Oleh karena itulah Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus para Rasul
kepada setiap ummat tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada
tauhid.
َ … َۖ ﻭﻟَ َﻘﺪْ َﺑ َﻌﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ُﻛ ِّﻞ ﺃ ُ َّﻣ ٍﺔ َﺭﺳُﻮﺎًﻟ ﺃَ ِﻥ ﺍﻋْ ﺒُﺪُﻭﺍ ﻪَّﻠﻟﺍ َ َﻭﺍﺟْ ﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎ ُﻏ
ﻮﺕ
Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang
merupakan inti dari ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami
agamanya meskipun dia telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang
banyak.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh yang pertama ini dan in syā
Allāh kita bertemu kembali pada halaqoh yang ke-2.
وصلى هللا على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
Kota Al-Madinah,
Abdulloh Roy
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 2.
Tauhid Syarat Mutlak Masuk Surga
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمدهلل والصالة والسالم على رسول هللا و على آله و صحبه أجمعين
Halaqah yang kedua dari Silsilah Belajar Tauhid, tauhid adalah syarat
mutlak masuk ke dalam surga.
َ َوأَنَّ عِ ي،ُ َوأَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه،ُْك َله
َو َكلِ َم ُت ُه،ُْسى َع ْب ُد هللا َو َرس ُْولُه َ َمنْ َش ِهدَ أَنْ اَل إِلَ َه إِاَّل هللا َوحْ دَ هُ اَل َش ِري
ان م َِن ْال َع َم ِل َ الج َّن ُة َعلَى َما َكَ ار َح ٌّق أَ ْد َخلَ ُه هللا
َ أَ ْل َقا َها إِلَى َمرْ َي َم َور ُْو ٌح ِم ْن ُه َو ْال َج َّن َة َح ٌّق َوال َّن
’’Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allāh, tidak ada sekutu bagiNya dan bersaksi
bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan juga RasulNya dan
bersaksi bahwasanya ‘Isa adalah hamba Allāh dan juga RasulNya dan
kalimatNya yang Allāh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allāh
Subhānahu wa Ta’āla dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan
neraka adalah benar maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memasukan
dia ke dalam surga, sesuai dengan apa yang telah dia amalkan‘’. (HR
Bukhari Muslim)
َي ْب َتغِى ِب َذل َِك َوجْ َه هللا. ار َمنْ َقا َل الَ إِلَ َه إِالَّ هللا
ِ َفإِنَّ هللا َق ْد َحرَّ َم َعلَى ال َّن
Akhil karīm, tauhid adalah amalan yang paling Allāh cintai, sebaliknya syirik
yaitu menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam beribadah adalah
amalan yang sangat Allāh murkai.
Allāh berfirman :
ار
ٍ صَ ِين مِنْ أَ ْن َّ إِ َّن ُه َمنْ ُي ْشركْ ِباهلل َف َق ْد َحرَّ َم هللا َعلَ ْي ِه ْال َج َّن َة َو َمأْ َواهُ ال َّنا ُر َو َما ل
َ ِلظالِم ِ
Oleh karena itu, hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini,
terkadang seseorang terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak
menyadarinya.
Bentengilah dirimu dengan perisai ilmu yaitu ilmu agama, belajarlah dan
berdoalah kepada Allāh.
Berdoalah kepada Allāh dengan sejujur-jujurnya, semoga Allāh Subhānahu
wa Ta’āla melindungi kita dan juga keluarga kita dari perbuatan syirik ini.
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 4. Syirik Membatalkan Amalan
Pernahkan anda kehilangan file data berharga hasil kerja keras anda selama berhari-hari, atau
berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun ? Bagaimanakah perasaan anda saat itu ? Sedih
bukan ?
Tekadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal file berharga tersebut
kembali.
Saudaraku sekalian, syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang.
