Anda di halaman 1dari 4

I.

IDENTITAS Menurut Marco Polo, Malik Al-Saleh

adalah seorang raja yang kuat dan kaya. Ia merupakan Samudera sultan Pasai. pertama Awalnya, sang Kerajaan Sultan

bernama Merah Silu. Setelah masuk Islam, ia diberi sebuah nama yang biasa digunakan Dinasti Ayyubiyah di Mesir. Malik ul Salih (Malik Al Saleh, Malik al Salih or Malik ul Saleh) established the first Muslim state of Samudera Pasai in the year 1267. His original name was Mara Silu, Merah Silu, Muerah Silu and Malikulsaleh, it was said he saw an ant as big as a cat, he caught it and ate it. He named the place Samudera, meaning ocean in Sanskrit (samudra). King Mara Silu later converted to Islam, given an Ayyubid name of Malik Al-Salih. He married neighbour Perlak (Peureulak) Kingdom's daughter and had two sons. According to Hikayat Raja-raja Pasai, he met Muhammad in dream thus accepts conversion of Islam. Another source claimed a prince Malik from Aceh sailed across the sea to Beruas (Gangga Negara) and established a sultanate there. Konon, dia diangkat menjadi sultan di Kerajaan Samudera Pasai oleh seorang Laksamana Laut dari Mesir bernama, Nazimuddin Al-Kamil. Malik AlSaleh menikah dengan puteri raja Perlak. Hikayat Raja-raja Pasai

menceritakan bagaima Merah Silu memutuskan untuk memeluk agama Islam. Menurut legenda masyarakat itu, suatu hari Malik Al-Saleh bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Setelah itulah, ia lalu memutuskan untuk masuk Islam. Ketika berkuasa, Malik Al-Saleh menerima kunjungan Marco Polo. Menurut Marco Polo, Malik Al-Saleh menghormati Kubalai Khan penguasa Mongol di Cina. Konon, seorang putera Malik Al-Saleh ada yang memutuskan untuk hijrah menyeberangi lautan menuju Beruas (Gangga Negara). Di wilayah itu, sang pangeran mendirikan kesultanan. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan makam Malik Al-Saleh berada di desa Beuringin, Kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah Timur Lhokseumawe. II. Keunggulan Belia Sebagai Raja Pertama di kerajaan Samudra Pasai, Selama Kepemimpinannya Masyarakatnya Makmur, Selama Kepemimpinannya Dia sudah menyusun strategi-strategi pemerintahan, Selama kepemimpinannya Keislaman semakin berkembang di Nusantara, Selama Kepemimpinannya Banyak Negara-Negara Lain yang belajar Agama Islam di Kerajaannya. Selama Kepemimpinannya Pemerintahannya atau kerajaannya banyak tercatat di buku sejarah Tua, khususnya di Buku Catatan Negara China. Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Sebelum menjadi raja beliau bergelar Merah Sile atau Merah Selu. Beliau adalah putera Merah Gajah. Diceritakan Merah Selu mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya, beliau berhasil diangkat menjadi raja di suatu daerah, yaitu Samudra Pasai.

Merah Selu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang Syarif Mekah. Setelah masuk Islam, Merah Selu diberi gelar Sultan Malik Al-Saleh atau Sultan Malikus Saleh. Sultan Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297 M. Meurah Silu bergelar Sultan Malik-al Saleh (1285-1297). Meurah Silu adalah keturunan Raja Perlak (sekarang Malaysia) yang mendirikan dinasti kedua kerajaan Samudra Pasai. Pada masa pemerintahannya, system pemerintahan kerajaan dan angkatan perang laut dan darat sudah terstruktur rapi. Kerajaan mengalami kemakmuran, terutama setelah Pelabuhan Pasai dibuka. Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dan Perlak berjalan harmonis. Meurah Silu memperkokoh hubungan ini dengan menikahi putri Ganggang Sari, anak Raja Perlak. Meurah Silu berhasil memperkuat pengaruh Kerajaan Samudra Pasai di pantai timur Aceh dan berkembang menjadi kerajaan perdagangan yang kuat di Selat Malaka. Raja-raja Samudra Pasai selanjutnya adalah Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326), Sultan Mahmud Malik Zahir (1326-1345), Sultan Manshur Malik Zahir (1345-1346), dan Sultan Ahmad Malik Zahir (1346-1383). Raja selanjutnya adalah Sultan kekuasaan Zainal Abidin (1383-1405). daerah Pada masa di pemerintahannya, kerajaan meliputi Kedah

Semenanjung Malaya. Sultan Zainal Abidin sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam kepulau Jawa dan Sulawesi dengan mengirimkan ahli-ahli dakwah, seperti Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak. Catatan tertua tentang kerajaan wilayah ini berasal dari Cina. Yakni tentang kedatangan utusan dari negeri Lan Wo Li (Lamuri) dan Samutala (Samudera) Nama kedua utusan itu bercirikan muslim. Lamuri kini berlokasi di Aceh Besar, sedangkan Samudera berada di kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Pada 1345, Ibnu Batuthah dari Maroko singgah di Samudera Pasai dalam perjalanan dari Delhi-India ke Cina. Ia menggambarkan jumlah

penduduk kota sekitar 20 ribu jiwa. Di sana terdapat istana yang ramai dengan ratusan ilmuwan dan ulama. Pada masa itu, sultan adalah Ahmad Malik Ad-Dhahir (1326-1371). Ia mewarisi kekuasaan di sana dari Sultan Muhammad Malik ad-Dhahir (1297-1326). Yang dianggap sebagai pembangun Dinasti Kerajaan Samudera Pasai adalah Merah Silu (1275-1297). Semula, ia adalah penyembah berhala. Kemudian Merah Silu masuk Islam dan menggunakan nama Malik Saleh. Beberapa nama sultan sempat tercatat. Antara lain Zainal Abidin Malik (13711405), lalu Sultan Hidayah Malik, juga Nahrisyah.

Anda mungkin juga menyukai