Anda di halaman 1dari 5

KETELADANAN NABI SULAIMAN AS dan RATU BALQIS

Baitulmakdis adalah tempat suci bagi umat Islam. Bangunan ini merupakan salah satu dari tempat
yang paling suci dalam Islam. Baitulmakdis dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s. Baitulmakdis juga
pernah dijadikan kiblat umat Islam sebelum beralih ke Ka’bah. Adapun firman Allah dalam surat
An-Naml:16-19:

‫ َو ُح ِشَر‬16 ُ ‫ض ُل الْ ُمبِنْي‬ ٍِ


ْ ‫َّاس عُلِّ ْمنَا َمْن ِط َق الطَّرْيِ َواُْوتِْينَا ِم ْن ُك ِّل َش ْيء ا َّن َه َذا هَلَُوا الْ َف‬
ُ ‫ث ُسلَْي َما َن َد ُاو َد َوقَ َال يَاَيُّ َها الن‬ َ ‫َو َو ِر‬
ِ ِ ِ ْ‫لِ ُسلَْي َما َن ُجُن ْو ُدهُ ِم َن اجْلِ ِّن وااْلِ ن‬
‫ت مَنْلَةٌ يَّاَُّي َهاالن َّْم ُل ْاد ُخلُ ْوا‬ْ َ‫اعلَى َواد الن َّْم ِل قَال‬ َ ‫ َحىَّت ا َذا اََت ْو‬17 ‫س َوالطَّرْيِ َف ُه ْم يُ ْو َزعُ ْو َن‬
‫ب اَْو ِز ْعيِن ْ اَ ْن اَ ْش ُكَر‬ ِّ ‫اح ًك ِّام ْن َق ْوهِلَ َاوقَ َال َر‬
ِ ‫ َفتَب َّسم ض‬18 ‫مساكِنَ ُكم الَحَي ِطمنَّ ُكم سلَيما ُن وجُنوده وهم الَي ْشعرو َن‬
َ َ َ ْ ُُ َ ْ ُ َ ُ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ ََ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫حِل‬ ِ ِ
19 َ ‫الصلحنْي‬ َّ ‫ك يِف ْ عبَاد َك‬ َ ‫ضاهُ َواَ ْدخ ْليِن ْ بَرمْح َت‬ َ ‫صا ًا َتْر‬ َ ‫ي َواَ ْن اَ ْع َم َل‬
َّ ‫ت َعلَ َّي َو َعلَى َوال َد‬ َ ‫ك الَّيِت ْ اَْن َع ْم‬
َ َ‫ن ْع َمت‬
Artinya:
16.  dan Sulaiman telah mewarisi Daud[1092], dan Dia berkata: "Hai manusia, Kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini
benar-benar suatu kurnia yang nyata".
17.  dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur
dengan tertib (dalam barisan).
18.  hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari.”
19.  Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia berdoa:
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh
yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-
hamba-Mu yang saleh".

Sejak masih dalam bimbingan ayahandanya, Nabi Sulaiman a.s. sadar bahwa nikmat dari
Allah Swt sangat besar. Ketika Nabi Daud meninggal dunia, hanya Nabi Sulaiman a.s. diantara
putra-putranya yang mewarisi kenabian dan kerajaan ayahnya. Dalam hal ini Nabi Sulaiman tidak
pernah sombong atau takabur, bahkan ia sesekali pernah mengundang pembesar-pembesar dan para
cerdik pandai di kerajaannya. Sebagai sorang Nabi, tidak luput dari ujian. Allah menguji Nabi
Sulaiman dengan berbagai penyakit yang berat. Seperti, jika ia duduk di kursi, tampak seakan-akan
ia seperti jasad yang tidak mempunyai ruh. Penyakit ini disebabkan karena ia terlalu banyak kerja.

