Anda di halaman 1dari 4

Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan raja yang saleh. Allah memberi mukjizat kepadanya
sehingga dapat memahani bahasa binatang dan menundukkan bangsa jin. Beliau sangat berwibawa
dan ditakuti semua anak buahnya.

Suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia,
binatang, dan para jin. Mereka semua berkumpul memenuhi undangan sang Raja di balairung.
Semua jenis binatang, besar dan kecil datang menghadiri pertemuan itu. Setelah semua diperiksa,
maka Nabi Sulaiman mengetahui bahwa burung Hud-hud ternyata tidak hadir.

Sebenarnya burung hud-hud ini adalah mata-mata pasukan Nabi Sulaiman, yang bertugas mencari
informasi sebanyak-banyaknya tentang apa saja yang patut diketahui oleh Nabi Sulaiman. Melihat
keterlambatan burung hud-hud ini, Nabi Sulaiman terlihat agak jengkel sambil bertanya,"Di
manakah burung Hud-hud, mengapa belum kelihatan. Padahal tugasnya sangat penting, yakni
mencari sumber mata air baru." Melihat hal ini, semua pasukan yang hadir tidak berani menjawab.

Manakala Raja Sulaiman berhenti bicara, tiba-tiba burung Hud-hud datang. Tampaknya ia habis
terbang jauh dan dengan kecepatan tinggi, hingga ia tersengal-sengal.

"Wahai Hud-hud, tidakkah kau sadari kesalahanmu. Apakah kau tidak tahu kalau sekarang aku
mengadakan pertemuan? Tapi kau datang terlambat!"

"Ampun baginda raja. Sesungguhnya aku baru saja mengadakan perjalanan jauh sampai ke suatu
negeri yang engkau tidak pernah mengetahuinya. Negeri ini bernama kerajaan Saba'. Kerajaan ini
diperintah oleh seorang wanita. Keadaan negeri ini sangat makmur. Namun sayang, mereka
menyembah matahari," kata burung hud-hud menceritakan pengalamannya.

Tetapi Raja Sulaiman tidak serta merta mempercayai kabar tersebut. Untuk membuktikan
kebenaran dari ucapan burung hud-hud, Nabi Sulaiman menuliskankan surat, dan meminta burung
hud-hud untuk mengirimkannya kepada sang ratu penguasa negeri Saba yang bernama Balqis.
Karena untuk bisa sampai ke negeri Saba. burung hud-hud harus menerjang hembusan angin yang
sangat kencang, maka burung hud-hud meminta kepada Raja Sulaiman untuk membungkus surat
itu dalam sampul emas yang tahan terhadap angin. Dan akhirnya terbanglah burung hud-hud
menuju negeri Saba.

Tibalah burung hud-hud di negeri Saba. Sesampainya di sana, diam-diam burung hud-hud
menjatuhkan surat itu tepat mengenai kepala sang ratu hingga membuatnya terbangun. Ia
membuka sampul surat itu dan membacanya.

"Surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya surat berbunyi,'Dengan Nama Allah, Maha Pemurah
dan Maha Penyayang.' Bahwa janganlah kamu sekalian sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS An-Naml: 30-31).

Selanjutnya sang Raja menambahkan untuk mengajak ratu Balqis untuk masuk Islam dan
menghentikan cara ibadah menyembah matahari. Setelah membaca surat itu, Ratu Balqis
mengadakan pertemuan dengan para menterinya, untuk membicarakan bagaimana menghadapi
sikap raja lain yang berani mencegah kerajaan Saba' menyembah matahari. Semua itu diperhatikan
oleh burung hud-hud tanpa tertinggal sedikitpun, dan ia jadikan sebagai bahan laporan untuk Raja
Sulaiman.

Kembalilah burung hud-hud ke Sulaiman. Melihat burung hud-hud kelelahan akibat terbang dalam
jarak jauh, Nabi Sulaiman pun menjulurkan tangannya sehingga burung hud-hud bisa hinggap di
tangan Nabi Sulaiman. Beliau kemudian berkata,"Hai hud-hud, sampaikanlah laporanmu
kepadaku!"

Kemudian burung hud-hud menceritakan semuanya dari mulai sang ratu membuka surat hingga
mengumpulkan semua menterinya untuk membicarakan langkah apa yang akan diambil
sehubungan surat Nabi Sulaiman tersebut. Sang ratu meminta saran yang terbaik dari para
menterinya. Rupanya sang ratu merasa khawatir, bila Sulaiman beserta bala tentaranya akan
menyerang negeri Saba. Untuk itu, Ratu Balqis berkeinginan untuk mengirimkan seorang utusan
kepada Nabi Sulaiman sambil membawa hadiah-hadiah yang menarik. Mendengar cerita hud-hud,
Nabi Sulaiman pun tersenyum
Utusan dari negeri Saba pun pergi ke kerajaan Sulaiman. Utusan itu disambut dengan ramah tamah
oleh Nabi Sulaiman. Setelah mendengar uraian utusan itu, maka Raja Sulaiman pun
berkata,"Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya
bahwa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengaruniaiku
nikmat yang tidak diberikan kepada makhluk-Nya yang lain. Selain itu aku telah diutus sebagai
nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas serta kekuasaanku meliputi jin dan
binatang-binatang."

Utusan Ratu Balqis segera kembali ke negerinya dan langsung menemui ratunya. Sementara sang
Ratu terperanjat mendengarkan cerita tentang kerajaan Sulaiman dan utusannya. Diam-diam Ratu
Balqis sangat ingin melihat dari dekat bagaimana kerajaan Sulaiman.Dalam hatinya ingin
menaklukkan dan menguasai kerajaan itu.

Pada saat yang ditentukan, Ratu Balqis membawa laskarnya yang terpilih. Mereka berangkat
menuju kerajaan Sulaiman. Sementara itu mata-mata kerajaan Sulaiman yang terdiri dari para jin
memberitahukan kepada sang raja bahwa tak lama lagi Ratu Balqis akan datang bersama laskar
pilihannya. Maka Raja Sulaiman mengumpul para jin dengan maksud memberi tugas penting.

"Siapa yang bisa memindahkan singgsana Ratu Balqis?" tanya Nabi Sulaiman. "Saya sanggup
memindahkannya, sebelum Tuan berdiri dari tempat duduk,"jawab jin Ifrit. "Kalau saya sanggup
memindahkannya sebelum mata Tuan berkedip," kata orang saleh dari kaum Nabi Sulaiman. Pada
saat itu juga singgasana Ratu Balqis sudah berada di depan Nabi Sulaiman. Melihat hal itu, Nabi
Sulaiman langsung bersungkur sujud dan bersyukur kepada Allah atas kekuasaan Allah yang telah
diperlihatkan kepadanya.

Beliau pun memerintahkan bangsa jin untuk membangun sebuah istanaa yang sangat indah.
Lantainya terbuat dari kristal bening. Dindingnya dari kayu cendana yang harum. Atapnya terbuat
dari kaca sehingga cahaya matahari dapat dibiaskan menjadi tujuh warna. Beliau memerintahkan
agar pembangunan istana itu diselesaikan sesegera mungkin sebelum Ratu Balqis datang.

Tak lama kemudian, tibalah Ratu Balqis di kerajaan Sulaiman. Ia menyarankan agar para laskar
yang mengawalnya cukup berhenti di luar kota untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Ratu
Balqis hanya dikawal beberapa orang pembesar memasuki istana Raja Sulaiman. Ia benar-benar
takjub dengan kemegahan dan kemewahan kerajaan tersebut. Berkali-kali mulutnya berdecak
kagum dan kepala bergeleng-geleng. Ratu Balqis dipersilahkan duduk di singgasana yang telah
dipersiapkan.

"Wah, rasanya seperti singgasana di kerajaanku?" gumam Balqis terkagum-kagum. "Benarkah?",


tanya Raja Sulaiman. "Ya, ini benar-benar persis seperti singgasanaku."

"Ketahuilah bahwa singgasana ini memang benar-benar milikmu. Singgasana ini kupindahkan ke
mari sebelum engkau datang," Nabi Sulaiman menjelaskan. Ratu Balqis semakin heran dengan
kemukjizatan Sulaiman. Akhirnya di saat itulah dia menyatakan beriman kepada Allah dan
meninggalkan cara lama, yakni kebiasaan menyembah matahari.

Mendengar pernyataan ini, Raja Sulaiman senag hatinya. Ia lalu mengajak Ratu Balqis berkeliling-
keliling istana. Lagi-lagi ratu dibuat takjub ketika memasuki lantai kaca yang dikiranya air,
sehingga ia buru-buru mengangkat gamis (baju panjangnya).

"Tak usah mengangkat gamismu, ini bukan air, tetapi hanya lantai kaca" kata Sulaiman sambil
tersenyum. Semenjak itulah antara kerajaan Saba dan kerajaan Sulaiman bekerja sama dengan
baik, karena seiman/seagama. Ratu Balqis mengharuskan rakyatnya memeluk agama nabi
Sulaiman Alaihis Salam (Islam). Akhirnya Ratu Balqis yang cantik itu pun diperistri oleh Nabi
Sulaiman, dan kerajaan dijadikan satu yang memeluk agama islam.

Anda mungkin juga menyukai