PEMERINTAH .............
DINAS PENDIDIKAN ..............
(Nama Sekolah)
Hari :
Tanggal :
agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Supervisi Akademik di SMA
.......................
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
Program Supervisi Akademik SD/SMP/SMA/SMK Tahun Pelajaran 2016/2017 ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Program Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2016/2017 ini disusun sebagai pedoman bagi
kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap semua guru di
SD/SMP/SMA/SMK pada tahun 2016/2017. Selain hal itu, program ini disusun untuk
mencapai salah satu kompetensi yang harus dikuasai dan dilaksanakan oleh seorang Kepala
Sekolah, yaitu Kompetensi Supervisi. Supervisi Akademis dilaksanakan sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru,serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Harapan kami semoga Program Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat
terlaksana dengan efektif dan hasilnya dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas
pembelajaran dan kualitas sumber daya manusia di sekolah serta peningkatan prestasi
belajar bagi siswa SD/SMP/SMA/SMK.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
Program Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2016/2017 ini. Mohon maaf atas
ketidaksempurnaan dan segala kekurangan dalam penyusunan program supervisi akademik
ini serta mohon saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan program yang akan
datang.
Karanganyar, April 2016
Kepala LPPKS
A. Latar Belakang
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah, mengamantkan
bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah melakukan supervisi akademik kepada
guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) supervisi diartikan sebagai
pengawasan utama; pengontrolan tertinggi. Sedangkan menurut K.A. Acheson dan M.D.
Gail, supervisi merupakan suatu proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian
antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku yang ideal. Sedangkan
menurut Wayne K. Hoy dan Patrick B. Forsyth, supervisi bukan bertujuan untuk
memberikan vonis tentang kemampuan seseorang atau mengontrol pekerjaannya, tetapi
lebih mengarah kepada bentuk kerja sama antara atasan dan bawahan. Dengan demikian
supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru dalam melaksanakan
pembelajaran diarahkan untuk dapat memperoleh data autentik tentang keunggulan dan
kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Keunggulan dapat
digunakan sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut, juga dapat dijadikan
sebagai contoh kepada guru yang lain, sedangkan kekurangan dapat digunakan sebagai
bahan pembinaan lebih lanjut kepada guru tersebut.
Selama ini, terkesan bahwa supervisi di sekolah-sekolah hanya sekadar untuk memenuhi
administrasi, sehingga banyak hasil supervisi yang bersifat fiktif. Secara administrasi ada
bukti pelaksanaan supervisi, tetapi sebenarnya tidak dilakukan supervisi. Tidak diketahui
secara pasti mengapa banyak terjadi supervisi fiktif. Tentu hal ini banyak bergantung
pada kepemimpinan Kepala Sekolah. Apabila Kepala Sekolah memegang teguh tugas dan
kewajibannya, maka supervisi tidak sekedar dokumen tetapi salah satu dari tugas yang
harus dilaksanakan, maka supervisi fiktif tentu tidak akan terjadi.
Keberhasilan supervisi pendidikan oleh Kepala Sekolah kepada Para Guru di sekolahnya
akan terwujud apabila setelah supervisi dilaksanakan dengan sebenar-benarnya. Guru
dan Kepala Sekolah perlu bersinergi untuk mencapai keberhasilan program supervisi.
Namun supervisi juga cenderung tidak akan bermakna apabila hasil supervisi tidak ada
tindak lanjutnya. Bentuk kegiatan tindak lanjut antara lain dengan melaksanakan
kegiatan diskusi dengan kelompok-kelompok guru atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), menyikapi hasil supervisi kepala sekolah kepada para guru. Diskusi ini tentu
diarahkan untuk mencari kesepahaman tentang bagaimana cara mengajar yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Ketika MGMP merasa perlu ada bimbingan teknis khusus
untuk meningkatkan kemampuan mengajar (kompetensi pedagogik) sesuai dengan
tuntutan kurikulum, maka langkah selanjutnya adalah mengundang pakar pendidikan
untuk membimbing dan mendampingi guru dalam upaya meningkatkan kompetensi
pedagogik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, atau dikirim ke pelatihan ke lembaga
diklat yang sesuai seperti P4TK, LPMP, dan badan diklat yang lain. Minimal pelatihan
yang denan nara sumber langsung Kepala Sekolah, mengingat Kepala Sekolahlah yang
mengetahui secara pasti kondisi di lapangan.
