Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
2. Peneliti :
a. Nama Lengkap : AGUS SALIM
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Mata pelajaran : IPS
d. Sekolah : SDN Pasanggrahan
e. Alamat : Desa Mekarjaya, Kecamatan Sukaraja,
: Kabupaten Tasikmalaya
f. Lama Penelitian : Satu Bulan (Oktober s.d. November 2020)
Kepala Sekolah, Peneliti,
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran perbaikan dari pihak manapun sangat peneliti harapkan.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan
membutuhkan referensi dalam pembuatan laporan yang sejenis.
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
Selain itu aktivitas siswa tidak optimal. Hal ini terlihat siswa kurang perhatian
dalam kegiatan pembelajaran, siswa memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, siswa
memiliki keyakinan lemah pada kemampuan dirinya, siswa memiliki pengetahuan yang
kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya, siswa cenderung malu dan takut salah
dalam mengutarakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, siswa kurang diberi
kesempatan untuk berpartisipasi aktip dan saling berinteraksi langsung antar teman dalam
proses pembelajaran dikelas. Akibatnya hasil pembelajaran siswa pun menjadi rendah, siswa
tidak bisa menerapkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan harus mampu
melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak menjadi beban pembangunan
masyarakat, yaitu sumber daya manusia yang menjadi sumber kekuatan bagi seluruh proses
pembangunan dan kehidupan masyarakat. Sekolah meberikan peran yang sangat penting
sebagai dasar pembentukan sumber daya manusia bermutu sehingga anak belajar untuk
mengetahui dan membangun keahlian serta membangun karakteristik mereka sebagai bekal
menuju kedewasaan.
Saat ditanya mengenai materi yang baru disampaikan, sebagian dari mereka tidak
dapat menjawab, jika guru memberi kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan tentang
materi pelajaran, tidak ada yang bertanya bahkan kelas menjadi hening. Hal tersebut
membuktikan bahwa aktifitas belajar mereka masih sangat rendah. Mengamati
permasalahan tersebut, peneliti akan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar
hasil belajar siswa meningkat menjadi lebih baik. Model pembelajaran yang tepat,
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dilakukan perbaikan proses dan hasil
pembelajaran maka penulis memilih model problrm solving memiliki kelebihan : Metode
pembelajaran yang mengaktifkan dan melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan
dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu. dengan menggunakan
model problem solving diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran IPS. Melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Kelas VI di SDN
Pasanggrahan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasikan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa Kelas VI di SDN Pasanggrahan rendah.
2. Penggunaan model dan media pembelajaran yang kurang bervariasi.
3. Belum pernah menerapkan model pembelajaran project based learning dalam proses
pembelajaran di kelas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : Belum adanya penggunaan model pembelajaran yang menarik pada siswa Kelas VI
di SDN Pasanggrahan Kabupaten Tasikmalaya. Dengan demikian permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa Kelas VI di SDN Pasanggrahan Kabupaten
Tasikmalaya?
2. Bagaimana penerapan moetode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa Kelas VI di SDN Pasanggrahan Kabupaten Tasikmalaya?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui model pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas belajar IPS
siswa Kelas VI di SDN Pasanggrahan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan
hasil belajar IPS siswa Kelas VI di SDN Pasanggrahan Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Tasikmalaya.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengharapkan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan gambaran yang jelas tentang penggunaan model Pembelajaran
project based learning sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa di kelas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Peningkatan hasil belajar IPS siswa.
2. Termotivasi sehingga bersemangat dan senang dalam mengikuti proses
belajar.
3. Memupuk pribadi yang aktif dan kreatif.
b. Bagi Guru
1. Sebagai referensi bagi peneliti untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa
khususnya Kelas VI SDN Pasanggrahan.
2. Model pembelajaran problem solving akan mempermudah guru dalam
mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran IPS di SDN Pasanggrahan Kecamatan sukaraja Kabupaten
Tasikmalaya.
d. Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas.
2. Peningkatan pengetahuan dan penguasaan menggunakan model
pembelajaran problem solving pada pembelajaran tematik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Tugas pertama dan utama guru di sekolah adalah mengajar siswa sehingga apapun
metode penelitian tindakan kelas yang akan diterapkan tidak akan mengganggu
komitmen sebagai pengajar.