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu, wahai Muhammad dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu, bahwa apabila kamu berbuat syirik, maka sungguh akan batal amalanmu, dan
jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi. Maka sembahlah Allāh saja, dan jadilah
kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (Qs AzZumar 65-66)
Dalam ayat ini, seorang Nabi pun, apabila dia berbuat syirik, maka akan batal amalannya.
Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, jagalah amalan anda yang sudah anda tabung
bertahun-tahun, jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja, hanya karena kejahilan
anda terhadap tauhid dan juga syirik.
Terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa, bisa menghancurkan amalan sebesar
gunung, dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa menabung kembali.
Itulah halaqah yang keempat dan sampai bertemu kembali pada halaqah berikutnya.
Orang yang berbuat syirik, saudara sekalian, dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat kepada
Allāh, maka dosa syirik tersebut tidak akan diampuni.
Namun apabila dia bertaubat sebelum dia meninggal, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan
mengampuni dosanya, bagaimanapun besarnya dosa tersebut.
⑴ Menyesal
⑵ Meninggalkan perbuatan tersebut
⑶ Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi
“Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri (yaitu
dengan berbuat dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allāh. Sesungguhnya Allāh
mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Az-Zumar ayat 53)
ْإِ َّن هللا يَ ْقبَ ُل تَوْ بَةَ ْال َع ْب ِد َما لَ ْم يُغَرْ ِغر
“Sesungguhnya Allāh menerima taubat seorang hamba selama ruh belum sampai ke
tenggorokan.”
(HR. Tirmidzi & Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany rahimahullāh)
Para shahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak semuanya lahir dalam keadaan Islam,
bahkan banyak diantara mereka yang masuk Islam ketika sudah besar. Dan sebelumnya
bergelimang dengan kesyirikan.
Supaya tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan, maka seseorang harus mempelajari
Tauhid dan memahaminya dengan baik, mengetahui jenis-jenis kesyirikan, sehi
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 6. Pengertian Tauhid
Diposkan pada Juli 24, 2017
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Belajar Tauhid yaitu “Apa itu Tauhid?”
Saudara sekalian, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan pemahaman kepada kita
semua.
Sebelum kita jauh melangkah di dalam Silsilah ini, tentunya kita harus benar-benar
memahami apa makna Tauhid yang wajib kita pelajari dan kita amalkan.
TAUHID
■ Secara bahasa adalah mengEsakan
■ Secara istilah adalah mengEsakan Allāh di dalam beribadah.
Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehingga dia meninggalkan peribadatan kepada selain
Allāh, seperti:
Apabila seseorang beribadah kepada Allāh dan menyerahkan sebagian ibadah kepada selain
Allāh, siapapun dia, entah itu seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah yang
dinamakan dengan syirik yaitu menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam
beribadah.
‰َ ﺎﻝ ﺇِ ْﺑ َﺮﺍ ِﻫﻴ ُﻢ ﻷَﺑِﻴ ِﻪ َﻭﻗَﻮْ ِﻣ ِﻪ ﺇِﻧَّﻨِﻰ ﺑَ َﺮﺁﺀٌ ِّﻣ َّﻤﺄ ﺗَ ْﻌﺒُﺪ
}27{ } ﺇِﻻَّ ﺍﻟَّ ِﺬﻱ ﻓَﻄَ َﺮﻧِﻲ26{ ُﻭﻥ َ ََﻭﺇِ ْﺫ ﻗ
’’Dan ingatlah ketika Ibrāhīm berkata kepada bapaknya dan kaumnya ‘Sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali Dzat yang telah menciptakan aku’” (Az-
Zukhrūf 26-27)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
َ َﻣ ْﻦ ﻗَﺎ َﻝ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻪﻠﻟﺍُ َﻭ َﻛﻔَ َﺮ ﺑِ َﻤﺎ ﻳُ ْﻌﺒَ ُﺪ ِﻣ ْﻦ ُﺩﻭْ ِﻥ ﻪﻠﻟﺍِ َﺣ ُﺮ َﻡ َﻣﺎﻟُﻪُ َﻭ َﺩ ُﻣﻪُ َﻭ ِﺣ َﺴﺎﺑُﻪُ ﻋ
َِﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ
’’Barangsiapa yang mengatakan ‘’Lā ilāha illallāh’’ dan mengingkari segala sesuatu yang
disembah selain Allāh maka haram hartanya dan darahnya (artinya tidak boleh diganggu) dan
perhitungannya (hisabnya) adalah atas Allāh Subhānahu wa Ta’āla ‘’.
(Hadits shahīh, HR. Imam Muslim)
Oleh karena itu, rukun kalimat Tauhid (Lā ilāha illallāh) ada 2 :
⑴ Nafi (pengingkaran)
Nafi pada kalimat ‘’Lā ilāha’’ artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah. Maksudnya
adalah mengingkari tuhan–tuhan selain Allāh.
⑵ Itsbat (penetapan) Itsbat pada kalimat ‘’illallāh” artinya kecuali Allāh. Maksudnya adalah
menetapkan Allāh sebagai satu-satunya sesembahan.
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 7. Termasuk Syirik
Memakai Jimat
Diposkan pada Juli 25, 2017
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Belajar Tauhid “Termasuk Syirik Memakai Jimat”
Saudaraku sekalian, Allāh Azza wa Jalla adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudharat.
Kalau Allāh menghendaki memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak akan ada yang
bisa mencegahnya.
Demikian pula sebaliknya, ketika Allāh menghendaki untuk menimpakan musibah kepada
seseorang maka tidak akan ada yang bisa menolaknya.
Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang Muslim untuk hanya bergantung kepada
Allāh semata. Dan merasa cukup dengan Allāh dalam usaha mendapatkan manfaat dan
menghindari mudharat, seperti dalam mencari rejeki, mencari keselamatan, mencari
kesembuhan dari penyakit dan lain-lain.
Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang dikeramatkan seperti jimat,
wafaq, susuk dan berbagai jenisnya
’’Barangsiapa yang menggantungkan tamīmah (yaitu jimat dan yang semisalnya) maka
sungguh dia telah berbuat syirik”.
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab (perantara) maka ini termasuk syirik
kecil, karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab.
Padahal yang berhak untuk menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang
menciptakan yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kemudian apabila dia meyakini bahwa barang tersebut dengan sendirinya memberikan
manfaat dan memberikan mudharat maka ini termasuk syirik besar, yang bisa mengeluarkan
seseorang dari Islam.
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 8. Bertabarruk (Mencari Berkah)
Diposkan pada Juli 26, 2017
Ini adalah halaqah yang ke-8 dari “Silsilah Belajar Tauhid berjudul “Bertabarruk (Mencari
Barakah).”
Kaum Muslimīn,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat yang berbarakah, artinya banyak kebaikannya.
Allāh berfirman:
(Al-A’rāf 54)
Dan Allāh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian
makhluqNya, sehingga makhluq tersebut menjadi makhluq yang berbarakah dan banyak
kebaikannya.
Allāh berfirman :
َاس لَلَّ ِذي بِبَ َّكةَ ُمبَا َر ًكا َوهُدًى لِ ْل َعالَ ِمين
ِ َّض َع لِلن ٍ إِ َّن أَ َّو َل بَ ْي
ِ ت ُو
’’Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allāh letakkan bagi manusia untuk beribadah
adalah yang ada di Makkah yang berbarakah dan petunjuk bagi seluruh alam‘’. (Āli ‘Imrān
96)
Ka’bah diberikan barakah oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan cara mendapatkan
barakahnya (kebaikannya) adalah dengan melakukan ibadah disana.
Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari
keberkahannya dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut.
Disana ada barakah yang sifatnya dzatiyah, yaitu dzat yang berbarakah, dimana barokah
seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini hanya Allāh berikan kepada para Nabi dan juga
Rasūl.
