Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari
yang kita kenal yang dimulai dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan
tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat dan
adzab kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya manusia,
perhitungan dan penimbangan amal dan seterusnya sampai masuknya manusia ke
dalam surga atau neraka.
Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman, yang tidak sah iman seseorang bila
tidak beriman dengannya. Allah ﷻberfirman :
ضلَ ٰـ ۢالَ بَ ِعيدًا َ َو َمن يَ ۡكفُ ۡر بِٱهَّلل ِ َو َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َو ُر ُسلِ ِهۦ َو ۡٱليَ ۡو ِم ٱأۡل َ ِخ ِر فَقَ ۡد
َ ض َّل
“Dan barang siapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang
jauh.” (An-Nisa’ : 136)
Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
َّان ُم ۡر َس ٰٮهَ ۖا قُ ۡل إِنَّ َما ِع ۡل ُمهَا ِعن َد َربِّ ۖى اَل ي َُجلِّيہَا لِ َو ۡقتِہَٓا إِاَّل هُ ۚ َو
َ ك َع ِن ٱلسَّا َع ِة أَي
َ َيَ ۡسٔـََٔـلُون
“Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya, katakanlah
sesungguhnya ilmunya di sisi Rabb-ku. Tidak mengetahui waktunya, kecuali Dia.” (Al-
A’raf : 187)
Malaikat Jibril ‘alaihissalam pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang
kepada Rasulullah ﷺdan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka
beliau ﷺmenjawab,
Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى
ُ dan Rasulullah
ﷺ, Nabi yang paling dekat dengan Allah ﷻtidak mengetahui kapan
terjadinya hari kiamat, maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahui.
Yang lebih penting dari pada itu bagi seorang hamba yang berakal adalah
mempersiapkan bekal yang cukup untuk menghadapi hari tersebut.
Halaqah – 02 Bekal Perjalanan Menuju Negeri
Akhirat
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah “Bekal
Perjalanan Menuju Negeri Akhirat”
Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang
hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
dengan selamat. Bekal tersebut adalah takwa kepada Allah ﷻ. Allah ﷻ
berfirman :
Mereka-lah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi
dan mereka tidak akan bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan. Allah
ﷻberfirman
1. Tauhid,
2. Shalat lima waktu,
3. Puasa Ramadhan,
4. Haji bagi yang wajib dan lain-lain.
1. Shalat-shalat sunnah,
2. Puasa-puasa sunnah,
3. Shadaqah sunnah,
4. Membaca Al-Qur’an dan lain-lain.
Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan
bisa dilakukan secara terus-menerus.
itulah yang bisa disampaikan pada halaqah yang ketiga ini, dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Halaqah – 04 Meninggalkan Kemaksiatan
Merupakan Bekal Menuju Akhirat
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah “Meninggalkan
Kemaksiatan Merupakan Bekal Menuju Akhirat”
Dosa bertingkat-tingkat, dan dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang
mengekalkan pelakunya di dalam neraka apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa
tersebut.
Yang pertama
adalah kufur besar atau kekafiran, yaitu menentang apa yang dibawa oleh seorang
utusan Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ seperti menentang tauhid, mendustakan kenabian seorang
Rasulullah ﷺ, mengingkari syariat yang beliau ﷺbawa, padahal
dia mengetahui bahwasanya itu adalah syariat-Nya, atau mengejek dan mengolok-olok
Allah, Rasul-Nya dan juga ayat-ayat-Nya dan lain-lain.
Yang kedua
adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus dari kekufuran. Setiap syirik adalah kekufuran.
Tapi tidak setiap kekufuran adalah syirik. Allah ﷻberfirman :
ٍ۬ ص
ار َ إِنَّهُ ۥ َمن ي ُۡش ِر ۡك بِٱهَّلل ِ فَقَ ۡد َح َّر َم ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِه ۡٱل َجنَّةَ َو َم ۡأ َو ٰٮهُ ٱلنَّا ُۖر َو َما لِلظَّ ٰـلِ ِم
َ ين ِم ۡن أَن
“Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى
ُ maka sungguh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah
neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zalim.” (Al-Maidah : 72)
Yang ketiga
adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan menampakkan
keimanan dengan lisan dan perbuatan. Orang munafik termasuk orang kafir, bahkan
lebih besar dosanya dari orang kafir yang menampakkan kekafirannya. Dan di akhirat
azab mereka lebih dahsyat. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 05 Dosa-dosa Besar dan Dosa-
dosa Kecil
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dosa-dosa Besar
dan Dosa-dosa Kecil”
Yang pertama
adalah dosa bid’ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid’ah secara istilah syariat
adalah cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai syariat, dimaksudkan untuk
berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub kepada Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى. Dan bid’ah adalah perkara yang
paling jelek. Rasulullah ﷺbersabda :
ضالَ َل ٌة
َ ُور مُحْ َد َثا ُت َها َو ُك ُّل ِب ْد َع ٍة ُ
ِ َو َشرُّ األم
Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan. Dan setiap bid’ah adalah
sesat (HR. Muslim)
Orang yang melakukan bid’ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah
ﷺbelum sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah ﷺ
mengkhianati risalah Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى. Pelaku bid’ah merasa dirinya di atas petunjuk, sehingga
sulit dia untuk memperoleh hidayah kecuali orang yang Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىrahmati.
Yang kedua
di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba adalah dosa-dosa besar. Yaitu semua
dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat dari Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىatau
amarah dari Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىatau diancam dengan neraka. Seperti berzina, mencuri, riba,
durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak dan lain-lain.
Kemudian ,
Yang ketiga
adalah dosa-dosa kecil yaitu dosa yang tidak sampai kepada dosa-dosa besar. Seperti melihat
kepada aurat wanita yang tidak halal baginya dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar
karena beberapa sebab di antaranya adalah apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa
melakukan taubat kepada Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى. Rasulullah ﷺbersabda :
ب َفإِ َّنهُنَّ َيجْ َت ِمعْ َن َع َلى الرَّ ج ُِل َح َّتى ُي ْهلِ ْك َن ُه ُّ ت
ِ الذ ُنو ِ إِيَّا ُك ْم َوم َُح َّق َرا
Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan, karena sesungguhnya dosa-dosa
tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya (Hadits Shahih Riwayat Imam
Ahmad)
Dosa berupa kedzaliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan menjadi
penyesalan di hari kiamat, apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.
Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Penghapus
Dosa”
Setiap anak Adam pasti memiliki dosa. Untuk itu setiap muslim hendaknya mengetahui
perkara-perkara yang bisa menghapus dosa tersebut, supaya dia keluar dari dunia ini
dengan keadaan sebersih mungkin dari dosa. Empat perkara yang apabila diamalkan
bisa menghapus dosa seseorang :
Yang pertama adalah taubat yang nasuha Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman :
ۡوا تُوب ُٓو ْا إِلَى ٱهَّلل ِ تَ ۡوبَ ۬ةً نَّصُوحًا َع َس ٰى َربُّ ُكمۡ أَن يُ َكفِّ َر َعن ُكمۡ َسئِّـََٔـاتِ ُكم
ْ ُين َءا َمن
َ يَ ٰـٓأَيُّہَا ٱلَّ ِذ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat
yang nasuha, semoga Rabb kalian menghapus dosa-dosa kalian”. (At-Tahrim : 8)
Taubat yang nasuha adalah taubat yang memenuhi tiga syarat : penyesalan yang
mendalam, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan bertekad kuat untuk tidak
melakukannya di masa yang akan datang. Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak
orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak tersebut dan minta segera
dihalalkan. Apabila berupa harta maka segera dikembalikan dan apabila berupa
kehormatan maka segera meminta maaf.
Yang kedua memperbanyak memohon maghfirah dari Allah سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى
ُ dan makna
memohon maghfirah yang pertama adalah memohon supaya ditutupi dosanya dari
manusia, kemudian memohon supaya dosa-dosanya tersebut dihapus oleh Allah َسبْحَ انَ ُه و ُ
َ
تَعَالىsehingga tidak diazab dengan dosa yang sudah dilakukan. Rasulullah ﷺ
bersabda :
ِ ۚ ت ي ُۡذ ِه ۡب َن ٱل َّسئِّـََٔـا
ت ِ إِ َّن ۡٱل َح َسنَ ٰـ
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan-kejelekan.” (Hud :
114)
Yang ke empat adalah bersabar ketika tertimpa musibah Rasulullah ﷺ
bersabda :
صيبُ ْال ُم ْؤ ِم َن إِاَّل ُكفِّ َر بِهَا َع ْنهُ َحتَّى ال َّش ْو َكةُ يُ َشا ُكهَا
ِ ُصيبَ ٍة ت
ِ َما ِم ْن ُم
Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى
ُ
akan menghapus dengan musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena duri (HR.
Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang
ia lakukan. Perbaikilah amal di sisa umur yang ada. Semoga Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Al-
Ghoffururrohiim mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita yang telah lalu.
Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya
Halaqah – 07 Kematian
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kematian”
Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan
Allah ﷻuntuk menguji siapa diantara kita yang paling baik amalannya. dia adalah
sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk lari dari kematian
tersebut. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman :
Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal. Dan apabila
datang, maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan. Sering mengingat mati adalah
perkara yang diperintahkan oleh Nabi ﷺDiharapkan dengan mengingat
mati seseorang lebih khusuk di dalam beribadah, bersegera bertaubat dan tidak lalai
atas kenikmatan dunia yang fana ini. Rasulullah ﷺbersabda :
Harapan setiap muslim adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah, yaitu
meninggal dalam keadaan taat kepada Allah ﷻ. Caranya adalah dengan berdo’a
dan menjaga ketaatan kepada Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ selama hidupnya.
Di dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah
ﷺmengabarkan bahwa Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَىُ apabila menghendaki kebaikan
bagi seorang hamba maka akan diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum ia
meninggal dunia.
Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah. Rasulullah
ﷺbersabda :
َآخ ُر َكالَ ِم ِه الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َد َخ َل ْال َجنَّة َ َم ْن َك
ِ ان
Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah kalimat Laa ilaaha illallah maka dia akan masuk
ke dalam surga. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud)
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Fitnah Kubur”
Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur. Fitnah
secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang akan
diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit baik seorang mukmin, kafir
maupun munafiq. Ditanya tentang siapa Rabb-nya? Siapa Nabi-nya? Dan apa agamanya?
Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan hatinya.
Yang dia dahulu di dunia mengenal Allah ﷻ, mengenal Rasul-Nya dan juga
mengenal agama islam. Kewajiban seorang muslim adalah bersungguh-sungguh
mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah
dibocorkan ini. Dan penjelasan tentang mengenal Allah ﷻ, Rasulullah
ﷺdan agama islam telah kita sebutkan di dalam silsilah ilmiyyah nomor 2,
3, 4
Ada beberapa orang yang mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur. Di
antaranya adalah para syuhada yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan
di jalan Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah
ﷺ: “Yaa Rasulullah, mengapa orang-orang yang beriman diuji di dalam
kubur mereka kecuali orang yang syahid?” Maka Rasulullah ﷺmenjawab :
وت يَ ْو َم ْال ُج ُم َع ِة أَ ْو لَ ْيلَةَ ْال ُج ُم َع ِة إِاَّل َوقَاهُ هَّللا ُ فِ ْتنَةَ ْالقَب ِْر
ُ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ُم
Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat kecuali Allah
ﷻakan menjaganya dari fitnah kubur (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)
Kita memohon kepada Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ menetapkan hati kita dan orang-orang yang
kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur.
itulah yang bisa disampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya
Halaqah – 09 Nikmat dan Azab Kubur
Bagian 1
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ni’mat dan
Azab Kubur Bagian Yang Pertama”
Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya azab dan nikmat
kubur. Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak
mengetahui hakekat caranya. Kata kubur di sini adalah kebanyakan atau keumuman dan
bukan merupakan pembatasan. Artinya seseorang akan tetap mendapatkan azab atau
nikmat kubur kalau memang dia berhak meskipun dia mati dalam keadaan tenggelam
atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas atau yang lain.
