Anda di halaman 1dari 100

Halaqah – 01 Makna dan Dalil Beriman

Kepada Hari Akhir


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang pertama dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir

Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari
yang kita kenal yang dimulai dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan
tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat dan
adzab kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya manusia,
perhitungan dan penimbangan amal dan seterusnya sampai masuknya manusia ke
dalam surga atau neraka.

Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman, yang tidak sah iman seseorang bila
tidak beriman dengannya. Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

‫ضلَ ٰـ ۢالَ بَ ِعيدًا‬ َ ‫َو َمن يَ ۡكفُ ۡر بِٱهَّلل ِ َو َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َو ُر ُسلِ ِهۦ َو ۡٱليَ ۡو ِم ٱأۡل َ ِخ ِر فَقَ ۡد‬
َ ‫ض َّل‬
“Dan barang siapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang
jauh.” (An-Nisa’ : 136)

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman,

‫اآلخ ِر َوتُ ْؤ ِم َن بِ ْالقَ َد ِر َخي ِْر ِه َو َش ِّر ِه‬


ِ ‫أَ ْن تُ ْؤ ِم َن بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَ ْو ِم‬
Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya
dan juga hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik dan yang buruk (HR.
Muslim)

Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

‌‫َّان ُم ۡر َس ٰٮهَ ۖا‌ قُ ۡل إِنَّ َما ِع ۡل ُمهَا ِعن َد َربِّ ‌ۖى اَل ي َُجلِّيہَا لِ َو ۡقتِہَٓا إِاَّل هُ ۚ َو‬
َ ‫ك َع ِن ٱلسَّا َع ِة أَي‬
َ َ‫يَ ۡسٔـََٔـلُون‬
“Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya, katakanlah
sesungguhnya ilmunya di sisi Rabb-ku. Tidak mengetahui waktunya, kecuali Dia.” (Al-
A’raf : 187)
Malaikat Jibril ‘alaihissalam pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang
kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka
beliau ‫ ﷺ‬menjawab,

‫َما ْال َم ْس ُؤ ْو ُل َع ْنهَا بِأ َ ْعلَ َم ِم َن السَّائِ ِل‬


Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya (HR. Muslim)

Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬
ُ dan Rasulullah
‫ﷺ‬, Nabi yang paling dekat dengan Allah ‫ ﷻ‬tidak mengetahui kapan
terjadinya hari kiamat, maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahui.

Yang lebih penting dari pada itu bagi seorang hamba yang berakal adalah
mempersiapkan bekal yang cukup untuk menghadapi hari tersebut.
Halaqah – 02 Bekal Perjalanan Menuju Negeri
Akhirat

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah “Bekal
Perjalanan Menuju Negeri Akhirat”

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang
hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
dengan selamat. Bekal tersebut adalah takwa kepada Allah ‫ﷻ‬. Allah ‫ﷻ‬
berfirman :

‌‫ٱلزا ِد ٱل َّت ۡق َو ٰۚى‬


َّ ‫َو َت َز َّو ُدو ْا َفإِنَّ َخ ۡي َر‬
“Dan hendaklah kalian berbekal, maka seseungguhnya sebaik-baik bekal adalah
ketakwaan.” (Al-Baqarah : 197)
Bertakwa kepada Allah adalah melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang
shahih dengan niat mengharap pahala dari Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dan menjauhi kemaksiatan
kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih karena takut dengan azab Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
Orang yang berbahagia kelak adalah orang yang bersabar di dunia ini dan istiqomah
untuk mengumpulkan bekal yang cukup bagi perjalanan yang sangat panjang tersebut.

Mereka-lah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi
dan mereka tidak akan bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan. Allah
‫ ﷻ‬berfirman

ۡ ‫ِين َقالُو ْا َر ُّب َنا ٱهَّلل ُ ُث َّم‬


َ ‫ٱس َت َق ٰـمُو ْا َفاَل َخ ۡوفٌ َع َل ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ َي ۡح َز ُن‬
‫ون‬ َ ‫إِنَّ ٱلَّذ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah kemudian
mereka beristiqomah, maka tidak ada ketakutan atas mereka, dan mereka tidak akan
bersedih.” (Al-Ahqaf : 13)
Dan orang yang celaka di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya ketika di
dunia dan dia lalai dengan hari pembalasan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

ً‫ُون َو َرٓا َءهُمۡ َي ۡو ۬ ًما َثقِي ۬ال‬


َ ‫ُّون ۡٱل َعا ِج َل َة َو َي َذر‬
َ ‫إِنَّ َه ٰـٓؤُ ٓاَل ِء ُي ِحب‬
“Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat
yang ada di belakang mereka”. (Al-Insan : 27)
Semoga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang
bertakwa.
Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya
HSI 05 – 03 Menjalankan Perintah Allah
Bekal Menuju Akhirat
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah  Beriman Kepada Hari Akhir berjudul
Menjalankan Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat”

Perintah Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬


ُ  apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan
sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬ maka akan menjadi khasanah atau pahala
dan bekal menuju akhirat bagi seorang hamba. Perintah yang paling dicintai
oleh Allah S‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  adalah apa yang Allah wajibkan. Rasulullah
‫ﷺ‬ bersabda, Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  berkata,

‫ضتُ َعلَ ْي ِه‬ َّ ‫ش ْيءٍ أَ َح‬


ْ ‫ب إِلَ َّي ِم َّما ا ْف َت َر‬ َ ‫َو َما َت َق َّر‬
َ ‫ب إِلَ َّي َع ْبدِي ِب‬

Dan tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih


aku cintai dari pada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya  (HR. Bukhori)

Oleh karena itu seorang muslim, hendaknya memperhatikan kewajiban-


kewajiban yang telah Allah wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban
tersebut dengan sebaik-baiknya.

Kewajiban di sini ada yang berkaitan dengan hak Allah seperti :

1. Tauhid,
2. Shalat lima waktu,
3. Puasa Ramadhan,
4. Haji bagi yang wajib dan lain-lain.

Dan juga ada yang berkaitan dengan hak makhluk seperti :

1. menafkahi orang yang menjadi tanggungan,


2. berbakti kepada kedua orang tua dan lain-lain.
Kemudian apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka
hendaknya dia menambah bekal dengan berbagai amal sholeh yang
mustahab atau disunnahkan seperti :

1. Shalat-shalat sunnah,
2. Puasa-puasa sunnah,
3. Shadaqah sunnah,
4. Membaca Al-Qur’an dan lain-lain.

Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan
bisa dilakukan secara terus-menerus.

Di antara amalan yang besar pahalanya adalah :

1. Menuntut ilmu agama,


2. Dzikrullah,
3. Berjihad di jalan Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ
4. Akhlak yang baik,
5. Berdakwah di jalan Allah dan lain-lain.

Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga


tidak bisa mengerjakan sesuatu yang mustahab atau sunnah, maka dia
mendapatkan uzur. Adapun orang yang sibuk dengan sesuatu yang
mustahab kemudian dia lalai dengan kewajiban dia, maka orang tersebut
adalah orang yang tertipu.

Mintalah kepada Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬


ُ  pertolongan di dalam beramal dan mintalah
kepada-Nya supaya amalan tersebut diterima. Semoga Allah  ‫س ْب َحا َن ُه َو‬
ُ
‫ َت َعا َلى‬ memasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan sebab amal kita yang
sedikit dan penuh dengan kekurangan ini dan rahmat serta kasih sayang
Allah ‫س ْب َحا َن ُه َو َت َعالَى‬
ُ  lebih kita harapkan dari pada amalan kita.

itulah yang bisa disampaikan pada halaqah yang ketiga ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Halaqah – 04 Meninggalkan Kemaksiatan
Merupakan Bekal Menuju Akhirat

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah “Meninggalkan
Kemaksiatan Merupakan Bekal Menuju Akhirat”

Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah ‫ﷻ‬


berdasarkan dalil yang shahih, maka ini akan menjadi pahala bagi seorang hamba.
Sebaliknya kemaksiatan apabila dilakukan seorang hamba, maka itu akan menjadi sayyi-
ah (dosa) yang membahayakan keselamatan dia di akhirat kelak.

Dosa bertingkat-tingkat, dan dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang
mengekalkan pelakunya di dalam neraka apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa
tersebut.

Yang pertama

adalah kufur besar atau kekafiran, yaitu menentang apa yang dibawa oleh seorang
utusan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ seperti menentang tauhid, mendustakan kenabian seorang
Rasulullah ‫ﷺ‬, mengingkari syariat yang beliau ‫ ﷺ‬bawa, padahal
dia mengetahui bahwasanya itu adalah syariat-Nya, atau mengejek dan mengolok-olok
Allah, Rasul-Nya dan juga ayat-ayat-Nya dan lain-lain.

Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ berfirman :

‌ِۖ َّ‫ب ٱلن‬


َ ‫ار هُمۡ فِيہَا َخ ٰـلِ ُد‬
‫ون‬ ‫ص َح ٰـ ُـ‬ َ ‫ُوا بِٔـََٔـايَ ٰـتِنَٓا أُ ْولَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ‬
ۡ َ‫ك أ‬ ْ ‫ُوا َو َك َّذب‬
ْ ‫ين َكفَر‬
َ ‫َوٱلَّ ِذ‬
“Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah : 39)

Yang kedua

adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus dari kekufuran. Setiap syirik adalah kekufuran.
Tapi tidak setiap kekufuran adalah syirik. Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

ٍ۬ ‫ص‬
‫ار‬ َ ‫إِنَّهُ ۥ َمن ي ُۡش ِر ۡك بِٱهَّلل ِ فَقَ ۡد َح َّر َم ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِه ۡٱل َجنَّةَ َو َم ۡأ َو ٰٮهُ ٱلنَّا ُۖ‌ر َو َما لِلظَّ ٰـلِ ِم‬
َ ‫ين ِم ۡن أَن‬
“Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬
ُ maka sungguh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah
neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zalim.” (Al-Maidah : 72)
Yang ketiga

adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan menampakkan
keimanan dengan lisan dan perbuatan. Orang munafik termasuk orang kafir, bahkan
lebih besar dosanya dari orang kafir yang menampakkan kekafirannya. Dan di akhirat
azab mereka lebih dahsyat. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ِ َّ‫ك ٱأۡل َ ۡسفَ ِل ِم َن ٱلن‬


ِ َ‫ار َولَن تَ ِج َد لَهُمۡ ن‬
‫صيرًا‬ َ ِ‫إِ َّن ۡٱل ُمنَ ٰـفِق‬
ِ ‫ين فِى ٱل َّد ۡر‬
“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka. Dan
engkau tidak akan mendapatkan penolong bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
Alhamdulillah yang telah memberikan kita petunjuk kepada Islam, kalau bukan karena
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ niscaya kita tidak mendapatkan petunjuk. Semoga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
memberikan kita ketetapan hati di atas agama islam ini sampai kita bertemu dengan-
Nya.

Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 05 Dosa-dosa Besar dan Dosa-
dosa Kecil

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dosa-dosa Besar
dan Dosa-dosa Kecil”

Di antara dosa yang berbahaya bagi seorang hamba di akhirat

Yang pertama

adalah dosa bid’ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid’ah secara istilah syariat
adalah cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai syariat, dimaksudkan untuk
berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub kepada Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Dan bid’ah adalah perkara yang
paling jelek. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ضالَ َل ٌة‬
َ ‫ُور مُحْ َد َثا ُت َها َو ُك ُّل ِب ْد َع ٍة‬ ُ
ِ ‫َو َشرُّ األم‬
Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan. Dan setiap bid’ah adalah
sesat (HR. Muslim)

Orang yang melakukan bid’ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah
‫ ﷺ‬belum sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah ‫ﷺ‬
mengkhianati risalah Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Pelaku bid’ah merasa dirinya di atas petunjuk, sehingga
sulit dia untuk memperoleh hidayah kecuali orang yang Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬rahmati.

Yang kedua

di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba adalah dosa-dosa besar. Yaitu semua
dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat dari Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬atau
amarah dari Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬atau diancam dengan neraka. Seperti berzina, mencuri, riba,
durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak dan lain-lain.

Kemudian ,

Yang ketiga

adalah dosa-dosa kecil yaitu dosa yang tidak sampai kepada dosa-dosa besar. Seperti melihat
kepada aurat wanita yang tidak halal baginya dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar
karena beberapa sebab di antaranya adalah apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa
melakukan taubat kepada Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ب َفإِ َّنهُنَّ َيجْ َت ِمعْ َن َع َلى الرَّ ج ُِل َح َّتى ُي ْهلِ ْك َن ُه‬ ُّ ‫ت‬
ِ ‫الذ ُنو‬ ِ ‫إِيَّا ُك ْم َوم َُح َّق َرا‬
Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan, karena sesungguhnya dosa-dosa
tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya (Hadits Shahih Riwayat Imam
Ahmad)

Dosa berupa kedzaliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan menjadi
penyesalan di hari kiamat, apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.

Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya

‫وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين‬


‫والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬
Halaqah – 06 Penghapus Dosa

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Penghapus
Dosa”

Setiap anak Adam pasti memiliki dosa. Untuk itu setiap muslim hendaknya mengetahui
perkara-perkara yang bisa menghapus dosa tersebut, supaya dia keluar dari dunia ini
dengan keadaan sebersih mungkin dari dosa. Empat perkara yang apabila diamalkan
bisa menghapus dosa seseorang :

Yang pertama adalah taubat yang nasuha Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman :

ۡ‫وا تُوب ُٓو ْا إِلَى ٱهَّلل ِ تَ ۡوبَ ۬ةً نَّصُوحًا َع َس ٰى َربُّ ُكمۡ أَن يُ َكفِّ َر َعن ُكمۡ َسئِّـََٔـاتِ ُكم‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫يَ ٰـٓأَيُّہَا ٱلَّ ِذ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat
yang nasuha, semoga Rabb kalian menghapus dosa-dosa kalian”. (At-Tahrim : 8)

Taubat yang nasuha adalah taubat yang memenuhi tiga syarat : penyesalan yang
mendalam, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan bertekad kuat untuk tidak
melakukannya di masa yang akan datang. Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak
orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak tersebut dan minta segera
dihalalkan. Apabila berupa harta maka segera dikembalikan dan apabila berupa
kehormatan maka segera meminta maaf.

Yang kedua memperbanyak memohon maghfirah dari Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى‬
ُ dan makna
memohon maghfirah yang pertama adalah memohon supaya ditutupi dosanya dari
manusia, kemudian memohon supaya dosa-dosanya tersebut dihapus oleh Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬ ُ
َ
‫ تَعَالى‬sehingga tidak diazab dengan dosa yang sudah dilakukan. Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda :

ً‫يو ِم أَ ْكثَ َر ِم ْن َس ْب ِعي َْن َم َّرة‬


ْ ‫َوهَّللا ِ إِنِّي ألَ ْستَ ْغفِ ُرهَّللا َوأَ تُ ْوبُ إِلَ ْي ِه فِي ْال‬
Demi Allah, aku beristighfar kepada Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى‬
ُ dan bertaubat kepada-Nya di
dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali (HR. Bukhari)

Yang ketiga adalah beramal shaleh Allh ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ berfirman

ِ ۚ ‫ت ي ُۡذ ِه ۡب َن ٱل َّسئِّـََٔـا‬
‌‫ت‬ ِ ‫إِ َّن ۡٱل َح َسنَ ٰـ‬
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan-kejelekan.” (Hud :
114)
Yang ke empat adalah bersabar ketika tertimpa musibah Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda :

‫صيبُ ْال ُم ْؤ ِم َن إِاَّل ُكفِّ َر بِهَا َع ْنهُ َحتَّى ال َّش ْو َكةُ يُ َشا ُكهَا‬
ِ ُ‫صيبَ ٍة ت‬
ِ ‫َما ِم ْن ُم‬
Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى‬
ُ
akan menghapus dengan musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena duri (HR.
Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang
ia lakukan. Perbaikilah amal di sisa umur yang ada. Semoga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Al-
Ghoffururrohiim mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita yang telah lalu.

Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya
Halaqah – 07 Kematian

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kematian”
Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan
Allah ‫ ﷻ‬untuk menguji siapa diantara kita yang paling baik amalannya. dia adalah
sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk lari dari kematian
tersebut. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman :

ِ ‫س َذآئِقَةُ ْال َم ْو‬


‫ت‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian,” (Ali Imran : 185)

Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal. Dan apabila
datang, maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan. Sering mengingat mati adalah
perkara yang diperintahkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬Diharapkan dengan mengingat
mati seseorang lebih khusuk di dalam beribadah, bersegera bertaubat dan tidak lalai
atas kenikmatan dunia yang fana ini. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫أَ ْكثِرُوا ِذ ْك َر هَا ِذ ِم اللَّ َّذا ِـ‬


‫ت‬
Hendaklah kalian memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus semua kelezatan
(HR. Tirmidzi, An Nasai, Ibnu Majah, berkata Syaikh Albani: Hasan Shahih)

Harapan setiap muslim adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah, yaitu
meninggal dalam keadaan taat kepada Allah ‫ﷻ‬. Caranya adalah dengan berdo’a
dan menjaga ketaatan kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ selama hidupnya.

Di dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah
‫ ﷺ‬mengabarkan bahwa Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ُ apabila menghendaki kebaikan
bagi seorang hamba maka akan diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum ia
meninggal dunia.

Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :

َ‫آخ ُر َكالَ ِم ِه الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َد َخ َل ْال َجنَّة‬ َ ‫َم ْن َك‬
ِ ‫ان‬
Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah kalimat Laa ilaaha illallah maka dia akan masuk
ke dalam surga. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud)

Kecanduan melakukan dosa, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa


diiringi dengan taubat dikhawatirkan akan menjadi sebab su-ul khatimah. Semoga Allah
‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ membersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.
Halaqah – 08 Fitnah Kubur

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Fitnah Kubur”

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur. Fitnah
secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang akan
diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit baik seorang mukmin, kafir
maupun munafiq. Ditanya tentang siapa Rabb-nya? Siapa Nabi-nya? Dan apa agamanya?

Suatu hari Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah menguburkan mayat bersama para sahabat.


Kemudian beliau ‫ ﷺ‬berkata kepada mereka :

‫ فَإِنَّهُ اآْل َن يُسْأ َ ُل‬، ‫يت‬


َ ِ‫ا ْستَ ْغفِرُوا ؛ أِل َ ِخي ُك ْم َواسْأَلُوا لَهُ التَّ ْثب‬
Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya
ketetapan hati karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud)

Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan hatinya.
Yang dia dahulu di dunia mengenal Allah ‫ﷻ‬, mengenal Rasul-Nya dan juga
mengenal agama islam. Kewajiban seorang muslim adalah bersungguh-sungguh
mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah
dibocorkan ini. Dan penjelasan tentang mengenal Allah ‫ﷻ‬, Rasulullah
‫ ﷺ‬dan agama islam telah kita sebutkan di dalam silsilah ilmiyyah nomor 2,
3, 4

Ada beberapa orang yang mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur. Di
antaranya adalah para syuhada yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan
di jalan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah
‫ ﷺ‬: “Yaa Rasulullah, mengapa orang-orang yang beriman diuji di dalam
kubur mereka kecuali orang yang syahid?” Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab :

ً‫ف َعلَى َر ْأ ِس ِه فِ ْتنُة‬


ِ ‫ارقَ ِة ال ُّسي ُْو‬
ِ َ‫َكفَى بِب‬
Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian (Hadits Shahih Riwayat An-
Nasa’i).
Di antara mereka adalah orang yang meninggal di hari jumat atau malam jumat.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫وت يَ ْو َم ْال ُج ُم َع ِة أَ ْو لَ ْيلَةَ ْال ُج ُم َع ِة إِاَّل َوقَاهُ هَّللا ُ فِ ْتنَةَ ْالقَب ِْر‬
ُ ‫َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ُم‬
Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat kecuali Allah
‫ ﷻ‬akan menjaganya dari fitnah kubur (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)
Kita memohon kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ menetapkan hati kita dan orang-orang yang
kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur.

itulah yang bisa disampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya
Halaqah – 09 Nikmat dan Azab Kubur
Bagian 1

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ni’mat dan
Azab Kubur Bagian Yang Pertama”

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya azab dan nikmat
kubur. Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak
mengetahui hakekat caranya. Kata kubur di sini adalah kebanyakan atau keumuman dan
bukan merupakan pembatasan. Artinya seseorang akan tetap mendapatkan azab atau
nikmat kubur kalau memang dia berhak meskipun dia mati dalam keadaan tenggelam
atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas atau yang lain.
Tentunya dengan cara yang Allah ‫ ﷻ‬ketahui.

