Anda di halaman 1dari 14

KARYA ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI


PENGGUNAAN MEDIA KARTU SUKU KATA PAPAN FLANEL PADA
SISWA KELAS 1 SD NEGERI GONDRONG 1

Oleh
YUYUN
857236496

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Media Kartu Suku Kata
Papan Flanel Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Gondrong 1

Yuyun

SD Negeri Gondrong 1, Kota Tangerang

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas pembelajaran konstruktivisme


dengan penggunaan papan flanel dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan
di kelas 1 SD Negeri Gondrong 1. Penelitian dengan pembelajaran konstruktivisme ini
menggunakan tiga siklus pembelajaran konstruktivisme, yaitu (1) mengenalkan huruf
dengan media kartu kata bergambar; (2) membaca kata dan suku kata berulang dengan
media cerita bergambar yang didesain khusus, dan (3) membaca kalimat sederhana
dengan media cerita bergambar yang didesain khusus. Penelitian dengan menggunakan
papan flannel bertujuan untuk mendeskripsikan cara penggunaan media papan flannel
dalam pembelajaran membaca permulaan dan mendeskripsikan hasil belajar di kelas satu
SD. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa keberhasilan tindakan pada siklus I
ternyata 68% lancar membaca, siklus II lebih baik dari siklus I yakni 78,70% lancar
membaca. Dengan demikian penggunaan papan flanel dalam pembelajaran membaca
permulaan di kelas satu SD Negeri Gondrong 1 dapat ditingkatkan.

Kata Kunci: Pembelajaran, Membaca Permulaan, Papan Flanel


1. PENDAHULUAN
Pendidikan di Sekolah Dasar mempunyai tujuan agar siswa dapat memiliki
pengetahuan dasar yang berguna bagi kelanjutan studi serta dalam hidup bermasyarakat.
Untuk itu perlu penanaman konsep yang betul-betul sesuai, sehingga pengetahuan yang
diperoleh itu dapat tertanam dengan baik pada daya ingat siswa. Agar terwujud tujuan
tersebut disusunlah beberapa bidang studi yang harus dipelajari siswa Sekolah Dasar antara
lain bidang studi Bahasa Indonesia. Tujuan diberikannya bidang studi Bahasa Indonesia yaitu
agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan
situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa Sekolah Dasar.
Salah satu bidang pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memegang
peranan penting ialah pengajaran membaca dan menulis. Tanpa memiliki kemampuan
membaca dan menulis yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan di kemudian
hari (Depdikbud: 1991/1992).
Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap
siswa, disamping menulis dan berhitung. Melalui membaca seorang siswa dituntut bisa belajar
pelajaran lain. Sehingga perlu diperhatikan dalam mempersiapkan siswa agar mampu
membaca lancar sedini mungkin dan mempercepat kemampuan siswa agar mampu belajar
mandiri dengan kekuatan sendiri. Kemampuan membaca dengan lancar harus diajarkan sejak
dini khususnya saat siswa di tahap sekolah dasar. Karena kemampuan membaca, nantinya
akan berpengaruh pada segala aspek kehidupan khususnya dalam memecahkan masalah.
Membaca merupakan alat bantu untuk memecahkan masalah yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari dan sebagai pembantu pelajaran di sekolah. Itulah sebabnya
sejak kecil, yaitu mulai anak masuk sekolah harus belajar memiliki keterampilan membaca
yaitu melesankan tanda-tanda tulis. Dalam GBPP SD 1993 disebutkan bahwa:
“Bahasa sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, maka penguasaan dan
kecakapan membaca menulis mutlak ditemukan dan amat strategis sifatnya”.
Dari penjelasan di atas, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan, khususnya sekolah
dasar berkewajiban untuk memperhatikan pelajaran membaca secara efektif terutama
kemampuan membaca di kelas 1. Pentingnya pelajaran membaca dalam sistem pendidikan
tidak dapat disangka, sukses atau tidaknya anak dalam belajar salah satunya ditentukan oleh
sukses tidaknya anak itu dalam belajar membaca. Hal ini berarti keberhasilan anak dalam
kemampuan membaca memiliki pengaruh terhadap keberhasilan dalam bidang studi lain.
Dengan kemampuan membaca, siswa memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya. Mengingat pentingnya
peranan penguasaan kemampuan membaca bagi perkembagan siswa, maka perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajarannya harus dilakukan dengan benar.
Dalam pembelajaran membaca, kita mengenal beberapa macam media pembelajaran
antara lain media kartu huruf, media kartu suku kata, dan media papan flanel. Media apapun
sebenarnya baik karena sama-sama memiliki dasar yang kuat. Akan tetapi media-media
tersebut akan memperoleh hasil yang optimal apabila didukung atau ditunjang dengan
peranan guru yang kreatif. Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas 1
media pembelajaran sangatlah membantu terhadap pencapaian kemampuan membaca siswa.
Media pembelajaran yang tepat digunakan pada kelas 1 diantaranya adalah media kartu huruf
dan media kartu suku kata melalui papan flanel. Beberapa kelebihan dari media ini menurut
Sadiman (1996:31) adalah: 1) Sifatnya kongkret dan lebih realistis dalam memunculkan
pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal, 2) Dapat mengatasi batasan ruang
dan waktu, keterbatasan pengamatan, memperjelas masalah bidang apa saja, dan harganya
murah , mudah didapat dan mudah digunakan, 3) Sebagai salah satu teknik media
pembelajaran yang efektif, karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat
dan terpadu melalui pengungkapan huruf dan kata.
Setelah peneliti mengadakan penelitian di SD Negeri Gondrong 1 ditemukan masalah
terkait kemampuan membaca khususnya di kelas 1 dan 2. Walaupun sudah ada beberapa
siswa yang memiliki kemampuan dasar membaca yang bagus, namun beberapa diantaranya
masih keliru dalam pengucapan atau membaca kata yang berakhiran huruf konsonan (mati).
Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian tes membaca siswa. Untuk itu diperlukan sebuah
media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa karena dari
membaca maka siswa akan terhubung dan mengerti tentang bidang-bidang ilmu pengetahuan
lainnya. Dengan dasar itulah peneliti mengadakan penelitian tentang penggunaan media kartu
suku kata meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 di SD Negeri Gondrong 1.

2. METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri Gondrong 1 yang berjumlah 30
siswa dengan rincian 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Dipilihnya SD Negeri
Gondrong 1ini karena di kelas 1 masih banyak ditemukan siswa yang memiliki
kemampuan membaca yang belum mencapai optimal.
Dengan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan
penelitian ini, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
a. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan penggunaan media kartu suku kata
melalui papan flanel. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mencatat semua
indikator dari proses dan hasil perubahan yang terjadi.
b. Wawancara
Wawancara ditujukan kepada siswa dan guru kelas 1 lain. Wawancara digunakan
untuk mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai saat pelaksanaan penggunaan
media kartu suku kata melalui papan flanel dalam pembelajaran, dan untuk
tindakan selanjutnya.
c. Catatan Harian
Catatan harian digunakan untuk mencatat gagasan-gagasan, segala yang terjadi dan
kesan-kesan yang terjadi pada waktu melakukan tindakan.
d. Tes
Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan membaca siswa kelas 1
pada setiap akhir tindakan pelaksanaan penggunaan media kartu suku kata melalui
papan flanel. Tes ini meliputi materi yang telah dibelajarkan yang meliputi
kemampuan membaca suku kata, membaca suku kata, dan membaca kalimat
sederhana, serta tes melengkapi kalimat.
Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis data
dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menjabarkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, serta mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir dan diverivikasi.
Reduksi data dilakukan dengan cara memilah dan mengelompokkan data yang telah
terkumpul. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan sesuai kelompok tertentu. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan dalam penyajian dan penyimpulan data.
b. Penyajian Data
Alur penting kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Penyajian data
dilakukan setelah reduksi data. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat deskriptif, jadi data yang sudah direduksi
kemudian disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat. Dengan penyajian data, memudahkan
peneliti untuk memahami data yang terkumpul dan selanjutnya merencanakan tindakan
yang tepat berdasarkan pemahaman tentang data yang sudah disajikan.
c. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan mencakup pencarian arti dan makna data serta
memberi penjelasan. Hasil analisis data ini akan dijadikan dasar untuk menentukan
keberhasilan pemberian tindakan. Selain itu analisis data akan digunakan sebagai dasar
melaksanakan tindakan selanjutnya.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Data yang diperoleh berupa dokumentasi, catatan harian, dan data yang
terdapat pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi kegiatan
siswa, dan lembar evaluasi kemampuan membaca siswa.

1. Analisis Data Penggunaan Media Kartu Kata Papan Flanel


Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media kartu kata papan flanel dihitung dengan
menggunakan rumus:

Keterangan:
Fd : jumlah deskriptor yang muncul/nampak dalam observasi
Fk : jumlah keseluruhan dari deskriptor yang ditetapkan

Jika sudah diketahui nilai keberhasilan penggunaan media kartu suku kata papan flanel
digunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.1 Penggunaan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel


Tingkat Penguasaan (%) Hasil Penilaian
Huruf Kategori
81-100 A Sangat Baik
61-80 B Baik
41-60 C Cukup
21-40 D Kurang
1-20 E Sangat kurang

2. Analisis Data Kegiatan atau Aktivitas Siswa saat Pembelajaran Membaca


Menggunakan Media Kartu Suku Kata Papan Flanel
Kegiatan siswa yang diamati yaitu 1) keterampilan menyusun suku kata, 2) keaktifan
dalam pembelajaran, 3) kerja sama dalam kelompok. Kegiatan siswa keseluruhan
terdiri dari 3 indikator. Setiap indikator dijabarkan dalam 4 deskriptor. Untuk
menghitungnya menggunakan rumus yaitu.
Keterangan:
PK : Nilai keaktifan
Fi : Jumlah seluruh skor
Fk : Jumlah skor keseluruhan
Kriteria yang digunakan untuk skor akhir kegiatan siswa yaitu.

Tabel 3.2 Kriteria Nilai Kegiatan Siswa


Nilai Hasil Penilaian
Huruf Kategori
81-100 A Sangat Baik
61-80 B Baik
41-60 C Cukup
21-40 D Kurang
1-20 E Sangat kurang

3. Analisis Tes Kemampuan Membaca Siswa


Data dari hasil tes kemampuan membaca dan tes tulis diolah dengan pemberian
skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tingkat Keberhasilan = B X 100%
N
Keterangan, B : Skor jawaban yang benar dari siswa yang bersangkutan
N : Skor maksimal dari perangkat tes
Skor yang diperoleh diolah melalui presentase dan disimpulkan dengan kriteria
tingkat keberhasilan berdasarkan petunjuk dari Depdikbud (1994/1995: 10) adalah
sebagai berikut:
- Siswa yang memiliki tingkat keberhasilan sangat baik = 85-100%
- Siswa yang memiliki tingkat keberhasilan baik = 70-84%
- Siswa yang memiliki tingkat keberhasilan cukup = 55-69%
- Siswa yang memiliki tingkat keberhasilan kurang= 40-54%
- Siswa yang memiliki tingkat keberhasilan kurang sekali = < 40%

Papan flanel termasuk dalam media pandang dalam proses belajar mengajar. Papan flanel
terbuat dari papan yang permukaannya dilapisi dengan kain flanel. Hamalik (2003:51)
mengemukakan papan flanel merupakan media yang dapat membantu kesulitan guru dalam
menggambar di papan tulis. Kegunaan papan flanel diantaranya adalah untuk menempelkan
program dalam bentuk huruf, kata, kalimat, kartu, gambar dan lainnya. Program yang
ditempelkan tersebut, permukaan dilapisi amplas untuk dapat menempel pada kain flanel.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara penggunaan media papan
flanel dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas satu SDN 1 Palu, mendeskripsikan
hasil belajar membaca permulaan dengan menggunakan papan flannel.Dan adapaun manfaat
dari penelitian ini adalah secara teori papan flanel dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan anak di kelas satu SD, dan untuk meningkatkan
kemampuan guru kelas satu dalam pembelajaran membaca permulaan dengan penggunaan
media papan flanel. Papan flannel dapat dilihat seperti pada gambar 1 berikut:

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model siklus
atau model Kemmis dan Mc Taggart. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini adalah
langkah-langkah yang dikembangkan Darsono (1996: 17-25). Model ini terdiri dari empat
komponen, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi atau
Pengamatan Tindakan, (4) Refleksi terhadap tindakan.

Keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini membentuk suatu siklus.
Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus yang lain secara berkesinambungan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penggunaan papan flanel telah dilakukan dengan dua penelitian siklus. Dan
pada bagian ini akan dipaparkan penggunaan papan flanel dalam pembelajaran membaca
permulaan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran membaca permulaan.
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa keberhasilan tindakan pada siklus I ternyata
68% lancar membaca, siklus II lebih baik dari siklus I yakni 78,70% lancar membaca.

Dengan demikian penggunaan papan flanel dalam pembelajaran membaca


permulaan di kelas satu SD Negeri Gondrong 1 dapat ditingkatkan.

Tabel I.
Siklus I Siklus II

- Perencanaan disusun untuk - Perencanaan disusun untuk dua


empat kali pertemuan atau 8x30 kali pertemuan atau 4x30 menit.
menit.
- Tujuan kelas yang ingin dicapai
Perencanaan -Tujuan kelas yang ingin dicapai adalah anak mampu membaca &
adalah anak mampu membaca & melafalkan huruf/kata/kalimat
melafalkan huruf/ kata / kalimat yang mengandung huruf z dan ny.
yang mengandung huruf r, w, c
dan y.

- Pelaksanaan kegiatan tahap


prabaca : fokus pembelajaran - Pelaksanaan kegiatan tahap
pada pertemuan ini adalah prabaca : fokus pembelajaran pada
memperkenalkan dan melafalkan pertemuan ini adalah
huruf ‘r’. anak mengamati gambar memperkenalkan dan melafalkan
bendera dan kalimat yang ada di huruf ‘z’. anak mengamati gambar
bawah gambar “ini bendera”. dan kalimat “ibu saya azizah”
Kegiatan ini berlangsung selama 5 yang ada di bawah gambar.
menit. Kegiatan ini berlangsung selama 5
menit.
Pelaksanaan - Pelaksanaan kegiatan tahap
membaca permulaan: guru - Pelaksanaan kegiatan tahap
memisahkan kalimat menjadi kata membaca permulaan: guru
“ini bendera”, kata menjadi suku memisahkan kalimat menjadi kata,
kata “i-ni ben-de-ra”, suku kata kata menjadi suku kata, suku kata
menjadi huruf i-n-i-b-e-n-d-e-r-a. menjadi huruf. Guu mengajak
guru mengajak anak anak menggabungkan huruf
menggabungkan huruf r menjadi menjadi suku kata, suku kata
suku kata ra, ri, ru, re, ro suku menjadi kata, kata menjadi
kata menjadi kata bendera, kata kalimat.
menjadi kalimat “ini bendera”
- Guru sudah sempurna
- Guru masih belum sempurna melaksanakan rencana yang telah
melaksanakan rencana yang telah dibuat, sebab terlihat dari hasil
dibuat, sebab penggunaan papan belajar membaca anak 80% lancar
Refleksi flanel belum lagi maksimal membaca
tindakan
- Pada pelaksanaan prabaca, - Pada pelaksanaan prabaca, guru
guru belum berhasil sepenuhnya sudah berhasil sepenuhnya
membangkitkan minat belajar membangkitkan minat belajar
anak anak (100%)
Aspek Kemampuan Hasil Tindakan Kelas
Bahasa Awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Pelafalan Secara umum Sebagian anak sulit Anak belum bisa Anak sudah
anak sudah melafalkan r dengan membedakan pela bisa
bisa melafalkan bunyi getar falan z dengan s, membedakan
huruf dengan seperti pada lezat bunyi z dan s,
baik,hanya pad-a namun masih
huruf sulit
tertentu kurang se melafalkan
mpurna, seperti r bunyi x
dilafalkan l
Intonasi Datar dan patah- Datar dan patah-patah Datar Anak mulai
patah dapat
membedakan
intonasi
kalimat berita,
kalimat Tanya
dan
kalimat seru
Pengenalan Sebagian sudah Sebagian anak dapat Anak sudah dapat Anak sudah
huruf mengenal huruf- menirukan bunyi membaca mengenal
huruf a, i, n, m, seperti t, d, p, b, o, dsb dan menulis kata- huruf-huruf
dan sudah dan dapat menirukan kata berawal pada awal,
mengenali huruf- tulisan guru huruf seperti t, d, tengah,
huruf pada p, b, o, dsb maupun akhir
namanya sendiri kata
Pengenalan Sebagian anak dapat Anak dapat memb Anak dapat me
kata Sebagian anak membaca aca dan menulis mbaca dan
sudah dapat dan menirukan kata y kata-kata menulis kata-
mengenali kata ang ditunjuk guru sederhana kata baik yang
sesuai dengan contoh yang terdiri atas 2 terdiri atas 2
guru suku kata maupun 3 suku
kata
Pengenalan Anak belum bisa Anak belum bisa mem Sebagian Anak dapat me
kalimat membaca dan baca dan anak dapat memb mbaca dan me
menulis kalimat menulis kalimat aca dan menulis nulis kalimat
kalimat sederhana sederhana yang
yang terdiri atas terdiri atas 3-6
2-3 kata kata
Peningkatan Kosa kata yang Ada penambahan kosa Ada penambahan Ada penambah
kosa kata dimiliki anak kata dari MKKB dan kosa kata dari an kosa kata
tidak diukur kosa kata media Dari
secara pasti pengembangannya cerita bergambar media cerita be
dari hasil tanya dengan suku kata rgambar denga
yang berulang- n kalimat-
jawab guru siswa ulang serta kosa kalimat
kata pengembang sederhana yang
annya dari terdiri
hasil Tanya jawab atas 3-6
guru siswa kata serta
kosa kata
pengembangan
nya dari hasil
Tanya jawab
guru-siswa
Pemahaman Anak belum bisa Anak bisa memahami Anak bisa Anak bisa
makna meahami wacana wacana lisan dari hasil memahami memahami
Wacana lagu karena Tanya jawab guru- wacana wacana tulis
belum mengenali siswa tulis dibantu dalam bentuk
kosa katanya dengan media
bimbingan guru cerita bergamb
ar dengan kali
mat-kalimat
sederhana yang
terdiri
atas 3-6 kata
Motivasi Anak agak malas anak mulai Anak mulai suka Anak suka
belajar untuk diajar mem suka belajar membaca mengenali hufur membaca dan
baca & menulis. dan menulis huruf de dan rangkaian menulis
Hal ini dapat dike ngan rangsangan suku kata kalimat
tahui dari keluhan media ketia membaca da melalui media
anak yangcepat kata bergambar yang nmenulis cerita
bosan dan cepat digunakan guru kalimat yang terdi bergambar
merasa ri yang diberikan
lelah dalam atas pengulangan- oleh guru
membaca & pengulangan suku
menulis kata yang
diajarkan guru me
lalui media cerita
bergambar

Peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 1 SDN Gondrong 1


dapat dibuktikan dengan: keaktifan siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran, mulai
adanya kemauan dan kemampuan siswa untuk menanyakan makna kata dan mengenali
hal-hal yang berada dalam lingkup makna kata atau kalimat yang diajarkan, dan mulai
aktifnya siswa untuk mendiskusikan pemaknaan kata atau kalimat. Dari hasil observasi
yang dilakukan peneliti, kemampuan siswa dalam belajar membaca dan menulis melalui
pembelajaran konstruktivisme ini tampaknya dapat membangkitkan suasana
interaktif antara guru dan siswa di kelas.

Adapun gambaran peningkatan kemampuan membaca dan menulis


permulaan melalui pembelajaran konstruktivisme dipaparkan sebagai berikut,
a) 80% baru dua puluh delapan siswa yang ada di kelas 1 SDN Gondrong 1
sudah bisa membaca kalimat sederhana, dan 100% anak sudah bis a menulis
namanya sendiri. b) anak-anak yang pada awalnya merasa kurang apresiasif
dan kurang bergairah ketika dihadapkan pada pembelajaran membaca dan
menulis permulaan secara konvensional menunjukkan perubahan kegiatan
belajar MMP dengan disediakannya media-media belajar yang menarik dan
strategi belajar yang berlangsung lebih interaktif dan apresiatif.
Dengan penggunaan pembelajaran konstruktivisme, interaksi yang
terjadi antara guru dan siswa dapat lebih maksimal. Interaksi yang dilakukan
guru di dalam kelas ini dapat mengurangi stressing pada diri anak ketika
mengikuti pembelajaran.

4. KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran konstruktivisme dalam
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas 1 SDN
Gondrong 1 yang terdiri atas tiga siklus ini menampakkan hasil yang
menggembirakan. Strategi pembelajaran konstruktivisme dalam
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan ternyata mampu
mengatasi kemonotonan kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini
dalam waktu pendek memang memperlihatkan dampak yang cukup signifikan
dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan membaca dan menulis
permulaan. Namun, dalam jangka panjang dapat diprediksikan akan
memberikan pengaruh pada peningkatan kemampuan membaca dan menulis
lanjut siswa.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti menyampaikan saran perlu
pengembangan kemampuan guru untuk dapat menangkap peluang aktif anak
dalam membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media-media
pembelajaran yang menarik dan dapat memberikan pengaruh konstruktif pada
kemampuan membaca dan menulis anak melalui daya asosiatif dan imajinatif.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Pendidikan


Dasar dan Menengah
Tarigan.1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta:
Depdikbud
Ibrahim dkk.1999. Media Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang
Keraf.1976. Tata Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah
Sadiman, A.S dkk.2003. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sugiarto.2001. Perbedaan Hasil Belajar Membaca Antara Siswa Laki-laki dan
Perempuan yang Diajar dengan Teknik Skimming.
www.depdiknas.co.id
Thachir.1996. Pandai Membaca dan Menulis 1b. Buku murid kelas 1: Depdikbud
N Mile. 2016. Jurnal Kreatif Online. jurnal.untad.ac.id
A Ason, D Dasmawarti. 202. Jurnal Pendidikan Dasar. jurnalstkipmelawi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai