Oleh
Wahyuning Fitriyani
NIM. 837624062
1.Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan di kelas IV SDN 1 Kebaman, proses pembelajaran di
sekolah ini kurang meningkatkan kreatifitas siswa, terutama dalam pembelajaran
matematika sehingga hasil belajar siswa rendah.Untuk Kompetensi Dasar mata
pelajaran matematika tentang Bangun Datar, dari jumlah siswa sebanyak 30 siswa
yang mengikuti ulangan harian sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran
dengan angka KKM 70, hanya 10 siswa yang berhasil mendapatkan nilai di atas
KKM berarti masih banyak siswa yang belum menguasai materi. Hasil yang
diperoleh siswa tersebut tentu masih kurang memuaskan bagi Peneliti
2.Analisis Masalah
Dalam proses pembelajaran di kelas tenaga pendidik hanya menggunakan
metode konvensional secara monoton yaitu metode ceramah sehingga terdapat
beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah :
1.Suasana belajar didominasi oleh guru
2.Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
3.Tidak merangsang perkembangan kreatifitas siswa
4.Kegiatan pembelajaran berjalan satu arah yaitu dari guru ke siswa
5.Kurang lengkapnya media atau alat peraga yang digunakan oleh guru
6.Siswa hanya belajar konsep yang belum tentu diingat terus
KAJIAN PUSTAKA
A.Pembelajaran Matematika di SD
Menurut pandangan (Putra, 2007), belajar adalah proses yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies),
keterampilan (skills), dan sikap (attitudes). Ketiga kemampuan tersebut diperoleh
secara bertahap dan berkelanjutan sejak dari bayi sampai masa tua melalui
rangkaian proses belajar sepanjang hayat baik melalui pendidikan formal,
informal, maupun nonformal.
Hudoyo (1984) mengemukakan bahwa matematika berkenaan
dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungan konsep-konsep yang abstrak..
Menurut Johnson dan Rising (dalam Karso, 1999) matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis. Sedangkan berdasarkan
kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995) matematika merupakan ilmu
tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional
yang digunakan dalam penyelesaian masalah tentang bilangan.
Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran Matematika adalah
suatu pembelajaran dimana dalam prosesnya bukan hanya untuk mengetahui dan
menguasai fakta, konsep serta prinsip Matematika saja namun juga dalam proses
penemuannya. Dalam suatu proses penemuan siswa akan melakukan pengamatan,
yang kemudian akan dijelaskan sehingga menghasilkan kesimpulan. Dengan
begitu peserta didik mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam yang akan
tersimpan dalam memorinya dalam waktu yang lama. Istilah matematika berasal
dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Menurut
Heruman (2008:1) matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki
objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat
sangat kuat dan jelas. Sri Subarinah (2006:1) mengemukakan matematika
merupakan ilmu deduktif,aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbul
yang mempelajari struktur abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya.
Dengan demikian pembelajaran matematika merupakan ilmu untuk mempelajari
konsep - konsep dalam matematika sebagai rangkaian sebab akibat. Suatu konsep
disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya, dan akan menjadi konsep dasar
bagi konsep-konsep selanjutnya.
b.Pembelajran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kelopok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai dengan enam orang dengan struktur
kelompok yang bersifat Heterogen. Pada hakekatnya coopertaif learning sama
dengan kerja kelompok. Oleh karena itu banyak guru yang menyatakan tidak ada
sesuatu yang aneh dalam kooperatif learning karena mereka telah biasa
melakukan pembelajaran kooperatif learning dalam bentuk belajar kelompok,
walaupun tidak semua belajar kelompok disebut dalam kooperatif learning
seperti dijelaskan oleh Abdulhak (2001: 19-20)pemebelajaran kooperatif
dilaksanakan melalui shering proses antara peserta didik sehingga dapat
mewujudkan pemahamana bersama antara peserta didik itu sendiri.
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah ineraksi yang lebih luas,
yaitu inetraksi dan komunikasi anatara guru dengan siswa, siswa dengan siswa
dan siswa dengan guru (multi way traffic communication). Pembelajaran
kooperatif adalah starategi pembelajaran yang melibatkan partisispasi siswa
dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.(Nurhayati,2002 : 25).
Dalam sistem belajar yang kooperatif siwa belajar bekerjasama dengan anggota
lainnya. Dalam model ini sisiwa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka
belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota untuk belajar.Sisawa
dapat belajar dalam kelompok kecildan dapat melalukanya seseorang diri.
Menurut(Dadiany, 2008), Prinsip dasar dalam pembelajaran
Kooperative sebagai berikut :
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan bertanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan menumbuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok Kooperatif.
Dari penjelasan di atas maka dalam proses pembelajaran seorang guru
harus memiliki kemampuan yang kompeten dalam kegiatan pendidikan, guru
harus memahami materi yang akan diajarkan dan harus membuat rencana
pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan sistematis dan berhasil sesuai
dengan tujuan. Guru harus pintar memilih model pembelajaran agar proses
belajar berjalan menyenangkan.