Dalil adanya azab kubur di dalam Al-Qur’an di antaranya adalah firman Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
tentang orang-orang munafiqin

ۚ ‫ب َع ِظيم‬ َ ‫َسنُ َع ِّذبُهُ ْم َم َّرتَي ِْن ثُ َّم يُ َر ُّد‬


ٍ ‫ون إِلَ ٰى َع َذا‬
“Kami akan mengazab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada
azab yang besar.” (At-Taubah : 101)

Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata di dalam tafsirnya, azab yang pertama adalah
di dunia dan azab yang kedua adalah di kubur. Di dalam hadits Albarra’ ibnu ‘Azib
radhiallahu ‘anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan azab
kubur, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫إ ْستَ ِعيذو بِاهللِ ِم ْن َع َذا‬
Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari azab kubur (Hadits shahih riwayat Abu
Dawud dan juga yg lain)

Hadits-hadits tentang azab kubur termasuk mutawatir menurut para ‘ulama.

itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya
Halaqah – 10 Nikmat dan Azab Kubur
Bagian 2

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Nikmat dan
Azab Kubur Bagian yang kedua”

Di dalam hadits Al-Barra’ radhiallahu ‘anhu disebutkan bahwasanya orang yang beriman
apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan diberi alas yang berasal dari surga,
diberi pakaian dari surga, dibuka pintu menuju surga, sehingga dia diterpa angin surga
dan mencium wanginya bau surga dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang.
Kemudian ditemani amal shaleh yang selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah ‫ﷻ‬
wujudkan berupa seorang yang berwajah bagus, berpakaian indah dan berbau wangi.

Adapun orang yang kafir, maka ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan diberi
alas yang berasal dari neraka, pakaian dari neraka, dibuka pintu menuju neraka sehingga
dia diterpa angin yang panas dari neraka. Kemudian disempitkan kuburnya, sehingga
tulang rusuknya saling bersilangan. Kemudian ditemani dosa-dosa yang selama ini dia
lakukan di dunia, yang Allah ‫ ﷻ‬wujudkan berupa seorang yang buruk rupa dan
pakaian serta menyengat bau badannya.

Secara umum kemaksiatan adalah sebab azab kubur. Rasulullah ‫ ﷺ‬telah


menyebutkan beberapa kemaksiatan yang merupakan sebab azab kubur di antaranya
adalah namimah yaitu mengadu domba dan juga tidak menjaga kesucian diri dan juga
pakaian dari air kencing. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan juga Muslim.

Azab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu
di antaranya adalah doa orang yang berziarah. Menghindari kemaksiatan dan bertaubat
dari kemaksiatan adalah cara untuk selamat dari azab kubur. Doa sebelum salam yang
diajarkan Rasulullah ‫ ﷺ‬hendaknya jangan diremehkan, meskipun hukumnya
sunnah.

ِ ‫ َو ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َما‬، ‫ب ْالقَب ِْر‬


‫ـ‬،‫ت‬ ِ ‫ َو ِم ْن َع َذا‬، ‫ب َجهَنَّ َم‬
ِ ‫ك ِم ْن َع َذا‬َ ِ‫اَللَّهُ َّم إِنِّ ْي أَ ُع ْو ُذ ب‬
ِ ‫َو ِم ْن َشرِّ فِ ْتنَ ِة ْال َم ِسي‬
ِ ‫ْح ال َّدج‬
‫َّال‬
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam, dan
siksaan kubur, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih
Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan kita memohon kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ semoga melindungi kita semua dari azab
kubur.

itulah materi yang kami sampaikan pada hari ini dan sampai ketemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 11 Tanda-tanda Hari Kiamat
Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-
tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu”
Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ mengabarkan bahwa hari
tersebut sudah dekat, yaitu apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara
keseluruhan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

َ ‫اس ِح َسابُهُمۡ َوهُمۡ فِى َغ ۡفلَ ۬ ٍة ُّم ۡع ِرض‬


‫ُون‬ َ ‫ۡٱقتَ َر‬
ِ َّ‫ب لِلن‬
Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi
berpaling. (Al-Anbiya :1)

Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
berfirman

ۖ
‫ُون إِاَّل ٱلسَّا َعةَ أَن تَ ۡأتِيَہُم بَ ۡغتَ ۬‌ةً فَقَ ۡد َجٓا َء أَ ۡش َراطُهَ ۚ‌ا‬
َ ‫فَهَ ۡل يَنظُر‬
Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba
maka sungguh telah datang tanda-tandanya. (Muhammad : 18)

Di antara tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya Nabi
kita Muhammad ‫ ﷺ‬Beliau ‫ ﷺ‬pernah bersabda :

‫ت أَنَا َوالسَّا َعةُ َكهَاتَي ِْن‬


ُ ‫بُ ِع ْث‬
Diutusnya aku dan bangkitnya hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yaitu jari tengah
dan jari telunjuk (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah
terbelahnya bulan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‫ق ۡٱلقَ َم ُر‬ ِ َ‫ۡٱقتَ َرب‬


َّ ‫ت ٱلسَّا َعةُ َوٱن َش‬
Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan. (Al-Qomar : 1)

Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika orang-
orang musyrikin di awal dakwah beliau meminta bukti kerasulan beliau ‫ﷺ‬
Kemudian beliau ‫ ﷺ‬mengatakan kepada mereka “Lihatlah, lihatlah!” (HR.
Muslim).
Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu. Tentunya semakin
dekatnya hari kiamat hendaklah membuat seorang muslim segera sadar dari kelalaian
dia selama ini.

itulah materi yang kami sampaikan pada hari ini dan sampai ketemu kembali pada
halaqah yang selanjutnya.
Halaqah – 12 Tanda-tanda Hari Kiamat Yang
Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi

Halaqah yang ke-12 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-
tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi”
Di antaranya :

Yang pertama

adalah keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬Rasulullah


‫ ﷺ‬bersabda :
Tidak akan datang hari kiamat sampai datang para pendusta mendekati tiga puluh
orang. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan yang dimaksud dengan nabi-nabi palsu di dalam hadits ini
adalah orang-orang yang mengaku menjadi nabi setelah Rasulullah ‫ ﷺ‬dan
mereka memiliki banyak pengikut. Seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Amsi,
Muhtar Ats-Tsaqafi dan lain-lain. Adapun orang yang mengaku sebagai nabi dan diikuti
oleh segelintir manusia, maka ini banyak dan lebih dari tiga puluh orang.

Yang kedua

berlombanya orang-orang yang dahulunya miskin dalam membangun bangunan.


Rasulullh ‫ ﷺ‬ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang sebagian tanda-tanda
hari kiamat maka beliau mengatakan:
Engkau akan melihat orang yang dahulunya tidak beralas kaki, tidak berpakaian, orang
miskin, penggembala kambing, mereka saling berlomba-lomba dalam meninggikan
bangunan (HR. Muslim)
Kemudian di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi

Yang ketiga

adalah disandarkannya pekerjaan kepada orang yang tidak berhak. Rasulullah


‫ ﷺ‬bersabda yang artinya
Apabila amanat sudah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat, Beliau ditanya : Yaa
Rasulullah, Bagaimana menyia-nyiakan amanat? Maka beliau ‫ ﷺ‬mengatakan
Apabila sebuah perkara sudah disandarkan kepada orang yang tidak berhak, maka
tunggulah hari kiamat (HR. Bukhari)

Dan betapa banyak di zaman kita, amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Kemudian,

Yang keempat

adalah salam hanya untuk orang yang dikenal. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda dalam
sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :

‫إن من أشراط الساعة أذا كانت تحية على للمعرفة‬


Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat, apabila salam itu hanya diberikan
kepada orang yang dikenal (HR. Imam Ahmad)
Petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬adalah memberikan salam kepada orang yang dikenal
maupun orang yang tidak dikenal. Benar apa yang dikabarkan oleh Rasulullah
‫ ﷺ‬dan apa yang beliau sampaikan semuanya adalah wahyu dari Allah ‫سبْحَ انَ ُه‬ ُ
َ َ
‫ وَ تعَالى‬Hal ini hendaknya menambah keimanan bagi seorang muslim dan hendaknya dia
waspada dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi hari kiamat yang sudah
semakin dekat ini.
Halaqah – 13 Tanda-tanda Hari Kiamat
Yang Belum Terjadi

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-
Tanda Dekatnya Hari Kiamat Yang Belum Terjadi”
Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ك اليَ ْو َم ثُ َّم اتَّفَقُوا‬َ ِ‫ال َزائِ َدةُ فِى َح ِد ْيثِ ِه – لَطَ َّو َل هللاُ َذل‬َ َ‫ق ِم َن ال ُّد ْنيَا إِالَّ يَ ْو ٌم – ق‬َ ‫لَ ْو لَ ْم يَ ْب‬
‫اط ُئ ا ْس ُمهُ ا ْس ِمي َوا ْس ُم أَبِ ْي ِه ا ْس َم‬ ِ ‫ث فِ ْي ِه َر ُجالً ِمنِّي – أَ ْو ِم ْن أَ ْه ِل بَ ْيتِي ي َُو‬ َ ‫ى يَ ْب َع‬َّ ‫َحت‬
‫ت ظُ ْل ًما َو َج ْورًا‬ ْ َ‫ض قِ ْسطًا َو َع ْدالً َك َما ُملِئ‬ َ ْ‫ يَ ْمألُ ْاألَر‬:‫ط ٍر‬ ْ ِ‫ث ف‬ ِ ‫ َزا َد فِي َح ِد ْي‬.‫أَبِى‬
Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى‬
ُ akan
memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari
keluargaku yang namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan
nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi
dengan kedzoliman (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dalam hadits yang lain beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :

َ ْ‫ يَ ْمأَل ُ ْاألَر‬،‫ف‬
ْ َ‫ض قِ ْسطًا َو َع ْدالً َك َما ُملِئ‬
‫ت َج ْورًا‬ ِ ‫ أَجْ لَى ْال َج ْبهَ ِة أَ ْقنَى ْاألَ ْن‬،‫ْال َم ْه ِديُّ ِمنِّي‬
ُ ِ‫َوظُ ْل ًما يَ ْمل‬
‫ك َس ْب َع ِسنِي َْن‬
Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi
bumi dengan keadilan setelah bumi ini penuh dengan kedzoliman dan akan berkuasa
selama tujuh tahun (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir diriwayatkan
oleh 26 sahabat Nabi ‫ﷺ‬

Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya


Imam Mahdi tersebut, sebagaimana disifatkan didalam hadits-hadits yang shahih. Dan
waspadalah dengan orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi atau diyakini
pengkutnya sebagai Imam Mahdi. Imam Mahdi bukanlah yang sembunyi di gua selama
lebih dari 1000 tahun. Beliau akan muncul kelak sebelum datangnya Dajjal dan sebelum
turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Beliau adalah imam yang shaleh yang muncul di tengah-
tengah manusia, menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar.

itulah yang bisa disampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya
Halaqah – 14 Tanda-tanda Besar Dekatnya
Hari Kiamat

Halaqah yang ke-14 belas dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat”
Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah sepuluh tanda menjelang datangnya hari
kiamat. Yang apabila sudah muncul sepuluh tanda tersebut, maka akan terjadilah hari
kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh
yang lain.

Suatu saat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬melihat para sahabat sedang saling


berbicara. Maka beliau bertanya :
Apa yang sedang kalian bicarakan? Maka mereka menjawab “Kami sedang mengingat
hari kiamat.” Kemudian beliau ‫ ﷺ‬berkata :

ٍ ‫إِنَّهَا لَ ْن تَقُو َم َحتَّى تَ َر ْو َن قَ ْبلَهَا َع ْش َر آيَا‬


‫ت‬
Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut, sampai kalian melihat
sebelumnya sepuluh tanda-tanda, Kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wasallam
menyebutkan sepuluh tanda tersebut, yaitu:

1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa Ibnu Maryam
6. Ya’juj dan Ma’juj
7. Khosf di timur (terbenamnya sebagian tanah di timur)
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan (HR.
Imam Muslim).

Apa yang tersebut dalam hadis di atas bukanlah berurutan dan insya Allah akan kita
pelajari satu persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah selanjutnya.

itulah yang bisa kita sampaikan, sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 15 Dajjal Bagian 1

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal Bagian
Yang Pertama”

Dajjal yang secara bahasa artinya pendusta besar merupakan seorang manusia keturunan Nabi
Adam ‘alaihissalam yang di akhir zaman Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬akan menjadikan dia fitnah terbesar
dalam sejarah manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ق أَ ْكبَ ُر ِم َن ال َّدجَّال‬
ٌ ‫ق آ َد َم إِلَى قِيَ ِام السَّا َع ِة َخ ْل‬
ِ ‫َما بَي َْن َخ ْل‬
Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari pada fitnah
Dajjal (HR. Muslim).

Sebelum keluarnya Dajjal, Bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang. Manusia sangat
membutuhkan air dan juga makanan. Dajjal muncul dan mengaku sebagai tuhan rabbul ‘alamiin.
Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬memberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat, menurunkan hujan dan
menumbuhkan tanaman. Dia membawa sesuatu yang menyerupai surga dan neraka, sehingga
orang-orang yang tidak mengenal Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬seperti orang-orang musyrik, kafir dan
munafiq, mereka pun mengikuti Dajjal. Di antaranya adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi
Asbahan (HR. Muslim)

Dan Asbahan adalah nama sebuah daerah. Sampai ada seseorang yang awalnya menyangka
dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar biasa pada diri Dajjal, akhirnya dia mengkuti
Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)

Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ‫ لَقَ ْد أَ ْن َذ َرهُ نُ ْو ٌح قَ ْو َمه‬،ُ‫إِنِّي أُ ْن ِذ ُر ُك ُم ْوهُ َو َما ِم ْن نَبِ ٍّي إِالَّ قَ ْد أَ ْن َذ َرهُ قَ ْو َمه‬
Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Dan tidaklah seorang Nabi
kecuali dia telah memperingatkan kaumnya, dari Dajjal. Demikian pula Nuh ‘alaihissalam. (HR.
Bukhari)
Dajjal sekarang ada di sebuah pulau. Thammim Ad-Daari seorang sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam saat masih beragama Nashrani, dia dan beberapa orang temannya pernah terdampar di
pulau tersebut, mereka melihat Dajjal dalam keadaan terikat kuat. Bahkan sempat terjadi dialog
antara mereka dengan Dajjal. Kemudian Thammim mengabarkan pertemuan dan dialog ini
kepada Nabi ‫ ﷺ‬setelah masuk islam dan dibenarkan oleh Nabi ‫ﷺ‬
(Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim)

sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya


Halaqah – 16 Dajjal Bagian 2

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal
Bagian 2 ”
Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan keselamatan
bagi umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri
Dajjal. Di antaranya, bahwasanya Dajjal adalah orang yang gemuk badannya, kulitnya
berwarna merah, rambuntya keriting, mata kanannya buta, mata kirinya seperti anggur,
dan tertulis di antara kedua matanya tiga huruf Kaf, Fa dan Ra. Dalam riwayat lain
disebutkan Kafir. Semua orang yang beriman bisa membaca, baik yang buta huruf
maupun yang tidak buta huruf.

Ciri-ciri di atas disebutkan dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga
Muslim. Di dalam shahih Muslim disebutkan bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak.
Orang yang mengenal Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ُ mengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah rabbul
‘alamin. Mereka tahu bahwasanya Allah ‫ ﷻ‬tidak dilihat di dunia dan Allah ‫ﷻ‬
tidak buta sebelah. Adapun kehebatan yang dimiliki oleh Dajjal, maka semuanya adalah
dengan izin Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ untuk menguji keimanan para hamba. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :

Apabila samar bagi kalian Rab kalian, maka ketahuilah bahwa Rab kalian tabaroka wa
ta’ala tidaklah buta sebelah matanya dan sesungguhnya kalian tidak akan melihat Rab
kalian tabaroka wa ta’ala sampai kalian meninggal dunia (HR. Ahmad dan Abu Dawud
dishahihkan oleh Albani rahimahullah)

Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari, satu hari pertama seperti satu tahun, satu hari
kedua seperti sebulan, satu hari ketiga seperti seminggu dan hari-hari yang lain seperti
hari-hari biasa (HR. Muslim)

Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi
selama satu tahun dua setengah bulan.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah hari ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 17 Dajjal Bagian 3

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal
Bagian 3”
Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal di antaranya,

Yang pertama

berusaha mengenal Allah ‫ ﷻ‬dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, karena orang-


orang yang mengikuti Dajjal adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

Yang kedua

menaati Rasulullah ‫ ﷺ‬Karena Dajjal ketika dikabarkan oleh Thamim Addaari


radhiallahu ‘anhu dan juga kawan-kawannya, bahwasanya Muhammad ‫ﷺ‬
telah muncul dan menang serta menjadi orang yang ditaati, maka Dajjal mengatakan
yang artinya,

Ketahuilah, bahwasanya menaati dia (yaitu Muhammad ‫ )ﷺ‬adalah lebih baik


bagi mereka (HR. Muslim)

Yang ketiga

adalah memperbanyak doa ketetapan hati.

َ ِ‫ِّﺖ ﻗَ ْﻟﺒِﻲ َﻋﻠَﻰ ِﺩﻳﻨ‬


‫ﻚ‬ ِ ‫ﺐ ْﺍﻟﻘُﻠُﻮ‬
ْ ‫ﺏ ﺛَﺒ‬ َ ِّ‫ﻳَﺎ ُﻣﻘَﻠ‬
Kemudian,

Yang keempat

adalah membaca doa yang diajarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬sebelum salam.

ِ ‫ﺏ َﺟﻬَﻨَّ َﻢ َﻭ ِﻣ ْﻦ ﻓِ ْﺘﻨَ ِﺔ ْﺍﻟ َﻤﺤْ ﻴَﺎ َﻭ ْﺍﻟ َﻤ َﻤﺎ‬


‫ـ‬،‫ﺕ‬ ِ ‫ﺏ ْﺍﻟﻘَﺒ ِْﺮ َﻭ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﺬﺍ‬
ِ ‫ﻚ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﺬﺍ‬َ ِ‫ﺍَﻟﻠَّﻬُ َّﻢ ﺇِﻧِّ ْﻲ ﺃَ ُﻋ ْﻮ ُﺫ ﺑ‬
ِ ‫َﻭ ِﻣ ْﻦ َﺷﺮِّ ﻓِ ْﺘﻨَ ِﺔ ْﺍﻟ َﻤ ِﺴﻴ‬
ِ ‫ْﺢ ﺍﻟ َّﺪﺟ‬
‫َّﺎﻝ‬
Sebagian pendahulu kita, dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang sholat lagi
apabila tidak membaca doa ini ketika sholat.

Yang kelima

adalah berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang kedatangannya. Karena
Dajjal memiliki syubhat kerancuan yang bisa menggoyahkan iman seseorang. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda yang artinya :

Barang siapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena
demi Allah sesungguhnya seseorang mendatangi dajjal dan dia menyangka
bahwasannya dia adalah beriman ternyata kemudian dia mengikuti dajjal tersebut
karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu
Dawud)

Di dalam shahih muslim disebutkan bahwasannya manusia akan pergi ke gunung-


gunung untuk menghindari dajjal.

