Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS MELALUI BUKATBER

(BUKU KARTU BERGAMBAR) BERBASIS ANDROID SISWA KELAS 2


SD NEGERI 2 GOMBANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH
LILIK IKE PUJI RAHAYU
NIM 180151602109

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DESEMBER 2020
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian


Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi antar anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Peran bahasa sangatlah penting
dalam perkembangan intelektual, emosional, dan sosial siswa karena bahasa sebagai
penunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa diharapkan dapat mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain melalui pembelajaran bahasa. Dari bahasa pula siswa
mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan meraih prestasi di berbagai bidang
kehidupannya.
Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa
yang saling berkaitan dan melengkapi. Keterampilan berbahasa tersebut adalah
keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills),
keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills).
Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, siswa
biasanya melalui suatu urutan yang teratur. Pertama siswa akan belajar menyimak
bahasa kemudian berbicara. Setelah itu siswa akan belajar membaca dan menulis.
Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya menjadi keterampilan yang harus dimiliki setiap orang untuk menyampaikan
dan mendapatkan informasi. Dalam pembelajaran dikelas awal, keterampilan membaca
dan menulis adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa agar dapat mengikuti
materi pelajaran lainnya.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, kualitas kemampuan
baca tulis siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gombang masih tergolong rendah. Hal ini terlihat
ketika mereka disuruh menulis dan membaca masih banyak yang belum baik dalam
membaca dan menulis. Menurut hasil wawancara dengan siswa dan guru kelas 2 SD
Negeri 2 Gombang rendahnya kemampuan siswa disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain; siswa merasa bosan dengan media yang dipakai yaitu berupa buku.
Kebosanan yang dirasakan siswa ketika mengikuti pembelajaran dan selalu
menggunakan media buku tanpa ada media penujang lainya.serta karena adanya proses
2

pembelajaran yang masih menggunakan media kovensional yaitu dengan menggunakan


papan tulis dan pembelajaran yang hanya berpusat pada guru membuat siswa pasif.
Permasalahan tersebut memerlukan suatu upaya untuk pemecahannya agar
dalam pembelajaran membaca dan menulis lebih menarik dan lebih bermakna serta
dapat meningkatkan ketrampilan membaca dan menulis siswa dalam pembelajaran baca
tulis, oleh karena itu alternatif eveluasi yang dapat di gunakan oleh pendidik dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk penggunaan media dapat membuat siswa
tidak merasa bosan dengan buku yaitu dengan mengembangkan media buku kata
bergambar berbasis android untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Dengan
memanfaatkan hanphone android siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja.
Buku kata bergambar berbasis android merupakan salah satu media yang
memanfaatkan teknologi serta memadukanya dengan kata dan gambar menarik untuk
membangkitkan semangat belajar siswa. Dalam buku kata bergambar ini juga terdapat
soal-soal yang bisa mengasah siswa untuk berlatih menulis sehingga siswa termotivasi
untuk belajar membaca dan menulis. Serta berisi contoh kalimat yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih memahami apa yang mereka pelajari.
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Melalui BUKATBER
(Buku Kartu Bergambar) Berbasis Android di Siswa Kelas 2 SD Negeri 2 Gombang
Kabupaten Tulungagung”. Media pembelajaran buku kartu bergambar berbasis Android
dapat membuat siswa bisa belajar tanpa adanya buku dan manfaatkan handphone
masing masing, dan juga solusi media belajar siswa di saat pandemi Covid-19 di
Indonesia. Serta sebagai langkah yang diambil dimasa pandemi agar dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, sehingga dapat diambil
beberapa rumusan permasalahan, Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana BUKATBER (Buku Kartu Bergambar) berbasis Android dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gombang
Kabupaten Tulungagung?
3

2. Bagaimana BUKATBER (Buku Kartu Bergambar) berbasis Android dapat


meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gombang
Kabupaten Tulungagung?
3. Bagaimana BUKATBER (Buku Kartu Bergambar) berbasis Android dapat
meningkatkan minat belajar baca tulis siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gombang
Kabupaten Tulungagung?

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 SD Negeri 2
Gombang Kabupaten Tulungagung melalui BUKATBER (Buku Kartu Belajar)
berbasis Android.
2. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas 2
SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung melalui BUKATBER (Buku
Kartu Belajar) berbasis Android.
3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar baca tulis siswa melalui
BUKATBER (Buku Kartu Belajar) berbasis Android.

4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dan empiris dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya. Oleh karena itu, hipotesis masih merupakan pernyataan yang masih
lemah. Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites
kebenarannya dengan data asalnya dilapangan. Dalam penelitian ini hipotesisnya dapat
dinyatakan dengan Ha1 yaitu: “Ada Peningkatan Kemampuan Baca Tulis Siswa Kelas 2
SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung Melalui BUKATBER (Buku Kartu
Bergambar) Berbasis Android” dan Ha2, yaitu: “Ada Peningkatan Motivasi Belajar Baca
Tulis Siswa Kelas 2 SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung Melalui
BUKATBER (Buku Kartu Bergambar) Berbasis Android”
4

5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan


1. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian tindakan ini, ruang lingkupnya hanya akan dilakukan pembelajaran
baca tulis (penggunaan huruf kapital (awal kalimat, nama bulan, hari, nama orang)
serta mengenal tanda tanya pada kalimat tanya yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari untuk siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung
2. Keterbatasan Penelitian
Adapun hal-hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah ini yaitu
keterbatasan dalam merincikan semua pembahasan tentang baca tulis dan
pembahasan buku kartu bergambar berbasis Android, sehingga pembahasan dari
penelitian tindakan ini mungkin akan sedikit umum dan tidak sedetail apa yang
diharapkan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kekurang literatur-literatur sejenis yang
didapatkan.

6. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu; (1)variabel bebas: buku kartu bergambar
berbasis Android, dan (2)variabel terikat: kemampuan baca tulis. Istilah-istilah yang
perlu dijelaskan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan membaca permulaan merupakan kemampuan dalam mengenal bahan
bacaan yang diajarkan anak secara terprogram. Kegiatan yang dapat dilakukan
seperti mengucapkan bunyi huruf, membedakan huruf, menyebutkan benda yang
mempunyai suara huruf awal sama, memahami hubungan bunyi dan huruf,
menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal sama, dan melafalkan kata dengan
jelas.
2. Buku kartu bergambar berbasis Android yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
media yang memanfaatkan teknologi serta memadukanya dengan kata dan gambar
menarik untuk membangkitkan semangat belajar siswa.
5

BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Kemampuan Membaca Anak
Menurut Tarigan (2015: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Menurut
Milasari dkk (2014: 1), membaca merupakan sebuah komunikasi tidak langsung
antara pembaca danpenulis melalui bahasa tulisan. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kecakapan atau potensi sesorang
untuk menguasai suatu keahlian komunikasi tidak langsung melalui bahasa lisan
yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktik dan
digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.
Tujuan dalam membaca, antara lain; untuk menemukan atau mengetahui
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat
oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau memecahkan masalah-
masalah yang dibuat oleh tokoh, untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan
topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang
dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh
tokoh untuk mencapai tujuannya, untuk menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adengan-
adengan dan kejadian-kejadian dibuat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk
mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita, untuk menemukan serta
mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal, untuk menemukan dan mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar
atau tidak benar, untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuatseperti yang diperbuat oleh tokoh,
atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca
menilai, membaca mengevaluasi.
6

