OLEH
LILIK IKE PUJI RAHAYU
NIM 180151602109
BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, sehingga dapat diambil
beberapa rumusan permasalahan, Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana BUKATBER (Buku Kartu Bergambar) berbasis Android dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gombang
Kabupaten Tulungagung?
3
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 SD Negeri 2
Gombang Kabupaten Tulungagung melalui BUKATBER (Buku Kartu Belajar)
berbasis Android.
2. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas 2
SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung melalui BUKATBER (Buku
Kartu Belajar) berbasis Android.
3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar baca tulis siswa melalui
BUKATBER (Buku Kartu Belajar) berbasis Android.
4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dan empiris dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya. Oleh karena itu, hipotesis masih merupakan pernyataan yang masih
lemah. Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites
kebenarannya dengan data asalnya dilapangan. Dalam penelitian ini hipotesisnya dapat
dinyatakan dengan Ha1 yaitu: “Ada Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Siswa Kelas 2
SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung Melalui BUKATBER (Buku Kartu
Bergambar) Berbasis Android” dan Ha2, yaitu: “Ada Peningkatan Motivasi Belajar Baca
Tulis Siswa Kelas 2 SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung Melalui
BUKATBER (Buku Kartu Bergambar) Berbasis Android”
4
6. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu; (1)variabel bebas: buku kartu bergambar
berbasis Android, dan (2)variabel terikat: kemampuan baca tulis. Istilah-istilah yang
perlu dijelaskan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan membaca permulaan merupakan kemampuan dalam mengenal bahan
bacaan yang diajarkan anak secara terprogram. Kegiatan yang dapat dilakukan
seperti mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang
mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf,
menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal sama, dan melafalkan kata dengan
jelas.
2. Buku kartu bergambar berbasis Android yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
media yang memanfaatkan teknologi serta memadukanya dengan kata dan gambar
menarik untuk membangkitkan semangat belajar siswa.
5
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Kemampuan Membaca Anak
Menurut Tarigan (2015: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Menurut
Milasari dkk (2014: 1), membaca merupakan sebuah komunikasi tidak langsung
antara pembaca danpenulis melalui bahasa tulisan. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kecakapan atau potensi sesorang
untuk menguasai suatu keahlian komunikasi tidak langsung melalui bahasa lisan
yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktik dan
digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.
Tujuan dalam membaca, antara lain; untuk menemukan atau mengetahui
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat
oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau memecahkan masalah-
masalah yang dibuat oleh tokoh, untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan
topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh
tokoh untuk mencapai tujuannya, untuk menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adengan-
adengan dan kejadian-kejadian dibuat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk
mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita, untuk menemukan serta
mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal, untuk menemukan dan mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar
atau tidak benar, untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuatseperti yang diperbuat oleh tokoh,
atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca
menilai, membaca mengevaluasi.
6
Pembelajaran membaca pada anak harus selalu bertolak dari konteks dan
penggunaan bahasa yang dapat diterima dengan mudah oleh anak dan bukan hanya
memberikan kata kata tanpa konteks dan pengertian. Dalam hal ini mengajarkan
membaca pada anak seharusnya tidak hanya mengajarkan huruf atau kata saja,
tetapi juga disertai dengan sesuatu yang dapat mewakili kata yang dibaca anak,
misalnya dengan gambar. Aktifitas membaca merupakan aktifitas kompleks yang
mencakup aktifitas fisik (gerakan mata dan ketajaman penglihatan), aktifitas mental
(daya ingat) dan pemahaman. Setiap anak akan dapat membaca dengan baik apabila
mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, dapat menggerakkan mata secara lincah,
dan mampu memahami simbol-simbol bahasa. Membaca merupakan salah satu
kegiatan yang dapat menstimulasi otak anak dengan baik. Membaca bukan hanya
sekedar dapat mengucapkan apa yang dibaca, tetapi juga perlu diperhatikan apakah
anak dapat memahami apa yang dibaca atau tidak. Semakin muda usia anak dalam
belajar membaca, maka semakin mudah bagi anak untuk dapat membaca dengan
lancar.