Tentunya dengan cara yang Allah ﷻketahui.
Dalil adanya azab kubur di dalam Al-Qur’an di antaranya adalah firman Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
tentang orang-orang munafiqin
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata di dalam tafsirnya, azab yang pertama adalah
di dunia dan azab yang kedua adalah di kubur. Di dalam hadits Albarra’ ibnu ‘Azib
radhiallahu ‘anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan azab
kubur, Rasulullah ﷺbersabda :
ب ْالقَب ِْر
ِ إ ْستَ ِعيذو بِاهللِ ِم ْن َع َذا
Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari azab kubur (Hadits shahih riwayat Abu
Dawud dan juga yg lain)
itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya
Halaqah – 10 Nikmat dan Azab Kubur
Bagian 2
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Nikmat dan
Azab Kubur Bagian yang kedua”
Di dalam hadits Al-Barra’ radhiallahu ‘anhu disebutkan bahwasanya orang yang beriman
apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan diberi alas yang berasal dari surga,
diberi pakaian dari surga, dibuka pintu menuju surga, sehingga dia diterpa angin surga
dan mencium wanginya bau surga dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang.
Kemudian ditemani amal shaleh yang selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah ﷻ
wujudkan berupa seorang yang berwajah bagus, berpakaian indah dan berbau wangi.
Adapun orang yang kafir, maka ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan diberi
alas yang berasal dari neraka, pakaian dari neraka, dibuka pintu menuju neraka sehingga
dia diterpa angin yang panas dari neraka. Kemudian disempitkan kuburnya, sehingga
tulang rusuknya saling bersilangan. Kemudian ditemani dosa-dosa yang selama ini dia
lakukan di dunia, yang Allah ﷻwujudkan berupa seorang yang buruk rupa dan
pakaian serta menyengat bau badannya.
Azab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu
di antaranya adalah doa orang yang berziarah. Menghindari kemaksiatan dan bertaubat
dari kemaksiatan adalah cara untuk selamat dari azab kubur. Doa sebelum salam yang
diajarkan Rasulullah ﷺhendaknya jangan diremehkan, meskipun hukumnya
sunnah.
itulah materi yang kami sampaikan pada hari ini dan sampai ketemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 11 Tanda-tanda Hari Kiamat
Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-
tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu”
Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ mengabarkan bahwa hari
tersebut sudah dekat, yaitu apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara
keseluruhan. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
berfirman
ۖ
ُون إِاَّل ٱلسَّا َعةَ أَن تَ ۡأتِيَہُم بَ ۡغتَ ۬ةً فَقَ ۡد َجٓا َء أَ ۡش َراطُهَ ۚا
َ فَهَ ۡل يَنظُر
Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba
maka sungguh telah datang tanda-tandanya. (Muhammad : 18)
Di antara tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya Nabi
kita Muhammad ﷺBeliau ﷺpernah bersabda :
Dan di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah
terbelahnya bulan. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rasulullah ﷺketika orang-
orang musyrikin di awal dakwah beliau meminta bukti kerasulan beliau ﷺ
Kemudian beliau ﷺmengatakan kepada mereka “Lihatlah, lihatlah!” (HR.
Muslim).
Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu. Tentunya semakin
dekatnya hari kiamat hendaklah membuat seorang muslim segera sadar dari kelalaian
dia selama ini.
itulah materi yang kami sampaikan pada hari ini dan sampai ketemu kembali pada
halaqah yang selanjutnya.
Halaqah – 12 Tanda-tanda Hari Kiamat Yang
Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi
Halaqah yang ke-12 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-
tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi”
Di antaranya :
Yang pertama
Yang kedua
Yang ketiga
Dan betapa banyak di zaman kita, amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Kemudian,
Yang keempat
adalah salam hanya untuk orang yang dikenal. Rasulullah ﷺbersabda dalam
sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-
Tanda Dekatnya Hari Kiamat Yang Belum Terjadi”
Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rasulullah ﷺbersabda :
ك اليَ ْو َم ثُ َّم اتَّفَقُواَ ِال َزائِ َدةُ فِى َح ِد ْيثِ ِه – لَطَ َّو َل هللاُ َذلَ َق ِم َن ال ُّد ْنيَا إِالَّ يَ ْو ٌم – قَ لَ ْو لَ ْم يَ ْب
اط ُئ ا ْس ُمهُ ا ْس ِمي َوا ْس ُم أَبِ ْي ِه ا ْس َم ِ ث فِ ْي ِه َر ُجالً ِمنِّي – أَ ْو ِم ْن أَ ْه ِل بَ ْيتِي ي َُو َ ى يَ ْب َعَّ َحت
ت ظُ ْل ًما َو َج ْورًا ْ َض قِ ْسطًا َو َع ْدالً َك َما ُملِئ َ ْ يَ ْمألُ ْاألَر:ط ٍر ْ ِث ف ِ َزا َد فِي َح ِد ْي.أَبِى
Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَا َلى
ُ akan
memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari
keluargaku yang namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan
nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi
dengan kedzoliman (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dalam hadits yang lain beliau ﷺmengatakan :
َ ْ يَ ْمأَل ُ ْاألَر،ف
ْ َض قِ ْسطًا َو َع ْدالً َك َما ُملِئ
ت َج ْورًا ِ أَجْ لَى ْال َج ْبهَ ِة أَ ْقنَى ْاألَ ْن،ْال َم ْه ِديُّ ِمنِّي
ُ َِوظُ ْل ًما يَ ْمل
ك َس ْب َع ِسنِي َْن
Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi
bumi dengan keadilan setelah bumi ini penuh dengan kedzoliman dan akan berkuasa
selama tujuh tahun (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir diriwayatkan
oleh 26 sahabat Nabi ﷺ
itulah yang bisa disampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya
Halaqah – 14 Tanda-tanda Besar Dekatnya
Hari Kiamat
Halaqah yang ke-14 belas dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat”
Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah sepuluh tanda menjelang datangnya hari
kiamat. Yang apabila sudah muncul sepuluh tanda tersebut, maka akan terjadilah hari
kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh
yang lain.
1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa Ibnu Maryam
6. Ya’juj dan Ma’juj
7. Khosf di timur (terbenamnya sebagian tanah di timur)
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan (HR.
Imam Muslim).
Apa yang tersebut dalam hadis di atas bukanlah berurutan dan insya Allah akan kita
pelajari satu persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah selanjutnya.
itulah yang bisa kita sampaikan, sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 15 Dajjal Bagian 1
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal Bagian
Yang Pertama”
Dajjal yang secara bahasa artinya pendusta besar merupakan seorang manusia keturunan Nabi
Adam ‘alaihissalam yang di akhir zaman Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىakan menjadikan dia fitnah terbesar
dalam sejarah manusia. Rasulullah ﷺbersabda :
ق أَ ْكبَ ُر ِم َن ال َّدجَّال
ٌ ق آ َد َم إِلَى قِيَ ِام السَّا َع ِة َخ ْل
ِ َما بَي َْن َخ ْل
Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari pada fitnah
Dajjal (HR. Muslim).
Sebelum keluarnya Dajjal, Bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang. Manusia sangat
membutuhkan air dan juga makanan. Dajjal muncul dan mengaku sebagai tuhan rabbul ‘alamiin.
Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىmemberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat, menurunkan hujan dan
menumbuhkan tanaman. Dia membawa sesuatu yang menyerupai surga dan neraka, sehingga
orang-orang yang tidak mengenal Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَىseperti orang-orang musyrik, kafir dan
munafiq, mereka pun mengikuti Dajjal. Di antaranya adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi
Asbahan (HR. Muslim)
Dan Asbahan adalah nama sebuah daerah. Sampai ada seseorang yang awalnya menyangka
dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar biasa pada diri Dajjal, akhirnya dia mengkuti
Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)
Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini. Rasulullah ﷺbersabda :
ُ لَقَ ْد أَ ْن َذ َرهُ نُ ْو ٌح قَ ْو َمه،ُإِنِّي أُ ْن ِذ ُر ُك ُم ْوهُ َو َما ِم ْن نَبِ ٍّي إِالَّ قَ ْد أَ ْن َذ َرهُ قَ ْو َمه
Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Dan tidaklah seorang Nabi
kecuali dia telah memperingatkan kaumnya, dari Dajjal. Demikian pula Nuh ‘alaihissalam. (HR.
Bukhari)
Dajjal sekarang ada di sebuah pulau. Thammim Ad-Daari seorang sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam saat masih beragama Nashrani, dia dan beberapa orang temannya pernah terdampar di
pulau tersebut, mereka melihat Dajjal dalam keadaan terikat kuat. Bahkan sempat terjadi dialog
antara mereka dengan Dajjal. Kemudian Thammim mengabarkan pertemuan dan dialog ini
kepada Nabi ﷺsetelah masuk islam dan dibenarkan oleh Nabi ﷺ
(Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim)
Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal
Bagian 2 ”
Rasulullah ﷺsebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan keselamatan
bagi umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri
Dajjal. Di antaranya, bahwasanya Dajjal adalah orang yang gemuk badannya, kulitnya
berwarna merah, rambuntya keriting, mata kanannya buta, mata kirinya seperti anggur,
dan tertulis di antara kedua matanya tiga huruf Kaf, Fa dan Ra. Dalam riwayat lain
disebutkan Kafir. Semua orang yang beriman bisa membaca, baik yang buta huruf
maupun yang tidak buta huruf.
Ciri-ciri di atas disebutkan dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga
Muslim. Di dalam shahih Muslim disebutkan bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak.
Orang yang mengenal Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَىُ mengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah rabbul
‘alamin. Mereka tahu bahwasanya Allah ﷻtidak dilihat di dunia dan Allah ﷻ
tidak buta sebelah. Adapun kehebatan yang dimiliki oleh Dajjal, maka semuanya adalah
dengan izin Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ untuk menguji keimanan para hamba. Rasulullah
ﷺbersabda :
Apabila samar bagi kalian Rab kalian, maka ketahuilah bahwa Rab kalian tabaroka wa
ta’ala tidaklah buta sebelah matanya dan sesungguhnya kalian tidak akan melihat Rab
kalian tabaroka wa ta’ala sampai kalian meninggal dunia (HR. Ahmad dan Abu Dawud
dishahihkan oleh Albani rahimahullah)
Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari, satu hari pertama seperti satu tahun, satu hari
kedua seperti sebulan, satu hari ketiga seperti seminggu dan hari-hari yang lain seperti
hari-hari biasa (HR. Muslim)
Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi
selama satu tahun dua setengah bulan.
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah hari ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 17 Dajjal Bagian 3
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal
Bagian 3”
Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal di antaranya,
Yang pertama
Yang kedua
Yang ketiga
Yang keempat
Yang kelima
adalah berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang kedatangannya. Karena
Dajjal memiliki syubhat kerancuan yang bisa menggoyahkan iman seseorang. Rasulullah
ﷺbersabda yang artinya :
Barang siapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena
demi Allah sesungguhnya seseorang mendatangi dajjal dan dia menyangka
bahwasannya dia adalah beriman ternyata kemudian dia mengikuti dajjal tersebut
karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu
Dawud)
apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram Makkah dan juga
Madinah. Karena keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal (HR. Bukhari dan Muslim)
apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia bersabar, tetap diatas
kebenaran dan tidak menaati Dajjal tersebut dan hendaknya dia membaca 10 ayat yang
pertama dari Surat Al-Kahfi. Rasulullah ﷺbersabda yang artinya :
Barang siapa di antara kalian yang menemui dajjal maka hendaklah dia membaca awal
dari surat Al Kahfi (HR. Muslim)
Barang siapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi maka dia akan
terjaga dari Dajjal (HR.Muslim)
Yang kedelapan
apabila melihat Dajjal membawa dua sungai, sungai dari api dan sungai dari air maka
petunjuk Nabi ﷺhendaknya kita memejamkan mata, menundukkan kepala
kemudian meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang dingin (HR.
Muslim)
Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan akan
dibunuh oleh Nabi ‘Isa. Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan munculnya
Dajjal sebagaimana dikabarkan oleh Nabi ﷺdalam hadits-hadits yang
shahih. Dajjal bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata.
itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 18 Turunnya Nabi Isa
‘Alaihissalam Bagian 1
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Turunnya
Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam Bagian 1 ”
Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi ‘Isa
‘alaihissalam, Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat
beliau ke atas kepada Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Turunnya beliau ‘alaihissalam ke Bumi, Allah
jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman
Berkata ‘Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, maksud dari hal itu adalah turunnya
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (diriwayatkan oleh Ath-Thobari dalam tafsirnya)
Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya
fitnah Dajjal. Turun di waktu shubuh dan sholat di belakang Imam Mahdi, imam kaum
muslimin saat itu. Rasulullah ﷺbersabda :
Kemudian umat islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjal, di antaranya
adalah orang-orang Yahudi, sampai batu dan juga pohon-pohonan membantu umat
islam memerangi orang-orang Yahudi.
Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau
pohon maka berkatalah batu atau pohon tersebut :
Wahai muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia. Kecuali pohon
Ghorqot (Hadits shahih HR.Muslim)
Setelah itu keluarlah Ya’juj dan juga Ma’juj yang membuat kerusakan besar di
permukaan Bumi maka Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan juga kaum muslimin berdoa kepada
Allah supaya Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ membinasakan mereka.
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Turunnya
Nabi Isa ‘Alaihissalam Bagian 2”
Setelah Ya’juj dan Ma’juj binasa, jadilah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam seorang pemimpin yang
adil yang menegakkan syariat islam. Rasulullah ﷺbersabda :
، يب َّ فَيَ ْك ِس َر ال، ًُوش َك َّن أَ ْن يَ ْن ِز َل فِي ُك ُم اب ُْن َمرْ يَ َم َح َك ًما َع ْدال
َ ِصل ِ لَي، َوالَّ ِذى نَ ْف ِسى بِيَ ِد ِه
َ َحتَّى تَ ُك، يض ْال َما ُل َحتَّى الَ يَ ْقبَلَهُ أَ َح ٌد
ون َ ِ َويَف، َض َع ْال ِج ْزيَة َ َ َوي، ير َ َويَ ْقتُ َل ْال ِخ ْن ِز
ِ السَّجْ َدةُ ْال َو
اح َدةُ َخ ْيرًا ِم َن ال ُّد ْنيَا َو َما فِيهَا
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hampir-hampir turun ‘Isa Ibnu Maryam di
antara kalian sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib,
membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum , harta benda melimpah
ruah sehingga tidak ada seorangpun yang menerima shadaqah. Sehingga sujud sekali
saat itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau turun ‘alaihissalam, beriman kepada Nabi Muhammad ﷺmengikuti
syari’at beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ﷺ
Manusia saat itu dalam keadaan aman, tentram dan damai. Rasulullah ﷺ
mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah kehidupan yang sangat indah.
Langit di ijinkan untuk menurunkan hujan, Bumi di ijinkan untuk mengeluarkan tanaman,
bahkan seandainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan
tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad dan tidak ada saling benci.
Sampai seandainya ada seseorang melewati seekor singa, niscaya singa tersebut tidak
akan mengganggunya. Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya
ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadits Shahih Riwayat Ad-Dailami).
bahwasanya beliau akan tinggal di Bumi selama 40 tahun. Kemudian meninggal dan
dishalatkan oleh orang islam (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ya’juj dan
Ma’juj Bagian 1”
Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam.
Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi.
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ dengan rahmat-Nya telah melidungi manusia dari mereka. Dzulqarnain
telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah mereka keluar
sampai waktu yang ditentukan oleh Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullah, Rasulullah
ﷺmenyebutkan bahwasannya Ya’juj dan Ma’juj menggali setiap hari dan
berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian dari
mereka mengatakan,
Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.
Dan mereka tidak mengatakan insya Allah. Maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ mengembalikan
galian mereka seperti sedia kala, seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari
sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian mereka mengatakan setelah
selesai menggali :
Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan menggali lagi.
Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun
bisa keluar. Suatu hari Rasullulah ﷺpernah mengabarkan bahwa di zaman
beliau dinding tersebut telah terbuka sedikit, seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari
dengan jari telunjuk (HR. BukhAri)
Kalo sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun
akan keluar. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman :
۬
ضہُمۡ يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ۬ ٍذ يَ ُمو ُج فِى
َ ان َو ۡع ُد َربِّى َحقًّا َوتَ َر ۡكنَا بَ ۡع
َ فَإِ َذا َجٓا َء َو ۡع ُد َربِّى َج َعلَهُ ۥ َد َّكٓا َۖء َو َك
ٍ ۖ۬ بَ ۡع
ض
“Dzulqarnain berkata, apabila datang janji Rab-ku maka Rab-ku akan menghancur
leburkan dinding tersebut. Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur
antara satu dengan yang lain. ,” (Al-Kahfi: 98-99)
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 21 Ya’juj dan Ma’juj Bagian 2
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ” Ya’juj dan
Ma’juj Bagian 2 ”
Ya’juj dan Ma’juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ mewahyukan kepada
Nabi Isa ‘alaihissalam
Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati
sebuah sungai dan meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air
tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada airnya (HR. Muslim)
Manusia lari dari Ya’juj dan Ma’juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka, setelah
banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya’juj dan Ma’juj berkata “Kita telah
membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita membunuh penduduk langit”. Mereka
pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
mengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran darah.
Mereka pun mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih riwayat
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ya’juj dan Ma’juj mengepung Nabi Isa ‘alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung
Thur. Akhirnya beliau berdoa kepada Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ maka Allah menurunkan ulat di
leher-leher Ya’juj dan Ma’juj. Maka meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian
turunlah Nabi Isa ‘alaihissalam dan para pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan
satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya’juj dan Ma’juj. Mereka pun meminta
kepada Allah supaya Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ membersihkan. Akhirnya Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
mengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian, Allah َسبْحَ انَ ُه و
ُ
تَعَالَىmemberikan hujan yang membersihkan bumi (HR. Muslim)
Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah
ﷺbersabda :
Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya’juj dan
Ma’juj sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.
Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya’juj dan juga Ma’juj.
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Islam Setelah Meninggalnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam”
Setelah jaya di zaman Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melemahlah islam kembali sedikit demi
sedikit dan akan diangkat Al-Quran. Rasulullah ﷺbersabda :
Islam akan hilang sedikit demi sedikit, seperti hilangnya lukisan pada pakaian. Sehingga
tidak diketahui apa itu puasa, sholat, menyembelih dan juga shadaqah. Akan pergi
Alquran dalam satu malam, sehingga tidak tersisa satu ayat pun. Dan akan ada beberapa
kelompok manusia, laki-laki tua dan wanita tua dan mengatakan “Kami mendapatkan
nenek moyang kami dahulu di atas kalimat Laa ilaa ha illallah, maka kami pun
mengatakannya.” (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Rasulullah ﷺbersabda :
Maka wallahu a’lam tentang urutan yang benar, bagi 6 tanda ini. Hanya Rasulullah
ﷺtelah mengabarkan :
bahwasanya antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata
dari bumi, ini jaraknya sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul, maka
yang lain akan segera muncul (HR. Muslim)
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 23 Terbitnya Matahari Dari
Barat
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Terbitnya
Matahari Dari Barat”
Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah ﷻuntuk terbit dari timur,
sampai ketika sudah waktunya maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ tidak mengizinkan matahari untuk
terbit dari timur. Dan menyuruhnya kembali dari tempat dia datang, yaitu arah barat.
Akhirnya terbitlah matahari dari barat (HR. Bukhari)
Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
Apabila manusia melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin
bahwa kiamat memang sudah dekat. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman :
ك يَ ۡو َم يَ ۡأتِى ِ ُون إِٓاَّل أَن تَ ۡأتِيَهُ ُم ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ َكةُ أَ ۡو يَ ۡأتِ َى َرب َُّك أَ ۡو يَ ۡأتِ َى بَ ۡعضُ َءايَ ٰـ
َۗ ِّت َرب َ هَ ۡل يَنظُر
ت َرب َِّك اَل يَنفَ ُع نَ ۡفسًا إِي َم ٰـنُہَا لَمۡ تَ ُك ۡن َءا َمنَ ۡت ِمن قَ ۡب ُل أَ ۡو َك َسبَ ۡت فِ ٓى إِي َم ٰـنِہَا ِ بَ ۡعضُ َءايَ ٰـ
َ َخ ۡي ۬ ًر ۗا قُ ِل ٱنتَ ِظر ُٓو ْا إِنَّا ُمنتَ ِظر
ُون
“Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat yaitu malaikat maut atau
kedatangan Allah atau kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Hari ketika
datang sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhanmu, tidak akan bermanfaat iman
seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan di dalam
imannya. Katakanlah, “Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu.” (Al-An’am :158)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ
menafsirkan bahwa tanda kebesaran Allah ﷻdi dalam ayat ini adalah terbitnya
matahari dari barat. Saat itu orang kafir bertaubat dari kekafirannya, orang yang beriman
yang sebelumnya menyia-nyiakan amal shaleh maka dia akan bertaubat dan beramal
shaleh, namun pintu taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima
karena dilakukan di saat terpaksa.
Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah beriman dan
beramal shaleh, maka amalannya akan diterima. Oleh karena itu maka seorang muslim
hendaknya segera bertaubat kepada Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ dari segala dosa, bagaimanapun
besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya.
Rasulullah ﷺbersabda
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 24 Keluarnya Seekor Hewan
Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keluarnya
Seekor Hewan Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap”
Termasuk tanda besar dekatnya hari kiamat adalah keluarnya hewan melata yang aneh
dari bumi yang bisa berbicara dengan manusia. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman :
أۡل ۬ ۡ
ْ ُاس َكان
وا بِٔـََٔـايَ ٰـتِنَا اَل ِ َوإِ َذا َوقَ َع ٱلقَ ۡو ُل َعلَ ۡي ِہمۡ أَ ۡخ َر ۡجنَا لَهُمۡ َدٓابَّةً ِّم َن ٱ َ ۡر
َ َّض تُ َكلِّ ُمهُمۡ أَ َّن ٱلن
ونَ ُيُوقِن
“Dan apabila telah datang keputusan atas mereka, maka Kami akan keluarkan untuk
mereka seekor binatang melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia, bahwa
manusia dahulu tidak yakin dengan ayat Kami.” (An-Naml : 82)
Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana di dalam shahih muslim dan
dia akan menandai orang kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya. Maka manusia
masing-masing dengan jelas akan mengetahui siapa yang mukmin dan siapa yang kafir.
Di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah
ﷺbersabda yang artinya,
Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung
mereka
Di antara tanda besar hari kiamat adalah keluarnya asap.
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Meninggalnya Orang-orang yang beriman sebelum hari kiamat terbenamnya tanah
secara besar-besaran ketiga tempat dan keluarnya api dari yaman”
Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ akan mengirim angin yang mencabut
nyawa semua orang yang beriman. Sehingga tidak tersisa di dunia, kecuali sejelek-jelek
manusia. Rasulullah ﷺbersabda,
Kemudian Allah akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada
seorang pun di Bumi yang di dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji
sawi, kecuali akan dicabut nyawanya oleh angin tersebut. Sampai seandainya salah
seorang dari mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan masuk
bersamanya dan mencabut nyawanya. Maka tersisalah sejelek-jelek manusia yang ringan
berbuat kerusakan, seperti ringannya burung dan mereka ganas dalam berbuat
kedzaliman satu dengan yang lain, seperti ganasnya hewan buas. Mereka tidak
mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran (HR. Muslim).
Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan
bahwasanya Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ mengutus angin tersebut dari Yaman. Sebagian ulama
mengatakan bahwasanya angin tersebut, berasal dari dua arah, yaitu Yaman dan juga
Syam.
Dan di antara tanda-tanda besar hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah secara
besar-besaran di tiga daerah timur, barat dan jazirah arab, sebagaimana datang didalam
hadits.
Dan termasuk dalam tanda-tanda besar hari kiamat adalah munculnya api dari Yaman
yang akan menggiring manusia ke tempat pengumpulan. Dan tempat dikumpulkannya
manusia saat itu adalah Syam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi di
dalam Sha’abul Iman dan hadits ini shahih. Dan syam adalah daerah-daerah di sekitar
Masjidil Aqsa. Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan kaki, sebagian naik
kendaraan dan sebagian akan diseret di atas wajah-wajah mereka (Hadits Shahih Riwayat
Tirmidzi)
Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai
ditempat pengumpulan.Sebagaimana bisa disimpulkan di dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari Qobilah
Muzailah (HR. Bukhari dan Muslim).
Halaqah yang ke-26 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ditiupnya
Sangkakala”
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya Sangkakala.
Beberapa ayat menyebutkan bahwa sangkakala akan ditiup sebanyak 2 kali. Diantaranya
adalah firman Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
Tiupan sangkakala pertama, dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di
bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Tiupan ini terjadi di hari jum’at sebagaimana dalam
Shahih Muslim.
Dan setiap hari jum’at, hewan-hewan, mereka senantiasa memasang telinga antara
waktu subuh sampai terbit matahari, karena takut bila ditiup sangkakala pada hari
tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai).
Bila terdengar maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya. Dan
yang pertama kali mendengar adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki
penampungan air untuk minum ontanya maka diapun mati dan matilah semua manusia
(HR. Muslim).
Waktu tersebut sangat singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan
tidak ada waktu kembali ke keluarganya. Mereka meninggal di tempatnya masing-
masing. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat
makanan ke mulutnya namun tidak sempat memakannya karena sudah ditiup
sangkakala. Meninggallah seluruh manusia dan kerajaan hari itu adalah milik Allah سبْحَ انَ ُهُ
وَ تَعَالَىsemata. Ketahuilah bahwa malaikat yang akan meniup sangkakala, sekarang telah
menuruh sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya menunggu
sewaktu-waktu diperintah oleh Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ (Hadits Shahih Riwayat Tirmizi).
َح ْسبُنَا هَّللا ُ َونِ ْع َم ْال َو ِكي ُل َعلَى هَّللا ِ تَ َو َّك ْلنَا
Cukuplah Allah bagi kita, dan Dialah sebaik-baik wakil, hanya kepada Allah kita
bertawakal (HR.Ahmad).
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 27 Ditiupnya Sangkakala Yang
Kedua
Halaqah yang ke-27 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tiupan
Sangkakala Yang Kedua ”
Setelah tiupan yang pertama dan meninggal semua manusia, maka akan ditiup
sangkakala untuk yang kedua kalinya. Dan jarak antara dua tiupan adalah 40. Allahu
a’lam, apakah 40 hari atau 40 bulan atau 40 tahun. Rasulullah ﷺbersabda di
dalam hadits Abu Hurairah:
Mereka bertanya kepada Abu Hurairah, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari
atau 40 bulan atau apakah 40 tahun? Maka beliau (yaitu Abu Hurairah) enggan
menjawabnya. Para ulama mengatakan karena tidak mengetahui ilmunya. Dan hadits ini
Shahih riwayat Bukhari dan juga Muslim.
Tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh Nabi ﷺbahwasanya dia
tidak akan hancur, akan tumbuh seperti tumbuhnya tunas setelah hujan. Sehingga
terbentuklah manusia kembali dengan izin Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Rasulullah ﷺ
bersabda:
َّان َش ْى ٌء إِال ِ اإل ْن َسِ ْس ِم َن َ ُت ْالبَ ْق ُل لَي َ ُ فَيَ ْنبُت. ثُ َّم يُ ْن ِز ُل هَّللا ُ ِم َن ال َّس َما ِء َما ًء
ُ ون َك َما يَ ْنب
ق يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة
ُ َو ِم ْنهُ يُ َر َّكبُ ْال َخ ْل، ب َّ ُاحدًا َو ْه َو َعجْ ب
ِ َالذن ِ ظ ًما َوْ يَ ْبلَى إِالَّ َع
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 28 Kebangkitan
Halaqah yang ke-28 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Kebangkitan ”
Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia.
Rasulullah ﷺbersabda,
ُ يُ ْب َع
َ ث ُكلُّ َع ْب ٍد َعلَى َما َم
ات َعلَ ْي ِه
Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai keadaan dia ketika meninggal dunia (HR.
Muslim)
Rasulullah ﷺmengabarkan bahwasanya orang yang meninggal dalam
keadaan ihram, haji atau umroh, maka akan dibangkitkan dalam keadaan membaca
talbiyah (HR. Bukhari dan juga Muslim).
Orang yang memakan riba akan bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang
kesurupan yaitu dalam keadaan sempoyongan. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
ۚ ون إِاَّل َكما يَقُو ُم ٱلَّ ِذى يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ۡيطَ ٰـ ُن ِم َن ۡٱلم
ِّس َ َ َ ون ٱلرِّ بَ ٰو ْا اَل يَقُو ُم ُ ين يَ ۡأ
َ ُڪل َ ٱلَّ ِذ
“Orang-orang yang memakan riba, tidak bangkit dari kuburnya, kecuali seperti
bangkitnya orang-orang yang kerasukan setan.” (Al-Baqarah : 275)
Inilah hari kebangkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh
kebanyakan manusia. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
ۚ
ْ ُين َكفَر ُٓو ْا أَن لَّن ي ُۡب َعث
وا قُ ۡل بَلَ ٰى َو َربِّى لَتُ ۡب َعثُ َّن َ َز َع َم ٱلَّ ِذ
“Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah,
“Bahkan demi Rabb-ku, kalian akan dibangkitkan”. (At-Taghabun : 7)
Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu, manusia akan menyesal. Orang
kafir akan menyesal karena tidak beriman. Dan orang beriman menyesal karena tidak
maksimal di dalam beramal di Dunia. Semoga Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ memberikan kita dan
orang-orang yang kita cintai, kemudahan dalam menghadapi hari yang sangat besar ini.
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 29 Kejadian Yang Dahsyat Di
Hari Kiamat
Halaqah yang ke-29 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kejadian
Yang Dahsyat Di Hari Kiamat ”
Pada hari kiamat setelah bangkitnya manusia dari kubur akan terjadi kejadian-kejadian
dahsyat di alam semesta yang kita lihat. Baik alam atas maupun alam bawah. Tidak ada
yg mengetahui hakikat kedahsyatannya kecuali Allah ‘Azza wa Jalla.
Gunung yang sedemikian besar dan kokoh menancap di bumi akan dijalankan oleh Allah
sehingga menjadi fatamorgana dan dihancurkan menjadi berkeping-keping seperti
tumpukan pasir yang berterbangan. Atau seperti bulu yang dihamburkan. Lihat :
Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api.
Lihat :
Surat Al-Infithaar : 3
Surat At-Takwiir : 6
Langit yang tujuh yang sangat tinggi dan sangat besar, yang Allah tinggikan tanpa tiang,
pada hari itu akan menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah, dan akan berubah
warnanya menjadi warna merah seperti mawar. Lihat :
Surat Al-Haaqqah : 16
Surat Al-Infithar : 1
Surat Al-Insyiqaq : 1
Surat Ar-Rahman : 37
Surat At-Thur : 9
Surat At-Takwiir : 11
Surat Al-Furqan : 25.
Bulan akan hilang cahayanya dan akan dikumpulkan dengan matahari (Surat Al-Qiyamah
: 8-9).
Rasulullah ﷺbersabda,
Bintang yang sedemikian banyaknya, akan berjatuhan dan lenyap cahayanya. Lihat :
Surat Al-Infithaar : 2
Surat At-Takwiir : 2
Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya ini terjadi diantara dua tiupan.
Allahu a’lam, Allah yang lebih mengetahui mana yang benar. Dan yang penting bagi kita
semua, bahwasanya kita diperintahkan takut dan supaya kita mempersiapkan diri untuk
menghadapi hari tersebut.
itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-30 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat ”
Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga
kehancuran alam semesta, mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah. Seperti
Laron atau anai-anai yang berhamburan. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat mereka cintai di dunia. Lari dari
saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan juga anak-anaknya, masing-masing
memikirkan keselamatan dirinya sendiri.
ُ ڪبَ ُر َوتَتَلَقَّ ٰٮهُ ُم ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـڪَةُ هَ ٰـ َذا يَ ۡو ُم ُك ُم ٱلَّ ِذى
َ ڪنتُمۡ تُو َع ُد
ون ُ اَل يَ ۡح ُزنُهُ ُم ۡٱلفَ َز
ۡ َ ع ٱأۡل
“Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut
malaikat yang berkata, “Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian.” (Al-Anbiya : 103)
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 31 Al-Hasyr (Pengumpulan)
Bagian 1
Halaqah yang ke-31 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian 1”
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia
setelah dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla. Setelah gunung
dijalankan dan Bumi dirubah oleh Allah ﷻmenjadi dataran yang luas terbentang,
tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah. Tidak ada sesuatu yang merupakan
penunjuk arah atau penunjuk jalan, seperti bangunan, pohon dan lain-lain. Maka
manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru menuju padang Mahsyar dan
dikumpulkan di sana.
Allahu A’lam apakah Bumi tersebut atau padang mahsyar tersebut adalah bumi kita
sekarang yang diubah sifatnya saja, atau diganti dengan bumi yang lain. Allah َسبْحَ انَ ُه و
ُ
َ َ
تعَالىberfirman
ۡ
ِ وا هَّلِل ِ ٱل َوٲ ِح ِد ٱلقَه
َّار ُۖ ض َوٱل َّس َم ٰـ َو
ۡ ْ ٲت َوبَ َر ُز أۡل أۡل
ِ يَ ۡو َم تُبَ َّد ُل ٱ َ ۡرضُ َغ ۡي َر ٱ َ ۡر
“Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain. Dan demikian pula langit
dan mereka semuanya di padang mahsyar berkumpul menghadap kepada Allah, Zat
Yang Maha Esa lagi Maha Menguasai segala sesuatu.” (Ibrahim : 48)
Rasulullah ﷺbersabda,
ار َز ۬ةً َو َح َش ۡرنَ ٰـهُمۡ فَلَمۡ نُ َغا ِد ۡر ِم ۡنہُمۡ أَ َح ۬ ًدا َويَ ۡو َم نُ َسيِّ ُر ۡٱل ِجبَ َـ
َ ال َوتَ َرى ٱأۡل َ ۡر
ِ َض ب
“Dan pada hari di mana Kami akan jalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat
Bumi dalam keadaan nampak jelas dan Kami akan kumpulkan mereka semuanya, maka
tidak ada di antara mereka yang Kami tinggalkan.” (Al-Kahfi : 47)
Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan tidak berkhitan, manusia akan
dikumpulkan. Keadaan yang mencekam, menjadikan masing-masing sibuk memikirkan
diri-sendiri dan tidak memikirkan aurat orang lain. Dan orang yang pertama kali
diberikan pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. (HR Bukhari dan Muslim).
Bahkan di padang mahsyar ini, akan dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan
seluruh hewan hewan. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman dalam Surat Al-An’am : 38 ketika
menyebutkan hewan hewan yang melata di bumi dan juga menyebutkan burung-
burung, maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ mengabarkan bahwasanya mereka akan dikumpulkan
kepada Allah. Allah berfirman
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah yang ke-32 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian yang ke 2”
Di padang Mahsyar akan didekatkan Matahari sejarak satu mil, sehingga manusia
mendapatkan kesusahan yang sangat. Mereka berkeringat sesuai dengan kadar
amalannya, yaitu kadar dosanya. Ada yang keringatnya sampai kedua mata kaki, dan ada
sampai ke dua lututnya, pinggangnya. Bahkan ada yang sampai mulutnya (Hadits Shahih
Riwayat Muslim).
ف َسنَ ۬ ٍة
َ ين أَ ۡل َ تَ ۡع ُر ُج ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٕٮِـڪَةُ َوٱلرُّ و ُح إِلَ ۡي ِه فِى يَ ۡو ۬ ٍم َك
َ ان ِم ۡق َدا ُرهُ ۥ َخمۡ ِس
Para Malaikat dan Jibril akan naik kepada Allah سبْحَ انَ ُه وَ َتعَا َلى
ُ pada waktu di mana satu hari
di sana seperti 50.000 tahun di dunia.” (Al-Ma’arij : 4)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan bahwasanya orang yang
tidak membayar zakat hartanya, dia akan tersiksa dengan hartanya tersebut sampai hari
keputusan. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti 50.000
tahun di dunia. Rasulullah ﷺbersabda,
َ ف يَ ْو ٍم ِم ْن َخ ْم ِسي َْن أَ ْل
َ ِف َسنَ ٍة فَيُهَ ِّو ُن َذل
ك ِ ْار نِصَ يَ ْو َم يَقُ ْو ُم النَّاسُ لِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن ِم ْق َد
َ لى أَ ْن تَ ْغر
ُب ِ س لِ ْل ُغر ُْو
َ ِب إ ِ َعلَى ْال ُم ْؤ ِم ِن َكتَ َدلِّي ال َّش ْم
Manusia akan berdiri untuk Allah Rabbul ‘Alamin pada saat itu selama setengah hari dari
50.000 tahun di dunia. Dan akan diringankan bagi orang yang beriman. setengah hari
tersebut seperti waktu antara menjelang tenggelamnya matahari sampai tenggelamnya
matahari (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Hibban).
Di dalam hadits yang lain Beliau ﷺmengatakan,
َ صةً أَ ْب
صا ُرهُ ْم ِ ت يَ ْو ٍم َم ْعلُ ْو ٍم قِيَا ًما أَرْ بَ ِعي َْن َسنَةً َش
َ اخ ِ يَجْ َم ُع هللاُ األَ َّولِي َْن َواآل ِخ ِري َْن لِ ِم ْيقَا
ضا ِـء رواه ابن أبي الدنيا والطبراني َ َ[إِلَى ال َس َما ِء] يَ ْنتَ ِظر ُْو َن فَصْ َل ْالق
Allah akan mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan yang akhir pada waktu yang
diketahui. dalam keadaan berdiri selama 40 tahun, dalam keadaan tajam pandangan
mereka memandang ke langit menunggu waktu keputusan dari Allah ‘Azza Wa Jalla
(Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabiir).
Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut, tergantung amalan seseorang
di dunia. Wallahu A’lamu Bisshawwab dan saat itulah manusia menyadari bahwa
kehidupan di dunia hanyalah sesaat saja. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Halaqah yang ke-33 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Orang-
orang yang Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat”
Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Allah سبْحَ ا َن ُه وَ َتعَالَى
ُ memuliakan sebagian
manusia dengan memberikannya teduhan yaitu berada di bawah bayangan ‘Arsy Allah
سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Rasulullah ﷺbersabda :
َُس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم هَّللا ُ فِي ِظلِّ ِه يَ ْو َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّه
Tujuh golongan yang Allah ﷻakan memberikan teduhan kepada mereka didalam
teduhan-Nya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ .
1. Pemimpin yang adil yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya sesuai dengan syariat Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ .
2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah ﷻ. Yaitu tidak
menggunakan masa mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu seperti
kebanyakan pemuda.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah ﷻ, bersatu karena Allah سبْحَ انَ ُه وَ َتعَا َلى
ُ
dan berpisah karena Allah ﷻ. Maksudnya bukan mencintai karena dunia atau
karena kerabat semata tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Allah ﷻ.
5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan
kecantikan kemudian laki-laki tersebut berkata “aku takut kepada Allah ”ﷻ,
maksudnya dia meninggalkan perzinahan tersebut karena takut kepada Allah َسبْحَ انَ ُه و
ُ
تَعَالَى.
Tujuh golongan diatas bukanlah pembatasan, di dalam hadits yang lain, Rasululllah
ﷺbersabda :
Allah akan memberikan dia teduhan di bawah bayangan ‘Arsy-Nya” (HR Tirmidzi dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu).
Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkan waktu dan potensi
yang kita miliki untuk bisa mengamalkan amalan-amalan diatas dan perbanyaklah
menghilangkan kesusahan orang lain. Semoga Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ memudahkan kita dan
menghilangkan kesusahan-kesusahan kita di hari kiamat.
itulah yang bisa kita sampaikan.
Halaqah yang ke-34 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Orang-orang Yang Beriman dan Bertakwa di Hari Kiamat”
Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertakwa mereka di hari tersebut akan
mendapatkan rasa aman, tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari
kiamat. Dan mereka tidak bersedih yaitu dengan dunia yang telah mereka tinggalkan.
Rasa aman ini Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaan
mereka.
Barang siapa yang sempurna iman dan juga takwanya, maka dia akan mendapatkan rasa
aman yang sempurna. Dan barang siapa yang kurang iman dan juga takwanya maka
akan berkurang pula rasa aman yang akan dia dapatkan. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
َ ُوا يَتَّق
ون ْ ُڪان
َ وا َو ْ ُين َءا َمن َ ) ٱلَّ ِذ٦٢( ون َ ُف َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ يَ ۡح َزن ٌ أَٓاَل إِ َّن أَ ۡولِيَٓا َء ٱهَّلل ِ اَل َخ ۡو
ك هُ َوَ ِت ٱهَّلل ِۚ َذٲل
ِ يل لِڪَلِ َم ٰـ َ )لَهُ ُم ۡٱلب ُۡش َر ٰى فِى ۡٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ۡنيَا َوفِى ٱأۡل َ ِخ َر ِۚة اَل تَ ۡب ِد٦٣(
٦٤( ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم
“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka
tidak akan bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi merekalah
kabar gembira di dunia dan juga di akhirat.” (Yunus : 62-64)
ون َ وا َولَمۡ يَ ۡلبِس ُٓو ْا إِي َم ٰـنَهُم بِظُ ۡل ٍم أُ ْولَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ
َ ك لَهُ ُم ٱأۡل َمۡ ُن َوهُم ُّم ۡهتَ ُد ْ ُين َءا َمن
َ ٱلَّ ِذ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan
kedzaliman, yaitu dengan kesyirikan, merekalah orang-orang yang akan mendapatkan
keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Al-An’am : 82)
Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Allah dan takut adzab di
hari kiamat, maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat.
َ
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى
ُ berfirman menceritakan tentang ucapan orang-orang yang beriman
َ ِ) فَ َوقَ ٰٮهُ ُم ٱهَّلل ُ َش َّر َذٲل١٠( اف ِمن َّربِّنَا يَ ۡو ًما َعبُو ۬ ًسا قَمۡ طَ ِري ۬ ًرا
ۡك ۡٱليَ ۡو ِم َولَقَّ ٰٮهُم ُ إِنَّا نَ َخ
١١( ض َر ۬ةً َو ُسرُو ۬ ًراۡ َن
“Sesungguhnya kami takut dari Robb kami, pada hari di mana orang bermuka masam
penuh dengan kesulitan, maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ menjaga mereka dari kesusahan pada
hari tersebut dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan hati.”
(Al-Insan : 10-11)
Umat Nabi Muhammad ﷺakan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
umat Nabi yang lain.
Wajah, tangan dan kaki mereka akan berwarna putih bekas wudhu mereka di dunia (HR.
Bukhari dan Muslim).
Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang
lehernya di hari kiamat (HR. Muslim).
Ada yang mengatakan bahwa hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan
keringat dari pada yang lain.
Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan baik bagi dirinya,
keluarganya maupun orang-orang yang di bawah kekuasaannya, maka dia akan berada
di atas mimbar dari cahaya (HR. Muslim).
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 35 Keadaan Orang Beriman Yang
Berdosa Di Hari Kiamat
Halaqah yang ke-35 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Orang Beriman Yang Berdosa Di Hari Kiamat”
Iman dan amal shaleh adalah sebab seseorang mendapatkan keamanan di hari kiamat.
Sebaliknya dosa-dosa dan maksiat bagi seorang mukmin akan menjadi sebab kesusahan
di hari kiamat. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Orang-orang yang meminta kepada orang lain bukan dengan alasan yang dibenarkan
secara syariat, tapi hanya karena ingin memperbanyak hartanya maka akan datang pada
hari tersebut dalam keadaan wajah tidak berdaging.
َ َحتَّى يَأْتِ َي يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة لَي،اس
ْس فِ ْي َوجْ ِه ِه ُم ْز َعةُ لَحْ ٍم َ َّال ال َّر ُج ُل يَسْأ َ ُل الن
َ َما َز
Senantiasa seseorang meminta kepada manusia, sampai datang kepada hari kiamat
dalam keadaan tidak ada di wajahnya sepotong dagingpun (Hadits Shahih Riwayat
Bukhari dan Muslim).
Orang yang pernah melakukan ghulul yaitu mengambil sebagian harta rampasan perang
secara sembunyi-sembunyi, maka dia akan membawa harta tersebut pada hari kiamat.
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Sehingga manusia saat itu di Padang Mahsyar mengetahui bahwasanya dia adalah
seorang pengkhianat. Dan masuk dalam makna pengkhianatan adalah pengkhianatan
rakyat terhadap penguasa yang sah dan pengkhianatan penguasa terhadap rakyatnya,
dan juga pengkhianatan di dalam perjanjian dan lain-lain. Semakin besar pengkhianatan
seseorang, maka akan semakin tinggi benderanya.
Akan dikumpulkan orang-orang yang sombong di hari kiamat sebesar semut-semut kecil
berbentuk manusia, mereka diselimuti kehinaan dari semua arah (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi).
Orang yang meludah ke arah kiblat, maka ludahnya akan berada di antara dua matanya
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).
itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Halaqah – 36 Asy-Syafa’atul Udzma
(Syafaat Yang Paling Besar)
Halaqah yang ke-36 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Asy-
Syafa’atul Udzma (Syafaat Yang Paling Besar)”
Asy-Syafa’atul Udzma adalah syafaat yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ
untuk para penduduk Padang Mahsyar. Yang isinya adalah permintaan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, supaya Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ menyegerakan hari keputusan.
Dinamakan Asy-Syafa’atul Udzma atau syafaat yang paling besar karena syafaat ini
diperuntukkan bagi seluruh manusia, yang mukmin maupun yang kafir.
Ketika sudah memuncak kesusahan di Padang Mahsyar, terik matahari, keringat yang
menggenang, waktu yang sangat lama dalam keadaan takut yang sangat menunggu hari
keputusan, maka manusia ingin disegerakan hari keputusan tersebut. Mereka
mendatangi orang-orang yang memiliki kedudukan mulia. Supaya memohon kepada
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ agar menyegerakan hari keputusan. Dan membebaskan mereka dari
kesusahan yang berkepanjangan di Padang Mahsyar.
Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah meminta kepada Allah
sesuatu yang tidak dibenarkan. Kemudian Nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi
Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, Kekasih Allah. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak,
karena merasa pernah berdusta. Kemudian Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam menyuruh
manusia mendatangi Nabi Musa ‘Alaihissalam, seorang Nabi yang pernah diajak bicara
oleh Allah ﷻ.
Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena pernah membunuh manusia
tanpa diperintah oleh Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ . Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi Nabi
Isa ‘Alaihissalam. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak, akhirnya Nabi ‘Isa
‘Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Muhammad ﷺ.
Kemudian mereka mengatakan,
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 37 Datangnya Allah ﷻ
Untuk Memberi Keputusan
Halaqah yang ke-37 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ” Datangnya
Allah ﷻUntuk Memberi Keputusan ”
Langit akan pecah dengan awan putih, wallahu a’lam dengan hakikatnya. Akan
diturunkan para Malaikat dan mereka akan datang dengan bershaf-shaf. Allah َسبْحَ انَ ُه و
ُ
َ
تَعَالىberfirman
۬ ًّ ۬
صفًّا
َ صفا ُ ََو َجٓا َء َرب َُّك َو ۡٱل َمل
َ ك
“Dan datanglah Rabb-Mu dan para Malaikat bershaf-shaf.” (Al-Fajr : 22)
“Dan Bumi akan menjadi terang dengan cahaya Rabb-Nya dan diletakkan kitab-kitab
dan didatangkan para Nabi dan juga para syuhada’, yaitu para Malaikat dan akan
diputuskan di antara mereka dengan haq dan mereka tidak akan didzolimi.” (Az-Zumar :
69)
Allah ﷻakan melipat langit,
Suara Allah ﷻdidengar penduduk Mahsyar yang jauh maupun yang dekat
sebagaimana di dalam Shahih Bukhari. Dialah Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
ك يَ ۡو ِم ٱلدِّي ِن
ِ َِم ٰـل
Yaitu Raja yang menguasai hari pembalasan.
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 38 Keadaan Manusia Ketika
Datangnya Allah ﷻ
Halaqah yang ke-38 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Manusia Ketika Datangnya Allah ”ﷻ
Kedatangan Allah تَعَالَىdi hari tersebut adalah kejadian yang sangat besar bagi semua
makhluk. Allah تَعَالَىyg telah menciptakan mereka supaya beribadah kepada-Nya semata,
mengutus para Rasul supaya ditaati, menurunkan kitab supaya diamalkan, memberikan
kenikmatan supaya digunakan dengan baik, akan datang untuk menanyakan itu semua
dan menghitung amalan-amalan mereka.
Semua manusia merasa takut atas apa yang mereka lakukan di dunia, orang yang kafir
akan takut atas kekafirannya kepada Allah تَعَالَىdan orang yang beriman akan takut atas
kemaksiatannya kepada Allah ﷻdan amalannya yang penuh dengan kekurangan.
Dan akan didatangkan jahannam yg akan semakin menambah rasa takut manusia.
Rasulullah ﷺbersabda,
يؤتي بجهنم يومئذ لها سبعون ألف زمام مع كل زمام سبعون ألف ملك يجرونها
Akan didatangkan Jahannam pada hari tersebut. Jahannam tersebut memiliki 70.000 tali
pengikat. Pada setiap tali pengikat ada 70.000 malaikat yg akan menyeretnya (HR.
Muslim).
Dan akan dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir.
Allah Ta’ala berfirman
۬ ۚ۬
ونُ
َ َ لم ۡ
ع َ ت ۡمُ ت ن ُ
ك ام ن
َ َ وۡ َ
ز ۡ
ج ُ ت م وۡ ي ۡ
ٱل اہ ب ـَ ت ك ىَ
َ َ َ ِ ٰ ِ ٰ ِ ٰ َ ٍ َّ لإ ٓ
ى ع دۡ ُ ت ة مُ أ ُّل ُ
ك ً
ة ََوتَ َر ٰى ُك َّل أُ َّم ۬ ٍة َجاثِي
“Dan kamu akan melihat setiap umat akan duduk di atas lututnya dengan gelisah. Setiap
umat akan dipanggil kepada kitab amalannya dan dikatakan kepada mereka hari ini akan
dibalas amalan kalian.” (Al-Jatsiyah : 28)
Rasulullah ﷺbersabda :
Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala apabila datang hari kiamat, akan turun kepada
hamba-hamba untuk memutuskan di antara mereka dan masing-masing umat akan
duduk diatas lututnya dengan gelisah (HR. Tirmidzi).
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 39 Keadilan Allah ﷻKetika
Hisab Bagian 1
Halaqah yang ke-39 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang
“Keadilan Allah ﷻKetika Hisab Bagian yang pertama ”
Yang dimaksud dengan hisab adalah perhitungan Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى ُ terhadap amalan
para hamba di dunia. Hisab Allah ﷻadalah hisab yang sangat sempurna
keadilannya. Tidak ada kedzaliman sedikitpun. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Pertama,
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ telah memfitrahkan di dalam hati semua manusia bahwa Allah َسبْحَ انَ ُه و
ُ
تَعَالَىadalah Rabb mereka dan mereka mengakui bahkan sebelum mereka dilahirkan.
Lihat Surat Al-A’raf : 172.
Kedua,
itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 40 Keadilan Allah ﷻKetika
Hisab Bagian 2
Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ” Keadilan
Allah ﷻKetika Hisab Bagian yang ke 2″
Yang keempat,
bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati
maupun yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ . Tidak ada manusia
yang di dzolimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak dia
lakukan. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Yang kelima,
Yang keenam,
Di antara keadilan Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَىُ , masing-masing kita akan dipersilahkan melihat
sendiri isi kitabnya. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
ك ۡٱليَ ۡو َم َ َ) ۡٱق َر ۡأ ِكتَ ٰـب١٣( ڪتَ ٰـ ۬بًا يَ ۡلقَ ٰٮهُ َمن ُشورًا
َ ك َكفَ ٰى بِنَ ۡف ِس ِ َونُ ۡخ ِر ُج لَهُ ۥ يَ ۡو َم ۡٱلقِيَ ٰـ َم ِة
) َّم١٤( ك َح ِسي ۬بًا َ َعلَ ۡي
“Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab dalam keadaan
terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri.”
(Al-Isra’ : 13-14)
Yang ketujuh,
ق َو َش ِہي ۬ ٌد
ٌ ۬ س َّم َعهَا َسٓا ِٕٕٮِـ
ٍ ۬ َو َجٓا َء ۡت ُكلُّ نَ ۡف
“Dan akan datang setiap jiwa bersamanya para Malaikat yang menuntun dan Malaikat
yang menjadi saksi.” (Surat Qaaf : 21)
Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
berfirman
َ وا يَ ۡك ِسب
ْ ُيہمۡ َوتَ ۡشہَ ُد أَ ۡر ُجلُهُم بِ َما َكان ۡ ۡ
ُون ِ ٱليَ ۡو َم نَ ۡختِ ُم َعلَ ٰ ٓى أَف َوٲ ِه ِهمۡ َوتُ َكلِّ ُمنَٓا أَ ۡي ِد
“Pada hari ini akan Kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan
berbicara dengan Kami. Dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang telah
mereka lakukan” (Yaasin : 65)
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi’ah (dosa) Bagian
yang pertama”
Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab
maka hendaklah dia memohon rahmat dari Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ kemudian mengambil
sebab supaya memiliki Al-Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan dosa sebisa
mungkin.
Di antara caranya :
Yang pertama adalah menjaga tauhid yang merupakan hasanah atau kebaikan yang
paling besar. Dan merupakan pondasi bagi hasanah yang lain. Dan merupakan sebab
diampuninya dosa seseorang.
Yang kedua, mencari amalan yang paling afdhal. Yang apabila dilakukan maka dia akan
mendapatkan hasanah yang banyak. Yang demikian karena kita sangat butuh dengan
hasanah yang banyak, sementara waktu untuk mendapatkannya adalah sangat terbatas.
Amalan yang paling afdhal setelah rukun islam dan kewajiban-kewajiban agama yang
lain, adalah tiga amalan yaitu menuntut Ilmu Agama, Jihad Fii Sabilillah dan Dzikrullah
yang dilakukan dengan khusyu’ di sebagian besar waktunya.
Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya dari pada amalan sunnah.
Amalan yang wajib ‘ain yaitu yang wajib atas semuanya lebih afdhal dari pada amalan
yang wajib kifayah yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain.
Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah ﷻlebih afdhal dari pada kewajiban
yang berkaitan dengan hak makhluk.
Amalan yang lebih afdhal adalah amalan yang dilakukan dengan lebih ikhlas dan lebih
mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ
Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara
terus-menerus, lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus.
Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Amalan Yang paling dicintai Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ adalah yang paling dilakukan terus-
menerus meskipun sedikit (HR. Bukhari dan Muslim).
Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang
lain.
Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal dari pada amalan yang
manfaatnya hanya untuk diri-sendiri. Contohnya seperti shadaqah dan dakwah fii
sabilillah.
Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala orang
yang mengikutinya. Tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun (Hadits Shahih
Riwayat Muslim).
Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal. Seperti amalan yang
dikerjakan di Bulan Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang
pertama di Bulan Dzulhijjah.
Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu. Seperti sholat di
Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa.
itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 42 Memperbanyak Al-Hasanah
dan Menghilangkan As-Sayyi’ah 2
Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi’ah (dosa) Bagian
yang ke 2”
Yang ketiga
memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin.
Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan
yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan
berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
َ
dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى
ُ Rasulullah
ﷺbersabda yang artinya,
Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang
(Hadits Shahih Riwayat Bukhari).
Dalam hadits yang lain Beliau ﷺmengatakan yang artinya,
Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada
hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada
yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan
tersebut, amalan yang baik (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Yang keempat
adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Karena
amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Dan
syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah
ﷺ
Yang kelima
adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah.
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ menyebutkan bahwasanya
Yang keenam
memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau
kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
Rasulullah ﷺbersabda,
Yang ketujuh
الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-43 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi’ah (dosa) Bagian
yang ke 3”
Yang kedelapan
َما يَ َزا ُل ْالبَالَ ُء بِ ْال ُم ْؤ ِم ِن َو ْال ُم ْؤ ِمنَ ِة فِي َج َس ِد ِه َو َمالِ ِه َو َولَ ِد ِه َحتَّى يَ ْلقَى هللاَ َو َما َعلَ ْي ِه
ٌَخ ِط ْيئَة
Senantiasa ujian menimpa seorang mu’min dan mu’minah, di dalam dirinya, anaknya dan
juga hartanya sampai dia bertemu Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ dan dia tidak memiliki dosa (Hadits
Shahih Riwayat Tirmidzi).
Di dalam hadits yang lain, beliau ﷺmengatakan yang artinya,
Ketika orang-orang yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari
kiamat, maka ahlul ‘afiah (orang-orang yang tidak banyak terkena musibah) akan
berkeinginan seandainya kulit-kulit mereka digunting di dunia (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi).
Yang demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang-orang yang bersabar,
sebagaimana firman Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
Yang kesembilan
adalah beramal shaleh secara umum berdasarkan dalil-dalil yang shahih, seperti
membaca Al-Quran, berpuasa dan lain-lain. Rasulullah ﷺbersabda yang
artinya,
Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah yaitu Al-Quran, maka setiap huruf
dia akan mendapatkan satu hasanah. Dan satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi
sepuluh hasanah (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya setiap amalan anak Adam, satu hasanah
akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah sampai tujuh ratus. Kecuali puasa,
karena sesungguhnya puasa adalah untuk Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ dan Dia-lah yang akan
membalasnya (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah yang ke-44 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pertanyaan
Ketika Hisab Bagian yang Pertama”
Maka yang dimaksud dalam hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama
bahwasanya Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَىُ tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridha.
َ
Tapi Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالى
ُ akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah.
Di antara hal yang ditanyakan di hari kiamat,
Yang Pertama
Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya
tentang umurnya untuk apa dia gunakan, dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah
dia amalkan, dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam
perkara apa dia gunakan. Dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia
gunakan (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. Mensyukuri dengan
hati, lisan maupun perbuatan. Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu
adalah dari Allah ﷻ, lisannya bersyukur dan memuji Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ dan dia
mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah سبْحَ انَ ُه ُ
وَ تَعَالَى
itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 45 Pertanyaan Ketika Hisab
Bagian 2
Halaqah yang ke-45 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pertanyaan
Ketika Hisab Bagian yang ke-2”
ًان َع ۡنهُ َم ۡسٔـُـُٔو ۬ال َ ص َر َو ۡٱلفُ َؤا َد ُكلُّ أُ ْولَ ٰـٓ ِٕٕٮِـ
َ ك َك َ َك بِ ِهۦ ِع ۡل ٌۚم إِ َّن ٱلسَّمۡ َع َو ۡٱلب
َ َس ل ُ َواَل تَ ۡق
َ ف َما لَ ۡي
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap
manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” (Surat Al-
Isra’ : 36)
Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan
hatinya dari apa yang Allah ﷻharamkan. Di antara yang akan ditanyakan adalah
perjanjian. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat
tersebut. Seorang imam atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan
ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam
keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang
penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia
jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan
ditanya tentang amanat tersebut (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah ﷻuntuk menegakkan hukum-
hukum Allah ﷻatas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat
untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan
hak-hak mereka. Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga,
mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. Seorang pembantu mendapat amanat
untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang
pembantu.
itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 46 Keadaan Manusia Ketika
Hisab
Halaqah yang ke-46 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan
Manusia Ketika Hisab”
Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisabnya, ada yang mudah, dan ada di
antara mereka yang sama sekali tidak dihisab. Orang-orang kafir menurut pendapat
yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka
akan dihisab dan ditanya oleh Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ sebagai celaan kepada mereka dan
untuk menunjukkan keadilan Allah serta menegakkan hujjah atas mereka.
َ ش ْال ِح َس
اب هَلَ ْك َ َِو َم ْن نُوق
Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisabnya, maka dia akan binasa (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).
Adapun orang-orang yang beriman maka mereka akan dihisab dengan hisab yang
mudah. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
٨( ف ي َُحا َسبُ ِح َسا ۬بًا يَ ِسي ۬ ًرا
َ ) فَ َس ۡو٧( فَأ َ َّما َم ۡن أُوتِ َى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ بِيَ ِمينِِۦه
Adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisab dengan
hisab yang mudah.” (Al-Insyiqaq : 7-8)
Dan yang dimaksud dengan hisab yang mudah disebutkan oleh Rasulullah
ﷺdalam sebuah hadits yang artinya,
Sesungguhnya Allah akan mendekatkan seorang mukmin kemudian menutupinya,
kemudian Allah berkata kepadanya, “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu
mengetahui dosa ini?” Maka orang mukmin tersebut berkata, “Iya wahai Rabbku”.
Sehingga ketika Allah sudah membuatnya mengetahui dosa-dosanya dan hamba
tersebut melihat bahwa dirinya akan binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka
Allah berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya
untukmu hari ini. Maka dia pun diberi kitab kebaikan-kebaikannya (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).
Rasulullah ﷺmengabarkan
bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisab sama sekali. Beliau
ﷺmenyebutkan bahwasannya mereka adalah orang-orang yang tidak
pernah minta diobati dengan besi panas, tidak minta diruqyah oleh orang lain, tidak ber
tathoyyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya dan
mereka hanya bertawakal kepada Allah. Di antara mereka adalah seorang sahabat
Ukasyah Ibnu Muhson (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 47 Orang, Amalan dan Hal Yang
Pertama Kali Dihisab
Halaqah yang ke-47 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Orang Yang
Pertama di Hisab, Amalan Yang Pertama di Hisab dan Hal Yang Pertama Dihisab”
Orang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ada tiga orang. Yang pertama, orang
yang berjihad karena riya’. Dia akan didatangkan dan akan diperlihatkan kenikmatan
yang telah Allah berikan kepadanya maka diapun mengenalnya. Kemudian ditanya oleh
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
Kemudian didatangkan orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan juga
membaca Alquran, akan tetapi melakukan itu semua karena riya. Kemudian diperlihatkan
kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya maka diapun mengenalnya. Kemudian
ditanya oleh Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ
Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?
dia berkata, “Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Alquran
karenamu.”
Allah berkata,” Kamu dusta, kamu mempelajari ilmu, mengajarkannya supaya dikatakan
alim. Dan membaca Alquran supaya dikatakan Qari’.” Dan manusia sudah mengatakan
demikian.
Kemudian didatangkan orang yang Allah luaskan hartanya dan telah diberikan berbagai
macam harta benda, maka Allah memperlihatkan kenikmatan yang telah Allah berikan
kepadanya, maka diapun mengenalnya.
Kemudian Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini? ”
dia pun menjawab, :Tidaklah aku tinggalkan satu jalan yang engkau cinta. Aku berinfaq
di dalamnya, kecuali aku infaq ke dalamnya.
Allah berkata, “Kamu dusta, akan tetapi engkau melakukannya supaya dikatakan
dermawan. Dan sungguh manusia telah mengatakan demikian” (Hadits Shahih Riwayat
Muslim).
Amal ibadah yang pertama kali akan dihisab adalah shalat lima waktu. Apakah seorang
hamba menyempurnakan shalatnya atau tidak. Jika sempurna, maka akan ditulis
sempurna. Dan apabila kurang, maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ akan memerintahkan malaikat
untuk melihat shalat-shalat sunnahnya. Apabila dia memiliki sholat-sholat sunnah, maka
akan digunakan untuk menambal kekurangan yang dilakukan ketika sholat fardhu
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Adapun hal pertama yang berkaitan dengan hak antar manusia yang akan dihisab adalah
tentang darah. Rasulullah ﷺbersabda,
itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 48 Pemberian Kitab
Halaqah yang ke-48 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pemberian
Kitab”
Setelah Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ menghisab seorang hamba, maka hamba tersebut akan diberi
kitab. Orang yang beriman dengan hisab dan hari perhitungan dan dia beramal maka dia
akan menerima kitab yang berisi hasanah dengan tangan kanannya. Dan kelak akan
kembali kepada keluarganya di dalam surga dalam keadaan yang sangat bahagia. Allah
سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
) َويَنقَلِبُ إِلَ ٰ ٓى أَ ۡهلِ ِهۦ٨( ف ي َُحا َسبُ ِح َسا ۬بًا يَ ِسي ۬ ًرا
َ ) فَ َس ۡو٧( فَأ َ َّما َم ۡن أُوتِ َى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ بِيَ ِمينِِۦه
٩( َم ۡسرُو ۬ ًرا
Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya, maka dia akan dihisab
dengan hisab yang mudah dan akan kembali kepada keluarganya dalam keadaan
bahagia. (Al-Insyiqaq : 7-9)
Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
“Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya dia akan berkata
kepada orang lain, “Silahkan bacalah kitabku ini. Sesungguhnya aku dahulu di dunia
yakin bahwa aku akan menemui hisab”. Maka dia akan berada di dalam kehidupan yang
diridhai di surga yang tinggi yang buah-buahannya rendah (maksudnya mudah dipetik),
dikatakan kepada mereka, “Makanlah kalian dan minumlah dengan nikmat karena amal-
amal yang kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. (Al-Haqqah : 19-25)
Adapun orang kafir dan munafiq, maka dia akan menerima kitab dengan tangan kiri dari
arah belakang. Pertanda bahwasanya mereka akan masuk ke dalam neraka. dia pun
berteriak dengan kecelakaan. Tidak bermanfaat bagi mereka, harta mereka yang
melimpah dan jabatan mereka yang tinggi di dunia. Mereka menyesal dan berangan-
angan seandainya tidak diberi kitab. Dan berangan-angan seandainya tidak dibangkitkan
oleh Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
)٢٨( ) َمٓا أَ ۡغنَ ٰى َعنِّى َمالِيَ ۡۜه٢٧( َضيَة ِ ت ۡٱلقَا ِ َ) يَ ٰـلَ ۡيتَہَا َكان٢٦( َولَمۡ أَ ۡد ِر َما ِح َسابِيَ ۡه
) ثُ َّم فِى ِس ۡل ِسلَ ۬ ٍة٣١( ُصلُّوه
َ ) ثُ َّم ۡٱل َج ِحي َم٣٠( ُ) ُخ ُذوهُ فَ ُغلُّوه٢٩( ك َعنِّى س ُۡلطَ ٰـنِيَ ۡه َ َهَل
ِ) إ٣٢( ُٱسلُ ُكوه ۡ َُون ِذ َرا ۬ ًعا ف
َ َذ ۡر ُعهَا َس ۡبع
Adapun orang-orang yang diberi kitab dari sebelah kiri, maka dia akan berkata,
“Seandainya aku tidak diberi kitabku ini dan seandainya aku tidak mengetahui hisabku.
Seandainya kematian yang menyudahi segalanya. Hartaku tidak memberikan manfaat
kepadaku. Telah hilang kekuasaanku”. Maka Allah berkata, “Peganglah dia, lalu
belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala, kemudian ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya 70 hasta”. (Al-
Haqqah : 25 -32)
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 49 Penegakan Qishos atau
Hukuman Bagi Orang-orang Yang Zhalim
Halaqah yang ke-49 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Penegakan
Qishas atau Hukuman Bagi Orang-orang Yang Dzolim”
ق إِلَى أَ ْهلِهَا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َحتَّى يُقَا َد لِل َّشا ِة ْال َج ْل َحا ِء ِم ْن ال َّشا ِة ْالقَرْ نَا ِء
َ لَتُ َؤ ُّد َّن ْال ُحقُو
Sungguh akan diberikan hak-hak ini kepada pemiliknya di hari kiamat sampai akan di
qishas seekor kambing yang bertanduk karena kedzoliman yang dia lakukan terhadap
kambing yang tidak bertanduk (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Akan didatangkan orang yang dzolim dan yang didzolimi sekecil apapun kedzoliman
tersebut. Baik kedzoliman berupa harta seperti pencurian, perampokan, penipuan,
hutang. Atau kedzoliman kehormatan seperti umpatan, ghibah yaitu membicarakan
kejelekan orang lain, tuduhan palsu atau kedzoliman fisik seperti pemukulan,
pembunuhan dan lain-lain. Penegakan keadilan saat itu adalah dengan hasanah dan
sayyiah. Orang yang dzolim akan diambil hasanahnya dan diberikan kepada orang yang
di dzolimi.
Apabila orang yang dzolim tersebut tidak memiliki hasanah, maka sayyiah orang yang
didzolimi akan diberikan kepada orang yang dzolim tersebut. Orang yang bangkrut di
hari tersebut adalah orang-orang yang terlalu banyak kedzolimannya di dunia.
Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan ummatku adalah yang datang pada
hari kiamat dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan pahala zakat. Dia datang
pada hari tersebut dan dahulu di dunia dia telah mencela si fulan, menuduh si fulan
berzinah, memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan dan memukul si fulan.
Maka hasanah atau pahala kebaikan orang tersebut akan diberikan kepada si fulan, lalu
si fulan, sehingga apabila habis hasanah orang tersebut sebelum dia melunasi hak orang
lain maka akan diambil dosa-dosa orang yang pernah dia dzolimi tersebut dan di
pikulkan kepadanya, kemudian akhirnya dia dilemparkan ke dalam neraka (HR.Muslim).
Oleh karena itu seorang muslim di dunia apabila berbuat dzolim maka hendaknya
bersegera untuk minta maaf dan mengembalikan hak orang yang pernah dia dzolimi.
Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Barang siapa yang memiliki kedzoliman kepada orang lain baik berupa kehormatan atau
sesuatu yang lain maka hendaklah dia meminta di halalkan darinya pada hari ini.
Sebelum datang hari yang di situ tidak ada lagi dinar maupun dirham (HR.Bukhari).
