Anda di halaman 1dari 7

PERMAINAN RAKYAT “BARAPAN KEBO”

Indonesia memang memiliki budaya yang sangat banyak dan beragam. Dengan
ratusan suku bangsa yang ada, keragaman budaya menjadi salah satu kekayaan
intelektual bangsa yang patut disyukuri, dibanggakan, dan dilestarikan. Budaya
inilah salah satu wujud dari karya-karya kreatif bangsa. Salah satu contoh budaya
Karapan Sapi yang ada di Madura, sebuah budaya pertandingan balapan sapi,
maka di Pulau Sumbawa, khususnya di Kabupaten Sumbawa, terdapat budaya
balapan hewan yang mirip dengan Karapan Sapi, yaitu Barapan Kebo, yang artinya
Balapan Kerbau. Ya, jika yang diadu di Pulau Madura adalah Sapi, di Pulau
Sumbawa yang diadu adalah kerbau.

FILOSOFI

 Suka cita akan kesuburan dan kelestarian alam sekitar

 Menjaga kelestarian alam sebagai wujud ke tundukan kepada sang pencipta

DEFINISI

Barapan kebo merupakan tradisi masyarakat Sumbawa termasuk Sumbawa Barat


yang hingga kini masih hidup di "Tana Samawa" (nama lain Kabupaten Sumbawa
dan Sumbawa Barat). Tekhnik barapan kebo sendiri adalah terdiri dari dua kerbau
karapan dan di pasangi “Noga” atau sebatang kayu yang di pasangkan di kedua
leher kerbau karapan tersebut dan di tengahnya ada sebatang kayu memanjang
kebelakang badan kerbau dan diujung kayu tersebut dipasang “kareng” sebagai
tempat joki berpijak, dan dengan “mangkar” (cambuk) sang joki menggiring kerbau
dari garis start kearah “sakak” karena untuk memenangkan pertandingan pasangan
kerbau tersebut harus menabrak “sakak” (batang kayu yang ditancapak di garis
finis). Batas arena lomba juga ditandai kayu disebut pancang. Di dekat sakak berdiri
wasit, yang memberi komando dengan peluit saat permainan dimulai. Jadi ini
sebenarnya bukan balapan antar kerbau, tapi peserta dilepas satu persatu dan
yang tercepat waktunya adalah pemenang.
SEJARAH

Sejarah barapan kebo dimulai ketika masyarakat kabupaten Sumbawa yang pada waktu itu
bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, mengenal pengolahan lahan pertanian
(sawah) secara teknis. Pengolahan lahan pertanian (sawah) secara teknis maksudnya adalah
bahwa waktu itu, masyarakat Sumbawa yang memiliki sawah berhektar-hektar dan ternak
beratus-ratus ekor, berusaha menemukan cara/sistem teknologi pengolahan sawah yang baik.
Dengan potensi ternak yang mereka punyai, khusunya ternak kerbau; masyarakat mencoba
memanfaatkan ternak kerbau ini untuk dijadikan alat dalam mengolah sawah-sawah itu.
Maka kemudian muncullah suatu sistem pengolahan sawah dengan memanfaatkan ternak
kerbau, yang disebut Maruma

Maruma adalah memasukkan kerbau beberapa ekor ke dalam sawah, kemudian kerbau-
kerbau tersebut digiring, dikejar dan agar tidak keluar dari sawah dengan tujuan agar tanah
menjadi hancur. Setelah padi mulai tumbuh, ternyata ditemukan banyak sekali rumput atau
gulma pengganggu di dalam sawah. Maka kemudian masyarakat pada waktu itu, mulai
mengembangkan sistem maruma dengan membuat dan
menambahkan Karengserta Noga pada kerbaunya. Kareng serta Noga pada kerbaunya.
Kareng adalah alat pembersih rumput yang terbuat dari kayu. Noga adalah kayu penyatu
untuk menyatukan dua ekor kerbau (agar berpasangan). dimana di tengahnya diikatkan
kareng yang nanti akan ditarik oleh kerbau tersebut. Untuk mengendalikan jalan kerbau, si
pemlik pun menggunakan mangkar untuk memecut kerbau. Mangkar adalah yang terbuat
dari ranting kayu sepanjang 1-1,5 meter. Karena sawah yang begitu luas,
kegiatan maruma pun dilaksanakan secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa
pasang kerbau. selama maruma, para penunggang kareng pun menemukan keasyikan
tersendiri dengan kecepatan lari kerbau dan melihat air yang keluar dari ujung belakang
kareng; yang seperti ekor angsa. Maka mulai waktu itu Maruma sebagai ajang berkerja
sambil bermain para pemilik sawah dan kerbau. Ini awal lahirnya permainan Barapan Kebo

FUNGSI SOSIAL
 Barapan kebo sebagai permainan sekaligus ajang silaturahim sesama
masyarakat tana samawa maupun suku-suku lain yang ada di tana samawa.

FUNGSI HIBURAN

 Dengan adanya Barapan Kebo ini masyarakat Sumbawa bisa terhibur

FUNGSI WISATA

 Wujud kebudayaan Barapan Kebo ini merupakan sebuah kebudayaan yang


dilaksanakan oleh masyarakat Sumbawa sekali setahun. Sehingga Tauris
manca Negara ikut serta menonton acara ini. Dengan adanya kedatangan
tauris ini dapat mengahsilkan devisa daerah.

PERLENGKAPAN BARAPAN KERBAU


Beberapa peralatan dan perlengkapan yang di pergunakan dalam permainan barapan kebo
yaitu:
1.Areal sawah
Merupakan arena barapan kebo. Arena tersebut harus becek dan berair. Biasanya arena
barapan menggunakan dua petak

2.Sepasang kerbau
Dalam permaenan barapan kebo,tiap peserta adalah kebo jantan berpasangan.psangan
tersebut akan lebih baik jika besar dan kekuatan larinya sama. Antara kerbau satu dan
pasangannya di hubungkan dengan noga.umumnya kerbau barapan di hiasi hiasan di
kepalanya.

3.Noga.
Terbuat dari kayu yang masing-masing di iket di atas leher kerbau
Fungsi noga adalah:
- Agar pasangan kerbau satu sama lain tidak dapat terpisah
- Tempat terikatnya kareng

4.Kareng
Terbuat dari kayu atau bambu yang salah satu ujungnya tergantung atau terikat pada noga
Fungsi kareng adalah: -tempat berdirinya Joki atau pengendara

5.Mangkar
Adalah tongkat yang terbuat dari kayu dan dihiasi dengan jumbai-jumbai atau benang
warna-warni
Fungsi Mangkar
- Dipergunakan oleh joki atau pengendara untuk memukul punggung kerbau agar pasangan
kerbau dapat berlari bagncang-kencangnya
- Sebagai alat atau perlengkapan dalam ngumang
- Untuk mengarahkan kerbau agar menuju ke tiang saka.

6.Saka atau tiang saka


Umumnya terbuat dari kayu yang ditancapkanke dalam lumpur sehingga dapat berdiri tegak
setinggi lebih kurang satu meter. Di beberapa desa biasanya ujung tiangsaka dibaluti dengan
kain atau daun-daunan, dan ada pula yang dibiarkan polos tanpa ada balutan.
Fungsi Saka:
-sebagai sasaran yang menjadi tujuan dalam barapan kebo, sehingga pasangan kerbau yang
tidak dapat melanggar saka dinyatakan kalah.

7.Tiang pancang
Biasnya terbuat dari kayu atau bamboo yang berjumlah dua buah ditancapkan sebelum saka
dan berdiri tegak setinggi kurang lebih satu meter Tiap pasangan kerbau yang akan menuju
ke tiang saka terlebih dahulu harus melalui celah antara kedua tiang pancang. Pasangan
kerbau yang tidak berhasil melalui celah tersebut meskipun mampu melangar tiang saka
tetap akan dianggap kalah
Fungsi tiang pancang:
- Sebagai pintu gerbang atau jalan masuknya pasangan kerbau parapansebelum menuju
saka.
Pasangan kerbau yang dapat melanggar saka, tetapi masuknya tidak melalui tiang pancang,
maka dianggap tidak sah.

8.bendera
Bendera yang digunakan dalam permainan ini sebanyak dua buah, yaitu satu buah dipakai
oleh juri di garis star(palepas) dan satu buah lagi dipakai oleh juri di dekat saka(garis finish)
Fungsi bendera:
- untuk memberi tanda bahwa pasangan kerbau mulai berlari.
- untuk member tanda bahwa kerbau telah melanggar saka atau tidak melanggar saka.

9. Sandro saka
Adalah seoarang laki-laki yang dianggap sebagai orang pintar atau orang berilmu dan
dituakan di tengah-tengah masyarakat. Fungsi sandro saka adalah: -mengurus saka atau
tiang saka , baik menancapkan saka atau mencabut saka. -menjaga saka agar jangan
sampai dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan ilmu jahat yang dapat mencelakakan peserta
barapan kebo’

10. Pengukur waktu


Yang biasa digunakan adalah stop watch atau arlojiYaitu untuk mengukur waktu
yangdigunakan oleh pasangan kerbau sejak tanda pada bendera starsampai tanda pada
bendera di dekat saka. Fungsi pengukur: -untuk mengetahui beberapa waktu yang
dihabiskan oleh sepasang kerbau sejak dilepas hingga mencapai saka. -untuk mengetahui
apakah pasangan kerbau melanggng berhasil melanggar saka tetapi larinya lamban maka
pasangan kerbau itu tidak berhak mengikuti tahap berikutnya.

ATURAN BARAPAN KEBO'


Pasangan kerbau (kebo’) yang telah di daftarkan oleh pemiliknya untuk menjadi peserta
barapan di kelompokan sesuai dengan umurnya. Ada beberapa kelas pengelompokan dalam
barapan kebo’ yaitu;
1. Kelas TK cilik (umurnya < 1thn)
2. Kelas TK A (umurnya 1thn)
3. Kelas TK B (umurnya 2 thn)
4. Kelas O (umurnya 3 thn)
5. Kelas harapan (umurnya 4thn)
6. Kelas tunas ( umurnya 5 thn)
7. Kelas dewasa (umurnya 6thn)
Tiap pasang kerbau di beri nama, agar mudah di bedakan antara pasangan satu dengan
pasangan lainnya.

Berikut ini beberapa aturan dalam permainan barapan kebo’ sebagai berikut:
1. Aturan di garis star (palepas)
a. Pasangan kerbau yang telah terdaftar sebagai peserta barapan akan di lepas di palepas
sesuai dengan gilranya
b. Pada tahap pertama akan di lepas kerbau kerbau daari kelas tekecil yaitu TK cilik,
kemudian TK A, TK B, O, Harapan, Tunas, dan kelas Dewasa.
c. Panitia akan memanggil nama pasangan kerbau yang mendapat giliran untuk di lepas.
d. Pasangan kerbau yang telah bersiap siap di palepas, baru dapat berlari jika tanda lepas
telah di berikan oleh pemegang bendera star.
e. Kerbau yang berlari sebelum tanda di berikan, harus kembali lagi ke palepas.
f. Kecepatan kerbau berlari mulai di hitung pada saat tanda lepas di berikan.

2. Aturan selama berlari sampai mencapai saka


a. Pasangan kerbau yang telah di lepas dapat berlari sekencang kencangnya menuju ke tiang
saka.
b. Kerbau pada saat berlari dapat mempergunakan seluruh arena barapan, asalkan tidak
melewati bagian belakang daerah tiang saka.
c. Selama kerabau berlari, pengendara tidak boleh terjatuh sehingga pada saat mencapai
saka pasangan kerbau dalam kedaan lengkap.
d. Untuk mencapai saka, pasangan kerbau yang berlari harus melalui celah tiang pancang,
jika tidak maka meskipun kerbau dapat menabrak tiang saka tetap di anggap tidak sah’
e. Bila dalam permainan tidak di sediakan tiang pancang, maka berlaku ketentuan khusus
yang telah di sepakati bersama para panitia dan pemilik kerbau beserta barapan.
f. Perhitungan waktu/kecepatan kerbau berakhir pada saat ada tanda bendera dari petugas
pemegang bendera di sekitar tiang saka.
g. Pasangan keerbau yang tidak melangar saka, tidak perlu di hitung waktunya.
h. Pasangan kerbau yang dinyatakan menang adalah pasangan yang dapat melangar tiang
saka serta larinya paling cepat.

Foto-foto

Nama : Amir Mahmud

Sekolah : SMKN 3 Sumbawa

Anda mungkin juga menyukai