SMPN 1 TRENGGALEK
{1}
SUKU KAJANG
BALUKUMBA, SULAWESI SELATAN
{2}
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat
serta karunia nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Suku Kajang ”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari mata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam memberikan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Alloh selalu meridhoi segala usaha kita. Amin.
Ananda Azkiya N. H
{3}
Daftar isi
BAB I
1 1 Latar belakang
Semakin bertambahnya tahun, semakin bertambah pula tingkat globalisasi
dunia, semakin modern pula suatu bangsa, biasanya hal ini menyebabkan
habisnya budaya-budaya suatu bangsa. Indonesia pada dasar merupakan
negara multikuktur yang memiliki beranekaragam suku dan budaya, namun
pada kenyataanya keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia masih tetap
terjaga dan dilestarikan.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski dikemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh budaya yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini jelas menunjukkan pentingnya
budaya suatu bangsa dalam suatu daerah/wilayah. Kebudayaan pada masa
sekarang ini, sebagian masih tetap terpelihara namun sebagian lagi sudah tidak
diperhatikan karena kurang kesadaran individu atau suatu kelompok terhadap
budaya yang untuk selain kebudayaan, keanekaragaman suku bangsa
khususnya di negara kita ini sangat terjaga, baik itu suku pedalaman maupun
suku yang sudah tidak kental dengan tradisional dan primitif lagi. Namun pada
suku pedalaman masih sangat memegang teguh budaya mereka. Terdapat
beragam suku seperti suku batak, suku orang Bugis, Suku Kajang yang
lokasinya di Balukumba, Sulawesi Selatan. Dengan banyak suku bangsa di
Indonesia ini, masih ada orang orang yang belum mengenal secara mendalam
dan secara total terhadap budaya suku tersebut bahkan terhadap keberadaan
suku tersebut. Salah satu diantara banyak suku bangsa di Indonesia adalah
suku Kajang yang lokasinya di Balukumba, Sulawesi Selatan. Pada makalah ini,
kami membahas dan mengulas secara mendalam mengenai suku Kajang dari
semua aspek yang ada seperti sistem kekerabatan, sistem pemerintahan,
budaya dan kesenianya.
{5}
1 2 Rumusan masalah
1 3 Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kehidupan di Suku Kajang
Suku Kajang terletak di desa Tana Toa kabupaten Balukumba Provinsi
Sulawesi Selatan, tepatnya sekitar 200 Km arah timur Makassar. Suku ini
mendiami sebuah kecamatan Balukumba (Balukumba merupakan daerah yang
terkenal dengan pembuat perahu pinisi dengan pelaut-pelaut ulung)
masyarakat Kajang dalam (tau kajang) dan masyarakat Kajang luar (tau
lembang). Masyarakat Kajang dalam lebih memegang teguh budaya dan tradisi
tradisi yang berlaku di lingkungan. Sedangkan, masyarakat Kajang luar ini
sudah merupakan masyarakat Kajang yang tinggal di luar perkampungan,
masyarakat Kajang luar ini bersifat modern dan dapat menerima hal baru dari
luar, tidak semua aturan-aturan masyarakat Kajang yang mereka ikuti
dibanding masyarakat Kajang dalam yang seperti masih sangat tradisional.
A. 1 Pakaian Adat Suku Kajang
BAB III
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
Berdasarkan ulasan mengenai kebudayaan masyarakat suku Kajang, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Masyarakat suku kajang merupakan masyarakat yang penuh dengan
kesederhanaan, mereka memegang teguh adat istiadat serta budaya-budaya
mereka. Masyarakat kajang secara geografis terdiri dari dua yaitu: Masyarakat
Kajang dalam ( tau kajang ) dan masyarakat kajang luar (tau lembang ).
Masyarakat kajang dalam lebih memegang teguh budaya dan tradisi-tradisi
yang berlaku di lingkungannya. Sedangkan masyarakat Kajang luar merupakan
masyarakat kajang yang tinggal di luar perkampungan, masyarakat kajang luar
ini sudah bersifat modern dan dapat menerima hal baru dari luar. Bagi
masyarakat Kajang warna hitam merupakan kesakralan, selain itu warna hitam
dianggap sebagai lambang kesederhanaan, persamaan derajat setiap orang
dihadapan Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu, masyarakat kajang
menggunakan pakaian berwarna hitam, baik itu pakaian sehari hari mereka
maupun pakaian adatnya Masyarakat Tana Toa atau suku Kajang memiliki
sistem pemerintahan adatnya sendiri. Yang bisa menjadi Ammatoa hanyalah
orang orang yang naturungi pammase atau orang yang mendapat rahmat dari
yang kuasa. Ammatoa dipilih secara tradisional dan memerintah tidak pula
dalam batas waktu tertentu.
{18}
4.4 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan
Saran kepada para pembaca agar sebaiknya mengetahui dan memahami
secara mendalam mengenai kebudayaan suku kajang dan kepada masyarakat,
kajang agar tetap mempertahankan adat istiadat dan budaya di suku Kajang.
{19}
DAFTAR PUSTAKA
http://bugiesmakassar.blogspot.com/2012/11/ciri-khas-bulukumba-visite-
ammatoa-suku.html
http://rahmanthevolves.wordpress.com/2012/04/15/mengenal-budaya-
unik-suku-kajang/
http://hanageoedu.blogspot.com/2011/12/suku-kajang.html