Hari ini kita dihadapkan pada suatu masa, ketika harta, kedudukan, serta pujian manusia
menjadi ukuran kemuliaan dan ketinggian seseorang di hadapan yang lain.
Bahwa orang hebat adalah yang terkenal dan namanya sering disebut di mana-mana,
orang sukses adalah orang yang punya kedudukan serta jabatan tinggi. Orang besar
adalah mereka yang selalu bekecukupan harta dan hidup tanpa kesusahan, serta
seabrek indikator-indikator ‘palsu’ dimunculkan untuk merusak pemahaman manusia
tentang makna kesuksesan dan kemuliaan.
Supaya manusia tertipu dan lupa pada hakikat ketinggian dan kemuliaan yang
sebenarnya, yakni ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah. “Sesungguhnya yang paling
mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa (kepada Allah). Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui Mahateliti”. (QS al-Hujurat: 13)
Akibatnya, banyak orang yang akhirnya beramal hanya demi mencari ridho dan kerelaan
manusia, tanpa peduli lagi pada pahala dan balasan dari Allah. Asal pekerjaan itu
disenangi dan dikagumi serta mulia di mata manusia, syariat Allah rela dijadikan tumbal.
Akhirnya, muncullah golongan manusia yang beramal supaya dilihat dan dipuji oleh
orang lain, atau beramal karena riya’. Mereka berebut agar bisa menjadi objek pujian
dan perhatian manusia dalam setiap amal yang mereka kerjakan. Karena mereka
menganggapnya sebagai upaya ‘mengejar kesuksesan’.
Tanpa disadari, sebenarnya mereka sedang mengejar kesia-siaan. Mereka lupa, bahwa
hidup bukan hanya sekedar untuk mencari pujian dan kebanggaan palsu. Dan lupa,
bahwa esensi dari penciptaan mereka di dunia ini adalah untuk beribadah ikhlas hanya
kepada-Nya. Semua perbuatan kita, baik atau buruk, besar atau kecil pasti akan
mendapatkan balasan yang setimpal. Bagi mereka yang beramal karena Allah, Allah
sendirilah yang telah menjamin pahala dan balasannya. Lalu, bagaimana mereka yang
beramal dengan menjilat manusia?
Yang menyedihkan, penyakit haus pujian atau riya’ ini ternyata tidak hanya menyerang
kalangan awam saja. Bahkan banyak pengidapnya justru orang-orang yang faham akan
bahaya riya’ itu sendiri.
Mereka yang ahli ibadah, para da’i dan mubaligh, thalibul ilmi, serta para penghafal al-
qur’an justru lebih berpotensi besar terjangkiti virus ini. Kuantitas amal shalih yang
mereka kerjakan, ternyata membuat setan tergiur untuk mengggelincirkan kelompok ini,
agar keikhlasan mereka pudar, dan ganti beramal untuk manusia, pujian, serta
kedudukan. Seorang da’i akan di hasut setan agar berbuat riya’ memperbagus
dakwahnya demi popularitas dan dikatakan sebagai ‘penguasa panggung’. Para
penghafal Al-Qur’an akan diarahkan supaya beramal demi dianggap sebagai ‘orang
yang dekat dengan Kitabullah’. Sedangkan setan akan menghasut para alim ulama agar
mereka beramal supaya dielukan sebagai orang yang ‘fakih dan faham dalam masalah
dien’. Wal ‘iyadzu billah.
Jauh-jauh hari Rasulullah sudah memperingatkan kita tentang betapa bahayanya “syirik
kecil” ini. Beliau bersabda,
كُ ْك اأْل َصْ َغ ُر قَالُوا َو َما ال ِّشر ُ ْاف َعلَ ْي ُك ْم ال ِّشر ُ ف َما أَ َخَ إِ َّن أَ ْخ َو
اأْل َصْ َغ ُر يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل الرِّ يَا ُء يَقُو ُل هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل لَهُ ْم يَ ْو َم
ين ُك ْنتُ ْم َ ي النَّاسُ بِأ َ ْع َمالِ ِه ْم ْاذهَبُوا إِلَى الَّ ِذ ِ ْالقِيَا َم ِة إِ َذا ج
َ ُز
َ ون فِي ال ُّد ْنيَا فَا ْنظُرُوا هَلْ تَ ِج ُد
ون ِع ْن َدهُ ْم َج َزا ًء َ تُ َرا ُء
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka
bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjawab: “Riya’, Allah ‘azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat
semua manusia diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu
kau perlihatkan amalmu kepada mereka di dunia, lalu lihatlah apakah kalian
menemukan balasan disisi mereka?” (HR Ahmad)
Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadush Shalihin, dalam bab Tahriimur
Riya’ (pengharaman riya’) menyebutkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh sahabat
Abu Hurairah. Dalam hadist tersebut Rasulullah bersabda tentang tiga orang yang
pertama kali di hisab pada hari kiamat. Mereka adalah orang yang mati syahid dalam
pertempuran, seseorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya, serta orang yang
selalu berinfaq di jalan Allah. Setelah mereka dipanggil, maka ditunjukkan kepada
mereka kenikmatan dan pahala yang banyak karena amal shalih yang telah mereka
kerjakan. Namun ternyata pahala mereka musnah, dan ketiganya justru menjadi
penghuni neraka, karena ternyata amal kebaikan yang mereka kerjakan di dunia hanya
bertujuan mendapatkan pengakuan dan pujian dari manusia. Mereka menjual pahala
dan kenikmatan akhirat demi manisnya ucapan dan indahnya pandangan orang
lain. Na’udzu billahi min dzalik.
Bagaimana cara kita menjauhi virus yang satu ini? Solusinya adalah dengan berusaha
untuk ikhlas di setiap amal yang kita kerjakan, dan selalu berupaya protektif
menjaganya. Karena setan tak akan pernah menyerah untuk memberikan bisikan-
bisikannya demi menggoyahkan dan merusak keikhlasan seseorang. Agar manusia
menjadi budak sesamanya, beramal untuk kepuasan semu, serta mencampuradukkan
tujuan hakiki amal shalih dengan tujuan bathil.
.أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي هَ َذا َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن
ِ إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر،ُفَا ْستَ ْغفِر ُْوه
َّح ْي ُم
Khutbah kedua
َّ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِال. اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْم ًدا َكثِ ْيرًا َك َما أَ َم َر,ِ اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل
ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح ِّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ َو َعلَى َ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي
أَ َّما بَ ْع ُد؛،ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن
ٍ آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس
َق تُقَاتِ ِه َوال َّ فَاتَّقُوا هللاَ َح،ِي بِتَ ْق َوى هللا َ ص ْي ُك ْم َوإِيَّا ِ أُ ْو،ِِعبَا َد هللا
تَ ُم ْوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن
Rasulullah pernah mengajarkan sebuah doa yang dapat kita jadikan perisai dari
perbuatan syirik kecil (Riya’). Beliau bersabda dalam sebuah hadist, “Takutlah kalian
terhadap syirik karena dia lebih halus dari langkah semut.” Kemudian seseorang
bertanya, “Wahai Rasulallah, bagaimana kami harus menghindarinya, sementara dia
lebih halus dari langkah semut?” Maka beliau menjawab: “Berdo’alah dengan membaca:
Semoga Allah senantiasa menjaga keikhlasan hati kita dan menjauhkan kita dari
beramal karena pujian dan penglihatan manusia karena sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui semua yang kita sembunyikan dalam hati. Dan Allah hanya akan menerima
amalan yang ditujukan untuk mencari ridha-Nya semata.
إن هللا ومالئكته يصلون على النبي ياأيها الذين امنوا صلوا
عليه وسلموا تسليما
ْت َعلَى صلَّي َ
آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ اَللَّهُ َّم َ
ار ْك َعلَى ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌدَ .وبَ ِ آل إِ ْب َرا ِه ْي َم ،إِنَّ َ
إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ
ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ
آل آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد. إِ ْب َرا ِه ْي َم ،إِنَّ َ
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات
األحياء منهم واألموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
ك َش ْيئًا نَ ْعلَ ُمهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر َ
ك لِ َما ك بِ َ ك ِم ْن أَ ْن نُ ْش ِر َ اللَّهُ َّم إِنَّا نَعُو ُذ بِ َ
اَل نَ ْعلَ ُم
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى االخرة حسنة وقنا عذاب النار
سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسالم على المرسلين
والحمد هلل رب العالم
RODA KEHIDUPAN
Roda kehidupan. Itulah barangkali salah satu ungkapan yang pas untuk
menggambarkan perjalanan kita di dunia yang fana ini. Roda yang
berputar, kadang di atas dan kadang pula di bawah. Ada kehidupan dan
ada kematian. Ada kondisi sehat dan ada kondisi sakit. Ada rasa senang
dan adapula rasa susah. Ada kondisi kaya dan ada kondisi miskin. Ada
saatnya naik jabatan dan ada saatnya pula turun dari jabatan. Ini
semua adalah bagian dari ujian kehidupan.
Allah ta’ala berfirman,
Ada yang sukses saat mendapat ujian naik jabatan, namun gagal ketika
diuji turun jabatan. Adapula yang sebaliknya, sukses saat mendapat
ujian turun jabatan, namun gagal ketika diuji naik jabatan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…
Bila itu dilakukan, insyaAllah kita akan dibantu Allah agar kuat dalam
menghadapi ujian sakit. Akan terasa ringan dalam menjalani
penderitaan itu. Akan dibantu untuk bisa bersabar dalam menanggung
ketidaknyamanan. Dan mungkin juga akan segera dikaruniai
kesembuhan oleh Allah ta’ala. Itulah antara lain buah dari kepatuhan
kita dahulu pada Allah, saat kondisi tubuh kita sedang sehat.
KHUTBAH KEDUA:
ِ شدِي ِد ا ْل ِع َقا
ب َ ب ِ ب َو َق
ِ اب ِل ال َّت ْو ِ هلل “ َغاف ِِر ال َّذ ْن ِ ا ْل َح ْم ُد
ش َه ُد ْ َ َوأ،”ذِي ال َّط ْو ِل اَل إِ َل َه إِاَّل ه َُو إِ َل ْي ِه ا ْل َمصِ ي ُر
َش ِب ْي َه َوال َ َس ْب َحا َن ُه َوال ُ أَنْ الَ إِل َه إِالَّ هللاُ الَ نِدَّ َل ُه
س ْولُ ُه ُ ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر ْ َ َوأ،َم ِث ْيل َ َوالَ َنظِ ْي َر
س َّل َم َ ص َّلى هللاُ َو َ ،ج ا ْل ُم ِن ْي ُرُ س َرا ِّ ا ْل َبشِ ْي ُر ال َّن ِذ ْي ُر َوال
ِ ص ْح ِب ِه َو ُكل ِّ َت
اب ٍع َ ار َك َع َل ْي ِه َو َع َلى آلِ ِه َو َ َو َب
ُم ْس َت ِن ْي ٍر.
Sidang Jum’at yang kami hormati…
هذا؛ وصلوا وسلموا –رحمكم هللا– على الصادق
األمين؛ كما أمركم بذلك موالكم رب العالمين ،فقال
ون َع َلى ال َّن ِب ِّي َيا سبحانه“ :إِنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُه ُي َ
صلُّ َ_
س ِّل ُموا َت ْسلِيما ً
صلُّوا َع َل ْي ِه َو َ ”.أَ ُّي َها ا َّلذِينَ آ َم ُنوا َ
اللهم صل على محمد وعلى_ آل محمد كما صليت
على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد ,اللهم
بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على
.إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن
من الخاسرين
ربنا اغفر لنا وإلخواننا الذين سبقونا_ باإليمان_ وال
تجعل في قلوبنا غال للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف
رحيم
ربنا ال تزغ قلوبنا_ بعد إذ هديتنا_ وهب لنا من لدنك
رحمة إنك أنت الوهاب
اللهم نج إخواننا_ المؤمنين المستضعفين في بورما،
وسوريا ،وفلسطين ،وفي كل مكان
اللهم اشدد وطأتك_ على كفار بورما الظالمين ،وعلى_
جيوش بشار المجرمين ومن حالفهم_ من الروس
والصين وإيران واليهود الظالمين ،يا عزيز يا جبار
اللهم اجعلها عليهم_ سنين كسني يوسف
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا
عذاب النار
وصلى_ هللا على نبينا_ محمد وعلى آله وصحبه ومن
تبعهم_ بإحسان إلى يوم الدين
وآخر دعوانا_ أن الحمد هلل رب العالمين .أقيموا
…الصالة