2.Pembelajaran Cooperatif Learning Teknik Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot
Aronson dan teman-teman di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh
Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Nurman, 2009).Strategi ini
diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan
dan diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap.Untuk
mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan atau dibagi secara berkelompok
yang disebut dengan kelompok asal.Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa
yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal dan latar belakang keluarga
yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli setiap
kelompok asal akan bergabung dalam kelompok ahli dan bertanggung jawab
untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan. Kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan memahami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal.
C. Hasil Belajar
Menurut Slameto (1995: 2 ) Belajar ialah suatu proses usaha yang di
lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruha, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melakukan
belajar. Hasil belajar siswa di pengaruhi beberapa faktor. Menurut Slameto
(1995) faktor- faktor tersebut di bedakan menjadi dua macam, antara lain :
1. Faktor interen yaitu faktor yang ada pada diri sendiri.
2. Faktor ekstren yaitu faktor yang ada di luar individu.
Hasil belajar akan lebih nampak pada perubahan individu yang belajar.
Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat
kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan ketrampilan bertambah, serta penguasan
nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. Menurut para ahli psikologi tidak semua
perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Perubahan prilaku karena faktor
kematangan, karena lupa, karena minum-minuman keras bukan termasuk sebagai
hasil belajar, karena bukan perubahan dari hasil pengalaman (berinteraksi dengan
lingkungan ), dan tidak terjadi proses mental emosional dalam beraktivitas.
Perubahan perilaku sebagai hasil di klasifikasikan menjadi tiga domain yaitu
: Kognitif, Afektif, Psikomotorik. Domain psikomotorik
berkaitan dengan perilaku dalam bentuk ketrampilan- ketrampilan motorik
(gerakan pisik ) (Siddiq, et al. 2008 : 1. 5 ).
Berdasarkan uraian di atas maka hasil belajar merupakan perubahan
seseorang yang bersifat positif baik dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang berupa nilai atau angka. Perubahan tingkah laku hasil dari
belajar akan menjadi lebih baik dari keadaan semula. Seorang yang tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak bias menjadi bisa hal tersebutlah yang dinamakan hasil
belajar.
1.Faktor- Faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (1995 ;54 -71) faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar
mengajar adalah sebagai berikut :
a.Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Yang meliputi :
a).Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga.
b).Faktor sekolah, salah satunya adalah metode mengajar. Metode belajar yang
kurang baik menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa kurang baik pula,
untuk itu diperlukan suatu kemampuan guru untuk memilih metode mengajar
yang sesuai.
1.Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul
dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi :
a.Faktor jasmani, seperti kesehatan dan cacat tubuh
b.Faktor psikologi, seperti intelegensi, minat, bakat, kesiapan, kematangan.
c.Faktor kelelahan, seperti kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
D.Materi Matematika
1. Keliling dan Luas Bangun Datar
a.Keliling dan Luas Persegi
Persegi adalah bangun datar segi empat yang keempat sisinya samapanjang
dan keempat sudutnya siku – siku.Persegi termasuk bangun datar teratur karena
memiliki ukuran sisi - sisi yang sama.
a).Keliling persegi.
Perhatikan gambar berikut !
L = sisi x sisi
L=sxs
Contoh :
1. Diketahui panjang sisi sebuah persegi adalah 4cm. Hitunglah luas persegi
tersebut !
Jawab :
S = 4 cm
Luas = s x s
=4x4
= 16 cm
Jadi, luas persegi adalah 16 cm
b.Keliling dan Luas Persegi Panjang.
Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang
sisi yang sejajar dan sama panjang,yaitu sisi panjang dan sisi lebar.
= 2 panjang + 2 Lebar
= 2 x ( panjang + lebar )
Contoh :
3cm
9cm
K=2x(p+l)
= 2 x ( 9 +3 ) = 2 x 12 = 24 cm
Contoh :
9cm
15cm
= 15 x 9
= 135 cm
3.Keliling dan Luas segi tiga.
Segitiga merupakan bangun datar yangmemiliki tiga buah sisi dan 3 buah titik
sudut.
Contoh :
1.Diketahui panjang sisi sgitiga adalah 4 cm, 8 cm, dan 9 cm.Hitunglah Keliling
segitiga tersebut !
Jawab : sisi 1 = 4cm Sisi 2 = 8 cm Sisi 3 = 9cm
Keliling = sisi 1 + sisi 2 + sisi 3
= 4 + 8 +9
= 21 cm
b). Luas Segi Tiga .
Perhatikan gambar berikut !
luas = ½ x a x t
contoh :
1. Diketahui ukuran alas dan tinggi bangun datar segitiga adalah alas 6 cm
dan tinggi 9 cm. hitunglah luas segitiga tersebut !
Jawab : a = 6 cm t = 9 cm
Luas segitiga = ½ x a x t
=½x6x9
= 3 x 9 = 27 cm.
