Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI

MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1


TANAH PUTIH, KEC. TELAWANG
Ima Sriwinda Missa1 email: ima.sriwinda87@gmail.com
Ridha Husnul Hayati2
1)
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas
Terbuka
2)
Dosen Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas
Terbuka

ABSTRAK
Permasalahan yang paling penting dalam penulisan ini adalah tentang rendahnya kemampuan membaca bagi
siswa kelas 1 di SD Negeri 1 Tanah Putih. Salah satu factor penyebab rendahnya kemampuan membaca pada
siswa kelas 1 di SD Negeri 1 Tanah Putih ini adalah proses pelaksanaan pembelajaran dikelas masih
menggunakan media konvensional yakni hanya menggunakan media papan tulis dan lebih banyak berceramah
sehingga siswa menjadi pasif. Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian Tindakan kelas (PTK)
yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 2 kali pertemuan pada setiap siklusnya, dengan jumlah siswa
sebanyak 12 orang. Pada pra Tindakan presentasi ketuntasan siswa baru mencapai 30%, setelah dilaksanakan
tindakan siklus I presentasi ketuntasan siswa meningkat menjadi 40%, pada siklus II meningkat menjadi
85,74% sehingga peneliti tidak melanjutkan ke siklus III. Simpulan dalam penelitian ini, bahwa dengan
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan
membaca permulaan bagi siswa kelas 1 SDN 1 Tanah Putih, Kec. Telawang, Kab. Kotawaringin Timur, Prov.
Kalimantan Tengah.

Kata kunci: membaca permulaan, media, kartu bergambar

PENDAHULUAN

Membaca merupakan kebutuhan setiap manusia untuk meperoleh informasi,


pengetahuan serta memperoleh pengalaman. Akan tetapi kegiatan membaca bukanlah hal
yang mudah bagi anak usia kelas 1 SD. Untuk mengenal huruf dan kata, anak perlu berjuang
untuk mempelajarinya. Peran guru dalam memberikan metode yang paling tepat sangat
dibutukan untuk membantu anak dalam mengatasi kesulitan membaca permulaan.

Untuk memperoleh informasi seseorang perlu untuk membaca dan mendengarkan


sehingga antara membaca dan mendengar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Kebiasaan membaca bagi anak sejak dini adalah kebiasaan yang baik, yang perlu untuk
dikembangkan. Kebiasaan membaca tidak hanya menjadi suatu kebiasaan akan tetap menjadi
salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi.

Membaca permulaan adalah tahap awal bagi sorang anak dalam proses belajar
membaca. Membaca permulaan merupakan kemampuan dasar dan alat bagi sorang anak
dalam mengerti isi dari suatu materi pelajaran yang dipelajari di sekolah. Jika seorang anak
sudah memiliki kemampuan dalam membaca maka ia akan bisa memahami isi dari suatu
materi pelajaran di sekolah. Oleh karena itu seorang anak harus benar - benar
memperhatikan guru saat mengikuti pembelajaran tentang membaca permulaan.
Pembelajaran membaca permulaan di sekolah didapatkan melalui mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Menurut Rahayu, pembelajaran membaca di Kelas I dan II adalah Pembelajaran
tahap awal (Rahayu, 2012).

Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting di sekolah. Bahasa
Indonesia adalah mata pelajaran wajib bagi semua jenjang Pendidikan tanpa terkecuali untuk
siswa SD. Berdasarkan kurikulum di sekolah terdapat empat kemampuan berbahasa yaitu
kemampuan mendengar, kemampuan membaca, kemampuan berbicara dan kemampuan
menulis. Para siswa SD diharapkan untuk mampu dalam menguasai empat unsur kebahasaan
tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran tentang Bahasa di kelas memiliki tujuan agar
para siswa mempunyai pemahaman yang dalam tentang keterampilan berbaahasa.
Keterampilan berbahasa memiliki makna terampil dalam menyimak, terampil dalam
mendengar, terampil dalam menulis dan terampil dalam membaca. Keterampilan dalam
berbahasa sangat penting untuk diperhatikan dan dikembangkan sebab membaca dapat
memberikan informasi dan pengalaman baru serta dengan membaca seseorang dapat
mendeskripsikan suatu keadaan meskipun dalam bentuk teks umum tetapi, seolah – olah
seseorang berada dalam keadaan tersebut. Oleh sebab itu, dalam memahami berbagai
informasi yang dibaca, maka kemampuan membaca seorang siswa sangat dibutuhkan
(Hamilatur Rizqiyah, 2015).

Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, masih banyak guru


yang belum memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran. Media
pembelajaran adalah benda yang digunakan untuk menyalurkan proses kepada penerima
dalam proses Pendidikan (Nurfadhillah, 2021. Hal.15). Dengan memanfaatkan media
pembelajaran dikelas memudahkan siswa untuk memahami dan mencapai tujuan
pembelajarannya. Salah satu media yang dapat gunakan dalam pembelajaran di kelas adalah
media kartu bergambar. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf
sebagai media pembelajaran disambut gembira oleh siswa. Siswa merasa senang dengan cara
pembelajaran yang menggunakan media gambar dan kartu huruf karena siswa merasa
terbantu dalam pembelajaran (Sumantri, dkk., 2017). Media gambar dan kartu huruf
merupakan media yang sangat menarik bagi siswa kelas rendah, khususnya siswa kelas 1 SD
karena pada umumnya anak – anak yang masih usia kelas 1 SD akan lebih tertarik pada
benda- benda nyata seperti media kartu bergambar.
METODE

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research)


yang berkolaborasi dengan rekan sejawat di SD N 1 Tanah Putih, Kecamatan telawang, Kab.
Kotawaringin Timur. Penelitian Tindakan kelas adalah salah satu upaya yang dilakukan guru
untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan
Pembelajaran (Sanjaya, 2016. Hal 11). Tujuan dari penelitian Tindakan kelas ini adalah tidak
hanya bertujuan untuk memecakan masalah namun sekaligus untuk mencari jawaban
mengapa hal itu dapat dipecahakan melalui tindakan yang dilakukan. Dalam penelitian ini
dikemabangkan Bersama – sama oleh peneliti dan berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk
menentukan kebijakan dan pembangunan. Pada siklus I terdiri atas tahap perencanaan,
pelaksanaan dan refleksi atau perenungan. Berlanjut tidaknya ke siklus II tergantung pada
hasil refleksi pada siklus 1.

Sumber data dan metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Sumber data, bahwa sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru
sebagai anggota peneliti.
b. Metode pengambilan data, bahwa metode pengambilan data dalam penelitian ini
adalah pertama: data hasil observasi kegiatan guru dan siswa dan yang kedua: data
hasil belajar siswa dengan kriteria penilaian.

Siswa Aspek penilaian


lafal Kelancaran Kejelasan Intonasi Jumlah
1………….
.
2………….
Indicator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa ada
peningkatan ditiap – tiap tahapnya, yaitu:

a. Siswa sudah memiliki kemampuan dalam mendeskripsikan gambar dan hasil


membaca permulaan siswa menunjukan adanya peningkatan minimal 60%.
b. Hasil belajar membaca permulaan siswa mengalami peningkatan dan telah
mencapai KKM 60.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian siklus 1

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas terdapat dua siklus. Siklus yang
pertama terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus yang kedua juga terdiri dari dua kali
pertemuan. Pada setiap pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran yang tiap jamnya
terdiri dari 35 Menit.

Tahap perencanaan tindakan :

Pada tahap perencanaan peneliti memulai dengan tahap koordinasi. Dalam tahap
koordinaasi ini, peneliti berkoordinasi dengan salah satu rekan guru untuk bertidak sebagai
observer selanjutnya menentukan jadwal kegiatan dan observasi.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan perbaikan disiklus I rekan guru bertindak sebagai observer pada jalannya
kegiatan. Pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan rekan sejawat
akan ikut dan menjadi observer pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I ini peneliti menggunkan media kartu bergambar dan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan.

a. Pertemuan Pertama
Berikut adalah urutan pada pelaksanaan tindakan Siklus I:
1. Peneliti mengkondisikan kelas, setelah itu mengawali pemeblajaran dengan doa.
2. Peneliti bertanya jawab tentang keadaan siswa serta keadaan kelas.
3. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
4. Peneliti menunjukan kartu bergambar dan memberi contoh kepada siwa lalu
siswa diminta untuk menunjukan gambar dan siswa diminta maju kedepan untuk
menunjukan gambar sesuai penjelasan guru atau sesuai deskripsi guru.
5. Peneliti meminta siswa untuk membacakan nama gambar yang ditunjukan guru
pada kartu bargambar.
6. Siswa diminta untuk mengamati gambar lalu siswa mendeskripsikan gambar
tersebut dengan Bahasa sederhana.
7. Peneliti meminta siswa maju kedepan untuk memilih kartu kata dan kalimat yang
sesuai dengan gambar.
8. Siswa menunjukan kata atau kalimat yang sesuai dengan kartu bergambar.
9. Peneliti meminta siswa untuk membacakan kata dan kalimat yang sesuai dengan
kartu bergambar.
b. Pertemuan kedua
1. Peneliti mengkondisikan kelas, setelah itu mengawali pemeblajaran dengan doa.
2. Peneliti bertanya jawab tentang keadaan siswa serta keadaan kelas.
3. Peneliti meminta seorang siswa untuk menceritakan hobinya Ketika di rumah.
4. Peneliti membagi siswa menjadi 2 kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 6
orang siswa.
5. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
6. Setiap kelompok diberikan tugas untuk mengamati kartu bergambar dan
menjelaskan isi kartu gambar tersebut.
7. Setiap siswa diberikan tugas oleh peneliti untuk menjelaskan isi gambar tersebut.
8. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati kegiatan siswa serta
mengawasi siapa saja yang aktif dalam mengikuti pembelajaran dan siapa saja
siswa yang tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran.
9. Peneliti memberikan penilaian untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dikelas bahwa siapa saja siswa yang benar – benar belajar
dan tidak.
10. Diakhir pembelajaran peneliti menanyakan Kembali kepada siswa tentang apa
yang sudah dipelajari dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
11. Siswa diminta menceritakan pengalamannya selama belajar saat itu.

