ِئ‬
َ ِ‫) َف َم ِن ا ْب َت َغى َو َرا َء َذل‬6( ‫ِين‬ َ ‫َملُوم‬
)11( ‫ون‬ َ ‫س ُه ْم فِي َها َخالِ ُد‬ َ ‫دَو‬ْ ْ‫ون ْالفِر‬ َ ‫ِين َي ِر ُث‬َ ‫) الَّذ‬10( ‫ون‬ َ ‫ار ُث‬
ِ ‫ك ُه ُم ْال َو‬ َ ‫) أُولَ ِئ‬9( ‫ون‬ َ ‫ِظ‬ ُ ‫صلَ َوات ِِه ْم ي َُحاف‬
َ ‫ُه ْم َعلَى‬

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,


2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas.
8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

(QS. Al-Mu’minun: 1-11)

Rinciannya adalah:

1. Khusyu’ dalam shalat. Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan dalam halaman yang
sama bahwa khusyu’ itu bisa digapai jika hati kita tidak memikirkan hal-hal di luar
shalat, dan mementingkan shalat saja daripada berbagai perkara di luar shalat.
2. Meninggalkan hal yang sia-sia. Syaikh As-Sa’di menyatakan bahwa jika dari yang
sia-sia saja dijauhi, maka yang haram lebih pantas dijauhi. Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm.
576.
3. Menunaikan zakat. Yang dimaksud di sini adalah menunaikan zakat maal, yaitu zakat
dari harta jika memang sudah terpenuhi syarat nishab dan syarat haul (bertahan
selama satu tahun).
4. Menjaga kemaluan kecuali pada istri sebagai pasangan yang halal. Menjaga kemaluan
bentuknya adalah tidak berzina (berselingkuh), tidak melalukan liwath (homoseks),
tidak melakukan perantara menuju zina, termasuk pula tidak melakukan onani.
5. Memegang amanat dan janji karena sifat orang munafik itu jika diberi amanat ia
khianat, jika berjanji, ia mengingkar.
6. Menjaga shalat yang lima waktu sehari semalam.
Surat Al Muminun

Apakah kamu besok akan datang ? ya saya akan datang ( tapi kita masih ragu )

Apakah kamu besok akan daang ? sungguh saya akan datang, penggunaan kata sungguh ini
menekankan / meyakinkan utk orang yang ragu .

Aflaha = berubtung / menang

Aflaha = apa benar dia sudah beruntung / menang , maka di tambahkan Qod / sungguh ( untuk
menghilangkan keraguan atas kebimbangan )

Siapa kah oran yang beruntung ? orang yang beruntung adalah orang yang menggunakan modal
seminim – minimnyan dengan keuntungan sebesar – besarnya. Kata siapa ? kata pedagang

Siapa kah orang yang beruntung ? orang yang beruntung adalah orang yang punya sawah se minim –
minimnya dengan hasil se besar – besarnya

Tapi dalam pandangan Allah, siapakah orang yang beruntung itu ?

Qod sungguh, Aflaha, yang telah menang / beruntung .

Al mu’minun orang2 yang beriman . sifatnya iman , orangnya di sebut mukmin, kalo banyak
mukminun .

Jadi tidak di ambil sukunya . Qad Aflahal Arab ( orang arab ) Aflahal Ajab ( non arab )

Tetapi Allah SWT menetapkan sesuatu dengan pilihan .

Percaya dengan Allah masuk surga , tidak percaya dengan Allah masuk neraka, percaya dengan ini
kamu beriman, maka kamulah orang yang beruntung. Ayat ini merubah standar keberhasilan
seseorang pada zaman jahiliyah

Standar yang di buat pada masa itu yang paling kaya maka yang paling kaya adalah, Abu lahab, abu
jahal dan lainnya .. yang paling hebat waktu itu adalah kaum qurais, maka datanglah risalah
persatuan / persamaan umat di hadapan Allah swt.

Siapakah yang mulia pada saat itu ? dia adalah yang mengumandangkan adzan di atas ka’bah,

Allhu akbar …

Bukan sayidina ali, yang menantu / sepupu nabi, bukan sayidina abu bakar yang mertua nabi dari
qurais, bukan sayidina utsman orang kaya , tapi siapa ? dia adalah bilal bin rabah.

Apakah dia qurais ? tidak, apaka dia orang arab ? bukan apakah dia keturunan nabi ? tidak apakah
dia orang kaya ? tidak dia miskin, budak, hamba sahaya, berkulit hitam dari Nubiya .

Apa yang membuat dia menjadi agung dan mulia ? ada iman di dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai