Baitulmakdis adalah tempat suci bagi umat Islam. Bangunan ini merupakan salah satu dari tempat
yang paling suci dalam Islam. Baitulmakdis dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s. Baitulmakdis juga
pernah dijadikan kiblat umat Islam sebelum beralih ke Ka’bah. Adapun firman Allah dalam surat
An-Naml:16-19:
Sejak masih dalam bimbingan ayahandanya, Nabi Sulaiman a.s. sadar bahwa nikmat dari
Allah Swt sangat besar. Ketika Nabi Daud meninggal dunia, hanya Nabi Sulaiman a.s. diantara
putra-putranya yang mewarisi kenabian dan kerajaan ayahnya. Dalam hal ini Nabi Sulaiman tidak
pernah sombong atau takabur, bahkan ia sesekali pernah mengundang pembesar-pembesar dan para
cerdik pandai di kerajaannya. Sebagai sorang Nabi, tidak luput dari ujian. Allah menguji Nabi
Sulaiman dengan berbagai penyakit yang berat. Seperti, jika ia duduk di kursi, tampak seakan-akan
ia seperti jasad yang tidak mempunyai ruh. Penyakit ini disebabkan karena ia terlalu banyak kerja.
Nabi Sulaiman sangat dekat dengan binatang yang disayanginya yaitu burung Hud-hud.
Suatu ketika burunng Hud-hud menghilang, Nabi Sulaimanpun bingung, dan beliau tampak marah.
Beliau juga berniat menghukum burung Hud-hud tersebut dengan mencabut bulunya atau
mengurungnya di dalam sangkar kemudian menyembelihnya. Akan tetapi, jika burung Hud-hud
membawa alasan tepat yang menerangkan uzur kepergiannya, Nabi Sulaiman akan memaafkannya.
Beberapa saat kemudian burung Hud-hud kembali, dan membawa kabar untuk Nabi Sulaiman.
“Aku ingin memberimu sesuatu yang tidak engkau perhatikan...” ujar burungHud-hud kepada Nabi
Sulaiman.
“Apa itu?” Jawab Nabi Sulaiman.
“Aku telah bertemu seorang wanita. Ia mempunyai singasana yang agung yang dihiasi intan
dan permata. Tetapi ia tidak beriman kepada Allah Swt. Ia dan rakyatnyapun menyembah dan
bersujud pada matahari. Mereka telah disesatkan oleh setan” ujar burung Hud-hud.
“Siapa dia gerangan?” tanya nabi Sulaiman dengan penuh ingin tau.
“Dia adalah Ratu Bilqis”. Ujar burung Hud-hud.
Nabi Sulaimanpun menghela napas, dan memandang burung Hud-hud dengan cukup tegas
seraya berkata “ Aku akan membuktikan apa yang kau ucapkan. Aku akan memberikan keputusan
kepadamu setelah bukti-bukti itu jelas”.
Untuk membuktikan kebenaran burung Hud-hud, Nabi Sulaiman mengirimkan surat kepada
orang yang dimaksud oleh burung Hud-hud, yaitu Ratu Bilqis. Burung Hud-hudlah yang
menyampaikan surat dari Nabi Sulaiman itu dengan terbang ke Negeri Saba, kerajaan Ratu Bilqis.
Setelah Bilqis menerima surat itu, dan membacanya, lalu ia mengumpulkan pemuka-
pemukanya dan panglima-panglima kerajaanya, seraya berkata “ Aku telah menerima sepucuk surat
Sulaiman.” Para pengikutnya, hanya mendengarkannya. Kemudian Ratu Bilqis meneruskan
ucapannya “Ia mengajak aku dan kalian untuk menyembah Tuhan-Nya, Allah Swt. Bagaimana
pendapat kalian?” ujar Ratu Bilqis terhadap pengikutnya.
Para hadirin menjawab, diwakili salah seorang diantara mereka “kita adalah orang-orang
yang mempunyai kekuatan dan jumlanya sangat besar, kita siap berperang. Tapi kami serahkan
semua kepadamu. Kami akan taat kepadamu.”
Ratu Bilqis merasa kaumnya cenderung mengajak untuk berperang. Namun Bilqis adalah
orang yang cerdik, ia memikirkan akibat dari perbuatannya. Ia menjelaskan kepada kepada mereka,
akibatnya jika terjadi perang, terutama bagi mereka yang kalah. “Sebagi gantinya aku akan
memberikan hadiah kepadanya. Jika Sulaiman menerima hadiahku maka Sulaiman tidak jauh beda
dengan Raja-raja lainnya. Tetapi jika ia mengembalikannya maka ia adalah benar-benar seorang
Nabi. Ia mengikuti agamanya...” ujar Ratu Bilqis.
Kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis menghadap Nabi Sulaiman a.s. Alangkah
terkejutnya utusan-utusan itu ketika melihat kerajaan Sulaiman yang megah. Dibandingkan dengan
kerajaan mereka, yang sangat jauh kemegahannya.
Nabi Sulaiman a.s berkata terhadap mereka, “Aku tidak meminta hadiah kepada Ratumu.
Aku menginginkan dia dan kalian untuk menyembah Allah. Pulanglanglah kalian. Katakan kepada
Ratumu, jika ia tidak menerima ajakanku, maka kami akan mengusir kalian dari Kota Saba sebagai
tawanan yang hina dan kami jadikan kalian budak-budak.”
Utusan-utusan itu kembali kepada Ratu Bilqis dan dan menyampaikan apa yang diucapkan
oleh Sulaiman. Ketika Bilqis menyadari dan Sulaiaman memang benar dan untuk melawannya,
sepertinya ia tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya. Ia kemudian berangkat menemui Nabi
Sulaiman a.s., dengan ditemani oleh para pembesar di negerinya.
Nabi Sulaiman a.s. telah mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis. Ia ingin menunjukkan
sesuatu kepada Ratu Bilqis. Sesuatu itu adalah mukjizat yang diberikan Allah kepadanya. Nabi
Sulaiman a.s. bertanya kepada para pengikutnya, “ Siapakah diantara kalian yang sanggup
membawa singgasana Ratu Bilqis kepadaku sebelum ia bersama kaumnya datang kepadaku agar
mereka menjadi orang-orang beriman? Supaya mereka melihat kekuatan Allah yang aku serukan
untuk mereka sembah?”
Para jin terdiam, tiba-tiba ada salah satu jin diantara mereka (jin ifrit) berkata: “ Aku akan
membawa kepadamu sebelum engkau beranjak dari tempat dudukmu, tempat engkau mengadili dan
memerintah.”
Tidak lama setelah itu, seseorang yang diberi ilmu dari Al-Kitab berkata, “Saya sanggup
memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum engkau berkedip.”
“Berkatalah seseorang yang diberi ilmu dari al-Kitab, “Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak
dihadapannya, ia pun berkata “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku
bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur untuk
(kebaikan) diriku sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya
lagi Maha Mulia.” (Q.S. an- Naml: 40).
Nabi sulaiman selalu memerintahkan kepada pengikutnya agar membangun istana yang
akan dibangunkan untuk menyambut Balqis. Nabi Sulaiman a.s. memilih tempat di laut dan
memerintahkan agar dibangun suatu istana di mana sebagian besarnya terdiri dari air laut. Nabi
Sulaiman a.s. memerintahkan agar membuatnya dari tanah-tanah yang tebal dari kaca tebal dan kuat
sehingga seseorang yang berjalan diatasnya akan membayangkan di bawahnya ada ikan-ikan yang
berwarna-warni yang berenang dan melihat rumput-rumput lain yang bergerak.
Beberapa lama kemudian, tibalah Ratu Bilqis di Istana Nabi Sulaiman a.s. kemudian, ia
(Nabi Sulaiman) berkata saat melihat Bilqis mengamati singgasananya. “Apakah ini
singgasanamu?”
Setelah mengalami kebingungan Bilqis menjawab, “Sepertinya Benar.” Sulaiman berkata,
“Kami telah diberi ilmu sebelumnya dan kami sebagai orang-orang muslim.”
Melalui penyataan itu, Nabi Sulaiman a.s. ingin mengisyaratkan kepada Ratu Bilqis agar ia
membandingkan antara keyakinannya beserta ilmu yang dicapainya dan keyakinannya Nabi
Sulaiman a.s. beserta pengetahuan yang diraihnya.
Penyembahan terhadap matahari dan pencapaian ilmu yang dicapai oleh Bilqis tampat tidak
ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmu Nabi Sulaiman dan keislamannya. Nabi Sulaiman telah
mendahuluinya dalam bidang ilmu karena keislamannya. Oleh karena itu, sangat mudah baginya
untuk mengungguli Ratu Bilqis dalam ilmu-ilmu lain.
Pada saat itulah, Ratu Bilqis mengumumkan keislamannya. Ia mengakui kezaliman dirinya
dan ia menyatakan peyerahan diri kepada Nabi Sulaiman a.s. dan Allah Swt. Tuhan alam semesta.
Kaumnyapun mengikutinya dan mereka memeluk Islam. Ratu Bilqis menyadari bahwa ia
berhadapan dengan penguasa terbesar di bumi dan salah satu Nabi Allah Swt. Yang mulia. Wajah
Nabi Sulaiman a.s. pun tampak dihiasi dengan senyuman. Demikianlah, Nabi Sulaiman a.s.
mewujudkan kejayaanyayang hakiki dan menyebarkan cahaya Islam di muka bumi.
Jika kita dihadapkan terhadap suatu permasalahan hendaknya kita selesaikan dengan
musyawarah. Dengan musyawarah, kita dapat menemukan solusi.
MAKALAH AQIDAH AKHLAK
KETELADANAN
NABI SULAIMAN DAN RATU BALQIS
MTsN 3 BANYUWANGI
2018