Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN SMP NEGERI 1 SENDANA

TAHUN PELAJARAN
2019/2020

A. LATAR BELAKANG
Kewirausahaan hakekatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam
meningkatkan pendapatan. sedangkan pendidikan karakter kewirausahaan adalah pendidikan
tentang nilai dasar yang membangun pribadi seseorang dalam proses kewirausahaan, terdiri
dari mindset, heartset dan actionset, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun
pengaruh lingkungan, serta digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap, dan bertindak.
Nilai – nilai kewirausahaan yang perlu dikembangkan di sekolah ada 18 karakter, dan
dikelompokkan ke dalam mindset, heartset, dan actionset.
(1) Karakter yang termasuk dalam kelompok mindset yang terdiri dari: (a) kreatif, (b)
inovatif,
(c) visi jauh ke depan, dan (d) realistis
(2) Kelompok yang kedua yaitu heartset meliputi: (a) berani mengambil resiko, (b) jujur,
(c) tanggung jawab, (d) pantang menyerah, (e) motivasi kuat untuk sukses, (f) rasa ingin
tahu, (g) komitmen, dan (h) mandiri.
(3) Ketiga adalah kelompok actionset yang meliputi: (a) kerja keras, (b) berorientasi pada
tindakan, (c) Komunikatif, (d) kerjasama, (e) kepemimpinan, (f) disiplin.
Karakter kewirausahaan tersebut secara detail adalah sebagai berikut :

pendidikan karakter kewirausahaan merupakan pendidikan di bidang kewirausahaan yang


menanamkan kebiasaan (habituation) di bidang kewirausahaan tentang hal mana yang baik
sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah,
mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dalam
hal ini yang perlu ditekankan adalah bahwa pendidikan karakter intinya adalah
menanamkan kebiasaan. Media pendidikan yang paling tepat untuk mengajarkan kebiasaan
adalah dengan menggunakan lingkungan. Kultur sekolah merupakan lingkungan belajar
siswa ketika sedang melaksanakan proses belajar di sekolah.
Fenomena yang terjadi saat ini banyak sekali siswa ketika lulus sekolah mereka hanya ingin
menjadi seorang pegawai, ini terlihat dari hasil wawancara dengan para siswa sekitar 75%
menjawab akan melamar kerja, dengan kata lain menjadi pegawai (karyawan), dan hanya
sekitar 4% yang menjawab ingin berwirausaha, dan selebihnya menjadi karyawan dan
berwirausaha. Ini menggambarkan betapa pola pikir untuk menjadi wirausaha di kalangan
mahasiswa masih sangat kecil. Siswa sulit untuk mau dan mulai berwirausaha dengan
alasan mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri, dan factor yang tidak
kalah pentingnya adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha, dan
mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri. Dalam hal ini
pendidikan kewirausahaan (entrelpreneurship) sangat penting dan diharapkan mampu
menciptakan jiwa-jiwa wirausaha, sehingga mereka mampu mandiri dan menciptakan
lapangan kerja yang setiap tahun terus bertambah, Untuk itu, dibutuhkan peran dunia
pendidikan untuk senantiasa membangun dan mengarahkan kemampuan serta minat para
lulusan untuk bergerak dan mengembangkan kewirausahaan sehingga lapangan pekerjaan
yang sedikit tidak menjadi masalah bagi para lulusan, karena mereka sudah mampu untuk
menjalankan usahanya sendiri.
Oleh karena itu SMPN 1 Sendana menjembatani untuk mengembangkan potensi peserta
didik melalui pendidikan karakter kewirausahaan tersebut.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka ditetapkan sasaran serta langkah-langkah dalam
mewujudkan program kewirausahaan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi
peserta ddidik dalam hal penyaluran bakat, hobi dan keterampilan.
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik),
sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha.
Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan
kegiatan – kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan
dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara
bersama – sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan
diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis – jenis kegiatan di
sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta
didik dalam kehidupan sehari – hari.
Tujuan dari rencana program kewirausahaan ini adalah sebagai acuan pelaksanaan kegiatan
dalam mengembangkan kewirausahaan di sekolah.

C. BENTUK KEGIATAN
Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam membangun karakter kewirausahaan di
SMP Negeri 1 Sendana adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan kewirausahaan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran adalah penginternalisasian nilai – nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperoleh kesadaran akan pentingnya nilai – nilai,
terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai – nilai kewirausahaan ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari – hari melalui proses pembelajaran baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dsarnya
kegiatan pembelajaran selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi
(materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta
didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai – nilai kewirausahaan
ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah
pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode
pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai – nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat
ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai – nilai kewirausahaan tersebut
harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanamaa nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai – nilai
kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok
sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai – nilai lainnya. Selanjutnya nilai – nilai
pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata
pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai – nilai pokok tertentu yang paling dekat
dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai – nilai pokok
kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua semua mata pelajaran pada langkah awal
ada 6 nilai pokok yaitu : mandiri, kreatif, pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi
pada tindakan dan kerja keras.
Pada mata pelajaran khususnya Prakarya dan seni budaya bahan yang digunakan
berupa barang bekas yang mudah didapatkan di sekitar wilayah sekolah untuk
dijadikan sebagai sebuah karya yang bermanfaat seperti ekobrik.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun
kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai – nilai
kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrasi nilai – nilai kewirausahaan
dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu
kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai – nilai kewirausahaan yang akan
diintegrasikan. Sedangkan cara menyusun RPP yang terintegrasi dengan nilai – nilai
kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan
menambahkan pada materi, langkah – langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai
– nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai – nilai kewirausahaan
sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui
tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya
menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik
belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang
terkait dengan nilai – nilai kewirausahaan.
Pengintegrasian nilai – nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dilakukan melalui
langkah – langkah berikut :
 Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai – nilai kewirausahaan sudah
tercakup di dalamnya.
 Mencantumkan nilai – nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SK dan
KD ke dalam silabus.
 Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan
peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya
dalam perilaku.
 Memasukkan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai – nilai
kewirausahaan ke dalam RPP.
2. Pendidikan Kewirausahaan Yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah. Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya
potensi, bakat, dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Misi ekstrakurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2)
menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
Ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMPN 1 Sendana untuk olahraga : Volly Ball,
Bulu Tangkis, Basket Ball, Takraw, Tenis Meja, PMR, Sepak Bola, Catur. Untuk bidang
seni : Seni Tari, Pementasan Seni Budaya, Pameran Lukisan, Pameran Hasil Kerajinan,
untuk bidang bahasa : Story Telling, Speech Contest, Puisi (Baca dan Cipta), Cerpen
(Baca dan Cipta), Pidato, Sinopsis, Mading. Nilai yang diharapkan dari kegiatan tersebut
adalah karakter kewirausahaan berupa sikap mandiri, tanggung jawab, disiplin, kerja
keras, menghargai prestasi, kerja sama, dan saling menghormati.
3. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai
bagian integral dan kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya
pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan
kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan
ekstrakurikuler. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari – hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan peserta didik dengan memperhatikan kondisi
sekolah..
Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam
kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan
belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah dan
kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram direncanakan secara khususdan diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan
secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh
semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan
di bidang lingkungan : Camping, Kemah Budaya, Susur Pantai (Menanam Mangrove),
Aksi Penghijauan, Aksi Baksos, Gerakan Lingkungan Bersih dan Sehat, Lomba
kebersihan Kelas, pameran dan Bazar.
4. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke Dalam Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa
yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Pengintegrasian nilai – nilai
kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi,
tugas maupun evaluasi.

D. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

1. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan,
pengendalian atau pengontrolan terhadap suatu obyek kegiatan yang akan, sedang atau
sudah dilaksanakan. Untuk itu terkait dengan program kewirausahaan perlu diadakan
monitoring secara terus menerus baik terhadap program maupun proses
pengelolaan program guna penyempurnaan lebih lanjut.

2. Evaluasi
Terkait program kewirausahaan sekolah maka ada beberapa unsur yang perlu
dievaluasi. Adapun unsur – unsur yang perlu dievaluasi meliputi :
a. Perubahan tingkat pengetahuan dan pemahaman warga sekolah tentang
program kewirausahaan.
b. Pengelolaan setiap warga sekolah terkait program
kewirausahaan.
c. Pemanfaatan hasil yang diperoleh dari kewirausahaan.
d. Tingkat pertisipasi warga sekolah dalam gerakan kewirausahaan.

3. Pelaporan
Terkait dengan program kewirausahaan maka sistem pelaporan kegiatan
dapat disampaikan dalam dua bentuk :
a. Secara lisan (insidental) koordinator dapat melapor kepada kepala sekolah
melalui tatap muka setiap waktu.
b. Secara tertulis (berkala) dapat ditempuh dengan membuat laporan
tertulis dan disampaikan kepada kepala sekolah.

Kepala Sekolah

Murti, S.Pd, M.Si, M.Pd


NIP. 197204201994122003
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN
SMP NEGERI 1 SENDANA
TAHUN 2019/2020

DINAS PENDIDIKAN DAN PEMUDA OLAHRAGA


PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE
2019

Anda mungkin juga menyukai