Nabi Sulaiman sangat dekat dengan binatang yang disayanginya yaitu burung Hud-hud.
Suatu ketika burunng Hud-hud menghilang, Nabi Sulaimanpun bingung, dan beliau tampak marah.
Beliau juga berniat menghukum burung Hud-hud tersebut dengan mencabut bulunya atau
mengurungnya di dalam sangkar kemudian menyembelihnya. Akan tetapi, jika burung Hud-hud
membawa alasan tepat yang menerangkan uzur kepergiannya, Nabi Sulaiman akan memaafkannya.
Beberapa saat kemudian burung Hud-hud kembali, dan membawa kabar untuk Nabi Sulaiman.
“Aku ingin memberimu sesuatu yang tidak engkau perhatikan...” ujar burungHud-hud kepada Nabi
Sulaiman.
“Apa itu?” Jawab Nabi Sulaiman.
“Aku telah bertemu seorang wanita. Ia mempunyai singasana yang agung yang dihiasi intan
dan permata. Tetapi ia tidak beriman kepada Allah Swt. Ia dan rakyatnyapun menyembah dan
bersujud pada matahari. Mereka telah disesatkan oleh setan” ujar burung Hud-hud.
“Siapa dia gerangan?” tanya nabi Sulaiman dengan penuh ingin tau.
“Dia adalah Ratu Bilqis”.  Ujar burung Hud-hud.
Nabi Sulaimanpun menghela napas, dan memandang burung Hud-hud dengan cukup tegas
seraya berkata “ Aku akan membuktikan apa yang kau ucapkan. Aku akan memberikan keputusan
kepadamu setelah bukti-bukti itu jelas”.
Untuk membuktikan kebenaran burung Hud-hud, Nabi Sulaiman mengirimkan surat kepada
orang yang dimaksud oleh burung Hud-hud, yaitu Ratu Bilqis. Burung Hud-hudlah yang
menyampaikan surat dari Nabi Sulaiman itu dengan terbang ke Negeri Saba, kerajaan Ratu Bilqis.

Setelah Bilqis menerima surat itu, dan membacanya, lalu ia mengumpulkan pemuka-
pemukanya dan panglima-panglima kerajaanya, seraya berkata “ Aku telah menerima sepucuk surat
Sulaiman.” Para pengikutnya, hanya mendengarkannya. Kemudian Ratu Bilqis meneruskan
ucapannya “Ia mengajak aku dan kalian untuk menyembah Tuhan-Nya, Allah Swt. Bagaimana
pendapat kalian?” ujar Ratu Bilqis terhadap pengikutnya.

Para hadirin menjawab, diwakili salah seorang diantara mereka “kita adalah orang-orang
yang mempunyai kekuatan dan jumlanya sangat besar, kita siap berperang. Tapi kami serahkan
semua kepadamu. Kami akan taat kepadamu.”

Ratu Bilqis merasa kaumnya cenderung mengajak untuk berperang. Namun Bilqis adalah
orang yang cerdik, ia memikirkan akibat dari perbuatannya. Ia menjelaskan kepada kepada mereka,
akibatnya jika terjadi perang, terutama bagi mereka yang kalah. “Sebagi gantinya aku akan
memberikan hadiah kepadanya. Jika Sulaiman menerima hadiahku maka Sulaiman tidak jauh beda
dengan Raja-raja lainnya. Tetapi jika ia mengembalikannya maka ia adalah benar-benar seorang
Nabi. Ia mengikuti agamanya...” ujar Ratu Bilqis.

Kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis menghadap Nabi Sulaiman a.s. Alangkah
terkejutnya utusan-utusan itu ketika melihat kerajaan Sulaiman yang megah. Dibandingkan dengan
kerajaan mereka, yang sangat jauh kemegahannya.

Nabi Sulaiman a.s berkata terhadap mereka, “Aku tidak meminta hadiah kepada Ratumu.
Aku menginginkan dia dan kalian untuk menyembah Allah. Pulanglanglah kalian. Katakan kepada
Ratumu, jika ia tidak menerima ajakanku, maka kami akan mengusir kalian dari Kota Saba sebagai
tawanan yang hina dan kami jadikan kalian budak-budak.”

Utusan-utusan itu kembali kepada Ratu Bilqis dan dan menyampaikan apa yang diucapkan
oleh Sulaiman. Ketika Bilqis menyadari dan Sulaiaman memang benar dan untuk melawannya,
sepertinya ia tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya. Ia kemudian berangkat menemui Nabi
Sulaiman a.s., dengan ditemani oleh para pembesar di negerinya.

Nabi Sulaiman a.s. telah mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis. Ia ingin menunjukkan
sesuatu kepada Ratu Bilqis. Sesuatu itu adalah mukjizat yang diberikan Allah kepadanya. Nabi
Sulaiman a.s. bertanya kepada para pengikutnya, “ Siapakah diantara kalian yang sanggup
membawa singgasana Ratu Bilqis kepadaku sebelum ia bersama kaumnya datang kepadaku agar
mereka menjadi orang-orang beriman? Supaya mereka melihat kekuatan Allah yang aku serukan
untuk mereka sembah?”

Para jin terdiam, tiba-tiba ada salah satu jin diantara mereka  (jin ifrit) berkata: “ Aku akan
membawa kepadamu sebelum engkau beranjak dari tempat dudukmu, tempat engkau mengadili dan
memerintah.”

Tidak lama setelah itu, seseorang yang diberi ilmu dari Al-Kitab berkata, “Saya sanggup
memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum engkau berkedip.”
“Berkatalah seseorang yang diberi ilmu dari al-Kitab, “Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak
dihadapannya, ia pun berkata “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur untuk
(kebaikan) diriku sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya
lagi Maha Mulia.” (Q.S. an- Naml: 40).
Nabi sulaiman selalu memerintahkan kepada pengikutnya agar membangun istana yang
akan dibangunkan untuk menyambut Balqis. Nabi Sulaiman a.s. memilih tempat di laut dan
memerintahkan agar dibangun suatu istana di mana sebagian besarnya terdiri dari air laut. Nabi
Sulaiman a.s. memerintahkan agar membuatnya dari tanah-tanah yang tebal dari kaca tebal dan kuat
sehingga seseorang yang berjalan diatasnya akan membayangkan di bawahnya ada ikan-ikan yang
berwarna-warni yang berenang dan melihat rumput-rumput lain yang bergerak.

Beberapa lama kemudian, tibalah Ratu Bilqis di Istana Nabi Sulaiman a.s. kemudian, ia 
(Nabi Sulaiman) berkata saat melihat Bilqis mengamati singgasananya. “Apakah ini
singgasanamu?”
Setelah mengalami kebingungan Bilqis menjawab, “Sepertinya Benar.” Sulaiman berkata,
“Kami telah diberi ilmu sebelumnya dan kami sebagai orang-orang muslim.”

Melalui penyataan itu, Nabi Sulaiman a.s. ingin mengisyaratkan kepada Ratu Bilqis agar ia
membandingkan antara keyakinannya beserta ilmu yang dicapainya dan keyakinannya Nabi
Sulaiman a.s. beserta pengetahuan yang diraihnya.

Penyembahan terhadap matahari dan pencapaian ilmu yang dicapai oleh Bilqis tampat tidak
ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmu Nabi Sulaiman dan keislamannya. Nabi Sulaiman telah
mendahuluinya dalam bidang ilmu karena keislamannya. Oleh karena itu, sangat mudah baginya
untuk mengungguli Ratu Bilqis dalam ilmu-ilmu lain.

Pada saat itulah, Ratu Bilqis mengumumkan keislamannya. Ia mengakui kezaliman dirinya
dan ia menyatakan peyerahan diri kepada Nabi Sulaiman a.s. dan Allah Swt. Tuhan alam semesta.
Kaumnyapun mengikutinya dan mereka memeluk Islam. Ratu Bilqis menyadari bahwa ia
berhadapan dengan penguasa terbesar di bumi dan salah satu Nabi Allah Swt. Yang mulia. Wajah
Nabi Sulaiman a.s. pun tampak dihiasi dengan senyuman. Demikianlah, Nabi Sulaiman a.s.
mewujudkan kejayaanyayang hakiki dan menyebarkan cahaya Islam di muka bumi.

B.       MENELADANI NABI SULAIMAN A.S.


1.        Nabi yang Memiliki Kecerdasan Tinggi
Nabi Sulaiman a.s. adalah nabi yang memiliki kecerdasan tinggi terutama di bidang hukum
dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Nabi Sulaiman a.s. adalah putra mahkota dari Kerajaan
Nabi Daud a.s. sehingga setiap kali Nabi Daud a.s. memutuskan suatu kasus atau sengketa Nabi
Sulaiman selalu diajaknya.
Pernah suatu ketika Nabi Sulaiman a.s. menghadiri sidang peradilan untuk memutuskan
suatu sengketa. Dalam persidangan itu, dua orang datang mengadu untuk meminta Nabi Daud a.s.
mengadili perkara sengketayang mereka hadapi yaitu untuk memutuskan hukum atas kebun
tanaman salah seorang dari dua lelaki yang telah dimasuki oleh kambing-kambing ternaknya di
waktu malam yang mengakibatkan pekarangannya rusak. Padahal di kebun itu ada banyak tanaman
yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa panen. Tetangga yang diadukan itu
mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan hewan ternaknyalah yang merusak binasakan kebun
dan pekarangan kawannya itu.
Dalam perkara sengketa tersebut, Nabi Daud a.s. memutuskan bahwa sebagai ganti rugi
yang diderita oleh pemilik kebun akibat di rusak oleh kambing maka pemilik kambing-kambing itu
harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang
disebabkan okeh kelalaian menjaga binatang ternaknya.
Akan tetapi, Nabi Sulaiman a,s, yang mendengar keputusan itu merasa kurang setuju atas
keputusan itu, lalu ia berkata kepada ayahnya, (Nabi Daud a.s.), “Wahai ayahku, menurut
pertimbanganku keputusan sebaiknya demikian, kepada pemilik pekarangan yang tanamannya telah
dirusak oleh kambing hendaknya diberi hewan ternak oleh pemilik kambing untuk dipelihara.
Adapun hasilnya dimanfaatkan bagi keperluannya, sedangkan pekarangannya yang telah rusak itu
diserahkan kepada tetangga pemilik hewan untuk diperbaiki dan dirawatnya sampai kembali pada
keadaan asalnya. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya sehinga dengan cara
demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada
yang sepatutnya.
Keputusan yang diusulkan oleh Nabi Sulaiman a.s. itu diterima dengan baik oleh kedua
orang yang menggugat dan digugat serta disambut dengan baik oleh orang-orang yang menghadiri
sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Nabi Sulaiman a.s., walupun masih
muda usianya tetapi telah menunjukkan kematangan berpikir dan keberanian melahirkan pendapat
meskipun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Sebagai umat islam, kita harus cerdas dalam menghadapi kehidupan. Orang yang cerdas
biasanya akan sukses dalam kehidupannya. Sebaiknya orang yang bodoh biasanya akan mudah
dipermainkan.

