Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Kronggen pada Mata Pelajaran IPA.

A. Latar Belakang Masalah

Pemahaman siswa terhadap ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan hal yang

sangat penting karena berkenaan dengan segala sesuatu yang ada diri sendiri

dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari setelah proses pembelajaran

dilaksanakan. Namun, pelaksanaan di lapangan siswa belum mampu

mengimplementasikan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh proses

pembelajaran yang kurang menarik dan siswa yang kurang dilibatkan

sehingga siswa tidak berperan aktif mengikuti pembelajaran dan hasil

pembelajaran tidak optimal.

Peran guru yang terlalu mendominasi karena interaksi yang terjadi hanya satu

arah sehingga proses pembelajaran terasa menjenuhkan, tidak menumbuhkan

minat/motivasi belajar siswa dan aktifitas belajar menjadi monoton dan tidak

efektif. Pemilihan metode yang kurang tepat merupakan penyebabnya. Dalam

proses pembelajaran guru sering kali hanya menggunakan metode ceramah

saja. Penggunaan metode ini memiliki kelemahan yaitu materi yang

disampaikan guru menjadi tidak maksimal diserap oleh siswa, dan verbalisme

(kesalahan pemahaman) antar siswa yang sering terjadi. Permasalahan yang

timbul dalam proses pembelajaran yang diakibatkan oleh metode yang tidak

bervariatif dan menarik mendorong perlunya penerapan metode yang baru.

Page 1
Salah satu metode yang dapat diterapkan agar bisa melibatkan siswa untuk

berperan aktif dalam pembelajaran dan bisa menumbuhkan minat/motivasi

siswa adalah metode demonstrasi. Penerapan metode ini diharapkan akan

meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari dan

antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil

pembelajaran menjadi optimal.

B. Identifikasi Masalah

1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran.

3. Interaksi yang terjadi hanya satu arah dalam proses pembelajaran.

4. Siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

5. Dengan menggunakan metode ceramah saja sering mengakibatkan

verbalisme (kesalahan pemahaman) antar siswa.

6. Pembelajaran tidak efektif.

7. Tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan optimal.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi:

penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman pada Mata

Pelajaran IPA, dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas III SD Negeri 3

Kronggen. Adapun materi yang dipilih oleh peneliti adalah pesawat sederhana

pada semester genap. Dalam hal ini peneliti akan melakukan tindakan dalam

Page 2
dua siklus melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

D. Rumusan masalah

1. Bagaimana rencana persiapan pembelajaran IPA kelas V yang

menggunakan metode demonstrasi?

2. Bagaimana proses pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan

metode demonstrasi?

3. Bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran IPA kelas V yang

menggunakan metode demonstrasi?

E. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Meningkatkan hasil pembelajaran secara umum.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui rencana persiapan pembelajaran IPA yang

menggunakan metode demonstrasi

b. Untuk mengetahui proses pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode demonstrasi

c. Untuk mengetahui cara mengevaluasi penbelajaran IPA dengan

menggunakan metode demonstrasi

F. Manfaat penelitian

1. Untuk siswa

Page 3
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah membuat siswa semakin paham

dengan materi yang dipelajari karena mereka tidak hanya mendengarkan

tetapi siswa juga ikut terlibat dan berperan aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak

menjenuhkan dibandingkan dengan hanya mendengarkan informasi dari

guru saja, kelas pun akan lebih hidup karena terajadi interaksi yang multi

arah, metode ini dapat meningkatkan minat/motivasi bagi siswa dan itu

akan meningkatkan aktifitas belajar juga prestasi belajar siswa.

2. Untuk guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah guru dapat mengetahui metode

yang dapat membantu memudahkan guru dalam pembelajaran. Metode

demonstrasi dapat digunakan untuk menjelaskan konsep, fakta dan

generalisasi dengan bantuan alat peraga tertentu. Alat peraga yang

digunakan tidak harus produk hasil manufaktur tetapi material apa saja

yang murah dan sederhana, misalnya penggaris mika, buah jeruk, baterai

untuk demonstrasi listrik, benang dan karton untuk gelombang bunyi, dan

sebagainya. Jadi, metode ini sangat membantu membantu guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran dan mempermudah proses

pembelajaran sehingga aktifitas belajar menjadi efektif dan efisien,

3. Untuk sekolah

Penelitian ini dapat menjadi sebuah referensi bagi pihak sekolah dalam

pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran pada mata pelajaran

IPA kelas V.

Page 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tentang Masalah Yang Diteliti

a. Pengertian Mata Pelajaran IPA

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar

Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia

yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang

terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman

melalui serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Dari pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa IPA (sains) merupakan salah satu kumpulan

ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu

pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun

yang tak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan

perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan.

IPA (sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Pendidikan Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains menekankan pada

pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk

Page 5
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan

untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar (Depdiknas 2004:33).

b. Aktivitas Belajar

Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya “kegiatan

atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-

kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu

aktifitas. Menurut Sardiman A.M. (2003: 22) menyatakan: “Belajar

merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun

teori”. Sedangkan, Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah

“Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,

pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan

sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

2. Tentang Tindakan Yang Dilakukan

Metode Demonstrasi

Metode berasal dari bahasa latin methodos yang berarti jalan yang harus

dilalui. Menurut Nana Sudjana (2002: 260) “Metode adalah cara yang

digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai

Page 6
alat untuk menciptakan proses belajar mengajar”. Kegiatan belajar mengajar

akan lebih meyenangkan apabila guru dapat menggunakan metode yang

menarik dan bervariasi dalam mengajar sehingga dapat menumbuhkan

minat/motivasi belajar siswa. Menurut Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah

(2001 : 82), “Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun

dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain

yang ahli dalam topik bahasan”.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan (bila ada)