Pembelajaran membaca pada anak harus selalu bertolak dari konteks dan
penggunaan bahasa yang dapat diterima dengan mudah oleh anak dan bukan hanya
memberikan kata kata tanpa konteks dan pengertian. Dalam hal ini mengajarkan
membaca pada anak seharusnya tidak hanya mengajarkan huruf atau kata saja,
tetapi juga disertai dengan sesuatu yang dapat mewakili kata yang dibaca anak,
misalnya dengan gambar. Aktifitas membaca merupakan aktifitas kompleks yang
mencakup aktifitas fisik (gerakan mata dan ketajaman penglihatan), aktifitas mental
(daya ingat) dan pemahaman. Setiap anak akan dapat membaca dengan baik apabila
mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, dapat menggerakkan mata secara lincah,
dan mampu memahami simbol-simbol bahasa. Membaca merupakan salah satu
kegiatan yang dapat menstimulasi otak anak dengan baik. Membaca bukan hanya
sekedar dapat mengucapkan apa yang dibaca, tetapi juga perlu diperhatikan apakah
anak dapat memahami apa yang dibaca atau tidak. Semakin muda usia anak dalam
belajar membaca, maka semakin mudah bagi anak untuk dapat membaca dengan
lancar.
Kemampuan merupakan sesuatu yang telah tertanam didalam diri seseorang,
kemampuan yang dimiliki seseorang dapat berkembang bila orang tersebut belajar
dengan baik. Untuk dapat mengetahui kemampuan seseorang perlu dilakukan tes.
Menurut Tri (2014: 11), kemampuan membaca adalah kesanggupan dan kecakapan
serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan lambang atau
bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan dengan maksud
dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi yang diinginkan.
Membaca memerlukan pemahaman yang baik, karena membaca memerlukan
kemampuan yang baik agar dapat memahami teks bacaan dan memknai isi bacaan
dengan baik.
2. Kemampuan Menulis Anak
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan sesorang untuk menghasilkan
sebuah tulisan. Sebuah tulisan yang baik memiliki ciri dianatarannya bermakna,
jelas, merupakan satu-kesatuan, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah
kebahasaan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting. Dengan
bahasa kita dapat menyampaikan persaan, gagasan, bahkan dengan bahasa pula kita
7

dapat berfikir dan bernalar. Dari keempat keterampilan berbahasa, menulis


merupakan kegiatan komunikasi yang bersifat tidak langsung karena penulis tidak
berhadapan langsung dengan pembaca. Keterampilan menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang paling kompleks karena pada waktu menulis kita
harus mampu mengingat dan menerapkan berbagai unsur menulis secara serta
merta.
Tujuan menulis , antara lain; (a) Tujuan penugasan (assignment purpose)
.Penulisan tidak memiliki tujuan, untuk apa ia menulis. Penulis hanya menulis,
tanpa mengetahui tujuan. Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan
sendiri. Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru
disuruh membuat laporan oleh kepala sekolahnya, (b) Tujuan altruistic (altruistic
purpose). Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca menghargai, memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih
mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu. Penulis harus beryakinan bahwa
pembaca adalah teman hidupnya. Sehingga penulis benar-benar dapat
mengkomunikasikan suatu idea atau gagasan bagi kepentingan pembaca, (c) Tujuan
persuatif (persuasive purpose). Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar
para pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang di utarakan oleh
penulis ,(d) Tujuan informasional (information pupose). Penulis meluangkan idea
tau gagasan dengan tujuan member informasi atau keterangan kepada pembaca. Di
sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu
mengenai apa yang di informasikan oleh penulis, (e) Tujuan pernyataan diri (self
ekspressive purpose). Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan
dirinya
sendiri kepada para pembaca. Melalui tulisannya, pembaca dapat
memahami “siapa” sebenarnya sang penulis itu.
3. Buku Kartu Bergambar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kartu adalah kertas tebal berbentuk
persegi panjang, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa. Sedangkan gambar adalah tiruan barang orang, binatang, tumbuhan, dan
8

sebagainya yang dibuat dengan coretan pensil, alat tulis, dll pada kertas atau
sejenisnya. Jadi kartu kata bergambar adalah kertas tebal yang tertulis unsur bahasa
yang mempunyai gambar sesuai dengan unsur bahasa tersebut. Media kartu kata
bergambar merupakan jenis media visual yang dapat ditangkap melalui penglihatan.
Media kartu kata gambar menyajikan gambar yang dapat dilengkapi kata, pada
setiap gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran tersendiri, dapat memperlancar
dan memperkuat ingatan anak, menambah wawasan dan kecakapan, menarik minat
anak dalam kegiatan mengenal huruf, membaca huruf dan kata, anak dapat
menanggapi makna dari gambar sebagai pendukung imajinasi mereka yang
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata melalui
perumpamaan gambar, sehingga kemampuan membaca permulaan anak dapat
berkembang tanpa mengurangi kesenangan anak. Kartu kata bergambar ini
merupakan alat bantu untuk mengajarkan membaca melalui kata yang sesuai
dengan gambar yang tertera.
4. Karakteristik Siswa Kelas Rendah
Usia sekolah dasar juga disebut sebagai periode intelektualitas atau periode
keserasian bersekolah. Anak dengan usia 6-7 tahun dianggap sudah matang untuk
masuk sekolah. Menurut Notoatmodjo, siswa kelas rendah sekolah dasar
mempunyai beberapa karakteristik khusus, antara lain; (1)adanya korelasi positif
yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi
sekolah, (2)siswa memiliki kecenderungan memuji diri sendiri, (3)suka
membanding-bandingkan diri dengan anak lain, (4)anak pada masa ini, terutama
umur 6-8 tahun, menghendaki nilai yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak, (5)tunduk pada peraturan-peraturan
permainan yang ada di dalam dunianya.
Guru harus memahami ciri-ciri anak didiknya. Hal ini ditujukan untuk
kesiapan pembelajaran. Untuk bisa menghadapi bahan belajar dengan baik, siswa
dituntut menunjukkan adanya perhatian. Perhatian seseorang terhadap sesuatu bisa
ditunjukkan dari gerak-geriknya. Perhatian merupakan titik awal yang
mengarahkan kepada belajar. Sehingga perhatian menjadi prasyarat dalam belajar.
Dengan adanya perhatian maka akan muncul ketertarikan terhadap sesuatu yang
9

dihadapi, sehingga berikutnya diharapkan terjadinya proses belajar. Oleh karenanya


penting bagi guru untuk mengetahui sifat-sifat atau karakter siswa SD.
10

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa
tindakan yang sengaja dimunculkan terjadi dalam sebuah kelas. Dalam penelitian
tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan
pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh. Yang dimaksud
dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang
berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian,
maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa
dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Jadi, yang dimaksud
dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian
dengan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat
diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat.

2. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan


Penelitian ini menggunakan jenis model kolaboratif yaitu peneliti bersama guru
kelas bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian dan mengatasi masalah-masalah
pembelajaran. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini memiliki peran sebagai perancang
media buku kartu bergambar berbasis Android, pengamat, perencana, pelaksana,
pengumpul data, penganalisis data, dan perancang tindakan. Selama penelitian ini
berlangsung, peneliti bersama guru kelas saling bekerjasama dalam penyusunan
rancangan pembelajaran, pengumpulan data, dan dalam pengamatan situasi
pembelajaran.

3. Populasi, Sampel Penelitian, dan Teknik Sampling


1) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 2 Gombang. Jumlah
populasi dalam penelitian adalah 26 siswa.
2) Sampel
Penelitian ini terdiri dari 26 sampel.
11

3) Teknik Sampling
Jenis teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel
jenuh. Teknik sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel yang menjadikan
semua anggota populasi sebagai sampel. Dengan syarat populasi yang ada kurang
dari 30 orang. Peneliti menggunakan jenis teknik sampling ini dikarenakan jumlah
siswa pada populasi berjumlah 26 sampel.

4. Subjek Penelitian
Subjek dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah guru dan siswa kelas 2
yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, pelaksanaan penelitian di
SD Negeri 2 Gombang Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2020/2021. Objek dari
penelitian ini adalah pembelajaran baca tulis melalui BUKATBER (Buku Kartu
Bergambar) berbasis Android.

5. Data dan Sumber Data


1. Data
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer, yaitu: hasil
test pembelajaran baca tulis pada siswa kelas 2 SD Negeri 2 Gombang Kabupaten
Tulungagung tahun pelajaran 2020/2021 dan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari peneliti dan guru/teman sejawat melalui hasil observasi dan
wawancara.
2. Sumber Data
Pemahaman mengenai sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi
peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
menentukan ketepatan dan kekayaan data yang diperoleh. Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah
tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa
manusia, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan
rekaman, dokumen atau arsip.
12

1. Informan yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui tentang masalah yang


sedang diteliti. Informan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
Guru SD Negeri 2 Gombang.
2. Dokumen, meliputi kesiapan pada pembelajaran baca tulis, rencana pengajaran,
media buku kartu bergambar berbasis Android, dan alat evaluasi.

6. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Tes
Tes adalah suatu alat untuk menilai kemampuan murid yang meliputi pengetahuan
dan ketrampilan sebagai hasil belajar, bakat khusus dan intelegensi. Jenis tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk uraian. Tes
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, dan intelegensi kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang dilakukan sebelum dan
sesudah tindakan dilaksanakan. Tes dalam penelitian ini berupa soal yang teradapat
di menu “KUIS” yang terdapat pada aplikasi buku kartu bergambar berbasis
Android dan pesan suara membaca kalimat yang terdapat dalam menu “Contoh
Kalimat” yang terdapat pada aplikasi BUKATBER yang dikirimkan lewat chat
pribadi dengan guru kelas 2 SD Negeri 2 Gombang.
2. Observasi
Observasi adalah suatu proses penyampaian pelajaran yang melibatkan siswa untuk
mengamati objek secara langsung, ini diharapkan siswa lebih memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Observasi dilaksanakan peneliti selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah mempersiapkan observasi :
1) Siapkan lembaran kerja yang di dalamnya tercantumurutan kerja;
2) Tentukan objek yang sekiranya cocok dan bermanfaat bagi siswa;
3) Berilah kesempatan siswa mendiskusikan hal-hal yang diperoleh dariobservasi
tersebut.
3. Wawancara
Wawancara dalam peneliti ini digunakan untuk mengetahui mempelajari kegiatan
yang tidak dapat diamati secara langsung dan memperoleh suatu gambaran secara
13

luas mengenai pelaksanaan tindakan kelas berhasil atau tidak. Sehingga dalam
wawancara ini dapat ditentukan arah yang akan dilanjutkan selanjutnya.

7. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil tes, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Proses analisis
data menggunakan teknik interaktif yang di dalamnya terdapat tiga komponen yang
harus dilakukan oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah reduksi data, data display
(sajian data), penarikan simpulan atau verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sajian data adalah
Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini peneliti mengajukan
data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sistematik untuk melihat gambaran
data secara keseluruhan yang disajikan dalam bentuk naratif mengenai pengelolaan
pelaksanaan tindakan kelas. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian
data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula
yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Dari data yang
diperoleh di lapangan, peneliti mencoba mengambil kesimpulan melalui pemikiran
peneliti dan dilanjutkan dengan data yang telah terkumpul dideskripsikan dalam bentuk
bahasa verbal dan mudah dipahami.
Analisis data dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan pemberian
tindakan. Selain itu analisis data ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
tindakan selanjutnya apabila pemberian tindakan sebelumnya tidak berhasil. Adapun
analisis kemampuan baca tulis siswa, yang berupa skor tes siswa adalah sebagai berikut.
1. Skor Tes Siswa
Peneliti menghitung skor akhir tes siswa, baik skor kuis dan membaca kalimat
dengan rumus:

Skor akhir siswa =


∑ Skor yang diperoleh x 100
∑ Skor maksimal
2. Ketuntasan Belajar
14

Peneliti melakukan perhitungan untuk mengukur hasil ketuntasan belajar siswa


dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Sk ∨akhir kuis+ Skor akhir membaca kalimat
Nilai akhir=
2
Nilai yang diperoleh dari rumus di atas kemudian diinterpretasikan ke dalam
rentangan interpretasi data sebagai berikut.
Skor Penelitian Kategori
75-100 Tuntas
0-74 Tidak tuntas
Tabel 1_Standar Kualitas Pencapaian Keberhasilan Kemampuan Baca Tulis

Adapun analisis data evaluasi pemahaman siswa adalah sebagai berikut.


a. Kemampuan baca tulis siswa dianggap berhasil jika skor yang diperoleh
siswa telah mencapai skor 75% atau nilai 75.
b. Kelas dikatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa dalam kelas
memperoleh ketuntasan berdasarkan KKM SD Negeri 2 Gombang, yaitu 75.

8. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan prosedur
penelitian ini ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus 1 Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Siklus 2 Perencanaan

Hasil Pengamatan

Gambar 1_Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart


15

1. Prasiklus
Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah, antara lain;
1. Peneliti membuat dan mempersiapkan media pemmbelajaran BUKATBER
(Buku Kartu Bergambar) berbasis Android
2. Guru bersama peneliti menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) daring
3. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP daring yang
telah disusun
4. Guru bersama peneliti melaksanakan evaluasi dan refleksi terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran baca tulis

2. Siklus 1:
1) Perencanaan
Berdasarkan data-data yang terkumpul dari lapangan dalam menemukan
suatu masalah, disusunlah sebuah rencana tindakan yang diharapkan dapat
menjadi solusi terhadap permasalahan yang timbul. Dalam tahap ini, dibagi
menjadi beberapa langkah, yaitu:
1. Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang memuat penggunaan
media buku kartu bergambar berbasis Android.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) daring sesuai
dengan kebutuhan, baik dari segi materi, media, metode dan penilaian
yang berkolaborasi dengan guru kelas sebagai penanggung jawab kelas
tersebut. Dalam penggunaan media pembelajaran menggunakan buku
kartu bergambar versi Android.
3. Menyusun pedoman observasi secara kolaborasi bersama dengan wali
kelas sebagai penaggung jawab kelas.
4. Mendesain alat evaluasi pembelajaran berupa tes hasil belajar dan format
observasi, untuk mengamati setiap kegiatan siswa selama kegiatan
pembelajaran.
2) Pelaksanaan
16

Merupakan tahap pelaksanaan dari rencana tindakan yang telah disusun


sebelumnya, mengenai pembelajaran baca tulis melalui buku kartu
bergambar berbasis Android. Apabila dalam siklus pertama mengalami
kegagalan, maka akan diulangi dan diperbaiki pada siklus yang ke dua. Hasil
yang diperoleh di siklus kedua kemudian direfleksi kembali, apabila masih
belum memperoleh hasil yang diinginkan maka akan diteruskan ke siklus
berikutnya, yaitu siklus ke tiga dan siklus-siklus berikutnya sampai
memperoleh keberhasilan. Namun, apabila hasil yang diinginkan sudah
tercapai pada siklus kedua, maka siklus ketiga tidak perlu dilaksanakan
a. Tahap Awal Pembelajaran
1. Guru membuka salam di grub WhatssApp
2. Mengecek kehadiran siswa.
3. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
4. Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran yang diinginkan.
Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk dapat memulai
pembelajaran.
5. Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan dan langkah- langkah
pembelajaran.
6. Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran.
b. Tahap Inti Pembelajaran
1. Siswa membuka aplikasi buku kartu bergambar yang sudah di
download oleh siswa
2. Siswa mengamati isi dari aplikasi BUKATBER, kemudian siswa
memilih menu “MATERI”. Siswa mempelajari materi penggunaan
huruf kapital dan tanda baca serta contoh kalimat yang terdapat
dalam menu tersebut.
3. Siswa melakukan tanya jawab bersama guru di grub WhatsApp.
4. Siswa membuka menu contoh kalimat dan melakukan pesan suara
membaca kaliat yang terdapat dalam menu tersebut dan dikirimkan
ke guru.
5. Siswa membuka menu “KUIS” dan menjawab soal yang terdapat
dalam menu tersebut.
17

6. Siswa menunjukkan nilai dari kuis kepada guru melalui chat pribadi.
c. Tahap Akhir Pembelajaran
1. Siswa dan guru menyimpulkan tentang materi penulisan huruf kapital
dan tanda baca.
2. Guru menutup pelajaran.

3) Pengamatan
Tahap pengamatan atau observasi dalam setiap siklus pelaksanaannya adalah
bersamaan dengan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Observer mengobservasi guru yang tengah mengajar dengan cara
mencatat pada format observasi yang sudah disiapkan sebelumnya
tentang tindakan-tindakan yang sudah ataupun yang belum dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, apabila ada hal-hal yang
penting untuk dicatat di luar pedoman observasi, disediakan kolom
komentar di bawah lembar pedoman observasi. Yang bertindak selaku
observer adalah guru wali kelas dan kepala sekolah.
2. Mengobservasi kemampuan baca tulis siswa sesuai dengan ketentuan.
4) Evaluasi
Pada tahap ini guru melakukan evaluasi, penafsiran, dan pemaknaan atas
segala tindakan yang telah dilakukan dan hasil- hasilnya maupun atas
tindakan yang belum dilaksanakan berikut hambatan-hambatannya sambil
memikirkan kembali upaya perbaikan yang akan dilakukan pada tahap siklus
penelitian berikutnya. Dan jika sekiranya dari tahap refleksi ini sudah bisa
disimpulkan bahwa tindakan perbaikan yang dilaksanakan sudah cukup
memenuhi tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu tingkat penguasaan siswa terhadap pembelajaran baca tulis
sebesar 80%, maka siklus penelitian berikutnya bisa dihentikan dan tidak
perlu dilaksanakan. Sebaliknya, jika tujuan pembelajaran belum tercapai,
yaitu nilai pencapaian siswa masih berada di bawah nilai Tingkat
Penguasaan Minimal (TPM) yang telah ditentukan dan masih dirasa perlu
18

untuk melakukan revisi atau langkah-langkah perbaikan tindakan lebih lanjut


dalam proses pembelajaran, maka penelitian berlanjut ke siklus berikutnya.

3. Siklus 2
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama. Kesalahan-kesalahan yang terjadi di siklus pertama menjadi
acuan pokok yang harus mendapatkan perhatian lebih, supaya guru lebih
maksimal dalam mengajar.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran baca tulis menggunakan media buku
kartu bergambar berbasis Android berdasarkan rencana pembelajaran hasil
refleksi pada siklus pertama.
3. Pengamatan
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran baca
tulis menggunakan media buku kartu bergambar berbasis Android.
4. Refleksi
Guru menganalisis hasil yang didapat dari seluruh kegiatan yang diperoleh
dalam siklus kedua ini dan mengecek hambatan-hambatan yang didapat
dalam pelaksanaan siklus kedua. Setelah itu, guru menyusun kembali
rencana pembelajaran yang mengacu pada hasil refleksi ini.

9. Lokasi, Waktu, dan Jadwal Penelitian


1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 SD Negeri 2 Gombang yang beralamat di
Dusun Talun, RT.03/RW.02, Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur
19

2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan terhitung dari
bulan Desember samapai Maret 2020.

No. Uraian Desember Januari Februari Maret


Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Penelitian
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
Siklus 1
4. Pelaksanaan
Siklus 2
5. Pengolahan
Data
6. Penyusunan
Laporan

3. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, perncanaan, pelaksanaan siklus 1,
pelaksanaan siklus 2, pengolahan data, dan penyusunan laporan dalam bentuk bar
chat. Jadwal maksimal 4 bulan.

10. Biodata Peneliti


Berikut biodata peneliti.
Nama lengkap : Lilik Ike Puji Rahayu
NIM :180151602109
Jabatan : Mahasiswa Semester 5
Jurusan/Prodi : KSDP/ PGSD
Institusi : Universitas Negeri Malang

11. Daftar Rujukan


20

Aletasari Safitri, L., & Mukhidin, M. (2018). Penerapan Metode Sugesti-Imajinatif


Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi
Siswa Kelas III SD Negeri Sukasari I. Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP
Subang. https://doi.org/10.36989/didaktik.v4i1.69
Astuti, Sri. (2018). Penggunaan Media Kartu Huruf Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Permulaan Ditkintan Komara Kelompok B. Cakrawala Dini: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1). https://doi.org/10.17509/cd.v7i1.10546
Herliandry, L. D., Nurhasanah, Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran
Pada Masa Pandemi Covid-19 . Jurnal Teknologi Pendidikan.
Latae, A. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui
Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten
Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 2(4), 199–213.
Rumbiak, A. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Menggunakan Media
Gambar di SD Negeri Bakalan Bantul. Jurnal Portal 3.
Sunarti, S. (2018). Upaya Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Pakis Kecamatan
Kradenan Tahun Pelajaran 2017/2018. EFEKTOR.
https://doi.org/10.29407/e.v5i1.11945
Wityanto, M., & Rahmawati, D. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Kartu
Uno.
Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia, 4(1), 1–17.

Anda mungkin juga menyukai