2.        Nabi yang Suka Bekerja Keras


Allah Swt. pernah menguji Nabi Sulaiman a.s. dengan berbagai penyakit berat. Jika ia
duduk di atas kursi, tampak seakan-akan ia sebagai jasad yang tidak mempunyai ruh. Penyakit ini
disebabkan karena ia terlalu banyak bekerja.
Kita sebagai umat Islam harus meneladani Sifat Nabi Sulaiman a.s dengan rajin bekerja.
Dengan rajin bekerja, kita dapat mencukupi kebutuhan kita. Jika kita sudah mampu mencukupi
kebutuhan sendiri maka tidak perlu minta-minta kepada orang lain. Jika perlu, kita hendaknya dapat
memberikan bantuan kepada orang lain.

3.        Nabi yang Memiliki Sifat Rendah Hati


Nabi Sulaiman adalah putra mahkota di kerajaan Nabi Daud a.s. Akan tetapi, beliau tidak
pernah berlaku sombong dan takabur kepada saudaranya.
Sebagai umat islam, kita tidak boleh memiliki sifat sombong . nabi Sulaiman a.s yang
memiliki kelebihan harta dan kekuasaan saja tidak sombong apalagi kita yang hanya sebagai
manusia biasa. Kita tidak boleh sombong terhadap siapa pun entah kepada sesama manusia maupun
terhadap makhluk lainnya.

4.        Nabi yang Memiliki Rasa Kasih Sayang terhadap Sesama


Nabi Sulaiman a.s adalah Nabi yang menyayangi binatang. Beliau memelihara burung Hud-
hud dengan penuh rasa kasih sayang. Beliau juga sayang terhadap semut sehingga ketika musim
kemarau tiba Nabi Sulaiman dan tentaranya hendak keluar istana ketika melihat semut berdoa dan
bersyukur kepada Allah Swt. nabi Sulaiman memerintahkan semut untuk menyelamatkan diri
masuk ke lubang tanah agar tidak diinjak oleh pasukannya. Dalam kisah lain, Nabi Sulaiman a.s.
juga pernah memberikan makanan kepada hewan yang bernama semut.
Kasih sayang tidak hanya terhadap manusia, tetapi juga terhadap makhluk lainnya. Jika kita
memelihara hewan maka kita harus memberi makanan tepat waktu dan tidak menyiksanya.
Demikian pula terhadap tumbuhan, hendaknya kita menyiram dan memupuknya dan tidak
menebang pohon sekehendak kita karena pohon dapat menjaga keseimbangan alam.

5.        Nabi yang Suka Bermusyawarah


Ketika Nabi Sulaiman hendak memindahkan istana Ratu Bilqis ke hadapannya, Nabi
Sulaiman melakukan musyawarahnya dengan bala tentaranya yang terdiri atas semua makhluk.
Hasilnya seseorang yang memiliki ilmu al- Kitab mampu memindahkan istana Ratu Bilqis sebelum
Nabi Sulaiman a.s. berkedip.

Jika kita dihadapkan terhadap suatu permasalahan hendaknya kita selesaikan dengan
musyawarah. Dengan musyawarah, kita dapat menemukan solusi.
MAKALAH AQIDAH AKHLAK
KETELADANAN
NABI SULAIMAN DAN RATU BALQIS

NAMA : HENAREZA MIRFATUS SHOLEHA


KELAS : VII H
NO. ABSEN : 09

MTsN 3 BANYUWANGI
2018

Anda mungkin juga menyukai