2. Metode pengumpulan data yang di gunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan
dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
3. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya dan
memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang di
kemukakannya.
4. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang
merisaukannya. Bertolak dari tanggung jawab profesionalnya, guru sendiri
memiliki komitmen yang diperlukan sebagai motivator intrinsik bagi guru untuk
bertahan dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut lebih dari yang
sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pengajarnya.
5. Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas, guru harus selalu bersikap
konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan
pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan anak-anak,
penelitian tindakan kelas juga hadir dalam suatu konteks organisasional sehingga
penyelenggaraannya harus mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi.
6. Kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas sejauh mungkin digunakan classroom excedding
perspektive, artinya permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks dalam kelas
atau mata pelajaran tertentu,melainkan dalam perspektif yang lebih luas ini akan
berlebih-lebih lagi terasa urgensinya apabila dalam suatu penelitian tindakan kelas
terlibat dari seorang pelaku.
b. Tujuan IPS
Mata pelajaran IPS disekolah dasar marupakan program pengajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi dimasyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut
dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara
baik.
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa
tujuan IPS adalah :
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memilki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.
Sedangkan tujuan khusus pengajaran IPS disekolah dapat dikelompokkan
menjadi empat komponen yaitu:
a. Memberikan kepada Siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam
kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa akan datang.
b. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan
mengolah informasi.
c. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai / sikap demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat.
d. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian / berperan serta
dalam bermasyarakat.
c. Ruang Lingkup IPS
Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Manusia, tempat dan lingkungan.
b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
c. Sistem Sosial dan Budaya.
d. Perilku Ekonomi dan Kesehjahteraan.
c. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid (Syaiful Sagala,2008:15). Sudjana (2004:28)
pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan sengaja untuk
menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatifantara dua pihak, yaitu antara
peserta didik dan pendidikyang melakukan kegiatan pembelajaran.
Warsita (2008:85) pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat
peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.
d. Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
belajar. berakhirnya suatu proses pembelajaran, makas iswa akan memperoleh
suatu hasil belajar. Hasil belajar merupaka hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang
seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. hasil belajar merupakan hal
yang tidak dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan guru. Merujuk pemikiran
Gagne (dalam Suprijono Agus,2010:5) Hasil Belajar berupa :
1. Informasi verbal yaitu mengungkapkan pengetahuan dalam bentukbahasa,
baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkanaktivitas
kognitifnya sendiri
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerakjasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkanpenilaian terhadap objek tersebut.
Menurut Mulyono (2001 : 26), aktivitas artinya kegiatan/keaktifan.
Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Belajar menurut Hamalik
(2001 : 28), adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan. Sedangkah Sudirman (2003 : 22) menyatakan :
Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.
Jadi peniliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
belajar.
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian, ulangan
tengah semester, dan nilai ulangan semester. Dalam penilaian tindakan kelas ini
yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil nilai ulangan harian yang
dilakukan setelah proses pembelajaran dalam kompetensi tertentu.
Menurut Anni (2004 : 4), hasil belajar merupakan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangkah
Hamzah (2007 : 213)menyatakan bahwa : hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi
seseorang dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian hasil belajar tersebut
dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah sesuatu yang diadakan oleh adanya usaha belajar.S.Nasution
(Kusnandar,2010:276) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan
pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga
membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang
belajar. Hamalik (2001:30)menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti.
Perubahan perilaku tersebut mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, efektif, dan
psikomotor.
f. Aktifitas Belajar
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi
siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Sadirman (2003:95) prinsip belajar
adalah berbuat sesuatu untuk merubah tingkah laku atau melakukan kegiatan
untuk merubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktifitas,
sebab aktifitas merupakan prinsip atau asas yangs angat penting didalam
interaksi belajar mengajar. Aktifitas belajar juga bersifat fisik maupun mental
dan saling terkait. Nasution (2003:85) mengatakan bahwa aktifitas belajar adalah
segala tringkah laku atau usaha manusia atau apa saja yang dikerjakan, diamati,
oleh seseorang yang mencakup kerja pikiran dan badan. Hal ini menunjukkan
bahwa semua yang dipikirkan dan dilakukan oleh siswa dalam proses belajar
merupakan aktifitas.
