Anda di halaman 1dari 3

Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pulau Sulawesi merupakan satu dari lima pulau besar di Indonesia. Bentuknya yang
menyerupai huruf K ini dibagi lagi ke dalam beberapa wilayah. Salah satunya adalah Provinsi
Sulawesi Utara dengan ibukota Manado.

1. Bahasa Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara yang dihuni beberapa suku bangsa memiliki sejumlah bahasa
daerah yang berbeda. Bahasa daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
 Bahasa Tolaki meliputi dialek Mekongga, Wawonii, Kulisusu, Konawe, Mororene,
dan Kabaena.
 Bahasa Muna (Wuna) meliputi dialek Mawasangka, Tiworo, Siompu, Kotabengke,
dan Kadatua, dan Gu.
 Bahasa Pancana meliputi dialek Kamaru, Lasalimu, Kapontori, dan Kaisabu.
 Bahasa Wolio (Buton) meliputi dialek Pesisir, Keraton, Tolandona, Bungi, dan
Talaga.
 Bahasa Cia-Cia meliputi dialek Batauga, Wabula, Sampolawa, Takimpo, Kondawa,
Laporo, Halimambo, Wali dan Batu Atas.
 Bahasa Suai meliputi dialek Kaledupa, Tomia, Wanci dan Binongko.

2. Rumah Adat Sulawesi Utara

Nama lain dari Walewangko adalah Rumah Pewaris. Rumah adat yang satu ini memiliki
tampilan fisik yang apik. Ia secara umum digolongkan sebagai rumah panggung. Tiang
penopangnya dibuat dari kayu yang kokoh. Dua di antara tiang penyanggah rumah ini, konon
kabarnya, tak boleh disambung dengan apapun. Bagian kolong rumah pewaris ini lazim
dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau godong.

3. Pakaian Adat
a. Pakaian Adat Muna
Suku Muna mendiami kabupaten Muna. Kaum Pria di suku Muna biasanya
mengenakan baju (bhadu), sarung (bheta), celana (sala), dan kopiah (songko) atau ikat
kepala (kampurui) untuk pakaian sehari-hari. Baju berlengan pendek dan berwarna
putih. Ikat kepala berupa kain bercorak batik, serta ikat pinggang terbuat dari logam
berwarna kuning yang selain berfungsi sebagai ikat pinggang juga untuk menyelipkan
senjata tajam. Sarung yang dipakai berwarna merah dan bercorak geometris.
b. Pakaian Adat Buton
Pada umumnya orang Buton mengenakan pakaian biru-biru yang terdiri atas sarung
dan ikat kepala tanpa baju. Pakaian sehari-hari kaum wanita disebut kombowa.
Pakaian ini terdiri atas unsur baju dan kain sarung bermotif kotak-kotak kecil yang
disebut bia-bia itanu. Masyarakat Buton memiliki pakaian adat yang digunakan pada
upacara adat yang disebut posuo. Pada saat upacara posuo memingit gadis, gadis
Buton harus mengenakan busana kolambe, dan pada saat upacara sunatan, anak laki-
laki Buton mengenakan busana yang dinamakan ajo tandaki.
c. Pakaian Adat Tolaki
Pakaian adat yang digunakan untuk kaum laki-laki Tolaki terdiri atas babu
ngginasamani (baju berhias sulaman), saluaro mendoa (celana), sul epe (ikat pinggang
dari logam), dan pabele (daster). Pakaian perempuan Tolaki disebut babu
ngginasamani (baju), sawu (sarung), sulepe, dilengkapi dengan aksesories (tusuk
konde, hiasan sanggul, andi-andi (anting-anting), eno-eno (kalung leher), bolosu
(gelang tangan), dan alas kaki solop (selop)).

4. Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara


a. Keris Pusaka Emas Aru Palaka

Keris pusaka emas aru palaka senjata pusaka dari raja - raja di kerajaan Buton.

b. Keris & Tombak Meantu'u Tiworo Liya


Senjata tradisional ini dipergunakan oleh prajurit maupun rakyat kerajaan guna
mempertahankan keutuhan kerajaan.
c. Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara - Parang Taawu

Senjata tradisional seperti parang adalah sebuah alat yang secara umum fungsinya
digunakan oleh suku-suku di Indonesia pada masa lalu sebagai senjata untuk berburu
maupun sebagai alat membela diri apabila terjadi perang.

5. Tarian Daerah Sulawesi Tenggara

 Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalam menyambut tamu agung. Tari
rakyat ini berasal dari Buton.
 Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotongroyongan dalam kerja bersama sewaktu
menumbuk padi. Sentuhan alu pada lumbung merupakan irama tersendiri yang
menyentuh hati.
 Tari Molulo, adalah tarian yang indah danriang dari pergaulan muda mudi Sulawesi
Tenggara.
 Tari Motasu (berladang), Tari Motasu diangkat dari tradisi masyarakat Tolaki di
Kabupaten Kolaka dan Kendari. Keseluruhannya menggambarkan ungkapan
permohonan kepada tuhan agar dalam berladang dapat perlindungan dan kelak
dikaruniai hasil yang melimpah.

Anda mungkin juga menyukai