C. Kerangka Berpikir

Peneliti belum Hasil pembelajaran


Kondisi menerapkan IPA pesawat
Awal tindakan sederhana masih

Siklus I
Memanfaatkan alat
peraga secara
kelompok besar (8
siswa) dalam
pembelajaran IPA

Siklus II
Memanfaatkan alat
peraga secara
kelompok kecil (4
siswa) dalam
pembelajaran IPA

Page 7
Menerapkan
tindakan yaitu
menggunakan
metode
demonstrasi
dengan
Tindakan memanfaatkan
alat peraga

Diduga melalui penerapan


metode demonstrasi dengan
memanfaatkan alat peraga,
Kondisi hasil pembelajaran IPA
Akhir pesawat sederhana
meningkat

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir

di atas, dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Dengan menggunakan metode demonstrasi dengan memanfaatkan alat peraga

dalam proses pembelajaran IPA, maka kemampuan siswa kelas V SD Negeri 3

Kronggen dalam memahami materi pesawat sederhana dapat ditingkatkan”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Kronggen dengan

jumlah siswa ..... yang terdiri dari ..... siswa perempuan dan ..... siswa laki-

laki.

Page 8
2. Waktu Penelitian

Secara keseluruhan penelitian dilaksanakan selama ..... bulan dari .....

sampai bulan ...... tahun 2020.

No Uraian Kegiatan
1 Menyusun Proposal PTS
2 Menyusun Instrumen
Penelitian
3 Pengumpulan Data dengan
melakukan tindakan:
Siklus I
Siklus II
4 Analisis Data
5 Pembahasan/Diskusi
6 Menyusun Laporan Hasil
Penelitian

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SD Negeri 3 Kronggen Kecamatan Brati

Kabupaten Grobogan. Peneliti mengambil lokasi ini karena peneliti

berdomisili dekat dengan lokasi SD tersebut.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitiantindakan kelas yang

berlangsung selama 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahapan

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dengan langkah sebagai

berikut:

Rencana Tindakan:

Siklus I:

1) Perencanaan Tindakan:

a. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan Metode

Page 9
Demontrasi untuk pembelajaran di dalam kelas.

b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana keaktifan siswa

dikelas ketika metode tersebut diterapkan.

c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam proses

pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan:

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana

pembelajaran yang telah disusun.

3) Pengamatan / Pengumpulan Data:

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4) Refleksi:

Data yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis

dalam tahap ini. Dari hasil observasi guru dapat mengetahui tingkat

keaktifan siswa ketika metode demontrasi diterapkan dalam pembelajaran.

Selain itu dipergunakan juga jurnal yang dibuat pada saat guru selesai

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jurnal berfungsi sebagai acuan guru

untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil analisis data pada tahap ini akan

dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Siklus II:

1) Perencanaan Tindakan:

Pada tahap perencanaan siklus II peneliti melakukan langkah-langkah

seperti pada siklus I, sebagai berikut:

Page 10
a. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan Metode

Demontrasi untuk pembelajaran di dalam kelas.

b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana keaktifan siswa

dikelas ketika metode tersebut diterapkan.

c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam proses

pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan:

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana

pembelajaran yang telah disusun.

3) Pengamatan / Pengumpulan Data:

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Selanjutnya hasil pelaksanaan tindakan dan hasil observasi dibandingkan

dengan hasil pelaksanaan tindakan siklus I, guna mengetahui tingkat

kenaikan atau penurunan hasil pelaksanaan tindakan.

4) Refleksi:

Data yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis

dalam tahap ini. Hasil pelaksanaan tindakan dihubungkan dengan hasil

pelaksanaan tindakan siklus I, tujuan penelitian, rumusan masalah

penelitian, dan teori yang digunakan, apakah terdapat peningkatan prestasi

atau tidak. Sebelum mengambil kesimpulan peneliti mengadakan diskusi

dengan guru untuk mengetahui dengan rinci kelebihan dan kekurangan

pada pelaksanaan tindakan. Selesai menganalisis data hasil pelaksanaan

Page 11
tindakan siklus I dan siklus II, peneliti membuat kesimpulan hasil

penelitian tindakan untuk dilaporkan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data.

a. Teknik non tes.

1) Wawancara.

2) Pengamatan (observasi).

b. Teknis tes.

Unjuk kerja.

2. Alat Pengumpulan Data.

a. Teknik non tes.

1) Lembar/paduan wawancara.

2) Lembar Observasi.

b. Teknik tes

1) Membuat media pembelajaran.

2) Menentukan model pembelajaran.

3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

D. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kritis

dan analisis komparatif. Teknik kritis yang dimaksud dalam penelitian ini

mencakup kegiatan mengungkap kelemahan dan kelemahan masing-masing

siklus. Hasil analisis dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan

untuk tahapan berikutnya.

Page 12
Teknik komparatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memadukan

hasil penelitian siklus pertama dan kedua, siklus kedua. Hasil komparasi

tersebut untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kekurangberhasilan

dalam setiap siklus. Indikator yang belum berhasil / tercapai diperbaiki pada

siklus berikutnya, sehingga kekurangan-kekurangan telah pada siklus

berikutnya.

Page 13
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. M. Anton (2001). Aktifitas Belajar Siswa. (Online) tersedia


http://www.social_sciences.com

Hamalik, Oemar. 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan


CBSA. Bandung: Sinar Baru.

Sardiman, A.M, 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada

Sudjana, Nana. 2002. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar baru Algesindo.

Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan


(GBPP) kelas V Sekolah Dasar.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Strategi Pengembangan Bahan Ajar.


Kemendikinas RI. Jakarta.

Usriyah, Siti. 2014, Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi


Belajar Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Pesantren Tanggung
Kepanjen Kidul Kota Blitar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

Page 14

Anda mungkin juga menyukai