Satu catatan cukup penting untuk dicermati adalah, bahwa guru akan merasa nyaman
menghadapi supervisi Kepala Sekolah apabila Kepala Sekolah memposisikan diri “teman
curhat guru” berkaitan dengan pengalaman guru mengajar di kelas. Apabila Kepala
Sekolah memposisikan diri sebagai figur yang akan “menilai kekurangan guru” dalam
mengajar, maka program supervisi menjadi program yang cenderung momok dan
ditakuti guru, yang pada gilirannya kurang diapresiasi guru. Cenderung sangat ironis
apabila keberhasilan supervisi diukur dari banyaknya temuan yang didapat oleh Kepala
Sekolah. Lebih parah lagi apabila dikatakan bahwa makin banyak temuan makin berhasil
supervisinya.
Implementasi kurikulum di sekolah yang masih perlu dipelajari, didalami, dikaji, baik oleh
Kepala Sekolah maupun para guru. Ketidakpahaman terhadap esensi kurikulum yang
sebenarnya akan mengakibatkan banyaknya temuan dalam supervisi. Kondisi ini akan
terjadi apabila Kepala Sekolah memahami esensi dan pesan dari kurikulum yang
diterapkan di sekolah. Namun sebaliknya apabila Kepala Sekolah kurang memahami
esensi dan pesan dari kurikulum, yang terjadi adalah supervisi tidak akan bermakna apa-
apa, supervisi tidak akan dapat merubah pola pembelajaran guru di kelas.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum program supervisi pendidikan diantaranya adalah:
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah
6. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
7. Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan
C. Tujuan
Supervisi akademik memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu
guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan
kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan supervisi
akdemik pada prinsipnya adalah (a) pengembangan profesionalisme guru, (b)
peningkatan motivasi, dan (c) pengendalian mutu.
Bertolak dari uraian pada pendahuluan di atas, maka tujuan dari supervisi akademik
adalah:
1. Memperoleh data yang menggambarkan tingkat kepahaman guru terhadap kurikulum,
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan
kepahaman guru terhadap kurikulum.
2. Memperoleh data yang menggambarkan tingkat kedisiplinan guru dalam
melaksanakan kewajiban mengajar, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar
pembinaan kepada para guru.
3. Sebagai salah satu bahan pembinaan kepada para guru tentang esensi perubahan
paradigma pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira
dan berbobot (paikem gembrot).
4. Sebagai wahana menemukan data kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan
pembelajaran untuk menuju terwujudnya pembelajaran yang berkualitas.
E. Waktu/Pelaksanaan Supervisi
Supervisi dilaksanakan minimal dua kali dalam satu semester, yaitu pada awal
semester dan akhir semester, dengan menerapkan dua tahapan yakni tahap pertama
supervisi terhadap dokumen administrasi pembelajaran guru, dan tahap kedua supervisi
terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Supervisi dokumen dilaksanakan pada kegiatan awal (sebelum supervisi pelaksanaan
pembelajaran).Tahapan ini dilaksanakan setelah para guru mendapatkan sosialisasi tentang
program supervisi. Supervisi pada tahap ini sebagian besar difokuskan kepada
pendampingan Kepala Sekolah kepada para guru dalam menyusun perangkat pembelajaran,
dimulai dari pemahaman silabus, penyusunan silabus untuk semua mata pelajaran,
penyusunan program semester, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
serta penyiapan perangkat dan sistem penilaian.
Supervisi tahap ke dua difokuskan pada pemantauan pelaksanaan pembelajaran
guru di dalam kelas. Supervisi tahap ke dua ini dilaksanakan setelah supervisi terhadap
dokumen administrasi pembelajaran guru (supervisi perencanaan pembelajaran).
Supervisi ini dilaksanakan terhadap semua guru di SD/SMP/SMA/SMK ...............,
baik guru tidak tetap (GTT) maupun guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Hasil
supervisi digunakan oleh kepala sekolah untuk merancang program tindak lanjut baik
berupa diklat, seminar dll demi peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan mutu
guru.
Setting pelaksanaan supervisi dibagi dalam empat tahap yakni tahap pendampingan,
tahap supervisi dokumen, tahap supervisi kelas, dan tahap penyampaian hasil supervisi pada
para guru yang disupervisi.
1. Tahap pendampingan
Pada tahap ini, guru didampingi dalam menyusun perangkat pembejarannya.
Pendampingan dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu oleh para guru yang telah
mendapatkan diklat baik di tingkat provinsi maupun tingakat nasional.
2. Supervisi dokumen
Pada tahap ini, dilakukan pendataan terhadap perangkat pembelajaran yang telah
disusun oleh guru. Apa saja perangkat pembelajaran yang telah disusun Pada tahap ini,
guru didampingi dalam menyusun perangkat oleh guru. Hasil dari supervisi dokumen ini
tercermin dalam ceklis yang diisi guru secara bertanggung jawab dan jujur dan diperiksa
oleh waka kurikulum.
3. Supervisi kelas
Pada tahap ini, Kepala Sekolah melaksanakan peninjauan di kelas secara efektif, artinya
kepala sekolah melihat langsung pelaksanaan pembelajaran di kelas dimulai dari kegiatan
awal hingga kegiatan akhir di kelas.
4. Penyampaian hasil pada para guru yang disupervisi
Pada tahap ini, Kepala Sekolah menyampaikan rekaman kondisi real di kelas. Kegiatan ini
dapat dilakukan terhadap guru yang disupervisi secara perorangan maupun kepada
Kelompok Guru Mata Pelajaran atau yang sering disebut dengan MGMP.
F. Hasil yang Diharapkan
Supervisi ini dilaksanakan terhadap semua guru di SD/SMP/SMA/SMK..................,
baik guru tidak tetap (GTT) maupun guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Hasil
supervisi digunakan oleh kepala sekolah untuk merancang program tindak lanjut baik
berupa diklat, seminar dll. demi peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan mutu
guru.
Pelaksanaan Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2015/2016 yang disusun
berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan supervisi akademik tahun sebelumnya,
diharapkan akan memberikan dampak berupa perbaikan sekaligus peningkatan mutu proses
dan output proses pembelajaran. Peningkatan ini dapat secara langsung diketahui dari
kegiatan yang dilaksanakan guru-guru mata pelajaran di kelas yang diindikasikan dengan
adanya perbaikan pada :
1. Peningkatan pemahaman guru terhadap Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) dengan
titik berat pada :
Review KTSP berupa telaah terhadap pengembangan silabus yang sesuai dengan
kebutuhan pada setiap mata pelajaran
Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator
Penyusunan RPP
2. Penggunaan Metode – Metode dan Model-Model Pembelajaran yang lebih variatif dan
meningkatkan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran
3. Penggunaan instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
4. Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan mengacu kepada
tuntutan penguasaan kompetensi
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan supervisi akademik tahun pelajaran 2016/2017 di Kendal meliputi:
Pengembangan Silabus/Perumusan Indikator, Pengembangan RPP/Materi Pembelajaran,
Peningkatan Penguasaan Metode Pembelajaran, Peningkatan Penguasaan Model Model
Pembelajaran, Peningkatan Penguasaan Sistem Penilaian Hasil Belajar, Pelaksanaan
Pembelajaran, Pelaksanaan Layanan BK/Pengembangan Diri.
Pada hakikatnya, fokus utama supervisi adalah terciptanya pembelajaran yang berkualitas
dan efektif yang memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Oleh karena
itu sasaran suprvisi adalah kegiatan pembelajaran dan hal-hal lain yang menunjang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah ruang lingkup kegiatan supervisi.
2. Administrasi
Salah satu ruang lingkup supervisi adalah hal-hal yang bersifat administratif. Kegiatan
supervisi yang terkait dengan administrasi antara lain administrasi kesiswaan, ketenagaan,
keuangan termasuk penggunaan dana dari masyarakat, persuratan, bimbingan konseling,
ketersediaan program tahunan, program semester, RPP, buku inventaris sarana dan
prasarana, daftar inventaris bahan/alat praktikum, tata tertib penggunaan laboratorium , dll.
3. Profesionalisme
Upaya-upaya supervisi yang terkait dengan peningkatan profesionalisme guru, antara lain
membantu guru mengedentifikasi permasalahan guru terkait dengan profesionalisme
mereka, memberi bimbingan/pelatihan peningkatan kinerja dan kedisiplinan, mengirim
mengikutsertakan guru dalam seminar/loka karya peningkatan profesi, dsb.
Ada bebetapa komponen yang harus disupervisi. Dalam bidang administrasi guru, komponen
yang perlu disupervisi adalah dokumen wajib (kurikulum, kaldik, jadwal pelajaran serta
dokumen yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dokumen tersebut adalah
Dokumen Perencanaan Pembelajaran yang meliputi; (a) Program Tahunan, Program
Semester, Analisis SK/KD, Silabus, RPP, Perangkat Rancangan Penilaian, Analisis Penentuan
KKM, Jurnal, Agenda Mengajar.
B. Instrumen Supervisi
Instrumen supervisi akademik merupakan alat yang digunakan oleh supervisor untuk dapat
mengidentifikasiprofil kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Kegiatan
tersebut mencakup dalam pembuatan silabus pembelajaran, perencanaan pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan adminstrasi
pembelajaran.
Dalam pengembangan instrumen supervisi ada dua jenis instrumen supervisi akademik,
yaitu:
1. Instrumen supervisi persiapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran yaitu program
tahunan, program semester, RPP, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran.
2. Instrumen supervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran, meliputi lembar pengamatan,
suplemen observasi (keterampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan
klinis, dsb.) Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan program supervisi akademik
pada SD/SMP/SMA/SMK seperti terdapat dalam lampiran program ini.
Sebelum digunakan instrumen supervisi divalidasi terlebih dahulu dan memenuhi reliabilitas
instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena mempunyai
keandalan yang tinggi.
Adapaun jadwal Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2016/2017 pada .... sesuai dalam
lampiran program ini.
BAB III
PENUTUP
Keberhasilan supervisi tidak diukur dengan seberapa banyak temuan oleh supervisor, tetapi
lebih ditekankan pada seberapa besar perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan supervisi.
Tentu perubahan yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang digariskan oleh kurikulum
dan peraturan perundangan yang ada. Paradigma baru dalam mengajar perlu dicermati dan
dilaksanakan. Apabila guru mampu merubah pola pembelajaran lama ke dalam pola
pembelajaran yang inovatif dan penilaian autentik, dapat dipastikan dalam kurun waktu 10
hingga 20 tahun ke depan generasi yang muncul adalah generasi yang unggul.
Program Kerja Supervisi Tahun 2016/2017 disusun untuk dapat dijadikan acuan dan
pedoman bagi Kepala Sekolah dan Supervisor yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah untuk
membantu pelaksanaan supervisi, dalam merencanakan dan melaksanakan tugas dan fungsi
Kepala Sekolah.
Selanjutnya, dengan Program Supervisi yang telah disusun bersama ini, pada akhir tahun
Pelajaran Kepala Sekolah dan Supervisor membuat laporan hasil supervisi sekolah selama 1
(satu) tahun pelajaran 2016/2017 kepada Pengawas SD/SMP/SMA/SMK/ Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/kota ....