Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

SISWA KELAS I MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU


HURUF DI SDN BENENG TAHUN AJARAN 2021/2022

Oleh
HASYATI SILFIANA
NIM: 859157207

ABSTRAK
Ketidak mampuan siswa dalam membaca permulaan disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu 1) daya ingat siswa yang kurang; 2) kurangnya intraksi
antara guru dan siswa; dan 3) guru tidak menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi. Tujuan Penelitian ini ialah meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa dengan menggunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 di
SDN Beneng. Bentuk penelitian yang dilakukan peneliti termasuk ke dalam jenis
penelitian tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 sebanyak 24 siswa. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan tes dalam bentuk pilihan ganda dan lembar
observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif statistik. Hasil
penelitian diperoleh nilai rata-rata kelas pra tindakan sebesar 68,33 dengan
prosentasi ketuntasan sebesar 42 % sedangkan pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 74,37 dengan prosentasi ketuntasan 67%, dan pada siklus II
nilai rata-rata kelas mencapai 80,62 dengan prosentase ketuntasan mencapai
87%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam penggunaan
media pembelajaran kartu huruf mampu meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I di SDN Beneng Lombok Tengah.

Kata kunci : Membaca Permulaan, Media Pembelajaran, Kartu Huruf.

1
PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah.


Pada jenjang SD/MI pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam berbicara, menyampaikan pendapat dan
kemampuan dalam berfikir. Mata pelajaran bahasa indonesai pada siswa kelas 1
SD/MI akan mengajarkan kepada siswa untuk menulis dan membaca permulaan
dengan baik dan benar. Belajam membaca permulaan merupakan langkah awal yang
baik untuk mendorong siswa untuk menjadi siswa yang mandiri dalam membaca.
Dalam kegiatan belajar membaca permulaan ini guru diharapkan untuk
memberikan metode membaca cepat dengan irama dan pelafalan yang benar. Untuk
dapat mempelajari berbagai macam disiplin ilmu siswa harus memiliki kemampuan
membaca.
Keberhasilan siswa dalam belajar akan ditentukan oleh sejauh mana
kemampuan siswa dalam membaca. (Juel, 1988 dalam Washburn dkk, 2011).
Sedangkan Neuman, Coople, & Bredekamp (2004: 1) mengemukakan bahwa
belajar membaca dan menulis dapat menunjang kesuksesan siswa di sekolah dan
di masa yang akan datang. Sejak anak dilahirkan hingga usianya mencapai 8 tahun
ini adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca. Nasir
(2017:1) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
membaca secara umum yaitu guru, metode pembelajaran yang digunakan guru,
materi yang diajarkan, tingkat motivasi anak, dan yang paling penting adalah
kondisi lingkungan. Membaca dan menulis adalah kemampuan tingkat awal yang
bersifat teknis yang harus dimiliki setiap orang, yang menjadi tujuan utama
pembelajaran di tingkat dasar terutama p a d a kelas-kelas awal. (Hamalik,
2001:115).
Sedangkan menurut Djamarah (2008:87) mengajar anak untuk dapat
membaca dan menulis m e r u p a k a n kegiatan yang sulit dilakukan. Dalam
pembelajaran membaca permulaan di kelas satu dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai media yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
dengan menggunakan media pendidikan yang relevan dengan materi pembelajaran,
maka tujuan pengajaran akan tercapai secara efektif. Untuk mendapatkan
keberhasilan dalam kegiatan belajar membaca permulaan jenis media yang bisa
digunakan diantaranya adalah kartu huruf, papan fanel dan media gambar.
Dari hasil observasi awal yang P e n e l i t i lakukan pada tanggal 25 April
2022 di SDN Beneng peneliti menemukan kemampuan membaca siswa masih
kurang. Dari hasil tes siswa terutama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, nilai
yag didapatkan oleh siswa masih dibawah KKM yaitu 68 sedangkan KKM yang
digunakan di SDN Beneng yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor
diantaranya 1) Daya ingat siswa yang kurang terhadap materi pelajaran yang
disampaikan; 2) Tidak terjadi interaksi yang maksimal antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa; 3) Metode pembelajaran yang digunakan guru didominasi
dengan metode ceramah; 4) Guru tidak menggunakan alat peraga pelajaran yang
sesuai dan dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang disampaikan;
5) Proses pembelajaran berpusat pada guru, dan bukan pada siswa; 6) Kurangnya
minat dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan
guru.
Penggunaan media pembelajaran bukan saja dapat mempermudah dan

2
mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses
pembelajaran lebih menarik (Sanjaya, 2009:162). Media pembelajaran kartu huruf
yang akan digunakan oleh peneliti diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar
siswa, disamping itu proses pembelajaran akan dilakukan yaitu belajar sambil
bermain
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang peneliti uraikan di atas
maka rumusan masalah yang diajukan dengan judul ”Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I Menggunakan Media Pembelajaran
Kartu Huruf di SDN Beneng.
Adapun upaya yang akan dilakukan peneliti dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan siswa yaitu menggunakan pembelajaran yang
dapat mengakomodasi setiap siswa dengan memperhatikan perkembangan dan
kesulitan membaca siswa menggunakan media pembelajaran sederhana yang mudah
digunakan, dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA
A Keterampilan Membaca Permulaan
1. Keterampilan Membaca
Menurut Guion (dalam Paramesti, 2015) mengatakan bahwa
keterampilan merupakan bagian dari persaingan/kopetensi. Lebih lanjut Guion
mendeskripsikan keterampilan sebagai kemampuan untuk melakukan tugas-
tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental. Seseorang dapat dikatakan
terampil dalam suatu hal apabila ia mampu menguasai hal yang bersifat fisik
dan mental terhadap hal yang dikerjakannya tersebut. Sementara itu, secara
sederhana, membaca berarti memahami bahasa tertulis. Hasil kesimpulan
tersebut membentuk suatu informasi atau pengetahuan baru. Berdasarkan
definisi tersebut, keterampilan membaca berarti kemampuan untuk
melakukan, menangkap, dan memahami suatu teks, tidak hanya melafalkan
tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif. (Pramesti 2015).
Menurut Subana (2000:36) keterampilan dapat diartikan sebagai
kemampuan dalam menggunakan akal dan pikiran, sedangkan perbuatan untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Keterampilan memiliki beberapa unsur
yaitu keterampilan dalam menggunakan pikiran (sikis) dan keterampilan
dalam beraktivitas (fisik). Sedangkan kemampuan berbahasa artinya
keterampilan seseorang dalam menggunakan bahasan, menulis, menyimak,
atau berkomunikasi.
Membaca permulaan menurut Slamet dalam (Hasanudin 2016)
kemampuan membaca merupakan hal yang penting yang bisa mempengaruhi
kemampuan membaca selanjutnya, untuk itu guru harus memberikan perhatian
yang besar karena jika siswa kurang mampu dalam membaca permulaan maka
akan memberikan kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang
baik. (Hasanudin 2016). Menurut Nuriadi (2008: 29) mengartikan membaca

3
secara umum adalah tahap awal bagi setiap orang untuk berfikir dalam
menentukan sikap dan prilaku.
Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang
dimaksud keterampilan membaca adalah kemampuan seseorang dalam
berfikir, bertindak dan melakukan aktifitas visual yang bisa mengucapkan
rangkaian huruf menjadi kata dan kalimat dan mampu memahami apa yang
diucapkan dengan baik.
2. Tujuan Membaca
Dalam membaca memiliki tujuan yang harus diperoleh, agar seseorang
berusaha untuk memahami apa yang dibaca. Menurut Farida Rahim (2008: 10)
tujuan membaca mencakup: 1) Kesenangan; 2) Untuk mengetahui tentang
suatu topik; 3) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah di
ketahui; 4) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 5)
Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; 6) Untuk memahami informasi
yang didapatkan dari suatu teks, dan 7) Untuk menjawab pertanyaan yang
spesifik.
Sedangkan tujuan membaca menurut Iskandarwassid dalam Estuning
Dewi Hapsari (2019:11) adalah (1) bisa mengenal symbol atau lambing; (2)
mengenali kata dan kalimat, (3) bisa mengetahui suatu ide pokok dan kata
kunci pada pada suatu bacaan, (4) agar mampu bercerita ulang tentang isi
bacaan.
3. Pendekatan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Syafi‟ie (dalam Farida Rahim 2008:31) menjelaskan ada
empat pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia:
a. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan
pembelajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.

b. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif


Semiawan dan Joni dalam Farida Rahim (2008:32) menyatakan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) tidak dilihat dari penggunaan media dan
posisi duduk siswa pada suatu kelompok belajar namun terletak pada
pengalaman dan penghayatan yang dilakukan siswa. Pendekatan CBSA
dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian sampai
dengan penilaian .

c. Pendekatan Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. Misalnya antara
keterampilan menyimak dengan berbicara dengan tidak mungkin
dipisahkan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, begitu juga dengan
keterampilan berbahasa lainnya. Bentuk pembelajaran bahasa secara
terpadu bisa berupa perpaduan antara kegiatan membaca, menulis,
berbicara, dan menyimak.

4
d. Pendekatan Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif merupakan suatu metode mengelompokkan siswa ke
dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerjasama dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas.
4. Metode Dalam Belajar Membaca Permulaan.
Akhadiah dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, (2001:61-66)
menjelaskan bahwa dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa
metode yang dapat digunakan antara lain:
a. Abjad dan Bunyi
Dalam penerapannya, kedua model tersebut sering menggunakan kata
lepas sebagai berikut:
1) Abjad (dalam mengucapkan huruf-hurufnya sesuai dengan abjad “a”,
“ya”, “h”, dan seterusnya).

2) Bunyi (dalam mengucapkan huruf-hurufnya sesuai


dengan bunyinya a, beh, ceh, deh, dan seterusnya).
Contoh: beh – o – bo – beh – o – bo bobo
Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada
pengucapan huruf.
b. Kupas Rangkai Suku Kata dan Kata Lembaga
Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai
dan merangkaikan.
1) Kupas Rangkai Suku kata
Penerapannya guru menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Guru mengenalkan huruf kepada siswa, 2) Merangkaikan suku kata
menjadi huruf, dan 3) Menggabungkan huruf menjadi suku kata .
2) Kata Lembaga
Penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Membaca kata yang sudah dikenal siswa, 2) Menguraikan huruf
menjadi suku kata, 3) Menguraikan suku kata menjadi huruf,
4)Mengabungkan huruf menjadi suku kata, dan 5) Menggabungkan
suku kata menjadi kata. Misalnya: baju,
c. Metode Global
Dalam penerapannya menggunakan langkah-langkah: 1) Mengkaji
salah satu suku kata, 2) Menguraikan huruf menjadi suku kata,3)
Menguraikan suku kata menjadi huruf, 4) Mengabungkan huruf menjadi
suku kata, 5) Merangkaikan kata menjadi suku kata, dan 6) Merangkaikan
kata menjadi kalimat.
d. SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Menurut Momo dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001, 63-

5
66) dalam pelaksanaannya, metode ini dibagi dalam dua tahap yaknitanpa
buku dan menggunakan buku. Pada tahap tanpa buku, pembelajarannya
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1) Merekam bahasa siswa.
Bahasa yang digunakan oleh siswa dalam percakapan, direkam untuk
digunakan sebagai bahan bacaan.
2) Membaca Kalimat Secara Strukutural (S).
Setelah siswa dapat membaca tulisan di bawah gambar, gambar
dikurangi sehingga siswa dapat membaca tanpa dibantu dengan
gambar. Dengan dihilangkannya gambar maka yang dibaca siswa
adalah kalimat (tulisan).
Misalnya: ini bola, ini bola budi, ini bola amir.
3) Proses Analitik (A).
Sesudah siswa dapat membaca kalimat, mulailah menganalisis kalimat
menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf.
4) Proses Sintetik (S).
Setelah siswa mengenal huruf-huruf dalam kalimat, huruf itu dirangkai
lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat
seperti semula.
B Media Pembelajaran Kartu Huruf.
1. Pengertian Media.
Media bahasa latinnya medius, secara harfiah artinya tengah,
perantara, atau pengantar. Media pembelajaran adalah media kreatif yang
digunakan dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didik sehingga
kegiatan belajar mengajar lebih efektif, efesien dan menyenangkan.
Media pembelajaran dapat juga diartikan sebagai alat yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan informasi dari seseorang secara baik
sehingga terbentuk suasana belajar yang kondusif dimana siswa dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Association
for Education and Communication Technology (AECT) dalam Mahnun, N.
(2012), mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk
suatu proses penyaluran informasi.
Sedangkan National Education Associatio dalam Ekayani, P. (2017)
mendefinisikan teknologi atau alat yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran yang bisa diubah, dilihat, dibicarakan, didengar, dibaca yang
dapat meningkatkani efektifitas belajar. Menurut sadiman dalam Irwandani
dan Juariyah (2016), mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan
salah satu alat untuk menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran
untuk membantu mengatasi keterbatasan indra, intelengensi, jarak, waktu,
minat, dan gaya belajar.
Dari definisi media pembelajaran di atas dalam konteks penelitian ini
maka dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau bahan

6
baik berupa teknologi maupun tidak yang bisa dimanfaatkan untuk
mempermuda guru dalam menyampaikan informasi atau pesan kepada siswa
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengatasi keterbatasan pengelihatan,
pendengaran, ruang dan waktu yang bisa membangkitkan motivasi dan
kemampuan berfikir kritis siswa sehingga kegiatan belajar mengajar akan
lebih efektif dan efesian.
2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul istiqlal
mengidentifikasi ada 8 manfaat media dalam proses belajar dan mengajar
yaitu: 1) Penyampaian materi Pembelajaran dapat diseragamkan, 2) Kegiatan
Belajar mengajar akan lebih menarik, 3) Kegiatan belajar siswa lebih intraktif,
5) Kegiatan belajar akan lebih efektif dan efesiensi waktu, 6) Dapat
meningkatkan kualitas belajar siswa, 7) Kegiatan belajar tidak terikat oleh
waktu dan tempat, 8) Menumbuhkan sikap positif, dan 10) Peran guru dapat
berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain manfaat media pembelajaran, media pembelajaran juga
memiliki beberapa fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Arif dalam
Suhirman, S. (2020) berpendapat bahwa Media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi yaitu: 1) Membantu memudahkan belajar bagi anak dan juga
memudahkan proses pembelajaran bagi guru, 2) Memberikan pengalaman
lebih nyata, 3) Untuk menarik perhatian siswa agar tidak cepan merasa
bosan dalam mengikuti pembelajaran, 4) Semua indera anak dapat diaktifkan
dan 4) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.


Pada penelitian ini peneliti menggunakan Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui kesulitan
membaca permulaan siswa kelas 1 dan memberikan solusi dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 sesuai keteria ketuntasan
minimum (KKM) yang telah ditentukan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas ini peneliti menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dan media pembelajaran yaitu kartu huruf yang diharapkan dapat
menarik minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
kata-kata yang digunakan sebagai bahan membaca permulaan yaitu ejaan
atau yang belum dikuasai oleh siswa didasari pada kesulitan membaca
yang dijumpai pada kegiatan pra tindakan.
B Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu.
Adapun yang menjadi Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

7
kelas 1 semester 1 TA. 2021/2022 sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 10
laki- laki dan 14 perempuan. Dimana nantinya diharapkan kepada siswa
terjadi suatu perubahan yang positif yaitu adanya peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia melalui media
pembelajaran kartu huruf.
C Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.
Dalam penelitian tidndakan kelas ini (PTK) peneliti menggunakan
desain model Siklus Kemmis dan Taggart dimana setiap siklus terdiri
dari empat kegiatan yaitu menyusun rencana, melakukan tindakan,
melaksanakan pengamati, terahir melakukan refleksi (Parjono, 2007: 22).
Tahap-tahap ini dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai masalah
yang dihadapi dianggap telah teratasi. Pada penelitian ini peneliti akan
melakukan dua siklus untuk mendapatkan permasalahan dan solusi dalam
upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas
1 SDN Beneng.

1. Siklus I
Pada siklus I ini peneliti akan melaksanakan tindakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut
a. Perencanaan
Dalam kegiatan ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, kartu huruf, alat evaluasi dan observasi. Dengan
perencanaan sebagai berikut.
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan langkah: 1)
menyusun RPP yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, 2) menentukan waktu dan jadwal yang telah
disesuaikan sekolah, 3) merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sesuai dengan tema, 4) merencanakan pembelajaran dengan
penggunaan media kartu huruf, denganmelibatkan siswa dalam
kelompok melalui permainan kecil, 5) menyusun alat evaluasi
membaca nyaring dan membaca memahami.
2) Merencanakan dan membuat media kartu huruf yang akan
digunakan dalamkegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran pada
siklus I sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusun,
antara lain :
1. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
2. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “
Keluargaku.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

8
4. Memotvasi peserta didik agar lebih bersemngat dengan bersama-sama
menyanyikan lagu “sayang semuanya”.
5. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 – 6 orang
siswa.
6. Guru membagikan gambar keluarga inti, yang akan diperhatikan oleh
masing-masing kelompok.
7. Siswa memperhatikan gambar yang dibagikan oleh guru.
8. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok secara lisan untuk
menyebutkan siapa saja yang ada di dalam gambar yang sudah dibagikan
oleh guru.
9. Guru membacakan teks bacaan dengan nyaring tentang teks bacaan
“Keluarga Udin”
10. Guru meminta siswa berdiskusi bersama kelompok tentang anggota
keluaga di rumah selain yang ada di gambar dan yang ada didalam
keluarga udin.
11. Guru menjelaskan permaian cara permaian kartu huruf dan memberikan
contoh penerapannya.
12. Guru membagikan amplop yang berisi kosa kata tentang anggota keluarga.
13. Di dalam amplop terdiri dari beberpa huruf yang harus di susun oleh
kelompok dan membentuk kosakata tentang anggota keluaga.
14. Kelompok yang tercepat selesai menyusun huruf menjadi sebuah kosakata
akan mendapatkan reword.
c. Observasi
Pelaksanaan observasi ini dilakukan ketika aktivitas belajar mengajar
berlangsung dengan subjek yang diamati. Proses tindakan, pada tahapan ini
peneliti mengamati tahapan- tahapan kegiatan yang dilakukan guru seperti
bagaimana proses pembukaan pembelajaran, pelaksanaan, penggunaan
media kartu huruf, membimbing siswa, evaluasi, sampai menutup
pembelajaran.

d. Refleksi
Pada tahapan ini peneliti menganalisis data yang diperoleh dari observasi
yang dilakukan pada siklus I, hasil yang diperoleh terdapat siswa yang
masih kesulitan dalam membaca permulaan.
Dari hasil analisis data siklus I maka perlu diadakan perbaikan pada tahap
selanjutnya yaitu siklus II. Adapun bentuk perbaikan yang dilakukan pada
siklus II yaitu dalam proses pembelajaran membaca permulaan akan
menggunakan media pembelajaran yaitu dalam bentuk kartu huruf. Kartu
huruf yang akan digunakan dibuat dengan ukuran yang lebih besar agar
pandangan siswa saat membaca dapat lebih jelas, pada kartu huruf untuk
media yang digunakan untuk menjelaskan guru dibuat dengan ukuran 18 x
6 cm dan untuk media huruf kata yang ditempel di papan flanel dengan
ukuran 13 x 6 cm.

9
2. Siklus II
Adapun langkah-langkah pada siklus II disesuaikan dengan kelemahan-
kelemahan yang terdapat pada siklus I, sedangkan kegiatan perbaikan
pemelajaran pada siklus II sama dengan langkah-langkah pada siklus I
hanya pada media yang digunakan pada siklus II lebih pariatif, dengan
menggunakan kartu huruf berwarna.
D Teknik Analisis Data
Menurut Parjono, dkk (2007:53) analisis data pada dasarnya bertujuan
mengolah informasi kuantitatif maupun kualitatif sedemikian rupa sampai
informasi itu lebih bermakna. Analisis data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data
untuk keterampilan membaca dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif
dengan mencari rata-rat
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Diskripsi Hasil Peneslitian Perbaikan Pembelajaran
1. Data Aktivitas Siswa
Penelitian ini dilakukan dengan didampingi guru kelas dengan tujuan agar
tidak siswa tidak memberikan tanggapan yang berbeda. Dalam pelaksanaan
belajar membaca permulaan dengan maemanfaatkan media pembelajaran kartu
huruf pada siklus I ini mendapatkan respon yang positif dari siswa, terlihat
dari terlihat dari antusias dan rasa penasaran siswa untuk mencoba melihat dan
menggunakan kartu huruf yang dibawa oleh guru, perhatian siswa tertuju pada
kartu ketika guru menunjukkannya didepan kelas, dan semua perhatian siswa
berpusat pada kartu saat kartu itu di tunjukkan didepan kelas, namun karena
ukuran kartu yang kecil dan tidak menggunakan variasi warna, siswa yang
duduk di posisi belakang berusaha melihat maju kedepan sehingga
mengganggu perhatian siswa yang lain.
Pada siklus kedua telah menggunakan media pembelajaran kartu huruf yang
sudah di perbaiki dengan ukuran yang lebih besar dan menggunakan variasi
warna mendapat respon yang tinggi dari siswa hal ini dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang aktif dan mengankat jari untuk di suruh membanya
huruf yang ada pada kartu sebelum pelajaran dimulai. Pada kegiatan inti
pembelajaran siswa secara antusias melaksanakan petunjuk dari guru, dan
antusias siswa hingga akhir pembelajaran tetap tinggi dilihat dari banyaknya
siswa yang tunjuk jari saat melakukan tanya jawab pada akhir pembelajaran.
2. Aktivitas Guru.
Hasil observasi terhadap kinerja guru selama kegiatan pembelajaran
pada siklus II memperoleh hasil yang lebih sangat baik. Hal ini ditunjukkan
oleh penguasaan guru mengelola pembelajaran dan menguasai materi. Setiap
aspek yang diteliti memperoleh skor 3 dan 4, sehingga untuk skor rata-rata
diperoleh skor 3,9 atau kriteria baik.

10
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan media
pembelajaran kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dan
setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu (1) tahap perencanaan
tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap
evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian akan dianalisis sesuai dengan rumus
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil analisis yang dilakukan sejak
pra tindakan dan dua siklus yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yang
positif dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa meningkatkan
kemampuan membaca permulaan siswa kelas satu menggunakan kartu
huruf yang dilaksanakan pada siklus I nilai rata- rata kelas mengalami
peningkatan dari 68,33 menjadi 74.37 akan tetapi pada siklus I ini nilai
rata-rata belum sesuai dengan kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu 75.
Maka dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II dimana nilai rata-rata
kelas pada siklus II ini mengalami peningkatan yaitu 80,62.
Dari hasil yang diperoleh pada siklus II ini dapat dikatakan bahwa
kemampuan membaca siswa SDN Beneng sudah mencapai KKM yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 75. Ketuntasan siswa pada setiap tindakan
mengalami peningkatan, pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 67% akan
tetapi ketuntasan ini belum mencapai pada kriteria yang ditetapkan yaitu 80%.
Pada tindakan siklus II ketuntasan siswa yang diperoleh sebesar 87% artinya
bahwa hasil ini sudah mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan
peneliti.
B Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian kemampuan membaca pada siswa SDN
Beneng yang masih rendah dilakukan dengan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan media kartu huruf dengan ejaan yang belum dikuasai
siswa yaitu huruf vokal, konsonan, gabungan konsonan dan huruf diftong
yang dituliskan pada sebuah kartu dengan ukuran 12 x 6 cm dan 13 x 6 cm
pada tulisan tersebut menggunakan fariasi warna dan pemenggalan suku
kata yang dibedakan dengan warna.
Pembelajaran membaca dengan menggunakan media kartu huruf
yang dilaksanakan didasari dari: 1) pembelajaran membaca harus
memperhatikan faktor psikologis yaitu yangdapat membangkitkan dan
minat siswa, 2) Penggunaan kartu huruf dengan fariasi warna didasarkan
pada prinsip- prinsip penggunaan media visual diantaranya prinsip
kesederhanaan, dengan media yang sederhana maka mudah dibuat oleh
guru dan dapat dengan mudah dioperasikan oleh siswa kelas rendah, prinsip
penekanan yaitu dengan menggunakan ukuran yang dapat terlihat jelas,
prinsip warna agar dapat menarik motifasi siswa, dan 4) Penggunaan media
kartu huruf dengan pemenggalan suku kata didasarkan pada metode kupas
rungkai suku kata karena dengan mengambil pemenggalan suku kata dapat
memudahkan siswa untuk membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat.

11
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh
peneliti dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca permulaan dengan
menggunakan media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca
pada siswa kelas 1 di SDN Beneng.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata kelas siswa
mengalami peningkatan dimana nilai pada pra tindakan sebesar 68,33 setelah
dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 74,37 artinya jumlah siswa
yang mencapai KKM bertambah dari 10 siswa menjadi 16 siswa atau tingkat
keberhasilannya mencapai 67% namun secara prosentasi masih kurang karena
kemampuan membaca siswa berhasil jika telah memenuhi 80% siswa yang
memenuhi KKM maka harus dilakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II.
Pada siklus II setelah dilakukan tindakan maka diperoleh hasi nilai rata-
rata kelas siswa sebesar 80,62 artinya terjadi peningkatan jika secara prosentasi
tingkat keberhasilannya yaitu 87% artinya dari 24 siswa, 21 siswa telah
mencapai KKM ini menunjukkan bahwa hasil ini sudah mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan peneliti.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka saran yang
dapat diberikan sebagai berikut.
1. Untuk Guru
a. Penggunaan media pembelajaran kartu huruf harus
menggunakan variasi warna dan ukuran yang sesuai agar dapat
menarik perhatian dan memperjelas pandangan siswa.
b. Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media
kartu huruf hendaknya menggunakan kata yang bervariasi agar
siswa mempunyai kemampuan dalam membaca dengan berbagai
gabungan huruf.
2. Untuk Siswa
a. Melalui pembelajaran membaca dengan media kartu huruf yang
telah dilaksanakan hendaknya siswa lebih meningkatkan lagi
keterampilan membacanya ditahap dan tingkatan selanjutnya
dengan berlatih membaca kalimat dan cerita.
b. Kepada siswa hendaknya lebih rajin membaca agar dapat
meningkatkan keterampilan dan pemahaman dari kalimat yang
dibacanya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 2011).
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesiadi Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.
Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.22 Tahun 2006
tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Depdiknas.
Djauzak Ahmad, dkk. (1996). Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Departemen
Pendidikan Nasional.
Ekayani, P. (2017). Pentingnya penggunaan media pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2(1), 1-11.
https://scholar.google.com/scholar.
Farida Rahim. (2007). Dasar Pengajaran membaca di Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hairudin. dkk. (2007). Pembelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional
Irwandani, I., & Juariyah, S. (2016). Pengembangan media pembelajaran berupa
komik fisika berbantuan sosial media instagram sebagai alternatif
pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 33-42.
https://core.ac.uk/download/pdf/267854613.pdf,

Istiqlal, A. (2018). Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar dan


mengajar mahasiswa di perguruan tinggi. Jurnal Kepemimpinan dan
Pengurusan Sekolah, 3(2), 139-144. http:// ejurnal. stkip- pessel. ac.id /in
dex .php/kp/article/view/264/164.
Karo-Karo, I. R., & Rohani, R. (2018). Manfaat media dalam
pembelajaran. AXIOM: Jurnal Pendidikan Dan Matematika, 7(1).
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/axiom/article/view/1778.
Mahnun, N. (2012). Media pembelajaran (kajian terhadap langkah-langkah
pemilihan media dan implementasinya dalam pembelajaran). An-Nida',
37(1), 27-34.
Sari, K. R., Zulela, M. S., & Boeriswati, E. (2017). Keterampilan Membaca Cepat
Melalui Metode Resitasi. Jurnal Pendidikan Dasar, 8(2), 79-88.
Suhirman, S. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Ekosistem Dengan
Permainan Kartu Bioma Pada Siswa Kelas V SDN Murbaya Tahun
Pelajaran 2019/2020 . JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 4(1).
http://ejournal. Mandalanursa.org/index. php/JISIP/article/view/1045.
Pramesti, Utami Dewi. 2015. “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa
Indonesia Dalam Keterampilan Membaca Melalui Teka-Teki Silang.” Jurnal
Puitika 11 (1): 84.
Prihartanta, W. (2015). Teori-teori motivasi. Jurnal Adabiya, 1(83), 1-14. https://
scholar.google. com/scholar.
Wanda Wibawanto, Desai dan Pemrograman Multi Media Pembelajaran
Intraktif, (Jember: Cerdas Ulat Kreatif, 2017).

Anda mungkin juga menyukai