DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian supervisi akademik dipahami sebagai proses membantu dan membina guru
dalam rangka meningkatkan kwalitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil pembelajaran
peserta didik yang lebih optimal. Tujuan supervisi akademik adalah untuk meningkatkan
pembelajaran. Oleh sebab itu supervisi akademik harus dipahami dengan benar sebagai upaya
menilai, membina, melaporkan, dan menindak lanjuti. Pada kegiatan memantau supervisi
berbagai fenomena atau kegiatan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan menilai
pembelajaran. Pada kegiatan membina, kepala sekolah melakukan kegiatan yang terencana,
terpola, dan terprogram dalam mengubah pola pikir dan pola tindak guru dalam proses
hasil-hasil pengawasan akademik baik secara lisan maupun tulisan kepada atasan dalam hal ini
kepala dinas dan pengawas pembina. Pada kegiatan tindak lanjut, kepala sekolah melakukan
Sebagai kepala sekolah tentunya diwajibkan untuk memiliki kompetensi yang telah
ditentukan dalam perundangan atau peraturan yang berlaku. Dalam hal ini kompetensi supervisi
menjadi persoalan utama yang harus dikembangkan oleh kepala sekolah. Oleh karena itu yang
melakukan supervisi dalam kegiatan ini adalah kepala sekolah secara langsung kepada guru di
sekolah. Supervisi guru ini dilakukan pada semester kedua tahun pelajaran 2019-2020 melalui
kunjungan kelas dengan menggunakan instrumen supervisi yang sesuai dengan Standar Proses
Pembelajaran.
1. Bagi Guru
Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah akan sangat bermanfaat jika
balik yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru tersebut maupun bagi guru
yang lainnya. Sebagaimana ditulis oleh Sujana (2008) tentang pentingnya konsep dan
terencana, terpola, dan terprogram akan mengubah perilaku guru agar dapat mengubah
kwalitas pembelajaran.
2. Bagi Kepala Sekolah / Supervisor
Sementara itu bagi kepala sekolah akan bermanfaat sebagai pembelajaran dalam
bermanfaat sebagai masukan tentang kinerja guru yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai sumber data dalam pengelolaan pembelajaran dan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan penyusunan program sekolah pada masa yang
akan datang.
metode :
2) Wawancara pribadi, yaitu berdialog dengan guru secara khusus untuk memperjelas
sehingga diperoleh data dan gambaran yang terjadi di kelas, dan dapat disepakai
-=0=-
BAB II
1. Siklus Pertama.
a. Perencanaan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi
Kepala Sekolah adalah dimensi kompetensi supervisi, yang meliputi perencanaan program
teknik supervisi yang tepat, evaluasi dan tindak lanjut hasil supervise dalam upaya peningkatan
profesionalisme guru.
Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan serangkaian kegiatn
untuk membantu guru dalam meningkatkan kemampuan professional guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan melalui tahapan – tahapan berupa perencanaan yang
sistimatis, pengamatan yang cermat dan umpan balik yang objektif dan segera, sebagaimana
diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang
Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengatakan bahwa tugas
pengawasan pembelajaran oleh kepala sekolah dilakukan dalam bentuk pemantauan, supervise,
Supervisi terhadap guru yunior yang dilakukan pada kegiatan on the job learning
supervise calon kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui tindakan
kepemimpinan yang berupa kegiatan mempengaruhi dan menggerakkan rekan guru sehingga
Pada tahap perencanaan colon kepala sekolah terlebih dahulu melakukan sosialisasi
tentang rencana dan tujuan observasi guru junior, kemudian kepala sekolah menetapkan guru
junior berdasarkan pertimbangan dan penilaian kepala sekolah terhadap guru junior, dan
selanjutnya calon kepaa sekolah membuat program supervise guru junior yang didalamnya
ditetapkan nama guru sasaran dan jadwal pelaksanaan observasi (Lampiran Program supervise
guru junior)
a. Pelaksanaan
b.1. Pra-Observasi
supervisor sebelum melakukan observasi di kelas. Pada tahap ini calon kepala sekolah
mengamati RPP yang disusun oleh guru junior dan melakukan wawancara terhadap guru junior
Oservasi).
b.2. Observasi.
Observasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati instrumen yang digunakan
instrumen hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran masih perlu diperbaiki. Pada
kegiatan pembelajaran ada hal – hal yang masih kurang dilaksanakan dan harus diperbaiki.
Hal yang masih perlu diperbaiki dalam proses pembelajan antara lain, pada kegiatan
pendahuluan guru belum mencek kehadiran dan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran,
motivasi dan apersepsi terhadap siswa juga masih kurang Nampak. Pada kegiatan inti,
penguasaan materi oleh guru juga masih kurang sehingga sehingga tujuan pembelajaran kurang
tercapai. Pendekatan/strategi masih kurang sesuai dengan RPP yang menerapkan pembelajaran
aktif tetapi pada kenyataannya guru masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga
proses pembelajaran didominasi oleh guru. Penilai dalam kegiatan pembelajaran juga masih
kurang dilaksanakan.
Pada kegiatan akhir , kegiatan refleksi dan membuat rangkuman masih didominasi oleh
guru sehingga siswa hanya mencatar rangkuman yang dibuat oleh guru.
Setelah selesai proses pembelajar di kelas calon kepala sekolah menemui kembali untuk
melakukan wawancara kepada guru junior seputarar pengalamannya saat melaksanakan proses
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan di kelas dengan menggunakan panduan wawancara
pasca observasi kelas. Dari hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa masih adanya
kesulitan yang dirasakan oleh guru junior selama proses pembelajaran berlangsung, yang
nantinya akan dijadikan dasar untuk melakukan kegiatan pada siklus berikutnya.
a. Hasil.
Berdasarkan hasil wawancara pada pasca observasi guru masih merasa kurang dalam
proses penyajian pembelajaran dan proses penyajian belum sesuai dengan apa yang
direncanakan secara maksimal. Disamping itu siswa masih mengalami kesulitan dalam proses
pemaparan hasil kerja kelompoknya di depan kelas sehingga dapat memperlambat jalannya
kegiatan pembelajaran. Demikian juga dari hasil wawancara tergambar bahwa guru junior masih
b. Tindak lanjut.
Dari hasil penilaian pada kegiatan observasi pembelajaran di kelas dan hasil wawancara pasca
observasi maka pada umumnya dianggap masih kurang sehingga dijadikan dasar untuk
perbaikan di siklus 2.
2. Siklus kedua.
a. Perencanaan.
Setelah selesai wawancara pasca observasi siklus pertama, calon kepala sekolah menyampaikan
pada guru junior waktu pelaksanaan kegiatan pada siklus 2 sesuai dengan jadwal yang tercantum
pada program supervisi guru junior, namun tetap dilksanakan konsultasi kesepakatan tentang
waktu dan kesiapan dari guru junior, sehingga diputuskan bahwa pelaksanaan siklus 2 pada
b. Pelaksanaan.
b.1. Pra-Observasi
Kegiatan Pra-Observasi yang dilakukan calon kepala sekolah sebagai supervisor sama
dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 dimana sebelum observasi kelas dilakukan
wawancara terhadap terhadap guru junior dengan menggunakan panduan wawancara pra
observasi.
b.2. Observasi.
Observasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati instrumen yang digunakan
instrumen hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sudah mulai
meningkat bila dibandingkan dengan kegatan pada siklus 1. Pada kegiatan pendahuluan guru
sudah mencek kehadiran dan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, motivasi dan apersepsi
terhadap siswa sudah mulai nampak. Pada kegiatan inti, penguasaan materi oleh guru juga sudah
baik. Pendekatan/strategi sudah sesuai dengan RPP. Demikian juga proses penilai dalam
kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan. Pada kegiatan akhir , kegiatan refleksi dan membuat
Setelah selesai proses pembelajar di kelas calon kepala sekolah menemui kembali untuk
melakukan wawancara kepada guru junior seputar pengalamannya saat melaksanakan proses
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan di kelas dengan menggunakan panduan wawancara
pasca observasi kelas. Dari hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa pada kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2 ini telah meningkat namun kesulitan siswa dalam
hal pemaparan kerja kelompok masih perlu ditingkatkan, sehingga para siswa masih terus dilatih
c. Hasil.
hasil wawancara pasca observasi dalam proses pembelajaran telah menunjukkan hasil yang lebih
baik bila dibandingkan pada kegiatan siklus 1, namun siswa masih merasa kesulitan dalam hal
d Tindak lanjut.
Dari hasil wawancara pada pasca observasi siklus2 maka diharapkan guru lebih memfokuskan
peningkatan keberanian siswa dalam mempresetasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas di
masa yang akan datang sehingga siswa lebih terbiasa melakukan hal tersebut.
Berdasarkan observasi guru yang dilakukan oleh calon kepala sekolah diperoleh hasil :
Dari hasil di atas diperoleh selisih nilai antara siklus 1 dan siklus 2 sebesar + ……….%. Hal ini
menandakan bahwa antara siklus 1 dan siklus 2 terjadi rata-rata peningkatan sebesar …… %.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah laporan supervisi SD Negeri Saatu Kecamatan Poso Pesisir. Program ini
disusun dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dan kualitas pengelolaan Sekolah dan
kualitas pembelajaran pada setiap program di SD Negeri Saatu Kecamatan Poso Pesisir. Pada
akhir tahun pelajaran akan dilakukan evaluasi dan dirumuskan tindak lanjutnya sebagai dasar
penyusunan program supervisi SD Negeri Saatu Kecamatan Poso Pesisir Tahun Pelajaran
berikutnya.
Masukan dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dari laporan ini agar