Anda di halaman 1dari 13

Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Kondisi Ideal
Kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan kurikulum
sebelumnya lebih menekankan kepada standar kompetensi lulusan
(SKL), Standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan,
Standar pembiayaan, dan Standar Penilaian, serta pengembangan
karakter bangsa sehingga pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah pendekatan tematik, diharapkan dengan adanya perubahan
dalam kegiatan pembelajaran, keberhasilan peserta didik dalam
akademik maupun non akademik dapat meningkat dan tercapai
sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
Kurikulum 2013 yang menerapkan perpaduan semua mata
pelajaran dengan unit organisasi, Kompetensi Dasar yang terkecil
untuk kurikulum SD/MI, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan
melalui pendekatan terintegrasi. Berdasarkan pendekatan ini maka
terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
mengintegrasikan konten mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas I, II, dan III ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Dengan pendekatan ini maka Struktur Kurikulum SD/MI
menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang. Di
kelas IV, V, dan VI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial diajarkan/diberikan digabung dengan mata
pelajaran lain. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagaimana
Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam
berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua
Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam tema

1
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

dengan menggunakan pendekatan saintifik.


Pembelajaran yang dilakukan sudah melaksanakan kegiatan
tatap muka sehingga dapat terjadi interaksi antara peserta didik dan
guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan dapat
tercapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan dan kegiatan
pembelajaran peserta dapat tuntas diberikan sesuai dengan tujuan
pendidikan secara nasional maupun sekolah.
Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan ( Prokes ) pada
setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan maupun kegiatan diluar
pembelajaran .

2. Kondisi Nyata.
Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD
Negeri Pasir Bagade disesuaikan kekhasan, kondisi dan pontensi
daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan pendidikan dan
karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam
pengembangannya, kurikulum operasional sekolah mengacu pada
capaian pembelajaran yang telah disusun oleh pusat dan
diterjemahkan dalam alur tujuan pembelajaran yang dikonkretkan
dalam proses pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di
satuan pendidikan SD Negeri Pasir Bagade berfokus kepada
pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan mengembangkan
kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat
ciri khas dan potensi lokal sekolah. SD Negeri Pasir Bagade
berdomisili pada daerah yang strategis di pusat Pemerintahan
Kabupaten Bogor pengembangan ekonomi dan wilayah pariwisata
dengan keterjangkauan lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana
transportasi yang ada. Lingkungan sekolah pun berada dekat dengan
sarana kesehatan, olahraga dan keagamaan sehingga menjadi salah
satu kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.
Latar belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi
menengah ke bawah dengan sarana prasarana yang belum cukup
memadai dalam mendukung proses pembelajaran baik intrakurikuler

2
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

maupun ekstrakurikuler.
Latar belakang keagamaan yang mayoritas bahkan hingga 100%
adalah peserta didik beragama Islam. Secara sosial budaya, peserta
didik memiliki latar belakang rata-rata orang tua yang homogeny
budaya yang disebabkan dari sebagian orang tua merupakan petani,
buruh tani, karyawan. Selain itu, minat bakat peserta didik juga
yang sangat seragam.
Berdasarkan perbedaan latar belakang tersebut maka
memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu
diimplemetasikan secara utuh di SD Negeri Pasir. Maka dalam
penyusunan Kurikulum Operasional, karakteristik peserta didik
dengan segala latar belakangnya menjadi satu pertimbangan utama
agar menjadi pendidikan yang berkeadilan dalan kebhinekaan.
Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil
Pelajar Pancasila secara umum adalah untuk membentuk karakter
peserta didik untuk menumbuhkan iman, takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri,
bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif dengan mengakomodir
keragaman tersebut.
SD Negeri Pasir Bagade Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor
melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan mengotimalkan
penggunaan berbagai sumber daya manusia dan fasilitas yang
dimiliki sekolah. Terus berusaha untuk melakukan interaksi
menyelaraskan antara guru, peserta didik, masyarakat, serta seluruh
pemangku kepentingan. Sehingga pembelajaran yang menyenangkan
dan lulusan beriman dan bertaqwa serta berwawasan lingkungan
dapat tercapai dengan maksimal sesuai dengan visi, misi dan tujuan
sekolah.