Kemudian yang keenam

apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram Makkah dan juga
Madinah. Karena keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal (HR. Bukhari dan Muslim)

Kemudian yang ketujuh

apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia bersabar, tetap diatas
kebenaran dan tidak menaati Dajjal tersebut dan hendaknya dia membaca 10 ayat yang
pertama dari Surat Al-Kahfi. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya :

Barang siapa di antara kalian yang menemui dajjal maka hendaklah dia membaca awal
dari surat Al Kahfi (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan :

Barang siapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi maka dia akan
terjaga dari Dajjal (HR.Muslim)

Yang kedelapan

apabila melihat Dajjal membawa dua sungai, sungai dari api dan sungai dari air maka
petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬hendaknya kita memejamkan mata, menundukkan kepala
kemudian meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang dingin (HR.
Muslim)

Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan akan
dibunuh oleh Nabi ‘Isa. Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan munculnya
Dajjal sebagaimana dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadits-hadits yang
shahih. Dajjal bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata.

Semoga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.

itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 18 Turunnya Nabi Isa
‘Alaihissalam Bagian 1

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Turunnya
Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam Bagian 1 ”
Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi ‘Isa
‘alaihissalam, Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat
beliau ke atas kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Turunnya beliau ‘alaihissalam ke Bumi, Allah
jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman

‫َﻭﺇِﻧَّﻪُ ﻟَ ِﻌ ْﻠ ٌﻢ ﻟِﻠﺴَّﺎ َﻋ ِﺔ‬


“Dan sesungguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat.” (Az-Zukhruf : 61)

Berkata ‘Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, maksud dari hal itu adalah turunnya
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (diriwayatkan oleh Ath-Thobari dalam tafsirnya)

Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya
fitnah Dajjal. Turun di waktu shubuh dan sholat di belakang Imam Mahdi, imam kaum
muslimin saat itu. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﻛﻴﻒ ﺃﻧﺘﻢ ﺇﺫﺍ ﻧﺰﻝ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻓﻴﻜﻢ ﻭﺇﻣﺎﻣﻜﻢ ﻣﻨﻜﻢ‬


Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat
itu adalah dari kalian (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal yang pertama kali yang beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang
mengepung sebagian kaum muslimin di Baitul Maqdis. Beliau membunuh dengan
tombak kecil beliau setelah itu Dajjal hampir melarut habis seperti melarutnya garam
karena melihat Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.

Kemudian umat islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjal, di antaranya
adalah orang-orang Yahudi, sampai batu dan juga pohon-pohonan membantu umat
islam memerangi orang-orang Yahudi.
Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau
pohon maka berkatalah batu atau pohon tersebut :
Wahai muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia. Kecuali pohon
Ghorqot (Hadits shahih HR.Muslim)
Setelah itu keluarlah Ya’juj dan juga Ma’juj yang membuat kerusakan besar di
permukaan Bumi maka Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan juga kaum muslimin berdoa kepada
Allah supaya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ membinasakan mereka.

Halaqah – 19 Turunnya Nabi Isa


‘Alaihissalam Bagian 2

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Turunnya
Nabi Isa ‘Alaihissalam Bagian 2”
Setelah Ya’juj dan Ma’juj binasa, jadilah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam seorang pemimpin yang
adil yang menegakkan syariat islam. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

، ‫يب‬ َّ ‫ فَيَ ْك ِس َر ال‬، ً‫ُوش َك َّن أَ ْن يَ ْن ِز َل فِي ُك ُم اب ُْن َمرْ يَ َم َح َك ًما َع ْدال‬
َ ِ‫صل‬ ِ ‫ لَي‬، ‫َوالَّ ِذى نَ ْف ِسى بِيَ ِد ِه‬
َ ‫ َحتَّى تَ ُك‬، ‫يض ْال َما ُل َحتَّى الَ يَ ْقبَلَهُ أَ َح ٌد‬
‫ون‬ َ ِ‫ َويَف‬، َ‫ض َع ْال ِج ْزيَة‬ َ َ‫ َوي‬، ‫ير‬ َ ‫َويَ ْقتُ َل ْال ِخ ْن ِز‬
ِ ‫السَّجْ َدةُ ْال َو‬
‫اح َدةُ َخ ْيرًا ِم َن ال ُّد ْنيَا َو َما فِيهَا‬
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hampir-hampir turun ‘Isa Ibnu Maryam di
antara kalian sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib,
membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum , harta benda melimpah
ruah sehingga tidak ada seorangpun yang menerima shadaqah. Sehingga sujud sekali
saat itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau turun ‘alaihissalam, beriman kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬mengikuti
syari’at beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
Manusia saat itu dalam keadaan aman, tentram dan damai. Rasulullah ‫ﷺ‬
mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah kehidupan yang sangat indah.
Langit di ijinkan untuk menurunkan hujan, Bumi di ijinkan untuk mengeluarkan tanaman,
bahkan seandainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan
tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad dan tidak ada saling benci.

Sampai seandainya ada seseorang melewati seekor singa, niscaya singa tersebut tidak
akan mengganggunya. Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya
ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadits Shahih Riwayat Ad-Dailami).

Di dalam Shahih Muslim disebutkan


bahwasanya beliau akan melakukan haji dan umrah.

Dan di dalam hadits yang lain disebutkan

bahwasanya beliau akan tinggal di Bumi selama 40 tahun. Kemudian meninggal dan
dishalatkan oleh orang islam (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).

Halaqah – 20 Ya’juj dan Ma’juj Bagian 1

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ya’juj dan
Ma’juj Bagian 1”

Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam.
Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi.
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dengan rahmat-Nya telah melidungi manusia dari mereka. Dzulqarnain
telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah mereka keluar
sampai waktu yang ditentukan oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullah, Rasulullah
‫ ﷺ‬menyebutkan bahwasannya Ya’juj dan Ma’juj menggali setiap hari dan
berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian dari
mereka mengatakan,
Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.
Dan mereka tidak mengatakan insya Allah. Maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ mengembalikan
galian mereka seperti sedia kala, seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari
sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian mereka mengatakan setelah
selesai menggali :
Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan menggali lagi.
Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun
bisa keluar. Suatu hari Rasullulah ‫ ﷺ‬pernah mengabarkan bahwa di zaman
beliau dinding tersebut telah terbuka sedikit, seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari
dengan jari telunjuk (HR. BukhAri)

Kalo sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun
akan keluar. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman :

۬
‫ضہُمۡ يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ۬ ٍذ يَ ُمو ُج فِى‬
َ ‫ان َو ۡع ُد َربِّى َحقًّا َوتَ َر ۡكنَا بَ ۡع‬
َ ‫فَإِ َذا َجٓا َء َو ۡع ُد َربِّى َج َعلَهُ ۥ َد َّكٓا َۖ‌ء َو َك‬
‌ٍ ۖ۬ ‫بَ ۡع‬
‫ض‬
“Dzulqarnain berkata, apabila datang janji Rab-ku maka Rab-ku akan menghancur
leburkan dinding tersebut. Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur
antara satu dengan yang lain. ,” (Al-Kahfi: 98-99)

Dan mereka akan dengan cepat keluar

sebagaimana firman Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ

َ ُ‫ب يَن ِسل‬


‫ون‬ ُ ‫َحتَّ ٰ ٓى إِ َذا فُتِ َح ۡت يَ ۡأجُو ُج َو َم ۡأجُو ُج َوهُم ِّمن‬
ٍ ۬ ‫ڪلِّ َح َد‬
“Hingga apabila dibuka Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi.” (Al-Anbiya : 96)
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ telah menjadikan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj sebagai salah satu tanda-
tanda besar dekatnya hari kiamat.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 21 Ya’juj dan Ma’juj Bagian 2

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ” Ya’juj dan
Ma’juj Bagian 2 ”
Ya’juj dan Ma’juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ mewahyukan kepada
Nabi Isa ‘alaihissalam

ُّ ‫ فَ َحرِّ ْز ِعبَا ِديْ إِلَى‬،‫ان ألَ َح ٍد بِقِتَالِه ْم‬


‫الط ْو ِر‬ ُ ْ‫أَنِّ ْي قَ ْد أَ ْخ َرج‬
ِ ‫ت ِعبَادًا لِ ْي الَ يَ َد‬
Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku (yaitu Ya’juj dan Ma’juj) yang
tidak seorangpun bisa melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yaitu
kaum muslimin) ke Gunung Thur (HR. Muslim)

Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati
sebuah sungai dan meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air
tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada airnya (HR. Muslim)

Manusia lari dari Ya’juj dan Ma’juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka, setelah
banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya’juj dan Ma’juj berkata “Kita telah
membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita membunuh penduduk langit”. Mereka
pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
mengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran darah.
Mereka pun mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih riwayat
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ya’juj dan Ma’juj mengepung Nabi Isa ‘alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung
Thur. Akhirnya beliau berdoa kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ maka Allah menurunkan ulat di
leher-leher Ya’juj dan Ma’juj. Maka meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian
turunlah Nabi Isa ‘alaihissalam dan para pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan
satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya’juj dan Ma’juj. Mereka pun meminta
kepada Allah supaya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ membersihkan. Akhirnya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
mengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian, Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
‫ تَعَالَى‬memberikan hujan yang membersihkan bumi (HR. Muslim)

Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :

Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya’juj dan
Ma’juj sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.
Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya’juj dan juga Ma’juj.

Halaqah – 22 Keadaan Islam Setelah


Meninggalnya Nabi Isa ‘alaihissalam

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Islam Setelah Meninggalnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam”
Setelah jaya di zaman Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melemahlah islam kembali sedikit demi
sedikit dan akan diangkat Al-Quran. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

Islam akan hilang sedikit demi sedikit, seperti hilangnya lukisan pada pakaian. Sehingga
tidak diketahui apa itu puasa, sholat, menyembelih dan juga shadaqah. Akan pergi
Alquran dalam satu malam, sehingga tidak tersisa satu ayat pun. Dan akan ada beberapa
kelompok manusia, laki-laki tua dan wanita tua dan mengatakan “Kami mendapatkan
nenek moyang kami dahulu di atas kalimat Laa ilaa ha illallah, maka kami pun
mengatakannya.” (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)

Akan datang masa di mana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di


pinggir jalan (HR. Muslim)

Tidak ada haji ke Baitullah (HR. Bukhari).

Dan ka’bah akan dihancurkan oleh sebagian orang (HR. Muslim)


Manusia akan kembali ke zaman jahiliyyah bahkan lebih parah. Akan kembali tersebar
penyembahan terhadap berhala dan merekalah orang-orang yang akan menyaksikan
dahsyatnya hari kiamat.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ هُ ْم َشرٌّ ِم ْن أَ ْه ِل ْال َجا ِهلِيَّ ِة‬،‫ق‬


ِ ‫ار ْال َخ ْل‬
ِ ‫اَل تَقُو ُم السَّا َعةُ إِاَّل َعلَى ِش َر‬
Tidak akan bangkit hari kiamat kecuali atas orang-orang yang paling jelek yang mereka
lebih jelek dari pada orang yang hidup di zaman jahiliah (HR. Muslim)
Urutan tanda-tanda besar hari kiamat sampai meninggalnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam jelas
di dalam hadits-hadits shahih, demikian pula tanda terakhir, yaitu, keluarnya api yang
menggiring manusia ke Mahsyar atau tempat pengumpulan.

Adapun 6 tanda yang lain,


1. terbitnya matahari dari barat,
2. keluarnya hewan melata dari Bumi,
3. keluarnya asap,
4. tiga khosf yaitu tenggelamnya sebagian tanah di barat,
5. tenggelamnya sebagian tanah di timur dan
6. tenggelamnya sebagian tanah di jazirah arab,

Maka wallahu a’lam tentang urutan yang benar, bagi 6 tanda ini. Hanya Rasulullah
‫ ﷺ‬telah mengabarkan :

bahwasanya antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata
dari bumi, ini jaraknya sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul, maka
yang lain akan segera muncul (HR. Muslim)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 23 Terbitnya Matahari Dari
Barat

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Terbitnya
Matahari Dari Barat”

Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah ‫ ﷻ‬untuk terbit dari timur,
sampai ketika sudah waktunya maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ tidak mengizinkan matahari untuk
terbit dari timur. Dan menyuruhnya kembali dari tempat dia datang, yaitu arah barat.
Akhirnya terbitlah matahari dari barat (HR. Bukhari)

Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
Apabila manusia melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin
bahwa kiamat memang sudah dekat. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman :

‫ك يَ ۡو َم يَ ۡأتِى‬ ِ ‫ُون إِٓاَّل أَن تَ ۡأتِيَهُ ُم ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ َكةُ أَ ۡو يَ ۡأتِ َى َرب َُّك أَ ۡو يَ ۡأتِ َى بَ ۡعضُ َءايَ ٰـ‬
‌َۗ ِّ‫ت َرب‬ َ ‫هَ ۡل يَنظُر‬
‫ت َرب َِّك اَل يَنفَ ُع نَ ۡفسًا إِي َم ٰـنُہَا لَمۡ تَ ُك ۡن َءا َمنَ ۡت ِمن قَ ۡب ُل أَ ۡو َك َسبَ ۡت فِ ٓى إِي َم ٰـنِہَا‬ ِ ‫بَ ۡعضُ َءايَ ٰـ‬
َ ‫َخ ۡي ۬ ًر ۗا‌ قُ ِل ٱنتَ ِظر ُٓو ْا إِنَّا ُمنتَ ِظر‬
‫ُون‬
“Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat yaitu malaikat maut atau
kedatangan Allah atau kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Hari ketika
datang sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhanmu, tidak akan bermanfaat iman
seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan di dalam
imannya. Katakanlah, “Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu.” (Al-An’am :158)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ‫ﷺ‬
menafsirkan bahwa tanda kebesaran Allah ‫ ﷻ‬di dalam ayat ini adalah terbitnya
matahari dari barat. Saat itu orang kafir bertaubat dari kekafirannya, orang yang beriman
yang sebelumnya menyia-nyiakan amal shaleh maka dia akan bertaubat dan beramal
shaleh, namun pintu taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima
karena dilakukan di saat terpaksa.

Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah beriman dan
beramal shaleh, maka amalannya akan diterima. Oleh karena itu maka seorang muslim
hendaknya segera bertaubat kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dari segala dosa, bagaimanapun
besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫اب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ ْ َ‫اب قَب َْل أَ ْن ت‬


َ َ‫طلُ َع ال َّش ْمسُ ِم ْن َم ْغ ِربِهَا ت‬ َ َ‫َم ْن ت‬
Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
َ َ
‫ تعَالى‬akan menerima taubatnya (HR. Muslim)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 24 Keluarnya Seekor Hewan
Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keluarnya
Seekor Hewan Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap”

Termasuk tanda besar dekatnya hari kiamat adalah keluarnya hewan melata yang aneh
dari bumi yang bisa berbicara dengan manusia. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman :

‫أۡل‬ ۬ ۡ
ْ ُ‫اس َكان‬
‫وا بِٔـََٔـايَ ٰـتِنَا اَل‬ ِ ‫َوإِ َذا َوقَ َع ٱلقَ ۡو ُل َعلَ ۡي ِہمۡ أَ ۡخ َر ۡجنَا لَهُمۡ َدٓابَّةً ِّم َن ٱ َ ۡر‬
َ َّ‫ض تُ َكلِّ ُمهُمۡ أَ َّن ٱلن‬
‫ون‬َ ُ‫يُوقِن‬
“Dan apabila telah datang keputusan atas mereka, maka Kami akan keluarkan untuk
mereka seekor binatang melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia, bahwa
manusia dahulu tidak yakin dengan ayat Kami.” (An-Naml : 82)
Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana di dalam shahih muslim dan
dia akan menandai orang kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya. Maka manusia
masing-masing dengan jelas akan mengetahui siapa yang mukmin dan siapa yang kafir.

Di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung
mereka
Di antara tanda besar hari kiamat adalah keluarnya asap.

Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ berfirman :

(١١( ‫اس هَ ٰـ َذا َع َذابٌ أَلِي ۬ ٌم‬


‌َۖ َّ‫) يَ ۡغ َشى ٱلن‬١٠( ‫ان ُّمبِي ۬ ٍن‬ ۡ
ٍ ۬ ‫فَ ۡٱرتَقِ ۡب يَ ۡو َم تَأتِى ٱل َّس َمٓا ُء بِ ُد َخ‬
“Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia.
Inilah azab yang pedih.” (Ad-Dukhan : 10-11)
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah asap yang
keluar di akhir zaman, sebagai salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Dan asap ini
merupakan adzab dan siksaan bagi orang-orang kafir.

itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini

Halaqah – 25 Meninggalnya Orang


Beriman Sebelum Hari Kiamat

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Meninggalnya Orang-orang yang beriman sebelum hari kiamat terbenamnya tanah
secara besar-besaran ketiga tempat dan keluarnya api dari yaman”
Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ akan mengirim angin yang mencabut
nyawa semua orang yang beriman. Sehingga tidak tersisa di dunia, kecuali sejelek-jelek
manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Kemudian Allah akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada
seorang pun di Bumi yang di dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji
sawi, kecuali akan dicabut nyawanya oleh angin tersebut. Sampai seandainya salah
seorang dari mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan masuk
bersamanya dan mencabut nyawanya. Maka tersisalah sejelek-jelek manusia yang ringan
berbuat kerusakan, seperti ringannya burung dan mereka ganas dalam berbuat
kedzaliman satu dengan yang lain, seperti ganasnya hewan buas. Mereka tidak
mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran (HR. Muslim).
Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan
bahwasanya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ mengutus angin tersebut dari Yaman. Sebagian ulama
mengatakan bahwasanya angin tersebut, berasal dari dua arah, yaitu Yaman dan juga
Syam.

Dan di antara tanda-tanda besar hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah secara
besar-besaran di tiga daerah timur, barat dan jazirah arab, sebagaimana datang didalam
hadits.

Dan termasuk dalam tanda-tanda besar hari kiamat adalah munculnya api dari Yaman
yang akan menggiring manusia ke tempat pengumpulan. Dan tempat dikumpulkannya
manusia saat itu adalah Syam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi di
dalam Sha’abul Iman dan hadits ini shahih. Dan syam adalah daerah-daerah di sekitar
Masjidil Aqsa. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan kaki, sebagian naik
kendaraan dan sebagian akan diseret di atas wajah-wajah mereka (Hadits Shahih Riwayat
Tirmidzi)
Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai
ditempat pengumpulan.Sebagaimana bisa disimpulkan di dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari Qobilah
Muzailah (HR. Bukhari dan Muslim).

Pengumpulan di sini berbeda dengan pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari


kuburnya. Pengumpulan di sini adalah di dunia untuk sebagian manusia. Sedangkan
pengumpulan setelah dibangkitkannya manusia adalah di akhirat untuk semua manusia.
Semoga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ memberikan keselamatan kepada kita semua di dunia dan di
akhirat.
Demikian yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu pada halaqah-halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 26 Ditiupnya Sangkakala Yang
Pertama

Halaqah yang ke-26 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ditiupnya
Sangkakala”
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya Sangkakala.

Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah ditanya apa itu sangkakala, maka beliau mengatakan,


Tanduk yang ditiup (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmizi dan Nasai).

Beberapa ayat menyebutkan bahwa sangkakala akan ditiup sebanyak 2 kali. Diantaranya
adalah firman Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

‫ض إِال َم ْن َشا َء هَّللا ُ ثُ َّم نُفِ َخ‬


ِ ْ‫ت َو َم ْن فِي األر‬ َ ‫ق َم ْن فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ َ َ‫ور ف‬
َ ‫ص ِع‬ ِ ُّ‫َونُفِ َخ فِي الص‬
َ ‫فِي ِه أُ ْخ َرى فَإِ َذا هُ ْم قِيَا ٌم يَ ْنظُر‬
‫ُون‬
“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali
siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-
tiba mereka berdiri, menunggu” (Az Zumar : 68)

Tiupan sangkakala pertama, dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di
bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Tiupan ini terjadi di hari jum’at sebagaimana dalam
Shahih Muslim.

Dan setiap hari jum’at, hewan-hewan, mereka senantiasa memasang telinga antara
waktu subuh sampai terbit matahari, karena takut bila ditiup sangkakala pada hari
tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai).
Bila terdengar maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya. Dan
yang pertama kali mendengar adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki
penampungan air untuk minum ontanya maka diapun mati dan matilah semua manusia
(HR. Muslim).

Waktu tersebut sangat singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan
tidak ada waktu kembali ke keluarganya. Mereka meninggal di tempatnya masing-
masing. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

ً‫صيَ ۬ة‬ َ ‫) فَاَل يَ ۡستَ ِطيع‬٤٩( ‫ون‬


ِ ‫ُون تَ ۡو‬ ِّ ‫ٲح َد ۬ةً تَ ۡأ ُخ ُذهُمۡ َوهُمۡ يَ ِخ‬
َ ‫ص ُم‬
۬
َ ‫َما يَنظُر‬
َ ‫ُون إِاَّل‬
ِ ‫ص ۡي َحةً َو‬
٥٠( ‫ُون‬ َ ‫َوٓاَل إِلَ ٰ ٓى أَ ۡهلِ ِهمۡ يَ ۡر ِجع‬
“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja, yang akan membinasakan
mereka ketika mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tidak kuasa membuat satu wasiat
pun dan tidak pula dapat kembali kepada keluarganya.” (Yasiin: 49-50)

Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat
makanan ke mulutnya namun tidak sempat memakannya karena sudah ditiup
sangkakala. Meninggallah seluruh manusia dan kerajaan hari itu adalah milik Allah ‫سبْحَ انَ ُه‬ُ
‫ وَ تَعَالَى‬semata. Ketahuilah bahwa malaikat yang akan meniup sangkakala, sekarang telah
menuruh sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya menunggu
sewaktu-waktu diperintah oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ (Hadits Shahih Riwayat Tirmizi).

Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika mengabarkan para sahabat dengan kabar ini, beliau


menyuruh para sahabat mengatakan:

‫َح ْسبُنَا هَّللا ُ َونِ ْع َم ْال َو ِكي ُل َعلَى هَّللا ِ تَ َو َّك ْلنَا‬
Cukuplah Allah bagi kita, dan Dialah sebaik-baik wakil, hanya kepada Allah kita
bertawakal (HR.Ahmad).

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 27 Ditiupnya Sangkakala Yang
Kedua

Halaqah yang ke-27 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tiupan
Sangkakala Yang Kedua ”
Setelah tiupan yang pertama dan meninggal semua manusia, maka akan ditiup
sangkakala untuk yang kedua kalinya. Dan jarak antara dua tiupan adalah 40. Allahu
a’lam, apakah 40 hari atau 40 bulan atau 40 tahun. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda di
dalam hadits Abu Hurairah:

َ ‫َما بَي َْن النَّ ْف َختَي ِْن أَرْ بَع‬


‫ُون‬
Jarak antara dua tiupan, empat puluh.

Mereka bertanya kepada Abu Hurairah, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari
atau 40 bulan atau apakah 40 tahun? Maka beliau (yaitu Abu Hurairah) enggan
menjawabnya. Para ulama mengatakan karena tidak mengetahui ilmunya. Dan hadits ini
Shahih riwayat Bukhari dan juga Muslim.

Dan diantara dua tiupan inilah Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ akan menurunkan hujan yang ringan,
yang dengan sebabnya akan tumbuh jasad manusia di dalam kuburnya.

Sebagaimana di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.

Tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬bahwasanya dia
tidak akan hancur, akan tumbuh seperti tumbuhnya tunas setelah hujan. Sehingga
terbentuklah manusia kembali dengan izin Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda:
َّ‫ان َش ْى ٌء إِال‬ ِ ‫اإل ْن َس‬ِ ‫ْس ِم َن‬ َ ‫ُت ْالبَ ْق ُل لَي‬ َ ُ‫ فَيَ ْنبُت‬. ‫ثُ َّم يُ ْن ِز ُل هَّللا ُ ِم َن ال َّس َما ِء َما ًء‬
ُ ‫ون َك َما يَ ْنب‬
‫ق يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬
ُ ‫ َو ِم ْنهُ يُ َر َّكبُ ْال َخ ْل‬، ‫ب‬ َّ ُ‫احدًا َو ْه َو َعجْ ب‬
ِ َ‫الذن‬ ِ ‫ظ ًما َو‬ْ ‫يَ ْبلَى إِالَّ َع‬

Kemudian Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬


ُ akan menurunkan hujan dari langit maka mereka pun
tumbuh seperti tumbuhnya tunas, tidak ada dari badan manusia sesuatu, kecuali akan
rusak. Kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dan darinyalah akan akan dibentuk manusia
pada hari kiamat (Hadits Shahih diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4554 dan Muslim, no.
5253).
Saudara sekalian, Allah lah yang telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Dan
Dialah yang akan membangkitkan manusia setelah matinya. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

َ ‫َوهُ َو الَّ ِذي يَ ْب َدأُ ْال َخ ْل‬


‫ق ثُ َّم ي ُِعي ُدهُ َوهُ َو أَ ْه َو ُن َعلَ ْي ِه‬
“Dan dialah Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ تَعَالَى‬
ُ yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian akan
mengembalikan (menghidupkan kembali). Dan menghidupkannya itu adalah lebih
mudah bagi Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ .” (Ar Rum: 27)
Setelah terbentuknya jasad semua manusia maka malaikat akan meniup sangkakala
untuk yang kedua kalinya dan akan dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya dan hiduplah
manusia serta akan dibangkitkan dari kuburnya. Allah berfirman

َ ‫ثُ َّم نُفِ َخ فِي ِه أُ ْخ َرى فَإِ َذا هُ ْم قِيَا ٌم يَ ْنظُر‬


‫ُون‬
“Kemudian akan ditiup sangkakala yang kedua kalinya maka tiba-tiba mereka bangkit
dalam keadaan menunggu.” (Az Zumar: 68)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 28 Kebangkitan

Halaqah yang ke-28 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Kebangkitan ”

Yang dimaksud dengan kebangkitan adalah dikembalikannya arwah kepada jasad,


sehingga manusia kembali hidup. Akan digoncangkan Bumi dengan segoncang-
goncangnya dan terbuka kuburan manusia. Kemudian keluarlah semua manusia dari
kuburnya dalam keadaan hidup. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‫) َوقَا َل ٱإۡل ِ ن َس ٰـ ُن َما لَهَا‬٢( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ أَ ۡثقَالَهَا‬


ِ ‫) َوأَ ۡخ َر َج‬١( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ ِز ۡل َزالَهَا‬
ِ َ‫إِ َذا ُز ۡل ِزل‬
“Apabila Bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya. Dan Bumi mengeluarkan
beban-bebannya. Dan berkatalah manusia, “Mengapa Bumi menjadi begini?” (Az-
Zalzalah : 1-3)
Dan orang yang pertama kali terbuka kuburannya adalah Rasulullah ‫( ﷺ‬HR.
Bukhari dan Muslim).

Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ُ ‫يُ ْب َع‬
َ ‫ث ُكلُّ َع ْب ٍد َعلَى َما َم‬
‫ات َعلَ ْي ِه‬
Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai keadaan dia ketika meninggal dunia (HR.
Muslim)
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya orang yang meninggal dalam
keadaan ihram, haji atau umroh, maka akan dibangkitkan dalam keadaan membaca
talbiyah (HR. Bukhari dan juga Muslim).

Orang yang memakan riba akan bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang
kesurupan yaitu dalam keadaan sempoyongan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ۚ ‫ون إِاَّل َكما يَقُو ُم ٱلَّ ِذى يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ۡيطَ ٰـ ُن ِم َن ۡٱلم‬
‌ِّ‫س‬ َ َ َ ‫ون ٱلرِّ بَ ٰو ْا اَل يَقُو ُم‬ ُ ‫ين يَ ۡأ‬
َ ُ‫ڪل‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
“Orang-orang yang memakan riba, tidak bangkit dari kuburnya, kecuali seperti
bangkitnya orang-orang yang kerasukan setan.” (Al-Baqarah : 275)
Inilah hari kebangkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh
kebanyakan manusia. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ۚ
‌ْ ُ‫ين َكفَر ُٓو ْا أَن لَّن ي ُۡب َعث‬
‫وا قُ ۡل بَلَ ٰى َو َربِّى لَتُ ۡب َعثُ َّن‬ َ ‫َز َع َم ٱلَّ ِذ‬
“Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah,
“Bahkan demi Rabb-ku, kalian akan dibangkitkan”. (At-Taghabun : 7)
Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu, manusia akan menyesal. Orang
kafir akan menyesal karena tidak beriman. Dan orang beriman menyesal karena tidak
maksimal di dalam beramal di Dunia. Semoga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ memberikan kita dan
orang-orang yang kita cintai, kemudahan dalam menghadapi hari yang sangat besar ini.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 29 Kejadian Yang Dahsyat Di
Hari Kiamat

Halaqah yang ke-29 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kejadian
Yang Dahsyat Di Hari Kiamat ”

Pada hari kiamat setelah bangkitnya manusia dari kubur akan terjadi kejadian-kejadian
dahsyat di alam semesta yang kita lihat. Baik alam atas maupun alam bawah. Tidak ada
yg mengetahui hakikat kedahsyatannya kecuali Allah ‘Azza wa Jalla.

Gunung yang sedemikian besar dan kokoh menancap di bumi akan dijalankan oleh Allah
sehingga menjadi fatamorgana dan dihancurkan menjadi berkeping-keping seperti
tumpukan pasir yang berterbangan. Atau seperti bulu yang dihamburkan. Lihat :

Surat Al-Waaqi’ah : 5-6


Surat Muzzammil : 14
Surat An-Naba’ : 20
Surat At-Takwiir : 3
Surat Al-Qaari’ah : 5

Bumi yang sebelumnya tenang akan digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan


dibentangkan. Kemudian diganti sifatnya sehingga menjadi jelas, rata, tanpa gunung,
tanpa lembah, tanpa pohon. Lihat:

Surat Thaaha : 105-107


Surat Al-Waaqi’ah : 4
Surat At-Takwir : 3
Surat Al-Zalzalah : 1

Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api.
Lihat :

Surat Al-Infithaar : 3
Surat At-Takwiir : 6

Langit yang tujuh yang sangat tinggi dan sangat besar, yang Allah tinggikan tanpa tiang,
pada hari itu akan menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah, dan akan berubah
warnanya menjadi warna merah seperti mawar. Lihat :

Surat Al-Haaqqah : 16
Surat Al-Infithar : 1
Surat Al-Insyiqaq : 1
Surat Ar-Rahman : 37
Surat At-Thur : 9
Surat At-Takwiir : 11
Surat Al-Furqan : 25.

Matahari akan digulung dan lenyap cahayanya (Surat At-Takwiir : 1).

Bulan akan hilang cahayanya dan akan dikumpulkan dengan matahari (Surat Al-Qiyamah
: 8-9).

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫الشمس والقمر مكوران يوم القيامة‬


Matahari dan bulan akan digulung pada hari kiamat (HR.Bukhari)

Bintang yang sedemikian banyaknya, akan berjatuhan dan lenyap cahayanya. Lihat :

Surat Al-Infithaar : 2
Surat At-Takwiir : 2

Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya ini terjadi diantara dua tiupan.
Allahu a’lam, Allah yang lebih mengetahui mana yang benar. Dan yang penting bagi kita
semua, bahwasanya kita diperintahkan takut dan supaya kita mempersiapkan diri untuk
menghadapi hari tersebut.
itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.

Halaqah – 30 Keadaan Manusia Ketika


Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat

Halaqah yang ke-30 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat ”

Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga
kehancuran alam semesta, mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah. Seperti
Laron atau anai-anai yang berhamburan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ِ ‫اش ۡٱل َم ۡبثُو‬


‫ث‬ ۡ َ ُ‫ون ٱلنَّاس‬
ِ ‫ڪٱلفَ َر‬ ُ ‫يَ ۡو َم يَ ُك‬

“Hari di mana manusia seperti laron. yang berhamburan” (Al-Qari’ah : 4)


Manusia sangat takut. Seandainya ada ibu yang menyusui, niscaya dia akan lupa dengan
anak yang dia susui. Seandainya ada ibu yang sedang hamil, niscaya dia akan langsung
melahirkan anaknya. Dan seandainya ada anak kecil, niscaya dia akan menjadi tua.
Semua itu adalah karena mereka sangat takut.
Manusia sempoyongan seperti mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Lihat:
Surat Al-Hajj : 1-2
Surat Al-Muzzammil : 17

Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat mereka cintai di dunia. Lari dari
saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan juga anak-anaknya, masing-masing
memikirkan keselamatan dirinya sendiri.

Lihat Surat ‘Abasa : 34-37


Kemudian terdengar seruan, mereka pun bersegera menuju penyeru tersebut. Allah
‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ِ ‫ُون ِم َن ٱأۡل َ ۡج َدا‬


ۡ‫ث َكأَنَّہُم‬ َ ‫ص ٰـ ُرهُمۡ يَ ۡخ ُرج‬
َ ‫) ُخ َّشعًا أَ ۡب‬٦( ‫اع إِلَ ٰى َش ۡى ۬ ٍء نُّڪ ٍُر‬ ِ ‫ع ٱل َّد‬ ُ ‫يَ ۡو َم يَ ۡد‬
٨( ‫ُون هَ ٰـ َذا يَ ۡو ٌم َع ِس ۬ ٌر‬
َ ‫اع يَقُو ُل ۡٱل َك ٰـفِر‬ َ ‫) ُّم ۡه ِط ِع‬٧( ‫َج َرا ۬ ٌد ُّمنتَ ِش ۬ ٌر‬
‌ِۖ ‫ين إِلَى ٱل َّد‬
“Pada hari di mana penyeru akan menyeru kepada sesuatu yang mengerikan.
Pandangan-pandangan mereka tertunduk hina, keluar dari kuburan seperti belalang
yang bertebaran. Mereka datang dengan cepat kepada penyeru tersebut, seraya berkata
orang-orang kafir, “Ini adalah hari yang sangat sulit.” (Al-Qamar : 6-8)
Adapun orang-orang yang beriman kepada hari akhir dan takut kedatangan hari
tersebut, kemudian dia beramal untuknya, maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ُ akan memberikan rasa
aman di dalam menghadapi hari tersebut. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ُ ‫ڪبَ ُر َوتَتَلَقَّ ٰٮهُ ُم ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـڪَةُ هَ ٰـ َذا يَ ۡو ُم ُك ُم ٱلَّ ِذى‬
َ ‫ڪنتُمۡ تُو َع ُد‬
‫ون‬ ُ ‫اَل يَ ۡح ُزنُهُ ُم ۡٱلفَ َز‬
ۡ َ ‫ع ٱأۡل‬
“Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut
malaikat yang berkata, “Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian.” (Al-Anbiya : 103)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 31 Al-Hasyr (Pengumpulan)
Bagian 1

Halaqah yang ke-31 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian 1”

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia
setelah dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla. Setelah gunung
dijalankan dan Bumi dirubah oleh Allah ‫ ﷻ‬menjadi dataran yang luas terbentang,
tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah. Tidak ada sesuatu yang merupakan
penunjuk arah atau penunjuk jalan, seperti bangunan, pohon dan lain-lain. Maka
manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru menuju padang Mahsyar dan
dikumpulkan di sana.

Allahu A’lam apakah Bumi tersebut atau padang mahsyar tersebut adalah bumi kita
sekarang yang diubah sifatnya saja, atau diganti dengan bumi yang lain. Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
َ َ
‫ تعَالى‬berfirman

ۡ
ِ ‫وا هَّلِل ِ ٱل َوٲ ِح ِد ٱلقَه‬
‫َّار‬ ‌ُۖ ‫ض َوٱل َّس َم ٰـ َو‬
ۡ ْ ‫ٲت َوبَ َر ُز‬ ‫أۡل‬ ‫أۡل‬
ِ ‫يَ ۡو َم تُبَ َّد ُل ٱ َ ۡرضُ َغ ۡي َر ٱ َ ۡر‬
“Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain. Dan demikian pula langit
dan mereka semuanya di padang mahsyar berkumpul menghadap kepada Allah, Zat
Yang Maha Esa lagi Maha Menguasai segala sesuatu.” (Ibrahim : 48)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ُُ‫ال َس ْه ٌل أَ ْو َغ ْي ُره‬ َ ْ‫ضا َء َع ْف َرا َء َكقُر‬


َ َ‫ص ِةنَقِ ٍّي ق‬ ٍ ْ‫حْ َشرُالنَّاسُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َعلَى أَر‬
َ ‫ض بَ ْي‬
‫ْس فِ ْيهَا َم ْعلَ ٌم أِل َ َح ٍد‬
َ ‫لَي‬
Akan dikumpulkan manusia pada hari kiamat di atas bumi yang berwarna putih
kemerahan, seperti roti bundar pipih yang datar, yang terbuat dari gandum yang bersih,
tidak ada tanda bagi seseorang (HR. Bukhari dan Muslim).
Dikumpulkan manusia semuanya dari Nabi Adam sampai manusia yang terakhir. Dan
tidak ada seorangpun yang ketinggalan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‫ار َز ۬ةً َو َح َش ۡرنَ ٰـهُمۡ فَلَمۡ نُ َغا ِد ۡر ِم ۡنہُمۡ أَ َح ۬ ًدا‬ ‫َويَ ۡو َم نُ َسيِّ ُر ۡٱل ِجبَ َـ‬
َ ‫ال َوتَ َرى ٱأۡل َ ۡر‬
ِ َ‫ض ب‬
“Dan pada hari di mana Kami akan jalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat
Bumi dalam keadaan nampak jelas dan Kami akan kumpulkan mereka semuanya, maka
tidak ada di antara mereka yang Kami tinggalkan.” (Al-Kahfi : 47)

Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan tidak berkhitan, manusia akan
dikumpulkan. Keadaan yang mencekam, menjadikan masing-masing sibuk memikirkan
diri-sendiri dan tidak memikirkan aurat orang lain. Dan orang yang pertama kali
diberikan pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya wanita yang meratapi mayat dan


dia tidak bertobat sebelum matinya, maka akan memakai baju dari tembaga panas dan
baju yang berkudis atau yang terbuat dari kudis. (Hadits shahih riwayat Muslim).

Bahkan di padang mahsyar ini, akan dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan
seluruh hewan hewan. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman dalam Surat Al-An’am : 38 ketika
menyebutkan hewan hewan yang melata di bumi dan juga menyebutkan burung-
burung, maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ mengabarkan bahwasanya mereka akan dikumpulkan
kepada Allah. Allah berfirman

َ ‫ثُ َّم إِلَ ٰى َرب ِِّہمۡ ي ُۡح َشر‬


‫ُون‬
Kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Robb mereka.” (Al-An’am : 38)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.

‫وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين‬


Halaqah – 32 Al-Hasyr (Pengumpulan)
Bagian 2

Halaqah yang ke-32 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian yang ke 2”

Di padang Mahsyar akan didekatkan Matahari sejarak satu mil, sehingga manusia
mendapatkan kesusahan yang sangat. Mereka berkeringat sesuai dengan kadar
amalannya, yaitu kadar dosanya. Ada yang keringatnya sampai kedua mata kaki, dan ada
sampai ke dua lututnya, pinggangnya. Bahkan ada yang sampai mulutnya (Hadits Shahih
Riwayat Muslim).