BAB III
METODOLOGI TINDAKAN
1. Subyek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Metode
Pembelajaran Problem Solving Siswa kelas VI SD Negeri Pasanggrahan Kabupaten
Tasikmalaya” dengan siswa berjumlah 20 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan dengan latar belakang pekerjaan orang tua mayoritas buruh tani dan buruh
dagang.
Tabel 3.1
Hasil Pembelajaran Awal
Nama Sekolah : SDN Pasanggrahan
Kelas/semester : VI/1
Mata pelajaran : IPS
KKM : 70
Berdasarkan tabel diatas, dari 20 siswa, yang mendapat nilai diatas KKM berjumlah
7 orang (35%). Hasil tersebut sangat jauh dibawah KKM. Kemudian peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.
a. Siklus I
Tahap perencanaan
1. Kompetensi Dasar
Menganalisis posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi,
politik, sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN.
2. Indikator
Mengidentifikasi posisi dan peranan Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup
ASEAN.
3. Materi
Posisi dan peran Indonesisa di bidang ekonomi dalam lingku ASEAN.
4. Hipotesis Tindakan
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan materi Posisi dan peran Indonesisa di
bidang ekonomi dalam lingku ASEAN, dapat ditempuh dengan penerapan metode
problem solving yang didahului denngan metode ceramah.
Peningkatan hasil belajar pada materi Posisi dan peran Indonesisa di bidang ekonomi
dalam lingku ASEAN dengan menerapkan metode problem solving dapat dibuktikan
dengan membandingkan antara nilai rata-rata tes akhir siklus I dengan nilai rata-rata
nilai ulangan awal siswa kelas VI.
Tahap Pelaksanaan
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, melakukan presensi secara
singkat dan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Sebelum guru menyampaikan materi pembelajaran, terlebih dahulu guru
menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan, kemudian menyampaikan
tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.
3. Guru mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian guru memberikan
tugas kepada setiap kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan yang telah
dipaparkan oleh guru. Siswa dengan anggota kelompoknya bekerja sesuai dengan
aturan pembelajaran metode problem solving. Setiap kelompok yang sudah selesai
lalu maju untuk mempresentasikan hasil diskusi.
4. Siswa dengan bimbingan guru, melaksanakan rencana belajar yang telah disepakati
dengan memanfaatkan sumber belajar dan mengumpulkan informasi dan fakta yang
relevan.
5. Persentasi hasil diskusi kelompok dilakukan oleh beberapa kelompok yang dirasa
siap untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain memberi tanggapan
terhadap hasil diskusi yang sedang dibahas.
6. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru tidak menyimpulkan hasil presentasi dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti tentang materi yang telah dipelajari. Beberapa siswa menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti, kemudian guru menjelaskan secara klasikal. Setelah tanya
jawab guru dengan siswa berakhir.
7. Kegiatan akhir, mengerjakan soal latihan dan evaluasi, melaksanakan refleksi,
mengadakan revisi dengan pemberian apresiasi pada siswa, tindak lanjut. Dari hasil
evaluasi, diperoleh data hasil belajar siswa yang disajikan dalam tabel dibawa ini:
Tabel 3.2
Hasil Pembelajaran Awal
Nama Sekolah : SDN Pasanggrahan
Kelas/semester : VI/1
Mata pelajaran : IPS
KKM : 70
No Nama Siswa Nilai Siklus 1 Keterangan
1 Abdul Naim 75 Tuntas
2 Adbul Roup 50 Belum tuntas
3 Agung setiawan 90 Tuntas
4 Ai Rika Siti Lutfiah 85 Tuntas
5 Asya Sahila 85 Tuntas
6 Herdiana 70 Tuntas
7 Ira 80 Tuntas
8 Julfan Alfaisal 80 Tuntas
9 Muhamad Gian M. 80 Tuntas
10 Muhammad Hasbi M. 60 Belum tuntas
11 Muhamad Noufal A. 90 Tuntas
12 Muhamad Rendi A. S 70 Tuntas
13 Nazwa Naura F. 60 Belum tuntas
14 Reni Nuraeni 80 Tuntas
15 Ripal Pahri Agutian 60 Belum tuntas
16 Risna Liani 65 Belum tuntas
17 Salman Alfarizy 70 Tuntas
18 Siti Anisa Riyanti 60 Belum tuntas
19 Siti Nuralifah 75 Tuntas
20 Yopi Abdul Ropi 65 Belum tuntas
Rata-rata 72,50
Tahapan Observais
Selama kegiatan berlangsung diadakan observasi secara langsung terhadap
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Pada pertemuan pertama ini jumlah siswa yang
masuk sebanyak 20 siswa (100%) dari 20 siswa. Aktivitas siswa pada pertemuan
pertama ini masih rendah atau belum sesuai dengan yang diharapkan. Siswa masih pasif
dalam mengikuti pembelajaran. Masalah yang dihadapi yaitu siswa sibuk sendiri dan
mengobrol dengan teman-temannya pada saat diskusi berlangsung, siswa ada yang
melamun, siswa dalam bertanya dan menjawab asal-asalan. Pada pertemuan pertama ini
tidak semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas karena
keterbatasan waktu. Hasil observasi pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.3 Aktivitas siswa pada pertemuan 1,siklus I
1. Mengajukan pertanyaan 4 20
5. Diskusi kelompok 11 55
6. Diskusi kelas 13 65
Pada tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa siswa yang mengajukan pertanyaan
sebesar 4 siswa (20%), menanggapi respon siswa lain sebesar 5 siswa (25%), menjawab
pertanyaan guru sebesar 6 siswa (30%), memperhatikan penjelasan guru sebesar 16
siswa (80%), diskusi kelompok sebesar 11 siswa (55%), diskusi kelas sebesar 13 siswa
(65%).
Tahap Refleksi
Pada pertemuan pertama ini guru belum melakukan apersepsi. Guru sudah
menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan. Selain
itu guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Guru terlihat belum dapat
mengelola diskusi dengan baik, sehingga masih banyak siswa yang asyik ngobrol
dengan temannya. Guru selalu menganjurkan agar siswa bekerjasama dalam diskusi,
tetapi pada kenyataanya siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri. Pada pertemuan
pertama ini guru belum merangkum dan menyimpulkan masalah karena waktu yang
diberikan untuk diskusi melebihi dari waktu yang telah direncakan.
Tabel 3.4. Aktivitas guru pada pertemuan 1, siklus I.
1. Melakukan apersepsi √
2. Menjelaskan materi √
3. Mengajukan pertanyaan √
6. Memunculkan masalah √
7. Menyimpulkan diskusi √
8. Membentuk kelompok √
10. Mengarahkan √
b. Siklus II
Tahap perencanaan
1. Kompetensi Dasar
Menganalisis posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi,
politik, sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN.
2. Indikator
Mengidentifikasi posisi dan peranan Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup
ASEAN.
3. Materi
Posisi dan peran Indonesisa di bidang ekonomi dalam lingku ASEAN.
4. Hipotesis Tindakan
a. Upaya meningkatkan hasil belajar dengan materi Posisi dan peran Indonesisa di
bidang ekonomi dalam lingku ASEAN, dapat ditempuh dengan penerapan metode
problem solving yang didahului denngan metode ceramah.
b. Peningkatan hasil belajar pada materi Posisi dan peran Indonesisa di bidang ekonomi
dalam lingku ASEAN dengan menerapkan metode problem solving dapat dibuktikan
dengan membandingkan antara nilai rata-rata tes akhir siklus II dengan nilai rata-rata
siklus I siswa kelas VI.
Tahap Pelaksanaan
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, melakukan presensi secara
singkat dan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Sebelum guru menyampaikan materi pembelajaran, terlebih dahulu guru
menjelaskan metode pembelajaran yang akan diterapkan, kemudian menyampaikan
tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.
3. Siswa membentuk kelompok dengan angota yang sebagian besar sama dengan
anggota kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan tugas
kepada setiap kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan yang telah
dipaparkan oleh guru. Siswa dengan anggota kelompoknya bekerja sesuai dengan
aturan pembelajaran metode problem solving. Setiap kelompok yang sudah selesai
lalu maju untuk mempresentasikan hasil diskusi.