Kemampuan merupakan sesuatu yang telah tertanam didalam diri seseorang,
kemampuan yang dimiliki seseorang dapat berkembang bila orang tersebut belajar
dengan baik. Untuk dapat mengetahui kemampuan seseorang perlu dilakukan tes.
Menurut Tri (2014: 11), kemampuan membaca adalah kesanggupan dan kecakapan
serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan lambang atau
bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan dengan maksud
dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi yang diinginkan.
Membaca memerlukan pemahaman yang baik, karena membaca memerlukan
kemampuan yang baik agar dapat memahami teks bacaan dan memknai isi bacaan
dengan baik.
2. Kemampuan Menulis Anak
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan sesorang untuk menghasilkan
sebuah tulisan. Sebuah tulisan yang baik memiliki ciri dianatarannya bermakna,
jelas, merupakan satu-kesatuan, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah
kebahasaan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting. Dengan
bahasa kita dapat menyampaikan persaan, gagasan, bahkan dengan bahasa pula kita
7
sebagainya yang dibuat dengan coretan pensil, alat tulis, dll pada kertas atau
sejenisnya. Jadi kartu kata bergambar adalah kertas tebal yang tertulis unsur bahasa
yang mempunyai gambar sesuai dengan unsur bahasa tersebut. Media kartu kata
bergambar merupakan jenis media visual yang dapat ditangkap melalui penglihatan.
Media kartu kata gambar menyajikan gambar yang dapat dilengkapi kata, pada
setiap gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran tersendiri, dapat memperlancar
dan memperkuat ingatan anak, menambah wawasan dan kecakapan, menarik minat
anak dalam kegiatan mengenal huruf, membaca huruf dan kata, anak dapat
menanggapi makna dari gambar sebagai pendukung imajinasi mereka yang
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata melalui
perumpamaan gambar, sehingga kemampuan membaca permulaan anak dapat
berkembang tanpa mengurangi kesenangan anak. Kartu kata bergambar ini
merupakan alat bantu untuk mengajarkan membaca melalui kata yang sesuai
dengan gambar yang tertera.
4. Karakteristik Siswa Kelas Rendah
Usia sekolah dasar juga disebut sebagai periode intelektualitas atau periode
keserasian bersekolah. Anak dengan usia 6-7 tahun dianggap sudah matang untuk
masuk sekolah. Menurut Notoatmodjo, siswa kelas rendah sekolah dasar
mempunyai beberapa karakteristik khusus, antara lain; (1)adanya korelasi positif
yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi
sekolah, (2)siswa memiliki kecenderungan memuji diri sendiri, (3)suka
membanding-bandingkan diri dengan anak lain, (4)anak pada masa ini, terutama
umur 6-8 tahun, menghendaki nilai yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak, (5)tunduk pada peraturan-peraturan
permainan yang ada di dalam dunianya.
Guru harus memahami ciri-ciri anak didiknya. Hal ini ditujukan untuk
kesiapan pembelajaran. Untuk bisa menghadapi bahan belajar dengan baik, siswa
dituntut menunjukkan adanya perhatian. Perhatian seseorang terhadap sesuatu bisa
ditunjukkan dari gerak-geriknya. Perhatian merupakan titik awal yang
mengarahkan kepada belajar. Sehingga perhatian menjadi prasyarat dalam belajar.
Dengan adanya perhatian maka akan muncul ketertarikan terhadap sesuatu yang
9
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa
tindakan yang sengaja dimunculkan terjadi dalam sebuah kelas. Dalam penelitian
tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan
pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh. Yang dimaksud
dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang
berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian,
maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa
dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Jadi, yang dimaksud
dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian
dengan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat
diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat.
3) Teknik Sampling
Jenis teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel
jenuh. Teknik sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel yang menjadikan
semua anggota populasi sebagai sampel. Dengan syarat populasi yang ada kurang
dari 30 orang. Peneliti menggunakan jenis teknik sampling ini dikarenakan jumlah
siswa pada populasi berjumlah 26 sampel.
4. Subjek Penelitian
Subjek dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah guru dan siswa kelas 2
yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, pelaksanaan penelitian di
SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2020/2021. Objek dari
penelitian ini adalah pembelajaran baca tulis melalui BUKATBER (Buku Kartu
Bergambar) berbasis Android.
6. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Tes
Tes adalah suatu alat untuk menilai kemampuan murid yang meliputi pengetahuan
dan ketrampilan sebagai hasil belajar, bakat khusus dan intelegensi. Jenis tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk uraian. Tes
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, dan intelegensi kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang dilakukan sebelum dan
sesudah tindakan dilaksanakan. Tes dalam penelitian ini berupa soal yang teradapat
di menu “KUIS” yang terdapat pada aplikasi buku kartu bergambar berbasis
Android dan pesan suara membaca kalimat yang terdapat dalam menu “Contoh
Kalimat” yang terdapat pada aplikasi BUKATBER yang dikirimkan lewat chat
pribadi dengan guru kelas 2 SD Negeri 2 Gombang.
2. Observasi
Observasi adalah suatu proses penyampaian pelajaran yang melibatkan siswa untuk
mengamati objek secara langsung, ini diharapkan siswa lebih memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Observasi dilaksanakan peneliti selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah mempersiapkan observasi :
1) Siapkan lembaran kerja yang di dalamnya tercantumurutan kerja;
2) Tentukan objek yang sekiranya cocok dan bermanfaat bagi siswa;
3) Berilah kesempatan siswa mendiskusikan hal-hal yang diperoleh dariobservasi
tersebut.
3. Wawancara
Wawancara dalam peneliti ini digunakan untuk mengetahui mempelajari kegiatan
yang tidak dapat diamati secara langsung dan memperoleh suatu gambaran secara
13
luas mengenai pelaksanaan tindakan kelas berhasil atau tidak. Sehingga dalam
wawancara ini dapat ditentukan arah yang akan dilanjutkan selanjutnya.
7. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil tes, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Proses analisis
data menggunakan teknik interaktif yang di dalamnya terdapat tiga komponen yang
harus dilakukan oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah reduksi data, data display
(sajian data), penarikan simpulan atau verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sajian data adalah
Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini peneliti mengajukan
data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sistematik untuk melihat gambaran
data secara keseluruhan yang disajikan dalam bentuk naratif mengenai pengelolaan
pelaksanaan tindakan kelas. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian
data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula
yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Dari data yang
diperoleh di lapangan, peneliti mencoba mengambil kesimpulan melalui pemikiran
peneliti dan dilanjutkan dengan data yang telah terkumpul dideskripsikan dalam bentuk
bahasa verbal dan mudah dipahami.
Analisis data dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan pemberian
tindakan. Selain itu analisis data ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
tindakan selanjutnya apabila pemberian tindakan sebelumnya tidak berhasil. Adapun
analisis kemampuan baca tulis siswa, yang berupa skor tes siswa adalah sebagai berikut.
1. Skor Tes Siswa
Peneliti menghitung skor akhir tes siswa, baik skor kuis dan membaca kalimat
dengan rumus:
8. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan prosedur
penelitian ini ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
Siklus 2 Perencanaan
Hasil Pengamatan
1. Prasiklus
Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah, antara lain;
1. Peneliti membuat dan mempersiapkan media pemmbelajaran BUKATBER
(Buku Kartu Bergambar) berbasis Android
2. Guru bersama peneliti menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) daring
3. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP daring yang
telah disusun
4. Guru bersama peneliti melaksanakan evaluasi dan refleksi terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran baca tulis
2. Siklus 1:
1) Perencanaan
Berdasarkan data-data yang terkumpul dari lapangan dalam menemukan
suatu masalah, disusunlah sebuah rencana tindakan yang diharapkan dapat
menjadi solusi terhadap permasalahan yang timbul. Dalam tahap ini, dibagi
menjadi beberapa langkah, yaitu:
1. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang memuat penggunaan
media buku kartu bergambar berbasis Android.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring sesuai
dengan kebutuhan, baik dari segi materi, media, metode dan penilaian
yang berkolaborasi dengan guru kelas sebagai penanggung jawab kelas
tersebut. Dalam penggunaan media pembelajaran menggunakan buku
kartu bergambar versi Android.
3. Menyusun pedoman observasi secara kolaborasi bersama dengan wali
kelas sebagai penaggung jawab kelas.
4. Mendesain alat evaluasi pembelajaran berupa tes hasil belajar dan format
observasi, untuk mengamati setiap kegiatan siswa selama kegiatan
pembelajaran.
2) Pelaksanaan
16
6. Siswa menunjukkan nilai dari kuis kepada guru melalui chat pribadi.
c. Tahap Akhir Pembelajaran
1. Siswa dan guru menyimpulkan tentang materi penulisan huruf kapital
dan tanda baca.
2. Guru menutup pelajaran.
3) Pengamatan
Tahap pengamatan atau observasi dalam setiap siklus pelaksanaannya adalah
bersamaan dengan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Observer mengobservasi guru yang tengah mengajar dengan cara
mencatat pada format observasi yang sudah disiapkan sebelumnya
tentang tindakan-tindakan yang sudah ataupun yang belum dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, apabila ada hal-hal yang
penting untuk dicatat di luar pedoman observasi, disediakan kolom
komentar di bawah lembar pedoman observasi. Yang bertindak selaku
observer adalah guru wali kelas dan kepala sekolah.
2. Mengobservasi kemampuan baca tulis siswa sesuai dengan ketentuan.
4) Evaluasi
Pada tahap ini guru melakukan evaluasi, penafsiran, dan pemaknaan atas
segala tindakan yang telah dilakukan dan hasil- hasilnya maupun atas
tindakan yang belum dilaksanakan berikut hambatan-hambatannya sambil
memikirkan kembali upaya perbaikan yang akan dilakukan pada tahap siklus
penelitian berikutnya. Dan jika sekiranya dari tahap refleksi ini sudah bisa
disimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilaksanakan sudah cukup
memenuhi tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu tingkat penguasaan siswa terhadap pembelajaran baca tulis
sebesar 80%, maka siklus penelitian berikutnya bisa dihentikan dan tidak
perlu dilaksanakan. Sebaliknya, jika tujuan pembelajaran belum tercapai,
yaitu nilai pencapaian siswa masih berada di bawah nilai Tingkat
Penguasaan Minimal (TPM) yang telah ditentukan dan masih dirasa perlu
18
3. Siklus 2
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama. Kesalahan-kesalahan yang terjadi di siklus pertama menjadi
acuan pokok yang harus mendapatkan perhatian lebih, supaya guru lebih
maksimal dalam mengajar.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran baca tulis menggunakan media buku
kartu bergambar berbasis Android berdasarkan rencana pembelajaran hasil
refleksi pada siklus pertama.
3. Pengamatan
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran baca
tulis menggunakan media buku kartu bergambar berbasis Android.
4. Refleksi
Guru menganalisis hasil yang didapat dari seluruh kegiatan yang diperoleh
dalam siklus kedua ini dan mengecek hambatan-hambatan yang didapat
dalam pelaksanaan siklus kedua. Setelah itu, guru menyusun kembali
rencana pembelajaran yang mengacu pada hasil refleksi ini.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan terhitung dari
bulan Desember samapai Maret 2020.
3. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, perncanaan, pelaksanaan siklus 1,
pelaksanaan siklus 2, pengolahan data, dan penyusunan laporan dalam bentuk bar
chat. Jadwal maksimal 4 bulan.