Orang yang didzolimi di dunia boleh membalas dengan balasan yang setimpal. Akan
tetapi tidak boleh dia membalas dengan berlebihan, karena dengan demikian justru dia
menjadi orang yang dzolim yang akan diambil kebaikannya. Dan apabila dia memaafkan
maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ akan memberikan pahala yang besar. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah – 50 Mizan (Timbangan) dan
Penimbangan Amal Bagian 1
Halaqah yang ke-50 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan
(Timbangan) dan Penimbangan Amal Bagian yang Pertama ”
Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya mizan dan
penimbangan amal. Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman
فَتَقُ ْو ُل،ت ْ ات َواألَرْ ضُ لَ َو ِس َع ُ فَلَ ْو ُو ِز َن فِ ْي ِه ال َّس َم َو،ان يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة
ُ ض ُع ْال ِمي َْز
َ ي ُْو
ـ فَتَقُ ْو ُل،ت ِم ْن َخ ْلقِ ْيُ لِ َم ْن ِش ْئ: يَا َربِّ ! لِ َم ْن يَ ِز ُن هَ َذا؟ فَيَقُ ْو ُل هللاُ تَ َعالَى:ُْال َمالَئِ َكة
كَ ِق ِعبَا َدت َّ اك َحَ َك َما َعبَ ْدن ْ
َ َ ُس ْب َحان:ُال َمالَئِ َكة.
akan diletakkan Mizan pada hari kiamat. seandainya langit dan bumi, ditimbang
didalamnya niscaya akan cukup. bertanyalah para malaikat,, “Wahai Rabb, untuk
siapakah timbangan ini?” maka Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ berfirman: “Untuk orang yang Aku
kehendaki dari para makhluk-Ku” (Hadits Shahih diriwayatkan Al hakim didalam Al-
Mustadrak).
Para ulama berbeda pendapat tentang berapakah jumlah mizan di hari kiamat. Apakah
satu timbangan atau banyak, karena masing-masing manusia memiliki timbangan atau
masing-masing amalan ada timbangan khusus. Allahu a’lam.
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.
Halaqah – 51 Mizan (Timbangan) dan
Penimbangan Amal Bagian 2
Halaqah yang ke-51 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan
(Timbangan) dan Penimbangan Amal (bagian yang ke 2)”
Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat
syahadah. Dari Abdullah ibnu ‘Amr ibnul Ash radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata
Rasulullah ﷺbersabda,
Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk
yang lain pada hari kiamat. Maka dibukalah di hadapannya 99 sijil.
Makna sijil adalah kitab besar. Dan maksud beliau ﷺadalah kitab yang
berisi dosa-dosa hamba tersebut. Kemudian beliau ﷺmengatakan setiap
sijil besarnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah bertanya kepada hamba
tersebut,
Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat
penulis telah menzolimimu?
Maka Allah pun berkata, Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi kami. Dan
sesungguhnya engkau tidak akan didzolimi pada hari ini.
Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan “Asyhadu allaa ilaaha illallah wa
asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh”.
Hamba tersebut mengatakan, Wahai Rabb-ku apa arti sebuah kartu ini dibandingkan
dengan sijjil yang begitu banyak?
Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut, di satu piringan timbangan dan diletakkan
kartu di satu piringan timbangan yang lain. Maka ringanlah sijjil yang banyak dan
beratlah kartu tersebut.
Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak
yang baik. Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang baik
(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).
Di antara akhlak yang baik adalah menyambung orang yang memutus kita, memberi
kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita dan memaafkan orang yang
menzolimi kita. Di antara amalan yang berat adalah ucapan “Subhanallahi wa bihamdihi
subhanallahil ‘azhim” sebagaimana didalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim.
Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya. Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan
kebaikannya dari pada kejelekannya. Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat
Al-Qaariah.
Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka. Karena
amalan mereka batal dengan kesyirikan dan kekufuran. Lihat Surat Al-Kahfi : 103-106.
Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Telaga
Rasulullah ”ﷺ
Diantara beriman kepada hari akhir adalah Beriman tentang Adanya Telaga Rasulullah
ﷺpada hari kiamat. Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini
mencapai derajat mutawatir. Diantaranya adalah sabda beliau ﷺ
ُْك َو ِكي َزانُه ْ َيرةُ َشه ٍْر َما ُؤهُ أَ ْبيَضُ ِم ْن اللَّبَ ِن َو ِري ُحهُ أ
ِ طيَبُ ِم ْن ْال ِمس َ ضي َم ِس ِ َح ْو
ظ َمأ ُ أَبَدًا
ْ َب ِم ْنهَا فَاَل ي ِ َكنُج
َ ُوم ال َّس َما ِء َم ْن َش ِر
Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih dari pada susu dan baunya
lebih wangi daripada minyak kesturi dan kiizaan-nya yaitu sejenis teko sebanyak bintang
di langit. Barangsiapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya
(HR Bukhari dan Muslim).
Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta
orang lain dari telaganya. Maka para sahabat bertanya kepada beliau, Wahai Rasulullah,
apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut? Beliau menjawab, Iya. Kalian memiliki
tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku dalam
keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas berwudhu (HR. Muslim).
Orang yang beriman ketika Rasulullah ﷺmasih hidup kemudian dia murtad
sepeninggal beliau maka akan dijauhkan dari telaga beliau ﷺdi dalam
sebuah hadits, beliau ﷺmengatakan yang artinya,
Aku akan mendahului kalian diatas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang
diantara kalian kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku Akupun bertanya, Wahai Rabb-ku,
Bukankah mereka adalah para sahabatku? Maka dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya
engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu (HR. Bukhari dan
Muslim, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhum).
Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau,
Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu (HR. Bukhari
dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk
merubah yang dimaksud di dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari
telaga Nabi ﷺNamun, bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka dia
kekal di dalamnya. Karena yang kekal di neraka hanyalah orang-orang kafir.
Halaqah yang ke-53 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Beberapa Kejadian Di Padang Mahsyar (Bagian 1)”.
Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-
orang kafir dan para pengikutnya.
Allāh menyebutkan di dalam Surat Sabā’ ayat 31-33 bahwasanya orang-orang kafir akan
dihadapkan kepada Allāh.
Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka:
“Kalau bukan karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.”
Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan:
“Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang
kepada kalian? Tidak! Sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa.”
⇒ Maksudnya kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak.
Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan:
“Tidak! Sebenarnya tipu daya kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami,
ketika kalian menyuruh kami untuk kafir kepada Allāh dan menjadikan sekutu-sekutu
bagi-Nya.”
(QS Saba: 31-32)
Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab.
Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh masyarakat yang mengajak kepada
kesyirikan dan menghalangi manusia dari tauhid.
Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka
sedikitpun.
Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga
celaka.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka.
Jadilah tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid.
Dan apabila dia orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para
pembesar maupun orang banyak, apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan
mengajak kepada kesyirikan.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka,
Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita,
Dan menghilangkan kesombongan dari dalam kita,
Dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allāh akan bertanya kepada
orang-orang musyrikin tentang sesembahan selain Allāh yang mereka sembah di dunia,
dimanakah mereka pada hari tersebut.
Dan Allāh akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap
ajakan para Rasul ‘Alaihissalam.
Di dalam Surat Al-Qashash ayat 62-66, Allāh akan memanggil orang-orang musyrikin
dan menghina mereka dengan bertanya:
“Di manakah sekutu-sekutuKu yang dulu kalian sangka mereka adalah sekutu-
sekutuKu?”
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berkata kepada orang-orang musyrikin:
“Berdoalah kalian kepada sekutu-sekutu kalian!”
Maka merekapun berdoa kepada sesembahan-sesembahan mereka di dunia, meminta
pertolongan kepada mereka dalam keadaan genting tersebut sebagaimana mereka
dahulu meminta di dunia.
Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat apapun dan tidak menjawab
seruan mereka.
Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa
menolong mereka sedikitpun.
Allāh juga akan bertanya kepada mereka:
“Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para Rasul?
Yaitu apakah kalian membenarkan mereka dan mengikuti ajakan mereka untuk
bertauhid?”
Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin sesembahan-sesembahan mereka di dunia;
• Tidak bisa mengabulkan do’a mereka ketika sangat dibutuhkan.
• Tidak bisa menolong mereka di hadapan Allāh, bahkan mereka berlepas diri.
Allāh berfirman:
ون ٱهَّلل ِ َمن اَّل يَ ۡستَ ِجيبُ لَهُ ۥۤ إِلَ ٰى يَ ۡو ِم ۡٱلقِيَ ٰـ َم ِة َوهُمۡ َعن
ِ وا ِمن ُد ْ ضلُّ ِم َّمن يَ ۡد ُعَ ََو َم ۡن أ
ْ ُوا لَهُمۡ أَ ۡع َدٓا ۬ ًء َو َكان
َ وا بِ ِعبَا َدتِ ِہمۡ َك ٰـفِ ِر
) َو٦( ين ْ ُ)وإِ َذا ُح ِش َر ٱلنَّاسُ َكان
َ ٥( ون َ ُُد َعٓا ِٕٕٮِـ ِهمۡ َغ ٰـفِل
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang berdo’a kepada selain Allāh
yang tidak bisa mengabulkan sampai hari kiamat?
Dan mereka lalai dari doa orang yang berdo’a kepada mereka.
Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang
menyembah mereka.
Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap
mereka.”
(QS Al Ahqāf: 5-6)
Adapun orang yang bertauhid, maka Allāh akan menolong mereka di dunia maupun di
akhirat.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada
halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-54 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa
Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Yang Kedua”
Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para
Malaikat dan Nabi Isa ‘Alaihissalam, Allah menyebutkan di dalam Surat Saba : 40-42
bahwasanya di Padang Mahsyar Allah akan bertanya kepada para Malaikat yang
disembah oleh sebagian manusia. Sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin
yang dahulu menyembah mereka.
Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?
Para Malaikat menjawab, Maha Suci Engkau. Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka.
Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin. Kebanyakan mereka
beriman kepada jin tersebut.
Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah, baik
orang yang shaleh, benda mati dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah
jin, karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin. Apabila mereka
menaati, berarti mereka telah menyembah jin tersebut. Para Malaikat pun tidak berkuasa
untuk memberikan manfaat, dan tidak pula mudharat kepada orang-orang yang telah
menyembah mereka. Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh Allah َسبْحَ انَ ُه و
ُ
َ
تَعَالى
Di dalam Surat Al-Maidah : 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya
kepada Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam sebagai penghinaan dari Allah سبْحَ انَ ُه وَ تَعَالَى
ُ terhadap
orang-orang nasrani yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan.
Wahai ‘Isa putra Maryam, Apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia,
“Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?
‘Isa menjawab, Maha Suci Engkau tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku untuk mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang
Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu “Sembahlah Allah Rabb-ku
dan Rabb kalian”. Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka,
maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau
Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Demikianlah keadaan para Malaikat dan Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam. Mereka adalah mahluk
yang taat beribadah kepada Allah. Senang apabila manusia hanya menyembah kepada
Allah dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.
Demikian pula orang-orang yang shaleh dan wali-wali Allah. Manusialah yang terlalu
berlebih-lebihan kepada mereka membuat patung mereka, memajang gambar mereka,
membangun dan menghias kuburan mereka, meyakini bahwasanya mereka mengetahui
yang ghaib, berdoa kepada mereka, bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka,
beri’tikaf di kuburan mereka, menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka,
membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di dalam
masjid, bertawassul dengan doa mereka setelah mereka meninggal dunia atau
menganggap orang-orang shaleh tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah,
ini semua termasuk berlebihan.
Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam yang
berlebihan terhadap lima orang shaleh yang disebutkan dalam Surat Nuh : 23 atau
seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fatimah,
Hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau Radhiyallahu ‘anhum kemudian berlebih-
lebihan terhadap mereka.
itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah
selanjutnya.