Salah seorang rawi Sulaim Ibnu ‘Amir mengatakan,


Demi Allah saya tidak tahu apa yang Beliau ‫ ﷺ‬maksud dengan satu mil di
sini. Apakah jarak atau mil yang berarti alat pencelak mata. Dan Allah ‘Azza Wa Jalla
adalah Dzat Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Di dalam waktu yang sangat lama, di Padang Mahsyar mereka menunggu hari
keputusan. Satu hari di sana seperti 50.000 tahun di dunia. Namun Allah ‘Azza Wa Jalla
akan meringankan hari tersebut bagi orang-orang yang beriman. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
berfirman

‫ف َسنَ ۬ ٍة‬
َ ‫ين أَ ۡل‬ َ ‫تَ ۡع ُر ُج ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـڪَةُ َوٱلرُّ و ُح إِلَ ۡي ِه فِى يَ ۡو ۬ ٍم َك‬
َ ‫ان ِم ۡق َدا ُرهُ ۥ َخمۡ ِس‬
Para Malaikat dan Jibril akan naik kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ َتعَا َلى‬
ُ pada waktu di mana satu hari
di sana seperti 50.000 tahun di dunia.” (Al-Ma’arij : 4)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan bahwasanya orang yang
tidak membayar zakat hartanya, dia akan tersiksa dengan hartanya tersebut sampai hari
keputusan. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti 50.000
tahun di dunia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
َ ‫ف يَ ْو ٍم ِم ْن َخ ْم ِسي َْن أَ ْل‬
َ ِ‫ف َسنَ ٍة فَيُهَ ِّو ُن َذل‬
‫ك‬ ِ ْ‫ار نِص‬َ ‫يَ ْو َم يَقُ ْو ُم النَّاسُ لِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن ِم ْق َد‬
َ ‫لى أَ ْن تَ ْغر‬
‫ُب‬ ِ ‫س لِ ْل ُغر ُْو‬
َ ِ‫ب إ‬ ِ ‫َعلَى ْال ُم ْؤ ِم ِن َكتَ َدلِّي ال َّش ْم‬
Manusia akan berdiri untuk Allah Rabbul ‘Alamin pada saat itu selama setengah hari dari
50.000 tahun di dunia. Dan akan diringankan bagi orang yang beriman. setengah hari
tersebut seperti waktu antara menjelang tenggelamnya matahari sampai tenggelamnya
matahari (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Hibban).
Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan,

َ ‫صةً أَ ْب‬
‫صا ُرهُ ْم‬ ِ ‫ت يَ ْو ٍم َم ْعلُ ْو ٍم قِيَا ًما أَرْ بَ ِعي َْن َسنَةً َش‬
َ ‫اخ‬ ِ ‫يَجْ َم ُع هللاُ األَ َّولِي َْن َواآل ِخ ِري َْن لِ ِم ْيقَا‬
‫ضا ِـء رواه ابن أبي الدنيا والطبراني‬ َ َ‫[إِلَى ال َس َما ِء] يَ ْنتَ ِظر ُْو َن فَصْ َل ْالق‬
Allah akan mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan yang akhir pada waktu yang
diketahui. dalam keadaan berdiri selama 40 tahun, dalam keadaan tajam pandangan
mereka memandang ke langit menunggu waktu keputusan dari Allah ‘Azza Wa Jalla
(Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabiir).

Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut, tergantung amalan seseorang
di dunia. Wallahu A’lamu Bisshawwab dan saat itulah manusia menyadari bahwa
kehidupan di dunia hanyalah sesaat saja. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

۬ ‫وي ۡوم ي ۡح ُش ُرهُمۡ َكأَن لَّمۡ ي ۡلبثُو ْا إاَّل ساع‬


َ ‫ون بَ ۡينَہُ ۚمۡ‌ قَ ۡد َخ ِس َر ٱلَّ ِذ‬
‫ين‬ َ ُ‫ار يَتَ َعا َرف‬
ِ َ ‫ہ‬َّ ‫ن‬ ‫ٱل‬ ‫ن‬
َ ‫م‬
ِّ ً ‫ة‬ َ َ ِ ٓ َ َ َ َ ََ
ْ ُ‫ُوا بِلِقَٓا ِء ٱهَّلل ِ َو َما َكان‬
َ ‫وا ُم ۡهتَ ِد‬
‫ين‬ ْ ‫َك َّذب‬

“Dan pada hari di mana Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ akan mengumpulkan mereka. Mereka merasa
seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia kecuali sekejap saja di siang hari dan pada
saat itu mereka saling mengenal di antara mereka.” (Yunus : 45)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini


Halaqah – 33 Orang-orang yang
Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat

Halaqah yang ke-33 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Orang-
orang yang Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat”

Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬
ُ memuliakan sebagian
manusia dengan memberikannya teduhan yaitu berada di bawah bayangan ‘Arsy Allah
‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ‫َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم هَّللا ُ فِي ِظلِّ ِه يَ ْو َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّه‬
Tujuh golongan yang Allah ‫ ﷻ‬akan memberikan teduhan kepada mereka didalam
teduhan-Nya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ .

Kemudian beliau ‫ ﷺ‬menyebutkan 7 golongan:

1. Pemimpin yang adil yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya sesuai dengan syariat Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ .

2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah ‫ﷻ‬. Yaitu tidak
menggunakan masa mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu seperti
kebanyakan pemuda.

3. Laki-laki yang hatinya bergantung dengan masjid, maksudnya sangat mencintai


masjid, diantaranya adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah bagi laki-laki.

4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah ‫ﷻ‬, bersatu karena Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ َتعَا َلى‬
ُ
dan berpisah karena Allah ‫ﷻ‬. Maksudnya bukan mencintai karena dunia atau
karena kerabat semata tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Allah ‫ﷻ‬.
5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan
kecantikan kemudian laki-laki tersebut berkata “aku takut kepada Allah ‫”ﷻ‬,
maksudnya dia meninggalkan perzinahan tersebut karena takut kepada Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
‫تَعَالَى‬.

6. Seseorang yang bershadaqah kemudian menyembunyikan shadaqah tersebut


sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya. Maksudnya
dia menyembunyikan shadaqah tersebut sehingga jauh dari pandangan manusia dan
pendengaran mereka.

7. Seseorang yang mengingat Allah ‫ ﷻ‬dalam keadaan sendiri kemudian matanya


meneteskan air mata karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Hadits Shahih
Riwayat Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712).

Tujuh golongan diatas bukanlah pembatasan, di dalam hadits yang lain, Rasululllah
‫ ﷺ‬bersabda :

‫من أنظر معسرا أو وضع عنه أظله هللا في ظله‬


Barangsiapa yang memberikan tempo kepada orang yang kesusahan, (maksudnya
adalah seorang yang miskin yang kesulitan dalam membayar hutang) atau memaafkan
hutangnya (maksudnya sebagian atau seluruhnya) maka Allah akan memberikan ia
teduhan” (HR Muslim).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

Allah akan memberikan dia teduhan di bawah bayangan ‘Arsy-Nya” (HR Tirmidzi dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬bersabda :

َ َّ‫ نَـف‬، ‫ب ال ُّد ْنيَا‬


ِ ‫س هللاُ َع ْنهُ ُكـرْ بَةً ِم ْن ُكـ َر‬
‫ب يَ ْو ِم‬ َ َّ‫َم ْن نَـف‬
ِ ‫س َع ْن ُم ْؤ ِم ٍن ُكـرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬
‫ْالقِيَا َم ِة‬
Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dari orang mukmin di dunia, maka
Allah akan menghilangkan satu kesusahan baginya di hari kiamat (HR. Muslim).

Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkan waktu dan potensi
yang kita miliki untuk bisa mengamalkan amalan-amalan diatas dan perbanyaklah
menghilangkan kesusahan orang lain. Semoga Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ memudahkan kita dan
menghilangkan kesusahan-kesusahan kita di hari kiamat.
itulah yang bisa kita sampaikan.

Halaqah – 34 Keadaan Orang-orang Yang


Beriman dan Bertakwa di Hari Kiamat

Halaqah yang ke-34 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Orang-orang Yang Beriman dan Bertakwa di Hari Kiamat”

Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertakwa mereka di hari tersebut akan
mendapatkan rasa aman, tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari
kiamat. Dan mereka tidak bersedih yaitu dengan dunia yang telah mereka tinggalkan.
Rasa aman ini Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaan
mereka.

Barang siapa yang sempurna iman dan juga takwanya, maka dia akan mendapatkan rasa
aman yang sempurna. Dan barang siapa yang kurang iman dan juga takwanya maka
akan berkurang pula rasa aman yang akan dia dapatkan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

َ ُ‫وا يَتَّق‬
‫ون‬ ْ ُ‫ڪان‬
َ ‫وا َو‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫) ٱلَّ ِذ‬٦٢( ‫ون‬ َ ُ‫ف َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ يَ ۡح َزن‬ ٌ ‫أَٓاَل إِ َّن أَ ۡولِيَٓا َء ٱهَّلل ِ اَل َخ ۡو‬
‫ك هُ َو‬َ ِ‫ت ٱهَّلل ۚ‌ِ َذٲل‬
ِ ‫يل لِڪَلِ َم ٰـ‬ َ ‫)لَهُ ُم ۡٱلب ُۡش َر ٰى فِى ۡٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ۡنيَا َوفِى ٱأۡل َ ِخ َر ِۚ‌ة اَل تَ ۡب ِد‬٦٣(
٦٤( ‫ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم‬
“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka
tidak akan bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi merekalah
kabar gembira di dunia dan juga di akhirat.” (Yunus : 62-64)

Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ berfirman

‫ون‬ َ ‫وا َولَمۡ يَ ۡلبِس ُٓو ْا إِي َم ٰـنَهُم بِظُ ۡل ٍم أُ ْولَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ‬
َ ‫ك لَهُ ُم ٱأۡل َمۡ ُن َوهُم ُّم ۡهتَ ُد‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫ٱلَّ ِذ‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan
kedzaliman, yaitu dengan kesyirikan, merekalah orang-orang yang akan mendapatkan
keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Al-An’am : 82)
Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Allah dan takut adzab di
hari kiamat, maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat.
َ
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى‬
ُ berfirman menceritakan tentang ucapan orang-orang yang beriman

َ ِ‫) فَ َوقَ ٰٮهُ ُم ٱهَّلل ُ َش َّر َذٲل‬١٠( ‫اف ِمن َّربِّنَا يَ ۡو ًما َعبُو ۬ ًسا قَمۡ طَ ِري ۬ ًرا‬
ۡ‫ك ۡٱليَ ۡو ِم َولَقَّ ٰٮهُم‬ ُ ‫إِنَّا نَ َخ‬
١١( ‫ض َر ۬ةً َو ُسرُو ۬ ًرا‬ۡ َ‫ن‬

“Sesungguhnya kami takut dari Robb kami, pada hari di mana orang bermuka masam
penuh dengan kesulitan, maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ menjaga mereka dari kesusahan pada
hari tersebut dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan hati.”
(Al-Insan : 10-11)
Umat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬akan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
umat Nabi yang lain.

Wajah, tangan dan kaki mereka akan berwarna putih bekas wudhu mereka di dunia (HR.
Bukhari dan Muslim).

Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang
lehernya di hari kiamat (HR. Muslim).

Ada yang mengatakan bahwa hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan
keringat dari pada yang lain.

Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan baik bagi dirinya,
keluarganya maupun orang-orang yang di bawah kekuasaannya, maka dia akan berada
di atas mimbar dari cahaya (HR. Muslim).

Semoga Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬


ُ menjadikan kita termasuk orang-orang yang mewujudkan
iman dan juga takwa. Beriman artinya membenarkan dan mempercayai dengan hati.
Bertakwa artinya mengamalkan kepercayaan tersebut dan keyakinan tersebut.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 35 Keadaan Orang Beriman Yang
Berdosa Di Hari Kiamat

Halaqah yang ke-35 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Orang Beriman Yang Berdosa Di Hari Kiamat”
Iman dan amal shaleh adalah sebab seseorang mendapatkan keamanan di hari kiamat.
Sebaliknya dosa-dosa dan maksiat bagi seorang mukmin akan menjadi sebab kesusahan
di hari kiamat. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

َ َّ‫ت أَ ْن نَجْ َعلَهُ ْم َكال‬


ِ ‫ذين آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِحا‬
‫ت َسوا ًء‬ َ َّ‫ب ال‬
ِ ‫ذين اجْ تَ َرحُوا ال َّسيِّئا‬ َ ‫أَ ْم َح ِس‬
َ ‫َمحْ ياهُ ْم َو َمماتُهُ ْم سا َء ما يَحْ ُك ُم‬
‫ون‬
“Apakah orang-orang yang melakukan dosa menyangka bahwasanya Kami akan
menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh?
Yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka
sangka tersebut.” (Al-Jaatsiah : 21)
Orang yang tidak membayar zakat emas dan perak, maka akan diseterika dahi, lambung
dan punggung mereka dengan lempengan emas dan perak yang dipanaskan di Neraka
Jahanam. Orang yang memiliki Unta dan dia tidak membayar zakatnya, maka dia akan
ditelentangkan di tempat yang rata kemudian unta-unta tersebut akan menginjak-
injaknya dan menggigitnya. Orang yang memiliki sapi dan kambing kemudian dia tidak
membayar zakatnya, maka hewan-hewan tersebut akan menginjak-injaknya dan
menanduknya, demikian dilakukan terhadap mereka sampai hari keputusan (HR.
Muslim).

Orang-orang yang meminta kepada orang lain bukan dengan alasan yang dibenarkan
secara syariat, tapi hanya karena ingin memperbanyak hartanya maka akan datang pada
hari tersebut dalam keadaan wajah tidak berdaging.
َ ‫ َحتَّى يَأْتِ َي يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة لَي‬،‫اس‬
‫ْس فِ ْي َوجْ ِه ِه ُم ْز َعةُ لَحْ ٍم‬ َ َّ‫ال ال َّر ُج ُل يَسْأ َ ُل الن‬
َ ‫َما َز‬
Senantiasa seseorang meminta kepada manusia, sampai datang kepada hari kiamat
dalam keadaan tidak ada di wajahnya sepotong dagingpun (Hadits Shahih Riwayat
Bukhari dan Muslim).
Orang yang pernah melakukan ghulul yaitu mengambil sebagian harta rampasan perang
secara sembunyi-sembunyi, maka dia akan membawa harta tersebut pada hari kiamat.
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ِ ‫َو َمن يَ ۡغلُ ۡل يَ ۡأ‬


‌‫ت بِ َما َغ َّل يَ ۡو َم ۡٱلقِيَ ٰـ َم ۚ ِة‬
“Dan barang siapa yang melakukan ghulul, maka dia akan membawa harta ghulul
tersebut pada hari kiamat.” (Ali-Imran : 161)
Orang yang berkhianat di dunia, maka akan diberikan bendera di hari kiamat. Kemudian
dikatakan ini adalah pengkhianatan fulan bin fulan (HR. Muslim).

Sehingga manusia saat itu di Padang Mahsyar mengetahui bahwasanya dia adalah
seorang pengkhianat. Dan masuk dalam makna pengkhianatan adalah pengkhianatan
rakyat terhadap penguasa yang sah dan pengkhianatan penguasa terhadap rakyatnya,
dan juga pengkhianatan di dalam perjanjian dan lain-lain. Semakin besar pengkhianatan
seseorang, maka akan semakin tinggi benderanya.

Orang-orang yang sombong di dunia, maka akan dikumpulkan di Padang Mahsyar


sebesar semut-semut kecil dalam bentuk manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
yang artinya,

Akan dikumpulkan orang-orang yang sombong di hari kiamat sebesar semut-semut kecil
berbentuk manusia, mereka diselimuti kehinaan dari semua arah (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi).
Orang yang meludah ke arah kiblat, maka ludahnya akan berada di antara dua matanya
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).

Demikianlah keadaan sebagian orang-orang yang beriman yang berdosa di Padang


Mahsyar. Dan barang siapa yang menutup aib seorang muslim di dunia, maka Allah
‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ akan menutup aibnya di hari kiamat. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫َو َم ْن َستَ َر ُم ْسلِ ًما َستَ َرهُ هَّللا ُ يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬


Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Alloh Subhanahu wa Ta’ala
akan menutup aibnya di hari kiamat (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).

itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 36 Asy-Syafa’atul Udzma
(Syafaat Yang Paling Besar)

Halaqah yang ke-36 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Asy-
Syafa’atul Udzma (Syafaat Yang Paling Besar)”
Asy-Syafa’atul Udzma adalah syafaat yang dilakukan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬
untuk para penduduk Padang Mahsyar. Yang isinya adalah permintaan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, supaya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ menyegerakan hari keputusan.
Dinamakan Asy-Syafa’atul Udzma atau syafaat yang paling besar karena syafaat ini
diperuntukkan bagi seluruh manusia, yang mukmin maupun yang kafir.

Ketika sudah memuncak kesusahan di Padang Mahsyar, terik matahari, keringat yang
menggenang, waktu yang sangat lama dalam keadaan takut yang sangat menunggu hari
keputusan, maka manusia ingin disegerakan hari keputusan tersebut. Mereka
mendatangi orang-orang yang memiliki kedudukan mulia. Supaya memohon kepada
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ agar menyegerakan hari keputusan. Dan membebaskan mereka dari
kesusahan yang berkepanjangan di Padang Mahsyar.

Pertama-tama, mereka mendatangi Nabi Adam ‘Alaihissalam bapak mereka, manusia


yang pertama. Namun beliau enggan, meminta uzur dan merasa tidak berhak, karena
beliau ‘Alaihissalam pernah memaksiati Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dengan memakan sesuatu yang
dilarang. Kemudian Nabi Adam ‘Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Nuh,
Rasul yang pertama yang diutus kepada manusia.

Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah meminta kepada Allah
sesuatu yang tidak dibenarkan. Kemudian Nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi
Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, Kekasih Allah. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak,
karena merasa pernah berdusta. Kemudian Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam menyuruh
manusia mendatangi Nabi Musa ‘Alaihissalam, seorang Nabi yang pernah diajak bicara
oleh Allah ‫ﷻ‬.

Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena pernah membunuh manusia
tanpa diperintah oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ . Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi Nabi
Isa ‘Alaihissalam. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak, akhirnya Nabi ‘Isa
‘Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
Kemudian mereka mengatakan,

‫ـ‬،‫ك َو َما تَأ َ َّخ َر‬


َ ِ‫ك َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنب‬ َ َ‫ت َرسُو ُل هَّللا ِ َو َخاتَ ُم اأْل َ ْنبِيَا ِء َو َغفَ َر هَّللا ُ ل‬
َ ‫يَا ُم َح َّم ُد أَ ْن‬
‫ا ْشفَ ْع لَنَا إِلَى َرب َِّك أَاَل تَ َرى َما نَحْ ُن فِي ِه أَاَل تَ َرى َما قَ ْد بَلَ َغنَا‬
Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah, penutup para Nabi, Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى‬
ُ telah
mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Lakukanlah syafa’at,
mintalah kepada Rabb-mu untuk kami. Bukankah kamu telah melihat bagaimana
keadaan kami? Bukankah kamu melihat kesusahan kami?
Maka Beliau ‫ ﷺ‬menuju bawah ‘Arsy Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ dan bersujud kepada
Allah, kemudian Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian kepada
Allah yang belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorangpun. Kemudian
dikatakan kepada Beliau ‫ﷺ‬,

‫ فَأَرْ فَ ُع َر ْأ ِسي‬،ْ‫ك َسلْ تُ ْعطَ ْه ا ْشفَ ْع تُ َشفَّع‬


َ ‫يَا ُم َح َّم ُد ارْ فَ ْع َر ْأ َس‬
Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah maka kamu akan diberi, lakukanlah
syafaat, maka kamu akan dikabulkan syafaatmu (HR. Bukhari dan Muslim).
Inilah yang dimaksud dengan Maqomun Mahmud, yaitu kedudukan yang dipuji. Di mana
beliau ‫ ﷺ‬akan dipuji oleh seluruh manusia yang telah Allah Subhanahu wa
Ta’ala janjikan untuk beliau ‫ ﷺ‬sebagaimana di dalam Al-Quran

‫ك َرب َُّك َمقَا ۬ ًما َّم ۡح ُمو ۬ ًدا‬


َ َ‫… َع َس ٰ ٓى أَن يَ ۡب َعث‬.
“….Semoga Rabb-mu membangkitkan dirimu pada kedudukan yang dipuji. (Al-Isra : 79)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 37 Datangnya Allah ‫ﷻ‬
Untuk Memberi Keputusan

Halaqah yang ke-37 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ” Datangnya
Allah ‫ ﷻ‬Untuk Memberi Keputusan ”

Setelah Nabi ‫ ﷺ‬diizinkan untuk memberikan syafa’at dan diterima


syafa’atnya oleh Allah ‫ﷻ‬, maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ akan datang untuk memberi
keputusan bagi penduduk Mahsyar. Dan menghisab amalan-amalan mereka. Allah
‫ ﷻ‬datang dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ . Tidak
mengetahui bagaimananya kecuali Allah ‫ﷻ‬. Kewajiban kita adalah Beriman
bahwasanya Allah ‫ ﷻ‬akan datang, tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita
serupakan datangnya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dengan datangnya makhluk. Dan tidak boleh kita
takwil dengan mengatakan bahwasanya yang datang adalah perintah-Nya atau urusan-
Nya atau Adzab-Nya.