Oleh karena itu, dahulu para shahābat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertabarruk dengan:
Sepeninggal Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mereka tidak melakukan hal ini kepada
Abū Bakr dan ‘Umar dan para shahābat yang lain.
Dan ini menunjukan bahwasanya inilah kekhususan para Nabi dan juga para Rasul.
Meminta barakah hanya kepada Allāh dan dengan cara yang disyari’atkan.
Adapun meminta barakah dari Allāh dengan sebab yang tidak disyari’atkan seperti dengan:
Inilah halaqah yang ke-8 dan sampai berjumpa kembali pada halaqah selanjutnya.
Ini adalah halaqah yang ke-9 dari Silsilah Belajar Tauhid berjudul
“Menyembelih Untuk Selain Allāh Termasuk Syirik Besar”.
(Al-Kautsar 2).
Barang siapa yang menyerahkan ibadah meyembelih ini untuk selain Allāh
dalam rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allāh,
sama saja kepada seorang Nabi atau kepada seorang wali atau kepada jin
dan lain-lain, maka dia:
Kita harus yakin sebagai seorang Muslim bahwa manfaat dan juga
mudharat ditangan Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata dan hanya
kepadaNya-lah seorang muslim bertawakal.
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 10. Termasuk Syirik Bernadzar
Untuk Selain Alloh
Diposkan pada Juli 28, 2017
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Belajar Tauhid berjudul “Termasuk Syirik Bernadzar Untuk
Selain Allah”
Bernadzar, kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’ala, adalah ibadah
dan suatu bentuk pengagungan.
Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali untuk Allah Subhānahu wa Ta’ala
semata, seperti:
Seseorang bernadzar untuk Allāh akan berpuasa 1 hari bila lulus ujian, atau
Bernadzar untuk Allah Subhānahu wa Ta’āla akan mengadakan umroh bila sembuh dari
penyakit,
Dan lain-lain.
ار
ٍ صَ َو َما أَ ْنفَ ْقتُ ْم ِم ْن نَفَقَ ٍة أَوْ نَ َذرْ تُ ْم ِم ْن ن َْذ ٍر فَإ ِ َّن هَّللا َ يَ ْعلَ ُمهُ ۗ َو َما لِلظَّالِ ِمينَ ِم ْن أَ ْن
’’Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan maka sesungguhnya Allāh
Subhānahu wa Ta’āla mengetahuinya.’’
(Al-Baqarah 270)
Allāh Ta’āla mengabarkan bahwasanya Allāh mengetahui nadzar para hambaNya di dalam
ayat ini dan akan membalas dengan balasan yang baik.
Ini menunjukan bahwasanya nadzar adalah ibadah yang seorang Muslim akan diberikan
pahala atas nadzar tersebut.
Dan menunaikan nadzar apabila dalam keta’atan hukumnya adalah wajib, berdasarkan firman
Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
(Al-Hajj 29)
’’Barangsiapa yang bernadzar untuk menta’ati Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka hendaknya
menta’atinya dan barang siapa yang bernadzar untuk memaksiati Allāh maka janganlah dia
memaksiatiNya”.
(HR. Al-Bukhāri)
Bernadzar untuk selain Allāh adalah termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari
Islam, seperti seseorang bernadzar apabila seseorang sembuh dari penyakit maka akan
menyembelih untuk wali fulan atau berpuasa untuk syaikh fulan dan lain-lain.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan
syirik.
Itulah halaqah yang ke-10 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 11. Ar-Ruqyah (Jampi-Jampi)
Diposkan pada Juli 31, 2017
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah
(Jampi-jampi)”
Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya
sembuh.
َّْن َمالِكٍ َقا َل ُﻛﻨَّﺎ َﻧﺮْﻗِﻲ ﻓِﻲ ْﺍﻟﺠَﺎ ِﻫﻠِﻴَّ ِﺔ َﻓﻘُ ْﻠﻨَﺎ َﻳﺎ َﺭﺳُﻮ َﻝ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ َﻛﻴْﻒَ َﺗﺮَﻯ ﻓِﻲ َﺫﻟِﻚَ َﻓ َﻘﺎ َﻝ ﺍﻋْ ﺮِﺿُﻮﺍ َﻋﻠَﻲ
ِ َعنْ َع ْوفِ ب
ٌ ْﺱ ِﺑﺎﻟﺮُّ َﻗﻰ َﻣﺎ ﻟَﻢْ َﻳﻜُﻦْ ﻓِﻴ ِﻪ ﺷِ ﺮ
ﻙ ْ
َ ُﺭ َﻗﺎ ُﻛﻢْ ﺎَﻟ َﺑﺄ
Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di
zaman Jahiliyyah, maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu
‘alayhi wa sallam :
Ayat-ayat AlQur’an
Do’a-do’a yang diajarkan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan ini
lebih utama.
Atau dengan,
Tujuannya adalah satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan
tidak tahu.
(HR. Abū Dāwūd, Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh)
Itulah halaqah yang ke-11 dan sampai bertemu kembali pada dihalaqah
selanjutnya.
Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh Adalah Syirik Besar”.
َ َﻭ َﻗﺎ َﻝ َﺭ ُّﺑﻜُﻢُ ْﺍﺩﻋُﻮﻧِﻲ ﺃَﺳْ ﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُﻢْ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ َﻳﺴْﺘَﻜْﺒِﺮ
َ ُُﻭﻥ َﻋﻦْ ﻋِ ﺒَﺎﺩَ ﺗِﻲ َﺳﻴَﺪْ ُﺧﻠ
َﻮﻥ َﺟ َﻬﻨَّﻢَ ﺩَ ﺍ ِﺧﺮِﻳﻦ
“Dan Rabb kalian berkata : ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan
mengabulkan kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari
beribadah kepadaKu, mereka akan masuk ke dalam neraka jahanam
dalam keadaan terhina’.” (Ghāfir:60)
(HR. Abū Dāwūd, Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani rahimahullāh).
Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh semata, maka
berdo’a kepada selain Allāh dengan merendahkan diri di hadapannya,
mengharap dan juga takut kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap
dan takut kepada Allāh adalah termasuk syirik besar.
Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini
adalah ibadah, hanya diserahkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla
semata.
Halaqoh yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.
Allâh & Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at
pada hari kiamat.
Syafa’at akhirat ini harus kita imani & kita berusaha untuk meraihnya.
Dan modal utama untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid &
bersihnya seseorang dari kesyirikan.
“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari
umatku yang tidak menyekutukan Allāh sedikitpun.”
(Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Allâh berfirman:
“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh Ta’ālā kecuali dengan
izin-Nya.” (Al-Baqarah 255)
Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat
yang memilikinya.
Karena cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang
musyrikin zaman dahulu.
Itulah yang bisa kami sampaikan pada halaqoh kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqoh selanjutnya.
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 14. Berlebihan Terhadap Orang
Sholih Adalah Pintu Kesyirikan
Diposkan pada Agustus 3, 2017
Halaqah yang ke-14 “Berlebihan terhadap orang shalih adalah pintu kesyirikan.”
Orang yang shalih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allah, baik dalam hal
aqidah, ibadah maupun dalam hal muamalah.
⑴ Mencintai mereka.
• ⑵ Mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.
Membaca perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan & meneguhkan hati kita.
Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas yang diizinkan agama.
Atau,
⑵ Mensifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak pantas kecuali untuk Allah.
Maka ini hukumnya HARAM (tidak diperbolehkan oleh agama) karena menjadi pintu
terjadinya kesyirikan & penyerahan sebagian ibadah kepada selain Allah.
Mencintai Rasūlullah shallallahu ‘alayhi wa sallam melebihi cinta kita kepada orang tua,
anak-anak & semua manusia adalah sebuah kewajiban agama, sebagaimana dalam hadits.
Namun Beliau melarang kita (untuk) berlebih-lebihan terhadap Beliau dengan mendudukkan
Beliau di atas kedudukan Beliau yang sebenarnya, yaitu sebagai hamba Allah & seorang
Rasul.
(HR. Bukhari)
Dan,
◆ Beliau adalah seorang rasul maka tidak boleh dicela & diselisihi.
⑷ Dan lain-lain.
Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.
Itulah halaqah yang ke-14 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Sihir”.
Dan sihir yang merupakan kesyirikan adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan
kepada syaithan.
Dan syaithan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yang dia
ridhai, yaitu kufur (kafir) kepada Allah, dengan cara:
⑵ Menghina Al-Quran.
⑶ Mencela agama.
⑷ Dan lain-lain.
Allah berfirman:
َ ََّو َما َكفَ َر ُسلَ ْي َمانُ َو ٰلَ ِك َّن ال َّشيَا ِطينَ َكفَرُوا يُ َعلِّ ُمونَ الن
اس السِّحْ َر
“Dan bukanlah Sulaiman yang kafir, akan tetapi syaithan-syaithanlah yang kafir, mereka
mengajarkan sihir kepada manusia.”
(Al-Baqarah 102)
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati bila dia tidak bertaubat,
sebagaimana telah dicontohkan oleh para shahabat Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Dan yang berhak untuk melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan
individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan. Bahkan sebagian ulama menghukumi
pelakunya keluar dari Islam.
Demikian pula meminta supaya disihirkan juga perbuatan yang haram karena Rasūlullah
shallallahu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwa bukan termasuk pengikut Beliau (yaitu)
orang yang menyihir & orang yang meminta disihirkan.
Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam Musnadnya dan
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah.
Seorang Muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir.
Diantaranya adalah:
⑵ Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridha
syaithan, seperti:
Jimat-jimat
Musik-musik
Gambar-gambar makhluk bernyawa
Dan lain-lain.
√ Bersabar.
√ Dan jangan sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir dengan cara meminta
bantuan jin, baik secara langsung maupun lewat dukun, paranormal dan yang semisal dengan
mereka.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dan juga keluarga kita dari semua
kejelekan di dunia dan juga di akhirat.
Itulah halaqah yang ke-15 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.
و صلى هللا على نبينا محمد و على آل نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين.
Saudaramu,
‘Abdullah Roy
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 16. Perdukunan
Diposkan pada Agustus 7, 2017
Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghaib yang
tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, seperti:
Melihat bintang
• Menggaris di tanah
• Melihat air di mangkok
• Dan lain-lain.
Ilmu ghaib yang mereka akui pada hakikatnya adalah kabar dari jin yang
mereka mintai bantuan.
Iblis & juga keturunannya tidak akan membantu sang dukun kecuali apabila
dukun tersebut kafir kepada Allah.
Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab
ini.
Dan harta yang dia dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.
Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah-tambahi
oleh dukun tersebut dengan kedustaan yang banyak.
Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia kabarkan akan dijadikan
alat mencari pembenaran & kepercayaan dari manusia.
(HR Abū Dawūd, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani rahimahullah).
ً أربعين
ليلة َ ُصالة ٍ َمنْ أتى َعرَّ ا ًفا َف َسأَل ُه َعنْ َش
َ ئ لم ت ْق َبل لَ ُه
Itulah halaqah yang ke-16 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang
selanjutnya.
Saudaramu,
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 17. Tathayyur (Merasa Sial
Dengan Sesuatu)
Diposkan pada Agustus 8, 2017
Seperti:
Melihat tabrakan
• Orang yang berkelahi
• Atau yang semisalnya.
Beliau bersabda,
ارة ِّ ََوال
َ الط َي
“Tidak ada thiyarah.”
⇒ Maksudnya, thiyarah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan
berpengaruh terhadap takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh mengikuti was-was syaithan
ini.
Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir Allah semata.
◆ Tafa’ul artinya adalah berbaik sangka kepada Allah karena melihat atau
mendengar sesuatu.
Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail. Dan Suhail adalah bentuk
pengecilan dari kata “sahl” yang artinya “yang mudah”.
Maka Beliau pun berbaik sangka kepada Allah bahwa perjanjian ini akan
membawa kemudahan & kebaikan bagi umat Islam.
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal
Nasib Dengan Bintang”.
Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allah dan
kebesaran Penciptanya.
Allah tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di
atas.
Kita tutup segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan juga keluarga
kita.
Inilah halaqah yang ke-18 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang
selanjutnya.
Saudaramu,
‘Abdullah Roy
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 19. Bersumpah Dengan Selain
Nama Alloh
Diposkan pada Agustus 10, 2017
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah
Dengan Selain Nama Allah”.
Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Sumpah adalah menguatkan perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik
oleh orang yang berbicara maupun yang diajak bicara.
✓Wallahi
✓Dan lain-lain.
Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita
bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:
✘Demi Rasūlullah
✘Demi Ka’bah
✘Demi Jibrīl
✘Demi langit & bumi
✘Demi bulan & bintang
✘Dan lain-lain.
Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang.
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah maka sungguh dia telah berbuat
syirik.”
(HR Abū Dawūd, Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah)
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan seseorang
dari Islam.
Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan sumpah dengan makhluq
disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu
pengagungan ibadah.
✘ Demi Wisnu
✘ Demi Dewa Fulan
✘ Demi Lata
✘ Dan lain-lain.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-19 ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah yang selanjutnya.
وباهلل التوفيق والهداية
َو ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 20. Riya’
Diposkan pada Agustus 11, 2017
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Riya”.
Ayyuhal ikhwah,
Riya’ adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin pahala dari Allah,
akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji.
Riya’ hukumnya HARAM dan dia termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak
mengeluarkan seseorang dari Islam.
Riya’ adalah di antara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang, bagaimanapun besar
amalan tersebut.
َ ﻙ َﻣ ْﻦ َﻋ ِﻤ َﻞ َﻋ َﻤﻼً ﺃَ ْﺷ َﺮ
ُﻙ ﻓِﻴ ِﻪ َﻣ ِﻌﻲ َﻏﻴ ِْﺮﻱ ﺗ ََﺮ ْﻛﺘُﻪُ َﻭ ِﺷﺮْ َﻛﻪ ِ ْﻙ َﻭﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ﺃَﻧَﺎ ﺃَ ْﻏﻨَﻰ ﺍﻟ ُّﺸ َﺮ َﻛﺎﺀِ َﻋ ِﻦ ﺍﻟ ِّﺸﺮ
َ ﻗَﺎ َﻝ ﻪَّﻠﻟﺍ ُ ﺗَﺒَﺎ َﺭ
“Allah berkata: ‘Aku adalah Zat yang paling tidak butuh dengan syirik. Barangsiapa yang
mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam amalan
tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyirikannya’.” (HR Muslim)
Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk diampuni
Allah, artinya dia harus diadzab supaya bersih dari dosa riya’ tersebut.
Berbeda dengan dosa besar yang ada di bawah kehendak Allah, yang;
Dan,
Tahukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan
mereka?
Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam tapi mereka justru
adalah orang-orang yang beramal shalih.
⑴ Mengajarkan Al Quran supaya dikatakan sebagai seorang qari, seorang yang suka
membaca, seorang yang mahir membaca.
⑵ Orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan.
⑶ Berjihad supaya dikatakan sebagai seorang pemberani.
Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam dalam hadits yang
shahih.
Dan hanya kepada Allah kita meminta keikhlashan di dalam beramal, menjauhkan kita dari
riya’, sum’ah, ‘ujub dan berbagai penyakit hati.
Dan marilah kita biasakan untuk menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada
mashlahat yang lebih kuat.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-20 ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah yang selanjutnya.
وباهلل التوفيق والهداية
َو ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
Saudaramu,
‘Abdullah ROY
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 21. Cinta Kepada Alloh Ta’ala
Diposkan pada Agustus 14, 2017
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang lCinta
Kepada Allah”.
Mencintai Allah merupakan ibadah yang agung.
Barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allah maka
dia telah berbuat syirik besar.
ِ ﻭﻥ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ ﺃَ ْﻧﺪَﺍ ًﺩﺍ ُﻳﺤِﺒُّﻮ َﻧ ُﻬﻢْ َﻛﺤُﺐِّ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ َﻭﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَ َﻣﻨُﻮﺍ ﺃَ َﺷﺪُّ ُﺣ ًﺒّﺎ ﻪَّﻠِﻟ
ِ َّﺎﺱ َﻣﻦْ َﻳﺘَّﺨِﺬُ ِﻣﻦْ ُﺩ
ِ َﻭ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨ
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak
siapa yang lebih dia cintai.
Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya
hanya sebatas ucapan saja.
Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allah adalah dengan:
Itulah halaqah yang ke-21 dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya.
و صلى هللا على نبينا محمد و على آل نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين.
Saudaramu,
‘Abdullah Roy
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 22. Takut Kepada Alloh
Diposkan pada Agustus 15, 2017
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut
Kepada Allah”.
Ayyuhal ikhwah,
Seorang Muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal
kecuali kepada Allah.
⑵ MengagungkanNya.
⑷ Melaksanakan perintahNya.
✘ Bukan takut :
Seperti orang yang takut (terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang
sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan
diri di hadapan kuburannya dan juga mengagungkannya.
Seperti:
Atau,
Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian
kepadaKu jika kalian benar-benar orang yang beriman.”
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga
bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau
melanggar larangan Allah.
Ini adalah takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.
Itulah halaqah yang ke-22 dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang
selanjutnya.
و صلى هللا على نبينا محمد و على آل نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين.
Saudaramu,
‘Abdullah Roy
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 23. Ta’at Ulama Dalam Kebenaran
Diposkan pada Agustus 16, 2017
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam
Kebenaran”.
Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah dan juga
agamanya.
Mereka adalah pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama
Islam adalah sangat tinggi.
Allah telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk
ta’at kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada
kebenaran dan juga kebaikan.
ِين آ َم ُنوا أَطِ يعُوا هَّللا َ َوأَطِ يعُوا الرَّ سُو َل َوأُولِي اأْل َمْ ِر ِم ْن ُك ْم
َ ۖ َيا أَ ُّي َها الَّذ
⇒ Dan ulil amri disini mencakup ulama & juga umara (pemerintah).
(Muttafaqun ‘alaih)
Allah berfirman :
“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama & ahli
ibadah tersebut, akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allah
haramkan, maka mereka ikut menghalalkan.
Dan apabila ulama & ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah
halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.”
Itulah halaqah yang ke-23 sampai bertemu pada halaqah yang selanjutnya.
Allah berfirman:
“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari
Allah.”
Seperti mengatakan:
Allah berfirman:
Karena apa?
✓Nikmat keselamatan
✓Nikmat keamanan
✓Nikmat kesembuhan
Ini semua, bukan berarti seorang Muslim tidak boleh berterima kasih
kepada orang lain.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah yang selanjutnya.
و صلى هللا على نبينا محمد و على آل نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين.
Saudaramu,
‘Abdullah Roy
HSI 1 Silsilah Belajar Tauhid | Halaqoh 25. Ridho Dengan Hukum Alloh
Diposkan pada Agustus 18, 2017
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang
“Ridha Dengan Hukum Allah”.
Allah Ta’ala sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah
Ar-Rahman Ar-Rahīm.
Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga
Muslimah untuk:
‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’amalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.
Allah berfirman:
Saudaraku,
Apa yang disampaikan hanyalah sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri.
Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tauhid yang telah ditulis oleh
para ulama yang terpercaya.
Saudaramu,
‘Abdullah Roy di kota Al-Madīnah An-Nabawiyyah