Penelitian ini meggunakan dua siklus. Hal ini direncanakan agar dalam
proses belajar mengajar diharapkan hasil belajar dapat mencapai ketuntasan dan
aktifitas siswa bisa menjadi lebih baik. Siklus pertama dilakukan sebagai acuan
refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua, sedangkan siklus kedua dilakukan
untuk meyakinkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk membuktikan
bahwa pelajaran dapat digunakan dalam indikator yang berbeda dalam materi
yang sama.
Refleksi
Rencana Pendahuluan
Tindakan / awal/rancangan
Observasi
Rafleksi
Rencana yang Siklus I
Tindakan / direvisi
Obsersvasi
Refleksi
Rencana yang
Siklus II
direvisi
Tindakan /
Obesrvasi
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini diantaranya adalah :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang digunakan oleh lembaga dengan menggunakan model
pembelajaran Cooperatif Learning Teknik Jigsaw.
b. Menyiapkan alat peraga.
c. Menyusun alat Evaluasi
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
Rencana Pembelajaran yang telah disusun yaitu melaksanakan
pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Learming Teknik
Jigsaw. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :
a. Guru
Siswa menerima topik-topik kelompok ahli dan membaca materi yang
diberikan untuk memperoleh informasi.
b. Diskusi Kelompok Ahli
Siswa dengan topic yang sama akan bergabung dalam kelompok ahli
dan mendiskusikan materi tersebut.
c. Pelaporan Kelompok
Kelompok ahli tersebut akan kembali pada kelompoknya masing-
masing untuk menjelaskan materi yang dibacanya pada anggota lain.
d. Pengujian
Siswa mengerjakan soal individu mengenai topik tersebut secara
keseluruhan.
dilakukan bimbingan atau arahan pada kelompok-kelompok yang
masih belum mengerti dalam mengerjakan tugasnya
3.Pengamatan
Selama pelaksanaan pembelajaran guru bersama dengan obsever
mengadakan observasi terhadap siswa. Hal yang di observasikan adalah
proses pembelajaran matematika dengan manggunakan model
pembelajaran Coopetarive Learning Teknik Jigsaw yang meliputi
aktivitas siswa sehingga di ketahui kekurangan dan kendala-kendala dari
pelaksanaan tindakan.
3. Refleksi
Refleksi pada siklus II ini menganalisis hasil yang diperoleh siswa
pada tugas dan tes akhir.
B. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasian dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat di temukan
tema dan dapat di rumuskan hipotesis kerjanya. Analisis data merupakan cara
yang paling menentukan untuk menyusun dan mengolah data sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat di pertanggung jawabkan.
Dengan demikian analisis data bermaksud mengorganisasikan dan
mengurutkan data dalam upaya menemukan tema dan hipotensis kerja yang
akhirnya di angkat menjadi teori subtantif ( Sukidin, dan Mundir 2005;58 )
Cara lain untuk menggambarkan data adalah dengan membuat
table, dan diagram atau grafik. Data juga di sajikan dalam bentuk presentase
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan aktifitas
siswa.Hasil analisis tersebut menggambarkan tercapainya hasil belajar siswa
melalui pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperati Learning
Teknik Jigsaw.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Pada dasarnya melaksanakan siklus II tidak berbeda dengan siklus I yakni peneliti
melakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang langkah-
langkah pembelajarannya yang sama.:
a.Hasil Perencanaan
Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal,
peneliti menerapkan model Cooperative Learning Teknik Jigsaw yang dapat
melibatkan antara guru dan siswa dan dapat memotivasi siswa proses kegiatan
pembelajaran. Karena jika hanya menggunakan metode seperti ceramah ataupun
yang lainnya dirasakan kurang tepat jika diterapkan dalam proses pembelajaran
Matematika pada kelas IV.
Didalam siklus I ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu materi
menghitung keliling dan luas bangun datar (1 x 35 menit dengan 1 kali
pertemuan).
b.Hasil Pelaksanaan
Setelah diputuskan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas IV,
tahap pembelajaran sesuai dengan tahapan - tahapan yang ada dalam metode
Jigsaw.Adapun pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 29 April 2019 di kelas IV dengan jumlah 30 siswa.
Hasil yang diperoleh dari siklus II disajikan dalam bentuk tabel pada lampiran
4.3 hasil yang didapatkan sudah baik dan memuaskan yakni 83,33% berada di
atas KKM dan 16,67 % berada dibawah KKM .
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TUNTAS TIDAK TUNTAS
2.Pada proses belajar siswa lebih aktif, dan tanggung jawab.pada Pra siklus yang
digunakan sebagai skor data rata-rata 60,2.siklus I nilai rata-rata kelas
mencapai 68,75 dan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat hingga
mencapai 81,75
2.Pada tahap perbaikan pembelajaran siklus II, siswa yang tuntas belajar
mencapai 90%, dan yang belum tuntas ada 10% dengan nilai rata-rata kelas
81,75 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60
1.Bagi guru hendaknya kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang dipakai
pada proses pembelajaran agar dapat mengaktifkan aktifitas belajar siswa
dikelas.