Langit akan pecah dengan awan putih, wallahu a’lam dengan hakikatnya. Akan
diturunkan para Malaikat dan mereka akan datang dengan bershaf-shaf. Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
َ
‫ تَعَالى‬berfirman

۬ ًّ ۬
‫صفًّا‬
َ ‫صفا‬ ُ َ‫َو َجٓا َء َرب َُّك َو ۡٱل َمل‬
َ ‫ك‬
“Dan datanglah Rabb-Mu dan para Malaikat bershaf-shaf.” (Al-Fajr : 22)

Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ juga berfirman
ۡ ۡ ُ َّ‫َويَ ۡو َم تَ َشق‬
ِ َ‫ق ٱل َّس َمٓا ُء بِٱل َغ َم ٰـ ِم َونُ ِّز َل ٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ َكةُ ت‬
ً‫نزيال‬
“Dan hari di mana langit akan pecah dengan awan putih dan diturunkan para Malaikat.”
(Al-Furqan : 25)
Ketika Allah ‫ ﷻ‬datang, bersinarlah Bumi dengan cahaya Allah ‫ ﷻ‬dan
didatangkan para Nabi dan para Malaikat pencatat amal yang baik maupun yang jelek,
yang mereka akan dijadikan saksi.

ٓ ْ‫ض َع ۡٱل ِكتَ ٰـبُ َو ِجا‬


ِ ُ‫ى َء ِبٱلنَّبِيِّ ۧـ َن َوٱل ُّشہَ َدٓا ِء َوق‬
‫ض َى بَ ۡينَہُم‬ ِ ُ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ بِن‬
ِ ‫ور َربِّہَا َو ُو‬ ِ َ‫َوأَ ۡش َرق‬
َ ‫ق َوهُمۡ اَل ي ُۡظلَ ُم‬
‫ون‬ ِّ ‫بِ ۡٱل َح‬

“Dan Bumi akan menjadi terang dengan cahaya Rabb-Nya dan diletakkan kitab-kitab
dan didatangkan para Nabi dan juga para syuhada’, yaitu para Malaikat dan akan
diputuskan di antara mereka dengan haq dan mereka tidak akan didzolimi.” (Az-Zumar :
69)
Allah ‫ ﷻ‬akan melipat langit,

َ ‫يَ ۡو َم نَ ۡط ِوى ٱل َّس َمٓا َء‬


ِ ۚ ُ‫ڪطَ ِّى ٱلس ِِّج ِّل لِ ۡلڪُت‬
‌‫ب‬
“Hari di mana kami akan menggulung langit, seperti menggulung lembaran-lembaran
kertas.” (Al-Anbiya : 104)
Allah akan menggenggam Bumi dan melipat langit dengan tangan-Nya kemudian
berkata, Aku adalah Raja, di mana raja-raja Bumi? (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan
juga Muslim)

Suara Allah ‫ ﷻ‬didengar penduduk Mahsyar yang jauh maupun yang dekat
sebagaimana di dalam Shahih Bukhari. Dialah Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

‫ك يَ ۡو ِم ٱلدِّي ِن‬
ِ ِ‫َم ٰـل‬
Yaitu Raja yang menguasai hari pembalasan.
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 38 Keadaan Manusia Ketika
Datangnya Allah ‫ﷻ‬

Halaqah yang ke-38 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Manusia Ketika Datangnya Allah ‫”ﷻ‬

Kedatangan Allah ‫ تَعَالَى‬di hari tersebut adalah kejadian yang sangat besar bagi semua
makhluk. Allah ‫ تَعَالَى‬yg telah menciptakan mereka supaya beribadah kepada-Nya semata,
mengutus para Rasul supaya ditaati, menurunkan kitab supaya diamalkan, memberikan
kenikmatan supaya digunakan dengan baik, akan datang untuk menanyakan itu semua
dan menghitung amalan-amalan mereka.

Semua manusia merasa takut atas apa yang mereka lakukan di dunia, orang yang kafir
akan takut atas kekafirannya kepada Allah ‫ تَعَالَى‬dan orang yang beriman akan takut atas
kemaksiatannya kepada Allah ‫ ﷻ‬dan amalannya yang penuh dengan kekurangan.
Dan akan didatangkan jahannam yg akan semakin menambah rasa takut manusia.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫يؤتي بجهنم يومئذ لها سبعون ألف زمام مع كل زمام سبعون ألف ملك يجرونها‬
Akan didatangkan Jahannam pada hari tersebut. Jahannam tersebut memiliki 70.000 tali
pengikat. Pada setiap tali pengikat ada 70.000 malaikat yg akan menyeretnya (HR.
Muslim).

Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ berfirman
۬ ًّ ۬ ۬ ۬
ٓ ْ‫) َو ِجا‬٢٢( ‫صفًّا‬
‫ى َء‬ َ ‫صفا‬ ُ َ‫ك َو ۡٱل َمل‬
َ ‫ك‬ َ ُّ‫) َو َجٓا َء َرب‬٢١( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ َد ًّكا َد ًّكا‬ ِ ‫َكٓاَّل إِ َذا ُد َّك‬
َّ ‫يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ۭ ِذ بِ َجهَنَّ َۚ‌م يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ۬ ٍذ يَتَ َذ‬
ُ ۡ‫) يَقُو ُل يَ ٰـلَ ۡيتَنِى قَ َّدم‬٢٣( ‫ڪ ُر ٱإۡل ِ ن َس ٰـ ُن َوأَنَّ ٰى لَهُ ٱل ِّذ ۡك َر ٰى‬
‫ت‬
‫ف‬ َ )٢٤( ‫لِ َحيَاتِى‬
“Sekali-kali tidak, apabila bumi digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan
datang Rabbmu dan malaikat dengan berbaris dan didatangkan pada hari tersebut
jahannam. Pada hari tersebut manusia akan sadar dan apa manfaat kesadaran pada hari
tersebut, dia mengatakan “Seandainya aku beramal untuk kehidupanku ini”. (Al-Fajr : 21-
24)

Dan akan dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir.
Allah Ta’ala berfirman

َ ُ‫َويَ ۡو َم تَقُو ُم ٱلسَّا َعةُ يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ۬ ٍذ يَتَفَ َّرق‬


‫ون‬
“Dan ketika datang hari kiamat pada hari tersebut mereka akan saling berpisah.” (Ar-
Rum : 14)
Masing-masing umat akan duduk di atas lututnya karena rasa takut kepada Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
َ َ
‫ تَعَالى‬pada hari tersebut. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى‬
ُ

۬ ۚ۬
‫ون‬ُ
َ َ ‫ل‬‫م‬ ۡ
‫ع‬ َ ‫ت‬ ۡ‫م‬ُ ‫ت‬ ‫ن‬ ُ
‫ك‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ن‬
َ َ ‫و‬ۡ َ
‫ز‬ ۡ
‫ج‬ ُ ‫ت‬ ‫م‬ ‫و‬ۡ ‫ي‬ ۡ
‫ٱل‬ ‫ا‬‫ہ‬ ‫ب‬ ‫ـ‬َ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ى‬َ
َ َ َ ِ ٰ ِ ٰ ِ ٰ َ ٍ َّ ‫ل‬‫إ‬ ٓ
‫ى‬ ‫ع‬ ‫د‬ۡ ُ ‫ت‬ ‫ة‬ ‫م‬ُ ‫أ‬ ُّ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ً ‌
‫ة‬ َ‫َوتَ َر ٰى ُك َّل أُ َّم ۬ ٍة َجاثِي‬
“Dan kamu akan melihat setiap umat akan duduk di atas lututnya dengan gelisah. Setiap
umat akan dipanggil kepada kitab amalannya dan dikatakan kepada mereka hari ini akan
dibalas amalan kalian.” (Al-Jatsiyah : 28)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ض َي بَ ْينَهُ ْم َو ُكلُّ أُ َّم ٍة‬


ِ ‫ان يَ ْو ُم ْالقِيَا َم ِة يَ ْن ِز ُل إِلَى ْال ِعبَا ِد لِيَ ْق‬
َ ‫ك َوتَ َعالَى إِ َذا َك‬ َ َ‫إِ َّن هَّللا َ تَب‬
َ ‫ار‬
ٌ‫َجاثِيَة‬

Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala apabila datang hari kiamat, akan turun kepada
hamba-hamba untuk memutuskan di antara mereka dan masing-masing umat akan
duduk diatas lututnya dengan gelisah (HR. Tirmidzi).

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 39 Keadilan Allah ‫ ﷻ‬Ketika
Hisab Bagian 1

Halaqah yang ke-39 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang
“Keadilan Allah ‫ ﷻ‬Ketika Hisab Bagian yang pertama ”
Yang dimaksud dengan hisab adalah perhitungan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ terhadap amalan
para hamba di dunia. Hisab Allah ‫ ﷻ‬adalah hisab yang sangat sempurna
keadilannya. Tidak ada kedzaliman sedikitpun. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‌‫ال َذ َّر ۬ۖ ٍة‬


َ َ‫إِ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ۡظلِ ُم ِم ۡثق‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mendzalimi meskipun sebesar Zarrah sekalipun.” (An-
Nisa : 40)
Dan yang dimaksud dengan Zarrah adalah bagian yang paling kecil dari sebuah benda
atau yang dinamakan dengan atom. Bahkan rahmat dan kelebihan karunia serta
anugerah yang Allah ‫ ﷻ‬berikan kepada para hamba adalah sangat banyak.
Seandainya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ mengadzab semua mahluk, maka bukanlah hal itu sebuah
kedzaliman. Dan seandainya Allah merahmati, niscaya rahmat Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ lebih
baik dari pada amalan mereka (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah).

Yang demikian karena Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ تَعَالَى‬


ُ adalah Pencipta mereka, Raja yang memiliki
kerajaan, semua mahluk adalah milik-Nya dan dalam kerajaan-Nya. Dan Dia melakukan
apa saja yang Dia kehendaki di dalam Kerajaan-Nya. Di antara yang menunjukkan
Keadilan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

Pertama,
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ telah memfitrahkan di dalam hati semua manusia bahwa Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
‫ تَعَالَى‬adalah Rabb mereka dan mereka mengakui bahkan sebelum mereka dilahirkan.
Lihat Surat Al-A’raf : 172.

Kedua,

diantara hal yang menunjukkan keadilan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ , Bahwasanya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
telah mengutus para Rasul, para Utusan kepada manusia yang telah mengingatkan
mereka dengan fitrah ini. Dan mengajak mereka untuk beriman kepada hari akhir. Allah
‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ُ ‫ان ٱهَّلل‬ ‌ِۚ ‫اس َعلَى ٱهَّلل ِ ُح َّج ۢةُ بَ ۡع َد ٱلرُّ س‬


َ ‫ُل َو َك‬ َ ‫ين لِئَاَّل يَ ُك‬
ِ َّ‫ون لِلن‬ َ ‫رُّ ُس ۬الً ُّمبَ ِّش ِر‬
َ ‫ين َو ُمن ِذ ِر‬
‫َع ِزي ًزا َح ِكي ۬ ًما‬
“Para Rasul yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan
supaya tidak ada hujjah bagi manusia atas Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ setelah kedatangan para
Rasul. Dan sesungguhnya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ adalah Zat Yang Maha Perkasa dan Maha
Bijaksana.” (An-Nisa : 165)

3. diantara hal yang menunjukkan keadilan Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬


ُ , Bahwasanya Allah َ‫سبْحَ ا َن ُه و‬
ُ
َ
‫ تَعَالى‬telah menugaskan para Malaikat untuk mencatat seluruh amalan manusia. Allah
‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

َ ُ‫ون َما تَ ۡف َعل‬


١٢( ‫ون‬ َ ِ‫) ِك َرا ۬ ًما َك ٰـتِب‬١٠( ‫ين‬
َ ‫) يَ ۡعلَ ُم‬١١( ‫ين‬ َ ‫َوإِ َّن َعلَ ۡي ُكمۡ لَ َح ٰـفِ ِظ‬
“Dan sesungguhnya pada diri kalian ada Malaikat-Malaikat yang menjaga atau
mengawasi yang mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-
Infithar : 10-12)

itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 40 Keadilan Allah ‫ ﷻ‬Ketika
Hisab Bagian 2
Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ” Keadilan
Allah ‫ ﷻ‬Ketika Hisab Bagian yang ke 2″

Di antara keadilan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ ketika hisab,

Yang keempat,

bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati
maupun yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ . Tidak ada manusia
yang di dzolimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak dia
lakukan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

٨( ‫ال َذ َّر ۬ ٍة َش ۬ ًّرا يَ َرهُ ۥ‬


َ َ‫) َو َمن يَ ۡع َم ۡل ِم ۡثق‬٧( ‫ال َذ َّر ٍة َخ ۡي ۬ ًرا يَ َرهُ ۥ‬
َ َ‫فَ َمن يَ ۡع َم ۡل ِم ۡثق‬
Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan seberat atom sekalipun dia akan
melihatnya. Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat atom
sekalipun akan melihatnya. (Az-Zalzalah : 7-8)

Yang kelima,

Di antara keadilan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ َتعَالَى‬


ُ ketika hisab, bahwasanya seseorang tidak akan
َ
memikul dosa orang lain. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى‬ ُ berfirman

‌‫از َر ۬ةٌ ِو ۡز َر أُ ۡخ َر ٰۚى‬


ِ ‫َواَل تَ ِز ُر َو‬
“Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain.” (Al-An’am : 164)
Kecuali apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa
orang yang mengikutinya dalam kesesatan orang tersebut. Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda,

َ ِ‫اإلثَ ِم ِم ْث ُل آثَ ِام َم ْن تَبِ َعهُ الَ يَ ْنقُصُ َذل‬


‫ك ِم ْن آثَا ِم ِه ْم‬ ِ ‫ان َعلَ ْي ِه ِم َن‬
َ ‫ضالَلَ ٍة َك‬
َ ‫َو َم ْن َد َعا إِلَى‬
‫َش ْيئًا‬
Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya. Tidak berkurang dari dosa mereka sedikitpun (HR. Muslim).

Yang keenam,

Di antara keadilan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ُ , masing-masing kita akan dipersilahkan melihat
sendiri isi kitabnya. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‫ك ۡٱليَ ۡو َم‬ َ َ‫) ۡٱق َر ۡأ ِكتَ ٰـب‬١٣( ‫ڪتَ ٰـ ۬بًا يَ ۡلقَ ٰٮهُ َمن ُشورًا‬
َ ‫ك َكفَ ٰى بِنَ ۡف ِس‬ ِ ‫َونُ ۡخ ِر ُج لَهُ ۥ يَ ۡو َم ۡٱلقِيَ ٰـ َم ِة‬
‫) َّم‬١٤( ‫ك َح ِسي ۬بًا‬ َ ‫َعلَ ۡي‬
“Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab dalam keadaan
terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri.”
(Al-Isra’ : 13-14)

Yang ketujuh,

Di antara keadilan Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬


ُ , Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬
ُ akan mendatangkan para saksi
supaya tidak ada alasan bagi manusia. Didatangkan para Rasul yang akan bersaksi atas
umatnya, bahwasanya mereka sudah menyampaikan. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ berfirman

‫ك َعلَ ٰى هَ ٰـٓؤُٓاَل ِء َش ِہي ۬ ًدا‬


َ ِ‫ف إِ َذا ِج ۡئنَا ِمن ُكلِّ أُ َّم ۭ ِة بِ َش ِهي ۬ ٍد َو ِج ۡئنَا ب‬
َ ‫فَ َك ۡي‬
“Maka bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan Kami akan
datangkan dirimu sebagai saksi atas mereka.” ( An-Nisa : 41)
Malaikat akan menjadi saksi. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‫ق َو َش ِہي ۬ ٌد‬
ٌ ۬ ‫س َّم َعهَا َسٓا ِٕٕٮِـ‬
ٍ ۬ ‫َو َجٓا َء ۡت ُكلُّ نَ ۡف‬
“Dan akan datang setiap jiwa bersamanya para Malaikat yang menuntun dan Malaikat
yang menjadi saksi.” (Surat Qaaf : 21)
Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
berfirman
َ ‫وا يَ ۡك ِسب‬
ْ ُ‫يہمۡ َوتَ ۡشہَ ُد أَ ۡر ُجلُهُم بِ َما َكان‬ ۡ ۡ
‫ُون‬ ِ ‫ٱليَ ۡو َم نَ ۡختِ ُم َعلَ ٰ ٓى أَف َوٲ ِه ِهمۡ َوتُ َكلِّ ُمنَٓا أَ ۡي ِد‬
“Pada hari ini akan Kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan
berbicara dengan Kami. Dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang telah
mereka lakukan” (Yaasin : 65)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.

‫وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين‬

Halaqah – 41 Memperbanyak Al-Hasanah


dan Menghilangkan As-Sayyi’ah 1

Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi’ah (dosa) Bagian
yang pertama”

Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab
maka hendaklah dia memohon rahmat dari Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ kemudian mengambil
sebab supaya memiliki Al-Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan dosa sebisa
mungkin.

Di antara caranya :

Yang pertama adalah menjaga tauhid yang merupakan hasanah atau kebaikan yang
paling besar. Dan merupakan pondasi bagi hasanah yang lain. Dan merupakan sebab
diampuninya dosa seseorang.

Yang kedua, mencari amalan yang paling afdhal. Yang apabila dilakukan maka dia akan
mendapatkan hasanah yang banyak. Yang demikian karena kita sangat butuh dengan
hasanah yang banyak, sementara waktu untuk mendapatkannya adalah sangat terbatas.

Amalan yang paling afdhal setelah rukun islam dan kewajiban-kewajiban agama yang
lain, adalah tiga amalan yaitu menuntut Ilmu Agama, Jihad Fii Sabilillah dan Dzikrullah
yang dilakukan dengan khusyu’ di sebagian besar waktunya.
Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya dari pada amalan sunnah.
Amalan yang wajib ‘ain yaitu yang wajib atas semuanya lebih afdhal dari pada amalan
yang wajib kifayah yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain.
Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah ‫ ﷻ‬lebih afdhal dari pada kewajiban
yang berkaitan dengan hak makhluk.
Amalan yang lebih afdhal adalah amalan yang dilakukan dengan lebih ikhlas dan lebih
mengikuti sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬
Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara
terus-menerus, lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Amalan Yang paling dicintai Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ adalah yang paling dilakukan terus-
menerus meskipun sedikit (HR. Bukhari dan Muslim).
Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang
lain.
Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal dari pada amalan yang
manfaatnya hanya untuk diri-sendiri. Contohnya seperti shadaqah dan dakwah fii
sabilillah.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala orang
yang mengikutinya. Tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun (Hadits Shahih
Riwayat Muslim).
Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal. Seperti amalan yang
dikerjakan di Bulan Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang
pertama di Bulan Dzulhijjah.
Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu. Seperti sholat di
Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa.

itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 42 Memperbanyak Al-Hasanah
dan Menghilangkan As-Sayyi’ah 2

Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi’ah (dosa) Bagian
yang ke 2”

Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah (dosa)

Yang ketiga

memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin.
Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan
yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan
berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
َ
dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى‬
ُ Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,

Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang
(Hadits Shahih Riwayat Bukhari).
Dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,
Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada
hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada
yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan
tersebut, amalan yang baik (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).

Yang keempat
adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Karena
amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Dan
syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah
‫ﷺ‬

Yang kelima

adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah.
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ menyebutkan bahwasanya

orang yang menyekutukan Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka
mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ akan mengganti dosa-
dosa mereka menjadi sebuah kebaikan (Al-Furqan : 68-70).

Yang keenam

memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau
kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ‫طُ ْوبَى لِ َم ْن َو َج َد فِ ْي‬


‫ص ِح ْيفَتِ ِه اِ ْستِ ْغفَارًا َكثِ ْيرًا‬
Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak (Hadits
Shahih Riwayat Ibnu Majah).
Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan
maknanya adalah nama pohon di surga.

Yang ketujuh

tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah ‫ﷺ‬


bersabda yang artinya,
Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan
membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang
sahabat bertanya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang sifat mereka, Maka
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara
kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam
keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya (Hadits
Shahih Riwayat Ibnu Majah).
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.

‫وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين‬


‫والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركا‬

Halaqah – 43 Memperbanyak Al-Hasanah dan


Menghilangkan As-Sayyi’ah 3

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬
Halaqah yang ke-43 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi’ah (dosa) Bagian
yang ke 3”

Di antara cara untuk memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah

Yang kedelapan

adalah bersabar atas musibah dan ujian. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫َما يَ َزا ُل ْالبَالَ ُء بِ ْال ُم ْؤ ِم ِن َو ْال ُم ْؤ ِمنَ ِة فِي َج َس ِد ِه َو َمالِ ِه َو َولَ ِد ِه َحتَّى يَ ْلقَى هللاَ َو َما َعلَ ْي ِه‬
ٌ‫َخ ِط ْيئَة‬

Senantiasa ujian menimpa seorang mu’min dan mu’minah, di dalam dirinya, anaknya dan
juga hartanya sampai dia bertemu Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dan dia tidak memiliki dosa (Hadits
Shahih Riwayat Tirmidzi).
Di dalam hadits yang lain, beliau ‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,
Ketika orang-orang yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari
kiamat, maka ahlul ‘afiah (orang-orang yang tidak banyak terkena musibah) akan
berkeinginan seandainya kulit-kulit mereka digunting di dunia (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi).
Yang demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang-orang yang bersabar,
sebagaimana firman Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

ٍ ۬ ‫ُون أَ ۡج َرهُم بِ َغ ۡي ِر ِح َسا‬


‫ب‬ َّ ‫إِنَّ َما يُ َوفَّى ٱل‬
َ ‫ص ٰـبِر‬
“Sesungguhnya akan disempurnakan pahala orang-orang yang bersabar tanpa batas”
(Az-Zumar : 10)

Yang kesembilan

adalah beramal shaleh secara umum berdasarkan dalil-dalil yang shahih, seperti
membaca Al-Quran, berpuasa dan lain-lain. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang
artinya,
Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah yaitu Al-Quran, maka setiap huruf
dia akan mendapatkan satu hasanah. Dan satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi
sepuluh hasanah (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya setiap amalan anak Adam, satu hasanah
akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah sampai tujuh ratus. Kecuali puasa,
karena sesungguhnya puasa adalah untuk Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dan Dia-lah yang akan
membalasnya (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).

Mintalah senantiasa kepada Allah ‫ ﷻ‬pertolongan di dalam beramal, beramallah


sebaik mungkin dan mohonlah kepada Allah ‫ ﷻ‬supaya diterima. Dan ketahuilah
bahwasanya amal kita hanyalah sebab dan bukan pengganti kenikmatan surga dan
keselamatan dari neraka. Seandainya seseorang beramal semaksimal mungkin, sebaik-
baiknya selama hidupnya, niscaya tidak cukup untuk membalas kenikmatan Allah ‫ﷻ‬
di dunia. Maka bagaimana dengan kenikmatan akhirat. Rahmat atau kasih sayang dan
anugerah Allah ‫ﷻ‬-lah yang lebih kita harapkan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
yang artinya,
Amalan seseorang tidaklah memasukkan dia ke dalam surga. Para sahabat berkata,
“Tidak juga engkau yaa Rasulullah?” Beliau ‫ ﷺ‬menjawab, “Tidak juga saya,
kecuali Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ melimpahkan kepadaku anugerah dan rahmatnya (Hadits
Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.

‫وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين‬


‫والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركات‬
Halaqah – 44 Pertanyaan Ketika Hisab
Bagian 1

Halaqah yang ke-44 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pertanyaan
Ketika Hisab Bagian yang Pertama”

Ketika hisab, Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ تَعَالَى‬


ُ akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang
sesuai dengan keagungan Allah ‫ﷻ‬. Allah ‫ ﷻ‬akan bertanya tentang apa yang
sudah mereka lakukan di dunia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara
dia dengan Allah penerjemah. Dia akan melihat di sebelah kanannya, maka dia tidak
melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya, maka dia
tidak melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan akan melihat depannya, maka
dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka
meskipun dengan separuh buah kurma (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Adapun hadits yang berisi bahwasanya ada tiga golongan yang Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ tidak
akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat. Orang yang mengungkit-ungkit
pemberian, Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu, Orang yang musbil yaitu
memanjangkan pakaian di bawah mata kaki, yaitu bagi laki-laki (Hadits Shahih Riwayat
Muslim).

Maka yang dimaksud dalam hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama
bahwasanya Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ُ tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridha.
َ
Tapi Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى‬
ُ akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah.
Di antara hal yang ditanyakan di hari kiamat,

Yang Pertama

adalah tentang tauhid kita kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬


ُ . Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

َ ِ‫ين أُ ۡر ِس َل إِلَ ۡي ِهمۡ َولَنَ ۡسٔـََٔـلَ َّن ۡٱل ُم ۡر َسل‬


‫ين‬ َ ‫فَلَنَ ۡسٔـََٔـلَ َّن ٱلَّ ِذ‬
“Maka sungguh kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka para Rasul. Dan
sungguh kami akan tanya para Rasul.” (Al-A’raf : 6)
Kita akan ditanya, bagaimana kita akan menjawab ajakan Rasul dan ajakan Rasul yang
paling besar adalah Tauhid. Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah
kenikmatan yang Allah ‫ ﷻ‬berikan kepada kita di dunia. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‫ثُ َّم لَتُ ۡسٔـََٔـلُ َّن يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ٍذ َع ِن ٱلنَّ ِع ِيم‬


“Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan”
(At-Takatsur : 8)
Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman
bagaimanapun sederhananya di pandangan manusia. Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda yang artinya,
Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada
hari kiamat tentang kenikmatan adalah akan ditanyakan kepadanya, “Bukankan Kami
telah menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?” (Hadits Shahih Riwayat
Tirmdzi).
Di dalam hadits yang lain Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,

Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya
tentang umurnya untuk apa dia gunakan, dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah
dia amalkan, dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam
perkara apa dia gunakan. Dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia
gunakan (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. Mensyukuri dengan
hati, lisan maupun perbuatan. Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu
adalah dari Allah ‫ﷻ‬, lisannya bersyukur dan memuji Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ dan dia
mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه‬ ُ
‫وَ تَعَالَى‬

itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 45 Pertanyaan Ketika Hisab
Bagian 2

Halaqah yang ke-45 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pertanyaan
Ketika Hisab Bagian yang ke-2”

Di antara hal yang akan ditanyakan Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى‬


ُ ketika hisab adalah pendengaran,
penglihatan dan hati kita. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ً‫ان َع ۡنهُ َم ۡسٔـُـُٔو ۬ال‬ َ ‫ص َر َو ۡٱلفُ َؤا َد ُكلُّ أُ ْولَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ‬
َ ‫ك َك‬ َ َ‫ك بِ ِهۦ ِع ۡل ٌۚ‌م إِ َّن ٱلسَّمۡ َع َو ۡٱلب‬
َ َ‫س ل‬ ُ ‫َواَل تَ ۡق‬
َ ‫ف َما لَ ۡي‬
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap
manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” (Surat Al-
Isra’ : 36)
Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan
hatinya dari apa yang Allah ‫ ﷻ‬haramkan. Di antara yang akan ditanyakan adalah
perjanjian. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ً‫ان َم ۡسٔـُـُٔو ۬ال‬


َ ‫وا بِ ۡٱل َع ۡه ِۖ‌د إِ َّن ۡٱل َع ۡه َد َك‬
ْ ُ‫َوأَ ۡوف‬
“Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan.” (Al-
Isra’ : 34)
Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah ‫ ﷻ‬maupun
kepada makhluk. Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya. Di antara
hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allah ‫ ﷻ‬berikan
kepada kita. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,

Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat
tersebut. Seorang imam atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan
ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam
keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang
penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia
jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan
ditanya tentang amanat tersebut (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah ‫ ﷻ‬untuk menegakkan hukum-
hukum Allah ‫ ﷻ‬atas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat
untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan
hak-hak mereka. Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga,
mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. Seorang pembantu mendapat amanat
untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang
pembantu.

Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya


apapun peran kita sesuai dengan yang Allah ‫ ﷻ‬perintahkan. Baik kita sebagai
seorang pemimpin maupun yang dipimpin. Baik sebagai juru dakwah maupun yang
didakwahi. Baik sebagai suami maupun seorang istri. baik sebagai seorang ayah atau ibu
maupun anak. Baik sebagai seorang guru ataupun murid dan lain-lain, masing-masing
hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya.

itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 46 Keadaan Manusia Ketika
Hisab

Halaqah yang ke-46 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Manusia Ketika Hisab”
Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisabnya, ada yang mudah, dan ada di
antara mereka yang sama sekali tidak dihisab. Orang-orang kafir menurut pendapat
yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka
akan dihisab dan ditanya oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ sebagai celaan kepada mereka dan
untuk menunjukkan keadilan Allah serta menegakkan hujjah atas mereka.

Hisab orang-orang kafir akan sangat teliti. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ‫ش ْال ِح َس‬
‫اب هَلَ ْك‬ َ ِ‫َو َم ْن نُوق‬
Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisabnya, maka dia akan binasa (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).
Adapun orang-orang yang beriman maka mereka akan dihisab dengan hisab yang
mudah. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman
٨( ‫ف ي َُحا َسبُ ِح َسا ۬بًا يَ ِسي ۬ ًرا‬
َ ‫) فَ َس ۡو‬٧( ‫فَأ َ َّما َم ۡن أُوتِ َى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ بِيَ ِمينِِۦه‬
Adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisab dengan
hisab yang mudah.” (Al-Insyiqaq : 7-8)
Dan yang dimaksud dengan hisab yang mudah disebutkan oleh Rasulullah
‫ ﷺ‬dalam sebuah hadits yang artinya,
Sesungguhnya Allah akan mendekatkan seorang mukmin kemudian menutupinya,
kemudian Allah berkata kepadanya, “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu
mengetahui dosa ini?” Maka orang mukmin tersebut berkata, “Iya wahai Rabbku”.
Sehingga ketika Allah sudah membuatnya mengetahui dosa-dosanya dan hamba
tersebut melihat bahwa dirinya akan binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka
Allah berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya
untukmu hari ini. Maka dia pun diberi kitab kebaikan-kebaikannya (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan

bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisab sama sekali. Beliau
‫ ﷺ‬menyebutkan bahwasannya mereka adalah orang-orang yang tidak
pernah minta diobati dengan besi panas, tidak minta diruqyah oleh orang lain, tidak ber
tathoyyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya dan
mereka hanya bertawakal kepada Allah. Di antara mereka adalah seorang sahabat
Ukasyah Ibnu Muhson (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 47 Orang, Amalan dan Hal Yang
Pertama Kali Dihisab

Halaqah yang ke-47 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Orang Yang
Pertama di Hisab, Amalan Yang Pertama di Hisab dan Hal Yang Pertama Dihisab”
Orang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ada tiga orang. Yang pertama, orang
yang berjihad karena riya’. Dia akan didatangkan dan akan diperlihatkan kenikmatan
yang telah Allah berikan kepadanya maka diapun mengenalnya. Kemudian ditanya oleh
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ

Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?


dia berkata, “Aku gunakan untuk berperang di jalanmu sampai aku mati syahid.”
Allah berkata kepadanya, “Kamu dusta. Akan tetapi kamu berperang supaya dikatakan
sebagai seorang pemberani dan manusia sudah mengatakan engkau adalah pemberani.”

Kemudian didatangkan orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan juga
membaca Alquran, akan tetapi melakukan itu semua karena riya. Kemudian diperlihatkan
kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya maka diapun mengenalnya. Kemudian
ditanya oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ
Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?
dia berkata, “Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Alquran
karenamu.”

Allah berkata,” Kamu dusta, kamu mempelajari ilmu, mengajarkannya supaya dikatakan
alim. Dan membaca Alquran supaya dikatakan Qari’.” Dan manusia sudah mengatakan
demikian.

Kemudian didatangkan orang yang Allah luaskan hartanya dan telah diberikan berbagai
macam harta benda, maka Allah memperlihatkan kenikmatan yang telah Allah berikan
kepadanya, maka diapun mengenalnya.

Kemudian Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini? ”
dia pun menjawab, :Tidaklah aku tinggalkan satu jalan yang engkau cinta. Aku berinfaq
di dalamnya, kecuali aku infaq ke dalamnya.

Allah berkata, “Kamu dusta, akan tetapi engkau melakukannya supaya dikatakan
dermawan. Dan sungguh manusia telah mengatakan demikian” (Hadits Shahih Riwayat
Muslim).

Amal ibadah yang pertama kali akan dihisab adalah shalat lima waktu. Apakah seorang
hamba menyempurnakan shalatnya atau tidak. Jika sempurna, maka akan ditulis
sempurna. Dan apabila kurang, maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ akan memerintahkan malaikat
untuk melihat shalat-shalat sunnahnya. Apabila dia memiliki sholat-sholat sunnah, maka
akan digunakan untuk menambal kekurangan yang dilakukan ketika sholat fardhu
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Adapun hal pertama yang berkaitan dengan hak antar manusia yang akan dihisab adalah
tentang darah. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ‫أَ َّو ُل َما يُ ْق‬


ِ َّ‫ضى بَي َْن الن‬
‫اس فِي ال ِّد َما ِء‬
Hal yang pertama kali akan dihisab yang berkaitan dengan hak antar manusia pada hari
kiamat adalah tentang darah (HR. Muslim).

itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 48 Pemberian Kitab

Halaqah yang ke-48 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pemberian
Kitab”
Setelah Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ menghisab seorang hamba, maka hamba tersebut akan diberi
kitab. Orang yang beriman dengan hisab dan hari perhitungan dan dia beramal maka dia
akan menerima kitab yang berisi hasanah dengan tangan kanannya. Dan kelak akan
kembali kepada keluarganya di dalam surga dalam keadaan yang sangat bahagia. Allah
‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

‫) َويَنقَلِبُ إِلَ ٰ ٓى أَ ۡهلِ ِهۦ‬٨( ‫ف ي َُحا َسبُ ِح َسا ۬بًا يَ ِسي ۬ ًرا‬
َ ‫) فَ َس ۡو‬٧( ‫فَأ َ َّما َم ۡن أُوتِ َى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ بِيَ ِمينِِۦه‬
٩( ‫َم ۡسرُو ۬ ًرا‬
Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya, maka dia akan dihisab
dengan hisab yang mudah dan akan kembali kepada keluarganya dalam keadaan
bahagia. (Al-Insyiqaq : 7-9)
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ٍ ‫نت أَنِّى ُم ۬لَ ٰـ‬


‫ق‬ ْ ‫فَأ َ َّما َم ۡن أُوتِ َى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ بِيَ ِمينِِۦه فَيَقُو ُل هَٓا ُؤ ُم ۡٱق َر ُء‬
ُ َ‫) إِنِّى ظَن‬١٩( ‫وا ِكتَ ٰـبِيَ ۡه‬
( ٌ‫) قُطُوفُهَا َدانِيَة‬٢٢( ‫) فِى َجنَّ ٍة َعالِيَ ۬ ٍة‬٢١( ‫َّاضيَ ۬ ٍة‬ ِ ‫) فَه َُو فِى ِعي َش ۬ ٍة ر‬٢٠( ‫ِح َسابِيَ ۡه‬
‫) َوأَ َّما َم ۡن أُوتِ َى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ‬٢٤( ‫ُوا هَنِ ٓي ۢٔـََٔـا بِ َمٓا أَ ۡسلَ ۡفتُمۡ فِى ٱأۡل َي َِّام ۡٱل َخالِيَ ِة‬ ۡ ‫وا َو‬
ْ ‫ٱش َرب‬ ْ ُ‫) ُكل‬٢٣
٢٥( ‫وت ِكتَ ٰـبِيَ ۡه‬ َ ُ‫بِ ِش َمالِِۦه فَيَقُو ُل يَ ٰـلَ ۡيتَنِى لَمۡ أ‬

“Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya dia akan berkata
kepada orang lain, “Silahkan bacalah kitabku ini. Sesungguhnya aku dahulu di dunia
yakin bahwa aku akan menemui hisab”. Maka dia akan berada di dalam kehidupan yang
diridhai di surga yang tinggi yang buah-buahannya rendah (maksudnya mudah dipetik),
dikatakan kepada mereka, “Makanlah kalian dan minumlah dengan nikmat karena amal-
amal yang kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. (Al-Haqqah : 19-25)
Adapun orang kafir dan munafiq, maka dia akan menerima kitab dengan tangan kiri dari
arah belakang. Pertanda bahwasanya mereka akan masuk ke dalam neraka. dia pun
berteriak dengan kecelakaan. Tidak bermanfaat bagi mereka, harta mereka yang
melimpah dan jabatan mereka yang tinggi di dunia. Mereka menyesal dan berangan-
angan seandainya tidak diberi kitab. Dan berangan-angan seandainya tidak dibangkitkan
oleh Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ۡ َ‫) َوي‬١١( ‫وا ثُبُو ۬ ًرا‬


‫صلَ ٰى َس ِعيرًا‬ َ ‫) فَ َس ۡو‬١٠( ‫َوأَ َّما َم ۡن أُوتِ َى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ َو َرٓا َء ظَ ۡه ِرِۦه‬
ْ ‫ف يَ ۡد ُع‬
َ ‫) إِنَّهُ ۥ ظَ َّن أَن لَّن يَح‬١٣( ‫ان فِ ٓى أَ ۡهلِ ِهۦ َم ۡسرُورًا‬
١٤( ‫ُور‬ َ ‫)إِنَّهُ ۥ َك‬١٢(
Dan adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakangnya, maka dia akan berteriak
dengan kecelakaan. Dan akan masuk kelak di dalam neraka. Sesungguhnya dahulu dia
bergembira ria bersama keluarganya. Dan sesungguhnya dahulu dia menyangka bahwa
dia tidak akan kembali kepada Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ (Al-Insyiqaq : 10-14)
َ
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى‬
ُ juga berfirman

)٢٨( ‫) َمٓا أَ ۡغنَ ٰى َعنِّى َمالِيَ ۡۜه‬٢٧( َ‫ضيَة‬ ِ ‫ت ۡٱلقَا‬ ِ َ‫) يَ ٰـلَ ۡيتَہَا َكان‬٢٦( ‫َولَمۡ أَ ۡد ِر َما ِح َسابِيَ ۡه‬
‫) ثُ َّم فِى ِس ۡل ِسلَ ۬ ٍة‬٣١( ُ‫صلُّوه‬
َ ‫) ثُ َّم ۡٱل َج ِحي َم‬٣٠( ُ‫) ُخ ُذوهُ فَ ُغلُّوه‬٢٩( ‫ك َعنِّى س ُۡلطَ ٰـنِيَ ۡه‬ َ َ‫هَل‬
ِ‫) إ‬٣٢( ُ‫ٱسلُ ُكوه‬ ۡ َ‫ُون ِذ َرا ۬ ًعا ف‬
َ ‫َذ ۡر ُعهَا َس ۡبع‬
Adapun orang-orang yang diberi kitab dari sebelah kiri, maka dia akan berkata,
“Seandainya aku tidak diberi kitabku ini dan seandainya aku tidak mengetahui hisabku.
Seandainya kematian yang menyudahi segalanya. Hartaku tidak memberikan manfaat
kepadaku. Telah hilang kekuasaanku”. Maka Allah berkata, “Peganglah dia, lalu
belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala, kemudian ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya 70 hasta”. (Al-
Haqqah : 25 -32)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 49 Penegakan Qishos atau
Hukuman Bagi Orang-orang Yang Zhalim

Halaqah yang ke-49 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Penegakan
Qishas atau Hukuman Bagi Orang-orang Yang Dzolim”

Termasuk keadilan Allah ‫سبْحَ ا َن ُه وَ تَعَالَى‬


ُ adalah menegakkan qishas di antara mahluk di hari
kiamat. Tidak ada makhluk yang didzolimi di dunia oleh mahluk yang lain kecuali akan
Allah kembalikan haknya di hari kiamat, bahkan diantara hewan. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda,

‫ق إِلَى أَ ْهلِهَا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َحتَّى يُقَا َد لِل َّشا ِة ْال َج ْل َحا ِء ِم ْن ال َّشا ِة ْالقَرْ نَا ِء‬
َ ‫لَتُ َؤ ُّد َّن ْال ُحقُو‬
Sungguh akan diberikan hak-hak ini kepada pemiliknya di hari kiamat sampai akan di
qishas seekor kambing yang bertanduk karena kedzoliman yang dia lakukan terhadap
kambing yang tidak bertanduk (Hadits Shahih Riwayat Muslim)

Akan didatangkan orang yang dzolim dan yang didzolimi sekecil apapun kedzoliman
tersebut. Baik kedzoliman berupa harta seperti pencurian, perampokan, penipuan,
hutang. Atau kedzoliman kehormatan seperti umpatan, ghibah yaitu membicarakan
kejelekan orang lain, tuduhan palsu atau kedzoliman fisik seperti pemukulan,
pembunuhan dan lain-lain. Penegakan keadilan saat itu adalah dengan hasanah dan
sayyiah. Orang yang dzolim akan diambil hasanahnya dan diberikan kepada orang yang
di dzolimi.