4. Siswa dengan bimbingan guru, melaksanakan rencana belajar yang telah disepakati
dengan memanfaatkan sumber belajar dan mengumpulkan informasi dan fakta yang
relevan.
5. Persentasi hasil diskusi kelompok dilakukan oleh beberapa kelompok yang dirasa
siap untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain memberi tanggapan
terhadap hasil diskusi yang sedang dibahas.
6. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru menyimpulkan hasil presentasi dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti tentang materi yang telah dipelajari. Beberapa siswa menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti, kemudian guru menjelaskan secara klasikal. Setelah tanya
jawab guru dengan siswa berakhir, guru kemudian menutup pelajaran sambil
memotivasi siswa untuk lebih giat dalam menyelesaikan tugasnya di pertemuan
berikutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucap salam.
Tabel 3.5
Hasil Pembelajaran Awal
Nama Sekolah : SDN Pasanggrahan
Kelas/semester : VI/1
Mata pelajaran : IPS
KKM : 70
Tahap Observasi
Selama kegiatan berlangsung diadakan observasi secara langsung terhadap
aktivitas siswa dalam pembelajaran geografi. Pada pertemuan pertama ini jumlah siswa
yang masuk sebanyak 27 (90%). Aktivitas siswa pada pertemuan kedua ini masih relatif
rendah atau belum sesuai yang diharapkan, walau sudah ada peningkatan beberapa
nomor item. Pertemuan kedua ini siswa mulai terlihat agak memperhatikan dalam
mengikuti pelajaran. Pada saat diskusi kelompok masih ada beberapa siswa yang
ngobrol dengan temannya, sementara siswa yang lain sedang mengerjakan tugas. Dalam
diskusi kelompok sudah nampak kerjasama yang baik, saling menghargai dan
mendukung antara anggota kelompok. Hasil observasi pada pertemuan kedua ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Pada pertemuan ke dua ini guru sudah melakukan apersepsi. Guru sudah
berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan.
Guru sudah bisa memunculkan dan merumuskan masalah, guru sudah bisa mengarahkan
dan memantau kerja diskusi siswa, dengan berputar dari kelompok satu ke kelompok
yang lainnya. Guru menyimpulkan hasil diskusi dan memberi tugas karena waktu yang
tidak mencukupi. Pada akhir pertemuan ini guru hanya mengingatkan siswa agar mau
belajar di rumah sehingga pada pertemuan berikutnya mereka dapat lebih aktif lagi dalam
diskusi kelompok.
Tabel 3.6 Aktivitas guru pada pertemuan 2, siklus II
Tahap refleksi
Setelah selesai kegiatan pembelajaran peneliti kembali melaksanakan refleksi
bersama Kepala Sekolah. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang Posisi dan
peran Indonesisa di bidang ekonomi dalam lingku ASEAN. meningkat dan mendapatkan
hasil yang sangat memuaskan. Seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM.
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, jelas metode guru dalam memberikan
pembelajaran pada anak sangat berpengaruh pada hasil belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2
Tabel 3.2
Hasil Pembelajaran Awal
Nama Sekolah : SDN Pasanggrahan
Kelas/semester : VI/1
Mata pelajaran : IPS
KKM : 70
Lampiran 1
3.3 Menganalisis posisi dan peran Indonesia 3.3.1 Mengidentifikasi posisi dan peranan
dalam kerja sama di bidang ekonomi, Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup
politik, sosial, budaya, teknologi, dan ASEAN.
pendidikan dalam lingkup
ASEAN.
MUATAN IPA
A. TUJUAN
1. Melalui tayangan video dan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi posisi dan peranan
Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN secara terperinci.
2. Melalui tayang video, berdiskusi, dan mencari informasi dari berbagai sumber, siswa mampu
menuliskan laporan tentang posisi dan peranan Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup
ASEAN secara terperinci.
3. Melalui tayangn video, siswa mampu membedakan macam-macam magnet secara benar.
4. Melalui tayangan dideo, siswa mampu menyajikan hasil eksplorasi tentang macam-macam
magnet secara benar.
.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
C. Penilaian
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap,
tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian.
Mengetahui 27 Oktober 2020
Kepala Sekolah, Guru Kelas 6