3. Karakteristik Sekolah.
Sekolah Dasar Negeri Pasir Bagade Kecamatan Sukaraja berdiri
sejak tahun 1986 berstatus kepemilikan milik pemerintah daerah,
yang merupakan sekolah tingkat dasar di Desa Nagrak. Menerapkan
pelayanan optimal disegala bidang, kualitas dan kuantitas menjadi
perhatian sekolah kepada warga sekolah sehingga warga sekolah

3
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

menjadi bangga terhadap pelayanan yang diberikan.


Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di
satuan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Pasir Bagade berfokus
kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan
mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-
21 yang memuat ciri khas dan potensi lokal sekolah.
Sebagian besar, hampir 90% orang tua peserta didik maupun
peserta didik SDN Pasir Bagade merupakan penduduk asli setempat
Desa Nagrak dan hanya sebagian kecil penduduk lainnya merupakan
pendatang yang beralih tugas ataupun bewirausaha, tingkat ekonomi
orangtua peserta didik mulai dari tingkat bawah, menengah.
Kompetensi yang dapat dikembangkan pada peserta didik
dibidang keagamaan mulai dari kegiatan baca tulis al quran, kegiatan
dai cilik (pildacil) dan Hafalan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.
Selain itu, ada pula peserta didik yang dapat dikembangkan
potensinya melalui kegiatan seni sunda yaitu seni kawih sunda
(pupuh).
Potensi tersebut didukung dengan keberadaan guru SDN Pasir
Bagade yang terdiri dari 8 orang guru, 3 orang berstatus PNS dan 2
orang Berstatus PPPK, dan sebagian yang lain tenaga honorer.
Adapun latar belakang pendidikan guru SDN Pasir Bagade yaitu
lulusan sarjana (S1) dan sarjana magister Pendidikan (S2) selain itu,
guru SDN Pasir Bagade ada yang menguasai IT, seni, religi.
SDN Pasir Bagade menjalin hubungan baik dengan masyarakat
sekitar, pemerintah desa setempat dan menjalin kemitraan dengan
alumni lulusan SDN Pasir Bagade. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu
diimplemetasikan secara utuh di Sekolah Dasar Negeri Pasir Bagade.
Maka dari itu, dalam penyusunan Kurikulum Operasional,
karakteristik peserta didik dengan segala latar belakangnya menjadi
satu pertimbangan utama agar menjadi pendidikan yang
menciptakan karakter, rukun, damai dan terciptanya sekolah yang
kondusif.
Sekolah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang bertanggung
jawab terhadap proses belajar peserta didik, memiliki tujuan yang

4
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

mulia dalam mengembangkan pendidikan bagi peserta didik di


lingkungannya. Sebagai bangsa Indonesia, pendidikan yang mereka
dapatkan berlandaskan pada agama dan nilai – nilai luhur yang
dianut oleh bangsa serta tidak melupakan akar budaya dalam
perjalanan belajar mereka. Peserta didik diharapkan menjadi
warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, menghargai
kebhinekaan, mengedepankan berpikir positif dan kritis, serta
mampu berkolaborasi. Hingga melahirkan generasi pelurus yang
tangguh.
Sekolah Dasar adalah suatu lembaga yang terdiri atas
peserta didik yang memiliki karakteristik unik. Peserta didik di
kelas awal adalah anak-anak usia dini yang masih berpikir konkret
dan baru mengenal pendidikan formal.Transisi dari pendidikan
sebelumnya membutuhkan program yang disesuaikan dengan
perkembangan usia. Peserta didik pada tingkatan kelas yang lebih
tinggi adalah peserta didik dengan usia transisi dari pendidikan usia
dini ke jenjang pendidikan yang membutuhkan pola berpikir yang
lebih abstrak. Pada jenjang ini keterampilan berpikir peserta didik
dikembangkan melalui proses belajar yang menantang sehingga
kemampuan kognitifnya berkembang maksimal.
Peserta didik di sekolah dasar membutuhkan pengenalan
pendidikan karakter. Proses penanaman pendidikan karakter
dilakukan melalui pembiasaan yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Belajar dari nilai-nilai baik yang mereka lihat di
sekitar mereka menjadi sangat penting. Sekolah dan rumah harus
memberikan contoh baik sehingga peserta didik dapat belajar
langsung dan meneladaninya. Proses belajar ini menjadi fondasi
yang sangat penting dan menjadi bekal menuju jenjang pendidikan
selanjutnya.
Pengalaman belajar yang beragam dan kontekstual akan
membantu peserta didik memahami konsep yang diberikan. Belajar
bagi peserta didik harus menyenangkan, bermakna. Kesempatan
untuk bereksplorasi membantu peserta didik menumbuhkan rasa
ingin tahu.
Keberhasilan proses belajar setiap peserta didik akan tercapai

5
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

dengan dukungan dari semua pihak. Manajemen sekolah yang


responsif, guru yang memahami kebutuhan peserta didik, serta
dukungan positif dari orang tua akan membantu setiap anak
memaksimalkan potensinya.
SD Negeri Pasir Bagade adalah sekolah umum yang terbuka bagi
peserta didik dengan berbagai latar belakang. Sekolah meyakini
bahwa lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif dapat
mendukung berkembangnya pengetahuan, mengasah keterampilan,
serta membentuk sikap belajar yang baik dari peserta didik.
Lingkungan sekolah diupayakan dirancang sesuai dengan tujuan
pendidikan yang dapat dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber
belajar dan laboratorium sosialisasi.yang didasarkan pada fase
perkembangan belajar peserta didik. Lingkungan berupa lahan
pertanian, perkebunan dan pariwisata, dapat berada di lingkungan
budaya Sunda Hal ini menambah referensi Sekolah untuk
memperkaya peserta didik tentang budaya di lingkungan terdekatnya.
Pendampingan aktif dari guru-guru dilakukan saat peserta didik
berinteraksi untuk memastikan proses sosialisasi peserta didik
berjalan sesuai yang diharapkan.
SD Neneri Pasir Bagade memiliki tenaga pendidik dan
kependidikan yang berasal dari berbagai latar belakang yang relative
homogen ; agama, budaya, sosial ekonomi, dan pendidikan. Sekolah
memfasilitasi pengembangan potensi dan bakat guru dan staf untuk
mendukung kualitas pendidikan
Setiap anak adalah unik. Mereka memiliki kemampuan dan
pengalaman belajar yang tidak bervariasi. Sebagian peserta didik
memiliki potensi di area akademik, namun tidak sedikit juga peserta
didik yang masih perlu dikembangkan kemampuan sosial dan
emosional mereka. Peserta didik memiliki potensi dan minat yang
berbeda. Sebagian peserta didik memiliki minat di bidang seni,
olahraga, reriligi, matematika dan sains. Sekolah berusaha
memfasilitasi kebutuhan mereka dengan menyiapkan program
pengembangan potensi dan minat mereka. Sekolah memiliki
kewajiban untuk mengembangkan potensi sosial, emosional,

6
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

intelektual, fisik peserta didik secara seimbang

Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan


Profil Pelajar Pancasila secara umum adalah untuk membentuk
karakter peserta didik untuk menumbuhkan iman, takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan optimal, maka SD Negeri Pasir
Bagade Kecamatan Sukaraja telah menyusun Kurikulum sebagai
acuan sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran pada Tahun
Pelajaran 2022/2023.
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade Kecamatan Sukaraja ini
disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dengan
melibatkan unsur; guru, kepala sekolah, pengawas pembina, komite
sekolah, praktisi pendidikan, dan unsur stakeholder lainnya.

B. Tujuan Penyusunan Dokumen Kurikulum.


Secara umum tujuan pengembangan kurikulum SD Negeri Pasir
Bagade Kecamatan Sukaraja untuk dijadikan sebagai pedoman
operasional penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri Pasir
Kecamatan Sukaraja dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan
Nasional yang disesuaikan dengan ke-khasan, kondisi dan potensi
daerah, serta karakteristik sekolah, sehingga peserta didik memiliki
kesempatan yang cukup dalam belajar untuk menjadi :
1. Pribadi yang beriman, berahlak mulia, percaya diri dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.
2. Pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan kongkrit.
3. Pribadi yang mengusai ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban.

7
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

C. Konsep Pengembangan Kurikulum


Kurikulum Sekolah 2013 adalah kurikulum yang disusun dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Oleh karena itu semua aspek
yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi
yang terdapat dan dirasakan oleh setiap satuan pendidikan sekolah.
Mempertimbangkan kondisi setiap daerah dan sekolah berbeda,
maka implementasi Kurikulum Sekolah 2013 setiap satuan
pendidikan bisa berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing.
Dalam menyusun Kurikulum Sekolah 2013, satuan pendidikan
dapat melakukan modifikasi dan inovasi, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan sekolahnya. Sekolah dapat melakukan modifikasi
dan inovasi dalam bentuk struktur kurikulum, beban belajar,
strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain sebagainya.
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum.
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013
memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum
2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan,
maka dipeloleh prinsip- prinsip utama pembelajaran yang perlu guru
terapkan.
Adapun prinsip-prinsip itu adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
Pembelajaran mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif,
pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu
peserta didik karena itu materi pembelajaran tidak disajikan
dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan
rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu fenomena atau fakta
lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk
pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan
penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka
dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan
peserta didik mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh
karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu

8
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu peserta


didik dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin
tahu peserta didik dengan bertanya.

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar


berbasis aneka sumber;
Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan
pembelajaran membuka peluang kepada peserta didik sumber
belajar seperti informasi dari buku peserta didik, internet, koran,
majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada
metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri peserta didik
dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan
pula untuk materi tertentu peserta didik memanfaatkan sumber
belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan
pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan
tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber
belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar peserta didik
dan hasil belajar peserta didik hanya dalam bentuk teks. Hasil
belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind
maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari
lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis


kompetensi;
Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari
aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai
adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;


Mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi

9
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

komponen sistem yang terpadu.


Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang
terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu
guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan
karya peserta didik bersama-sama, serta menentukan karya
utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban
belajar peserta didik dapat diatur sehingga tugas yang banyak,
aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak
menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap
perkembangan peserta didik.

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju


pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
Di sini peserta didik belajar menerima kebenaran tidak tunggul.
Peserta didik melihat awan yang sama di sebuah kabupaten.
Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada
sejumlah peserta didik yang melukiskan awan pada jam yang
sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya
berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi
beragam.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;


Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala
sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan
dalam bentuk informasi verbal, sekarang peserta didik harus lihat
faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang
membuat peserta didik melihat, meraba, merasa dengan panca
indranya. Peserta didik belajar tidak hanya dengan mendengar,
namun dengan menggunakan panca indra lainnya.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal


(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
Hasil belajar pada raport tidak hanya melaporkan angka dalam
bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangkut
perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang

10
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara,


mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya.
Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam
menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi
yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang
lainnya.

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan


pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak
dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya
masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas
peserta didik perlu mengembangkan kecakapan berpikir,
bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan
untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi
pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis,
menggunakan teknologi, bicara yang santun  merupakan aktivitas
yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun
bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi


keteladanan (ing ngarso sung tulodo),  membangun ke-mauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar,
hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di
depan jadi teladan, di tengah peserta didik menjadi teman belajar,
di belakang selalu mendorong semangat peserta didik tumbuh
mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.

11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di


masyarakat;
Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan
waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu

11
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu


dalam kelas.

12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,


siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar peserta didik tidak
hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan
lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk peserta didikbelajar.
Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk
mengembangkan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang
terbuka.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk


meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
Di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan peserta didik
untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas
yang mumpuni peserta didik dapat belajar dari siapa pun. Yang
paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab
mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak peserta
didik tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi
pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya
kompetisi peserta didik akan jomplang daripada  peserta didik
yang memeroleh pelajaran menggunakannya.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya


peserta didik;
Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di
rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan
peserta didik berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus
melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah
jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur
keragaman. Hargai semua peserta didik, kembangkan kolaborasi,
dan biarkan peserta didik tumbuh menurut potensinya masing-

12
Kurikulum SD Negeri Pasir Bagade

masing dalam kolobarasi kelompoknya.


Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari
materi pelatihan implementasi Kurikulum 2013.

E. Prinsip pengembangan kurikulum merdeka

1. Pelaksanaan pengembangan pembelajaran pada kurikulum


merdeka, merujuk pada prinsip prinsip kurikulum merdeka.
Adapun prinsip Kurikulum Merdeka yang diterapakan pada pada
saat ini adalah ada lima prinsip.
2. Berpusat pada peserta didik (Profil Pelajar Pancasila selalu
menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan
kurikulum operasional sekolah).
3. Kontekstual (menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan
lingkungan).
4. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama
yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan.
5. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis
data dan aktual.
6. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

13

Anda mungkin juga menyukai