Apabila orang yang dzolim tersebut tidak memiliki hasanah, maka sayyiah orang yang
didzolimi akan diberikan kepada orang yang dzolim tersebut. Orang yang bangkrut di
hari tersebut adalah orang-orang yang terlalu banyak kedzolimannya di dunia.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan ummatku adalah yang datang pada
hari kiamat dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan pahala zakat. Dia datang
pada hari tersebut dan dahulu di dunia dia telah mencela si fulan, menuduh si fulan
berzinah, memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan dan memukul si fulan.
Maka hasanah atau pahala kebaikan orang tersebut akan diberikan kepada si fulan, lalu
si fulan, sehingga apabila habis hasanah orang tersebut sebelum dia melunasi hak orang
lain maka akan diambil dosa-dosa orang yang pernah dia dzolimi tersebut dan di
pikulkan kepadanya, kemudian akhirnya dia dilemparkan ke dalam neraka (HR.Muslim).
Oleh karena itu seorang muslim di dunia apabila berbuat dzolim maka hendaknya
bersegera untuk minta maaf dan mengembalikan hak orang yang pernah dia dzolimi.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Barang siapa yang memiliki kedzoliman kepada orang lain baik berupa kehormatan atau
sesuatu yang lain maka hendaklah dia meminta di halalkan darinya pada hari ini.
Sebelum datang hari yang di situ tidak ada lagi dinar maupun dirham (HR.Bukhari).
Orang yang didzolimi di dunia boleh membalas dengan balasan yang setimpal. Akan
tetapi tidak boleh dia membalas dengan berlebihan, karena dengan demikian justru dia
menjadi orang yang dzolim yang akan diambil kebaikannya. Dan apabila dia memaafkan
maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ akan memberikan pahala yang besar. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ۡ َ‫َو َج َز ٓٲ ُؤ ْا َسيِّئَ ۬ ٍة َسيِّئَ ۬ةٌ ِّم ۡثلُهَ ۖا‌ فَ َم ۡن َعفَا َوأ‬


َ ‫صلَ َح فَأ َ ۡج ُرهُ ۥ َعلَى ٱهَّلل ۚ‌ِ إِنَّهُ ۥ اَل ي ُِحبُّ ٱلظَّ ٰـلِ ِم‬
‫ين‬
“Dan balasan sebuah kejelekan adalah kejelekan yang setimpal. Dan barang siapa yang
memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya atas Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬ ُ Sesungguhnya
Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ tidak mencintai orang-orang yang dzolim.” (Asy-Syura : 40)

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 50 Mizan (Timbangan) dan
Penimbangan Amal Bagian 1

Halaqah yang ke-50 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan
(Timbangan) dan Penimbangan Amal Bagian yang Pertama ”

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya mizan dan
penimbangan amal. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

ْ ُ‫ين ْالقِ ْسطَ لِيَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة فَاَل ت‬


‫ظلَ ُم نَ ْفسٌ َشيْئ‬ ِ ‫ض ُع ْال َم َو‬
َ ‫از‬ َ َ‫َون‬
“Dan Kami akan meletakkan timbangan-timbangan yang adil pada hari kiamat, maka
tidak ada seorangpun yang akan dizholimi sedikitpun.” (Al Anbiya : 47)
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya penimbangan amal dilakukan setelah hisab.
Karena hisab adalah untuk menghitung amalan sedangkan penimbangan adalah untuk
menampakkan hasil dari perhitungan tersebut dan menunjukkan keadilan Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
‫تَعَالَى‬
Akan ditimbang hasanah dan sayyi’ah dengan pertimbangan yang hakiki. Memiliki dua
kiffah yaitu piringan timbangan. Memiliki sifat berat dan ringan dan bisa miring karena
amalan. Allahu a’lam tentang hakikatnya dan bagaimananya. Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman

َ ِ‫ازينُهُ فَأُو ٰلَئ‬


‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬ ِ ‫ت َم َو‬ْ َ‫فَ َم ْن ثَقُل‬
‫ين َخ ِسرُوا أَ ْنفُ َسهُ ْم فِي َجهَنَّ َم َخالِ ُدون‬ َ ِ‫ازينُهُ فَأُو ٰلَئ‬
َ ‫ك الَّ ِذ‬ ِ ‫ت َم َو‬ْ َّ‫َو َم ْن َخف‬

“Dan barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka merekalah orang-orang


yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka merekalah orang-
orang yang merugikan diri mereka sendiri, di dalam Jahannam mereka akan kekal ” (Al
Mu’minun 102-103)
Dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah disebutkan
bahwasanya catatan dosa-dosa akan ditaruh di kiffah dan bitoqoh atau kartu yang
bertuliskan Laa ilaha illallah akan ditaruh di kiffah yang lain. Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda:

‫ فَتَقُ ْو ُل‬،‫ت‬ ْ ‫ات َواألَرْ ضُ لَ َو ِس َع‬ ُ ‫ فَلَ ْو ُو ِز َن فِ ْي ِه ال َّس َم َو‬،‫ان يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬
ُ ‫ض ُع ْال ِمي َْز‬
َ ‫ي ُْو‬
‫ـ فَتَقُ ْو ُل‬،‫ت ِم ْن َخ ْلقِ ْي‬ُ ‫ لِ َم ْن ِش ْئ‬:‫ يَا َربِّ ! لِ َم ْن يَ ِز ُن هَ َذا؟ فَيَقُ ْو ُل هللاُ تَ َعالَى‬:ُ‫ْال َمالَئِ َكة‬
‫ك‬َ ِ‫ق ِعبَا َدت‬ َّ ‫اك َح‬َ َ‫ك َما َعبَ ْدن‬ ْ
َ َ‫ ُس ْب َحان‬:ُ‫ال َمالَئِ َكة‬.
akan diletakkan Mizan pada hari kiamat. seandainya langit dan bumi, ditimbang
didalamnya niscaya akan cukup. bertanyalah para malaikat,, “Wahai Rabb, untuk
siapakah timbangan ini?” maka Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ berfirman: “Untuk orang yang Aku
kehendaki dari para makhluk-Ku” (Hadits Shahih diriwayatkan Al hakim didalam Al-
Mustadrak).

Para ulama berbeda pendapat tentang berapakah jumlah mizan di hari kiamat. Apakah
satu timbangan atau banyak, karena masing-masing manusia memiliki timbangan atau
masing-masing amalan ada timbangan khusus. Allahu a’lam.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 51 Mizan (Timbangan) dan
Penimbangan Amal Bagian 2

Halaqah yang ke-51 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan
(Timbangan) dan Penimbangan Amal (bagian yang ke 2)”

Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat
syahadah. Dari Abdullah ibnu ‘Amr ibnul Ash radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk
yang lain pada hari kiamat. Maka dibukalah di hadapannya 99 sijil.

Makna sijil adalah kitab besar. Dan maksud beliau ‫ ﷺ‬adalah kitab yang
berisi dosa-dosa hamba tersebut. Kemudian beliau ‫ ﷺ‬mengatakan setiap
sijil besarnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah bertanya kepada hamba
tersebut,
Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat
penulis telah menzolimimu?

Hamba tersebut menjawab, Tidak wahai Rabb-ku

Allah bertanya, Apakah kamu memiliki alasan?

Dia kembali menjawab, Tidak wahai Rabb-ku

Maka Allah pun berkata, Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi kami. Dan
sesungguhnya engkau tidak akan didzolimi pada hari ini.

Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan “Asyhadu allaa ilaaha illallah wa
asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh”.

Allah pun berkata, Lihatlah timbanganmu

Hamba tersebut mengatakan, Wahai Rabb-ku apa arti sebuah kartu ini dibandingkan
dengan sijjil yang begitu banyak?

Maka Allah berkata, Sesungguhnya engkau tidak akan didzolimi.

Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut, di satu piringan timbangan dan diletakkan
kartu di satu piringan timbangan yang lain. Maka ringanlah sijjil yang banyak dan
beratlah kartu tersebut.

Kemudian beliau ‫ ﷺ‬mengatakan, Tidak ada sesuatu yang mengalahkan


beratnya nama Allah (Hadits Shahih Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak
yang baik. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang baik
(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).
Di antara akhlak yang baik adalah menyambung orang yang memutus kita, memberi
kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita dan memaafkan orang yang
menzolimi kita. Di antara amalan yang berat adalah ucapan “Subhanallahi wa bihamdihi
subhanallahil ‘azhim” sebagaimana didalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim.

Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan Alhamdulillah, sebagaimana


dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim senantiasa memperbaiki dua kalimat
syahadat yang dia ucapkan. Berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan
isinya dan istiqomah di atas keduanya sampai meninggal dunia. Di samping itu
hendaknya dia memperbaiki ibadahnya kepada Allah dan akhlaknya kepada manusia.
Melakukan itu semua karena Allah dan untuk memperberat timbangannya di hari kiamat.

Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya. Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan
kebaikannya dari pada kejelekannya. Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat
Al-Qaariah.

Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka. Karena
amalan mereka batal dengan kesyirikan dan kekufuran. Lihat Surat Al-Kahfi : 103-106.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,


Sesungguhnya akan datang seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat akan
tetapi beratnya di sisi Allah tidak lebih dari berat satu sayap dari seekor nyamuk (HR.
Bukhari dan Muslim).
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada tiga perkara yang akan ditimbang pada
hari kiamat. Amalan, orang yang mengamalkan dan kitab catatan amalan.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini.

Halaqah – 52 Telaga Rasulullah Shalallahu


‘alaihi Wasallam

Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Telaga
Rasulullah ‫”ﷺ‬

Diantara beriman kepada hari akhir adalah Beriman tentang Adanya Telaga Rasulullah
‫ ﷺ‬pada hari kiamat. Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini
mencapai derajat mutawatir. Diantaranya adalah sabda beliau ‫ﷺ‬

‫ون أَ ْكثَ َرهُ ْم‬


َ ‫ار َدةً َوإِنِّي أَرْ جُو أَ ْن أَ ُك‬
ِ ‫إِ َّن لِ ُكلِّ نَبِ ٍّي َح ْوضًا َوإِنَّهُ ْم يَتَبَاهَ ْو َن أَيُّهُ ْم أَ ْكثَ ُر َو‬
ً‫ار َدة‬
ِ ‫َو‬
Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga dan sesungguhnya mereka akan saling
berbangga siapa di antara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku
berharap akulah yang telaganya akan paling banyak didatangi (Hadits ini dishahihkan
oleh Tirmidzi).
Rasulullah ‫ ﷺ‬juga bersabda,

ُ‫ْك َو ِكي َزانُه‬ ْ َ‫يرةُ َشه ٍْر َما ُؤهُ أَ ْبيَضُ ِم ْن اللَّبَ ِن َو ِري ُحهُ أ‬
ِ ‫طيَبُ ِم ْن ْال ِمس‬ َ ‫ضي َم ِس‬ ِ ‫َح ْو‬
‫ظ َمأ ُ أَبَدًا‬
ْ َ‫ب ِم ْنهَا فَاَل ي‬ ِ ‫َكنُج‬
َ ‫ُوم ال َّس َما ِء َم ْن َش ِر‬
Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih dari pada susu dan baunya
lebih wangi daripada minyak kesturi dan kiizaan-nya yaitu sejenis teko sebanyak bintang
di langit. Barangsiapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya
(HR Bukhari dan Muslim).

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka


setelah itu karena dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diazab dengan rasa haus.
Umat beliau ‫ ﷺ‬akan mendatangi telaga beliau ‫ ﷺ‬dan
meminum darinya. Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,

Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta
orang lain dari telaganya. Maka para sahabat bertanya kepada beliau, Wahai Rasulullah,
apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut? Beliau menjawab, Iya. Kalian memiliki
tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku dalam
keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas berwudhu (HR. Muslim).
Orang yang beriman ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬masih hidup kemudian dia murtad
sepeninggal beliau maka akan dijauhkan dari telaga beliau ‫ ﷺ‬di dalam
sebuah hadits, beliau ‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,
Aku akan mendahului kalian diatas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang
diantara kalian kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku Akupun bertanya, Wahai Rabb-ku,
Bukankah mereka adalah para sahabatku? Maka dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya
engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu (HR. Bukhari dan
Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhum).
Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau,
Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu (HR. Bukhari
dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk
merubah yang dimaksud di dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari
telaga Nabi ‫ ﷺ‬Namun, bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka dia
kekal di dalamnya. Karena yang kekal di neraka hanyalah orang-orang kafir.

Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia, beliau


‫ ﷺ‬tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya. Semoga Allah
menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari telaga Rasulullah
‫ ﷺ‬pada hari dimana kita sangat membutuhkannya.
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.

Halaqah – 53 Beberapa Kejadian di Padang


Mahsyar Bagian 1

Halaqah yang ke-53 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar (Bagian 1)”.
Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-
orang kafir dan para pengikutnya.
Allāh menyebutkan di dalam Surat Sabā’ ayat 31-33 bahwasanya orang-orang kafir akan
dihadapkan kepada Allāh.
Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka:
“Kalau bukan karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.”
Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan:
“Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang
kepada kalian? Tidak! Sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa.”
⇒ Maksudnya kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak.
Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan:
“Tidak! Sebenarnya tipu daya kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami,
ketika kalian menyuruh kami untuk kafir kepada Allāh dan menjadikan sekutu-sekutu
bagi-Nya.”
(QS Saba: 31-32)
Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab.
Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh masyarakat yang mengajak kepada
kesyirikan dan menghalangi manusia dari tauhid.
Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka
sedikitpun.
Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga
celaka.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka.
Jadilah tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid.
Dan apabila dia orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para
pembesar maupun orang banyak, apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan
mengajak kepada kesyirikan.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka,
Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita,
Dan menghilangkan kesombongan dari dalam kita,
Dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allāh akan bertanya kepada
orang-orang musyrikin tentang sesembahan selain Allāh yang mereka sembah di dunia,
dimanakah mereka pada hari tersebut.
Dan Allāh akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap
ajakan para Rasul ‘Alaihissalam.
Di dalam Surat Al-Qashash ayat 62-66, Allāh akan memanggil orang-orang musyrikin
dan menghina mereka dengan bertanya:
“Di manakah sekutu-sekutuKu yang dulu kalian sangka mereka adalah sekutu-
sekutuKu?”
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berkata kepada orang-orang musyrikin:
“Berdoalah kalian kepada sekutu-sekutu kalian!”
Maka merekapun berdoa kepada sesembahan-sesembahan mereka di dunia, meminta
pertolongan kepada mereka dalam keadaan genting tersebut sebagaimana mereka
dahulu meminta di dunia.
Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat apapun dan tidak menjawab
seruan mereka.
Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa
menolong mereka sedikitpun.
Allāh juga akan bertanya kepada mereka:
“Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para Rasul?
Yaitu apakah kalian membenarkan mereka dan mengikuti ajakan mereka untuk
bertauhid?”
Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin sesembahan-sesembahan mereka di dunia;
• Tidak bisa mengabulkan do’a mereka ketika sangat dibutuhkan.
• Tidak bisa menolong mereka di hadapan Allāh, bahkan mereka berlepas diri.
Allāh berfirman:

‫ون ٱهَّلل ِ َمن اَّل يَ ۡستَ ِجيبُ لَهُ ۥۤ إِلَ ٰى يَ ۡو ِم ۡٱلقِيَ ٰـ َم ِة َوهُمۡ َعن‬
ِ ‫وا ِمن ُد‬ ْ ‫ضلُّ ِم َّمن يَ ۡد ُع‬َ َ‫َو َم ۡن أ‬
ْ ُ‫وا لَهُمۡ أَ ۡع َدٓا ۬ ًء َو َكان‬
َ ‫وا بِ ِعبَا َدتِ ِہمۡ َك ٰـفِ ِر‬
‫) َو‬٦( ‫ين‬ ْ ُ‫)وإِ َذا ُح ِش َر ٱلنَّاسُ َكان‬
َ ٥( ‫ون‬ َ ُ‫ُد َعٓا ِٕٕٮِـ ِهمۡ َغ ٰـفِل‬
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang berdo’a kepada selain Allāh
yang tidak bisa mengabulkan sampai hari kiamat?
Dan mereka lalai dari doa orang yang berdo’a kepada mereka.
Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang
menyembah mereka.
Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap
mereka.”
(QS Al Ahqāf: 5-6)
Adapun orang yang bertauhid, maka Allāh akan menolong mereka di dunia maupun di
akhirat.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.

Halaqah – 54 Beberapa Kejadian di


Padang Mahsyar Bagian 2

Halaqah yang ke-54 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa
Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Yang Kedua”

Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para
Malaikat dan Nabi Isa ‘Alaihissalam, Allah menyebutkan di dalam Surat Saba : 40-42
bahwasanya di Padang Mahsyar Allah akan bertanya kepada para Malaikat yang
disembah oleh sebagian manusia. Sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin
yang dahulu menyembah mereka.
Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?

Para Malaikat menjawab, Maha Suci Engkau. Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka.
Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin. Kebanyakan mereka
beriman kepada jin tersebut.
Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah, baik
orang yang shaleh, benda mati dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah
jin, karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin. Apabila mereka
menaati, berarti mereka telah menyembah jin tersebut. Para Malaikat pun tidak berkuasa
untuk memberikan manfaat, dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah
menyembah mereka. Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh Allah َ‫سبْحَ انَ ُه و‬
ُ
َ
‫تَعَالى‬

Di dalam Surat Al-Maidah : 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya
kepada Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam sebagai penghinaan dari Allah ‫سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى‬
ُ terhadap
orang-orang nasrani yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan.
Wahai ‘Isa putra Maryam, Apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia,
“Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?
‘Isa menjawab, Maha Suci Engkau tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku untuk mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang
Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu “Sembahlah Allah Rabb-ku
dan Rabb kalian”. Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka,
maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau
Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Demikianlah keadaan para Malaikat dan Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam. Mereka adalah mahluk
yang taat beribadah kepada Allah. Senang apabila manusia hanya menyembah kepada
Allah dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.

Demikian pula orang-orang yang shaleh dan wali-wali Allah. Manusialah yang terlalu
berlebih-lebihan kepada mereka membuat patung mereka, memajang gambar mereka,
membangun dan menghias kuburan mereka, meyakini bahwasanya mereka mengetahui
yang ghaib, berdoa kepada mereka, bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka,
beri’tikaf di kuburan mereka, menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka,
membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di dalam
masjid, bertawassul dengan doa mereka setelah mereka meninggal dunia atau
menganggap orang-orang shaleh tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah,
ini semua termasuk berlebihan.

Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam yang
berlebihan terhadap lima orang shaleh yang disebutkan dalam Surat Nuh : 23 atau
seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fatimah,
Hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau Radhiyallahu ‘anhum kemudian berlebih-
lebihan terhadap mereka.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai