GEOGRAFI
Tentang
Disusun Oleh :
Nama : Nisa Wardah
Kelas : XI IPS-3
“Maluku”
Semboyan : Siwa Lima ( Saling Memiliki)
Ibu kota : Ambon
Area :
- Total luas : 705.645 km2
- Luas daratan : 47.350,42 km2
- Luas perairan : 658.294,69 km2
Populasi : 1.715.548 Jiwa (2016)
Agama
Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam yang dianut 50,61 % penduduk
Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang dianut 48,4 %
penduduk Maluku.
Pada tahun 1999 ketika tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal antara
basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai
Tragedi Ambon melanda Maluku.
Mereka masih percaya akan adanya roh roh yang harus dihormati dan diberi makan,
minum dan tempat tinggal agar mereka tidak mengganggu bagi orang yang masih
hidup di dunia.
Orang Ambon mengenal upacara cuci negeri yang pada umumnya sama dengan
upacara bersih desa yang dilakukan orang di pulau Jawa. Bangunan bangunan yang
harus dibersihkan adalah Baileu, rumah rumah warga dan pekarangan, bila tidak
dilakukan dengan benar maka akan ada sangsinya yaitu mereka akan jatuh sakit atau
panennya gagal.
Sistem kepercayaan penduduk maluku Sebelum masuknya agama Islam dan Kristen
dimaluku, penduduk asli di maluku telah memiliki satu kepercayaan asli. Sistem
kepercayaan ini terdiri dari kepercayaan animisme dan dinaminsme. Sistem
kepercayaan asli ini sampai sekarang masih ditemukan di berbagai pelosok kepulauan
Maluku.
Di maluku utara misalnya, penyembahan terhadap roh nenek moyang di ternate
disebut “omangga”. Peraturan-peraturan dari nenek moyang sampai sekarang masih
dipegang dan takut dilanggar karena dapat mendatangkan malapetaka. Di tidore roh
tertinggi disebut Jou Wange yang menurunkan kekuatanya kepada seorang yang
disebut Momale, yaitu orang menjalankan upacara-upacara adat.
Menurut letak astronomis, maka wilayah Provinsi Maluku terletak antara:
2030' - 90 LS 124 0 - 1360 BT
Batas Wilayah Provinsi Maluku
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Laut Seram
2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafuru
3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Pulau Irian
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Pulau Sulawesi
Keadaan curah hujan di Maluku dapat dibagi 4 katagori :
Curah Hujan di Maluku 1.000 mm/thn. Terjadi di pulau Wetar.
Curah hujan antara 1.000 - 2.000 mm / thn, terjadi di pulau babar, Tanibar, Aru
dan sebagian pulau Buru, kepulauan Sula, Bacan dan sekitar Tobelo.
Curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm / thn. Terjadi di pulau Seram, Gorom,
Obi, Morotai dan Kei Kecil.
Curah hujan lebih dari 3.000 mm / thn terdapat dipulau Lease, pulau Kei kecil,
P.Ambon dan Kao.
- Curah hujan tertinggi terdapat di gunung Darlisa (di pulau Seram bagian
barat ) sebesar 3.384 mm / tahun.
- Curah hujan terendah terdapat di Tiwakr (pulau Wetar) sebesar 991 mm /
tahun.
SISTEM HUKUM
Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut keberagaman pandangan dan
pemahaman di bidang hukum. Indonesia mengakui keberadaan hukum internasional,
hukum berbasis agama (hukum agama) dan hukum berbasis adat (hukum adat). Dalam
prakteknya hukum agama diadopsi sebagai hukum positif, seperti dalam penentuan
hukum waris, pernikahan, dan hukum lainnya. Demikian pula hukum adat, sebagian
masyarakat masih menggunakan hukum adat sebagai norma hukum dalam mengelola
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya serta pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan. Hubungan timbal-balik semakin diperkokoh dengan pentingnya
memelihara alam untuk sebesar-besarnya kebaikan manusia. Pemanfaatan yang
sembarangan hanya akan membuat kesengsaraan.
BAHASA
Maluku memiliki banyak sekali pulau, disini juga terdapat berbagai macam bahasa.
Tapi biasanya di pakai di Maluku adalah jenis bahasa melayu Ambon, yang masih
satu dialek bahasa melayu. Berikut nama-nama bahasa yang berasal dari Maluku:
Bahasa seti, Bahasa Alun, Bahasa Nuaulu, Bahasa Wamale Bahasa Koa.
Bahasa yang digunakan di pulau Seram, pulau ibu dari semua suku-suku di Provinsi
Maluku dan Maluku Utara adalah sebagai berikut: Bahasa Wamale dipakai penduduk
Negeri Piru,Seruawan,Kamarian dan Rumberu,bahasa Alune di Kabupaten Seram
Bagian Barat,bahasa Nuaulu dipergunakan oleh suku Nuaulu di Seram selatan , bahasa
Koa di pegunungan manusela kabauhari, bahasa Seti di pergunakan oleh suku Seti, di
Seram Utara dan Telutih Timur,bahasa Gorom (bangsa yang turun dari Seti dan
dipakai oleh penduduk Gorom yang berdiam di kabupaten Seram Bagian Timur).
Secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132 bahasa di kepulauan Maluku, yakni:
Dua bahasa yang telah punah adalah Palamata dan Moksela.
Kesenian
Tarian :
1) Tari Bambu Gila
Atraksi Bambu Gila, sebuah permainan rakyat yang berasal dari Maluku.
Sebuah kekayaan budaya yang di miliki indonesia. Tarian ini begitu banyak
dicari wisatawan yang mengunjungi Maluku, begitu menariknya karena Tarian
Bambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural.
2) Tari Cakalele
Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30
laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan
parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu
tangan).
3) Salawaku-Tameng.
Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya.
Pakaian berwarna merah pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa
heroisme terhadap bumi Maluku, serta keberanian dan patriotisme orang
Maluku ketika menghadapi perang.
Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang
harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan.
Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian
menyimbolkan gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang
dianggap tidak memihak kepada masyarakat.
4) Tari Saureka
Delapan orang penari mementaskan tarian Saureka-reka di Ambon, Maluku.
Tari Saureka-reka adalah tarian tradisional dari Maluku yang
mempertunjukkan kelincahan kaki menginjak bagian tengah dari empat bilah
“gaba-gaba” (pelepah pohon Sagu) yang dipukul sebagai alunan musik dalam
tari ini, mulai dari tempo lambat hingga cepat
5) Tari katreji
Tarian katreji merupakan percampuran budaya Portugis dan Belanda dengan
budaya Maluku, karena menggunakan bahasa Portugis dan Belanda pada saat
penarinya memberikan aba-aba pada setiap gerak yang dilakukan.
6) Tarian polonaise adalah tarian lambat berasal dari Polandia.
Polonaise merupakan kata dalam bahasa Perancis yang berarti “Orang
Polandia”. Tari polonaise kemungkinan dibawa ke Maluku oleh para pedagang
Eropa. Para penarinya saling berpasangan sambil membentuk formasi
lingkaran dan biasanya ditampilkan pada saat pesta pernikahan.