Observasi

Ketika pelaksanaan pembelajaran didalam kelas, peneliti bekerja sama dengan rekan
sejawat untuk mengamati dan mengobesrvasi jalannya pemeblajaran, Pada siklus 1 dengan
panduan lembar observasi. Dari kegiatan observasi tersebut diperoleh tentang jalannya
kegiatan belajar mengajar secara garis besar sebagai berikut :

Bagi Guru

1. Kurang memberikan informasi secara tepat.


2. Kurang memberikan motivasi kepada siswa.
3. Kurang memberikan motivasi secara individu kepada siswa.
4. Kurang mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif.
Bagi siswa

1. Siswa kurang memperhatikan penjekasan materi yang diberikan oleh guru.


2. Siswa kurang tertarik terhadap apersepsi yang diberikan oleh guru.
3. Rasa inign tau siswa masih rendah.

Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil membaca permulaan siswa dengan


menggunakan media permainan kartu bergambar pada siswa, maka guru dan peneliti
berdiskusi dan melakukan refleksi sebagai Berikut :

1. Mendorong keberanian siswa merespon stimulasi guru.


2. Guru perlu membuat interaksi siswa dalam pembelajaran yang lebih beragam.
3. Jika perbaikan dalam siklus II agar peneliti lebih menciptakan suasana yang lebih
menarik dalam pembelajaran untuk memberikan suasana belajar yang baru bagi
siswa.
4. Untuk hasil membaca permulaan sudah terlihat peningkatan dari segi membacanya
sesuai dengan lafal, ketepatan, kejelasan, dan intonasi.
5. Guru perlu menggunakan buku referensi sebagai sumber lain pada siklus II.
Tabel 1
Data nilai pada tes siklus 1

N Nama siswa Nilai


O Pert. 1 Pert. 2 Rata – Keterangan
rata
1 Abrian 60 70 65 T
2 Alvino 60 65 62,5 T
3 Arsila Agatta 40 60 50 TT
4 Cheryl May Alenska 40 50 45 TT
5 Jiru Septu Linhu 30 50 40 TT
6 Lisvira 40 65 52,5 TT
7 Maira 40 70 55 TT
8 Najwa Sucita 50 60 55 TT
9 Oktavianus R 50 55 52,5 TT
10 Rahsya 60 75 67,5 T
11 Sika Junita 70 80 75 T
12 Valentinus Fadriel 50 60 55 TT
Jumlah 590 760 675
Rata – rata 49,167 63, 33 56, 25
Prosentasi
Tuntas 4 orang 40 %
Tidak tuntas 8 orang 60 %
Berdasarkan data diatas dapat dipahami bahwa setelah melaksanakan perbaikan
pembelajaran di siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 4 orang atau 40% dan siswa yang tidak
tintas sebanyak 8 orang atau 60%.

Hasil penelitian siklus II

Pada tahapan siklus II terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.

Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan peneliti dan guru yang bertindak sebagai observer
mendiskusikan rancangan Tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian
selanjutnya. Rancangan kegiatan pada siklus II ini meliputi pembuatan rencana pembelajaran
membaca permulaan dengan media permainan kartu bergambar yang lebih bervariasi dari
siklus sebelumnya. Pembelajaran yang disusun pada siklus II ini dengan menggunakan media
permainan kartu bergambar dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

a. Pertemuan Pertama
1. Guru mengawali pelajaran dengan doa dan mengkondisikan kelas.
2. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kegiatan siswa dipagi hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok berjumlah 3 orang.
5. Setiap kelompok diminta untuk mengurutkan kartu bergambar terlebih dahulu,
lalu siswa dari masing – masing kelompok diminta untuk mendeskripsikan
gambar sesuai urutan.
6. Guru meminta perwakilan satu siswa dari masing – masing kelompok maju ke
depan kelas untuk membacakan isi yang terdapat pada kartu bergambar.
7. Guru meminta siswa secara bergantian maju ke depan kelas untuk membacakan
hasil diskusi dari kelompoknya masing – masing dan siswa yang lain
memperhatikan.
8. Sesudah siswa membaca, guru membimbing siswa untuk duduk Kembali dengan
rapi dan guru mengajak siswa secara Bersama – sama untuk membacakan
Kembali bacaan yang ada pada kartu bergambar.
b. Pertemuan kedua
1. Guru mengawali pelajaran dengan doa dan mengkondisikan kelas.
2. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kegiatan siswa saat pulang sekolah.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4. Guru membagikan lembar bacaan, siswa diminta untuk membaca lembar bacaan
tersebut dengan ucapan yang tepat.
5. Guru meminta siswa, satu – satu maju kedepan kelas untuk membacakan bacaan
dengan ucapan yang benar.
6. Siswa diminta maju kedepan untuk membaca bacaan sesuai urutanya.
7. Guru memerikan penilaian secara bergantian kepada siswa yang sedang membaca
dan siswa yang lainnya mengerjakan lembar evaluasi.
8. Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk mendeskripsikan gambar,
kemudian siswa diminta maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi Bersama
teman sebangkunya kemudian guru memberikan lagi bacaan kepada siswa untuk
membacakannya lagi.

Observasi

Pada pelaksanaan pembelajaran peneliti bekerjasama dengan guru untuk mengamati


dan mengobservasi jalanya pemeblajaran pada siklus II dengan panduan lembar observasi.
Dari kegiatan observasi tersebut diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan belajar
mengajar yang secara garis besar sebagai berikut :

a. Bagi Guru
1. Guru sudah baik dalam memberikan motivasi kepada siswa.
2. Guru sudah dapat menyampaikan materi dengan baik, jelas dan tepat.
3. Guru sudah dapat mengarahkan siswa dalan menggunakan media kartu
bergambar untuk membaca permulaan dengan baik.
4. Guru sudah baik dalam memberikan perhatian ke siswa.
b. Bagi siswa
1. Siswa aktif dalam mem]ngikuti kegiatan perkembangan membaca permulaan.
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru.
3. Siswa penuh perhatian saat guru memberikan penjelasan tentang materi
pelajaran.
4. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil membaca permulaan siswa, guru dan peneliti
berdiskusi dan melakukan refleksi sebagai berikut:

1. Hasil membaca siswa meningkat, siswa sudah terampil dan mencapa target
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
2. Sesuai hasil pengamatan dan analisis hasil membaca siswa maka guru dan peneliti
sepakat untuk mengakhiri siklus Tindakan dalam membaca permulaan.

Table 2
Data nilai pada tes siklus II
N Nama siswa Nilai
O Pert. 1 Pert. 2 Rata – Keterangan
rata
1 Abrian 72 76 74 T
2 Alvino 67 71 69 T
3 Arsila Agatta 63 67 65 T
4 Cheryl May Alenska 57 65 61 T
5 Jiru Septu Linhu 55 60 57,5 TT
6 Lisvira 56 65 60,5 T
7 Maira 71 75 73 T
8 Najwa Sucita 65 68 66,5 T
9 Oktavianus R 58 60 59 TT
10 Rahsya 77 81 79 T
11 Sika Junita 83 85 84 T
12 Valentinus Fadriel 67 70 68,5 T
Jumlah 791 843 817
Rata – rata 65,91 70,25 68,08
Prosentasi
Tuntas 10 orang 85,74%
Tidak tuntas 2 orang 14, 25%

Berdasarkan data diatas dapat dipahami bahwa setelah melaksanakan perbaikan


pembelajaran di siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 10 orang atau 85, 74%. Dari hasil
penelitian siklus II ini, maka penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Akan
tetapi guru harus terus melaksanakan bimbingan belajar agar dapat mempertahankan
keaktifan siswa dan partisipasi serta suasana dalam kelas sebagai tindak lanjut.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II dapat


dinyatakan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media kartu bergambar
dapat meningkatkan hasil belajar atau kemampuan membaca siswa kelas I SDN 1 Tanah
Putih, Kec. Telawang, Kab. Kotawaringin Timur, Prov. Kalimantan Tengah, baik hasil
belajar kognitif, afektif maupun Psikomotorik.

1. Perkembangan hasil belajar afektif siswa sebagai berikut:


a. Saat mengikuti pembelajaran di kelas, siswa memperhatikan dengan sungguh –
sungguh.
b. Siswa menunjukan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran dikelas.
c. Siswa bersemangat atau termotivasi saat guru menyampaikan pembelajaran.
2. Perkembangan hasil belajar psikomotorik siswa sebagai berikut:
a. Tidak ada siswa yang terlambat saat masuk kelas.
b. Siswa dapat menyiapkam kebutuhan belajarnya sendiri.
Berdasarkan hasil perkembangan siswa dari segi afektif maupun psikomotorik,
partisipasi siswa dalam pembelajaran menunjukan peningkatan. Para siswa lebih
banyak memperhatikan penjelasan guru. Dengan menunjukan partisipasi aktif dan
kreatif oleh siswa, maka suasana kelaspunakam lebih hidup dan menyenangkan.
Dengan demikian maka keterampilan membaca permulaan meningkat, yang
tentunya memiliki pengaruh terhadap keterampilan membaca siswa.
3. Perkembangan hasil belajar kognitif
Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dan dilanjutkan dengan siswa
menerima materi membaca permulaan dengan mengidentifikasi serta
mendeskripsikan kartu gambar. Pada proses pelaksanaan pembelajaran disampaikan
dengan strategi dan terencana dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan
ini terfokus mengaktifkan siswa dimulai dari memperhatikan penjelasan, melakukan
pengamatan untuk memperoleh kesimpulan. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus
I dan dievaluasi dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu terdapat 4
orang atau 40% siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang atau
60%. Oleh sebab itu siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk
memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pada pelaksanaan pembelajaran yang
disampaikan tentang membaca permulaan dengan indicator yang sama pada
pembelajaran siklus I, tetapi diadakan peningkatan menggunakan media kartu
bergambar yang digunakan. Hal ini bertujuan supaya siswa menjadi lebih aktif dan
antusias dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II disampaikan dengan strategi terencana dan
dalam kegiatan pelaksanaannya lebih optimal. Hasil pada pembelajaran siklus II
menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu siswa yang tuntas
menunjukan peningkatan dimana pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini, siswa
yang tuntas sudah mencapai 85, 74% atau 10 orang siswa. Berdasarkan hasil
penelitian siklus II ini, maka peneliti tidak perlu melanjutkan pada pembelajaran
siklus berikutnya.
Demikian dengan hasil analisis data dan diskusi antara peneliti dan guru yang
bertindak sebagai supervisor terhadap pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus,
secara umum telah menunjukan adanya perubahan yang signifikan. Hal ini dapat
dilihat dari perbandingan nilai terendah siswa, nilai tertinggi siswa, rata – rata kelas
dan siswa yang tuntas belajar dari tes awal hingga tes pada pembelajaran di siklus II.
Oleh kerena itu, sesuai data diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan
membaca siswa dengan menggunakan media kartu bergambar pada siswa kelas I SDN
1 Tanah Putih mengalami peningkatan yang ditandai dengan adanya peningkatan hasil
belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan pendekatan belajar menggunkan media kartu
bergambar pada siswa kelas 1 SD N 1 Tanah Putih dengan adanya perbaikan yang terus
dilakukan pada setiap siklusnya dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa di
bandingkan dengan pelaksaan pembelajaran sebelumnya yang tidak menggunakan media
kartu bergambar. Terlihat dari hasil penelitian, bahwa penggunaan media kartu bergambar
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas I SDN 1 Tanah Putih. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata
kelas terjadi peningkatan yaitu pada siklus I penigkatan hasil belajar siswa terdapat 4 orang
atau 40 % dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang atau 60%. Sedangkan pada hasil
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 10 orang atau 85,74%
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang atau 14, 25%.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, S. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Permainan Kartu


Huruf Pada Siswa.

Hamilatur Rizqiyah. (2015). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui


Strategi Know Want Learned Dengan Media Puzzle Pada Kelas IV SDN Purwoyoso 06
Semarang

Sanjaya, Wina. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit: Prenada Media-

Nurfadhilla, Septy dkk. 2021. MEDIA PEMBELAJARAN pengertian Media pembelajaran,


landasan, fungsi, jenis – jenis media pembelajaran, dan cara penggunaan media
Pembelajaran. CV Jejak- Anggota IKAPI- Suka Bumi – Jawa Barat.

Sumantri, Made, dkk.,2017. “Penerapan Media Gambar dan Kartu Huruf untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca permulaan” International Journal of Elementary
Education. Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai