Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam menghadapi era persaingan global, pemerintah harus mampu menyiapkan SDM
yang berkualias dan handal. Menurut mantan Menko Kesra dan Taskin, Haryono Suyono,
menyiapkan SDM yang berkualitas dan handal bisa dilakukan melalui pelatihan
keterampilan dan wirausaha. Wirausaha dirasa sangat penting untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan perkataan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Hatta Rajasa, bahwa “wirausaha
adalah kunci bagi Indonesia untuk memajukan perekonomian”. Dalam rangka menciptakan
wirausaha-wirausaha tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan
kewirausahaan kepada peserta didik pada semua jenjang pendidikan.

Pendidikan kewirausahaan sebenarnya sudah cukup lama diperhatikan. Sejumlah


perguruan tinggi telah membentuk dan menerapkan kuliah kewirausahaan sejak beberapa
tahun silam. Sejumlah sekolah menengah juga melakukan hal yang sama. Tetapi, kelahiran
wirausaha di Indonesia dirasakan masih jauh dari harapan. Menurut Kemendiknas (2010)
pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup
memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat sendiri. Strategi pembelajaran
kewirausahaan di Indonesia belum bisa memungkinkan lahirnya wirausaha baru sesuai
harapan. Penyebabnya, karena strategi pembelajaran Indonesia masih sangat condong pada
pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah sistem
pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat dan sumber utama yang memberikan ide-
ide dan contoh, di mana peserta didik diposisikan sebagai gelas kosong yang hanya dapat
diisi oleh sang guru. Pada sistem ini, hampir tidak mungkin dapat terlahir peserta didik yang
memiliki kreativitas tinggi, sebab mereka sepenuhnya tergantung kepada guru. Itulah
sebabnya, tak mengherankan jika spektrum pikir peserta didik sepenuhnya merupakan
pantulan dari pengajaran satu arah yang diterima di sekolah.

Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diubah, khususnya terkait
dengan mata diklat pendidikan kewirausahaan agar kedepannya bisa menciptakan wirausaha-
wirausaha yang handal. Apabila pemerintah Indonesia tidak mampu membentuk wirausaha-
wirausaha baru yang handal maka diperkirakan akan semakin banyak jumlah pengangguran
di Indonesia, dan hal ini tentu akan berimbas pada penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Maka dari itu dirasa sangat penting SMP Negeri 1 Sumber untuk mengembangkan
kurikulum pendidikan kewirausahaan agar mampu mencetak wirausaha-wirausaha baru yang
handal. Hal ini tentu saja tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata, atau guru semata
namun manjadi tanggung jawab bagi semua pihak yang terkait di dalamnya termasuk juga
stakeholder/masyarakat.
B. TUJUAN

1. Untuk menggali potensi peserta didik

2. Untuk menggali sumber dana lain

C. MANFAAT

1. Menguatkan pendidikan karakter siswa


2. Mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan agar mampu mencetak
wirausaha-wirausaha baru yang handal.
BAB II

PELAKSANAAN

A. Aspek-aspek Program Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam


proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai,
terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-
nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata
pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem

Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat


dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

a. Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah


tercakup didalamnya.

b. Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan


KD kedalam silabus.

c. Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan


peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku.

d. Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai


kewirausahaan ke dalam RPP.

2. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan
yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

3. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah

Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta


didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya,
pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat
sekolah.

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya


sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor,
tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan
fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya
berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas
berwirausaha di lngkungan sekolah).

4. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal

Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk


mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat
karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan
mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu
membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam
kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang
berada di ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai
peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang
kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh
pendapatan.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan


integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua
mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun
kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada
dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian
dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam
pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik
mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal
pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu
nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui
proses berpikir, bersikap, dan berbuat.

B. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEWIRAUSAHAAN DI SMPN 1 SUMBER

1. Ekstrakurikuler Drum Band

Tujuan diadakannya ekstrakurikuler Drum Band ini adalah :

a. Melatih siswa agar dapat terampil dalam memainkan alat drum band.

b. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

c. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

d. Sarana promosi di masyarakat

e. Memberikan pemasukan dana

Atas permintaan masyarakat, peserta ekstrakurikuler drum band sering tampil


untuk mengisi acara di sedekah bumi, peringatan hari besar Agama Islam, dan lain-
lain. Tampilan mereka di Kecamatan Sumber, Kecamatan Jaken Pati, dan Kecamatan
Jakenan Pati. Uang hasil tanggapan itu digunakan untuk kegiatan-kegiatan siswa
yang tidak ada di RKAS.

2. Koperasi Siswa

Tujuan diadakan koperasi siswa:

a. Melatih siswa agar terampil dalam hal kewirausahaan.

b. Melatih siswa dalam hal kedisiplinan.

c. Membantu pemenuhan kebutuhan siswa, guru, dan karyawan

d. Memberikan pemasukan dana

Koperasi siswa dijalankan dengan didampingi oleh Bapak/Ibu Guru dan


karyawan. Koperasi siswa menyediakan alat tulis, alat kebersihan serta beraneka
jajanan. Hasil yang didapatkan bisa digunakan untuk membantu siswa yang miskin
dan membantu pembiayaan sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kewirausahaan sudah berjalan dengan baik dan dapat menunjang


pembiayaan sekolah.

B. Tindak Lanjut

1. Penambahan barang di koperasi disesuaikan kebutuhan siswa, guru, dan karyawan.

2. Penggunaan dana sesuai skala prioritas.

3. Pemeliharaan peralatan drum band.


PROGRAM KERJA
“KEWIRAUSAHAAN”

SMP NEGERI 1 SUMBER


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam menghadapi era persaingan global, pemerintah harus mampu menyiapkan SDM
yang berkualias dan handal. Menurut mantan Menko Kesra dan Taskin, Haryono Suyono,
menyiapkan SDM yang berkualitas dan handal bisa dilakukan melalui pelatihan
keterampilan dan wirausaha. Wirausaha dirasa sangat penting untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan perkataan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Hatta Rajasa, bahwa “wirausaha
adalah kunci bagi Indonesia untuk memajukan perekonomian”. Dalam rangka menciptakan
wirausaha-wirausaha tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan
kewirausahaan kepada peserta didik pada semua jenjang pendidikan.

Pendidikan kewirausahaan sebenarnya sudah cukup lama diperhatikan. Sejumlah


perguruan tinggi telah membentuk dan menerapkan kuliah kewirausahaan sejak beberapa
tahun silam. Sejumlah sekolah menengah juga melakukan hal yang sama. Tetapi, kelahiran
wirausaha di Indonesia dirasakan masih jauh dari harapan. Menurut Kemendiknas (2010)
pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup
memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat sendiri. Strategi pembelajaran
kewirausahaan di Indonesia belum bisa memungkinkan lahirnya wirausaha baru sesuai
harapan. Penyebabnya, karena strategi pembelajaran Indonesia masih sangat condong pada
pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah sistem
pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat dan sumber utama yang memberikan ide-
ide dan contoh, di mana peserta didik diposisikan sebagai gelas kosong yang hanya dapat
diisi oleh sang guru. Pada sistem ini, hampir tidak mungkin dapat terlahir peserta didik yang
memiliki kreativitas tinggi, sebab mereka sepenuhnya tergantung kepada guru. Itulah
sebabnya, tak mengherankan jika spektrum pikir peserta didik sepenuhnya merupakan
pantulan dari pengajaran satu arah yang diterima di sekolah.

Sistem pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diubah, khususnya terkait
dengan mata diklat pendidikan kewirausahaan agar kedepannya bisa menciptakan wirausaha-
wirausaha yang handal. Apabila pemerintah Indonesia tidak mampu membentuk wirausaha-
wirausaha baru yang handal maka diperkirakan akan semakin banyak jumlah pengangguran
di Indonesia, dan hal ini tentu akan berimbas pada penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Maka dari itu dirasa sangat penting SMP Negeri 1 Sumber untuk mengembangkan
kurikulum pendidikan kewirausahaan agar mampu mencetak wirausaha-wirausaha baru yang
handal. Hal ini tentu saja tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata, atau guru semata
namun manjadi tanggung jawab bagi semua pihak yang terkait di dalamnya termasuk juga
stakeholder/masyarakat.
B. TUJUAN

1. Untuk menggali potensi peserta didik

2. Untuk menggali sumber dana lain

3. MANFAAT

1. Menguatkan pendidikan karakter siswa


2. Mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan agar mampu mencetak
wirausaha-wirausaha baru yang handal.
BAB II

PTOGRAM KERJA

A. Aspek-aspek Program Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

1. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran

Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam


proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai,
terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-
nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata
pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat
menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem

Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat


dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

a. Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah


tercakup didalamnya.

b. Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan


KD kedalam silabus.

c. Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan


peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya
dalam perilaku.

d. Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai


kewirausahaan ke dalam RPP.

2. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga

dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan
yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

3. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah

Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta


didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya,
pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat
sekolah.

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya


sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor,
tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan
fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya
berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas
berwirausaha di lngkungan sekolah).

4. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal

Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk


mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat
karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan
mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu
membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam
kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang
berada di ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai
peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang
kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh
pendapatan.

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan


integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua
mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun
kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai
kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada
dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian
dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam
pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik
mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal
pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu
nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui
proses berpikir, bersikap, dan berbuat.

B. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEWIRAUSAHAAN DI SMPN 1 SUMBER

1. Ekstrakurikuler Drum Band

Tujuan diadakannya ekstrakurikuler Drum Band ini adalah :

a. Melatih siswa agar dapat terampil dalam memainkan alat drum band.

b. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

c. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

d. Sarana promosi di masyarakat

e. Memberikan pemasukan dana

2. Koperasi Siswa

Tujuan diadakan koperasi siswa:

e. Melatih siswa agar terampil dalam hal kewirausahaan.

f. Melatih siswa dalam hal kedisiplinan.

g. Membantu pemenuhan kebutuhan siswa, guru, dan karyawan

h. Memberikan pemasukan dana


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang


berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul
resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa
moneter dan kepuasan pribadi.

Kewirausahaan dalam pendidikan agar lebih seimbang di perlukannya


interaksi sosial yang memerlukan usaha serta waktu yang cukup. Sedikit perbedaan
persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar
arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari
pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau
dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn
advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan
kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat.
Semoga program kewirausahaan di SMP Negeri 1 Sumber dapat berjalan baik
dan dapat menunjang tercapainya tujuan SMP Negeri 1 Sumber.

Anda mungkin juga menyukai